Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“Penyakit Atau Cedera Akibat Kecelakaan Kerja Pada Perawat”

Disusun Oleh :

Kelompok 3

SYAHDILA WIDYA MARDANI 191012114201026

MELSY NUR SAVITRI 191012114201017

MAYSA OPI RAHAYU 191012114201016

M. IQBAL ALQI 191012114201015

ZULHAMA EKA PUTRA 191012114201028

MUTIARA RAHMAH 191012114201020

DOSEN PENGAMPU:

Ns. Siti Mutia Kosassy, M.Kep

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

INSTITUT KESEHATAN PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Penyakit Atau Cedera Akibat Kecelakaan Kerja Pada Perawat”. Penulisan
makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah
Keselamatan Pasien dan K3 Dalam Keperawatan di Institut Kesehatan Prima
Nusantara Bukittinggi. Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang saya miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat
kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih


yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada Dosen kami Ibu Ns. Siti Mutia Kosassy, M.Kep
yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini.

Bukittinggi, 24 November 2020

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang...........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1

1.3 Tujuan........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

2.1 Defenisi Kecelakaan Kerja........................................................................3

2.2 Jenis Cedera Akibat Kecelakaan Kerja.....................................................3

2.3 Faktor Penyebab Terjadinya Kecelakaan Kerja........................................4

2.4 Teori Penyebab Kecelakaan Kerja............................................................6

Contoh Kasus Nyata Kecelakaan Kerja Pada Perawat.........................................7

2.5 Upaya Menghindarkan Kecelakaan Kerja.................................................9

BAB III PENUTUP................................................................................................10

3.1 KESIMPILAN.........................................................................................10

3.2 SARAN....................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era globalisasi sekarang ini pemerintah telah menyediakan


berbagai macam fasilitas pelayanan kesehatan untuk dapat meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat dan memenuhi kebutuhan masyarakat akan
pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang sering dimanfaatkan yaitu
rumah sakit. Rumah sakit merupakan tempat kerja yang memiliki risiko tinggi
terhadap keselamatan dan kesehatan sumber daya manusia rumah sakit,
pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan rumah sakit.
Dalam rangka pengelolaan dan pengendalian risiko yang berkaitan dengan
keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit perlu diselenggarakan
keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit agar terciptanya kondisi
rumah sakit yang sehat, aman, selamat, dan nyaman (Permenkes, 2016).
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit yang disingkat K3RS
merupakan segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan
kesehatan bagi sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien,
pengunjung, maupun lingkungan rumah sakit melalui upaya pencegahan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (Permenkes, 2016). Dalam
melaksanakan K3RS, pimpinan tertinggi rumah sakit harus berkomitmen
untuk merencanakan, melaksanakan, meninjau dan meningkatkan pelaksanaan
K3RS secara tersistem dari waktu ke waktu dalam setiap aktifitasnya dengan 3
melaksanakan manajemen K3RS yang baik. Komitmen rumah sakit dalam
melaksanakan K3RS diwujudkan dalam bentuk penetapan kebijakan dan
tujuan dari program K3RS secara tertulis, penetapan organisasi K3RS,
dukungan pendanaan, sarana dan prasarana (Permenkes, 2016).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa devenisi kecelakaan kerja ?
2. Apa jenis cedera akibat kecelakaan kerja?

1
3. Apa faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja ?
4. Apa teori penyebab kecelakaan kerja?
5. Bagaimana upaya menghindarkan kecelakaan kerja?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui devenisi kecelakaan kerja
2. Mengetahui jenis cedera akibat kecelakaan kerja
3. Mengetahui faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja
4. Mengetahui faktor penyebab kecelakaan kerja
5. Mengetahui upaya menghindarkan kecelakaan kerja

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Defenisi Kecelakaan Kerja


Menurut AS/NZS 4801: 2001, kecelakaan adalah semua kejadian yang
tidak direncanakan yang menyebabkan atau berpotensial menyebabkan cidera,
kesakitan, kerusakan atau kerugian lainnya.

