Anda di halaman 1dari 8

PERENCANAAN KEPERAWATAN SEBAGAI STRATEGI UNTUK

MENCEGAH ATAU MENGATASI MASALAH-MASALAH YANG


TELAH DIIDENTIFIKASI DALAM DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Arifah Mutia Saroh/ 181101016

arifahmutia2000@gmail.com

Abstrak

Latar belakang : Tahap perencanaan merupakan suatu proses penyusunan berbagai intervensi
keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan atau mengurangi masalah-masalah
klien.
Tujuan : Tujuan perencanaan keperawatan adalah menyusun strategi untuk mengatasi
hambatan atau maslaah pasien. Perawat secara teratur meninjau kemajuan pasien dan merevisi
rencana perawatan yang sesuai kebutuhan pasien.
Metode : Metode yang digunakan adalah literature review. Literature review ini menganalisis
jurnal, text book, dan e-book yang relevan dan berfokus pada perencanaan keperawatan sebagai
strategi untuk mencegah atau mengatasi masalah-masalah yang telah diidentifikasi dalam
diagnosis keperawatan.
Hasil : Langkah ini dilaksanakan setelah menentukan tujuan dan kriteria hasil dengan
menentukan rencanan tindakan yang akan dilaksanakan dalam mengatasi maslah pasien.
Pembahasan : Dalam penentuan rencana tindakan, terdapat beberapa instruksi tindakan
keperawatan yang merupakan suatu bentuk tindakan yang menunjukkan perawatan dan
pengobatan khusus, dimana perawat mempunyai kewenangan untuk melakukan tindakan
kepada pasien tertentu, perawatan dan pengobatan dirancang untuk membantu pencapaian satu
atau lebih tujuan perawatan sehingga dapat mengurangi, mencegah, atau menghilangkan
masalah pasien.
Penutup : Perencanaan keperawatan adalah pengembangan strategi desain untuk mencegah,
mengurangi, dan mengatasi masalah-masalah yang telah didentifikasi dalam diagnosis
keperawatan. Desain perencanaan menggambarkan sejauh mana perawat mampu menetapkan
cara menyelesaikan masalah dengan efektif dan efisien
Kata Kunci : Perencanaan Keperawatan, Diagnosa Keperawatan, Proses keperawatan
Latar Belakang Tanggung jawab Kepala ruang
terkait perencanaan asuhan keperawatan
Tahap perencanaan merupakan
(nursing care plan) adalah memastikan
suatu proses penyusunan berbagai
bahwa perencanaan yang dibuat perawat
intervensi keperawatan yang dibutuhkan
sudah sesuai dengan kebutuhan pasien
untuk mencegah, menurunkan atau
dan terdokumentasi dengan baik
mengurangi masalah-masalah klien.
(Gillies, 1994 dalam Christina,
Dalam menentukan tahap perencanaan
Indrachayani & Yatnikasaria, 2019).
bagi perawat diperlukan berbagai
pengetahuan tentang kekuatan dan Menurut Marquis & Huston
kelemahan klien, nilai dan kepercayaan (2013) perencanaan bidang keperawatan
klien, batasan praktek keperawatan, dibuat sesuai dengan visi dan misi,
peran dari tenaga kesehatan lainnya, filosofi, kebijakan, prosedur, peraturan
kemampuan dalam memecahkan serta perencanaan strategis organisasi.
masalah, mengambil keputusan, Menururt Swanburg (2000)
menulis tujuan serta memilih dan perencanaan sebagai upaya memutuskan
membuat strategi keperawatan yang apa yang yang akan dilakukan, siapa
aman dalam memenuhi tujuan, menulis yang akan dilakukan, bagaimana,
intruksi keperawatan serta kemampuan kapan, dan dimana hal tersebut akan
dalam melaksanakan kerja sama dengan dilakukan. Perencanaan adalah suatu
tingkat kesehtan lain (Supratti dan proses memulai dengan sasaran, batasan
Ashriady, 2016). strategi, kebijakan dan rencana detail
untuk mencapainya (Christina,
Menurut Choi & De Gagne
Indrachayani & Yatnikasaria, 2019).
(2016) dalam Christina, Indrachayani &
Yatnikasaria (2019) bahwa perencanaan Tujuan
asuhan keperawatan khususnya diruang
Tujuan penulisan ini untuk
intensif merupakan kunci dari
mengetahui bahwa perencanaan
continuity of care. Idealnya,
keperawatan sebagai strategi untuk
perencanaan asuhan keperawatan
mencegah atau mengatasi masalah-
bersifat individualistik dan responsif
masalah yang telah diidentifikasi dalam
terhadap kebutuhan unik pasien.
diganosis keperawatan.
Tujuan perencanaan dalam menuliskan rencana tindakan,
keperawatan adalah menyusun strategi diantaranya : harus terdapat unsur
untuk mengatasi hambatan atau maslaah tanggal, kata kerja yang dapat diukur
pasien. Perawat secara teratur meninjau (dapat dilihat, dirasa, dan didengar—
kemajuan pasien dan merevisi rencana sebagaimana dalam contoh dibawah
perawatan yang sesuai kebutuhan sini), subjek, hasil, target tanggal, dan
pasien. tanda tangan perawat (Alimul, 2009).

