Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

MARKETING DENGAN PIRITUAL MARKETER DAN SEGMEN PASAR

Kelompok 11 :

Moh. Andi Darmawan (0118025)

Nor Syamsyia (0118028)

Werdini Sapitri (0118043)

Program Studi Ilmu Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dian Husada

Mojokerto

2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur, penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-nya
penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “marketing dengan piritual marketer dan
segmen pasar” dalam makalah ini, penyusun tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu
penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dosen pembimbing yang telah sabar dan telaten membimbing kami
2. Orang tua yang selalu mendukung dan memotivasi kami dalam belajar
3. Teman-teman yang selalu memberikan kritik dan sarannya
Penyusun menyadari, makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi
sempurnanya makalah. Semoga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi penyusun maupun
bagi pembaca.

Mojokerto, 26 februari 2020

Penyusun

ii
Daftar Isi

Kata pengantar ............................................................................................................... i


Daftar Isi ........................................................................................................................ 1
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 2
A. Latar belakang.................................................................................................... 2
B. Rumusan masalah ............................................................................................. 3
C. Tujuan penulisan ................................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 4
A. Marketing dengan prinsip spiritual marketer ............................................ 4
1. Pengertian marketing ................................................................................... 4
2. Pengertian spiritual marketing .................................................................... 4
3. Prinsip marketing spiritual .......................................................................... 4
4. Karakteristik Spiritual Marketing ............................................................... 9
B. Marketing dengan prinsip segman pasar ................................................... 10
1. Pengertian segmen pasar ........................................................................ 10
2. Level dan segmentasi pasar .................................................................... 11
3. Segmentasi Pasar Konsumen .................................................................. 14
4. Dasar Segmentasi Pasar Bisnis ................................................................ 18
5. Penetapan Pasar Sasaran. ........................................................................ 18
6. Kriteria Segmentasi Yang Efektif ........................................................... 19
C. Pengaplikasiaan ............................................................................................ 21
1. Spiritual Marketing .................................................................................. 21
2. Segmen pasar ........................................................................................... 21
BAB III PENUTUP ..................................................................................................... 23
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 23
B. Saran .................................................................................................................. 23
DAftar Pustaka ............................................................................................................... 24

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebuah pendekatan baru bagaimana pemasar melakukan strategi pemasaran dengan
menggunakan unsur-unsur spiritual yang ada dalam masyarakat. Makna spriritual di sini tidak
selalu yang berkaitan dengan agama atau relegius, tetapi juga mencakup aktivitas-aktivitas
sosial dan artificial. dengan menghubungkan dengan nilai-nilai spritualitas dan atau sosial,
pelanggan lebih memiliki ikatan emosional dengan produk atau perusahaan. Dengan adanya
kegiatan yang bernuansa religius, perusahaan berharap dapat menarik simpati masyarakat.
Banyak perusahaan yang sudah melakukan spriritual marketing ini, sebagian hanya
menggunakannya sebagai alat kosmetik, namun banyak perusahaan yang mengemas
pemasarannya dengan konsep spiritual marketing untuk jangka panjang. Pendekatan spritual
juga dilakukan untuk melakukan diferensiasi dengan produk atau perusahaan lain.
Perusahaan juga bisa menggunakan aktivitas sosial untuk menarik simpati masyarakat.
Program-program pemasaran seperti ini biasanya merupakan program jangka pendek.
Produknya tidak langsung berkaitan dengan nilai religius namun aktivitas sosialnya yang
berkaitan dengan nilaia religius. Perusahaan juga bisa menggunakan aktivitas sosial untuk
menarik simpati masyarakat. Program-program pemasaran seperti ini biasanya merupakan
program jangka pendek. Produknya tidak langsung berkaitan dengan nilai religius namun
aktivitas sosialnya yang berkaitan dengan nilaia religius.
B. Rumusan masalah
A. Bagaimana marketing dengan prinsip spiritual marketer?
1) Apa itu marketing?
2) Apa itu spiritual marketing?
3) Bagaimana prinsip marketing spiritual?
4) Bagaimana karakteristik Spiritual Marketing ?
B. Bagaimana marketing dengan prinsip segman pasar?
1) Apa itu segmen pasar ?
2) Bagaimana level dan segmentasi pasar?
3) Bagaimna segmentasi Pasar Konsumen ?
4) Bagaimana dasar Segmentasi Pasar Bisnis?
5) Bagaimana Penetapan Pasar Sasaran?
6) Bagaimana riteria Segmentasi Yang Efektif ?
7) Bagaimana engevaluasi dan Memilih Segmen Pasar?

2
C. Tujuan penulisan
A. Marketing dengan prinsip spiritual marketer
1) Untuk memahami marketing
2) Untuk mengetahui spiritual marketing
3) Untuk memahami prinsip marketing spiritual
4) Untuk memahami karakteristik Spiritual Marketing
B. Marketing dengan prinsip segman pasar
5) Untuk memahami segmen pasar
6) Untuk mengetahui level dan segmentasi pasar
7) Untuk mengetahui segmentasi Pasar Konsumen
8) Untuk mengetahui dasar Segmentasi Pasar Bisnis
9) Untuk memahami penetapan Pasar Sasaran.
10) Untuk mengetahui kriteria Segmentasi Yang Efektif
11) Untuk memahami mengevaluasi dan Memilih Segmen Pasar.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Marketing dengan prinsip spiritual marketer
1. Pengertian marketing
Pemasaran ( marketing ) adalah suatu proses sosial dimana setiap individu dan grup
menawarkan apa yang mereka butuhkan dengan membuat, menawarkan dan melakuan
penukaran produk secara bebas dan nilai jasa dengan yang lain. (kotler,Keleer.2006:6
Sebuah disiplin bisnis strategi yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran,dan
perubahan value dari suatu inisiator kepada stakeholdernya. (syakir,hermawan.2006:62).
2. Pengertian spiritual marketing
Spiritual marketing adalah bentuk pemasaran yang dijiwai nilai-nilai spiritual dalam
segala proses dan transaksinya, hingga sampai pada suatu tingkat ketika semua
stakeholders utama dalam bisnis (pelanggan, karyawan, dan pemegang saham), pemasok,
distributor, dan bahkan pesaing sekalipun memperoleh kebahagiaan.
Menurut Al Arif mendefinisikan spiritual marketing sebagai penerapan suatu disiplin
bisnis strategis yang sesuai dengan nilai dan prinsip syariah. Dengan penerapan nilai-nilai
spiritual ke dalam pemasaran diharapkan mampu menggerakkan daya tarik pasar rasional
yang selanjutnya akan meningkatkan kepercayaan pelanggan dan pada akhirnya akan
meningkatkan kepuasan dan loyalitas mereka. Spiritual marketing menjunjung tinggi
nilai-nilai moral dan selalu memelihara hubungan baik dan kemitraan dengan pesaing.
Persaingan dalam pradigma spiritual marketing adalah hal yang baik karena pesaing turut
membesarkan pasar. Spiritual marketing bertujuan untuk mencapai sebuah solusi yang adil
dan transparan bagi semua pihak.
3. Prinsip marketing spiritual
Menurut Muhammad Djakfar terdapat beberapa prinsip spiritual yang dapat
diimplementasikan dalam kegiatan pemasaran syariah yaitu
a. Prinsip keadilan, yaitu seorang marketing tidak boleh melakukan aktivitas yang
bertentangan dan melanggar syariah. Mereka harus berusaha untuk melakukan aktivitas
yang halal, dari mulai memproduksi barang atau jasa yang halal sampai menjual sesuatu
yang halal
b. Prinsip kebersihan, yaitu dari kebersihan kondisi fisik dari produk yang
diperjualbelikan atau dipasarkan. Dalam syariah produk yang dipasarkan harus baik dan