Kejadian yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan atau yang


berpontensi menyebabkan merusak lingkungan. Selain itu, kecelakaan kerja
atau kecelakaan akibat kerja adalah suatu kejadian yang tidak terencana dan
tidak terkendali akibat dari suatu tindakan atau reaksi suatu objek, bahan,
orang, atau radiasi yang mengakibatkan cidera atau kemungkinan akibat
lainnya (Heinrich et al., 1980).

2.2 Jenis Cedera Akibat Kecelakaan Kerja


Jenis cidera akibat kecelakaan kerja dan tingkat keparahan yang
ditimbulkan membuat perusahaan melakukan pengklasifikasian jenis cidera
akibat kecelakaan. Tujuan pengklasifikasian ini adalah untuk pencatatan dan
pelaporan statistik kecelakaan kerja. Banyak standar referensi penerapan yang
digunakan berbagai oleh perusahaan, salah satunya adalah standar Australia
AS 1885-1 (1990)

Berikut adalah pengelompokan jenis cidera dan keparahannya:

1. Cidera fatal (fatality) Adalah kematian yang disebabkan oleh cidera


atau penyakit akibat kerja
2. Cidera yang menyebabkan hilang waktu kerja (Loss Time Injury)
Adalah suatu kejadian yang menyebabkan kematian, cacat permanen,
atau kehilangan hari kerja selama satu hari kerja atau lebih. Hari pada
saat kecelakaan kerja tersebut terjadi tidak dihitung sebagai kehilangan
hari kerja.

3
3. Cidera yang menyebabkan kehilangan hari kerja (Loss Time Day)
Adalah semua jadwal masuk kerja yang mana karyawan tidak bisa
masuk kerja karena cidera, tetapi tidak termasuk hari saat terjadi
kecelakaan. Juga termasuk hilang hari kerja karena cidera yang
kambuh dari periode sebelumnya. Kehilangan hari kerja juga termasuk
hari pada saat kerja alternatif setelah kembali ke tempat kerja. Cidera
fatal dihitung sebagai 220 kehilangan hari kerja dimulai dengan hari
kerja pada saat kejadian tersebut terjadi.
4. Tidak mampu bekerja atau cidera dengan kerja terbatas (Restricted
duty) Adalah jumlah hari kerja karyawan yang tidak mampu untuk
mengerjakan pekerjaan rutinnya dan ditempatkan pada pekerjaan lain
sementara atau yang sudah di modifikasi. Pekerjaan alternatif termasuk
perubahan lingungan kerja pola atau jadwal kerja.
5. Cidera dirawat di rumah sakit (Medical Treatment Injury) Kecelakaan
kerja ini tidak termasuk cidera hilang waktu kerja, tetapi kecelakaan
kerja yang ditangani oleh dokter, perawat, atau orang yang memiliki
kualifikasi untuk memberikan pertolongan pada kecelakaan.
6. Cidera ringan (first aid injury) Adalah cidera ringan akibat kecelakaan
kerja yang ditangani menggunakan alat pertolongan pertama pada
kecelakaan setempat, contoh luka lecet, mata kemasukan debu, dan
lain-lain.
7. Kecelakaan yang tidak menimbulkan cidera (Non Injury Incident)
Adalah suatu kejadian yang potensial, yang dapat menyebabkan
kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja kecuali kebakaran,
peledakan dan bahaya pembuangan limbah.

2.3 Faktor Penyebab Terjadinya Kecelakaan Kerja


Menurut Djati (2002), terdapat beberapa penyebab kecelakaan akibat
kerja, antara lain :

1. Kondisi tidak aman (unsafe condition)


Kondisi tidak aman dapat dijelaskan bahwa dalam
pelaksanaan kegiatan pekerja di lingkungan kerja seharusnya