Metode Kegiatan pertama dalam


perencanaan keperawatan adalah
Metode yang digunakan adalah
menentukan prioritas masalah
literature review. Literature review ini
keperawatan. Kegiatan ini dimaksudkan
menganalisis jurnal, text book, dan e-
untuk menentukan masalah yang akan
book yang relevan dan berfokus pada
menjadi skala prioritas untuk
perencanaan keperawatan sebagai
diselesaikan atau diatasi terlebih dahulu.
strategi untuk mencegah atau mengatasi
Namun bukan berarti bahwa dalam
masalah-masalah yang telah
menyelesaikan masalah perawat
diidentifikasi dalam diagnosis
menunggu satu maslaah selesai sampai
keperawatan. Jurnal-jurnal yang
tuntas baru menyelesaikan masalah
digunakan adalah jurnal yang
yang lain (Boediono, 2016).
diterbitkan 10 tahun terakhir.
Pembahasan
Hasil
Perencanaan keperawatan adalah
Langkah ini dilaksanakan
pengembangan strategi desain untuk
setelah menentukan tujuan dan kriteria
mencegah, mengurangi, dan mengatasi
hasil dengan menentukan rencanan
masalah-masalah yang telah
tindakan yang akan dilaksanakan dalam
didentifikasi dalam diagnosis
mengatasi maslah pasien. Dalam
keperawatan. Desain perencanaan
membuat rencana tindakan, perawat
menggambarkan sejauh mana perawat
harus mengetahui instruksi primer
mampu menetapkan cara menyelesaikan
(pembuat asuhan keperawatan). Untuk
masalah dengan efektif dan efisien
memudahkan penentuan rencana
(Boediono, 2016).
tindakan, ada beberapa persyaratan
Dalam penentuan rencana dititikberatkan pada masalah yang
tindakan, terdapat beberapa instruksi mengancam kehidupan. Skala
tindakan keperawatan yang merupakan prioritasnya anda tentukan dengan
suatu bentuk tindakan yang konsep berikut:
menunjukkan perawatan dan
1) Prioritas pertama masalah
pengobatan khusus, dimana perawat
yang mengancam kehidupan.
mempunyai kewenangan untuk
melakukan tindakan kepada pasien 2) Prioritas kedua masalah yang
tertentu, perawatan dan pengobatan mengancam kesehatan.
dirancang untuk membantu pencapaian
satu atau lebih tujuan perawatan 3) Prioritas ketiga masalah yang

sehingga dapat mengurangi, mencegah, mempengaruhi perilaku

atau menghilangkan masalah pasien manusia.