4
cocok untuk dikosumsi atau digunakan oleh konsumen. Artinya terpenuhinya
unsurunsur kelayakan dan higienis.
c. Prinsip kesederhanaan, yaitu tidak ada unsur yang memungkinkan konsumen
mengkonsumsi atau menggunakan jasa secara berlebihan. Maka seorang marketing
harus menghindari hal-hal yang dapat membuat masyarakat terjerumus untuk
mengkonsumsi secara berlebih. Contohnya dengan melakukan penawaran bombastis
yang hanya berorientasi pada target penjualan atau keuntungan sesaat. Prinsip
kesederhanaan bagi seorang marketing akan mengendalikan hawa nafsu untuk
melakukan eksploitasi yang timpang, sehingga merugikan perusahaan atau marketing
lainnya.
d. Prinsip kemurahan hati, yaitu segala bentuk upaya yang dapat direalisasikan melalui
melindungi konsumen dari hal-hal yang merugikan mereka, seperti harga yang pantas,
kualitas barang yang standar, takaran yang jujur dan lain sebagainya. Kemurahan hati
merupakan sifat Allah yang harus dibumikan oleh manusia, termasuk seorang
marketing.
Dalam buku karya Hermawan Kertajaya dan Sakir Sula mengatakan bahwa
untuk mengkonsep sebuah marketing syariah harus mengetahui tentang prinsip-
prinsip marketing syariah. Menurut mereka ada 17 prinsip marketing syariah, yaitu
(Hermawan, M. Syakir, 2006: 151-194):

1) Information Technology Allows Us to be Transparent (Change)


Perubahan adalah suatu hal yang pasti akan terjadi. Oleh karena itu, perubahan
perlu disikapi dengan cermat. Kekuatan perubahan terdiri dari lima unsur:
perubahan tekhnologi, perubahan politik legal, perubahan sosialkultural, perubahan
ekonomi, dan perubahan pasar. Dalam hal ini lebih menekankan pada dampak
perubahan tekhnologi. Akar terjadinya segala perubahan – baik perubahan sosial,
politik, ataupun ekonomi – adalah karena adanya inovasi terus-menerus di bidang
tekhnologi. Dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat harus dimanfaatkan
oleh markerter syariah untuk menopang kinerja dari para markerter itu sendiri. Para
markerter tentu akan dimudahkan dalam melayani masyarakat dengan
perkembangan teknologi.
2) Be Respectful to Your Competitors (Competitor)
Dalam menjalankan syariah marketing, perusahaan harus memperhatikan cara
mereka menghadapi persaingan usaha yang serba-dinamis. Jadi ketika persaingan
usaha yang dihadapi semakin ketat dan kadang bersifat kotor, perusahaan harus
mempunyai kekuatan moral untuk tidak terpengaruh oleh permainan bisnis seperti

5
itu. Para markerter syariah harus patuh pada prinsip-prinsip islam dalam melakukan
kegiatan pemasaran. Dalam menghadapi persainganpun markerter syariah dituntut
untuk bersaing secara sehat dan tidak menggunakan cara-cara yang kotor. Markerter
syariah juga harus menghormati para pesaingnya karena pada dasarnya semua
manusia bekerja untuk mencari rezki untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
3) The Emergence of Customers Global Paradox (Customer)
Di era globalisasi seperti sekarang, masyarakat menjalani kehidupannya secara
paradoks. Paradoks yang terjadi ini mengharuskan kita untuk fokus terhadap apa
yang terpenting dalam aktivitas sehari-hari. Bagi umat beragama, globalisasi
membawa banyak manfaat dan peluang, karena itu kita mesti belajar satu sama lain
tanpa meninggalkan jati diri kita. Dizaman globalisasi ini para markerter syariah
harus cepat beradaptasi pada lingkungan. Karena dizaman globalisasi ini muncul
budaya-budaya baru yang masuk karena pengaruh globalisasi.
4) Develop A Spiritual-Based Organization (Company)
The Body Shop yang didirikan oleh Anita Roddick, merupakan perusahaan
kosmetik yang pernah terpilih sebagai Company if the Year pada tahun 1987,
merupakan perusahaan yang sukses berkat nilai dan prinsip dasar yang dianut
perusahaannya. The Body Shop mempunyai prinsip kejujuran, yang ditunjukkan
dengan memberikan value yang sesuai kepada pelanggan dari produk-produk yang
dihasilkan. Apa yang dilakukan Anita Roddick ini pada dasarnya adalah penerapan
nilai-nilai spiritual dalam perusahaan. Dengan menerapkan spiritual-based
organization, mereka selalu menyampaikan pesan-pesan kepada bawahannya untuk
menjadikan dunia sebagai tempat yang lebih baik dengan mengedepankan
kerendahan hati dan kejujuran,bahkan ketika mereka telah menjadi pengusaha
sukses. Seperti halnya perusahaan milik Anita Roddick yang sukses dengan
menerapkan prinsip-prinsip spiritual bank syariah ataupun BMT harus menerapkan
prinsip-prinip spiritual dari setiap elemen perusahaannya termasuk para markerter.
Agar markerter bekerja dengan sepenuh hati untuk mencapai kebahagian yang
hakiki.

5) View Market Universally (Segmentation)


Segmentasi adalah seni mengidentifikasi serta memanfaatkan peluang-peluang
yang muncul di pasar. Segmentasi memungkinkan perusahaan untuk lebih fokus
dalam mengalokasikan sumber daya. Dengan cara-cara yang kreatif dalam
membagi-bagi pasar ke dalam beberapa segmen, perusahaan dapat menentukan di

6
mana mereka harus memberikan pelayanan terbaik dan di mana mereka mempunyai
keunggulan kompetitif paling besar.

6) Target Customer’s Heart and Soul (Targeting)


Targeting adalah strategi mengalokasikan sumber daya perusahaan secara
efektif, karena sumber daya yang dimiliki terbatas. Dengan menentukan target yang
akan dibidik, usaha kita akan lebih terarah. Tanpa adanya targeting maka para
karyawan akan bekerja semaunya sendiri, padahal mereka mempunyai potensi yang
besar untuk memperoleh hasil yang maksimal. Maka dari itu targeting penting
dalam perusahaan untuk merealisasikan potensi pada karyawan itu sendiri.

