Anda di halaman 1dari 28

PROPOSAL ROLE PLAY TIMBANG TERIMA

PRAKTIK KLINIK MANAJEMEN KEPERAWATAN

Disusun Oleh :
Kelompok 4A
1. Agung Laksmana (2030006)
2. Agus Handoko (2030007)
3. Astika Rahmawati (2030014)
4. Dwi Putri Ambarwati (2030029)
5. Esty Lailatul F. (2030032)
6. Feni Alfiyanita (2030033)
7. Hasim Effendi (2030043)
8. Mei Ayu Sari (2030068)
9. Muhammad Rizal A. (2030071)
10. Nisa Arfianti W. (2030079)
11. Norma Widya A. (2030082)
12. Oktarina Ayu P. S. (2030085)
13. Tri Indriawati (2030109)
14. Ulfatul Kusna (2030110)
15. Yeti Eriyana (2030116)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA
2021

i
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL ROLE PLAY TIMBANG TERIMA


PRAKTIK KLINIK MANAJEMEN KEPERAWATAN

Penanggung jawab

Agung Laksmana
2030006

Mengetahui,
Surabaya, 16 April 2021
Pembimbing Institusi

DR. Setiadi.,S.Kep.,Ns.,M.Kep
NIP. 03001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan
berkat serta rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Proposal yang
berjudul “Timbang Terima”. Proposal ini disusun sebagai pertanggung jawaban
dalam menyelesaikan tugas mata kuliah Manajemen Keperawatan.

Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada:


1. Allah SWT yang telah memberikan jalan kemudahan dan segalanya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini dengan lancar.
2. Ibu Dwi Priyantini.,S.Kep.Ns.,MSc selaku dosen PJMK Stase Manajemen
Keperawatan dan Bapak DR. Setiadi.,S.Kep.,Ns.,M.Kep sebagai dosen
pembimbing Manajemen Keperawatan yang telah membimbing kami
sehingga kami bisa menyusun Proposal ini secara objektif.

Kami meyadari bahwa penyusunan proposal ini masih jauh dari


kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca,
agar penyusunan proposal ini dapat menjadi lebih baik lagi ke depannya.

Surabaya, 16 April 2021

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

COVER.....................................................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii

KATA PENGANTAR............................................................................................iii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iv

BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................4

2.1 Konsep Teori Timbang Terima.................................................................4


2.1.1 Pengertian Timbang Terima......................................................................4
2.1.2 Tujuan Timbang Terima............................................................................5
2.1.3 Langkah-langkah dalam Timbang Terima................................................5
2.1.4 Metode dalam Timbang Terima................................................................7
2.1.5 Faktor Yang Mempengaruhi Timbang Terima.........................................9
2.1.6 Dokumentasi dalam Timbang Terima.......................................................9
2.1.7 Bentuk Atau Tipe Timbang Terima........................................................10
2.1.8 Hal –Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Timbang Terima..................11
2.1.9 Evaluasi Dalam Timbang Terima............................................................11
BAB 3 PELAKSANAAN KEGIATAN................................................................13

3.1 Pelaksanaan Kegiatan..............................................................................13


3.2 Pengorganisasian.....................................................................................13
3.3 Metode dan Media...................................................................................13
3.4 Alur Timbang Terima..............................................................................14
3.5 Instrumen.................................................................................................14
3.6 Mekanisme Kegiatan Timbang Terima...................................................14

iv
3.7 Naskah Role Play Timbang Terima........................................................17
3.8 Kriteria Evaluasi......................................................................................23
3.8.1 Evaluasi Struktur.....................................................................................23
3.8.2 Evaluasi Proses........................................................................................24
3.8.3 Evaluasi Hasil..........................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................25