4
mematuhi aturan dari Industri Hygiene, yang mengatur agar
kondisi tempat kerja aman dan sehat. Apabila tempat kerja tidak
mengikuti aturan kesehatan dan keselamatan kerja yang telah
ditentukan maka terjadilah kondisi yang tidak aman.
2. Tindakan tidak aman (unsafe action)
Menurut penelitian hampir 80 % kecelakaan terjadi
disebabkan factor manusia yang melakukan tindakan tidak aman.
Tindakan tidak aman ini dapat disebabkan oleh :
 Karena tidak tahu: Yang bersangkutan tidak mengetahui
bagaiamana melakukan pekerjaan dengan aman dan
tidak tahu bahya-bahaya yang ada.
 Karena tidak mampu atau tidak bisa: Yang
bersangkutan telah mengetahui cara kerja yang aman,
bahaya¬bahaya yang ada tetapi karena belum mampu,
kurang trampil dia melakukan kesalahan.
 Karena tidak mau: Walaupun telah mengetahui dengan
jelas cara kerja dan peraturan¬peraturannya serta yang
bersangkutan dapat melaksanakannya, tetapi karena
tidak mau melaksanakan melaksanakan maka terjadi
kecelakaan, misalnya tidak mau memakai alat
keselamatan atau melepas alat pengaman.

Beberapa contoh tindakan yang tidak aman, antara lain meliputi :

1. Menjalankan sesuatu tanpa wewenang pekerja


2. Menjalankan sesuatu alat kerja dengan kecepatan tinggi
3. Membuat alat pengaman diri tidak berfungsi
4. Mempergunakan peralatan yang kurang baik
5. Pemuatan, penempatan, pencampuran secara berbahaya
6. Mengambil kedudukan atau sikap yang salah
7. Mengancam, menggoda, sembrono, membuat terkejut
8. Tidak menggunakan alat pelindung diri

5
2.4 Teori Penyebab Kecelakaan Kerja

1. Teori domino

Teori ini diperkenalkan oleh H.W. Heinrich pada tahun


1931. Menurut Heinrich, 88% kecelakaan disebabkan oleh
perbuatan/tindakan tidak aman dari manusia (unsafe act), sedangkan
sisanya disebabkan oleh hal-hal yang tidak berkaitan dengan
kesalahan manusia, yaitu 10 % disebabkan kondisi yang tidak aman
(unsafe condition) dan 2% disebabkan takdir Tuhan. Heinrich
menekankan bahwa kecelakaan lebihbanyak disebabkan oleh
kekeliruan ataukesalahan yang dilakukan oleh manusia. Menurutnya,
tindakan dan kondisi yang tidak aman akan terjadi bila manusia
berbuat suatu kekeliruan. Hal ini lebih jauh disebabkan karena faktor
karakteristik manusia itu sendiri yang dipengaruhi oleh keturunan
(ancestry) dan lingkungannya (environment). Apabila terdapat suatu
kesalahan manusia, maka akan tercipta tindakan dan kondisi tidak
aman sertakecelakaan serta kerugian akan timbul. Heinrich
menyatakan bahwa rantai batu tersebut diputus pada batu ketiga
sehingga kecelakaan dapat dihindari. Konsep dasar pada model ini
adalah:

 Kecelakaan adalah sebagai suatu hasil dari serangkaian


kejadian yang berurutan. Kecelakaan tidak terjadi dengan
sendirinya.
 Penyebabnya adalah faktor manusia dan faktor fisik.
 Kecelakaan tergantung kepada lingkungan fisik dan sosial
kerja.
 Kecelakaan terjadi karena kesalahan manusia.
2. Teori Bird & Loftus