7) Build A Belief System (Positioning)


Positioning adalah strategi untuk merebut posisi dibenak konsumen, sehingga
strategi ini menyangkut bagaimana membangun kepercayaan, keyakinan, dan
kompetensi bagi pelanggan. Dan untuk perusahaan berbasis syariah, membangun
kepercayaan berarti menunjukkan komitmen bahwa perusahaan syariah itu
menawarkan sesuatu yang lebih jika dibandingkan perusahaan non-syariah.
8) Differ Yourself with A Good Package of Content and Context
(Differentiation)
Diferensiasi didefinisikan sebagai tindakan merancang seperangkat perbedaan
yang bermakna dalam tawaran perusahaan. Diferensiasi bisa berupa content
(dimensi diferensiasi yang merujuk pada value yang ditawarkan kepada pelanggan),
dan context (dimensi yang merujuk pada cara anda menawarkan produk).

9) Be Honest with Your 4 Ps (Marketing-Mix)


Marketing-mix yang elemen-elemennya adalah product, price, place, dan
promotion (4P). Product dan price adalah komponen dari tawaran (offers),
sedangkan place dan promotion adalah komponen dari akses (access). Bagi
perusahaan syariah, untuk komponen tawaran (offer), produk dan harga haruslah
didasari dengan nilai kejujuran dan keadilan; sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
Komponen akses (access) sangat berpengaruh terhadap bagaimana usaha dari
perusahaan dalam menjual produk dan harganya. Promosi bagi perusahaan yang
berlandaskan syariah haruslah menggambarkan secara riil apa yang ditawarkan dari
produk-produk perusahaan tersebut.

10) Practice A Relationship-Based Selling (Selling)


Selling yang dimaksud di sini adalah bagaimana memaksimalkan kegiatan
penjualan sehingga dapat menciptakan situasi yang win-win solution bagi si penjual
7
dan pembeli. Dalam melakukan selling, perusahaan tidak hanya menyampaikan
fitur-fitur dari produk dan jasa yang ditawarkan saja, melainkan juga keuntungan
dan bahkan solusi dari produk dan jasa tersebut.

11) Use A Spiritual Brand Character (Brand)


Dalam pandangan syariah, Brand yang baik adalah yang mempunyai katakter
yang kuat. Dan bagi perusahaan atau produk yang menerapkan syariah marketing,
suatu brand juga harus mencerminkan karakter-karakter yang tidak bertentangan
dengan prinsip-prinsip syariah atau nilai-nilai spiritual. Beberapa karakter yang bisa
dibangun untuk menunjukkan nilai spiritual ini bisa digambarkan dengan nilai
kejujuran, keadilan, kemitraan, kebersamaan, keterbukaan, dan universalitas.

12) Service Should Have the Ability to Transfrom (Service)


Untuk menjadi perusahaan yang besar dan sustainable, perusahaan berbasis
syariah marketing harus memperhatikan servis yang ditawarkan untuk menjaga
kepuasan Stakeholders. Stakeholders yang dimaksud bukan Cuma konsumen saja
tapi juga pemegang saham, pemerintah, dan para karyawan sendiri.

13) Practice A Reliable Business Process (Process)


Proses mencerminkan tingkat quality, cost, dan delivery yang sering disingkat
sebagai QCD. Proses dalam konteks kualitas adalah bagimana menciptakan proses
yang mempunyai nilai lebih untuk konsumen. Proses dalam konteks cost adalah
bagaimana menciptakan proses yang efisien yang tidak membutuhkan biaya yang
banyak, tetapi kualitas terjamin. Sedangkan proses dalam konteks delivery adalah
bagaimana proses pengiriman atau penyampaian produk atau servis yang
ditawarkan perusahaan kepada konsumen.

14) Create A Balanced value to Your Stakeholders (Scorecard)


Prinsip dalam syariah marketing adalah menciptakan value bagi para
stakeholders-nya. Tiga stakeholders utama dari suatu perusahaan adalah pelanggan,
karyawan, dan pemegang saham. Ketiga stakeholders itu sangat penting, karena
mereka adalah orang-orang yang sangat berperan dalam menjalankan suatu usaha.
Dalam menjaga keseimbangan ini, perusahaan harus bisa menciptakan value yang
unggul bagi ketiga stakeholders utama tersebut dengan ukuran bobot yang sama.

15) Create A Noble Cause (Inspiration)


Inspirasi adalah tentang impian yang hendak dicapai yang akan membimbing
perusahaan sepanjang perjalanannya untuk mewujudkan goals perusahaan tersebut.
Maka, dalam perusahaan berbasis syariah marketing, penentuan visi dan misi tidak
8
bisa terlepas dari makna syariah itu sendiri, dan tujuan akhir yang ingin dicapai.
Tujuan akhir ini harus bersifat mulia, lebih dari sekedar keuntungan finansial
semata. 16) Develop An Ethical Corporate Culture (Culture)

Budaya perusahaan menggambarkan jati diri perusahaan tersebut. Hal ini tercermin
dari nilai-nilai yang dianut oleh setiap individu di perusahaan dan perilakunya
ketika menjalankan proses bisnisnya. Budaya perusahaan yang sehat adalah budaya
yang diekspresikan oleh setiap karyawannya dengan hati terbuka dan sesuai dengan
nilainilai etika. Berikut ini adalah beberapa budaya dasar dalam sebuah perusahaan
berbasis syariah: a) Budayakan mengucap salam b) Murah hati, bersikap ramah, dan
melayani. c) Cara busana nuansa syariah. d) Lingkungan kerja bersih.

16) Measurement Must Be Clear and Transparents (Institution)


Prinsip yang terakhir adalah bagaimana membangun organisasi/institusi sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah. Dalam perusahaan syariah harus mempunyai sistem
umpan balik yang bersifat transparan. Sistem umpan balik ini memeriksa tentang
kepuasan akan terpenuhinya kebutuhan ketiga steak-holders utamanya.
Transparansi berarti bahwa ketiga steak-holders utama itu harus mendapatkan
informasi yang sejelas dan sejujur mungkin dari perusahaan.

4. Karakteristik Spiritual Marketing


Ada empat karakteristik marketing syariah yang dapat menjadi panduan bagi para
pemasar, yaitu (Hermawan, M. Syakir, 2006: 28-42):
 Teistis (rabbaniyah) Salah satu ciri khas syariah marketing yang tidak dimiliki dalam
pemasaran konvensional yang dikenal selama ini adalah sifatnya yang religius
(diniyyah). Kondisi ini tercipta dari kesadaran akan nilai-nilai religius, yang
dipandang penting dan mewarnai aktivitas pemasaran agar tidak terperosok ke dalam
perbuatan yang dapat merugikan orang lain. Jiwa seorang syariah marketer meyakini
bahwa hukumhukum syariat yang teistis atau bersifat ketuhanan ini adalah hukum
yang paling adil, paling sempurna, paling selaras dengan segala bentuk kebaikan,
paling dapat mencegah segala bentuk kerusakan, paling mampu mewujudkan
kebenaran, memusnahkan kebatilan, dan menyebarluaskan kemaslahatan.
 Etis (akhlaqiyyah) Keistimewaan yang lain dari syariah marketing selain karena teitis
(rabbaniyyah), juga karena syariah marketing sangat mengedepankan masalah akhlak
(moral, etika) dalam seluruh aspek kegiatannya. Sifat etis ini sebenarnya merupakan
turunan dari sifat teitis (rabbaniyyah) di atas. Dengan demikian, syariah marketing
adalah konsep pemasaran yang sangat mengedepankan nilai-nilai moral dan etika,

