Anda di halaman 1dari 26

Hazard Ergonomik pada Posisi Berbaring, duduk, berdiri, berjalan

Hazard Psikologis

Disusun oleh
Kelompok : V (lima)

1. Aulia Wahyuni :19.11.017 11. Dandi Jadiaman Sembiring :19.11.023


2. Indah Ainurachma :19.11.051 12. Elsa Supana :19.11.035
3. Jefry Dena :19.11.053 13. Ermi Anju :19.11.039
4. Lasromindo Sirait :19.11.058 14. Festaria Br Ginting :19.11.043
5. Novita Sari :19.11.073 15. Kristina Monita :19.11.057
6. Nur Triani :19.11.076 16. Monica Margaretha Sembiring :19.11.066
7. Puspita Sari :19.11.081 17. Nur Ainun Lase :19.11.074
8. Sarah Natasya :19.11.099 18. Regsy Satya Junisty :19.11.090
9. Selvi Haniza :19.11.101 19. Risnawati Sondang Manalu :19.11.094
10. Tasya Adinda :19.11.122 20. Trimayang Sundar :19.11.127
UPAYA MEMPERTAHANKAN ERGONOMIK PADA
POSISIBERBARING, DUDUK, BERDIRI DAN
BERJALANSERTAUPAYA MENCEGAH HAZARD PSIKOSOSIA

A.LATAR BELAKANG
Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat, sehingga peralatan sudah menjadikebutuhan
pokok pada lapangan pekerjaan.Artinya peralatan dan teknologi merupakansalah satu
penunjang yang penting dalam upaya meningkatkan produktivitas untukberbagai jenis
pekerjaan. Disamping itu,akan terjadi dampak negatifnya bila kita kurangwaspada
menghadapi bahaya potensial yang mungkin akan timbul. Hal ini tentunya dapatdi cegah
dengan adanya antisipasi berbagai resiko. Antara lain kemungkinan terjadinyapenyakit
akibat kerja, penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dan kecelakaanakibat kerja yang
dapat menyebkan kecacataan dan kematian. Antisipasi ini harus
dilakukan oleh semua pihak dengan cara penyesuaian antara pekerja, proses kerja
danlingkungan kerja. Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ergonomik.
B.METODED
alam karya ilmiah ini penulis menggunakan metode
kepustakaan dengan caramembaca berbagai sumber seperti
buku, ebook, jurnal, karya ilmiah dan sumber lainnyayang
dapat dipercaya dikarenakan agar tetap pembaca tidak
dipusingkan dengan artikel-artikel yang kurang efektif dan
belum dianalisis kebenarannya. Sumber-sumber yangdibaca
dan dicari oleh penulis berkaitan dengan materi permasalahan
yang akan dibahasoleh penulis sehingga sistematis yang
dibahas selalu berhubungan dan dapatmempermudah
pemahaman pembaca.

C.HASIL
Penerapan Ergonomi di tempat kerja bertujuan agar pekerja saat bekerja selalu dalamkeadaan sehat, nyaman, selamat, produktif
dan sejahtera. Untuk dapat mencapai tujuantersebut, perlu kemauan, kemampuan dan kerjasama yang baik dari semua pihak.
Pihakpemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan sebagai lembaga yangbertanggungjawab terhadap kesehatan masyarakat,
membuat berbagai peraturan, petunjukteknis dan pedoman K3 di Tempat Kerja serta menjalin kerjasama lintas program
maupunlintas sektor terkait dalam pembinaannyaPendekatan disiplin ergonomi diarahkan pada upaya memperbaiki performansi
kerjamanusia seperti menambah kecepatan kerja, accuracy, keselamatan kerja disampinguntuk mengurangi energi kerja yang
berlebihan serta mengurangi datangnya kelelahan
yang terlalu cepat. Disamping itu disiplin ergonomi diharapkan mampu memperbaikipendayagunaan sumber daya manusia serta
meminimalkan kerusakan peralatan yangdisebabkan kesalahan manusia (human errors).
next

