Anda di halaman 1dari 14

RESIKO DAN HAZARD DALAM INTERVENSI

KEPERAWATAN
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keselamatan Pasien dan Keselamatan
Kesehatan Kerja Dalam Keperawatan yang diampuh Ns. Nur Ayun R. Yusuf, S.kep, M.Kep

Disusun Oleh:

Kelas A

Kelompok 3

1. Ramdan Hunowu (841418015)


2. Rosida Fadri Rasyid (841418005)
3. Arawindah Prameswari (841418011)
4. Sutri Dj. Eksan (841418017)
5. Lis Sugiarti Yusup (841418024)
6. Fitriyanti Pohiyalu (841418029)
7. Rozianti H. Biya (841418034)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat,
taufik dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan Askep ini. Askep ini terwujud b
erkat partisispasi berbagai pihak. Oleh Karena itu, kami menyampaikan terima kasih yang s
ebesar-besarnya.
Kami menyadari laporan ini masih jauh dari harapan, yang mana di dalamnya
masih terdapat berbagai kesalahan baik dari segi penyusunan bahasanya, sistem penulisan
maupun isinya. Oleh karena itu Kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun sehingga dalam Askep berikutnya dapat diperbaiki serta ditingkatkan
kualitasnya. Adapun harapan kami semoga askep ini dapat diterima dengan semestinya dan
bermanfaat bagi kita semua dan semoga Allah SWT meridhai kami. Aamiin.

Gorontalo, Maret 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................2
1.3 Tujuan.........................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.....................................................................................................................5
2.1 Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja............................................................5
2.2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perawat................................................................6
2.3 Pengertian Resiko dan Hazard....................................................................................7
2.4 Resiko dan Hazard dalam Intervensi Keperawatan.....................................................9
2.5 Upaya Mencegah Dan Meminimalkan Resiko Dan Hazard Pada Tahap perencanaan
Asuhan Keperawatan.........................................................................................................10
BAB III.................................................................................................................................11
PENUTUP.............................................................................................................................11
3.1 KESIMPULAN.........................................................................................................11
3.2 SARAN.....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesadaran terhadap K3 meminimalkan resiko kecelakaan di perusahaan. Di
antaranya menurut Fariah (2016) bahwa melakukan pekerjaan sesuai dengan standard
dan prosedur kerja adalah bagian dari keterampilan kerja, sikap melakukan pekerjaan
sesuai prosedur adalah bagian dari sikap professional dalam bekerja. Sesuai dengan
penelitian Hati & Wahyuni (2016) dalam (Saragih, 2020) ada kesadaran karyawan
dalam mematuhi prosedur untuk meminimalkan resiko kecelakaan di tempat kerja.
Maka diperlukan suatu menajemen risiko kegiatannya meliputi identifikasi bahaya,
analisis potensi bahaya, penilaian risiko, pengendalian risiko, serta pemantauan dan
evaluasi. Menurut Restuputri & Sari (2015) dalam Saragih, 2020, bahwa untuk
mengurangi atau menghilangkan bahaya yang dapat menyebabkan kecelakaan di
tempat kerja maka diperlukan suatu manajemen risiko kegiatannya meliputi
identifikasi bahaya, analisis potensi bahaya, penilaian risiko, pengendalian risiko,
serta pemantauan dan evaluasi. Dalam proses identifikasi dan melakukan analisis
potensi bahaya dapat menggunakan metode Hazard and Operability study (HAZOP).
HAZOP adalah studi keselamatan yang sistematis, berdasarkan pendekatan sistemik
ke arah penilaian keselamatan dan proses pengoperasian peralatan yang kompleks,
atau proses produksi (Restuputri & Sari, 2015 dalam Saragih, 2020). Tujuannya
untuk mengidentifikasi kemungkinan bahaya yang muncul dalam fasilitas
pengelolaan di perusahaan menghilangkan sumber utama kecelakaan, seperti rilis
beracun, ledakan dan kebakaran (Restuputri & Sari, 2015 dalam Saragih, 2020).
Perawat merupakan salah satu tenaga medis yang memberikan pelayanan
kesehatan. Kesehatan dan keselamatan perawat perlu mendapatkan perhatian lebih
dibandingkan komponen pelayanan kesehatan lainnya karena tiap harinya mereka
bertemu langsung dengan pasien dan bahaya-bahaya yang ada di rumah sakit. Untuk