9
tidak peduli apa pun agamanya. Karena nilai-nilai moral dan etika adalah nilai yang
bersifat universal, yang diajarkan oleh semua agama.
 Realistis (al-waqi’yyah) Syariah marketing bukanlah konsep yang eksklusif, fanatis,
anti modernitas, dan kaku. Syariah marketing adalah konsep pemasaran yang
fleksibel, sebagaimana keluasan dan keluwesan syariah Islamiyyah yang
melandasinya. Syariah marketer bukanlah berarti para pemasar itu harus
berpenampilan ala bangsa Arab dan mengharamkan dasi karena dianggap merupakan
simbol masyarakat barat, misalnya. Syariah marketer adalah para pemasar profesional
dengan penampilan yang bersih, rapi, dan bersahaja, apa pun model atau gaya
berpakaian yang dikenakannya. Mereka bekerja dengan profesional dan
mengedepankan nilai-nilai religius, kesalehan, aspek moral, dan kejujuran dalam
segala aktivitas pemasarannya.
 Humanistis (al-insaniyyah) Keistimewaan marketing syariah yang lain adalah sifatnya
yang humanistis universal. Pengertian humanistis (al-insaniyyah) adalah bahwa
syariah diciptakan untuk manusia agar derajatnya terangkat, sifat kemanusiaannya
terjaga dan terpelihara, serta sifat-sifat kehewanannya dapat terkekang dengan
panduan syariah. Dengan memiliki, nilai humanistis Syariah marketer menjadi
manusia yang terkontrol, dan seimbang (tawazun), bukan manusia yang serakah, yang
menghalalkan segala cara untuk meraih keuntungan yang sebesar-besarnya. Bukan
menjadi manusia yang bisa bahagia di atas penderitaan orang lain atau manusia yang
hatinya kering dengan kepedulian social.
B. Marketing dengan prinsip segman pasar
1. Pengertian segmen pasar
Segmentasi pasar adalah pembagian suatu pasar yang heterogen ke dalam
satuan-satuan pembeli yang homogen, dimana kepada setiap satuan pembeli yang
homogen tersebut dijadikan sasaran pasar yang dicapai dengan marketing mix tersendiri.
Dengan demikian, yang semula pasarnya satu dan luas, kemudian dibagi-bagi atau
disegmentasi oleh pemasar menjadi beberapa bagian pasar yang sifatnya homogen.
Homogenitas pasar tersebut dicari dan ditentukan sendiri oleh pihak pemasar.
Maka segmentasi pasar adalah tindakan mengelompokkan tanggapan yang sama
dari konsumen terhadap program pemasaran perusahaan. Menurut Kotler, segmentasi
pasar merupakan tindakan membagi suatu pasar menjadi kelompok pembeli yang
mungkin memerlukan produk atau bauran pemasara yang berbeda pula.

10
2. Level dan segmentasi pasar
Titik awal pembahasan segmentasi adalah pemasaran massal. Dalam pemasaran massal,
penjual menjalankan produksi massal, distribusi massal, dan promosi massal atas produk
tertentu bagi semua pembeli. Argumen bagi pemasaran massal adalah menciptakan potensi
pasar yang terbesar, yang akan menghasilkan biaya yang lebih rendah, yang pada gilirannya
dapat menghasilkan harga lebih rendah atau marjin lebih tinggi. Namun, banyak kritik yang
menunjuk pada kenyataan bahwa pasar itu sebenarnya terpecah – pecah, sehingga
pemasaran massal lebih sulit dilaksanakan. Tidak mengejutkan, banyak perusahaan yang
beralih ke pemasaran mikro pada satu dari empat level berikut: pemasaran segmen,
pemasaran relung, pemasaran wilayah setempat, dan pemasaran individual.
a. Pemasaran Segmen
Segmen pasar terdiri dari kelompok pelanggan yang memiliki seperangkat keinginan
yang sama. Dengan demikian, kita akan membedakan antara pembela mobil yang
sangat mencari transportasi dasar yang murah dan mereka yang mencari pengalaman
berkendaraan yang mewah. Kita harus hati-hati agar tidak mengacaukan antara segmen
dan sektor. Pembeli mobil berpenghasilan menengah yang masih muda merupakan
sektor, bukan segmen. Pemasar tidak menciptakan segmen. Tugas pemasar adalah
mengidentifikasi segmen dan memutuskan mana yang dibidik. Perusahaan dapat
merancang, menetapkan harga, menyingkapkan, dan menyerahkan produk atau jasa
secara lebih baik untuk memuaskan pasar sasaran. Andorson dan Narus mendorong
pemasar untuk menyajikan tawaran pemasaran yang luwes kepada semua anggota
segmen, bukan tawaran standar. Tawaran pemasaran yang luwes terdiri dari dua bagian:
solusi terbuka ( neked solusion ) yang terdiri dari unsur-unsur produk dan jasa yang
dihargai oleh semua anggota segmen, dan piihan deskresioner yang dihargai oleh
beberapa anggota segmen saja. Berbagai cara dapat digunakan untuk mendefinisikan
segmen pasar. Salah satu cara untuk mengukir pasar adalah mengidentifikasi segmen
pilihan. Andaikan pembeli es krim ditanyai seberapa besar penghargaan mereka
terhadap rasa manis dan krem sebagai dua atribut produk, tiga pola berbeda bias
muncul.
 Kelebihsukaan homogen – menunjukkan pasar dimana kelebih sukaan semua
konsumen hampir sama. Pasar tidak menunjukkan segmen natural. Kita akan
memprediksi bahwa merek-merek yang ada akan serupa dan berkerumunan di
sekitar skala menengah, baik rasa manis maupun krem.
 Kelebih sukaan tersebar - pada sisi lain, kelebihsukaan knsumen bias terpencar di
seluruh ruangan, yang mengindikasikan bahwa kelebihsukaan konsumen itu sangat