Keselamatan pasien adalah bebas dari cideran fisik dan psikologis yang menjaminkeselamatan pasien, melalui
penetapan system operasional, meminilisasi terjadinyakesalahan, mengurangi rasa tidak aman pasien dalam
sistem perawatan kesehatan danmeningkatkan pelayanan yang optimal. Hazards adalah sesuatu yang berpotensi
menjadipenyebab kerusakan. Ini dapat mencakup substansi, proses kerja, dan atau aspek lainnyadari lingkungan
kerja. Bahaya psikososial kerja dapat didefinisikan sebagai aspek-aspekdari desain kerja, organisasi kerja dan
manajemen kerja, serta segala aspek yangberhubungan dengan lingkungan sosial kerja yang berpotensi dapat
menyebabkangangguan pada psikologi dan fisik-fisiologi pekerja Bahaya psikososial ini secaralangsung atau
tidak akan berpengaruh terhadap konflik fisik dan karyawan sehari-hari,jika seorang karyawan tidak dapat
mengatasi beban bahaya ini dengan baik makakaryawan tersebut akan jatuh dalam kondisi bosan, jenuh, stress
dan akan mengalamigangguan serta keluhan penyakit serta menurunkan produktivitas kerja
keryawan.Pengenalan potensi bahaya di tempat kerja merupakan dasar untuk mengetahuipengaruhnya terhadap
tenaga kerja, serta dapat dipergunakan untuk mengadakan upaya-upaya pengendalian dalam rangka pencegahan
penyakit akibat kerja yagmungkin terjadi.
D.PEMBAHASAN
Definisi Ergonomi
Ergonomik yaitu ilmu yang penerapanya berusaha untuk menyerasikan pekerjaan danlingkungan
terhadap orang atau sebaliknya dengan tujuan tercapainya produktivitas danefisiensi yang setinggi-
tingginya melalui pemanfaatan factor manusia seoptimal-optimalnya.Ergonomik adalah komponen
kegiatan dalam ruang lingkup hiperkes yangantara lain meliputi penyerasian pekerjaan terhadap
tenaga kerja secara timbale balik
untuk efisiensi dan kenyamanan kerja.Contoh : suatu perusahaan kerajinan mengubahcara kerja
duduk di lantai dengan bekerja di meja kerja, mengatur tata ruangan menjadilebih baik, mengadakan
ventilasi, menambah penerangan, mengadakan ruang makan,mengorganisasi waktu istirahat,
menyelenggarakan pertandingan olahraga, dan lain lain
next

Ergonomik mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan pekerjaanmanusia.