1
mengetahui bahaya yang mengancam kesehatan dan keselamatan perawat dilakukan
suatu identifikasi (Saragih, 2020).
Risiko merupakan akumulasi dari potensi hazard, konsekuensi yang
diakibatkannya, durasi pemaparan dan probabilitas yang ditimbulkannya. Risiko
merupakan gambaran kuantitatif dari kemungkinan kerugian yang
mempertimbangkan kemungkinan suatu hazard yang akan mengakibatkan suatu
peristiwa tersebut. Istilah hazard atau potensi bahaya menunjukan adanya sesuatu
yang potensial untuk mengakibatkan cedera atau penyakit, kerusakan atau kerugian
yang dapat dialami oleh tenaga kerja atau instansi. Hazard adalah sesuatu yang
menimbulkan kerugian, kerugian ini meliputi pada gangguan kesehatan dan cidera,
hilangnya waktu kerja, kerusakan pada property, area atau tempat kerja, produk atau
lingkungan, kerugian pada proses produksi ataupun kerusakan – kerusakan lainnya
(Saragih, 2020).
Alat Pelindung Diri (APD) adalah pilihan terakhir yang dapat dilakukan untuk
mencegah paparan bahaya pada pekerja. Penggunaan APD ini disarankan hanya
digunakan bersamaan dengan penggunaan alat pengendali lainnya. Dengan demikian
perlindungan keamanan dan kesehatan personel akan lebih efektif (Saragih, 2020).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian keselamatan dan kesehatan kerja?
2. Bagaimana keselamatan dan kesehatan kerja perawat?
3. Apa pengertian resiko dan hazard?
4. Bagaiamana resiko dan hazard dalam intervensi keperawatan?
5. Bagaimana upaya mencegah dan meminimalkan resiko dan hazard pada tahap
perencanaan asuhan keperawatan?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Untuk mengetahui bagaimana keselamatan dan kesehatan kerja perawat.
3. Untuk mengetahui apa pengertian resiko dan hazard.
4. Untuk mengetahui bagaiamana resiko dan hazard dalam intervensi keperawatan.

2
5. Untuk mengetahui bagaimana upaya mencegah dan meminimalkan resiko dan
hazard pada tahap perencanaan asuhan keperawatan.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Kesehatan kerja merupakan suatu unsur kesehatan yang berkaitan dengan
lingkungan kerja dan pekerjaan, yang secara langsung maupun tidak langsung dapat
mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja. Sedangkan, keselamatan kerja
merupakan suatu sarana utama untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang
dapat menimbulkan kerugian berupa luka atau cidera, cacat atau kematian,
kerugianharta benda, kerusakan peralatan atau mesin dan kerusakan lingkungan
secara luas. Pada hakekatnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan
suatu usaha untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari berbagai risiko
kecelakaan dan bahaya, baik fisik, mental maupun emosional terhadap pekerja,
perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Disamping itu, keselamatan dan kesehatan
kerja diharapkan dapat menciptakan kenyamanan kerja dan keselamatan kerja yang
tinggi. (Indragiri, 2018)
Berdasarkan peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 50 Tahun 2012
tentang penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) pada
lampiran 1 pedoman penerapan SMK3 wajib melaksanakan perencanaan K3 yang
didalamnya berisi identifikasi potensi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko.
Identifikasi Bahaya (Hazards Identification), Penilaian Risiko (Risk Assessment) dan
Pengendalian Risiko (Risk Control) atau yang disingkat HIRARC merupakan suatu
elemen pokok dalam sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang
berkaitan dengan upaya pencegahan dan pengendalian bahaya. Keseluruhan proses
dari HIRARC yang disebut juga dengan manajemen risiko (risk management),
kemudian akan menghasilkan dokumen HIRARC yang sangat berguna untuk
mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Berdasarkan data International Labour
Organization (ILO) tahun 2013, satu pekerja di dunia meninggal setiap 15 detik
karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja didunia mengalami penyakit akibat kerja
(PAK). Diperkirakan 2,3 juta pekerja meninggal setiap tahun akibat kecelakaan dan

4
penyakit akibat kerja (PAK). Lebih dari 160 juta pekerja menderita penyakit akibat
kerja dan 313 juta pekerja mengalami kecelakaan tidak fatal per tahunnya. (Indragiri,
2018)
Kesehatan kerja dirumah sakit mempunyai resiko . Sumber bahaya yang ada di
Rumah Sakit harus diidentifikasi dan dinilai untuk menentukan tingkat risiko, yang
merupakan tolak ukur kemungkinan terjadinya kecelakaan akibat kerja dan penyakit
akibat kerja. Pada hakekatnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan
suatu usaha untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari berbagai risiko
kecelakaan dan bahaya, baik fisik, mental maupun emosional terhadap pekerja,
perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Disamping itu, keselamatan dan kesehatan
kerja diharapkan dapat menciptakan kenyamanan kerja dan keselamatan kerja yang
tinggi. Setiap tindakan yang dilakukan oleh perawat mempunyai potensi bahaya
berupa bahaya fisik, biologi, dan ergonomi. Bahaya fisik didapatkan pada pekerjaan
yang menggunakan alat yang tajam, seperti memasang infus dan menjahit luka. untuk
mengurangi atau menghilangkan bahaya yang dapat menyebabkan kecelakaan di
tempat kerja. (Indragiri, 2018)