11
bervariasi. Merek pertama yang memasuki pasar kemungkinan memposisikan
dirinya sebagai agak menarik bagi paling banyak orang. Pesaing kedua dapat
berlokasi dipojok untuk menarik kelompok pelanggan yang tidak puas dengan merek
pusat. Jika ada beberapa merek dipasar, mereka kemungkinan memposisikan diri di
seluruh ruangan dan menunjukkan perbedaan nyata untuk mencocokkan dengan
perbedaan kelebihsukaan konsumen.
 Kelebih sukaan terkelompok – pasar mungkin menyingkapkan kelompok
kelebihsukaan yang jelas, yang disebut segmen pasar natural. Perusahaan yang
pertama masuk pasar memilki tiga pilihan. Ia mungkin mengambil posisi ditengah,
dengan harapan bisa menarik semua kelompok. Ia bisa mengambil di segmen pasar
terbesar (pemasaran terkonsentrasi). Ia mungkin mengembangkan beberapa merek,
masing-masing mngambil posisi disegmen yang berbeda.
b. Pemasaran Relung
Relung (niche) kalau didefinisikan secara lebih sempit adalah kelompok
pelanggan yang mencari bauran manfaat yang terbedakan (distinctive). Pemasar
biasanya mengidentifikasi relung dengan membagi-bagi segmen tertentu menjadi
subsegmen. Relung yang menarik memiliki cirri – ciri sebagai berikut. Pelanggan
direlung itu memiliki kumpulan kebutuhan yang benar – benar berbeda, bersedia
membayar harga tambahan kepada perusahaan yang paling memuaskan kebutuhan
mereka, relung itu tidak mungkin menarik pesaing lain, perusahaan pengisi relung
mendapatkan penghematan tertentu karena spesialisasi, dan relung memiliki ukuran,
laba, serta potensi pertumbuhan yang memadai. Segmen biasanya cukup besar dan
karena itu umumnya menarik beberapa pesaing, sedangkan relung cukup kecil dan
umumnya hanya menarik satu atau dua pesaing. Para pemasar relung ( Niche marketers)
biasanya dianggap sangat memahami kebutuhan pelanggan mereka sehingga pelanggan
mereka bersedia membayar harga tambahan. Ketika efisiensi pemasaran meningkat
relung yang tampaknya terlalu kecil menjadi lebih mampu menghasilkan laba.
Globalisasi telah memfasilitasi pemasaran relung. Herman Simon menjuluki
para pemimpin relung global ini sebagai “juara tersembunyi”. Disini ada beberapa
contoh:
o Tetra Food memasok 80 persen dari makanan untuk iksn tropis piaraan.
o Becher menguasai 85 persen pasar paying berukuran besar di dunia.
Perusahaan – perusahaan juara tersembunyi yang cenderung ditemukan di pasar
yang stabil ini umumnya milik keluarga atau kerabat dekat dan sudah lama hidup.
Mereka dikhususkan bagi pelanggan dan menawarkan kenerja yang unggul, layanan

12
yang bertanggung jawab, dan penyerahan yang tepat, (bukannya harga rendah) dan
juga keakraban dengan pelanggan. Biaya rendah untuk membuka toko di internet
juga membuat banyak bisnis kecil mulai melayani relung. Resep keberhasilan
mencari relung di internet adalah pilihlah produk yang sulit ditemukan yang tidak
perlu dilihat dan disentuh oleh pelanggan.
c. Pemasaran Lokal
Pemasaran bersasaran menghasilkan program pemasaran yang disesuaikan dengan
kebutuhan dan keinginan kelompok pelanggan local (wilayah perdagangan, lingkungan
sekitar, bahkan toko tertentu). Pemasaran local mencerminkan tren pertumbuhan yang
disebut pemasaran akar rumput. Aktivitas pemasaran berkonsentrasi pada usaha
menjadi serelevan mungkin dengan pelanggan individual. Sebagian besar pemasaran
akar rumput setempat adalah pemasaran percobaan yang mempromosikan satu produk
atau jasa. Bukan sekedar mengomonikasikan fitur dan manfaatnya, melainkan juga
menghubungkannya dengan pengalaman yang unik dan menarik. Seorang komentator
pemasaran menggambarkan pemasaran eksperiansial sebagai berikut: “Idenya bukan
untuk menjual sesuatu, melainkan mendemonstrasikan bagaimana sebuah merek dapat
memperkaya kehidupan seorang pelanggan.” “Pencerahan pemasaran: pemasaran
Eksperiansial” menggambarkan konsep tentang Manajemen Pengalaman Pelanggan.
Melalui beberapa buku dan makalah, Brand Schmitt dari Columbia University
mengembangkan konsep Customer Experience Managemnet (CEM) - proses
pengelolaan secara strategis atas keseluruhan pengalaman pelanggan dengan satu
produk atau perusahaan. Menerut Schmitt, merek –merek dapat membantu
menciptakan lima tipe pengalaman berbeda, yaitu
 Mengindra,
 Merasa,
 Berfikir,
 Bertindak,
 Berelasi. Dalam masing-masing kasus, Schmitt
membedakan level tanggapan hard-wired dan acquired experiential. Dia mempertahankan
bahwa pemasar dapat memberikan pengalaman –pengalaman bagi pelanggan melalui perangkat
penyaji pengalaman. Kerangka CEM terdiri dari lima langkah dasar berikut ini:
 Menganalisis dunia pengalaman pelanggan: Mendapatkan pencerahan tentang konteks
sosiokultural konsumen atau konteks bisnis dari peanggan bisnis.
 Membangun platfon eksperiansial: Mengembangkan satu strategis yang mencakup
penentuan posisi untuk jenis pengalaman yang dipertahankan merek (“apa”), preposisi

13
nilai dari pengalaman relevan apa yang diserahkan (“mengapa”), dan keseluruhan tema
implementasi yang akan dikomunikasikan (“bagaimana”).
 Merancang pengalaman merek: Mengimplementasikan platform eksperinsial mereka
dalam melihat atau merasakan logos dan signage, kemasan, dan tempat eceran, dalam
iklan, kolateral, dan online.
 Menstruktur interface pelanggan: Mengimplementasikan platform eksperinsial dalam
interfaces yang dinamik dan interaktif, termasuk tatap muka ditoko selama kunjungan
penjual, dimeja check-in hotel, atau mesin e-commerce pada situs web.
 Ikut terlibat dalam inovasi yang terus menerus: Menginplementasikan platform dalam
pengembangan produk baru, kegiatan pemasaran kreatif untuk pelanggan, dan
memerhatikan pengalaman pada setiap titik kontak dengan baik.
Pine and Gilmore yang merupakan pelopor pada topic ini berargumentasi bahwa kita berada
di ambang “Ekonomi Pengalaman” satu era ekonomi baru dimana semua orang bisnis harus
mengorkestrasi acara-acara khusus penuh kenangan bagi pelanggan mereka. Mereka
menegaskan:
 Jika menuntut bahan, maka anda bergerak dalam bisnis komoditi.
 Jika menuntut barang-barang berwujud, maka anda bergera dalam bisnis barang.
 Jika menuntut kegiatan yang anda jalankan, maka anda bergerak dalam bisnis jasa.
 Jika menuntut waktu yang dihabiskan pelanggan bersama anda, maka anda bergerak
dalam bisnis pengalaman.
3. Segmentasi Pasar Konsumen
Dua kelompok variable digunakan secara luas untuk melakukan segmentasi pasar
konsumen. Beberapa periset berusaha membentuk segmen dengan mengamati ciri-ciri
konsumen, seperti cirri geografis, demografis, dan psikografis. Para periset lain berusaha
membentuk segmen dengan memerhatikan tanggapan konsumen terhadap manfaat yang
dicari, waktu penggunaan, atau merek. Setelah segmen terbentuk, periset melihat apakah
cirri-ciri konsumen yang berbeda itu berhubungan dengan masing-masing segmen
tanggapan tersebut. Lepas dari jenis skema segmentasi mana yang digunakan, yang penting
adalah program pemasaran bisa disesuaikan secara menguntungkan untuk mengenali
perbedaan pelanggan. Variabel segmentasi utama – segmentasi geografis, demografis,
psikografis, dan perilaku.
 Segmentasi Geografis
Segmentasi geografis mengharuskan pembagian pasar menjadi unit-unit
geografis yang berbeda, seperti Negara, Negara bagian, wilayah, propinsi, kota, atau
lingkungan rumah tangga. Perusahaan dapat memutuskan untuk beroperasi dalam satu