Sasaran penelitian ergonomi ialah manusia pada saat bekerja dalam lingkungan.Secara
singkat dapat dikatakan bahwa ergonomik ialah penyesuaian tugas pekerjaandengan kondisi
tubuh manusia ialah untuk menurunkan stress atau tekanan yang akandihadapi. Salah satu
upaya yang dilakukan antara lain menyesuaikan ukuran tempat kerjadengan dimensi tubuh
agar tidak melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan kelembapan.Hal ini bertujuan agar
sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia. Ada salah satu definisiyang menyebutkan bahwa
ergonomi bertujuan untuk “fitting the job to the worker”.Ergonomik juga bertujuan sebagai
ilmu terapan biologi manusia dan hubungannyadengan ilmu teknik bagi pekerja dan
lingkungan kerjanya, agar mendapatkan kepuasankerja yang maksimal selain meningkatkan
produktivitasnya.
Tujuan Ergonomi
Pelaksanaan dan penerapan ergonomi di tempat kerja di mulai dari yang sederhanadan pada tingkat individual terlebih
dahulu. Rancangan ergonomi akan dapatmeningkatkan efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerja, serta dapat
menciptakansystem serta lingkungan yang cocok, aman, nyaman dan sehat.Adapun tujuan penerapan ergonomic
adalah sebagai berikut :
1.Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental dengan meniadakan beban kerjatambahan(fisik dan mental), mencegah
penyakit akibat kerja, dan meningkatkankepuasan kerja
2.Meningkatkan kesejahteraan social dengan jalan meningkatkan kualitas kontaksesame pekerja, pengorganisasian
yang lebih baik dan menghidupkan systemkebersamaan dalam tempat kerja.
3.Berkontribusi di dalam keseimbangan rasional antara aspek-aspek teknik,ekonomi, antropologi dan budaya dari
sistem manusia-mesin untuk tujuanmeningkatkan efisiensi sistem manusia-mesin.
Ruang Lingkup Ergonomi
Ruang lingkup ergonomi sangat luas aspeknya, antara lain meliputi:
1.Tehnik
2.Fisik
3.Pengalaman psikis
4.Anatomi, utamanya yang berhubungan dengan kekuatan dan gerakan otot danpersendian
5.Sosiologi
6.Fisiologi, kaitanya dengan temperature tubuh, oxygen up take, dan aktifitas otot
7.Desain,
dll
Manfaat Ergonomi
1.Menurunnya angka kesakitan akibat kerja.
2.Menurunnya kecelakaan kerja.
3.Biaya pengobatan dan kompensasi berkurang.
4.Stress akibat kerja berkurang.
5.Produktivitas membaik.
6.Alur kerja bertambah baik.
7.Rasa aman karena bebas dari gangguan cedera.
8.Kepuasan kerja meningkat
Sikap Berbaring
Posisi klien penting telentang (dorsal RACKBIKE — tergeletak di belakang), rawan(berbaring pada
perut), Sims' (semi-rawan-berbaring di samping [biasanya kiri] —dengan atas lutut tertekuk), Fowler
di (tergeletak di belakang, dengan kepala tinggi),lutut-dada atau genupectoral (berbaring di lutut,
dengan dada beristirahat di tempat tidur),dorsal lithotomy (tergeletak di belakang, dengan kaki di
sanggurdi), dan lateral (berbaringdi samping). Posisi telentang dapat dimodifikasi dengan menekuk
lutut dan menempatkankaki datar di tempat tidur. Trendelenburg's (posisi kepala-down — berbaring
dengankepala lebih rendah dari kaki)-digunakan untuk mengobati sengatan, denganmempromosikan
aliran darah ke otak. Posisi ini juga digunakan untuk beberapa bagiandari postural drainase, untuk
membantu mengeringkan sekresi dari segmen paru-paru.Posisi terbalik Trendelenburg dapat digunakan
untuk meningkatkan tabung pakan dansebagai prosedur darurat untuk membantu menghentikan
pendarahan di cedera kepala.
Dua lainnya, kurang posisi umum digunakan adalah posisi berdiri diubah (berdirisementara
membungkuk ke depan), dan posisi yang digunakan untuk pungsi lumbal.
Sikap Duduk
Tulang punggung merupakan bagian tubuh yang memiliki peranan sangat besar dalam menjaga kestabilan tubuh.
sebagian besar aktivitas sehari-hari dapat dilakukan dalam posisi duduk, sehingga penting untuk mengetahui posisi tubuh
saat duduk yang benar untuk menjaga kesehatan tulang punggung Posisi Duduk Yang Benar :
1. Duduk tegak dengan punggung lurus dan bahu ke belakang. Paha menempel di dudukan kursi dan bokong harus
menyentuh bagian belakang kursi. Tulang punggung memiliki bentuk yang sedikit melengkung ke depan pada bagian
punggung, sehingga dapat diletakkan bantal untuk menyangga kelengkungan tulang punggung tersebut.

2. Pusatkan beban tubuh pada satu titik agar seimbang. Usahakan jangan sampai membungkuk. Jika diperlukan, kursi
dapat ditarik mendekati meja agar posisi duduk tidak membungkuk.

3. Posisi lutut mempunyai peranan penting juga. Untuk itu tekuklah lutut hingga sejajar dengan pinggul. Usahakan untuk
tidak menyilangkan kaki.

4. Jika dudukan kursinya terlalu tinggi, penggunaan pengganjal kaki juga membantu menyalurkan beban dari tungkai.
next
5. Jika ingin menulis tanpa meja, gunakanlah pijakan di bawah kaki namun
posisi kaki tetap sejajar dengan lantai. Akan tetapi hal ini sebaiknya tidak
dilakukan terlalu lama karena akan membuat tulang ekor menahan sebagian
beban yang berasal dari paha.
6. Usahakanlah istirahat setiap 2 jam sekali dengan cara berdiri, peregangan
sesaat, atau berjalan-jalan di sekitar ruangan untuk mengembalikan kesegaran
tubuh agar dapat tetap berkonsentrasi dalam belajar
7. Tangan dibuat senyaman mungkin di atas meja, namun jangan lupa untuk
mengistirahatkan lengan dan siku. Jika diperlukan, dapat menggunakan
sandaran tangan untuk membantu mengurangi beban pada bahu dan leher
anda agar tidak mudah lelah.
8. Jika ingin mengambil sesuatu yang berada disamping atau di belakang,
jangan memuntir punggung. Putarlah keseluruhan tubuh sebagai satu
kesatuan.
Sikap Berdiri
Ketika mengangkat, berjalan, atau melakukan kegiatan tubuh, keselarasan tubuh yang tepat
penting untuk menjaga keseimbangan. Ketika tubuh seseorang di alignment yang benar, Semua
otot bekerja sama untuk gerakan paling aman dan paling efisien, tanpa ketegangan otot.
Peregangan tubuh setinggi mungkin menghasilkan keselarasan. Ini dapat dicapai melalui tepat
postur. Ketika berdiri, berat badan sedikit ke depan dan didukung di bagian luar kaki. Sekali lagi,
kepala tegak, punggung lurus, dan perut terselip in. (ingat bahwa klien tempat tidur harus di
sekitar posisi yang sama sebagai jika dia berdiri.

Sikap Berjalan
Berjalan kaki adalah salah satu latihan fisik benturan ringan
yang bermanfaat bagi kesehatan. Selain bisa memperbaiki
suasana hati, berjalan kaki juga membantu mengatasi depresi.
Penelitian menunjukkan bahwa tingkat obesitas di negara-
negara yang penduduknya biasa berjalan kaki lebih rendah
daripada negara-negara yang penduduknya mengandalkan
mobil sebagai sarana transportasi.
next

Cara berjalan yang baik adalah:


1. Biasakan berjalan dengan tubuh yang tegak. Walaupun setiap orang memiliki cara berjalan
yang unik, ada sikap tertentu yang banyak orang lakukan saat berjalan, terutama dalam hal
postur tubuh. Biasakan berjalan dengan punggung tegak dan mengangkat dagu agar sejajar
dengan lantai. Dengan menjaga postur ini selama berjalan, Anda bisa bernapas lebih leluasa
sebab tulang punggung Anda tetap lurus sehingga tidak menekan diafragma. Jangan berjalan
sambil menunduk atau membungkuk sebab postur tubuh yang buruk lambat laun membuat
punggung terasa nyeri, leher kaku, dan bahkan muncul keluhan lain yang lebih serius

2. Gunakan otot betis, paha belakang, dan kuadrisep agar Anda bisa berjalan dengan baik.
Gerakan berjalan yang efektif melibatkan hampir semua otot tungkai, bukan hanya satu.
Visualisasikan bahwa saat ini Anda sedang berjalan. Langkahkan kaki kanan ke depan dengan
meletakkan tumit di lantai lalu gunakan otot paha belakang dan kuadrisep kaki kiri untuk
menggerakkan tubuh ke depan sampai Anda bisa memindahkan tumit kiri ke depan. Biasakan
melangkah dengan gerakan menggulung telapak kaki, yaitu mengangkat telapak kaki dimulai
dari tumit sampai ke jari-jari kaki dengan arah lurus ke depan. Cara ini akan mengaktifkan otot
betis sehingga telapak kaki membentuk sudut yang tepat saat terangkat dari lantai setiap kali
Anda melangkah
3. Tariklah kedua bahu sedikit ke belakang, tetapi biarkan tetap rileks. Saat berjalan, Anda akan lebih banyak
mengandalkan otot kaki dan otot perut. Walau demikian, Anda harus tetap memperhatikan postur tubuh atas.
Menarik bahu sedikit ke belakang dalam kondisi rileks akan banyak manfaatnya. Postur ini menjaga tubuh
Anda agar tetap kuat dan stabil saat Anda meluruskan punggung dari leher sampai pinggul. Melakukan postur
ini sambil menegakkan punggung dan mengangkat dagu akan mencegah ketegangan di punggung dan
menghindari terjadinya cedera. Selain itu, cara ini membantu Anda membentuk kebiasaan berjalan yang baik
sehingga tubuh Anda tidak bungkuk yang cenderung menimbulkan nyeri dan ketegangan bahu. Terakhir,
dengan menarik bahu sedikit ke belakang, penampilan Anda akan lebih baik karena postur ini menunjukkan
kepercayaan diri dan kekuatan. Walaupun terkesan sepele, hal ini sangatlah penting

