MANAJEMEN KEPERAWATAN
GERBONG 4A
Disusun Oleh :
1. Agung Laksmana (2030006)
2. Agus Handoko (2030007)
3. Astika Rahmawati (2030014)
4. Dwi Putri Ambarwati (2030029)
5. Esty Lailatul F. (2030032)
6. Feni Alfiyanita (2030033)
7. Hasim Effendi (2030043)
8. Mei Ayu Sari (2030068)
9. Muhammad Rizal A. (2030071)
10. Nisa Arfianti W. (2030079)
11. Norma Widya A. (2030082)
12. Oktarina Ayu P. S. (2030085)
13. Tri Indriawati (2030109)
14. Ulfatul Kusna (2030110)
15. Yeti Eriyana (2030116)
7
Kasus M1-M5 :
TINJAUAN LAHAN
itu, maka lahirlah RSAL Surabaya yang menempati sayap timur RS Karang
Menjangan, dengan kapasitas 129 tempat tidur. Tugas pertama Rumah Sakit
calon dan anggota serta pengobatan anggota yang sakit. Pada tahun 1958 – 1962
menyiapkan personil medis dan tim-tim bedah yang mengawaki kapal Rumah
Kodamar dan dimulai kegiatan penelitian bawah air bersama fakultas Kedokteran
1974 tentang pemberian nama kepada RSAL Surabaya menjadi Rumkital Dr.
Ramelan Surabaya.
ditingkatkan menjadi Rumah Sakit tingkat 1 atau pusat rujukan ABRI untuk
wilayah Indonesia Timur. Sejak itu Rumkital Dr. Ramelan bertugas mendukung
8
latihan di wilayah Indonesia Timur dengan pembentukan tim bedah mobil dan
jalan, unit rawat inap, gedung serba guna, Masjid Ash Shihah, Navy Spa, Gedung
Republik Indonesia.
a. Falsafah
unik.
9
4. Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan.
b. Motto
c. Visi
d. Misi
Rumkital Dr. Ramelan Surabaya merupakan Rumah Sakit kelas tipe A dan
merupakan Rumah Sakit tingkat I TNI wilayah timur (Integrasi) yang melayani :
TNI AL, TNI AD, TNI AU, Askes dan Masyarakat Umum.
dengan ditunjang sarana dan prasarana memadai sehingga sangat mungkin dapat
10
memenuhi seluruh kebutuhan pasien.
f. Pelayanan Farmasi
h. Medical Check Up
i. Akupuntur
k. Poli Paliatif
Neonatus : 14 Unit
Pembagian Kelas :
VVIP : 4
VIP : 6
Kelas 1 Utama: 29
11
Kelas I A : 61
Kelas IB : 137
ECU : 10
ICCU Jantung : 4
ICU UGD : 10
ICU Anastesi : 10
Box Bayi : 24
Dari hasil observasi ruangan tidak ditemukan falsafah, Motto, Visi, misi dan
tujuan ruangan B2 di ruang kepala ruang, ners station, ruang obat ataupun kamar
pasien.
12
2.2.3 Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Anggota AL, AD, AU beserta keluarganya, pasien BPJS dan masyarakat umum.
kenyatannya semua penyakit di rawat di ruang B2. Hal ini dikarenakan di RSAL
A. M-1 (MAN)
(Karu), 2 orang Kepala Tim dengan anggota 5-6 orang Perawat pelaksana pada
masing-masing tim.
CS : 1 Orang
13
c. SPK ada 2 orang
14
Pelaksana
Tabel 2.2 Daftar Ketenagaan Non Medis Ruang B-2 Rumkital Dr. Ramelan
Surabaya Bulan Maret 2016
No Kualifikasi Jumlah Masa Kerja
1 Non Medis 3 orang 9,10,11 Tahun
2 Cleaning Service 1 orang 5 tahun
15
7 Hipertensi 15
8 Gastritis 14
9 Hematemesis Melena 11
10 GEA 11
Tabel 2.4 Daftar Pasien ruang B2 Rumkital Dr. Ramelan Surabaya tanggal
4 April 2016
No Diagnosa Tanggal
Nama pasien Bed
. Medis MRS
1 Tn. Yudi 1a Anemia+ 01/04/2016
melena
16
15 Ny. Nur A 4b DM 01/04/2016
Hiperglikemi
16 Ny. Sri 4c Ca 03/04/2016
Mundayati nasofaring+
hiponatremia
19 Ny Dien 4f SH 17/03/2016
B. M-2 (MATERIAL)
17
Keterangan :
Tabel 2.6 Daftar Fasilitas Pasien Ruang B2 Rumkital Dr. Ramelan Surabaya
18
Baik Rusak
1 Tempat tidur 28 buah 26 2
2 Meja almari Pasien 26 buah 26
3 Kursi penunggu 26 buah 26
4 AC 14 buah 14
5 Kamar Mandi dan WC 10 buah 10
6 Jam Dinding 5 buah 5
7 Dapur 1 buah 1
8 Wastafel 10 buah 10
9 Almari es 2 buah 2
10 Dispenser 1 buah 1
11 TV 1 buah 1
12 Kereta makan 1 buah 1
Fasilitas untuk petugas kesehatan terdiri atas ruang kepala ruangan, ruang
ganti Perawat, Kamar Mandi/ WC, nurse station berada di tengah ruangan B2 dan
Tabel 2.7 Daftar Fasilitas dan Alat Kesehatan Ruang B-2 Rumkital Dr.
Ramelan Surabaya Bulan Maret 2016
Persediaan
No NAMA BARANG Satuan Ket
Jml B RR RB
1 Bengkok Buah 2 2
2 Bak Injeksi Sedang Buah 2 2
3 Bak Injeksi Kecil Buah 3 3
4 Cucing Buah 4 4
5 EKG Buah 1 1
6 Emergeny Kit Buah 1 1
7 Gunting Verban Buah 4 4
8 Gunting Lurus Buah 2 2
9 Instrumen Rawat luka Buah - -
10 Kursi Roda Buah 2 2
11 Korentang Buah 2 2
12 Klem Koker Buah - -
Oksigen kecil +
13 Buah 1 1
manometer
14 Oksigen Central Buah 28 28
19
15 Nebulizer Buah 1 1
16 Pinset Anatomis Buah 5 5
17 Pinset Cirurgis Buah 3 3
18 Ambubag Buah 1 1
19 Stetoskop Buah 3 3
20 Standart Infus Mobile Buah 9 7 2
Standart Infus
21 Buah 22 22
Permanen
22 Senter Buah 1 1
23 Stik Pan / Pispot Buah 4 4
24 Suction Buah 1 1
25 Syringe Pump Buah 1 1
26 Set Kemoterapi Buah - -
27 Selang Oksigen Buah - -
28 Termometer Axila Buah 5 5
29 Tensimeter Buah 3 3
30 Tensi badan Buah 3 3
31 Tromol Besar Buah 1 1
32 Tromol Kecil Buah 1 1
33 Tromol Sedang Buah - -
34 Troli Tindakan Buah 1 1
35 Tempat Korentang Buah 1 1
36 Tempat Kapas Buah 1 1
37 Torniquet Buah 2 2
38 Lampu Bacaan RO” Buah 1 1
39 Mayo Buah 3 3
40 Tong Spatel Buah - -
41 Timbang Badan Buah 1 1
42 Ice Cup Buah 3 3
43 Brancart Buah 1 1
44 Urinal Buah 20 20
Tabel 2.6 Daftar Inventaris Linen Ruang B2 Rumkital Dr. Ramelan Bulan
Maret 2016
Inventaris
Nama Persediaan Perubahan
No Satuan Barang
Barang
Jml B RR R + - Jml B RR
1 Handuk Buah 6 5 1 6 5 1
lap tangan
2 Korden Buah 17 1 17 1
biru 7 7
20
panjang
3 Korden Buah 18 1 18 1
biru 8 8
pendek
4 Korden Buah 4 4 4 4
hijau
5 Perlak Buah 25 2 25 2
5 5
6 Piama atas Buah 26 2 26 2
6 6
7 Sarung Buah 60 4 10 1 60 4 20
bantal TNI 5 0 5
AL
8 Sarung Buah 2 2 2 2
pelekat
9 Sarung Buah 3 3 3 3
kereta
cucian
10 Sarung 02 Buah 2 2 2 2
besar
11 Sarung 02 Buah 1 1 1 1
kecil
12 Selimut Buah 37 2 1 37 2 12
lorek 5 2 5
13 Sprei TNI Buah 52 4 1 1 52 4 11
AL 1 0 1
14 Stiek laken Buah 26 2 1 26 2 1
5 5
15 Taplak Buah 36 3 36 3
meja 6 6
pasien
16 Taplak Buah 24 2 24 24
baki 4
17 Handuk Buah 3 3 3 3
sedang
c. Administrasi Penunjang
cukup baik. Ventilasi terdapat 60 jendela dimana setiap kamar terdapat 6 jendela.