(Alimul, 2009).
b. Depkes RI, 1992: Pedoman

Menurut Boediono (2016) Asuhan Keperawatan

Prioritas pertama diartikan bahwa


Berdasarkan pedoman membuat
masalah ini perlu mendapat perhatian
prioritas masalah yang ditetapkan oleh
perawat, karena dapat memperngaruhi
Depkes RI, 1992, menetapkan hal
status kesehatan klien secara umum dan
sebagai berikut :
memperlambat penyelesaian masalah
yang lain. Dalam pelaksanaannya nanti, 1) Prioritas pertma diberikan pada
prioritas masalah yang kedua dan masalah aktual
seterusnya dapt diatasi secara bersama-
2) Prioritas kedua pada masalah
sama dan berkesinambungan. Beberapa
potensial.
pedoman dapat digunakan sebagai
standar tekniik dalam membaut skala Dalam praktiknya, ternyata tidak
prioritas, seperti hal berikut: selalu yang aktual menjadi prioritas
yang lebih tinggi dibandingkan dnegan
a. Standar V: Standar asuhan
masalah potensial. Masalah yang diduga
keperawatan
akan terjadi bersifat mengancam jjiwa
Berdasarkan pedoman standar V dapat menjadi prioritas dibanding
asuhan keperawatan, prioritas
dengan masalah aktual yang beresiko pernpasan ini terdiri dari jalan napas
rendah. dan pernapasan. Prioritas terakhir pada
sistem kulit, selaput lendir, dan tulang.
c. Hierarki Maslow
Tujuan yang perawat tetapkan
Dalam menentukan prioritas
merupakan perubahan perilaku pasien
masalah juga dapat menggunakan
yang diharapkan oleh perawat setelah
pedoman berdasarkan Hierarki Maslow.
tindakan keperawatan berhasil
Maslow telah membuat lima Hierarki
dilakukan. Kriteria tujuan yang perawat
kebutuhan dasar manusia. Hierarki yang
rumuskan harus dirumuskan secara
menjadi prioritas pemenuhan terletak
singkat dan jelas, perawat susun
pada kebutuhan dasar yang bersifat
berdasarkan diagnosa keperawatan,
fisiologis. Kebutuhan ini meliputi
spesifik, dapat diukur/ diobservasi,
ksigenasi, cairan dan elektrolit,
realiti atau dapat dicapai, terdiri dari
eliminasi, nutrisi, istirahat dan tidur,
dari subjek, perilaku, kondisi dan
aktivitas dan mobilitas, seksualitas dan
kriteria tujuan (Boediono. 2016).
lain-lain. Prioritas kedua adalah rasa
aman dan nyaman, dilanjutkan dnegan Menurut Boediono (2016) cara
cinta kasih dan kasayang pada prioritas membuat rumusan dalam menentukan
ketiga. Prioritas berikutnya adalah tujuan rencana asuhan keperawatan,
kebutuhan harga diri dan aktulisasi diri. sebagai berikut :

d. Pendekatan Body System (B1 sd 1) Formulasi pertama


B6)
S+P+H+K+T
Pedoman lain yang dapat
- S artinya subjek, siapa yang
digunakan dalam membuat prioritas
mencapai tujuan
masalah berdasarkan pendekatan Body
System (B1 sd B6). Pendekatan ini - P artinya predikat, kata kerja
menitikberatkan pada fungsi sistem yang dapat perawat ukur,
tubuh. Dalam pendekatan ini, fungsi perawat tulis sebelum kata kerja
pernapasan mejadi prioritas pertama “mampu”
karena gangguan pada fungsi ini dapat
mengancam jiwa klien. Fungsi
- H artinya hasil, responos - R artinya Reasonable,
fisiologis dan gaya hidup ditentukan oleh perawat dan
perawat harapkan dari klien klien
terhadap intervensi.
- T artinya Time, kontrak waktu
- K artinya kriteria, mengukur
Kriteria hasil merupakan batasan
kemajuan klien dalam mencapai
karakteristik atau indikator keberhasilan
hasil.
dari tujuan yang telah ditetapkan. Selain
- T artinya timer, target waktu, itu berorientasi pada masalah dan
periode tertentu untuk mencapai kemungkinan penyebab dan merujuk
kriteria hasil. pada simptom dan meliputi empat aspek
yaitu kognitif (pengetahuan), afektif
2) Formulasi kedua
(perubahan status fungsi), psikomotor
S+P+K (perilaku), dan perubabhan fungsi
tubuh. Kriteria hasil ditulis dalam suatu
- S artinya subjek betuk kalimat pernyataan, tujuan
perilaku yang akan perawat capai masih
- P artinya Predikat/ perilaku yang
memerlukakn indikator yang lebih
dinginkakn setelah klien
spesifik sehingga tingkat keberhasilan
mencapai tujuan
akan lebih mudah perawat ukur.
- K artinya Kriteria/ kondisi Penetapan kriteria hasil yang benar
pencapaian tujuan dapat menggambarkan perilaku yang
ingin perawat capai dengan tepat.
3) Formulasi ketiga
Perilaku ini dapat berbentuk kognitif,

