Anda di halaman 1dari 11

Mata Kuliah : Keselamatan Pasien Dan Keselamatan Kesehatan Kerja

Dalam Keperawatan
Dosen Pengampu : MUSMULIADIN, ST.Kep.,M.Tr.Kep

PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN DAN MANUSIA PADA


KESELAMATAN PASIEN

DISUSUN OLEH :

FITRI DWI CAHYANI


NIM :164201021004

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) IST BUTON


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
KOTA BAUBAU
2021

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Keselamatan pasien menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 11


tahun 2017 tentang keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana membuat asuhan pasien lebih
aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan
risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Pengaturan keselamatan pasien bertujuan untuk
meningkatkan mutu pelayanan fasilitas pelayaanan kesehatan melalui penerapan manajemen
risiko dalam seluruh aspek pelayanan yang disediakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan.
Masalah keselamatan pasien merupakan masalah yang semakin menarik karena hal ini
juga dipengaruhi dengan adanya standar akreditasi rumah sakit internasional yang
mengedepankan patient safety (keselamatan pasien) sebagai konsep dasarnya. Komisi Akreditasi
Rumah Sakit (KARS) mengadopsi isu keselamatan pasien di Indonesia sejak penerbitan Standar
Akreditasi KARS versi 2012. Sejak saat itu, implementasi keselamatan pasien menjadi salah satu
isu utama.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai masalah-masalah diatas maka dibuatlah
makalah ini dengan judul pengaruh lingkungan dan manusia terhadap keselamatan pasien.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pentingnya Faktor manusia dan lingkungan pada keselamatan manusia?
2. Apa pengetahuan umum yang diperlukan dalam faktor manusia pada keselamatan
manusia?
3. Bagaimana Hubungan Antara Human Factor Dengan Keselamatan Pasien?
4. Bagaimana solusi human factor dengan keselamatan pasien?

2
C. Tujuan
1. Mengetahui pentingnya Faktor manusia dan lingkungan pada keselamatan manusia.
2. Mengetahuipengetahuan umum yang diperlukan dalam faktor manusia pada keselamatan
manusia.
3. Mengetahui hubungan Antara Human Factor Dengan Keselamatan Pasien.
4. Mengetahui solusi human factor dengan keselamatan pasien.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pentingnya Faktor Manusia pada Keselamatan Pasien

Human factor memeriksa hubungan antara manusia dan sistem dan bagaimana
mereka berinteraksi dengan berfokus pada peningkatan efisiensi, kreativitas,
produktivitas dan kepuasan pekerjaan, dengan tujuan meminimalkan kesalahan.
Kegagalan menerapkan prinsip Human factor merupakan aspek kunci kejadian paling
buruk dalam perawatan kesehatan.
Karena itu, semua petugas kesehatan harus memiliki pemahaman dasar tentang
prinsip-prinsip faktor manusia. Petugas kesehatan yang tidak mengerti dasar-dasar faktor
manusia diibaratkan seperti petugas pengendalian infeksi tapi tidak mengetahui tentang
mikrobiologi.

B. Pengetahuan yang Diperlukan

Istilah human factor atau ergonomik umumnya digunakan mendeskripsikan


interaksi antara tiga aspek saling berhubungan: individu di tempat kerja, tugas yang
dibebankan untuk individu tersebut, dan tempat kerjanya. Human factor merupakan ilmu
yang menggunakan banyak disiplin misalnya anatomi, fisiologi, fisika, dan biomekanik
untuk mengetahui bagaimana orang bertindak di bawah kondisi-kondisi yang berbeda.
Human factor didefinisikan sebagai studi yang mencakup semua faktor yang
membuatnya lebih mudah untuk melakukan pekerjaan dengan cara yang benar.
Definisi yang lain dari human factor adalah studi dari hubungan saling terkait
antara manusia, instrumen, dan alat yang mereka gunakan di tempat kerjanya, maupun di
lingkungan dimana mereka bekerja.
Semua orang bisa mengaplikasikan pengetahuan human factor dimanapun mereka
bekerja. Pada tatanan pelayanan kesehatan, pengetahuan human factor bisa membantu
proses desain yang membuat menjadi lebih mudah bagi perawat maupun dokter untuk
melakukan pekerjaannya dnegan benar.
Aplikasi human factor sangatlah relefan dengan patient safety yangtertanam