2.2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perawat


Perawat merupakan salah satu tenaga medis yang memberikan pelayanan
kesehatan. Kesehatan dan keselamatan perawat perlu mendapatkan perhatian lebih
dibandingkan komponen pelayanan kesehatan lainnya karena tiap harinya mereka
bertemu langsung dengan pasien dan bahaya-bahaya yang ada di rumah sakit. Untuk
mengetahui bahaya yang mengancam kesehatan dan keselamatan perawat dilakukan
suatu identifikasi. Identifikasi bahaya yang didapatkan dari hasil studi literatur dan
studi lapangan dengan wawancara, dikelompokkan menjadi lima kategori yaitu
biological hazard, chemical hazard, physical hazard, pshychological hazard dan
environmental and mechanical/ biomechanical hazard. Potensi bahaya dirumah sakit ,
selain penyakit-penyakit infeksi juga ada potensi bahaya-bahaya lain yang
memengaruhi situasi dan kondisi di RS , yaitu kecelakaan (peledakan, kebakaran,
kecelakaaan yang berhubungan dengan instalasi listrik, dan sumber-sumber cedera

5
lainya), radiasi, bahan-bahan kimia yang berbahaya, gas-gas anestesi, gangguan
psikososial dan ergonomi. . (Putri, 2017)
Semua potensi bahaya tersebut diatas, jelas mengancam jiwa dan kehidupan
bagi para karyawan di RS, para pasien maupun para pengunjung yang ada di
lingkungan RS. Sebuah rumah sakit terpapar pada banyak bahaya di tempat kerja
yang dapat menimbulkan bahaya langsung bagi tenaga kerja rumah sakit sehubungan
dengan kesehatan dan kesejahteraan mereka, dan ini dapat memiliki konsekuensi
yang luas untuk kualitas dan efisiensi perawatan rumah sakit. Program K3 telah
menjadi respon organisasi utama untuk mengidentifikasi bahaya ini dan secara
proaktif meminimalkan dampaknya terhadap tenaga kerja rumah sakit. Perawat
adalah tenaga kesehatan yang paling dominan, dan mereka yang memiliki kontak
paling lama dengan pasien, sehingga pekerjaan mereka berpotensi sangat berbahaya. .
(Putri, 2017)
Praktik perawat di lingkungan yang mengandung bahaya biologis, kimia, fisik,
dan psikologis. Faktor-faktor ini menempatkan perawat pada risiko kelelahan kerja,
stres, penyakit dan cedera terkait pekerjaan, pajanan patogen melalui darah, pajanan
penyakit menular, dan gangguan muskuloskeletal. Dengan demikian, pemberi kerja
keperawatan dan perawat individu bertanggung jawab untuk meminimalkan atau
menghilangkan bahaya ini di tempat kerja sedapat mungkin. Implementasi K3 untuk
perawat berfungsi untuk menciptakan layanan kesehatan yang aman tidak hanya
untuk pasien, tetapi juga untuk perawat itu sendiri. (Putri, 2017)

2.3 Pengertian Resiko dan Hazard


Perawat merupakan salah satu tenaga medis yang memberikan pelayanan
kesehatan. Kesehatan dan keselamatan perawat perlu mendapatkan perhatian lebih
dibandingkan komponen pelayanan kesehatan lainnya karena tiup harinya mereka
bertemu langsung dengan pasien dan bahaya-bahaya yang ada di rumah sakit. Untuk
mengetahui bahaya yang mengancam kesehatan dan keselamatan perawat dilakukan
suatu identifikasi. Identifikasi bahaya yang didapatkan dari hasil studi literatur dan
studi lapangan dengan wawancara, dikelompokkan menjadi lima kategori yaitu