v
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Timbang terima adalah suatu teknik untuk menyampaikan dan menerima
suatu informasi yang berkaitan dengan keadaan pasien. Timbang terima harus
dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan
lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dan
belum dilakukan serta perkembangan pasien pada saat itu. Informasi yang
disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat
berjalan dengan sempurna (Nursalam, 2012). Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pelaksanaan timbang terima dalam pelayanan keperawatan
diantaranya menurut Kamil (2017) yaitu faktor internal meliputi komunikasi,
gangguan, kelelahan, memori, pengetahuan atau pengalaman, dokumentasi.
Faktor eksternal meliputi budaya organisasi, infrastruktur, keterbatasan teknologi
dan tenaga kerja. Adapun berdasarkan penelitian yang dilakukan Kesrianti, Noor
& Maidin (2014) menyatakan bahwa pengetahuan, sikap, ketersediaan prosedur
tetap, kepemimpinan, dan rekan kerja berpengaruh terhadap pelaksanaan Timbang
terima.
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Marlin Goraph (2018), yang
mendapatkan hasil yaitu ada hubungan antara timbang terima (operan shift)
dengan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap bangsal RSU GMIM
Pancaran Kasih Manado .Pada penelitian kedua yang dilakukan oleh Kurniawan R
(2018), yang mendapatkan hasil keterlaksanaan timbang terima shift sore-malam
sebesar 55%. Dengan kategori tahap persiapan sebesar 51.4%, tahap pelaksanaan
sebesar 59.4%, dan tahap post timbang terima sebesar 38.8%. Gambaran timbang
terima secara keseluruhan belum mencapai keterlaksanaan 100% sesuai dengan
Standar Prosedur Operasional (SPO). Perlu adanya kebijakan maupun sosialisasi
sebagai upaya meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan perawat untuk
melaksanakan timbang terima yang sesuai dengan SPO yang telah ditetapkan.
Keperawatan sebagai profesi merupakan bagian dari masyarakat yang akan
terus berubah seirama dengan berubahnya masyarakat yang terus me nerus
1
berkembang dan mengalami perubahan. Perubahan kearah tujuan yang lebih baik
dapat dilakukan dengan salah satu upaya yang sangat penting dalam
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan, yaitu dengan cara meningkatkan
mutu dan sumber daya manusia dan pengelolaan manajemen keperawatan
(Nursalam, 2012). Rachman (2009), mengemukakan bahwa keperawatan
sebagai profesi mengharuskan pelayanan keperawatan diberikan secara
profesional oleh perawatan dengan kopetensi yang memenuhi standar dan
memperhatikan kaidah etik dan moral. Untuk menjadikan perawat sebagai
profesional, sebagai tenaga profesional maka perlu dilakukan pembinaan secara
terus menerus secara berkesinambungan sehingga menjadikan perawat sebagai
tenaga kerja yang perlu diperhatikan, diakui dan dihargai keprofesianya melalui
penerapan sistem manjemen.
Praktek mahasiswa Profesi Ners Stikes Hang Tuah Surabaya tahun ajaran
2021 stase manajemen keperawatan ingin mempraktekkan atau memperagakan
cara timbang terima disuatu Rumah Sakit. Berdasarkan dari uraian di atas
maka penulis tertarik mengambil judul “Proposal Role Play Timbang Terima
Praktik Klinik Manajemen Keperawatan”.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana timbang terima dalam manajemen keperawatan dan cara
pengaplikasiannya ?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Setelah dilakukan timbang terima, maka mahasiswa mampu memberikan
komunikasi keperawatan yang efektif sehingga menghasilkan pelaksanaan asuhan
keperawatan pasien secara optimal dengan berkesinambungan informasi mengenai
keadaan pasien dapat dipertahankan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Menyampaikan masalah, kondisi dan keadaan pasien (data fokus).

2
2. Menyampaikan hal-hal yang sudah/belum dilakukan dalam asuhan
keperawatan pada pasien.
3. Menyampaikan hal-hal yang penting yang perlu ditindaklanjuti oleh
dinas berikutnya.
4. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
5. Mendokumentasikan timbang terima.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Teori Timbang Terima


2.1.1 Pengertian Timbang Terima
Timbang terima adalah teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima
sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien. Timbang terima pasien
harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan
3
lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah
dilakukan/belum dan perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan
harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan
sempurna. Timbang terima dilakukan oleh perawat primer keperawatan kepada
perawat primer (penanggung jawab) dinas sore atau dinas malam secara tertulis
dan lisan (Nursalam, 2012).
Agustin, Wijaya , & Habibi, (2014) timbang terima adalah proses transfer
atau perpindahan informasi penting untuk asuhan keperawatan pasien secara
holistic dan aman yang bertujuan agar pelayanan yang diberikan oleh setiap
perawat saling berkesinambungan.
Overan merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima
sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien. Overan pasien harus
dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan
lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dan
yang belum dilakukan serta perkembangan pasien saat itu. Informasi yang
disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat
berjalan dengan sempurna. Overran dilakukan oleh perawat primer keperawatan
kepada perawat primer (penanggung jawab) dinas sore atau dinas malam secara
tertulis dan lisan (Nursalam, 2012).