21
1) Buku SPO admin
3) Buku SAK
22
25) Buku file dan foto – foto
Saat observasi tanggal 4-5 April 2016 ada beberapa administrasi penunjang yang
C. M-3 (METHODE)
1. Metode Tim
KATIM 1 KATIM 2
PP PP PP PP PP PP PP PP
KATIM I KATIM II
Karu B-II
Karu B-II
Zr. Suyatmi., Amd. Kep
Zr. Suyatmi ., Amd. Kep
Katim II
kamar 1,2
menggunakan tim yang terdiri atas kelompok Pasien dan Perawat. Kelompok ini
dipimpin oleh Perawat yang berijazah dan berpengalaman kerja serta memiliki
dilakukan oleh pimpinan kelompok/ ketua tim yang bertanggung jawab dalam
mengarahkan anggota tim. Selain itu ketua tim bertugas memberi pengarahan dan
dan sebagai upaya untuk menurunkan masalah yang timbul akibat penggunaan
model fungsional. Pada model tim, Perawat bekerja sama memberikan asuhan
24
keperawatan untuk sekelompok pasien di bawah arahan/pimpinan seorang
terhadap pasien dibuat untuk tim yang terdiri dari ketua tim dan anggota tim.
sehingga timbul motivasi dan rasa tanggung jawab Perawat yang tinggi. Setiap
bermutu. Potensi setiap anggota tim saling melengkapi menjadi suatu kekuatan
Pelaksanaan konsep tim sangat tergantung pada filosofi ketua tim apakah
berorientasi pada tugas atau pada Pasien. Perawat yang berperan sebagai ketua tim
bertanggung jawab untuk mengetahui kondisi dan kebutuhan semua pasien yang
ada di dalam timnya dan merencanakan Perawatan Pasien. Tugas ketua tim
25
c. Tim bertanggung jawab terhadap Perawatan total yang diberikan kepada
kelompok pasien.
Pasien, laporan untuk dan dari pemimpin tim, pertemuan tim untuk
tim.
Kelebihan :
1. Dapat memfasilitasi pelayanan keperawatan secara komprehensif.
2. Memungkinkan pelaksanaan proses keperawatan.
3. Konflik antar staf dapat dikendalikan melalui rapat dan efektif untuk
belajar.
4. Memberi kepuasan anggota tim dalam berhubungan interpersonal.
5. Memungkinkan meningkatkan kemampuan anggota tim yang berbeda-
beda secara efektif.
6. Peningkatan kerja sama dan komunikasi di antara anggota tim dapat
menghasilkan sikap moral yang tinggi, memperbaiki fungsi staf secara
keseluruhan, memberikan anggota tim perasaan bahwa ia mempunyai
kontribusi terhadap hasil asuhan keperawatan yang diberikan
7. Akan menghasilkan kualitas asuhan keperawatan yang dapat
dipertanggungjawabkan
8. Metode ini memotivasi Perawat untuk selalu bersama Pasien selama
bertugas
Kelemahan :
1. Ketua tim menghabiskan banyak waktu untuk koordinasi dan supervisi
anggota tim dan harus mempunyai keterampilan yang tinggi baik sebagai
Perawat pemimpin maupun Perawat klinik
26
2. Keperawatan tim menimbulkan fragmentasi keperawatan bila konsepnya
tidak diimplementasikan dengan total
3. Rapat tim membutuhkan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim
ditiadakan, sehingga komunikasi antar angota tim terganggu.
4. Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu
tergantung staf, berlindung kepada anggota tim yang mampu.
5. Akontabilitas dari tim menjadi kabur.
6. Tidak efisien bila dibandingkan dengan model fungsional karena
membutuhkan tenaga yang mempunyai keterampilan tinggi.
27
c. Melakukan pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi asuhan
keperawatan bersama-sama anggota timnya,
d. Mengkoordinasikan rencana keperawatan dengan tindakan medik.
e. Membuat penugasan kepada setiap anggota tim dan memberikan bimbingan
melalui conference.
f. Mengevaluasi asuhan keperawatan baik proses ataupun hasil yang diharapkan
serta mendokumentasikannya.
g. Memberi pengarahan pada Perawat pelaksana tentang pelaksanaan asuhan
keperawatan,
h. Menyelenggarakan konferensi
i. Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan,
j. Melakukan audit asuhan keperawatan yang menjadi tanggungjawab timnya,
k. Melakukan perbaikan pemberian asuhan keperawatan,
28
terkendala dengan tenaga yang terbatas sehingga anggota tim satu bisa
melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien yang berada pada kelolaan tim 2
begitupun sebaliknya. Dan anggota tim 1 bisa bertukar dinas jaga dengan anggota
tim 2 dan sebaliknya. Dan dalam setiap komposisi tenaga tidak selalu dari tim
yang berbeda. Tanggung jawab dilakukan secara bersama-sama. Selain itu untuk
KATIM tidak pernah melakukan konferensi terhadap anggota timnya dengan
alasan keterbatasan waktu.
2. Timbang Terima
Timbang terima diruangan dilaksanakan setiap pergantian shift yang
dipimpin oleh setiap KATIM. Semua Perawat yang dinas pagi dan sore harus
mengikuti timbang terima begitupun ketika pergantian dinas sore dan dinas
malam. Timbang terima dilakukan di nurse station, untuk waktu timbang terima
yang kami amati pada tanggal 4-5 April 2016, belum dilaksanakan secara
konsisten awal dimulainya timbang terima. Hal - hal yang disampaikan saat
timbang terima adalah nama pasien, diagnosa medis, tindakan yang sudah
dilakukan dan rencana tindakan hari ini yang belum dilakukan. Sedangkan untuk
umur, diagnose keperawatan, keluhan pasien belum disebutkan. Secara tulisan
terdapat form timbang terima yang didalamnya terdapat kolom tanggal catat,
tanggal MRS, tanggal lahir umur, ruangan dan no RM. Point-point yang ada pada
form timbang terima diisi lengkap setiap kali operan. Secara tulisan timbang
terima kolom jaga diisi oleh Perawat yang jaga setiap shift yang terdiri dari
diagnosa pasien, kondisi pasien, implementasi yang sudah dilakukan, dan
implementasi yang belum dilakukan. Untuk waktu timbang terima sesuai dengan
SOP ruangan yaitu kurang dari 5 menit kecuali pada pasien yang perhatian.
Setelah timbang terima di lakukan di ners station Perawat dan karu berkeliling
untuk validasi data ke pasien, adapun beberapa kegiatan yang dilakukan antara
lain memeriksa cairan infus dan tetesannnya serta memberitahu kembali hal-hal
yang penting yang perlu dilakukan.
29
Pasien
IGD IRJ
MRS
1. Pelayanan
2. Terapi medis
Instalasi Rawat Inap 3. Diagnostic medis
4. Penunjang medis
5. Gizi
6. Rehab
KRS
Ruang Jenazah
sebelum (pre) melakukan asuhan keperawatan pada pasien atau setelah selesai
operan dinas, sore atau malam sesuai dengan jadwal dinas Perawat pelaksana.
pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan dilakukan sebelum operan
shift berikutnya. Isinya adalah asuhan keperawatan dan hal-hal lain yang perlu
dioperkan.
2016, pre dan post conference belum pernah terlaksana dengan alasan jumlah
30
pasien yang selalu penuh sehingga tidak ada waktu untuk melakukan pre dan post
conference. Hasil observasi di ruangan B2 pada tanggal 4 dan 5 april 2016 kami
dapatkan sarana dan prasarana penunjang pre dan post conference telah tersedia
antara lain: catatan timbang terima, status pasien, dan kelompok shift, tetapi untuk
5. Ronde Keperawatan
tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh penanggung jawab jaga dengan
melibatkan seluruh anggota tim. Tim yang dibentuk berkisar 3-4 orang atau
Perawat yang dipimpin oleh kepala ruangan. Topik dan kasus yang dibahas dalam
ronde keperawatan sesuai dengan masalah yang ada diruangan dan yang lebih
menit dan dibuka oleh karu dengan adanya dukungan dari kasi supervise dalam
pelaksanaannya.
2016 ruangan tidak pernah melakukan ronde keperawatan. Jika ada permasalahan
dengan DPJP. Jadwal atau program terstruktur tentang ronde keperawatan tidak di
dapatkan di ruangan.
6. Discharge planning
31
Discharge Planning (perencanaan pulang) merupakan komponen sistem
dan bantuan untuk Perawatan berlanjut pada pasien dan membantu keluarga
menemukan jalan pemecahan masalah dengan baik, pada saat tepat dan sumber
yang tepat dengan harga terjangkau. Isi format perencanaan pulang adalah
penjelasan tentang penyakit yang diderita pasien, jenis obat dan aturan minumnya,
Ruang B2 dilakukan pada semua pasien yang akan pulang. Dalam melakukan
memudahkan pasien untuk mengetahui jadwal kontrol, diet dan terapi lanjutan
dirumah. Tetapi belum diberikan leaflet mengenai penyakit yang diderita pasien.
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan
obat yang berada dibawah pengawasan petugas / Perawat, baik obat oral maupun
obat injeksi dan alat kesehatan telah dilakukan diruang Perawatan dengan
persetujuan pasien. Setiap pasien diberi tahu jumlah dan macam obat yang
32
sedangkan jika pasien membawa obat dari rumah dan diserahkan ke petugas,
obat diresepkan oleh dokter, Perawat mencatat jumlah obat yang diresepkan di
Setelah itu berdasarkan resep obat yang diserahkan ke Perawat dengan tanda bukti
buku serah terima obat, kemudian Perawat mencatat jenis obat dan dosisnya
dalam lembar pemberian terapi yang sudah di tandatangani pasien dan Perawat.
Dari hasil observasi tanggal 5 April 2016 saat menyiapkan terapi untuk pasien,
didapatkan bahwa ada beberapa terapi obat pasien yang tidak tersedia sehingga
Kepala Ruangan dengan sistem UDD dimana bila pasien yang mendapat obat
injeksi diganti atau stop atau pasien pulang, secara otomatis petugas farmasi akan
8. Supervisi Keperawatan
langsung melakukan supervisi kepada ketua tim dan ketua tim secara langsung
33
Berdasarkan pengkajian dalam supervisi dilakukan di ruang B2 Rumkital
yang tidak terjadwal dilakukan oleh kepala ruangan terhadap kinerja Perawat
yang dilakukan belum optimal dan kurang terstruktur, belum ada dokumentasi
supervisi yang jelas. Sehingga belum ada standart penilaian yang baku. Hasil
pegawai.