4
dalam disiplin human factor, yang merupakan ilmu dasar dari keselamatan. Human factor
bisa menunjukkan kepada kita bagaimana meyakinkan orang lain jika kita melakukan
praktik berdasarkan keselamatan, berkomunikasi baik dengan tim, dan menyerah
terimakan tanggungjawab kepada profesi tenaga kesehatan lain.
Banyak pelayanan kesehatan yang tergantung pada manusia yaitu dokter dan
perawat yang menyediakan pelayanan. Orang yang ahli pada human factor meyakini
bahwa kesalahan bisa dikurangi dengan memfokuskan pada pemberi pelayanan kesehatan
dan mempelajari bagaimana mereka saling berinteraksi dan bagaimana hubungan mereka
dengan lingkungannya.
Prinsip human factor bisa diadaptasi pada berbagai lingkungan, Pada tatanan
pelayanan kesehatan misalnya mengobservasi penyebab yang mendasari dari efek
samping yang berhubungan dengan miskomunikasi dan tindakan tenaga kesehatan
ataupun pasien didalamsistem. Banyak yang berpikir jika kesulitan komunikasi antara tim
tenaga kesehatan terjadinya berdasarkan fakta dari masing-masing tenaga memiliki
sejumlah tugas yang harus dilakukan pada satu waktu.
Ilmu human factor menunjukkan bahwa yang paling penting bukan jumlah
tugasnya namun sifat tugasnya yang sedang dilakukan. Dokter mungkin menceritakan
kepada mahasiswanya langkah sederhana dari operasi saat dokter tersebut melakukan
operasi namun jika kasusnya tergolong sulit, dokter bedah tersebut tidak dapat
melakukannya karena membutuhkan konsentrasi yang lebih. Pemahaman dari human
factor dan ketaatan terhadap prinsip human factor saat ini menjadi dasar penting untuk
mendisiplinkan patient safety.
Ahli human factor menggunakan pandangan berbasis praktik dan prinsip dalam
mendesain cara untuk membuatnya lebih mudah dalam melakukan tindakan seperti: (1)
mengorder medikasi, (2) serah terima informasi, (3) memindahkan pasien, dan (4) skema
terkait pengobatan dan pesanan lainnya secara elektronik. Jika tugas-tugas ini dibuat
lebih mudah untuk praktisi pelayanan kesehatan, maka dapat menyediakan asuhan
pelayanan yang lebih aman. Hal ini membutuhkan solusi desain yang terdiri dari software
(sistem pengorderan lewat komputer), hardware (infus pump), alat (skalpel, siringe), dan
tata letak termasuk pencahayaan dan lingkungan kerja.
Sebagai catatan human factor tidak secara langsung terkait manusia seperti

5
namanya “human factor”. Namun lebih kepada pemahaman akan keterbatasan manusia
dan mendesain tempat kerja maupun peralatan yang kita gunakan sehingga bisa
digunakan oleh berbagai sifat manusia dan juga performance. Mengetahui bagaimana
lelah, stres, komunikasi yang jarang, pengetahuan dan skill yang inadekuat berdampak
pada keprofesionalan kesehatan, dan hal ini penting karena akan membantu kita
memahami karakteristik predisposisi yang mungkin berhubungan dnegan kejadian yang
tidak diharapkan maupun error.
Manusia juga mudah mengalami distraksi yang mana merupakan kekuatan
maupun kelemahan. Distraksi membantu kita memperhatikan saat sesuatu yang tidak
biasa sedang terjadi. Kita juga sangat baik menyadari dan merespon situasi secara cepat
dan beradaptasi terhadap situasi maupun informasi baru. Namun, distraksi ini
memungkinkan kita kepada error, karena distraksi membuat kita kekurangan perhatian
pada aspek yang paling penting terkait tugas atau situasi. Sebagai contoh adalah
mahasiswa keperawatan mengambil darah dari pasien. Saat mahasiswa sedang proses
membersihkan setelah pengambilan darah, pasien disebelah meminta bantuan.
Mahasiswa tersebut berhenti terhadap tindakan yang dilakukan dan melakukan bantuan
dan melupakan melabel tabung darah. Atau perawat yang melakukan medikasi dari order
telepon dan mengalami interupsi dari kolega yang bertanya disampingnya, perawat
mungkin akan salah mendengar, atau gagal mengecheck medikasi atau dosis sebagai
dampak dari adanya distraksi.