14
atau sdikit wilayah geografis, atau beroperasi dalam seluruh wilayah, tetapi
memmberikan perhatian pada perbedaan lokal. Lama- kelamaan, pemasaran regional
semakin berarti melakukan pemasaran kepada satu kode wilayah tertentu. Beberapa
pendekatan menggabungkan data geografis dengan data demografik untuk
menghasilkan uraian yang lebih kaya tentang konsumen dan lingkungannya.
Pendekatan geoclustering yang dinamakan PRIZM (Potential rating Index by Zip
Market/ Indeks Peringkat Potensi Pasar berdasarkan Kode Pos) yang
mengklarifikasikan lebih dari setengah juta lingkungan perumahan menjadi 15
kelompok khusus dan 66 segmen gaya hidup berbeda yang dinamakan PRIZM Clusters.
Pengelompokan tersebut memperhitungan 39 faktor yang termasuk kedalam lima
katagori yang luas:
 pendidikan dan kekayaan,
 siklus hidup keluarga,
 urbanisasi,
 ras dan etnis,
 mobilitas.
 Segmentasi Demografis
Dalam segentasi demografis, pasar dibagi menjadi kelompok-kelompok
berdasarkan variabel seperti usia, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, jenis kelamin,
penghasilan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, generasi, kewarganegaraan, dan kelas
social. Variabel-variabel demografis merupakan dasar yang paling popular untuk
membedakan kelompok-kelompok pelanggan. Salah satu alasannya adalah keinginan,
preferensi (kesukaan), dan tingkat pemakaian konsumen sering sangat berhubungan
dengan variabel-variabel demografis. Berikut adalah cara menggunakan variabel
demografis tertentu untuk melakukan segemntasi pasar.
1) USIA DAN TAHAP SIKLUS HIDUP.
Keinginan dan kemampuan konsumen berubah sejalan dengan usia. Segmentasi
usia dapat menjadi lebih mulus.
2) Namun, usia dan siklus hidup dapat menjadi variabel yang membingungkan. Dalam
beberapa kasus, pasar sasaran untuk produk bisa menjadi muda secara psikologis.
3) TAHAP HIDUP.
Tahap hidup menentukan persoalan utama, seperti mau bercerai, mau menikah
lagi, merawat orang tua yang sudah berumur, memutuskan hidup dengan seseorang,
memutuskan untuk membeli rumah baru dan lain-lain. Tahap hidup itu menyajikan

15
peluang-peluang bagi pemasar yang dapat membantu orang menghadapi persoalan
–persoalan utama mereka.
4) JENIS KELAMIN.
Pria dan wanita cenderung memiliki orientasi sikap dan perilaku yang berbeda,
sebagian didasarkan pada unsure genetik dan sebagian pada praktik sosialisasi.
Wanita cenderung memerhatikan kebersamaan dan pria cenderung mengambil lebih
banyak data di lingkungan dekat mereka. Pria cenderung berfokus pada bagian
lingkungan yang membantu mereka mencapai tujuan tertentu. Pria sering suka
membaca informasi produk, wanita mungkin berelasi dengan produk lebih pada
level personal.
5) PENGHASILAN.
Segmentasi menurut pengahasilan merupakan praktik lain yang bertahan lama
dalam jenis-jenis barang dan jasa. Namun, penghasilan tidak selalu menjadi peramal
pelanggan terbaik bagi produk tertentu. Semakin lama semakin banyak perusahaan
menemukan bahwa pasar mereka merupakan “gelas pengukur waktu” ketika orang
dari pasar menengah beralih ke produk yang lebih premium. Menurut Silverstein dan
Fiske, perusahaan yang melakukan usaha bersama untuk menemukan kembali
produk mereka dan muncul dengan sesuatu yang jauh lebih baik, akan menemukan
pasar yang sangat potensial. Keuniversalan trading up umumnya dimulai dari rumah
tangga yang berpendapat sekurang- kurangnya $50.000. Tentu saja, jika perusahaan
merugi pada pasar baru ini, mereka menanggung risiko untuk “terperangkap di
tengah” antara barang impor yang sangat terekayasa di pasar barang mewah, dan
model yang sangat bernilai dalam kelas ekonomi.
6) GENERASI. Setiap generasi sangat dipengaruhi oleh lingkungan tempat ia
dibesarkan film, music, politik dan kejadian-kejadian pada periode tersebut. Para
ahli demografi menyebut kelompok ini cohort. Mereka mempunyai harapan dan nilai
yang sama. Para pemasar sering memasang iklan untuk kelompok cohort dengan
menggunakan ikon dan toko-toko terkemuka berdasarkan pengalaman mereka.
Meredith Schewe dan karlovich mengembangkan satu kerangka kerja yang disebut
The Lifestage Analytic (Matriks Analitik Tahap Hidup), yang menggabungkan
informasi tentang cohort, tahap hidup, fisiografik, efek emosional, dan
sosioekonomik dalam menganalisis segmen atau individual. Contohnya, dua
individu dari cohort yang sama bisa berbeda dalan tahap hidup mereka (bercerai,
menikah lagi), fisiografik (berhadapan dengan kehilangan rambut, menopause,
arthritis, atau osteoporosis), efek emosional (nostalgia terhadap masa lalu,

16
menginginkan pengalaman dan bukannya barang), atau sosioekonomik (kehilanngan
pekerjaan, mendapatkan warisan). Para penulis percaya analisis ini akan
menghasilkan pembidikan dan pesan yang lebih efisien.
7) KELAS SOSIAL. Kelas social memiliki pengaruh kuat terhadap preferensi
seseorang. Banyak perusahaan merancang produk dan jasa bagi kelas social tertentu.
Selera kelas social dapat berubah seiring dengan berjalannya waktu.
 Segmentasi Psikografis
Psikografis adalah ilmu yang menggunakan psikologi dan demografik untuk
lebih memahami konsumen. Dalam segmentasi psikografis, para pembeli dibagi
menjadi kelompok yang berbeda berdasarkan gaya hidup atau kepribadian atau nilai.
Salah satu system klasifikasi paling popular yang tersedia secara komersial yang
didasarkan pada ukuran psikografis adalah kerangka kerja. Kecenderungan utama dari
empat kelompok dengan sumber daya lebih tinggi adalah sebagai berikut:
 Inovator – orang yang sukses, canggih, aktif, dan bertanggung jawab dengan harga
diri yang tinggi. Pembelian sering mencerminkan selera tinggi terhadap produk dan
jasa, serta berorientasi relung pada skala yang relatif tinggi.
 Pemikir – orang yang matang, puas, dan reflektif yang termotivasi oleh cita-cita dan
tata nilai, pengetahuan, dan tanggung jawab. Suka dengan produk-produk yang
tahan lama, berfungsi baik, dan bernilai.
 Pengejar prestasi – Orang sukses yang berorientasi tujuan yang berfokus pada karier
dan keluarga. Senang dengan produk-produk premium yang menunjukkan
keberhasilan kepeda rekan mereka.
 Pengejar pengalaman – Orang yang bersemangat, bergairah, dan muda yang mencari
varietas dan kegembiraan. Mengeluarkan pendapatan cukup besar pada mode,
hiburan, dan sosialisasi.
Kecenderungan utama keempat kelompok dengan sumber daya yang sedikit
adalah sebagai berikut:
1) Pemercaya atau yang menganggap segalanya sudah baik/benar (believers) –
Konservatif, konvensional, dan tradisional. Mereka menyukai produk-produk yang
banyak dikenal dan setia pada merek yang telah mapan.
2) Penyaing (strivers) – Orangnya trendi dan senang dengan kegembiraan yang dibatasi
oleh sumber dayanya. Mereka menyukai produk bergaya yang meniru pembelian
orang-orang yang lebih makmur.