9. Dokumentasi Keperawatan
dari berbagai sumber tenaga kesehatan misalnya dari Dokter, Perawat, ahli gizi
dan lain-lain berdasarkan hasil observasi terhadap seluruh status pasien yang ada
di dapatkan:
2. Penulisan asuhan keperawatan sudah mengacu pada SAK dan SOP yang
berlaku serta sudah dilakukan SOAP setiap shift dan sudah dilakukan
34
evaluasi dari diagnosa, tujuan dan kriteria hasil sehingga asuhan keperawatan
beberapa format yang pakai sebagai acuan untuk menunjang asuhan keperawatan.
14. Format penempatan hasil laborat dan penunjang lain (DRM :21)
35
15. Format penilain/assesment resiko jatuh dengan morse fall scale
(DRM:22b)
D. M-4 (MONEY)
Pertahanan melalui Mabes TNI AL dan dari pasien yang dirawat di Ruang B2
Rumkital Dr. Ramelan Surabaya yang sebagian besar dari TNI-AL, Askes, BPJS,
dan pasien umum . Pembayaran dari pasien dibedakan menjadi pasien umum dan
kerjasama dengan Rumah Sakit. Biaya Perawatan yang berlaku sesuai dengan
kelas di ruang B2 yaitu kelas III. Sedangkan untuk kesejahteraan Perawat selain
mendapatkan gaji pokok Perawat juga mendapatkan insentif jasa pelayanan pasien
36
Sistem pembayaran administrasi tersentralisasi dibagian kasir rawat inap
pada saat jam kerja dan di bagian kasir IGD pada saat diluar jam kerja. Adapun
Tabel 2.8 Tarif Ruang Rawat Inap Rumkital Dr. Ramelan Surabaya Tahun 2016
TARIF (Rp.)
URAIAN KODE III KMR III NON
VIP A VIP B I UTAMA I II
AC AC
*KAMAR PERAWATAN DEWASA / ANAK-ANAK
1. VIP & I RS12 750.000 500.000 400.000 250.000 100.000 70.000 60.000
UTAMA
TARIF (Rp.)
URAIAN KODE I
VIP I II III/ URJ
UTAMA
*TINDAKAN DI RUANG KHUSUS
1. Sewa ventilator/hari RS11 450.000
2. Pasang ventilator TAN01 375.000
3. Pasang triplelument TAN01 300.000
37
3. Memasukkan obat TR01 10.000
secara IM/SC/IC,
imunisasi, Max 4x
4. Memasukkan obat TR01 10.000
secara IV langsung
Max. 4x
5. Pemasangan dan TR01 45.000
pelepasan cateter
6. Irigasi kandung kemih TR01 10.000
7. Mengeluarkan feses TR01 35.000
secara manual
8. Cuci lambung / CG per TR01 45.000
hari
9. Pasang sonde/magsiang TR01 40.000
10. Pasang nebulizer/hari TR01 35.000
11. Suction /hari TR01 26.000
12. Perawatan luka kecil TR01 35.000
(<10 x 10cm)
13. Perawatan luka sedang TR01 45.000
(10-20 x 20cm)
14. Perawatan luka besar TR01 45.000
(>20 x 20cm)
15. Perawatan luka bakar TR01 35.000
≤20%
16. Perawatan luka bakar TR01 55.000
21%-40%
17. Perawatan luka bakar TR01 60.000
>41%
18. Menjahit luka kecil TR01 15.000
(<3cm)
19. Menjahit luka sedang TR01 30.000
20. Menjahit luka besar TR01 40.000
21. Perawatan TR01 40.000
gangren/dekubitus kecil
(<10x10cm)
22. Perawatan TR01 45.000
gangren/dekubitus (10-
20x10-20)
23. Perawatan TR01 55.000
gangren/dekubitus (>20
x 20cm)
24. Pemberian sitostatika TR01 80.000
IV
25. Resusitasi / TR01 80.000
38
pertolongan ambubag
26. Antropinisasi TR01 40.000
27. Levement TR01 40.000
28. Pemeriksaan BJ Plasma TR01 30.000
29. Dram buis TR01 20.000
30. Sliding scale (1 seri) TR01 40.000
31. Penggunaan O2 TR01 15.000
(≤3L/jam)
32. Penggunaan O2 (4- TR01 20.000
6L/jam)
33. Penggunaan O2 TR01 25.000
(7L/jam)
34. Tindik bayi TR01 30.000
35. Pemasangan O2 TR01 20.000
36. Penggunaan matkes TR01 15.000
rawat luka kecil,
10x10cm
37. Penggunaan matkes TR01 30.000
rawat luka sedang
10x10 s-d 20x20cm
38. Penggunaan matkes TR01 45.000
rawat luka besar
>20x20cm
39. Penggunaan matkes TR01 60.000
rawat luka bakar 18%
40. Penggunaan matkes TR01 115.000
rawat luka bakar 36%
41. Penggunaan matkes TR01 55.000
rawat luka gangren
kecil
42. Penggunaan matkes TR01 155.000
rawat luka gangren
besar
Tabel 2.9 Tarif medical Check Up bagi Umum Rumkital Dr. Ramelan
Surabaya
URAIAN KODE TARIP (Rp.)
A. PAKET I 350.000
1. Pemeriksaan Fisik CU01 80.000
2. Pemeriksaan Thorax Photo CU04 60.000
3. Pemeriksaan ECG CU03 45.000
4. Pemeriksaan Laboraturium
Urine Lengkap CU04 17.500
Darah Lengkap CU04 30.000
39
SGOT + SGPT CU04 20.000
Creatinin + BUN CU04 24.000
Cholesterol CU04 17.000
Trighyselide CU04 17.000
Asam urat CU04 12.000
Gula Darah Puasa CU04 10.000
Gula Darah 2 Jam PP CU04 10.000
5. Golongan Darah CU04 8.000
B. PAKET II 940.000
1. Pemeriksaan Fisik + Gigi CU01 80.000
2. Treadmill Test CU04 250.000
3. Foto Thorax CU04 60.000
4. USG Abdomen (Upper +
CU04 350.000
Lower)
5. Pemeriksaan Laborat
Urine Lengkap CU04 17.500
Darah Lengkap CU04 30.000
SGOT + SGPT CU04 20.000
Creatinin + BUN CU04 24.000
Cholesterol CU04 17.000
Trighyselide CU04 17.000
Asam urat CU04 12.000
Gula Darah Puasa CU04 10.000
Gula Darah 2 Jam PP CU04 10.000
Golongan Darah CU04 8.000
HBs Ag (Elisa) CU04 35.000
40
SGOT + SGPT CU04 20.000
Creatinin + BUN CU04 24.000
Cholesterol CU04 17.000
Trighyselide CU04 17.000
Asam urat CU04 12.000
HDL Cholesterol CU04 20.000
LDL Cholesterol CU04 20.000
Gula Darah Puasa CU04 10.000
Gula Darah 2 Jam PP CU04 10.000
Anti HIV CU04 160.000
Golongan Darah CU04 8.000
HBs Ag (Elisa) CU04 170.000
Anti HCV CU04 110.000
41
HBs Ag (RPHA) CU04 35.000
E. M5- MARKETING
B2 sebagian besar dari Jawa timur dan sebagian dari luar jawa timur bahkan luar
jawa. Hasil dari data jumlah pasien rawat inap bulan Januari – Maret 2016
sebanayak 318 dengan rincian : TNI sebanyak 66 orang, BPJS sebanyak 220
Penilaian mutu asuhan Keperawatan dapat dilakukan melalui 3 aspek, antara lain :
masing-masing komponen.
2. Aspek Proses
Proses merupakan seluruh kegiatan dokter, perawat dan tenaga profesi lain
yang berkaitan baik langsung maupun tidak langsung dengan pasien. Proses
42
3. Aspek Outcome
Outcome merupakan hasil akhir dari proses interaksi dokter, perawat dan
tenaga profesi lain terhadap pasien. Diukur melalui beberapa indicator, antara
lain :
dekubitus, Resiko pasien jatuh, BOR, ALOS, TOI, BTO, normal Tissue
removal rate.
tindakan
pasien salah obat, obat emergensi, oksigen, suction, APAR, pemakaian air,
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi pada tanggal 4-5 april 2016,
sebagai berikut :
Menurut buku register ruang B2 pada tanggal 1-31 maret 2016 jumlah
43
pasien sebanyak 679 orang (679 hari perawatan) dengan jumlah tempat
tidur 28 bed.
679
= X 100%
28 x 31
679
= X 100 %
868
= 78,22 %
Sedangkan hasil penghitungan pada tanggal 1-31 maret 2016 di kamar 4-5
jumlah pasien sebanyak 327 pasien dengan jumlah tempat tidur 12 bed.
327
= X 100%
12 x 31
327
= X 100 %
372
= 87,9 %
Menurut buku register ruang B2 pada tanggal 1-31 maret 2016 didapatkan
pasien pulang/keluar rumah sakit baik hidup dan mati sebanyak 102 orang
dengan total hari perawatan sebanyak 586 hari dan jumlah tempat tidur 12
44
bed.