C. Hubungan Antara Human Factor Dengan Keselamatan Pasien

Penting bagi semua petugas layanan kesehatan untuk memperhatikan situasi yang
meningkatkan kemungkinan kesalahan bagi manusia dalam situasi apapun. Khususnya
penting untuk bagi mahasiswa kedokteran dan staf junior yang kurang berpengalaman.
Dua faktor dengan dampak paling banyak adalah kelelahan dan stres. Ada bukti ilmiah
kuat yang menghubungkan kelelahan dan penurunan kinerja sehingga menjadikannya
faktor risiko dalam keselamatan pasien.
Durasi kerja berkepanjangan telah terbukti menghasilkan penurunan performa
yang sama seperti orang dengan tingkat alkohol darah sebesar 0,05 mmol / l, yang akan

6
membuat pengendara mobil termasuk ilegal untuk berkendara di banyak negara.
Hubungan antara tingkat stres dan kinerja juga telah dikonfirmasi melalui penelitian. Jika
stres tingkat tinggi mudah dikenali orang sebagai hal yang kontraproduktif, penting untuk
mengenali bahwa tingkat stres yang rendah juga kontraproduktif, karena hal ini dapat
menyebabkan kebosanan dan kegagalan untuk menghadiri sebuah tugas dengan
kewaspadaan yang sesuai.

D. Solusi
Saran bagi mahasiswa perawat maupun perawat:
1. Mengaplikasikan Human Factor pada Lingkungan Kerja
Solusinya adalah dengan mengaplikasikan Human Factor pada Lingkungan Kerja.
Mahasiswa profesi maupun perawat dapat menerapkan pemikiran human factor begitu
mereka memasuki lingkungan rumah sakit atau klinik. Saran terkait hal ini adalah:
a) Menghindari ketergantungan pada memori
Kesuksesan dalam ujian menuntut siswa untuk mengingat banyak fakta dan
informasi. Hal ini baik untuk ujian namun ketika harus merawat pasien, hanya
mengandalkan ingatan tergolong membahayakan, terutama bila hasilnya mungkin
menerima dosis atau obat yang salah. Mahasiswaseharusnya mencari gambar atau
diagram langkah-langkah yang terlibat dalam proses atau prosedur perawatan.
Menyelaraskan tindakan petugas kesehatandengan diagram gambar dapat mengurangi
beban pada memori kerja dan ini membuat siswa untuk fokus pada tugas secara real.
Ini merupakan alasan utama jika protokol merupakan hal penting pada pelayanan
kesehatan. Disisi lain, memiliki terlalu banyak protokol juga kurang membantu,
khususnya jika mereka tidak dilakukan update. Mahasiswa seharusnya menanyakan
b) Membuat Banyak Hal menjadi Visible
Mahasiswa profesi dan perawat akan mengamati bahwa banyak bangsal dan klinik
memiliki peralatan yang diperlukan dalam perawatan pasien-misalnya infuse pump.
Banyak mahasiswa profesi nantinya akan diminta untuk menggunakan peralatan
tersebut. Sekali lagi, penggunaan gambar dan pemberitahuan tentang langkah-langkah

7
yang terlibat dalam menyalakan dan mematikan mesin dan membaca display akan
membantu siswa menguasai keterampilan. Contoh lain yang baik untuk melakukan
hal dengan benar dan supaya bisa lebih terlihat (sehingga meningkatkan pemahaman
dan ingatan) adalah penggunaan pengingat bergambar kepada staf dan pasien tentang
mencuci tangan - ini terbukti efektif dalam meningkatkan kepatuhan dan teknik
mencuci tangan.
c) Mereview dan Menyederhanakan Proses
d) Sederhana lebih baik. Pernyataan ini berlaku untuk semua lapisan masyarakat,
termasuk perawatan kesehatan. Beberapa tugas kesehatan menjadi sangat rumit
sehingga terjadipenyebab error bahkan malpraktik -contohnya termasuk proses serah
terima (hand over) dan proses discharge. Membuat handoff lebih bisa dengan cara
yang sederhana dengan menerapkan strategi komunikasi yang lebih pendek namun
terstruktur. Atau contoh yang lain adalahmahasiswa dapat membantu
menyederhanakan proses komunikasi dengan mengulang kembali instruksi dan
memastikan mereka memahami protokol yang diterbitkan di instansi tersebut. Jika
tidak ada protokol untuk handoff, misalnya, siswa tersebut dapat bertanya bagaimana
profesional layanan kesehatan memastikan komunikasi mereka didengar dengan
benar dan bagaimana mereka yakin bahwa pasien tersebut telah diperlakukan dengan
benar. Contoh lain dari proses yang dapat disederhanakan meliputi:
 membatasi jangkauan obat yang tersedia untuk resep;
 membatasi jumlah sediaan dosis yang berbeda dari obat yang tersedia;
 memiliki persediaan obat yang sering diberikan

