Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH RESIKO DAN HAZARD DALAM

PEMBERIAN IMPLEMENTASI ASUHAN


KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH :

SYAHDILA WIDYA MARDANI

(191012114201026)

S1 KEPERAWATAN

T.P 2020/2021

INSTITUT KESEHATAN PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “MAKALAH RESIKO DAN
HAZARD DALAM PEMBERIAN IMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN”.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah
Kesehatan pasien & K3 Keperawatan di Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi.
Dalam Penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang saya miliki. Untuk itu, kritik
dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah
ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada Dosen kami Ibu Ns. Siti Mutia Kosassy, M.Kep yang telah memberikan
tugas dan petunjuk kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini.

Sawahlunto, 22 Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar belakang...................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2
2.1 Faktor Hazard Dan Resiko Di Tempat Kerja...................................................................2
2.2 Peran Perawat Dalam Meninkatkan K3...........................................................................3
2.3 Upaya Mencegah dan Meminimalkan Risiko dan Hazard Pada Tahap implementasi
Asuhan Keperawatan..............................................................................................................4
Artikel........................................................................................................................................5
BAB III PENUTUP....................................................................................................................8
3.1  Kesimpulan......................................................................................................................8
3.2 Saran.................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah upaya perlindungan yang


ditujukan agar tenaga kerja dan orang lainnya di tempat kerja/perusahaan selalu dalam
keadaan selamat dan sehat, serta agar setiap sumber produksi dapat digunakan secara
aman dan efisien (Kepmenaker Nomor 463/MEN/1993).
Menurut OHSAS 18001:2007, keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah
kondisi dan faktor yang mempengaruhi keselamatan dan kesehatan kerja serta orang
lain yang berada di tempat kerja.
Menurut Putri, T. E. R, (2017) kesalahan saat melakukan implementasi
ataupun pelaksanaan tindakan keperawatan adalah salah satu yang sangatlah fatal.Dan
mengakibatkan kecelakaan pada pasien ataupun perawat, contohnya misal
kesalahandalam pemberian obat kepada pasien oleh perawat di karenakan perawat
lupa membaca instruktur atau catatan atau dokumen rekam medik pada pasien.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana faktor hazard dan resiko di tempat kerja?


2. Bagaimana peran perawat dalam K3?
3. Bagaimana upaya mencegah dan meminimalkan risiko dan hazard pada tahap
implementasi asuhan keperawatan?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui faktor hazard dan resiko di tempat kerja.


2. Untuk mengetahui peran perawat dalam K3.
3. Untuk mengetahui upaya pencegah dan meminimalkan risiko dan hazard pada
tahap implementasi asuhan keperawatan

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Faktor Hazard Dan Resiko Di Tempat Kerja

Bahaya di lingkungan kerja dapat didefinisikan sebagai segala kondisi yang dapat
memberi pengaruh yang merugikan terhadap kesehatan atau kesejahteraan orang yang
bekerja. Faktor bahaya di lingkungan kerja meliputi faktor Kimia, Biologi, Fisika,
Fisiologi dan Psikologi.
1. Bahaya kimia
Jalan masuk bahan kimia ke dalam tubuh: Pernapasan (inhalation), Kulit (skin
absorption), Tertelan (ingestion). Racun dapat menyebabkan efek yang bersifat
akut,kronis atau kedua-duanya. Terdiri dari korosi, iritasi, kanker, racun sistemik.
2. Bahaya Biologi
Bahaya biologi dapat didefinisikan sebagai debu organik yang berasal dari sumber-
sumber biologi yang berbeda seperti virus, bakteri, jamur, protein dari binatang atau
bahan-bahan dari tumbuhan seperti produk serat alam yang terdegradasi. Bahaya
biologi dapat dibagi menjadi dua yaitu yang menyebabkan infeksi dan non-infeksi.
Bahaya dari yang bersifat non infeksi dapat dibagi lagi menjadi organisme viable,
racun biogenik dan alergi biogenik.
3. Bahaya Fisik
Bahaya fisik yaitu potensi bahaya yang dapat menyebabkan gangguan-gangguan
kesehatan terhadap tenaga kerja yang terpapar, misalnya: terpapar kebisingan
intensitas tinggi, suhu ekstrim (panas & dingin), intensitas penerangan kurang
memadai, getaran, radiasi.
4. Bahaya Psikologi
Bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kondisi aspek-aspek psikologis
ketenagakerjaan yang kurang baik atau kurang mendapatkan perhatian seperti :
penempatan tenaga kerja yang tidak sesuai dengan bakat, minat, kepribadian,
motivasi, temperamen atau pendidikannya, sistem seleksi dan klasifikasi tenaga kerja
yang tidak sesuai, kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam melakukan
pekerjaannya sebagai akibat kurangnya latihan kerja yang diperoleh, serta hubungan