2.1.2 Tujuan Timbang Terima

Menurut Australian Health Care and Hospitals Association/ AHHA (2009)


tujuan timbang terima adalah untuk mengidentifikasi, mengembangkan dan
meningkatkan timbang terima klinis dalam berbagai pengaturan kesehatan.
Menurut Nursalam (2012) tujuan dilaksanakan timbang terima adalah :
1. Mengomunikasikan keadaan pasien dan menyampaikan informasi yang
penting.
2. Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data fokus).
3. Menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan dalam asuhan
keperawatan kepada pasien.
4
4. Menyampaikan hal yang penting yang harus ditindak lanjuti oleh
perawat dinas berikutnya
5. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya

2.1.3 Langkah-langkah dalam Timbang Terima

1. Tahap persiapan
Persiapan alat
a. Menyiapkan status pasien/ rekam medic
b. Format timbang terima
c. Log book
2. Prosedur pelaksaan
a. Persiapan
1) Kedua kelompok dinas sudah siap dan berkumpul di nurse station
2) Kelompok yang akan bertugas menyiapkan catatan/ log book , PP
yang akan mengoperkan menyiapkan lembar timbang terima.
3) Kepala ruangan membukla acara timang terima dilanjutkan dengan
doa bersama dan membacakan visi misi dan moto.

b. Pelaksanaan
1) PP dinas malam melakukan timbang terima pada PP dinas pagi,
hal-hal yang perlu disampaikan saat timbang terima :
a) Identitas pasien dan diagnose medis
b) Masalah keperawtan yang muncul
c) Data focus (keluhan subjektif dan objektif)
d) Rencana keperawatan yang sudah/ belum dilaksanakan
e) Tindakan kolaboratif
f) Persiapan rencana umum yang perlu dilakukan (persiapan
operasi, pemeriksaan penunjang, konsul, prosedur tindakan
tertentu), perlu disampaikan dan ditindak lanjuti

5
2) PP dinas pagi melakukan klarifikasi terhadap data yang
disampaikan.
3) Menyupayakan penyampaian yang jelas, singkat dan padat.
4) Lama timbang terima setiap paien kurang lebih 5 menit, kecuali
kondisi khusus yang memerlukan keterangan lebih rinci.
5) Karu diikuti semua perawat keliling ke tiap klien. PP dinas pagi
melakukan validasi data.
3. Penutup
a. perawat kembali ke nurse station, lanjut diskusi tentang hasil
validasi.
b. Setelah proses timbang terima selesai dilakukan, maka kedua PP
menandatangani laporan timbang terima di ketahui oleh karu
c. Karu menutup timbang terima, karu member reward, kepada PP
dinas malam dan mengucapakan selamat bekerja kepada PP dinas
pagi
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan keadaan timbang terima antara
lain adalah :
1. Dilaksanakan tepat waktu setiap pergantian sift
2. Dipimpin oleh karu atau perawat associate/ perawat pelaksana yang telah
diberi wewenang atau delegasi
3. Diikuti oleh setiap perawat yang telah dan yang akan dinas
4. Adanya unsur bimbingan, pengarahan serta tanggungjawab
5. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat sistematis dan
menggambarkan kondisi klien saat serta menjaga kerahasian klien
6. Timbang terima harus berorientasi pada permasalahan klien
7. Saat timbang terima dikamar klien menggunakan volume suara yang
cukup sehingga klien disebelahnya tidak mendengar sesuatu yang privasi
bagi klien. Semua yang dianggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan
secra langsung dihadapan paien
8. Sesuatu yang mungkin membuat klien terkejut sebaiknya dibicarakan di
nurse station (Setiadi, 2016)
6
Isi materi tembang terima
Hal-hal penting pemberian asuhan keperawatan pasien misalnya untuk
pasien baru dimulai dari identitas pasien alasan MRS, keadaan umum pasien,
diagnose keperawatan, tindakan yang perlu dilakukan baik independen maupun
kolaboras. Selain itu, tindakan yang perlu dilakukan untuk pasien lama, informasi
perkembangan baru dan perubahan kondisi pasien disertai tindak lanjut yang
diharapkan.

2.1.4 Metode dalam Timbang Terima.

1. Timbang terima dengan metode tradisional


Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kassesan dan Jagoo (2005)
disebutkan bahwa operan jaga (handover) yang masih tradisional adalah:
a. Dilakukan hanya dimeja perawat
b. Menggunakan satu arah komunikasi sehingga tidak memungkinkan
munculnya pertanyaan atau diskusi.
c. Jika ada pengecekan ke pasien hanya sekedar memastikan kondisi
secara umum.
d. Tidak ada kontribusi atau feedback dari pasien dan keluarga,
sehingga proses informasi dibutuhkan oleh pasien terkait status
kesehatannya tidak up to date.
2. Timbang terima dengan metode bedside handover
Menurut Kassean dan Jagoo (2005) handover yang dilakukan sekarang
sudah menggunakan model bedside handover yaitu handover yang dilakukan
di samping tempat tidur pasien dengan melibatkan pasien atau keluarga pasien
secara langsung untuk mendapatkan feedback. Secara umum materi yang
disampaikan dalam proses operan jaga baik secara tradisional maupun bedside
handover tidak jauh berbeda, hanya pada handover memiliki beberapa
kelebihan diantaranya:
a) Meningkatkan keterlibatan pasien dalam mengambil keputusan
terkait kondisi penyakitnya secara up to date.