6
biological hazard. chemical hazard physical hazard, pshvchological hazard dan
environmental and mechanical biomechanical hazard.( Elbilgahy,2019)
Istilah "hazard" atau potensi bahaya menunjukkan adanya sesuatu potensial
untuk mengakibatkan cidera atau penyakit, kerusakan atau kerugian yang dapat
dialami oleh tenaga kerja atau perusahaan. Sedang kemungkinan potensi bahaya yang
manifest, sering disebut resiko. Baik "hazard" atau "resiko" tidak selamanya menjadi
bahaya, asalkan pengendaliannya dilaksanakan dengan baik. (Elbilgahy,2019)
Risiko adalah suatu gabungan dari kemungkinan (frekuensi) dan akibat atau
konsekuensi dari terjadinya bahaya tersebut. Penilaian risiko adalah penilaian
menyeluruh untuk mengidentifikasi bahaya dan menentukan apakah risiko dapat
diterima. Manajemen risiko adalah pengelolaan risiko yang mencakup identifikasi,
penilaian, dan pengendalian risiko. Manajemen risiko terdiri dari 3 langkah
pelaksanaan yaitu identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko.
Penilaian risiko adalah proses untuk menentukan pengendalian terhadap tingkat
risiko kecelakaan kerja/ penyakit akibat kerja. Penilaian risiko adalah proses evaluasi
risiko-risiko yang diakibatkan adanya bahaya-bahaya, dengan memperhatikan
kecukupan pengendalian yang dimiliki, dan menentukan apakah risikonya dapat
diterima atau tidak
Menurut Hanafi dan Partawibawa 2016, pengendalian risiko terhadap bahaya
yang teridentifikasi dilakukan setelah dilakukan penilaian sebelumnya, sehingga
pengendalian risiko bahaya diprioritaskan pada bahaya dengan kategori paling tinggi
ke rendah.
hazard adalah faktor faktor intrinsik yang melekat pada sesuatu berupa barang
atau kondisi dan mempunyai potensi menimbulkan efek kesehatan maupun
keselamatan pekerja serta lingkungan yang memberikan dampak buruk.. Kurniawan
(2008) mengatakan bahwa Hazard dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu :
a) bahaya biologis didefinisikan untuk dimasukkan luka/ luka/ laserasi, luka
terkait yang tajam, kontak langsung dengan spesimen yang terkontaminasi/
bahan biohazardous, bioterorisme, yang ditularkan melalui darah patogen,

7
penyakit infeksi/ infeksi, penyakit udara,penyakit vektor yang ditanggung, dan
kontaminasi silang dari material kotor;
b) bahaya non biologis didefinisikan untuk termasuk fisik, psikososial, dan
ergonomis bahaya: bahaya fisik termasuk slip, perjalanan, jatuh, luka bakar,
fraktur, radiasi dari sinar x, kebisingan, dan radiasi non ionisasi bahaya fisik
termasuk slip, perjalanan, jatuh, luka bakar, fraktur, radiasi dari sinar X,
kebisingan, dan radiasi nonionisasi; bahaya psikososial termasuk fisik,
penyalahgunaan psikososial, seksual, dan verbal dan menekankan; bahaya
ergonomis adalah muskuloskeletal cedera seperti nyeri otot/ strain/ terkilir.(
Azizah, Nur dkk .2019.)

2.4 Resiko dan Hazard dalam Intervensi Keperawatan


Menurut Prayitno, dkk (2017) kesalahan saat merencanakan pengkajian.
Misalnya jika perawat salah dalam mengkaji, maka perawat akan salah dalam
memberikan proses perawatan/pengobatan yang pada akhirnya akan mengakibatnya
kesehatan pasien malah semakin terganggu. Hal lainnya yang dapat terjadi yaitu jika
perawat salah dalam merencanakan tindakan keperawatan maka perawatnya juga
akan mendapatkan bahaya seperti misalnya tertularnya penyakit dari pasien karena
kurangnya perlindungan diri terhadap perawatnya. (Prayitno, 2017)
Adapun upaya mencegah dan meminimalkan risiko dan hazard dalam tahap
Intervensi asuhan keperawatan di antaranya :

a) Identifikasi sumber bahaya yang mungkin dapat terjadi saat menyusun


rencana keperawatan

b) Lakukan penilaian faktor risiko dengan jalan melakukan penilaian bahaya


potensial yang menimbulkan risiko kesehatan dan keselamatan kerja saat
menyusun perencanaan keperawatan

c) Kendalikan faktor risiko yang mungkin terjadi saat menyusun rencana


tindakan keperawatan. Hal ini dapat dilakukan dengan menghilangkan bahaya,

8
mengganti sumber risiko dengan sarana atau peralatan lain yang lebih memiliki
tingkat risiko yang lebih rendah

d) Ketika menyusun rencana keperawatan perawat hendak berpedoman pada


pedoman rencana asuhan keperawatan yang sesuai dengan diagnosis
keperawatan yang ada e) Perawat juga diharapkan untuk mampu
mempertimbangkan alokasi waktu pencapaian dari rencana keperawatan yang
disusun untuk menjadi indikator evaluasi keperawatan. (Ernawati, 2017)