2
antara individu yang tidak harmoni dan tidak serasi dalam organisasi kerja.
Kesemuanya tersebut akan menyebabkan terjadinya stress akibat kerja.
5. Bahaya Fisiologi
Potensi bahaya yang berasal atau yang disebabkan oleh penerapan ergonomi yang
tidak baik atau tidak sesuai dengan norma-norma ergonomi yang berlaku, dalam
melakukan pekerjaan serta peralatan kerja, termasuk : sikap dan cara kerja yang tidak
sesuai, pengaturan kerja yang tidak tepat, beban kerja yang tidak sesuai dengan
kemampuan pekerja ataupun ketidakserasian antara manusia dan mesin.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


adalah sebagai berikut (Budiono dkk, 2003):

1. Beban kerja. Beban kerja berupa beban fisik, mental dan sosial, sehingga upaya
penempatan pekerja yang sesuai dengan kemampuannya perlu diperhatikan. 
2. Kapasitas kerja. Kapasitas kerja yang banyak tergantung pada pendidikan,
keterampilan, kesegaran jasmani, ukuran tubuh, keadaan gizi dan sebagainya.
3. Lingkungan kerja. Lingkungan kerja yang berupa faktor fisik, kimia, biologik,
ergonomik, maupun psikososial

2.2 Peran Perawat Dalam Meninkatkan K3


Tugas yang dilakukan oleh seorang perawat dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan
kerja antara lain berupa tugas administrasi dan pelaporan, tugas pemeliharaan dan
perawatan kesehatan serta tugas penyuluhan/ pelatihan/ pendidikan kesehatan,
keselamatan kerja yang diberikan kepada seluruh tenaga kerja. Perawat memberikan
keterangan tentang pelaksanaan pelayanan kesehatan kerja kepada pegawai pengawas
keselamatan dan kesehatan kerja bila diperlukan.

Disamping itu perawat perlu mengetahui arah dan tujuan perusahaan secara umum,
merencanakan dan menerapkan program beserta evaluasinya, dan dapat
mengembangkan kemampuan menajerialnya, selaras dengan pengetahuan kedokteran
yang tlah dimilikinya.

3
2.3 Upaya Mencegah dan Meminimalkan Risiko dan Hazard Pada Tahap
implementasi Asuhan Keperawatan

Implementasi adalah pengolahan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang


telah disusun pada tahap perencanaan (Effendi, 1995) jalannya proses implementasi
harus mendukung keselamatan pasien.

Perawat saat melakukan proses implentasi harus menjamin bahwa tindakan yang akan
dilakukan adalah tindakan yang tepat. Perawat juga harus mampu menilai
kemampuan secara pribadi dalam melaksanakan proses impelentasi agar tidak terjadi
kesalahan saat memberikan tindakan pada pasien. Selain itu, keselamatan pasien juga
ditentukan dari peralatan medis dan-lingkungan sekitar pasien. Hal tersebut perlu
diperhatikan agar pasien dapat terhindar dari infeksi lain akibat melakukan kontak
dengan benda asing atau lingkungan di luar tubuhnya.