( 28 x 31 ) – 586
=
102
868-586
=
102
282
=
102
= 2,7 hari
= 3 hari
Sedangkan hasil penghitungan pada tanggal 1-31 maret 2016 di kamar 4-5
jumlah pasien keluar 48 orang dengan jumlah hari perawatan 306 hari dan
( 12 x 31 ) – 306
=
48
372 - 306
=
48
66
=
45
48
Menurut buku register ruang B2 pada tanggal 1-31 maret 2016 didapatkan
pasien pulang/keluar rumah sakit baik hidup dan mati sebanyak 102 orang
586
= X 100%
102
= 5,7 hari
= 6 hari
Sedangkan hasil penghitungan pada tanggal 1-31 maret 2016 di kamar 4-5
306
= X 100%
48
= 6,37 hari
= 6 hari
46
Angka kejadian dekubitus yang didapat dari buku catatan belum memiliki
format khusus pada bulan maret 2016 hanya 1 pasien dan menurut hasil
pasien masuk atau dibawa dari rumah. Hasil observasi pada tanggal 4-5
hari akan tetapi perawat belum mengetahui sehingga belum dicatat di buku
dekubitus.
dari rumah sakit yang dijadikan satu dengan status pasien dan selalu diisi
oleh dokter jaga. Tindakan yang dilakukan untuk pasien resiko jatuh
6. Kepuasan Pasien
angket yang dimasukkan kotak saran pada saat discharge planning. Akan
diberikan dan kotak saran jarang di buka. Pada tanggal 5 april 2016 kami
47
dan 75% dikatakan puas. Hasil yang didapat seperti pada diagram berikut :
8%
25%
Kurang Puas
Cukup Puas
Puas
67%
puas, 25% responden menjawab cukup puas dan 8 % responden menjawab kurang
a. Fungsi Perencanaan
ruangan .
48
Observasi : hasil pengamatan di ruang B2 yaitu ruang ners station ,
ruangan Kepala Ruangan dan ruang obat belum terlihat visi, misi
dengan mudah oleh semua orang yang melewatinya. Hanya ada visi,
misi, motto dan filosofi Rumah Sakit yang ditempel di Nurse Station
2) Pelaksanaan SAK
Rumah Sakit.
belum sesuai dengan SAK yang telah ditetapkan, karena sudah ada
keperawatan.
sesuai SAK
3) Pelaksanaan SOP
sudah mengacu pada SOP yang sudah ditetapkan oleh Rumah Sakit.
49
Observasi : pembukuan SPO sudah ada di ruangan,dan pelaksanaan
tindakan keperawatan
5) Peraturan organisasi
50
Wawancara : menurut kepala ruangan B2 tanggal 5 april 2016
pembuatan rencana harian telah dibuat dan disusun setiap harinya dan
belum dilaksanakan.
b. Fungsi pengorganisasian
metode Tim.
2) Struktur organisasi
51
pelayanan asuhan keperawatan di kamar 3, 4, 5. Tetapi pada
ruangan.
selain itu daftar pasien bisa dilihat di buku register dan buku observasi
TTV.
4) Uraian tugas
52
dengan perannya. Batas wewenang dan tanggung jawab Perawat
Jumlah jam
Tingkat kesulitan Jumlah pasien Rata-rata pasien/hari
Perawatan
Askep minimal
0 2 0
Askep sedang
10 3,08 30,8
Askep agak berat
2 4,15 8,3
Askep maksimal 0 6,16 0
53
39,1
Penghitungan jumlah tenaga perawat di kamar 4-5 ruang B2
Obj100
Jumlah jam Perawatan/hari
Kebutuhan perawat =
Jam kerja efektif/shif
39,1
=
7
= 5,58
( 52 + 12 + 14 )
= x 5,58
286
= 1,52
Jumlah jam
Tingkat kesulitan Jumlah pasien Rata-rata pasien/hari
Perawatan
Askep minimal 0 2 0
Askep sedang
20 3,08 61,6
Askep agak berat
2 4,15 8,3
Askep maksimal 2 6,16 12,32
82,22
54
82,22
=
7
= 11,74
( 52 + 12 + 14 )
= x 11,74
286
= 3,2
kadang-kadang
55
masalah : rasio jumlah Perawat belum sesuai dengan tingkat
ruangan.
evaluasi
56
Observasi : format daftar shift digunakan menggunakan proporsi
jumlah Perawat yang ada dan telah dituliskan daftar dinas dalam
pernah 28,57%
ketergantungan pasien.
c. Fungsi pengarahan
2) Pendelegasian
dinas.
57
Masalah : pendelegasian belum ada format yang ditetapkan.
3) Operan
shift, yang dilakukan saat operan belum dilakukan sesuai alur operan
dan belum ada buku operan yang dimiliki oleh masing – masing tim.
operan di form operan yang ada di RM. Operan yang dilakukan belum
amati pada tanggal 4-5 april 2016 kami dapatkan timbang terima
pada saat timbang terima shif pagi dengan sore dan shif sore dengan
medis, tindakan yang sudah dilakukan dan rencana tindakan hari ini
58
timbang terima yaitu pada kolom tanggal catat, tanggal MRS, tanggal
lahir umur, ruangan dan no RM. Point-point yang ada pada form
timbang terima, kolom jaga diisi oleh Perawat dengan cara mengisi
setiap pasien sesuai dengan SOP ruangan yaitu kurang dari 5 mnt
14,28%
tanggal 5 april 2016, pre dan post confern belum pernah terlaksana
dengan alasan jumlah pasien yang selalu penuh sehingga tidak ada
59
telah tersedia antara lain: catatan timbang terima, status pasien, dan
kertas.
mengethuinya
confern
5) Ronde keperawatan
60
6) Supervisi
pernah 7,15%
d. Fungsi pengendalian
kejadian cedera dan kejadian infeksi nosokomial per tahun. Telah ada
poster yang berisi gambar cara mencuci tangan yang benar di setiap
61
ruang Perawatan pasien (di dekat westafle) dan himbauan five
2) Kepuasan pasien
Perawat di ruangan karena belum ada format angket yang baku untuk
diterima.
Observasi: kotak saran terisi angket, pasien yang akan KRS tidak
62
mendengarkan keluhan pasien terutama perkembangan kondisi pasien,
terlaksana
3) Masalah pasien
ruang B2
63
2.1.2 Analisis SWOT
1. M-1 (Man)
Strenght Weakness Opportunity Threated
1. Adanya 7. Jumlah 10. adanya 15. adanya
sistem Perawat di mahasiswa yang tuntutan tinggi dari
organisasi ruangan 15 praktek masyarakat untuk
model orang, manajemen pelayanan yang
keperawatan menurut keperawatan lebih profesional
Tim Depkes RI 11. adanya 16. makin
2. Sebanyak 10 (2011) kerjasama yang tingginya
Perawat di Jumlah baik antara kesadaran
ruang telah Perawat yang mahasiswa masyarakat akan
mengikuti dibutuhkan keperawatan pentingnya
pelatihan 19 Perawat. dengan Perawat kesehatan
3. adanya 8. Perawat klinik jika ada 17. persaingan
motivasi bagi dengan mahasiswa yang semakin ketat
Perawat pendidikan SI keperawatan terutama dengan
untuk keperawatan yang praktek di adanya kebijakan
mengikuti 1 orang ruangan masuknya Perawat
kegiatan 9. Terdapat 12. Adanya asing di Indonesia
pelatihan Perawat kebijakan 18. adanya
4. Adanya dengan pemerintah kebijakan
Perawat yang jenjang tentang profesi pemerintah tentang
mengikuti pendidikan Perawat dalam profesionalisme
seminar dan SPK, Undang-undang Perawat
pelatihan Keperawatan 19. adanya
5. adanya 13. Adanya persaingan antar
struktur siswa dari Rumah Sakit yang
organisasi angkatan laut semakin ketat
yang jelas yang praktek di 20. kebijaksanaan
6. adanya ruangan pemerintah tentang
pengaturan 14. Adanya BPJS
ketenagaan kebijaksanaan 21. adanya
yang jelas pemerintah pertanggung
tentang jawaban legalitas
profesionalisme bagi pasien
Perawat
64
2. M2 (Matherial)
Strenght Weakness Opportunity Threated
22. Rumkital Dr. 29. Beberapa 33. Adanya 34. sudah
Ramelan fasilitas rusak kesempatan banyak RS
Surabaya 30. Untuk menembah swasta yang
merupakan fasilitas anggaran sudah
Rumah Sakit tipe inventaris linen untuk memiliki
A yang menjadi ada yang rusak pembelian set peralatan
rujukan tersier seperti yang rusak yang canggih
bagi masyarakat handuk/lap rusak dan tidak untuk
sekaligus sebagai 1, sarung bantal layak praktek pelayanan
RS pendidikan rusak 20, selimut kesehatan
23. Mempunyai lorek rusak 12, 35. adanya
sarana dan sprei TNI AL kesenjangan
prasarana untuk rusak 11, taplak antara jumlah
pasien dan tenaga rusak 24 buah, pasien dengan
kesehatan ketidaksesuaian peralatan
24. Tersedianya waktu yang
administrasi penyediaan linen diperlukan
penunjang di ruangan
25. tersedianya menurut
nurse station permenkes, 2008
26. Ruangan standart minimal
Perawat bersih pelayanan untuk
dan peralatan linen yaitu
Perawat tertata terpenuhinya
rapi ketepatan waktu
27. Terdapat penyediaan linen
administrasi dan tidak ada
penunjang yang linen yang hilang
sesuai dengan 31. adanya
peraturan kesenjangan
permenkes antara jumlah
28. adanya pasien dengan
kesempatan peralatan
penggantian alat – 32. Belum
alat yang tidak terpakainya
layak pakai oleh sarana dan
pihak RS untuk prasarana secara
65
ruangan optimal
3. M3 (methode)
Strenght Weakness Opportunity Threated
36. sudah ada 42. belum 44. Adanya 48. Persainga
model asuhan didapatkan visi mahasiswa n antar RS
keperawatan dan misi, serta keperawatan terutama
yang digunakan motto ruangan praktik dengan RS
yaitu metode 43. dalam manajemen swasta yang
Tim pelaksanaanny keperawatan semakin ketat
37. Rumah a metode tim 45. Adanya 49. Adanya
Sakit memiliki tidak kerjasama yang tuntutan
visi, misi dan selamanya baik antara masyarakat
motto sebagai dilakukan mahasiswa stikes yang semakin
acuan karena kondisi, dengan Perawat tinggi terhadap
melaksanakan situasi, dan ruangan peningkatan
pelayanan jumlah tenaga 46. Adanya pelayanan
38. metode yang berdinas kerjasama antara keperawtan
yang digunakan dalam satu institusi yang lebih
di ruangan shift kesehatan profesional.
adalah metode dengan RS 50. Makin
tim 47. Kepercayaa tingginya
39. Memiliki n dari pasien dan kesadaran
SAK dan SPO masyarakat yang masyarakat
yang telah baik. akan hukum.
dijadikan acuan 51. Bebasnya
dalam pers yang
pemberian dapat langsung
asuhan menyebarkan
keperawatan informasi
kepada pasien dengan cepat.