2. Menstandarisasi Proses dan Prosedur Umum


Walaupun mahasiswa nantinya berkerja pada 1 tempat, mereka mungkin akan
mengobservasi bahwa masing-masing departemen atau bangsal melakukan hal-hal secara
berbeda. Hal ini berarti bahwa mereka harus belajar kembali bagaimana hal diselesaikan
ketika pindah ke area yang baru, Rumah sakit yang memiliki standar cara mereka
melakukan sesuatu (jika sesuai) membantu staf dengan mengurangi ketergantungan
mereka pada memori - ini juga meningkatkan efisiensi dan menghemat waktu. Formulir

8
pemesanan obat, formulir debit, resep konvensi dan jenis peralatan semuanya dapat
distandarisasi di dalam rumah sakit, wilayah atau bahkan seluruh negara.
 Secara rutin menggunakan daftar periksa
Penggunaan checklist telah berhasil diterapkan di banyak area, misalnya untuk
belajar ujian, bepergian, berbelanja dan dalam perawatan kesehatan. Checklist
sekarang rutin dilakukan dalam ruang operasi. Mahasiswa harus terbiasa
menggunakan checklist dalam praktik mereka, terutama bila ada cara yang terbukti
untuk menerapkan pengobatan.
 Menurunkan ketergantungan terkait kewaspadaan
Manusia dengan cepat menjadi terganggu dan bosan jika tidak banyak hal yang
terjadi. Siswa harus waspada terhadap kemungkinan kesalahan saat mereka terlibat
dalam kegiatan berulang yang panjang. Dalam situasi seperti itu, kebanyakan dari
kita akan mengurangi perhatian pada tugas yang sedang dihadapi, terutama jika kita
menjadi lelah. Upaya kita untuk tetap fokus akan gagal di beberapa titik.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Human factor memeriksa hubungan antara manusia dan sistem dan bagaimana
mereka berinteraksi dengan berfokus pada peningkatan efisiensi, kreativitas,
produktivitas dan kepuasan pekerjaan, dengan tujuan meminimalkan kesalahan.
Kegagalan menerapkan prinsip Human factor merupakan aspek kunci kejadian
paling buruk dalam perawatan kesehatan.
Karena itu, semua petugas kesehatan harus memiliki pemahaman dasar
tentang prinsip-prinsip faktor manusia. Petugas kesehatan yang tidak mengerti
dasar-dasar faktor manusia diibaratkan seperti petugas pengendalian infeksi tapi
tidak mengetahui tentang mikrobiologi.
B. Saran
Keselamatan pasien sangat penting bagi seluruh pasien, hal itu yang membuat
para perawat dan tenaga medis lainnya harus mampu meningkatkan pemahaman
mengenai keselamatan pasien. Agar parah mahisiswa dan juga perawat dan para
medis lainnya dapat meningkatkan pemahaman tentang keselamatan pasien,
perawat harus memiliki pengetahuan yang luas terkait keselamatan pasien.

10
DAFTAR PUSTAKA

Budihardjo, A., 2012. Pentingnya Safety Culture DI Rumah Sakit Upaya Meminimalkan
Adverse Events.
International Research Journal of Business Studies, 1(1).

Pasaribu, T.A.A., 2020. Pentingnya Pelaksanaan Sasaran Keselamatan Pasien Dalam


Keperawatan.

Syafawani, N.A., 2020. Pentingnya Pengetahuan Tentang Sasaran Keselamatan Pasien Dalam
Asuhan
Keperawatan.

11

Anda mungkin juga menyukai