6
Kunci kejadian masih tetap sama seperti yang dikatakan
oleh Heinrich, yaitu adanya tindakan dan kondisi tidak aman. Bird dan
Loftus tidak lagi melihat kesalahan terjadi pada manusia/pekerja
semata, melainkan lebih menyoroti pada bagaimana manajemen lebih
mengambil peran dalam melakukan pengendalian agar tidak terjadi
kecelakaan.
3. Teori Swiss Cheese
Kecelakaan terjadi ketika terjadi kegagalan interaksi pada
setiap komponen yang terlibat dalam suatu sistem produksi.
Kegagalan suatu proses dapat dilukiskan sebagai “lubang” dalam
setiap lapisan sistem yang berbeda. Dengan demikian menjelaskan apa
dari tahapan suatu proses produksi tersebut yang gagal. Sebab-sebab
suatu kecelakan dapat dibagi menjadiDirect Causedan Latent Cause.
Direct Causesangat dekat hubungannya dengan kejadian kecelakaan
yang menimbulkan kerugian atau cidera pada saat kecelakaan tersebut
terjadi. Kebanyakan proses investigasi lebih konsentrasi kepada
penyebab langsung terjadinya suatu kecelakaan dan bagaimana
mencegah penyebab langsung tersebut. Tetapi ada hal lain yang lebih
penting yang perlu di identifikasi yakni “Latent Cause”. Latent
causeadalah suatu kondisi yang sudah terlihat jelas sebelumnya
dimana suatu kondisi menunggu terjadinya suatu kecelakaan.

Contoh Kasus Nyata Kecelakaan Kerja Pada Perawat

Jarum Suntik Tak Aman, 7000 Tenaga Kesehatan Terinfeksi Hepatitis B

Selasa, 16 September 2014 | 21:31 WIB

Oleh : Dina Manafe / FER

Jakarta - Virus Hepatitis B masih menjadi masalah kesehatan yang sulit


dikendalikan di Indonesia. Penularannya bahkan masih tinggi di kalangan
tenaga kesehatan (nakes), seperti dokter, bidan dan perawat.

7
Penelitian yang dilakukan peneliti Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia, Lukman Hakim Tarigan, menemukan tahun 2013
lalu terdapat 7000 nakes yang terinfeksi Hepatitis B. Parahnya, sekitar
4.900 di antara nakes yang terinfeksi tersebut disebabkan karena
kecelakaan tertusuk jarum suntik. Sedangkan sisanya tertular dari
penderita lain.

"Dengan jarum suntik yang biasa digunakan sekarang ini, risiko penularan
Hepatitis B kepada petugas kesehatan mencapai 20 sampai 40 persen.
Paling tidak, mereka tertusuk jarum satu kali dalam setahun," kata Lukman
Hakim Tarigan pada acara temu media Kementerian Kesehatan, di Jakarta,
Selasa (16/9).

Untuk pencegahan infeksi karena kecelakaan jarum suntik, di negara maju


dan beberapa negara berkembang sedang dikembangkan penggunaan
jarum dengan perangkat keamanan tinggi. Jarum suntik ini terbukti efektif
mencegah penularan virus akibat kecelakaan jarum suntik pada nakes
mencapai 60 hingga 70 persen. Berdasarkan sifatnya, jarum suntik aman
ini terdiri dari beberapa jenis, seperti retractable needle, shielding needle,
dan blunt needle.

Saat ini, jarum suntik tersebut hanya ada di beberapa rumah sakit besar,
dan belum menjadi program pemerintah. Selain karena harganya mahal,
Indonesia juga belum memiliki teknologi untuk memproduksinya.
Lagipula, penularan virus melalui kecelakaan jarum suntik pun belum
menjadi prioritas pemerintah.

Dari contoh kasus di atas tersebut dapat disimpulkan bahwa kuragnya


perlindungan keselamatan dan keamanan terhadap para perawat di rumah
sakit. Sebaiknya pemerintah dan pihak rumah sakit sendiri lebih menetapkan
aturan guna melindungi perawat dari cedera atau kecelakaan kerja. Para
perawat juga harus lebih memperhatikan dan menjalankan SOP yang benar
agar para perawat terhindar dari kecelakaan kerja seperti tertusuk jarum suntik
tersebut.