40. Berdasarka
n kuesioner
yang disebar ke
12 pasien, 67%
pasien merasa
puas
41. Struktur
organisasi yang
66
jelas
67
keperawatan diatasi oleh pelayanan yang kondisi
dengan ruangan maka diberikan oleh kesehatannya
melibatkan dikonsultasikan ruangan dan
unsur terkait ke dokter DPJP tim pemberi
2. adanya pelayanan
dukungan dari kesehatan
kasi supervisi
untuk
pelaksanaan
ronde
keperawatan
68
memberikan
pelayanan
yang optimal
kepada pasien
terutama
masalah
transparansi
obat untuk
pasien
7. M3 (METHODE) Supervisi
Strenght Weakness Opportunity Threated
14. Kegiatan 18. Supervisi Adanya Adanya
supervisi telah dilakukan secara mahasiswa tuntutan yang
diterapkan oleh lisan tanpa adanya SI yang tinggi dari
Karu dan Katim pendokumentasian praktek masyarakat
untuk anggotanya yang baku untuk menejemen untuk
15. Kasi supervisi kegiatan supervisi Terbuka pelayanan
melakukan baik supervisi kesempatan yang
supervisi setiap 2 SPO maupun SAK untuk profesionaldan
minggu sekali atau melanjutkan bermutu sesuai
1 bulan sekali pendidikan dengan
terutama untuk di luar jam peningkatan
masalah dinas biaya
pendokumentasian Perawatan
Askep
16. RSAL
merupakan RS
tipe A yang
merupakan RS
rujukan dan
pendidikan
17. Adanya
kemauan Perawat
untuk berubah
8. M3 (METHODE) OPERAN
Strenght Weakness Opportunity Threated
50% Perawat Belum adanya Adanya Meningkatnya
69
mngetahui buku laporan mahasiswa kesadaran
pekerjaan yang operan yang Perawat yang masyarakat
kan dilakukan dimiliki oleh praktik profesi tentang tanggung
melelui operan masing – di ruangan jawab dan
yang selalu di masing TIM Sarana dan tanggung gugat
ikuti sebelum Hal yang prasarana Perawat sebagai
bekerja dioperkan lebih untukoperan pemberi asuhan
Operan fokus kepada cukup tersedia keperawatan
dilakukan setiap asuhan medis
pergantian shift pasien bukan
Kepala ruangan asuhan
memimpin keperawatan
kegiatan operan Hal yang di
setiap pagi operkan hanya
Diikuti oleh ditulis pada
semua Perawat secarik kertas,
yang telah dan Perawat
akan dinas pelaksana tidak
Kepala ruangan memiliki buku
mengevaluasi saku harian
kesiapan untuk
Perawat yang menuliskan
akan dinas rencana dan
Hal – hal yang tindakan yang
akan dioperkan dilakukan
jelas dan kepada pasien
dipahamioleh kelolaannya
seluruh Perawat Personil yang
Validasi kepada kurang lengkap
pasien saat operan
dilakukan saat karena
operan. mengikuti
kegiatan yang
ada di Rumah
Sakit
Sistematika
operan yang
belum sesuai
dengan SPO
70
Pre dan Post
Confrens tidak
pernah
dilakukan
10. M4 (MONEY)
71
operasional RS TNI rujukan persaingan
ruangan tersier wilayah dengan
diperoleh dari Indonesia timur munculnya
RS 4. Dana beberapa RS baru
2. Dana operasional RS di Surabaya.
kesejahteraan juga diperoleh Dengan adanya
pegawai dari pasien program BPJS
diperoleh dari umum anggota TNI AL
RS dan 5. Perawat yang dulu
department mendapat dana berobat ke RS
penyakit dalam kesejahteraan Dr. Ramelan bisa
3. Perawat selain dari dana BPJS juga berobat ke
mendapatkan RS lain
gaji juga Dengan adanya
menerima Jasa sistem rujukan
insentif dari RS BPJS, RSAL
menjadi rujukan
terakhir karena
merupakan
Rumah Sakit
tingkat
pertama/Type A
11. M5 (MARKET)
72
quesiner pasien untuk lebih
yang puas memperhatian
terhadap dan sering
pelayanan yaitu berkomunikasi
67 % dengan pasien,
BOR ruangan memberitaukan
bulan Maret perkembangan
78,22% pasien, kurang
Tidak berkomunikasi
didapatkan saat ingin
kejadian melakukan suatu
dekubitus pada tindakan
bulan maret
Tugas Terstruktur :
73
Analisa Masalah
Prioritas penyelesaian masalah manajemen keperawatan
Analisa SWOT
Total 1 3,6
Kelemahan
1. Jumlah Perawat di ruangan 15 orang, menurut Depkes RI (2011) Jumlah 0,5 3 1,5 S–W=
Perawat yang dibutuhkan 19 Perawat. 3,6-2.6 = 1
2. Perawat dengan pendidikan SI keperawatan 1 orang 0,3 3 0,9
3. Terdapat Perawat dengan jenjang pendidikan SPK, 0,2 1 0,2
Total 1 2,6
74
2. adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa keperawatan dengan 0,2 4 0,8
Perawat klinik jika ada mahasiswa keperawatan yang praktek di ruangan
3. Adanya kebijakan pemerintah tentang profesi Perawat dalam Undang- 0,2 3 0,6
undang Keperawatan
4. Adanya siswa dari angkatan laut yang praktek di ruangan 0,2 1 0,2
5. Adanya kebijaksanaan pemerintah tentang profesionalisme Perawat 0,1 3 0,3 O–T=
2,8-2,2 =
Total 1 2,8 0,6
Ancaman
1. adanya tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan yang lebih 0.1 2 0,2
profesional
2. makin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan 0.1 3 0,3
3. persaingan yang semakin ketat terutama dengan adanya kebijakan 0.1 3 0,3
masuknya Perawat asing di Indonesia
4. adanya kebijakan pemerintah tentang profesionalisme Perawat 0.3 2 0,6
5. adanya persaingan antar Rumah Sakit yang semakin ketat 0.2 2 0,4
6. kebijaksanaan pemerintah tentang BPJS 0.2 2 0,4
adanya pertanggung jawaban legalitas bagi pasien
Total 1 2,2
75
6. Terdapat administrasi penunjang yang sesuai dengan peraturan permenkes 0.2 4 0,8
7. adanya kesempatan penggantian alat – alat yang tidak layak pakai oleh 0.2 3 0,6
pihak RS untuk ruangan
Total 1 3,4
Kelemahan
1. Beberapa fasilitas rusak 0.3 1 0,3
2. Untuk fasilitas inventaris linen ada yang rusak seperti handuk/lap rusak 1, 0.2 1 0,2
sarung bantal rusak 20, selimut lorek rusak 12, sprei TNI AL rusak 11,
taplak rusak 24 buah, ketidaksesuaian waktu penyediaan linen di ruangan
menurut permenkes, 2008 standart minimal pelayanan untuk linen yaitu
terpenuhinya ketepatan waktu penyediaan linen dan tidak ada linen yang
hilang
3. adanya kesenjangan antara jumlah pasien dengan peralatan 0.2 2 0,4
4. Belum terpakainya sarana dan prasarana secara optimal 0.3 2 0,6
Total 1 1,5
Total 1 3,6
76
3. M3 (Method/Metode)
MAKP
Faktor Internal (IFAS)
Kekuatan
1. sudah ada model asuhan keperawatan yang digunakan yaitu metode Tim 0.1 4 0.4 S-W =
2. Rumah Sakit memiliki visi, misi dan motto sebagai acuan melaksanakan 0.2 4 0.8 3,3 – 2,6 =
pelayanan 0,7
3. metode yang digunakan di ruangan adalah metode tim 0.2 3 0.6
4. Memiliki SAK dan SPO yang telah dijadikan acuan dalam pemberian 0.2 3 0.6
asuhan keperawatan kepada pasien
5. Berdasarkan kuesioner yang disebar ke 12 pasien, 67% pasien merasa 0.1 3 0.3
puas
6. Struktur organisasi yang jelas 0.2 3 0.6
Total 1 3.3
`
Kelemahan
1. belum didapatkan visi dan misi, serta motto ruangan 0,6 3 1.8
2. dalam pelaksanaannya metode tim tidak selamanya dilakukan karena 0,4 2 0,8
kondisi, situasi, dan jumlah tenaga yang berdinas dalam satu shift
Total 1 2.6
77
Ancaman
1. Persaingan antar RS terutama dengan RS swasta yang semakin ketat 0.3 4 1.2
2. Adanya tuntutan masyarakat yang semakin tinggi terhadap peningkatan 0.2 3 0.6
pelayanan keperawtan yang lebih profesional.
3. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan hukum. 0.2 3 0.6
4. Bebasnya pers yang dapat langsung menyebarkan informasi dengan cepat. 0.3 3 0.9
Total 1 3.3
Dokumentasi Keperawatan
Faktor Internal (IFAS)
Kekuatan :
1. Sudah adanya format yang paten untuk pendokumentasian Askep 0.4 4 1.6
2. Dokumentasi keperawatan yang dilakukan meliputi pengkajian 0.4 3 1.2
menggunakan sistem head to toe, diagnosa keperawatan sampai dengan
evaluasi terintegrasi
3. Terlaksananya komunikasi yang cukup baik antar profesi 0.2 4 0.8
S–W=
Total 1 3.6 3,6 – 4 = -0,4
Kelemahan :
1. Berdasarakan observasi, pendokumentasian dilakukan pada awal 0.3 4 1.2
pergantian shift atau sebelum tindakan dilakukan
2. Berdasarkan observasi tgl 05-04-16, dari 3 status pasien didapatkan tidak 0.7 4 2.8
ada perubahan diagnosa keperawatan dari mulai pasien masuk sampai
KRS dan hanya mengangkat satu diagnosa
Total 1 4
78
Faktor Eksternal (EFAS)
Peluang
1. kepercayaan dari pasien dan masyarakat yang cukup tinggi 0.6 3 1.4
2. ada kebijaksanaan pemerintah tentang profesionalisme 0.4 3 1.2
Supervisi
Faktor Internal (IFAS)
Kekuatan :
1. Kegiatan supervisi telah diterapkan oleh Karu dan Katim untuk 0.3 4 1.2
anggotanya
2. Kasi supervisi melakukan supervisi setiap 2 minggu sekali atau 1 bulan 0.3 3 0.9 S–W=
sekali terutama untuk masalah pendokumentasian Askep 3,7-4 =
3. RSAL merupakan RS tipe A yang merupakan RS rujukan dan pendidikan 0.3 4 1.2 -0,3
4. Adanya kemauan Perawat untuk berubah 0.1 4 0.4
Total 1 3.7
Kelemahan :
1. Supervisi dilakukan secara lisan tanpa adanya pendokumentasian yang 1 4 4
baku untuk kegiatan supervisi baik supervisi SPO maupun SAK
Total 1 4
79
Faktor Eksternal (EFAS)
Peluang
1. Adanya mahasiswa SI yang praktek menejemen 0.5 3 0.8
2. Terbuka kesempatan untuk melanjutkan pendidikan di luar jam dinas 0.5 3 0.8
O – T=
Total 1 1.6 1,6 – 4=
-2,4
Ancaman
1. Adanya tuntutan yang tinggi dari masyarakat untuk pelayanan yang 1 4 4
profesionaldan bermutu sesuai dengan peningkatan biaya Perawatan
Total 1 4
Ronde Keperawatan
Faktor Internal (IFAS)
Kekuatan
1. Adanya dukungan dari Rumah Sakit untuk melakukan ronde keperawatan 0.6 4 2.4 S – W=
dengan melibatkan unsur terkait 3,2 – 4=
2. Adanya dukungan dari kasi supervisi untuk pelaksanaan ronde 0.4 4 0.8 -0,8
keperawatan
Total 1 3.2
Kelemahan
1. Ronde keperawatan tidak dilakukan, bila ada kasus /masalah yang tidak 1 4 4
dapat diatasi oleh ruangan maka dikonsultasikan ke dokter DPJP
Total 1 4
80
Faktor Eksternal (EFAS)
Peluang
1. tingkat kepuasan pasien menunjukkan pasien merasa puas atas pelayanan 1 3 3 O – T=
yang diberikan oleh ruangan dan tim pemberi pelayanan kesehatan 3-4 = -1
Total 1 3
Ancaman
1. kesadaran masyarakat terhadap penjelasan yang pasti terhadap kondisi 1 4 4
kesehatannya
Total 1 4
Operan
Faktor Internal (IFAS)
Kekuatan
1. 50% Perawat mngetahui pekerjaan yang kan dilakukan melelui operan 0.3 3 0,9
yang selalu di ikuti sebelum bekerja
2. Operan dilakukan setiap pergantian shift 0.2 4 0,8
3. Kepala ruangan memimpin kegiatan operan setiap pagi Diikuti oleh 0.1 2 0.2 S–W=
semua Perawat yang telah dan akan dinas 2,7-2,6=
4. Kepala ruangan mengevaluasi kesiapan Perawat yang akan dinas 0.2 2 0.4 0,1
5. Hal – hal yang akan dioperkan jelas dan dipahamioleh seluruh Perawat 0.1 2 0.2
6. Validasi kepada pasien dilakukan saat operan. 0.1 2 0.2
Total 1 2.7
Kelemahan
1. Belum adanya buku laporan operan yang dimiliki oleh masing – masing 0.2 3 0.6
TIM
2. Hal yang dioperkan lebih fokus kepada asuhan medis pasien bukan 0.1 2 0.2
asuhan keperawatan
81
3. Hal yang di operkan hanya ditulis pada secarik kertas, Perawat pelaksana 0.2 2 0.4
tidak memiliki buku saku harian untuk menuliskan rencana dan tindakan
yang dilakukan kepada pasien kelolaannya
4. Personil yang kurang lengkap saat operan karena mengikuti kegiatan yang 0.1 2 0.2
ada di Rumah Sakit
5. Sistematika operan yang belum sesuai dengan SPO 0.2 2 0.4
6. Pre dan Post Confrens tidak pernah dilakukan 0.2 4 0.8
Total 1 2.6
Ancaman
1. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang tanggung jawab dan 1 4 4
tanggung gugat Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan
Total 1 4
Sentralisasi Obat
Faktor Internal (IFAS)
Kekuatan
1. tersedianya sarana dan prasarana untuk pengelolaan sentralisasi obat 0.1 3 0.3
S –W=
2. adanya kebijakan Rumah Sakit tentang sentralisasi obat 0.1 2 0.2
3,3 - 3= 0,3
3. telah ada format khusus untuk pengisian sentralisasi obat untuk Perawat 0.4 3 1.2
4. Adanya keinginan untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada
82
pasien terutama masalah transparansi obat untuk pasien 0.4 4 1.6
Total
1 3.3
Kelemahan
1. Berdasarkan hasil observasi tgl 05-04-16 ada obat yang belum diresepkan
sehingga terapi tidak bisa diberikan ke pasien 1 3 3
Total
1 3
83
1. Pemberian pendidikan kesehatan tidak disertai dengan pembagian leaflet
untuk pasien keluar 1 4 4
Total
1 4
Ancaman O–T=
1. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan 3,5 – 3,6=
2. Adanya tuntutan dari masyarakat untuk mendapatkan pelayanan 0.4 2 0,8 -0,1
keperawatan yang profesional 0.6 3 1.8
Total
1 3.6
4. M4 (Money/Pembiayaan)
Indikator Mutu
Faktor Internal (IFAS)
Kekuatan
1. Dana operasional ruangan diperoleh dari RS 0.3 3 0.9 S–W=
2. Dana kesejahteraan pegawai diperoleh dari RS dan department penyakit 0.4 4 1.6 3,4-0=
dalam 3,4
3. Perawat selain mendapatkan gaji juga menerima Jasa insentif dari RS 0.3 3 0.9
Total 1 3.4
Kelemahan
- 0 1 0
Total 0 0
84
Eksternal Faktor (EFAS)
Peluang
1. RSAL sebagai RS TNI rujukan tersier wilayah Indonesia timur 0.4 2 0.8
2. Dana operasional RS juga diperoleh dari pasien umum 0.4 3 1.2
3. Perawat mendapat dana kesejahteraan dari dana BPJS 0.2 4 0.8
O–T=
Total 1 2.8 2,8-2,9=
-0,1
Ancaman
1. Adanya persaingan dengan munculnya beberapa RS baru di Surabaya. 0.6 3 1.8
2. Dengan adanya program BPJS anggota TNI AL yang dulu berobat ke 0.3 3 0.9
RS Dr. Ramelan bisa juga berobat ke RS lain
3. Dengan adanya sistem rujukan BPJS, RSAL menjadi rujukan terakhir 0.1 2 0.2
karena merupakan Rumah Sakit tingkat pertama/Type A
Total 1 2.9
5. M5 (Market/Pemasaran)
Indikator Mutu
Faktor Internal (IFAS)
Kekuatan
1. Adanya karakteristik dari pasien (BPJS, Umum, Kerjasama) 0.2 3 0.6 S–W=
2. Adanya motto RS yaitu untuk memberikan layanan “TERBAIK” 0.3 4 1.2 3,2 – 3=
3. Berdasarkan quesiner pasien yang puas terhadap pelayanan yaitu 67 % 0.1 2 0.2 0,2
4. BOR ruangan bulan Maret 78,22% 0.2 3 0.6
5. Tidak didapatkan kejadian dekubitus pada bulan maret 0.2 3 0.6
Total 1 3.2
Kelemahan
1. Terdapat 8 % pasien yang tidak puas 0.7 3 2.1
2. Pasien menulis saran pada quesioner yang mahasiswa bagikan tanggal 5 0.3 3 0,9
April 2016 yang ditujukan untuk Perawat ruangan untuk lebih
85
memperhatian dan sering berkomunikasi dengan pasien, memberitaukan
perkembangan pasien, kurang berkomunikasi saat ingin melakukan
suatu tindakan
Total 1 3
Ancaman O–T=
1. Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan yang lebih 1 3 3 4–3=
professional 1
Total 1 3
Keterangan Bobot :
a. (0,1 – 0,2) : Sangat tidak penting
b. (0,3 – 0,4) : Tidak penting
c. (0,5 – 0,6) : Cukup penting
d. (0,7 – 0,8) : Penting
e. (0,9 – 1) : Sangat penting
Keterangan Rating :
a. (1) : Sangat Kurang
b. (2) : Cukup
c. (3) : Baik
d. (4) : Sangat Baik
86
III UBAH + I
PROGRESIF
STRATEGI 2
+
1 M3 discharge planning
(-0,1;0,4) M1
(2,83;0,72)
M3 Sentralisasi obat
(0,3;0,5)
S
-2 -1 +1 M4 +2
M3 dokumentasi (3,4;-0,1)
keperawatan
(-0,2;-0,1) - M3 MAKP
(2,18;-0,39)
M3 Ronde 1
keperawatan (-0,8;-1)
M2
(8,5;-1,9)
M5
STRATEGI (-1,1; - 4) - DIVERSIFIKASI
IV BERTAHAN STRATEGI II
2
M3 Supervisi M3 operan
(-1,52;-2,4) T (6,15;-2,11)
Keterangan :
1. M1 (Man)
a. S - W = 4,37 - 1,54 = 2,83
b. O – T = 2,16 – 1.44 = 0,72
Posisi ini menunjukkan M1 terletak pada Kuadran I yang menunjukkan bahwa
sebuah organisasi kuat dan berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan
87
adalah progresif, artinya organisasi dalam kondisi baik, sehingga
dimungkinkan untuk melakukan ekspansi memperbesar pertumbuhan dan
meraih kemajuan secara maksimal.