S + M + A + R + T=T yaitu perubhan pengetahuan klien dari


keadaaan taidak tahu kurang tahu dan
- S artinya spesifik, berfokus pada
salah konsep menjadi tahu dan
pasien, singkat dan jelas
mempunyai konsep yang benar. Selain

- M artinya Measurable, dapat aspek kognitif dapat juga dinilai dari

diukur. aspek perubahan fungsi tubuh berkaitan


dengan respons tubuh yang timbul
- A artinya Achievable, realistis akibat keadaan patologis, tindakan atau
situasi yang mengancam. Demikian Budiono. (2016). Konsep Dasar
pula dapat dilihat dari adanya Keperawatan. Jakarta : Bumi
perubahan perilaku yang perawat Medika.
inginkan adalah perubahan darikondisi
Budiono. (2016). Konsep Dasar
abnormal mejadi normal. Contoh
Keperawatan . Jakarta: Pusdika
hipertermi menjadi suhu normal,
SDM Kesehatan.
takikardi menjadi nadi normal, diare
menjadi buang air besar normal dan Christina, P., Indracahyani, A., &

lain-lain (Boediono, 2016). Yatnikasaria, A. (2019). Analisis


Ketidaksinambungan
Penutup Dokumentasi Perencanaan

Kesimpulan Asuhan Keperawatan: Metode


Ishikawa. Jurnal Ilmiah
Perencanaan keperawatan adalah Kesehatan (JIK), 518-524.
pengembangan strategi desain untuk
Deswani. (2009). Proses Keperawatan
mencegah,mengurangi, dan mengatasi
dan Berpikir Kritis. Jakarta:
masalah-masalah yang telah
Salemba Medika.
didentifikasi dalam diagnosis
keperawatan. Desain perencanaan DS, B. S., A, D. S., & H, R. A. (2017).
menggambarkan sejauh mana perawat Gambaran Kemampuan Berpikir
mampu menetapkan cara menyelesaikan Kritis Perawat Primer dalam
masalah dengan efektif dan efisien. Pelaksanaan Asuhan
Keperawatan di Rumah Sakit
Daftar Pustaka
Islam Surakarta. Jurnal Ilmu
Alimul, A. A. (2009). Pegantar Keperawatan Indonesia, 79-106.
Kebutuhan Dasar Manusia
Hidayah , N. (2014). Manajemen Model
Aplikasi Konsep dan Proses
Asuhan Keperawatan
Keperawatan. Jakarta: Salemba
Profesionanl (MAKP) Tim
Medika.
Dalam Peningkatan Kepuasan
Asmadi. (2013). Konsep Dasar Pasien di Rumah Sakit. Jurnal
Keperawatan. Jakarta: EGC. Kesehatan , 410-426.
M, B., & B, S. (2014). Hubungan Simamora, Roymod H. (2009). Buku:
Motivasi Perawat dengan Dokumentasi Proses
Pelaksanaan Pendokumentasian Keperawatan. Jember: Jember
Asuhan Keperawatan Di Ruang University Press.
Rawat Inap RSUD Pasar Rebo.
Simamora, Roymod H. (2010). Buku:
Jurnal Health Quality, 9-19.
Komunikasi dalam
Kodim, Yulianingsih. (2015). Konsep Keperawatan. Jember: Jember
Dasar Keperawatan. jakarta: University Press.
TIM.
Yusuf, A. (2015). Keperawatan
Muryani, Pertiwiwati, E., & Setiawan, Kesehatan Jiwa. Jakarta:
H. (2019). Kualitas Salemba Medika.
Pendokumentasian Asuhan
Keperawatan Di Ruang Rawat
Inap. Journal Nerspedia, 27-32.

Nursalam. (2013). Proses dan


Dokumentasi Keperawatan:
Konsep dan Praktik. Jakarta:
Salemba Medika.

Potter, P. A., & Perry, A. G. (2005).


Buku Ajar Fundamental
Keperawatan : Konsep, Proses,
dan Praktik (edisi 4). Jakarta:
EGC.

Simamora, Roymond H. (2008). Peran


Manajer Dalam Pembinaan
Etika Perawat Pelaksana Dalam
Peningkatan Kualitas Pelayanan
Asuhan Keperawatan. Jurnal
IKESMA. Volume 2 Nomor 4.

Anda mungkin juga menyukai