2.5 Upaya Mencegah Dan Meminimalkan Resiko Dan Hazard Pada


Tahapmperencanaan Asuhan Keperawatan
Rencana tindakan keperawatan adalah serangkaian tindakan yang dapat
mencapai tiap tujutan khusus. Perencanaan keperawatan meliputi tujun,tindakan dan
penilaian rangkaian asuhan keperawatan pada klien berdasarkan analisis pengajian.
Perencanaan merupakan dasar bagi seorang perawat dalam melaksanakan
implementasi keperawatan. Oleh karena itu,pada tahap ini, perawat harus mampu
menyusun rencana tindakan yang akan diberikan kepada pasien secara sistematis dan
tepat. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi hazard yang dapat mengancam keselamatan
pasien saat proses implementasi dijalankan.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan suatu program didasari
pendekatan ilmiah dalam upaya mencegah atau memperkecil terjadinya bahaya
(hazard) dan risiko (risk) terjadinya penyakit dan kecelakaan, maupun kerugian-
kerugian lainya yang mungkin terjadi. Hazardadalah sesuatu yang menimbulkan
kerugian, kerugian ini meliputi pada gangguan kesehatan dan cidera, hilangnya waktu
kerja, kerusakan pada property, area atau tempat kerja, produk atau lingkungan,
kerugian pada proses produksi ataupun kerusakan – kerusakan lainnya. Berdasarkan
karakteristik dampak yang diakibatkan oleh suatu jenis bahaya maka jenis bahaya
dapat dikelompokan menjadi 2 yaitu bahaya kesehatan kerja dan bahaya keselamatan
kerja Sedangkan Resiko adalah ukuran kemungkinan kerugian yang timbul dari
sumber bahaya (hazard) tertentu yang terjadi (Saragih, 2020).

3.2 SARAN
Saat melakukan proses keperawatan, perawat harus benar-benar memperhatikan
hazard dan resiko yang kemungkinan terjadi. Hal ini bertujuan untuk mencegah dan
menghindari terjadinya kecelakaan kerja, seperti terinfeksi penyakit, mendapatkan
kekerasan fisik/verbal saat mengkaji pasien, dan mendapatkan informasi yang tidak
sesuai dari pasien. Salah satu cara untuk menghindari dan mencegah terjadinya
kecelakaan kerja, maka disarankan untuk menggunakan APD yang sesuai.

10
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, Nur dkk .2019. HUBUNGAN ANTARA PENGAWASAN, PROSEDUR KERJA
DAN KONDISI FISIK DENGAN TERJADINYA KECELAKAAN KERJA PADA
PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKITPERMATA BUNDA
MEDAN TAHUN 2017. JURNAL JUMANTIK. 3 (2). 125 – 134
Elbilgahy, A. A., Elwasefy, S. A., and El Aziz, M. A.(2019). Occupational Hazards and
Safety Nursing Guideness for Pediatric Nursing In The Health Care Setting. Journal
of Health, Medicine, and Nursing. 59. 73-82
Ernawati, N., & Nurlelawati, E. (2017). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Pelaksanaan Penerapan K3 Pada Tenaga Kesehatan di RSIA Permata Sarana
Husada Periode Februari 2015. Jurnal Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya,
3(1).
Farihah, T. (2016). MANAJEMEN RESIKO DAN ANALISIS HAZARD SEBAGAI
DASAR MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI UKM
LOGAM (STUDI KASUS). Integrated Lab Journal, 4(1), 77-79.
Indragiri, Suzana.,Triesda Yuttya.2018.Manajemen Risiko K3 Menggunakan Hazard
Identification Risk Assement and Risk Control (HIRARC).Jurnal Kesehatan Vol 9
(1)
Prayitno, dkk. (2017). Resiko dan Hazard dalam PengkajianI. Di akses pada tanggal 24
Oktober 2018
Putri, T. E. R. (2017). Resiko da Hazard dalam Implementasi. Di akses pada tanggal 2
November 2018
Ramdan, Iwan, M.,dkk.2017. Analisi Risiko Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) Pada
Perawat.Jurnal Kesehatan Vol 5 (3)
Saragih, Sri Lailan Nazmi. 2020. RESIKO DAN HAZARD DALAM PERENCANAAN
ASUHAN KEPERAWATAN.

11

Anda mungkin juga menyukai