4
Artikel

1. Artikel Dalam Negeri

Tertular Pasien Covid-19, Seorang Perawat Puskesmas Meninggal Dunia

Rabu, 15 Juli 2020 | 20:37 WIB

PROBOLINGGO, KOMPAS.TV – Seorang tenaga kesehatan di Kota Probolinggo Jawa


Timur meninggal dunia setelah terpapar virus corona pada Senin (13/07).

Tenaga kesehatan tersebut adalah Sujoko Lugiamanto, usia 52 tahun, warga Kelurahan Jati,
Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo.

Ia merupakan seorang perawat, yang berdinas di Puskesmas Ketapang Kota Probolinggo.


Perawat senior tersebut sempat dirawat selama satu pekan di rumah sakit Dokter Mohamad
Saleh Kota Probolinggo.

Ia diduga tertular virus corona saat menangani pasien Covid- 19, yang merupakan karyawan
pabrik kayu ekspor.

Untuk mencegah penularan virus corona, puskesmas tempat korban bekerja diliburkan
selama 10 hari. Tim Gugus Tugas juga melakukan tes cepat dan swab kepada sejumlah orang,
yang pernah kontak langsung dengan korban.

2. Artikel Luar Negeri

Duduk Perkara di Balik Kematian Dokter Muda yang Berbulan-bulan Tak Ganti
Masker

Penulis Miranti Kencana Wirawan | Editor Miranti Kencana Wirawan HOUSTON,


KOMPAS.com –

deline Fagan (28) dokter muda yang tewas di Houston, Amerika Serikat, akibat pendarahan
otak karena tak pernah mengganti masker N95-nya selama berbulan-bulan.(FACEBOOK via
DAILY MAIL)

5
Seorang dokter muda yang tewas akibat Covid-19 dan menyebabkan pendarahan otak pada
19 September 2020 lalu diduga sebagai korban dari pelanggaran protokol keselamatan di
tempat dia bekerja.

Selain dikabarkan memakai masker N95 yang sama dalam beberapa pekan dan bahkan
beberapa bulan, Adeline Fagan (28) juga termasuk dari para perawat yang dipaksa terus
bekerja oleh instansinya.

Menurut keterangan Maureen Fagan (23) adik bungsu Adeline Fagan kepada The Guardian
Rabu (7/10/2020), penyebab pasti bagaimana Fagan bisa terinfeksi virus corona memang
masih belum jelas.

Namun, Maureen ingat sepertinya hal itu berkaitan dengan shift kerja pada bulan Juli di Unit
Gawat Darurat (UGD) HCA West. HCA West, tempat Fagan bekerja adalah bagian dari
HCA Healthcare, jaringan rumah sakit terbesar di Amerika Serikat.

Instansi itu dilaporkan telah mendorong staf yang terinfeksi sekalipun untuk tetap bekerja di
unit tersebut. Melansir situs web resmi NNU, mereka meminta Administrasi Kesehatan dan
Keselamatan Kerja federal (OSHA) untuk memeriksa dan meninjau semua rumah sakit yang
dimiliki dan dioperasikan oleh HCA.

Mereka juga melaporkan adanya 'pelanggaran yang disengaja' yang diperkirakan mampu
menyebabkan kematian atau cedera fisik serius.

X Learn more Selain itu, di tengah kurangnya APD nasional, Maureen menyadari Fagan
memiliki masker N95 yang dipakai terus menerus selama berminggu-minggu dan bahkan
berbulan-bulan. Padahal, menurut keterangan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit
Menular (CDC) AS, penggunaan masker N95 seharusnya maksimum dipakai sebanyak 5
kali. Pihak HCA West mengatakan bahwa mereka tidak akan

Meski Sedikit Mengganggu Masyarakat Harus Menggunakan Masker Namun, kepala petugas
medis Dr Emily Sedgwick mengatakan bahwa kebijakan rumah sakit tidak memperkenankan
petugas mana pun untuk terus-menerus menggunakan kembali masker yang sama.