2. M2 (Managerial)
a. S – W = 10,26 – 1,76 = 8,5
b. O – T = 4 – 5,9 = - 1,9
Posisi di atas menunjukkan M2 terletak pada Kuadran II yang menunjukkan
bahwa sebuah organisasi tersebut kurang baik dan terlihat lemah, namun
memiliki potensi atau peluang untuk di rubah. Rekomendasi strategi yang
diberikan yaitu dengan cara mengubah strategi, artinya di mana sebuah
organisasi di sarankan untuk mengubah strategi yang lama, di mana strategi
yang lama di khawatirkan sulit untuk memunculkan potensi dan sekaligus
strategi yang praktis.
3. M3 (Methode)
Dokumentasi keperawatan
b. S – W = 3,6 – 4 = -0,4
c. O – T = 2,07 – 4,32 = -2,25
Posisi di atas menunjukkan M3 terletak pada Kuadran IV dianjurkan
menggunakan Strategi Bertahan, artinya kondisi internal organisasi berada
pada alternatif dilematis. Oleh karena itu disarankan untuk memakai strategi
bertahan, mengontrol performa internal agar tidak semakin parah. Metode ini
dipertahankan dengan tetap berusaha memperbaiki diri.
MAKP
a. S – W = 4,68 – 2,5 = 2,18
b. O – T = 1,68 – 2,07 = -0,39
Posisi di atas menunjukkan M3 terletak pada Kuadran II yang menunjukkan
bahwa sebuah organisasi tersebut kurang baik dan terlihat lemah, namun
memiliki potensi atau peluang untuk di rubah. Rekomendasi strategi yang
diberikan yaitu dengan cara mengubah strategi, artinya di mana sebuah
organisasi di sarankan untuk mengubah strategi yang lama, di mana strategi
88
yang lama di khawatirkan sulit untuk memunculkan potensi dan sekaligus
strategi yang praktis.
Supervisi
a. S – W = 2,84 – 4 = -1,52
b. O – T =1,6 – 4 = -2,4
Posisi di atas menunjukkan M3 terletak pada Kuadran IV dianjurkan
menggunakan Strategi Bertahan, artinya kondisi internal organisasi berada
pada alternatif dilematis. Oleh karena itu disarankan untuk memakai strategi
bertahan, mengontrol performa internal agar tidak semakin parah. Metode ini
dipertahankan dengan tetap berusaha memperbaiki diri.
Ronde keperawatan
a. S – W = 3,2 – 4 = -0,8
b. O – T = 3 – 4 = -1
Posisi di atas menunjukkan M3 terletak pada Kuadran IV dianjurkan
menggunakan Strategi Bertahan, artinya kondisi internal organisasi berada
pada alternatif dilematis. Oleh karena itu disarankan untuk memakai strategi
bertahan, mengontrol performa internal agar tidak semakin parah. Metode ini
dipertahankan dengan tetap berusaha memperbaiki diri.
Operan
a. S – W = 6,72 – 0,57 = 6,15
b. O – T = 1,89 – 4 = -2,11
Posisi di atas menunjukkan M3 terletak pada Kuadran II yang menunjukkan
bahwa sebuah organisasi tersebut kurang baik dan terlihat lemah, namun
memiliki potensi atau peluang untuk di rubah. Rekomendasi strategi yang
diberikan yaitu dengan cara mengubah strategi, artinya di mana sebuah
organisasi di sarankan untuk mengubah strategi yang lama, di mana strategi
yang lama di khawatirkan sulit untuk memunculkan potensi dan sekaligus
strategi yang praktis.
Sentralisasi obat
a. S – W = 3,3 – 3 = 0,3
89
b. O – T = 3 – 2,5 = 0,5
Posisi ini menunjukkan M3 terletak pada Kuadran I yang menunjukkan
bahwa sebuah organisasi kuat dan berpeluang. Rekomendasi strategi yang
diberikan adalah progresif, artinya organisasi dalam kondisi baik, sehingga
dimungkinkan untuk melakukan ekspansi memperbesar pertumbuhan dan
meraih kemajuan secara maksimal.
Discharge planning
a. S – W = 3,52 – 3 = 0,52
b. O – T = 3,5 – 2,8 = 0,7
Posisi ini menunjukkan M3 terletak pada Kuadran I yang menunjukkan
bahwa sebuah organisasi kuat dan berpeluang. Rekomendasi strategi yang
diberikan adalah progresif, artinya organisasi dalam kondisi baik, sehingga
dimungkinkan untuk melakukan ekspansi memperbesar pertumbuhan dan
meraih kemajuan secara maksimal.
4. M4 (Money)
a. S – W = 3,4 – 0 = 3,4
b. O – T = 2,8 – 2,9 = - 0,1
Posisi di atas menunjukkan M4 terletak pada Kuadran II yang menunjukkan
bahwa sebuah organisasi tersebut kurang baik dan terlihat lemah, namun
memiliki potensi atau peluang untuk di rubah. Rekomendasi strategi yang
diberikan yaitu dengan cara mengubah strategi, artinya di mana sebuah
organisasi di sarankan untuk mengubah strategi yang lama, di mana strategi
yang lama di khawatirkan sulit untuk memunculkan potensi dan sekaligus
strategi yang praktis.
5. M5 (Marketing)
a. S – W = 3,2 – 4,3 = -1,1
b. O – T = 0 – 4 = - 4
Posisi di atas menunjukkan M5 terletak pada Kuadran IV dianjurkan
menggunakan Strategi Bertahan, artinya kondisi internal organisasi berada
pada alternatif dilematis. Oleh karena itu disarankan untuk memakai strategi
90
bertahan, mengontrol performa internal agar tidak semakin parah. Metode ini
dipertahankan dengan tetap berusaha memperbaiki diri.
Identifikasi Masalah :
M1 (Sumber Daya Manusia)
M3 (Metode)
M4 (Pembiayaan)
91
1. Tidak ditemukannya masalah, hanya saja Adanya persaingan dengan
munculnya beberapa RS baru di Surabaya
M5 (Pemasaran)
92
Prioritas Masalah
Urutan Prioritas Masalah
Skor Analisa
No. Masalah SWOT Prioritas Keterangan
IFAS EFAS
1. M3 (Method) -0,4 -2,25 1 Kuadran IV (strategi
dokumentasi bertahan)
keperawatan
93
Nilai 1 = Sangat kurang sesuai
Nilai 2 = Kurang Sesuai
Nilai 3 = Cukup Sesuai
Nilai 4 = Sesuai
Nilai 5 = Sangat Sesuai
Tabel 2. 13 Prioritas Masalah berdasarkan M1 – M5
No Masalah Mg Sv M Nc Af Skor
n
1. Kurangnya tenaga kesehatan 5 4 3 4 5 1200
yang berkompeten di dalam satu
ruangan
94
9. Pada saat survelensi 2 1 1 2 4 16
ditemukannya 8% pasien merasa
tidak puas dalam tindakan
perawat, serta ada yang memberi
saran agar perawat ruangan untuk
lebih memperhatian dan sering
berkomunikasi dengan pasien,
memberitaukan perkembangan
pasien
Rencana Strategis
No. Kegiatan Waktu
1. Pre dan post conference dan role play timbang 20 April 2021
terima
2. Pelaksanaan supervise 4 mei 2021
3. Role play discharge planning 27 April 2021
4. Role play penerimaan pasien baru 27 April 2021
5. Role play pendelegasian 6 mei 2021
6. Role play ronde keperawatan 4 mei 2021
95
PLAN OF ACTION (POA)
96
d) Adanya perawatan
sarana secara berkala
97
Keperawatan terlaksana sesuai SOP membuat proposal Pelaksanaanpsupervisi
dan SAK yang pelaksanan supervisi ruangan yang dilakukan sesuai
Supervisi dilakukan berlaku b) Membuat SPO SPO dan SAK
secara lisan tanpa Supervisi Keperawatan b) Format dokumentasi terisi
adanya c) Membuat SAK dengan baik dan benar oleh
Supervisi Keperawatan perawat pelaksana sesuai
pendokumentasian c) Penilaian dokumentasi
d) Membuat Form
yang baku untuk Supervisi Keperawatan keperwatan dilakukan
kegiatan supervisi e) Mendokumentasikan berdasarkan SOP yaitu setelah
baik supervisi SPO hasil pelaksanaan melaksanakan tindakan
maupun SAK supervisi sehingga bisa langsung di
f) evaluasi
Adanya mahasiswa Kepala ruangan
d) Ada SOP supervisi berupa
praktek (manajemen melakukan supervise
format supervisi, SOP dan
keperawatan) dan menganalisa
format Penilaian
terhadap hasil e) Ada jadwal supervisi
pendokumentasian f) Terlaksananya program
asuhan keperawatan supervisi sesuai dengan SOP
yang dilakukan oleh g) Adanya format
perawat setiap pendokumentasian serta adanya
dilakukan timbang RTL dan feedback
terima serta h) Adanya Format penilaian
memberikan masukan
yang positif terhadap
perawat
Dilakukan sosialisasi
format dan latihan-
latihan
pendokumentasian
oleh supervisi pada
98
semua perawat
M3 Sentralisasi Sentralisasi obat Membuat form terapi obat Terapi obat dapat terealisasi dengan
Obat berjalan secara efektif untuk setiap pasien dan baik kepada seluruh pasien
dan Mengutamakan terdapat tanda tangan perawat
Berdasarkan hasil patient safety yang menyiapkan obat dan
observasi tgl 05-04- yang akan memberikan terapi
2016 ada obat yang obat.