8
2.5 Upaya Menghindarkan Kecelakaan Kerja

Upaya-upaya yang bisa dikerjakan untuk kurangi serta mnghindarkan


kecelakaan kerja serta penyakit karena kerja ialah seperti berikut:

1. Lakukan substitusi pengenalan lingkungan kerja lewat cara lihat serta


menganal potensial bahaya lingkungan kerja. Mengganti perlengkapan
kerja yang tidak wajar gunakan.
2. Pelajari lingkungan kerja dalam perihal ini menilai karakter serta
besarnya potensi-potensi bahaya yang mungkin muncul hingga dengan
mudah bisa mengutamakan dalam menangani permasalahan yang lebih
potensial.
3. Pengendalian lingkungan kerja dengan bertindak mengurangi bahkan
juga menghilangkan pajanan pada masalah kesehatan pekerja
dilingkungan kerja lewat cara teknologi pengendalian.
4. Pengendalian administratif dengan memperingatkan pekerja agar bisa
memakai alat pelindung diri yang benar dan baik, membuat rambu-
rambu bahaya dilingkungan kerja yang punya potensi bahaya.
5. Kontrol kesehatan pekerja dengan berkala untuk mencari aspek pemicu
serta upaya penyembuhan.
6. Pendidikan serta penyuluhan kesehatan serta keselamatan kerja buat
pekerja di lingkungan rumah sakit.
7. Pengendalian fisik lingkungan kerja, mengidentifikasi suhu,
kelembapan, pencahayaan, getaran, kebisingan, pengendalian sistem
ventilasi dan sebagainya.
8. Lakukan pengawasan serta monitoring dengan berkala pada
lingkungan kerja rumah sakit.
9. Substitusi berbahan kimia, alat kerja serta mekanisme kerja.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPILAN
Sebagai suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun
pengusaha, kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 diharapkan dapat
menjadi upaya preventif terhadap timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit
akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja. Pelaksanaan K3 diawali
dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja
dan penyakit akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal
demikian. Tujuan dari dibuatnya sistem ini adalah untuk mengurangi biaya
perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan
kerja.

Peran tenaga kesehatan dalam menangani korban kecelakaan kerja


adalah menjadi melalui pencegahan sekunder ini dilaksanakan melalui
pemeriksaan kesehatan pekerja yang meliputi pemeriksaan awal, pemeriksaan
berkala dan pemeriksaan khusus. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan
sakit pada tempat kerja dapat dilakukan dengan penyuluhan tentang kesehatan
dan keselamatan kerja.

3.2 SARAN
Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting dalam pembangunan
karena sakit dan kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian ekonomi (lost
benefit) suatu perusahaan atau negara olehnya itu kesehatan dan keselamatan
kerja harus dikelola secara maksimal bukan saja oleh tenaga kesehatan tetapi
seluruh m

10
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/search?safe=strict&client=firefox-b-
d&biw=1366&bih=654&sxsrf=ALeKk02qVwtB8rd1lvwkCuMvasJHODvSrw
%3A1606187448846&ei=uHm8X9qeM6O38QPG4rG4Dw&q=Faktor+Terjadiny
a+Penyakit+atau+Kecelakaan+Akibat+Kerja+Pada+Perawat+&oq=Faktor+Terjad
inya+Penyakit+atau+Kecelakaan+Akibat+Kerja+Pada+Perawat+&gs_lcp=CgZwc
3ktYWIQAzIECCMQJ1DtWljtWmD7ZWgAcAB4AIABkwGIAYYCkgEDMC4
ymAEAoAEBqgEHZ3dzLXdpesABAQ&sclient=psy-
ab&ved=0ahUKEwja2tLCmprtAhWjW3wKHUZxDPcQ4dUDCAw&uact=5

https://www.safetyshoe.com/tag/upaya-pencegahan-penyakit-akibat-kerja-pada-
perawat/

https://id.scribd.com/document/428690372/Makalah-Kel-8-Penyakit-Pada-
Perawat

https://www.beritasatu.com/feri-awan-hidayat/kesehatan/210399/jarum-suntik-
tak-aman-7000-tenaga-kesehatan-terinfeksi-hepatitis-b

file:///C:/Users/ACER/Downloads/materi-ajar-k3-ft-uny-20152-kecelakaan-
akibat-kerja-dan-penyakit-akibat-kerjabadraningsih-l.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai