SKRIPSI
OLEH:
Skripsi Ini Telah Diperiksa Dan Disetujui Untuk Diseminarkan Dihadapan Penguji
Seminar Program Sarjana Keperawatan Fakultas Keperawatan
Oleh:
Npm : 16.11.162
Oleh:
Disetujui oleh:
Dosen Pembimbing
Mengetahui:
Ketua program studi keperawatan
Institut Kesehatan Deli Husada Delitua
Tim Penguji
Penguji I
Ns. Herri Novita Tarigan, M.Kep Nurul Aini Siagian, S.ST, M.Keb
NPP.19801019.200609.2.002 NPP.19921401.201408.2.002
Mengetahui
Ns. Megawati Sinambela, S.Kep, M.Kes Ns. Herri Novita Tarigan, M.Kep
NPP.19621116.199304.2.002 NPP.19801019.200609.2.002
LEMBAR PERNYATAAN
Npm : 16.11.162
Demikian pernyataan ini saya perbuat dengan sebenarnya, tanpa adanya tekanan
dan paksaan dari pihak manapun serta bersediamendapatkan sanksi akademik jika
kemudian hari pernyataan ini tidak benar.
Yang Menyatakan
Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium
tuberculosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat dan memerlukan
waktu lama untuk mengobatinya. Insiden tuberculosis dilaporkan bahwa meningkatnya
secara drastis pada terakhir ini di seluruh dunia termasuk Indonesia. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis hubungan pengetahuan serta sikap penderita Tb paru
dengan kepatuhan minum Obat Anti Tuberkulosis. Jenis penelitian ini adalah analitik
observasional dengan Cross Sectional. Data dianalisis dengan analisis univariat dan
bivariat menggunakan uji chi Square dengan tingkat kepercayaan 95%. Perhitungan
dilakukan dengan program SPSS dengan p < α=0,05 maka ada hubungan. Jumlah
sampel yang tersedia sebanyak 25 sampel diambil dengan cara accidental sampling dari
populasi penderita tuberculosis. Hasil analisa ditemukan bahwa pengetahuan dengan
kepatuhan minum Obat Anti Tuberkulosis Paru dengan α = 0,05 diperoleh nilai p =
0,017 maka p 0,017 < α (0,05) atau Ho ditolak dan Ha diterima, sikap dengan
kepatuhan minum Obat Anti Tuberkulosis Paru dengan α = 0,05 diperoleh nilai p =
0,002 maka p 0,002 < α (0,05) atau Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap
penderita Tb paru dengan kepatuhan minum obat anti tuberculosis.
I. IDENTITAS
Nama : Shynta Armenia Sembiring
Tempat Tanggal Lahir : Medan, 10 Maret 1998
Agama : Kristen Protestan
Anak Ke : 3 dari 4 Bersaudara
Nama Orang Tua
Ayah : Firman Immanuel Sembiring
Ibu : Susanti Tarigan
Alamat Lengkap : Jl. Bunga Rampai IV Gg. Ersada
No.1 LK-IV Medan Kel Simalingkar B
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis masih bisa menyelesaikan penyusunan proposal ini.
Adapun judul pada proposal ini adalah “Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Penderita
TB Paru Dengan Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberculosis Di UPT Puskesmas Deli
Tua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2020” Penyusunan proposal ini merupakan salah
satu syarat untuk melanjut ketahap penelitian.
Penulis menyadari hingga selesai proposal ini tidak terlepas dari bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih banyak teristimewa kepada:
1. Terulin S. Meliala, AM.Keb,SKM,M.Kes selaku Ketua Yayasan Rumah Sakit
Umum Sembiring Deli Tua.
2. Drs. Johannes Sembiring, M.Pd, M.Kes selaku Rektor Institut Kesehatan DELI
HUSADA Deli Tua.
3. Dra. Megawati Sinambela, SST, S.Kep, Ns, M.Kes selaku Dekan Fakultas
Keperawatan Institut Kesehatan DELI HUSADA Deli Tua.
4. Ns. Heri Novita Tarigan, M.Kep selaku ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Program Sarjana Fakultas Keperawatan Institut Kesehatan DELI HUSADA
Deli Tua.
5. Siti Marlina, S.Kep, M.Kes selaku Wali Tingkat PSIK IV Angkatan XV.
6. Ns. Selamat Ginting, S.kep, M.kes selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan
kepada penulis dalam menyelesaikan Proposal.
7. Seluruh Staff Dosen Institut DELI HUSADA Deli Tua.
8. dr. Riauati Sinurat Kepala UPT Puskesmas Deli Tua, yang telah memberikan
izin untuk melakukan studi penelitian dan bersedia menjadi tempat penelitian.
9. Seluruh Staf dan karyawan di UPT Puskesmas Deli Tua dan para Kader
masyarakat diwilayah kerja UPT Puskesmas Deli Tua yang telah
memberikan bantuan dan dukungan dalam proses penyusunan proposal.
10. Teristimewa kepada seluruh keluarga tercinta, dan rasa hormat saya yang
setinggi-tingginya kepada kedua orang tua saya yaitu Ayah Firman
Immanuel Sembiring dan Ibu Susanti Tarigan yang memberi pendidikan
sehingga jenjang lebih lanjut dan memberikan kasih sayang dukungan
moral maupun material pada saya hingga sekarang, serta Ketiga
Saudaraku (Nuh Herry Sembiring, Benny Hendrawan Sembiring, Dandi
Jadiaman Sembiring) yang selalu mendukung, memberikan motivasi dan
mendoakan penulis dalam setiap upaya dan perjuangan dalam
menyelesaikan pendidikan saya di Institut Kesehatan Deli Husada
Delitua.
11. Ucapan Terimakasih Kepada lelaki yang saya sayangi Tuahta Rasmindo
Tarigan yang selalu mendukung, memotivasi penulis dalam penyelesaian
skripsi ini, serta saya juga mengucapkan terimakasih kepada orang
tersayang yaitu sahabat-sahabat saya (Yemima Pratama Panjaitan, Desy
Simanukalit, dan Nurmala Munthe) yang telah memberikan motivasi dan
dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Peneliti berusaha untuk dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-
baiknya maupun penyusunannya. Namun demikian peneliti menyadari bahwa
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, demi kesempurnaan skripsi ini,
peneliti mengharapkan adanya kritik dan saran dari semua pihak.
1
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK.......................................................................................................i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.......................................................................iii
KATA PENGANTAR....................................................................................iv
DAFTAR ISI...................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
2.1.1. Defenisi................................................................................9
2.1.5. Komplikasi...............................................................14
vi
2.1.6. Diagnosis Tuberkulosis Paru...................................14
2.7. Hipotesis...........................................................................................38
vii
3.2.1. Lokasi...................................................................................44
3.2.2. Waktu...................................................................................45
3.3.1. Populasi................................................................................45
3.3.2. Sampel.................................................................................35
viii
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1.3. Kependudukan.....................................................................53
BAB V PEMBAHASAN.................................................................................59
6.1. Kesimpulan...........................................................................62
6.2. Saran.....................................................................................63
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................64
LAMPIRAN
ix
DAFTAR BAGAN
Halaman
x
DAFTAR TABEL
Halaman
i
DAFTAR LAMPIRAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Bakteri ini adalah.bakteri basil yang sangat kuat hingga waktu lama untuk
kejadian penyakit tinggi, diagnosis dan terapi yang cukup lama. (Yoga,
2015).
menyerang 7,6 juta orang dan menyebabkan 1,2 juta kematian pada tahun
Treatment, Short Course), dari WHO telah terbukti sangat efektif untuk
melalui percik dahak yang keluar dari mulut. Penyakit ini jika tidak segera
(Kusomo, 2015).
tuberkulosis paru yang terdata pada tahun 2012 yaitu sebanyak 22.361
Deli Serdang pada tahun 2013 sebanyak 2.123 penduduk atau sebesar
103,5%, pada tahun 2014 sebanyak 2.586 penduduk atau sebesar 123,9%, dan
atau sebesar 93,21% pada tahun 2013, pada tahun 2014 sebanyak 2.011
penduduk atau sebesar 94%, dan pada tahun 2015 sebanyak 2.244 penduduk
atau sebesar 91,26%. Meskipun angka ini sudah mencapai target nasional,
sehingga resiko penularan masih cukup tinggi (Dinkes Kab Deli Serdang,
2016).
PenyakitK*tuberculosis *disebabkanHoleh…infeksiH8kuman
Selain itu diperlukan upaya untuk perbaikan status gizi pada penderita dan
waktu istirahat yang cukup. Peningkatan daya tahan tubuh penderita harus
akan mati dalam waktu 1 jam bila terkena sinar matahari jika tidak terkena
Kuman tuberkulosis akan mati dalam 5 menit bila terkena zat antiseptik,
mengandung karbon.
Apabila salah satu anggota keluarga terkena penyakit tuberkulosis paru akan
makin besar pula resiko terjadi penularan dan proses kesembuhan penderita
kurang optimal.
paru dan dari jumlah tersebut didapatkan 1.146 penderita merupakan BTA
(+).
dan sikap penderita tuberculosis paru terhadap kepatuhan minum Obat Anti
6
2020.
2020.
a) Bagi Puskesmas
masyarakat.
d) Bagi Peneliti
Tuberkulosis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
kronik yang telah dikenal sejak berabad-abad yang lalu dan paling sering
tuberculosis paru, sisanya 5% menyerang organ tubuh lain mulai dari kulit,
tulang, organ-organ dalam seperti ginjal, usus, otak dan lainnya. Kuman ini
memiliki dinding sel dengan penyusun struktur dinding sel paling tinggi
adalah lipid. Pada pengecatan gram, kuman ini resisten, namun dengan
pengecatan fuchsin, kuman ini dapat menyerang warna dan tidak mudah
Kuman ini berbentuk batang dan mempunyai sifat khusus yaitu tahan
terhadap asam pada pewarnaan. Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil
Tahan Asam (BTA), kuman tuberculosis ini cepat mati bila kena sinar
matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat yang
gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dormant (tertidur
9
10
a. Tuberkulosis paru
2). Tuberkulosis tersangka yang tidak diobati: sputum BTA (-), tetapi
yaitu:
dalam
kategori 1
11
2015)
1. Infeksi Primer
dan ini disebut sebagai komplek primer yang memakan waktu sekitar 4-6
yang masuk dan besarnya respon daya tahan tubuh (imunitas seluler). Pada
akan menjadi penderita tuberkulosis paru. Masa inkubasi yaitu waktu yang
12
bulan.
bulan atau tahun sesudah infeksi primer, misalnya karena daya tahan tubuh
lemah akibat terinfeksi HIV atau gizi yang buruk. Ciri khas dari terjadinya
tuberkulosis paru pasca primer adalah kerusakan paru yang luas dengan
a. Panas Badan
badan sering kali sedikit meningkat pada siang maupun sore hari.
terasa panas.
b. Menggigil
Menggigil dapat terjadi jika panas badan naik dengan cepat, tetapi
c. Keringat Malam
13
malam timbul lebih dini. Nausea, takikardi dan sakit kepala timbul bila
ada panas.
d. Malaise
2. Gejala Respiratorik
a. Batuk
b. Sekret
Suatu cairan yang keluar dari paru sifatnya mukoid dan keluar dalam
c. Nyeri dada
14
d. Ronchi
2.1.5 Komplikasi
a. Meningitis
b. Spondilitis
c. Pleuritis
d. Bronkopneumoni
e. Atelektasi
spesimen SPS BTA hasilnya positif Bila hanya 1 spesimen yang positif
perlu diadakan pemeriksaan lebih lanjut yaitu foto rontgen dada atau
diberikan antibiotik spectrum luas selama 1-2 minggu. Bila tidak ada
positif.
2. Kalau hasil SPS tetap negatif, lakukan pemeriksaan foto rontgen dada,
penderita. Cara ini biasa dikenal dengan sebutan Passive Case Finding.
Selain itu semua kontak penderita Tuberkulosis Paru BTA positif dengan
16
sekitar 3000 percikan dahak. Orang dapat terinfeksi bila droplet tersebut
ruangan dimana percikan dahak berada dalam waktu yang lama. Ventilasi
tersebut. Sehingga bila dalam satu rumah ada satu anggota keluarga
Tuberkulosis.
beberapa jenis obat, dalam jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan
lanjutan.
1. Pada tahap intensif (awal) penderita mendapat obat setiap hari dan
obat.
waktu 2 minggu.
18
B. Tahap Lanjutan
(Notoatmodjo, 2010).
terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit,
2.3 Pengetahuan
ternyata perilaku yang berlandaskan pengetahuan akan lebih baik dan lama
2015).
a. Tahu (Know)
pertanyaan.
b. Memahami (Comprehension)
tersebut.
c. Aplikasi (Application)
20
d. Analisis (Analysis)
e. Sintesis (Synthesis)
f. Evaluasi (Evaluation)
untuk memecahkan masalah atau sesuatu hal yang terjadi masa lalu.
penelitian ilmiah atau lebih yang lebih kita kenal dinamakan dengan
22
lahir suatu cara untuk melakukan penelitian yang pada masa sekarang
a. Segala sesuatu yang positive, yakni gejala tertentu yang muncul pada
a. Faktor internal
1. Pendidikan
menerima informasi.
2. Pekerjaan
adalah suatu kegiatan yang disukai atau tidak disukai yang dilakukan
3. Usia
kekuatan seseorang akan lebih baik dalam hal berfikir dan bekerja,
kematangan jiwa.
b. Faktor Eksternal
1. Faktor Lingkungan
24
kondisi yang ada disekitar manusia yang dimana efek dari lingkungan
kelompok.
2. Sosial Budaya
1. Penyebab penyakit
meliputi:
kesehatan
4. Akibat polusi (polusi air, udara, dan tanah) bagi kesehatan, dan
sebagainya.
2.4 Sikap
dirinya sendiri, orang lain, objek atau issue. Atau kecenderungan bertindak
“Sikap ini bisa juga berupa kecenderungan seseorang terhadap suatu objek
sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang. Dan dalam komponen
dengan objek yang dihadapinya adalah hal yang logis untuk berharap
positif) dan sikap yang sangat tidak setuju (sangat negatif). Semakin ekstrim
intensitas sikap seseorang maka akan semakin terasa apabila ada semacam
serangan terhadap salah satu komponen sikapnya. Dari segi lain, sikap yang
b. Memberikan (responding)
mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau
c. Menghargai (valuing)
mengenai sesuatu masalah adalah salah satu indikasi sikap tingkat tiga.
Sikap kemungkinan bisa bersifat positif dan bisa pula bersifat negative
(Sarlito, 2010).
objek tertentu.
a. Adopsi: keadaan suatu hal atau peristiwa yang dimana hal tersebut
terjadi berulang dan terus menerus, dan lama kelamaan secara perlahan
usia, maka ada hal-hal yang awalnya dianggap sejenis, malahan saat ini
terbentuknya sikap.
29
dokternya
2016).
Menurut Ali 1999, patuh adalah suka menurut perintah, taat pada
petugas kesehatan yang telah ditentukan sesuai dengan jadwal yang telah
(Suparyanto, 2016).
30
dijanjikan jika mematuhi anjuran tersebut tahap ini disebut tahap kesediaan,
biasanya perubahan yang terjadi dalam tahap ini bersifat sementara, artinya
bahwa tindakan itu dilakukan selama masih ada pengawasan petugas. Tetapi
(Suparyanto, 2016).
Pengawasan itu tidak perlu berupa kehadiran fisik petugas atau tokoh
otoriter, melainkan cukup rasa takut terhadap ancaman sanksi yang berlaku,
jika individu tidak melakukan tindakan tersebut. Dalam tahap ini pengaruh
tentang pentingnya perilaku yang baru itu dapat disusul dengan kepatuhan
(change agent).
31
mengagumi petugas atau tokoh tersebut, sehingga ingin mematuhi apa yang
lebih baik daripada dalam tahap kesediaan, namun motivasi ini belum dapat
sehingga jika dia ditinggalkan petugas atau tokoh idolanya itu maka dia
yang baru itu dianggap bernilai positif bagi diri individu dan diintegrasikan
dirasakannya.
dan keuntungan, perlu adanya isyarat atau petunjuk dari orang lain,
33
keluarga.
instruksi yang diberikan padanya. Ley dan Spelman tahun 1967 menemukan
2. Tingkat pendidikan.
(Suparyanto, 2016).
34
seseorang yang akan mengalami puncaknya pada umur tertentu dan akan
usia semakin lanjut. Hal ini menunjang dengan adanya tingkat pendidikan
penyakit kronis (karena tidak ada akibat buruk yang segera dirasakan atau
resiko yang jelas), saran mengenai gaya hidup dan kebiasaan lama,
Kepribadian antara orang yang patuh dengan orang yang gagal, orang
yang tidak patuh adalah orang yang mengalami depresi, ansietas, sangat
contoh, di Amerika Serikat para wanita kaum kulit putih dan orang-orang
5. Dukungan Keluarga
6. Tingkat ekonomi
finansial untuk memenuhi segala kebutuhan hidup, akan tetapi ada kalanya
penderita Tb paru sudah pensiun dan tidak bekerja namun biasanya ada
7. Dukungan sosial
8. Perilaku sehat
kebiasaan, oleh karena itu perlu dikembangkan suatu strategi yang bukan
terhadap diri sendiri, evaluasi diri dan penghargaan terhadap diri sendiri
menghadapi kenyataan bahwa perilaku sehat yang baru itu merupakan hal
penderita, dan secara terus menerus memberikan yang positif bagi penderita
37
2016).
Pengetahuan
Kepatuhan Minum
Obat Anti Tuberkulosis
Sikap
kepatuhan
Minum
METODE PENELITIAN
Sectional, dimana data yang menyangkut variabel bebas dan variabel terikat
akan dikumpulkan dalam waktu yang sama. Dalam penelitian ini digunakan
3.2.1 Lokasi
Deli Serdang tahun 2020. Wilayah ini si pilih karena pasien tuberkulosis
orang lain.
39
3.2.2 Waktu
3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan elemen atau objek riset yang akan diteliti
3.3.2 Sampel
yang digunakan relatif kecil (Sugiono, 2014). Menurut (Sugiono, 2014) alas
ditemui itu cocok sebagai sumber data atau kriteria responden yaitu
sebanyak 25 responden.
1. Data Primer
secukupnya dan diberi kesempatan untuk bertanya apabila ada hal yang
kurang mengerti.
2. Data Sekunder
Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota suatu
sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan
akan diukur oleh kuesioner tersebut. Teknik uji validitas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah teknik analisis factor dengan bantuan software
yang valid variabel dan digunakan untuk mengukur berkali kali untuk
1. Editing
Hasil kuesioner sari responden dilakukan (editing) terlebih dahulu.
2. Coding
3. Entry
4. Cleaning
kemudian di koreksi.
oleh seorang peneliti secara teratur dan sistematis untuk mencapai tujuan-
penelitian ini dilakukan melalui beberapa cara, yaitu studi lapangan yang
meliputi:
a. Survei awal
Survei awal dilakukan sebagai pengamatan awal terhadap kondisi UPT
penelitian.
b. Wawancara
Puskesmas Delitua.
c. Penyebaran kuesioner
responden.
2015).
kepatuhan minum obat anti tuberkulosis, sedangkan p > 0,05 tidak ada
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Lokasi
Data kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk distribusi sebagai berikut:
Batas-Batas Wilayah :
4.1.3. Kependudukan
sebanyak 25 orang. Hasil penelitian tersebut dapat dilihat dari tabel dibawah
ini.
variabel. Variabel – variabel yang akan dianalisi dalam uji univariat yaitu:
1. Umur
2. Jenis Kelamin
Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Responden Di
UPT Puskesmas Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2020
Jenis Kelamin Frekuensi Keterangan %
Laki-laki 13 52,0
Perempuan 12 48,0
Total 25 100,0
Pada tabel 4.2. Dapat di lihat bahwa jenis kelamin responden mayoritas
yaitu laki-laki sebanyak 13 orang (52,0%) dan jenis kelamin responden minoritas
3. Pendidikan
4. Pekerjaan
6. Sikap
orang (44.0%).
7. Kepatuhan
patuh sebanyak 17 orang (68,0%) dan minoritas patuh sebanyak 8 orang (32,0%).
α = 0,05 diperoleh nilai p = 0,017 maka p 0,017 < α (0,05) atau Ho ditolak dan
Hasil uji statistik yang dilakukan dengan tingkat kepercayaan 95% dengan
α = 0,05 diperoleh nilai p = 0,002 maka p 0,002 < α (0,05) atau Ho ditolak dan
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Hubungan antara Pengetahuan Penderita Tuberkulosis Paru dengan
(36,0%).
Responden yang memiliki pengetahuan tinggi cenderung patuh dalam minum obat
anti tuberculosis.
kepatuhan minum obat anti tuberculosis, hal ini sesuai dengan hasil penelitian
Fitria & Mutia, (2016) bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan
latar belakang pendidikan (Fitria & Mutia, 2016). Berdasarkan hasil penelitian
dilaksanakan oleh petugas kesehatan dan juga dilakukan kunjungan dari rumah ke
rumah. Teori menjelaskan bahwa semakin baik pengetahuan seseorang maka akan
semakin patuh dalam menjalankan program pengobatan dan minum obat anti
tuberculosis.
Hasil uji statistik yang dilakukan dengan tingkat kepercayaan 95% dengan
α = 0,05 diperoleh nilai p = 0,017 maka p 0,017 < α (0,05) atau Ho ditolak dan
kepatuhan minum obat anti tuberculosis, hal ini sesuai dengan hasil penelitian
Fitria & Mutia, (2016) bahwa terdapat hubungan antara sikap dengan kepatuhan
seseorang bersikap positif atau setuju terhadap suatu pengobatan dan tidak berniat
untuk menghentikan pengobatan serta mendorong penderita tersebut untuk
berprilaku patuh dalam berobat ulang maupun dalam hal minum obat. Rosiana
(2015). Perilaku berobat akan terjadi bila hilangnya atau kurangnya gejala
kepatuhan penderita berobat. Jika prilaku seseorang bersikap negative atau tidak
akan mendorong penderita tersebut untuk berprilaku tidak patuh dalam berobat
Hasil uji statistik yang dilakukan dengan tingkat kepercayaan 95% dengan
α = 0,05 diperoleh nilai p = 0,002 maka p 0,002 < α (0,05) atau Ho ditolak dan
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
lebih ingin tahu untuk mencari tahu tentang penyakit Tuberkulosis dan
DAFTAR PUSTAKA
Aditama, T.Y. 1994. Rokok dan Tuberkulosis Paru. Bagian Pulmonologi dan
Kedokteran Respirasi FK UI/RS Persahabatan. Jakarta.
Sumatera utara. 2015. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2015.
Suyono, S. 2015. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II.Edisi Ketiga Jakarta: FKUI.
Mandiri.
Wardita, Yulia (2014). Model Prediksi Kejadian Konversi Bakteri Tahan Asam
Kepada Yth,
Calon Responden Penelitian
Di Tempat
Dengan Hormat,
Dengan perantaraan surat ini saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Shynta Armenia Sembiring
NPM : 16.11.162
Alamat : Jl. Bunga Rampai IV Gg. Ersada No.1 LK-IV Medan Kel
Simalingkar B
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Program Sarjana (S1) yang
sedang mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Pengetahuan Dan
Sikap Penderita Tb Paru Dengan Kepatuhan Minum Obat Anti
Tuberkulosis Di UPT Puskesmas Deli Tua Kabupaten Deli Serdang Tahun
2020.
Atas segala perhatian dan kerjasama dari seluruh pihak saya mengucapkan
banyak terima kasih.
Hormat Saya,
Peneliti
INFORMED CONSENT
(SURAT PERSETUJUAN)
Saya yang bertanda tangan dibawah ini yang merupakan
responden/keluarga responden telah diminta untuk ikut berperan dalam penelitian
yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Penderita Tb Paru
Dengan Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis Di UPT Puskesmas Deli
Tua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2020” oleh peneliti, saya diminta untuk
mengisi data yang telah disediakan dan nformasi yang dibutuhkan untuk
penelitian.
Responden/Keluarga
Tanda Tangan
( )
KUESIONER PENELITIAN
Petunjuk:
2. Pilih salah satu jawaban yang sesuai dengan pengalaman anda dengan
tanda Check List (√) pada salah satu jawaban yang tersedia.
I. Identitas Responden
Isilah nomor 2 sampai dengan 5 dengan mengisi tanda silang (X) pada huruf
yang sesuai!
1. Nama Inisial :
2. Umur
a. 5-14 Tahun
b. 15 - 44 Tahun
c. > 45 Tahun
3. Jenis Kelamin
a. Laki-laki
b. Perempuan
4. Pekerjaan
a. Tidak bekerja
b. Petani
c. Tukang/ buruh
d. Wiraswasta
5. Pendidikan
a. Tidak sekolah
b. Lulus SD
c. Lulus SMP
d. Lulus SMA
e. Perguruan tinggi
6. Alamat :
NPM : 16.11.162
1. Perbaikan penulisan
2. Perbaikan tujuan penelitian
3. Perbaikan jumlah responden
4. Perbaikan kuesioner
5. Perbaikan bab 4 dan 5
6. Perbaikan tujuan penelitian Ns. Herri Novita Tarigan, M.Kep
HASIL OUTPUT
Jenis
No Umur Kelamin Pendidikan Pekerjaan Pengetahuan Sikap Kepatuhan
15-44
1 Tahun Perempuan SMP Tidak Bekerja Baik Positive Patuh
15-44 Tidak
2 Tahun Perempuan SMP Tukang/Buruh Kurang Baik Positive Patuh
>45 Tidak Tidak
3 Tahun Laki-laki Sekolah Petani Kurang Baik Negative Patuh
15-44 Tidak
4 Tahun Perempuan SMA Tidak Bekerja Kurang Baik Negative Patuh
>45 Tidak
5 Tahun Laki-laki SD Tukang/Buruh Baik Positive Patuh
15-44 Tidak
6 Tahun Laki-laki Sekolah Tukang/Buruh Baik Positive Patuh
15-44 Tidak
7 Tahun Perempuan SMP Tukang/Buruh Kurang Baik Negative Patuh
>45 Tidak
8 Tahun Perempuan SMP Wiraswasta Kurang Baik Negative Patuh
>45 Tidak
9 Tahun Perempuan SD Tidak Bekerja Baik Positive Patuh
15-44
10 Tahun Laki-laki SMA Wiraswasta Kurang Baik Positive Patuh
15-44 Tidak
11 Tahun Laki-laki Sekolah Petani Kurang Baik Positive Patuh
15-44 Tidak
12 Tahun Laki-laki SMP Wiraswasta Kurang Baik Negative Patuh
>45 Tidak
13 Tahun Laki-laki SMP Tukang/Buruh Baik Negative Patuh
5-14
14 Tahun Perempuan SD Tidak Bekerja Baik Positive Patuh
>45 Tidak Tidak
15 Tahun Perempuan Sekolah Petani Kurang Baik Negative Patuh
15-44
16 Tahun Laki-laki SD Wiraswasta Kurang Baik Positive Patuh
15-44 Tidak
17 Tahun Laki-laki SMP Tukang/Buruh Kurang Baik Positive Patuh
>45
18 Tahun Laki-laki SMP Petani Baik Positive Patuh
15-44 Tidak
19 Tahun Perempuan SMA Tidak Bekerja Baik Negative Patuh
15-44 Tidak
20 Tahun Perempuan SMA Tidak Bekerja Kurang Baik Negative Patuh
>45 Tidak
21 Tahun Perempuan SMP Wiraswasta Kurang Baik Positive Patuh
>45
22 Tahun Laki-laki SMA Tukang/Buruh Kurang Baik Positive Patuh
15-44 Tidak
23 Tahun Laki-laki SD Petani Baik Positive Patuh
15-44 Tidak
24 Tahun Laki-laki SMP Tidak Bekerja Kurang Baik Negative Patuh
5-14 Tidak
25 Tahun Perempuan SMP Tukang/Buruh Kurang Baik Negative Patuh
MASTER DATA HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP
PENDERITATB PARU DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTI
TUBERKULOSIS DI UPT PUSKESMAS DELI TUA KABUPATEN
DELI SERDANG TAHUN 2020
Umur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Sikap
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Kepatuhan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Crosstab
Kepatuhan Total
Count 4 5 9
Count 8 17 25
Chi-Square Testsc
Value Df Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
(2-sided) sided) sided)
N of Valid Cases 25
Chi-Square Testsc
Point Probability
Pearson Chi-Square
Continuity Correctionb
Likelihood Ratio
N of Valid Cases
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,88.
c. For 2x2 crosstabulation, exact results are provided instead of Monte Carlo results.
Directional Measures
Value
Symmetric Measures
Value Asymp. Std. Approx. Tb Approx. Sig. Monte Carlo
Errora Sig.
Sig.
Symmetric Measures
Monte Carlo Sig.
N of Valid Cases
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
N of Valid Cases 25
Sikap * Kepatuhan
Crosstab
Kepatuhan Total
Patuh Tidak Patuh
Count 8 6 14
% within Sikap 57,1% 42,9% 100,0%
Positive % within Kepatuhan 100,0% 35,3% 56,0%
% of Total 32,0% 24,0% 56,0%
Residual 3,5 -3,5
Sikap
Count 0 11 11
% within Sikap 0,0% 100,0% 100,0%
Negative % within Kepatuhan 0,0% 64,7% 44,0%
% of Total 0,0% 44,0% 44,0%
Residual -3,5 3,5
Count 8 17 25
% within Sikap 32,0% 68,0% 100,0%
Total
% within Kepatuhan 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 32,0% 68,0% 100,0%
Chi-Square Testsc
Value Df Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
(2-sided) sided) sided)
N of Valid Cases 25
Chi-Square Testsc
Point Probability
Pearson Chi-Square
Continuity Correctionb
Likelihood Ratio
N of Valid Cases
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,52.
c. For 2x2 crosstabulation, exact results are provided instead of Monte Carlo results.
Directional Measures
Value
Sikap Dependent ,608
Nominal by Interval Eta
Kepatuhan Dependent ,608
Symmetric Measures
Value Asymp. Std. Approx. Tb Approx. Monte
Errora Sig. Carlo Sig.
Sig.
N of Valid Cases 25
Symmetric Measures
Monte Carlo Sig.
N of Valid Cases
Lower Upper
N of Valid Cases 25
DOKUMENTASI