7
b) Meningkatkan hubungan caring dan komunikasi antara pasien
dengan perawat.
c) Mengurangi waktu untuk melakukan klarifikasi ulang pada kondisi
pasien secara khusus.
Bedside handover juga tetap memperhatikan aspek tentang
kerahasiaan pasien jika ada informasi yang harus ditunda terkait adanya
komplikasi penyakit atau persepsi medis yang lain.
Timbang terima memiliki beberapa metode pelaksanaan diantaranya:
a) Menggunakan Tape recorder Melakukan perekaman data tentang
pasien kemudian diperdengarkan kembali saat perawat jaga
selanjutnya telah datang. Metode itu berupa one way
communication.
b) Menggunakan komunikasi Oral atau spoken Melakukan pertukaran
informasi dengan berdiskusi.
c) Menggunakan komunikasi tertulis (written) Melakukan pertukaran
informasi dengan melihat pada medical record saja atau media
tertulis lain (Triwibowo, 2013)

2.1.5 Faktor Yang Mempengaruhi Timbang Terima

Berikut faktor yang mempengaruhi timbang terima menurut (Agustin,


Wijaya, & Habibi 2014) ada 2 :
1. Faktor penghambat terdiri dari delapan elemen utama yaitu :
a. Hambatan komunikasi
b. Masalah yang berhubungan dengan standar
c. Ketersediaan sumber daya
d. Faktor lingkungan
e. Efektifitas waktu
f. Kesulitan yang berhubungan dengan kompleksitas keadaan pasien
g. Pendidikan dan pelatihan yang kurang serta faktor individu
2. Sedangkan faktor pendukung pendukung terdiri dari enam elemen utama yaitu :
a. Ketrampilan komunikasi
8
b. Strategi/standar timbang terima
c. Penggunaan teknologi
d. Dukungan lingkungan
e. Pendidikan dan pelatihan
f. Keterlibatan staf serta kepemimpinan

2.1.6 Dokumentasi dalam Timbang Terima

Dokumentasi adalah salah satu alat yang sering digunakan dalam


komunikasi keperawatan. Hal ini digunakan untuk memvalidasi asuhan
keperawatan, sarana komunikasi antar tim kesehatan, dan merupakan dokumen
pasien dalam pemberian asuhan keperawatan. Ketrampilan dokumentasi yang
efektif memungkinkan perawat untuk mengkomunikasikan kepada tenaga
kesehatan lainnya dan menjelaskan apa yang sudah, sedang, dan akan dikerjakan
oleh perawat.
Yang perlu di dokumentasikan dalam timbang terima antara lain :
a. Identitas pasien.
b. Diagnose medis pesien.
c. Dokter yang menangani.
d. Kondisi umum pasien saat ini.
e. Masalah keperawatan.
f. Intervensi yang sudah dilakukan.
g. Intervensi yang belum dilakukan.
h. Tindakan kolaborasi.
i. Rencana umum dan persiapan lain.
j. Tanda tangan dan nama terang.
(Suarli & Yayan B, 2009)

2.1.7 Bentuk Atau Tipe Timbang Terima


Beberapa bentuk atau tipe timbang terima antara lain :

9
1. On call responsibility yang merupakan timbang terima dalam bentuk
pertanggung jawaban atas informasi melalui telepon/informasi lisan.
2. Critical report yaitu bentuk pencatatan atas informasi hasil pemeriksaan
penunjang, seperti catatan laboratorium.
3. Hospital to community handover yaitu bentuk timbang terima dari fasilitas
pelayanan rumah sakit ke rumah/fasilitas pelayanan kesehatan di
masyarakat.Perpindahan paien pada tingkat perawatan, merupakan suatu
bentuk timbang terima yang ditujukan pada perpindahan pasien dari
perawatan kritikal ke perawatan medical.
4. Nursing shift merupakan bentuk timbang terima yang berhubungan dengan
pergantian shift dalam pelayanan keperawatan seperti pergantian dari dinas
pagi ke dinas sore.