17
3) Pembuat (makers) – Orangnya praktis, tidak sombong, mencukupi diri sendiri dan
suka bekerja dengan tangan mereka. Mereka menyukai produk buatan Amerika yang
mempunyai fungsi dan tujuan tertentu.
4) Pejuang (strugglers) – Orang yang sudah lanjut usia, pension, pasif, penuh perhatian
terhadap perubahan. Mereka loyal pada merek favorit. Skema segmentasi
psikografik membagi masyarakat menjadi 10 segmen konsumen berdasarkan dua
konsep utama konsumen, yaitu orientasi hidup (cara tradisional, kedudukan, inovasi,
dan ekspresi diri) dan sikap terhadap perubahan social (menunjang, pragmatis,
menyesuaikan diri, dan inovatif).
 Segmentasi Perilaku
Dalam segmentasi perilaku, pembeli dibagi menjadi kelompok-kelompok
berdasarkan pengetahuan, sikap, pemakaian, atau tanggapan mereka terhadap produk
tertentu.
1) PERAN KEPUTUSAN. Orang mudah mengidentifikasi pembeli banyak produk.
Orang memainkan lima peran dalam keputusan pembelian: Pencetus, Pemberi
pengaruh, Pengambil Keputusan, Pembeli dan Pengguna.
2) VARIABEL PERILAKU. Banyak pemasar yakin bahwa variabel perilaku –
kejadian, manfaat, status pemakai, tingkat pemakaian, status kesetiaan, tahap
kesiapan pembeli dan sikap merupakan titik awal terbaik dalam membentuk segmen
pasar.
4. Dasar Segmentasi Pasar Bisnis
Pasar bisnis dapat disegmentasi dengan menggunakan beberapa variabel yang
digunakan dalam segmentasi pasar konsumen, seperti geografi, manfaat yang diacari,
dan tingkat pemakaian. Namun, pemasar bisnis juga dapat menggunakan beberapa
variabel lain.
 Pemasaran kepada Perusahaan Kecil
 Perusahaan – perusahaan kecil pada khususnya telah menjadi Holy Grail
(sesuatu yang sangat diupayakan, tetapi tidak terwujud) bagi pemasar bisnis.
 Dalam industri sasaran dan ukuran pelanggan tertentu, perusahaan dapat
melakukan segmentasi berdasarkan criteria pembelian.
Pemasar bisnis umumnya mengidentifikasi segmen melalui proses segmentasi yang
berurutan. Pembeli bisnis mungkin mencari kumpulan manfaat yang berbeda – beda
berdasarkan tahap yang mereka lalui dalam proses keputusan pembelian.
1) Calon pertama kali – para pelanggan yang belum pernah melakukan pembelian.
2) Pemula – para pelanggan yang memulai hubungan pembelian.

18
3) Berpengalaman – para pelanggan mapan yang menginginkan kecepatan dalam
perawatan dan perbaikan, pembuatan produk berdasarkan pesanan, dan bantuan
teknis yang handal.
Segmen – segmen itu mungkin juga memiliki preferensi (kelebihsukaan) terhadap
saluran pemasaran yang berbeda-beda. Satu skema segmentasi yang dikemukakan
mengklasifikasis pembeli bisnis menjadi 3 kelompok, yang masing-masing menjanjikan
tipe penjualan yang berbeda.
1) Pelanggan yang berorientasi harga (penjualan transaksional) mereka menginginkan
nilai melalui harga yang paling rendah.
2) Pelanggan berorientasi solusi (penjualan konsultatif) mereka menginginkan nilai
melalui lebih banyak manfaat dan nasihat.
3) Pelanggan nilai stratejik (penjualan enterprise) mereka menginginkan nilai melalui
pemasok yang melakukan investasi bersama dan berpartisipasi dalam bisnis
pelanggan.
5. Penetapan Pasar Sasaran.
Setelah perusahaan mengidentifikasi peluang – peluang segmen pasarnya, ia harus
mengevaluasi beragam segmen dan memutuskan berapa banyak dan segmen mana yang
akan dibidik. Ini membuat beberapa pariset pasar membela pemdekatan segmentasi pasar
berbasis kebutuhan. Roger Best mengemukakan pendekatan tujuh langkah yaitu:
 Segmentasi Berdasarkan Kebutuhan
 Identifikasi Segmen
 Daya Tarik Segmen
 Profitabilitas Segmen
 Penetapan Posisi Segmen
 “Uji Fungsi” Segmen
 Strategi bauran Produk.
6. Kriteria Segmentasi Yang Efektif
Tidak semua skema segmentasi bermanfaat. Agar dapat berguna, segmen-segmen pasar
haruslah menilai berdasarkan lima criteria utama:
 Dapat diukur. Ukuran, daya beli, dan profil segmen dapat diukur
 Besar . segmen cukup besar dan menguntungkan untuk dilayanisegmen tersebut
harus merupakan kelompok homogen terbesar yang paling mungkin, yang berharga
sehingga memungkinkan diraih dengan program pemasaran yang dirancang khusus.
 Dapat diakses. Segmen dapat dijangkau dan dilayani secara efektif.