4. Ayunkan lengan selama Anda berjalan. Mengayunkan lengan adalah hal biasa bagi banyak orang. Biarkan
kedua lengan tergantung ke bawah secara alami. Saat mulai berjalan, lengan Anda akan berayun sedikit.
Semakin cepat Anda berjalan, semakin lebar ayunannya. Mengayunkan lengan adalah sesuatu yang alami
ketika Anda berjalan. Penelitian membuktikan bahwa cara ini bisa meningkatkan efisiensi dari setiap langkah
Anda. Berjalan sambil mengayunkan lengan membantu Anda melangkah lebih lebar dengan energi metabolik
yang sama besarnya seperti jika Anda tidak mengayunkan lengan.[3] Jadi, jangan takut mengayunkan lengan
saat berjalan. Jangan khawatir, Anda tidak akan terlihat seperti pendekar. Jika cuaca tidak terlalu dingin,
jangan masukkan tangan ke dalam saku agar Anda bisa mengayunkan lengan. Dengan demikian, Anda akan
memperoleh manfaatnya, yaitu berjalan lebih cepat dan lebih jauh.
Cara Mengangkat beban
1. Pemanasan : Sama halnya seperti olahraga yang mengharuskan pelakunya untuk pemanasan supaya
terhindar dari cedera. Kemudian, jaga bagian kaki dalam posisi lebar atau terbuka. Tujuannya agar
dapat menopang tubuh Anda mulai mengangkat barang. Posisi kaki harus kuat, sama halnya seperti
posisi kuda-kuda dalam olahraga karate.
2. Jongkokan badan ke bawah, pastikan Anda membengkokan bagian pinggul dan lutut. Lipat satu kaki
di depan dan lipat satu kaki lainnya di lantai, posisi ini biasa disebut half kneeling. Kondisikan posisi
badan Anda agar selalu tegak karena dapat meluruskan tulang belakang. Angkat barang secara
perlahan sambil meluruskan lutut dan pinggul Anda. Ketika mengangkat barang hindari gerakan
memutar.
3. Angkat barang agar tetap dekat dengan bagian perut. Ketika mengganti arah, putar bagian pinggul
terlebih dahulu kemudian bahu. Saat menurunkan badan jongkokan badan secara perlahan diikuti
dengan bengkokan lutut dan pinggul.
4. Jangan gunakan pinggang Anda untuk mengangkat dan menurunkan barang. Sebagian besar cedera
dikarenakan melakukan posisi membungkuk ketika mengambil barang. Posisi membungkuk dapat
memberikan tekanan pada pinggang bagian bawah.
Definisi Hazard
Suardi R. (2005) menyatakan bahwa hazards adalah sesuatu yang berpotensi menjadi
penyebab kerusakan. Ini dapat mencakup substansi, proses kerja, dan atau aspek lainnya dari
lingkungan kerja. Menurut A.M. Sugeng Budiono, dalam artikelnya “hazards” yang sering
disebut potensi bahaya merupakan sumber resiko yang potensial mengakibatkan kerugian baik
material, lingkungan maupun manusia.Safety Engineer Career Engineer Career Workshop
(2003) mendefinisikan Hazard sebagai kondisi fisik yang berpotensi menyebabkan
kerugian/kecelakaan bagi manusia atau lingkungan. Ketika hazard timbul, maka peluang
terjadinya efek-efek yang buruk tersebut akan muncul.
Bahaya Psikososial
Bahaya Psiko-sosial, yaitu potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kondisi aspek-
aspek psikologis ketenagakerjaan yang kurang baik atau kurang mendapatkan perhatian
seperti :
1. Penempatan tenaga kerja yang tidak sesuai dengan bakat, minat, kepribadian, motivasi,
temperamen atau pendidikannya. Sistem seleksi dan klasifikasi tenaga kerja yang tidak
sesuai.
2. Kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya sebagai akibat
kurangnya latihan kerja yang diperoleh.
3. Hubungan antara individu yang tidak harmoni dan tidak serasi dalam organisasi kerja.
4. Pentingnya mempelajari Bahaya Psychosocial dan Stress Kerja adalah agar produktivitas
kerja dapat tetap terjaga
Kategori Hazard Psikososial
Kategori kondisi yang menggambarkan bahaya Context to work fungsi dan budaya
organisasi komunikasi yang buruk, rendahnya dukungan untuk pemecahan masalah
dan pengembangan pribadi, kurangnya pemahaman terhadap tujuan organisasi peran
dalam organisasi ambiguitas dan konflik peran, tanggung jawab terhadap orang lain
pengembangan karir ketidakpastian dan stagnasi karir, underpromotion atau
overpromotion, insentif yang buruk, rendahnya nilai sosial terhadap pekerjaan latitude
keputusan/pengendalian partisipasi yang rendah pada pembuatan keputusan, kurangnya
pengendalian terhadap pekerjaan (pengendalian, khususnya pada bentuk partisipasi,
termasuk juga konteks dan wider organizational issue) hubungan interpersonal pada
pekerjaan isolasi sosial atau fisik, buruknya hubungan dengan atasan, konflik
interpersonal, kurangnya dukungan sosial home-work interfaceKonflik demand of
work and home, dukungan rendah dari rumah, masalah dualisme karir lingkungan
kerja
next

Bahaya psikososial ini secara langsung atau tidak akan berpengaruh terhadap konflik fisik dan
karyawan sehari-hari, jika seorang karyawan tidak dapat mengatasi beban bahaya ini dengan baik
maka karyawan tersebut akan jatuh dalam kondisi bosan, jenuh, stress dan akan mengalami
gangguan serta keluhan penyakit serta menurunkan produktivitas kerja keryawan. Gejala Stress :
1. Kepuasan kerja rendah
2. Kinerja yang menurun
3. Semangat dan energi menjadi hilang
4. Komunikasi tidak lancer
5. Pengambilan keputusan jelek
6. Kreatifitas dan inovasi kurang
7. Bergulat pada tugas-tugas yang tidak produktif.
8. Pengelolaan stress dapat dilakukan melalui
9. Pendekatan individu dan organisasi.
Gangguan emosional yang timbul :
1. Cemas
2. Gelisah
3. Gangguan kepribadian
4. Penyimpangan seksual
5. Ketagihan alkohol dan psikotropika, Faktor
risiko psikologis dalam kecelakaan adalah
potensi pikiran, perasaan, dan perilaku yang
mungkin terjadi sebagai akibat dari peristiwa
stress
Pengenalan potensi bahaya di tempat kerja
Merupakan dasar untuk mengetahui pengaruhnya terhadap tenaga kerja, serta dapat
dipergunakan untuk mengadakan upaya-upaya pengendalian dalam rangka
pencegahan penyakit akibat kerja yagmungkin terjadi. Secara umum, potensi bahaya
lingkungan kerja dapat berasal atau bersumber dari berbagai faktor, antara lain :
1. faktor teknis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau terdapat pada peralatan
kerja yang digunakan atau dari pekerjaan itu sendiri
2. faktor lingkungan, yaitu potensi bahaya yang berasal dari atau berada di dalam
lingkungan, yang bisa bersumber dari proses produksi termasuk bahan baku, baik
produk antara maupun hasil akhir
3. faktor manusia, merupakan potensi bahaya yang cukup besar terutama apabila
manusia yang melakukan pekerjaan tersebut tidak berada dalam kondisi
kesehatan yang prima baik fisik maupun psikis.
Potensi bahaya Psiko-social
Potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kondisi aspek-aspek psikologis ketenaga kerjaan
yang kurang baik atau kurang mendapatkan perhatian seperti: penempatan tenaga kerja yang tidak
sesuai dengan bakat, minat, kepribadian, motivasi, temperamen atau pendidikannya, sistem seleksi dan
klasifikasi tenaga kerja yang tidak sesuai, kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam melakukan
pekerjaannya sebagai akibat kurangnya latihan kerja yang diperoleh, serta hubungan antara individu
yang tidak harmoni dan tidak serasi dalam organisasi kerja. Kesemuanya tersebut akan menyebabkan