5. Other transition in care yang merupakan perpindahan dalam kegiatan


pelayanan yang bersifat sementara seperti ke pemeriksaan radiologi,
fisiotherapy atau ruang operasi dikutip dari penelitian (Hidayaturrahman,
2016).

2.1.8 Hal –Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Timbang Terima


Menurut (Nursalam, 2012) hal yang perlu diperhatikan dalam timbang terima
antara lain :
1. Dilaksanakan tepat waktu pergantian shif.
2. Dipimpin oleh kepala ruangan atau pergantian jawab pasien (PP).
3. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas.
4. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis, dan
menggambarkan kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan pasien.
5. Operan (handover) harus berorientasi pada permasalahan pasien.
6. Pada saat operan di kamar pasien, menggunakan volume suara yang cukup
sehingga pasien di sebelahnya tidak mendengar sesuatu yang rahasia bagi
pasien. Sesuatu yang dianggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan secara
langsung didekat pasien.

10
7. Sesuatu yang mungkin membuat pasien terkejut dan syok sebaiknya
dibicarakan di nurse station.

2.1.9 Evaluasi Dalam Timbang Terima


Menurut (Nursalam, 2012) evaluasi dalam timbang terima yaitu :
1. Struktur (Input).
Pada operan, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia antara lain :
catatan operan, status pasien dan kelompok shif operan. Kepala ruang selalu
memimpin kegiatan operan yang dilakukan pada pergantian shif yaitu malam
ke pagi, pagi ke sore. Kegiatan operan pada shif sore ke malam dipimpin oleh
perawat primer yang bertugas saat itu.

2. Proses.
Proses operan dipimpin oleh kepala ruang dan dilaksanakan oleh seluruh
perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shif. Perawat primer
mengoperkan ke perawat primer berikutnya yang akan mengganti shif.
Operan pertama kali dilakukan di nurse station kemudian ke ruang perawatan
pasien dan kembali lagi ke nurse station. Isi operan mencakup jumlah pasien,
diagnosis keperawatan, intervensi yang belum/sudah dilakukan. Setiap pasien
tidak lebih dari lima menit saat klarifikasi ke pasien.
3. Hasil.
Operan dapat dilaksanakan setiap pergantian shif. Setiap perawat dapat
mengetahui perkembangan pasien. Komunikasi antar perawat berjalan dengan
baik.

11
BAB 3
PELAKSANAAN KEGIATAN
3.1 Pelaksanaan Kegiatan
Hari / Tanggal : Kamis, 22 April 2021
Pukul : 08.00 WIB
Pelaksana : Kepala Ruangan, Ketua Tim, Perawat Pelaksana
Topik : Timbang terima dengan shift pagi ke shift siang
Tempat : Nurse Station
Sasaran : Perawat dan Pasien
3.2 Pengorganisasian
Kepala Ruangan : Bu Yeti Eriyana
Ketua Tim : Hasim Effendi dan Mei Ayu
Perawat pelaksana : Astika R, Ulfa, Feni A, Norma
Notulen : Dwi Putri
3.3 Metode dan Media
Metode  :
1. Proses operan dilakukan pada setiap pergantian dinas (shift) yaitu pukul 08.00
dan 14.00 serta pukul 21.00.
2. Timbang terima/operan pagi merupakan pre conference untuk dinas pagi dan
post conference untuk perawat yang dinas sore. Operan ini dipimpin oleh
penanggung jawab shift dinas pagi

12
3. Timbang terima/operan siang merupakan pre conference untuk perawat dinas
sore dan post conference untuk perawat yang dinas malam. Operan ini
dipimpin oleh penanggung jawab shift dinas sore.
4. Timbang terima/operan malam merupakan pre conference untuk perawat
yang dinas malam dan post conference untuk perawat yang dinas pagi.
Operan ini dipimpin oleh KARU atau KATIM.
Media :
1. Materi disampaikan secara lisan
2. Dokumentasi pasien (status)
3. Buku Timbang Terima
3.4 Alur Timbang Terima
Mekanisme timbang terima

Pasien

Diagnosis medis Diagnosis

masalah kolaboratif Keperawatan


Rencana

Tindakan
Yang telah Yang akan

dilakukan Perkembangan dilakukan


keadaan pasien

3.5 Perencanaan teratasi seluruhnya, sebagian, belum teratasi dan terdapat


Instrumen
1. Status Pasien / Rekam Medis masalah baru
2. Catatan timbang terima
3.6 Mekanisme Kegiatan Timbang Terima

Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana


1. Karu mengecek 1.Kepala
Pra Timbang kesiapan timbang 10 menit Nurse Ruangan
Terima terima pada setiap PP Station 2. PP

13
Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana
2. Kelompok yang akan 3. PA
bertugas menyiapkan
catatan (Work Sheet),
PP yang akan
mengoperkan,
menyiapkan buku
timbang terima &
nursing kit
3. Kepala ruangan
membuka acara
timbang terima
dilanjutkan dengan doa
1. PP dinas pagi Nurse 1. Kepala
Pelaksanaan melakukan timbang 20 menit Station Ruangan
Timbang terima kepada PP dinas 2. PP
terima sore. Hal-hal yang 3. PA
perlu disampaikan pada
saat timbang terima :
a. Identitas pasien
dan diagnosa
medis termasuk
hari rawat
keberapa atau post
op hari keberapa
b. Masalah
keperawatan
c. Data yang
mendukung
d. Tindakan
keperawatan yang
sudah/belum
dilaksanakan
e. Rencana umum
yang perlu
dilakukan :
Pemeriksaan
penunjang,
konsul, prosedur

14
Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana
tindakan tertentu

2. Kepala ruangan
membuka dan memberi
salam kepada pasien,
PP pagi menjelaskan Bed
tentang pasien, PP sore Pasien
mengenalkan anggota
timnya dan melakukan
validasi data
3. Lama timbang terima
setiap pasien kurang
lebih 5 menit, kecuali
kondisi khusus yang
memerlukan
keterangan lebih rinci.

1. Klarifikasi hasil 1. Kepala


Post Timbang validasi data oleh PP 5 menit Nurse Ruangan
Terima pagi Station 2. PP
2. Penyampaian alat- alat 3. PA
kesehatan
3. Laporan timbang
terima ditandatangani
oleh kedua PP dan
mengetahui Kepala
Ruangan
4. Reward Kepala
Ruangan terhadap
perawat yang akan dan
selesai bertugas
5. Penutup oleh Kepala
Ruangan

15
3.7 Naskah Role Play Timbang Terima

Kepala ruangan : Bu Yeti


Ka tim pagi : Hasim Effendi
Ka tim siang : Mei Ayu
Perawat Pagi : Astika Rahma
Perawat Pagi : Ulfa
Perawat Sore : Feni Alfiyanita
Perawat Sore : Norma
Pasien : Oktarina

Narasi : Timbang terima dilakukan setiap pergantian sift pagi, siang dan malam

1. PREKONFERENCES DI NURSE STATION

Kepala Ruangan : Assalamu’alaikum wr wb, sebelum kita


melakukan operan, marilah kita ucapkan puji
syukur atas kehadirat Allah swt. karena rahmat serta
karunianya lah kita dapat berkumpul disini. Pada
siang hari ini hari Kamis tanggal 22 April 2021 akan
dilakukan kegiatan operan yang rutin kita lakukan
setiap pergantian shift.

Kepada perawat pelaksana yang dinas pagi


dipersilahkan menjelaskan kondisi masing-masing
pasien saat ini ke perawat pelaksana yang dinas
sore. Dan untuk masing-masing ketua tim saya
persilahkan memvalidasi data yang sudah ada untuk
merencanakan tindakan keperawatan selanjutnya.
Perawat pagi (Astika ) :Assalamu’alaikum Wr Wb, Terima kasih
untuk kesempatan yang diberikan kepada saya
untuk menjelaskan kondisi pasien saat ini, jumlah
pasien saat ini adalah 4 orang dengan tingkat
ketergantungan minimal 2 orang, parsial 2 orang
16
dan total care 1 orang. identitas pasien yang pertama
nama Ny.S, umur 55 tahun, tingkat ketergantungan
minimal care diagnosa medis ca. mammae. keadaan
umum pasien baik. TTV terakhir pukul 13.00
TD 120/80 mmhg, Suhu 36,80c, Nadi 85x/mnt,
RR 20x/mnt, GCS 456. pasien mengeluhkan
nyeri dengan skala 6 bagian mammae, nyeri hilang
timbul. masalah keperawatan yang ditemukan
adalah gangguan rasa nyaman nyeri.
Implementasi Yang Sudah Dilakukan
1. Mengkaji tingkat nyeri dengan hasil nyeri sedang

2. Mempertahankan tirah baring, lingkungan


yang tenang, sedikit penerangan
3.Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan.
4. Membatasi aktivitas.
5. Obat yang masuk ceftriaxone 3 x 5 mg
Intervensi Yang Belum Terlaksana
1. Beri tindakan yang menyenangkan sesuai
indikasi seperti kompres es, posisi nyaman,
tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi,
2. Hindari konstipasi.
3. Evaluasi (Soap) (pukul 13.00)
S : pasien mengatakan nyeri mammae
berkurang
O : pasien Nampak rileks
A : masalah nyeri sebagian teratasi
P : lanjutkan intervensi.