Adeline Fagan terinfeksi Covid-19 pada awal bulan Juli 2020 dan meninggal dunia pada 19
September 2020 setelah dirawat selama 2 bulan di rumah sakit. Fagan adalah 1 dari lebih dari
250 staf medis yang tewas di bagian selatan dan barat negara bagian Texas ketika virus

6
corona memuncak selama musim panas menurut laporan Guardian dan Kaiser Health News
yang berfokus pada statistik kematian pekerja garis depan Covid-19.

Di Texas, sebanyak 9 petugas medis meninggal di bulan April dan meningkat menjadi 33
orang di bulan Juli setelah Gubernur Greg Abbott terburu-buru membuka kembali negara
bagian itu untuk memulihkan perekonomian dan bisnis.

7
BAB III

PENUTUP

3.1  Kesimpulan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan suatu program didasari pendekatan ilmiah
dalam upaya mencegah atau memperkecil terjadinya bahaya (hazard) dan risiko (risk)
terjadinya penyakit dan kecelakaan, maupun kerugian-kerugian lainya yang mungkin
terjadi. Hazard adalah sesuatu yang menimbulkan kerugian, kerugian ini meliputi pada
gangguan kesehatan dan cidera, hilangnya waktu kerja, kerusakan pada property, area atau
tempat kerja, produk atau lingkungan, kerugian pada proses produksi ataupun kerusakan –
kerusakan lainnya. Berdasarkan karakteristik dampak yang diakibatkan oleh suatu jenis
bahaya maka jenis bahaya dapat dikelompokan menjadi 2 yaitu bahaya kesehatan kerja dan
bahaya keselamatan kerja

Sedangkan Resiko adalah ukuran kemungkinan kerugian yang timbul dari sumber
bahaya (hazard) tertentu yang terjadi. Menurut Kolluru (1996) ada 5 macam tipe risiko, yaitu:
risiko keselamatan, risiko kesehatan, risiko lingkungan dan ekologi, risiko finansial, danrisiko
terhadap masyarakat.

3.2 Saran

Saat melakukan proses keperawatan, perawat harus benar-benar memperhatikan hazard dan
resiko yang kemungkinan terjadi. Hal ini bertujuan untuk mencegah dan menghindari
terjadinya kecelakaan kerja, seperti terinfeksi penyakit, mendapatkan kekerasan fisik/verbal
saat mengkaji pasien, dan mendapatkan informasi yang tidak sesuai dari pasien. Salah satu
cara untuk menghindari dan mencegah terjadinya kecelakaan kerja, maka disarankan untuk
menggunakan APD yang sesuai.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://ayuratna.home.blog/2018/11/13/makalah-resiko-hazard-dalam-tahap-implementasi/

http://repository.ump.ac.id/9327/3/Wulan%20Fatwa%20Hidayah%20BAB%20II.pdf

https://www.kajianpustaka.com/2017/12/pengertian-tujuan-dan-prinsip-keselamatan-
kesehatan-kerja-k3.html

https://febriandhy.blogspot.com/2015/03/k3-faktor-bahaya-lingkungan-kerja.html

http://holisticnurse18.blogspot.com/2017/12/peran-perawat-dalam-k3.html

https://stikesypib.ac.id/blog/upaya-mencegah-dan-meminimalkan-risiko-dan-hazard/

https://www.kompas.tv/article/94236/tertular-pasien-covid-19-seorang-perawat-puskesmas-
meninggal-dunia

https://www.kompas.com/global/read/2020/10/11/085439470/duduk-perkara-di-balik-kematian-
dokter-muda-yang-berbulan-bulan-tak-ganti?page=1.

Anda mungkin juga menyukai