terjadinya stress akibat kerja. Faktor psikososial utama yang berperan adalah stress, dimana stressor
kerja dapat berupa hubungan antar pekerja maupun beban kerja (secara kuantitatif atau kualitatif). Hasil
studi di Jepang menunjukkan bahwa: Kelelahan fisik akibat kerja sebesar 70 – 74% Kelelahan mental
akibat kerja sebesar 73 – 75% (lebih tinggi) Penderita jantung koroner memiliki waktu kerja lebih dari
60 jam per minggu (tinggi) Di Indonesia, stress akibat kerja juga dapat menimbulkan berbagai
gangguan kesehatan, seperti jantung koroner, gangguan mental emosional, gangguan haid, gangguan
tidur dan abortus,
Yang dapat menjadi sumber stress di pekerjaan antara lain:
1. Lama waktu bekerja (sekian tahun), posisi (jabatan), tugas, kewajiban, tanggung jawab sebagai
pengawas, dsb.
2. Faktor intrinsik dalam pekerjaan: kesesuaian lingkungan/orang dan kepuasan kerja, peralatan, pelatihan,
shift kerja, kerja overload atau underload, bahaya fisik, harga diri terkait pekerjaan.
3. Peranan dalam organisasi: ambiguitas peran, konflik peran, tanggung jawab orang-orang, batas-batas
organisasionalPerkembangan karir: dipromosikan/tidak, kurangnya keamanan kerja, ambiguitas
pekerjaan di masa yang akan datang, status congruency, kepuasan terhadap bayaran Hubungan /
dukungan sosial: dengan kolega, supervisor, bawahan Struktur dan iklim organisasional: politik,
konsultasi/komunikasi, partisipasi dalam membuat keputusan,
Kesimpulan
Penerapan Ergonomi di tempat kerja bertujuan agar pekerja saat bekerja selalu dalam keadaan
sehat, nyaman, selamat, produktif dan sejahtera. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, perlu
kemauan, kemampuan dan kerjasama yang baik dari semua pihak. Pihak pemerintah dalam hal ini
Departemen Kesehatan sebagai lembaga yang bertanggungjawab terhadap kesehatan masyarakat,
membuat berbagai peraturan, petunjuk teknis dan pedoman K3 di Tempat Kerja serta menjalin
kerjasama lintas program maupun lintas sektor terkait dalam pembinaannya. Keselamatan pasien
adalah bebas dari cideran fisik dan psikologis yang menjamin keselamatan pasien, melalui
penetapan system operasional, meminilisasi terjadinya kesalahan, mengurangi rasa tidak aman
pasien dalam sistem perawatan kesehatan dan meningkatkan pelayanan yang optimal (canadian
nursing association, 2004). Suardi R. (2005) menyatakan bahwa hazards adalah sesuatu yang
berpotensi menjadi penyebab kerusakan. Ini dapat mencakup substansi, proses kerja, dan atau
aspek lainnya dari lingkungan kerja
Thank you

Anda mungkin juga menyukai