Demikian yang dapat saya sampaikan tentang


keadaan pasien di ruangan saat ini.

17
Dan begitu juga pada perawat pagi Ulfa melaporkan keadaan pasien saat ini

Perawat Pagi (Ulfa) : Assalamu’alaikum Wr Wb, Terima Kasih Untuk


kesempatan yang diberikan Kepada Saya Untuk
Menjelaskan Kondisi Pasien Saat Ini. Identitas
Pasien Tn.R, umur 50 tahun, Tingkat Ketergantungan
partial care. Diagnosa Medis Fraktur Femur 1/3
distal. Keadaan Umum Pasien lemah TTV
Terakhir Pukul 13.00. Tensi 130/70 mmHg, S:
37,50c. Nadi 64x/mnt. RR : 22x/mnt. Gcs 15.
Pasien Mengeluhkan tidak bisa beraktivitas seperti
biasa.
Masalah Keperawatan Yang Ditemukan
adalah hambatan mobilitas fisik b/d terpasangnya
gips/traksi.
Implementasi Yang Sudah Dilakukan
1. Mengkaji kemampuan klien dalam beraktivitas.

2. Mengkaji kesiapan untuk meningkatkan aktivitas

3. Memberikan bantuan sesuai kebutuhan dan


anjurkan penggunaan, menyikat gigi / rambut
dengan duduk dan sebagainya ditempat tidur.
Intervensi Yang Belum Terlaksana

1. Dorong pasien untuk partisifasi dalam memilih


periode aktivitas.(Seperti jadwal meningkatkan
toleransi terhadap kemajuan aktivitas dan
mencegah kelemahan).
2. Jelaskan pada pasien pentingnya melakukan
aktivitas sesuai kemampuan.
Evaluasi (Soap)
18
S : pasien mengatakan sebagian aktivitasnya bisa
dilakukan di tempat tidur.
O : pasien nampak terbaring lemah
A : masalah belum teratasi
P : ulangi intervensi