belum diresepkan
sehingga terapi tidak
bisa diberikan ke
pasien
99
Berdasarkan
observasi tgl 05-04-
2016, dari 3 status
pasien didapatkan
tidak ada perubahan
diagnosa
keperawatan dari
mulai pasien masuk
sampai KRS dan
hanya mengangkat
satu diagnosa.
100
M3 (Methode) Terdapat visi, misi, Membuat Visi, Misi dan Pelaksanaan MAKP yang lebih
Belum didapatkan dan motto ruangan Motto ruangan terarah sesuai dengan visi, misi,
sebagai motivasi serta motto yang ada di ruangan
visi dan misi, serta
acuan dalam
motto ruangan pemberian pelayanan
yang terbaik
Dalam
pelaksanaannya
metode tim tidak
selamanya dilakukan
karena kondisi,
situasi, dan jumlah
tenaga yang
berdinas dalam satu
shift
101
c) Membuat leaflet
berdasarkan kasus
pasien di ruangan
d) Melakukan edukasi
pada pasien yang akan
KRS dengan media
leaflet atau mini poster
e) Memotivasi perawat
menerapkan alur
discharge planning
sesuai dengan SPO
M3 Timbang Timbang terima dapat a) Kepala ruangan Pelaksanaan timbang terima dapat
Terima dilaksanakan secara menentukan terlaksana sesuai SPO dan efektif di
Belum adanya buku efektif sesuai dengan penanggung jawab ruangan.
laporan operan SPO dan timbang terima
yang dimiliki oleh keikutsertaan seluruh b) Kepala rungan Isi timbang terima fokus pada masalah
masing-masing perawat ruangan menyusun SOP beserta keperawatan dan terdokumentasi
TIM dalam timbang format timbang terima dengan baik
terima. serta petunjuk teknis
Hal yang di operkan pengisisan timbang
hanya ditulis pada terima
secarik kertas c) Memfasilitasi
administrasi penunjang
Personil yang (Buku Timbang
kurang lengkap Terima) untuk setiap
saat operan karena Tim.
mengikuti kegiatan d) Membuat lembar
yang ada di Rumah timbang terima untuk
102
Sakit seluruh perawat
ruangan.
Sistematika operan e) Memimpin dan
yang belum sesuai memotivasi perawat
dengan SPO dalam melaksanakan
timbang terima sesuai
Pre dan Post dengan SPO yang ada.
Confrens tidak f) Seluruh perawat dapat
pernah dilakukan melaksanakan timbang
terima di setiap shift
4. Money (M4) Keteraturann Mengusulkan untuk Klien membayar sesuai dengan tarif
Pembiayaan masih administrasi menginformasikan pendanaan yang telah ditetapkan dan
banyak persyaratan (keuangan) serta yang dibutuhkan perawatan menyelesaikan persyaratan yang
untuk keperluan adanya tata cara baku klien, penjelasan alur diperlukan
administrasi dari untuk pasien rujukan pendanaan untu ksemua pasien Adanya alur rujukan pasien sesuai
pihak pasien yang (ASKES, UMUM, BPJPS) dengan SOP yang dibuat
belum lengkap Supervisi membuat SOP
terutama pada tentang alur Rujukan pasien
pasien rujukan
5. Market (M5) Kepuasan pasien Mengusulkan peningkatan mutu Kepuasan klien terpenuhi.
Adanya pasien yang meningkat pelayanan terus- menerus Tidak ada komplain dari pasien dan
tidak puas sehingga sehingga memberi kesan yang keluarga pasien terhadap pelayanan
adanya tuntutan baik pada klien
untuk pelayanan
yang lebih
professional
103
BAB 3
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dengan menggunakan model MPKP Primer, ini mahasiswa mampu
menyelesaikan kegiatan praktek kepemimipinan dan manajemen yang mampu
melaksanakan pengkajian diruang rawat inap Ruang B2. Hal ini dibuktikan dengan
adanya:
1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah dengan cara melakukan
pengkajian, wawancara dan observasi secara langsung terkait dengan fungsi
manajemen di Ruang B2, serta didapatkan 9 masalah utama di Ruang B2.
2. Mahasiswa mampu melaksanakan fungsi perencanaan yang meliputi
pembuatan visi dan misi ruangan sesuai dengan kesepakatan kelompok
3. Mahasiswa mampu melaksanakan fungsi pengorganisasian meliputi
pembuatan struktur organisasi dengan menggunakan metode modifikasi
perawat tim primer, serta mampu melaksanakan job’s discription sesuai
dengan uraian tugas masing- masing.
4. Mahasiswa mampu melaksanakan fungsi pengarahan meliputi timbang terima,
program motivasi, pre dan post conference di Ruang B2 dilakukan setiap
pergantian shift yang diikuti oleh semua perawat yang bertugas di masing–
masing shift. Penerimaan pasien baru oleh perawat IGD kepada Katim telah
dilakukan dengan baik, kemudian dijelaskan tata tertib, hak dan kewajiban
pasien selama di Ruang Saraf B2. Dilanjutkan dengan sentralisasi obat yang
dilakukan oleh Katim dengan baik, sesuai dengan operan perawat dari ruang
lain, yang dalam hal ini IGD. Pendelegasian dilaksanakan dari atasan kepada
bawahan dimana dengan cara pengisian format pendelegasian, yang pada saat
104
itu Karu mendelegasikan tugasnya kepada Katim yang bertugas di hari itu.
Supervisi keperawatan sudah dilakukan sesuai dengan perencanaan. Ronde
keperawatan dilakukan dengan memilih pasien dan menindaklanjuti masalah
yang dialami pasien dengan rencana tindak lanjut yang terbaik bagi pasien
dengan mendatangkan orang-orang yang kompeten di bidangnya. PKMRS
berjalan dengan baik dan mendapatkan antusiasme dari peserta, yaitu keluarga
pasien. Adanya timbal balik dari peserta, berupa pertanyaan-pertanyaan yang
menandakan peserta mempunyai rasa ingin tahu tentang materi yang telah
diberikan. Discharge planning selalu dilaksanakan setiap pasien pulang yaitu
dengan memberitahukan tentang obat yang harus diminum, jadwal kontrol,
aturan diit, memberikan pendidikan kesehatan secara lisan, dan tidak lupa
menyertakan kartu discharge planning.
5. Mahasiswa mampu melaksanakan fungsi pengendalian meliputi audit
dokumentasi, survey kepuasan pasien dan perawat, dan indikator mutu yang
meliputi penilaian terhadap BOR, ALOS, TOI, kejadian infeksi nosokomial,
phlebitis, angka pasien resiko jatuh, dan nyeri.
3.2 Saran
1. Bagi Lahan
a) Tugas dan Tanggung Jawab
Untuk penerapan MPKP Primer, diharapkan perawat ruangan dapat
mengikuti pelatihan atau workshop sesuai dengan bidang yang
dilaksanakan di ruang B2. Agar tenaga kesehatan (perawat) dapat menjadi
perawat yang berkompeten. Bagi perawat dengan pendidikan terakhir
Diploma diharapkan untuk melaksanakan pendidikan yang berkelanjutan.
b) MPKP
Perawat Primer dalam MPKP Primer termasuk dalam susunan
organisasi ruangan. Perawat primer sendiri harus seorang perawat
bersertifikasi sebagai perawat spesialis. Sementara di ruang praktek, ketua
tim diibaratkan sebagai perawat primer namun secara teori ketua tim
105
belum dapat dikatakan sebagai perawat primer karena perawat primer
sendiri harus mempunyai sertifikasi yang mencukupi seperti perawat
spesialis.
2. Mahasiswa
Dalam praktek manajemen ini diharapkan mahasiswa mampu
memilih satu model MPKP yang sesuai dengan ruangan setelah
melakukan pengumpulan data di ruangan tersebut dengan cara
wawancara, observasi dan kuesioner. Mahasiswa juga diharapkan
mampu menganalisa masalah dan menetapkan masalah yang ada di
ruangan tersebut serta mampu memberikan intervensi yang sesuai
dengan metode MPKP sehingga dapat dijadikan contoh bagi ruangan
tersebut.
106