Kepala Ruangan : Terima kasih untuk perawat pelaksana yang telah


menyampaikan kondisi dari semua pasien saat ini,
mungkin ada yang perlu ditambahkan dari masing-
masing ketua tim untuk memvalidasi data. Kalau
tidak ada tambahan mari kita langsung saja menuju
ke ruangan pasien
2. KONFERENS SAAT BERADA DI RUANGAN PASIEN
Kepala Ruangan : Assalamu’alaikum Wr Wb, Bagaimana Keadaannya
ibu Santi Saat Ini? Seperti Biasa , Ibu, Kita Disini
Akan Melakukan Kegiatan Timbang Terima Yang
Rutin Setiap Pergantian Shift, Tujuan Dari Timbang
Terima Ini Adalah Mengkomunikasikan Keadaan
Ibu Sekarang Dan Menyampaikan Informasi Yang
Penting Antar Shift jaga pagi dan shift sore
Perkenalkan kepada perawat yang sore ada perawat
Feni dan Perawat norma yang akan bertugas
menggantikan perawat dinas pagi
Masing-masing perawat dinas sore melakukan validasi langsung ke pasien.
Perawat Sore (Norma) : Apa yang dirasakan bu Santi Saat ini apakah
sudah ada perkembangan yang lebih baik dari
sebelumnya?
Pasien : Iya suster saya masih lemas dan sakit pada bagian
dada terutama pada payudara dan kepala saya jadi
pusing.
Perawat Sore (Feni) : Iya ibu, lemas dan sakit pada bagian kepala
19
yang dirasakan merupakan efek dari proses
penyakit, namun ibu jangan terlalu cemas karena
sudah ada perawatan yang a k a n m e m berikan
terapi obat yang di berikan dokter untuk
mengatasi masalah yang diderita ibu saat ini,
(perawat memberikan posisi senyaman mungkin
pada pasien dan mengajarkan teknik distraksi,
relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri) baik ya ibu,
tidak perlu sungkan bila memerlukan bantuan,
kami akan selalu siap memberikan pelayanan yang
terbaik.
Demikian perawat sore menanyakan secara bergantian keluhan dari semua
pasien yang ada di ruang perawatan untuk memvalidasi data yang
dilaporkan oleh perawat pelaksana pada masing-masing tim (pagi)
Kepala ruangan : Sebelum saya akhiri mungkin ada tambahan atau
koreksi yang perlu didiskusikan kembali ?
Jika tidak saya ucapkan terima kasih pada semua
pihak yang telah mengikuti timbang terima ini.
Wassalamu’alaikum wr wb.
(Sambil berjabat tangan dengan semua anggota
timbang terima sambil meninggalkan kamar pasien
dan akan menuju ke nurse station)
3. POST KONFERENS DI NURSE STATION
Kepala ruangan : Kita tadi sudah bersama-sama melakukan kegiatan
timbang terima, saya berharap dengan adanya
kegiatan ini proses pendelegasian tugas antar shift
bisa jelas dan terstruktur. Mungkin dari pasien tadi
ada yang masih harus di diskusikan lagi?
Perawat pagi dan yang dinas sore mengklarifikasikan hasil validasi kepada
Karu, Katim 1 dan 2, serta Perawat yang dinas pagi.
Perawat Sore (Feni) : Iya, ada tambahan dari pasien kamar VII atas
20
nama Ny. N masih mengeluh nyeri bagian post
oprasi.
Perawat pagi (Ulfa) : Sudah diberikan terapi obat tramadol Yang sesuai
dengan anjuran dari dokter.
Ketua Tim : untuk intervensi selanjutnya pasien Ny. N berikan
posisi yang nyaman dan ajarkan teknik distraksi
relaksasi, bila perlu konsulkan lagi ke dokter
jaga untuk terapi obat apakah masih bisa diberikan
atau diganti dengan obat yang lain.
Kepala ruangan : Terima kasih atas kerjasamanya dari ketua tim 1
dan ketua tim 2 beserta perawat yang dinas pagi
yang telah bekerja dengan baik. Demikian tadi
timbang terima ini semoga apa yang telah kita
lakukan hari ini memberikan banyak keuntungan
bagi kita semua, dan kita diberikan kelancaran dalam
melaksanakan tugas masing- masing. Demikian saya
akhiri Wassalamu’alaikum wr, wb.
3.8 Kriteria Evaluasi
3.8.1 Evaluasi Struktur
Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia
antara lain: Catatan timbang terima, status pasien dan kelompok shift timbang
terima. Kepala ruangan memimpin kegiatan timbang terima yang dilaksanakan
pada pergantian shift yaitu pagi ke siang. Sedangkan kegiatan timbang terima
pada shift pagi ke sore dipimpin oleh kepala ruangan.
3.8.2 Evaluasi Proses
Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan
oleh seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift. PP pagi
menyerahkan ke PP sore yang akan mengganti shift. Timbang terima pertama
dilakukan di nurse station kemudian ke bed pasien dan kembali lagi ke nurse
station. Isi timbang terima mencakup jumlah pasien, masalah keperawatan,
intervensi yang sudah dilakukan dan yang belum dilakukan serta pesan khusus
21
bila ada. Setiap pasien dilakukan timbang terima tidak lebih dari 5 menit saat
klarifikasi ke pasien.
3.8.3 Evaluasi Hasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap perawat
dapat mengetahui perkembangan pasien. Komunikasi antar perawat berjalan
dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Agustin, Viera., Wijaya, Arif., & Habibi Y.Y., 2014, „Nurse Knowledge With
Acceptance Weigh Implementation‟, Nursing Journal of STIKes Insan
Cendekia Medika Jombang, vol.08 no.002, h.2.

Eaton. (2010). Standard Methods for Examination of Water and wastewater. 21st
Edition. Marryland-USA: American Public Health Assosiaton.

Hidayaturrahman., 2016, Hubungan Sikap Perawat dengan Pelaksanaan


Timbang Terima Di Ruang Kencono Wungu RSU Dr. Wahidin Sudiro
Husodo Mojokerto, Skripsi Skep., STIKES Insan Cendekia Medika
Jombang, h.65- 66.

Kassean, H. K, dan Jaggo,Z.B. (2005). Managing Change in the nursing handover


from traditional to bedside handover A- Case study fromMauritius.
BMCNursing,4:1.http://www.biomedcentral.com/1476955/4/1
Kesrianti, Noor & Maidin 2014. Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi
pada saat handover di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Universitas
22
Hasanudin Makasar.
Nursalam, 2012, Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktek
Keperawatan Profesional, Salemba Medika, Jakarta

Setiadi. (2016). Manajemen & Kepemimpinan Dalam Keperawatan. Yogyakarta:


Indomedia Putaka.
Triwibowo, C. (2013). Manajemen Pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit.
Jakarta. TIM

23

Anda mungkin juga menyukai