19
 Dapat dibedakan. Segmen – segmen secara konseptual dapat dipisah-pisahkan dan
memberikan tanggapan yang berbeda terhadap unsure dan program bauran
pemasaran yang berbeda.
 Dapat dilaksanakan. Program – program yang efektif dapat dirumuskan untuk
menarik dan melayani segmen-segmen tersebut.
7. Mengevaluasi dan Memilih Segmen Pasar.
Dalam mengevaluasi segmen pasar yang berbeda, perusahaan harus memerhatikan dua
factor yakni, daya tarik segmen secara keseluruhan serta tujuan dan sumber daya
perusahaan. Setelah mengevaluasi segmen-segmen yang berbeda, perusahaan dapat
mempertimbangkan lima pola pemilihan pasar sasaran seperti:
 Konsentrasi Segmen Tunggal.
Melalui pemasaran yang terkonsentrasi, perusahaan mendapatkan pengetahuan
yang kuat tentang kebutuhan segmen dan meraih posisi pasar yang kuat di segmen
tersebut. Lebih jauh, perusahaan menikmati operasi yang ekonomis melalui
spesialisasi produksi, distribusi, dan promosinya. Lingkup ekonomi dapat sama
pentingnya dengan skala ekonomi. Perusahaan dapat mencoba beroperasi dalam
supersegmen dan bukannya dalamsegmen yang terisolasi. Supersegmen adalah
seperangkat segmen yang berbagi beberapa keserupaan yang dapat dieksploitasi.
 Spesialisasi Selektif. Perusaan memiliki sejumlah segmen secara objektif, masing-
masing segmen menarik dan memadai. Mungkin terdapat sedikit atau tidak ada sinergi
di antara segmen-segmen tersebut, tapi masing-masing segmen berpotensi sebagai
penghasil uang. Strategi cakupan segmen ganda itu memiliki keunggulan berupa
pendiversifikasian risiko perusahaan.
 Spesialisasi Produk. Perusahaan menghasilkan produk tertentu yang dijualnya ke
beberapa segmen.
 Spesialisasi pasar. Perusahaan berkonsentrasi untuk melayani berbagai kebutuhan
kelompok pelanggan tertentu.
 Cakupan Ke Seluruh Pasar. Perusahaan berusaha melayani seluruh kelompok
pelanggan dengan menyediakan semua produk yang mungkin mereka butuhkan.
Perusaan besar dapat mencangkup seluruh pasar dengan dua cara umum, yaitu melalui
pemasaran yang tidak terdiferensiasi atau pemasaran yang terdiferensiasi. Dalam
pemasaran yang tidak terdiferensiasi, perusahaan mengabaikan perbedaan segmen
dan meraih seluruh pasar dengan satu tawaran pasar. Sedangkan dalam pemasaran
yang terdiferensiasi, perusahaan beroperasi di beberapa segmen pasar dan merancang
progam yang berbeda bagi masing-masing segmen.

20
C. Pengaplikasiaan
1. Spiritual Marketing
spiritual marketing sebagai penerapan suatu disiplin bisnis strategis yang sesuai dengan
nilai dan prinsip syariah adapun diantaranya : Prinsip kesederhanaan, Contohnya dengan
melakukan penawaran bombastis yang hanya berorientasi pada target penjualan atau
keuntungan sesaat. Prinsip kesederhanaan bagi seorang marketing akan mengendalikan
hawa nafsu untuk melakukan eksploitasi yang timpang, sehingga merugikan perusahaan
atau marketing lainnya.
Memang praktisi bisnis dan pemasaran sebenarnya bergeser dan mengalami
transformasi dari level intelektual (rasional) ke emosional dan akhirnya ke pasar spiritual.
Pada akhirnya konsumen akan mempertimbangkan kesesuaian produk dan jasa terhadap
nilai-nilai spiritual yang diyakininya. Dilevel Intelektual (rasional), pemasar menyikapi
pemasaran secara fungsional-teknikal dengan menggunakan sejumlah tools pemasaran,
seperti segmentasi, targeting, positioning, marketing-mix, branding dan sebagainya.
Kemudian di level emosional, kemampuan pemasar dalam memahami emosi dan
perasaan pelanggan menjadi penting. Spiritual marketing merupakan tingkatan tertinggi.
Orang tidak semata-mata menghitung untung atau rugi, tidak terpengaruh lagi dengan hal
yang bersifat duniawi. Panggilan jiwalah yang mendorongnya, karena didalamnya
terkandung nilai-nilai spiritual.
Nabi Muhammad sebagi seorang pedagang memberikan contoh yang baik dalam setiap
transaksi bisnisnya. Beliau melakukan transaksi secara jujur, adil dan tidak pernah
membuat pelanggannya mengeluh, apalagi kecewa. Beliau selalu menepati janji dan
mengantarkan barang dagangannya dengan standar kualitas sesuai dengan permintaan
pelanggan. Reputasinya sebagai pedagang yang benar dan jujur telah tertanam dengan
baik sejak muda. Beliau selalu memperlihatkan rasa tanggung jawab terhadap setiap
transaksi yang dilakukan.
2. Segmen pasar
 Segmentasi pasar Aqua
Di segmentasi geografisnya, Aqua menujukan semua pasar yang ada di wilayah
Indonesia. Tidak hanya di perkotaan, tapi kita juga bisa menemukan produk Aqua di
pinggiran kota, bahkan pedesaan. Secara demografis, Aqua menargetkan orang-orang
di semua kalangan dan jenis kelamin. Produk Aqua diproduksi untuk semua kalangan
dan untuk dikonsumsi siapa saja.
Secara psikografis, Aqua ditujukan untuk kalangan kelas sosial menengah. Tapi
bisa juga untuk kelas kalangan bawah mengingat ada harga kemasan yang bisa

21
dijangkau kelas kalangan bawah dengan harga pasar Rp 500,- dan Rp 3000,- Selain
itu Aqua diperuntukkan bagi orang-orang dengan gaya hidup praktis dan sehat dengan
kemasan yang mudah didapat dan dibawa, sehingga Aqua cocok bagi orang aktif
dengan mobilitas yang tinggi.
 Segmen pasar Samsung Galaxy Young
Sesuai dengan namanya, Samsung Galaxy Young ditujukan bagi mereka yang
berjiwa muda, khususnya pelajar dan mahasiswa. Didukung dengan desain yang tipis
dan pilihan warna yang cukup banyak, ponsel ini ditujukan bukan hanya untuk kaum
wanita saja, tapi juga untuk kaum laki-laki. Dengan dilengkapi kamera sebesar 2MP
ponsel ini mengincar mereka yang senang berfoto. Selain itu browser HTML dan
jaringan 3G network dan datanya diciptakan agar pengguna bisa terus up-to-
date dengan dunia internet yang terus membooming dan tidak ketinggalan berita. Dan
dari harganya yang hanya satu jutaan, secara demografis, ponsel ini mengincar pasar
kelas menengah ke bawah. Namun juga tidak menutup kemungkinan bagi kelas di
atasnya karena desainnya yang mewah.
Pada segi geografis, produk Samsung ini sudah di seluruh Indonesia dan juga di
beberapa berkembang lainnya sepeti Malaysia, Singapura, India, dan negara lainnya.
Secara psikografis, ponsel ini ditujukan bagi orang-orang yang selalu ingin terhubung
dengan internet dengan kecepatan tinggi, gemar berfoto dan multimedia, juga untuk
kebutuhan kerja karena dapat membuka file dokumen.

22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemasaran ( marketing ) adalah suatu proses sosial dimana setiap individu dan grup
menawarkan apa yang mereka butuhkan dengan membuat, menawarkan dan melakuan
penukaran produk secara bebas dan nilai jasa dengan yang lain. (kotler,Keleer.2006:6
adapun Spiritual marketing adalah bentuk pemasaran yang dijiwai nilai-
nilai spiritual dalam segala proses dan transaksinya, hingga sampai pada suatu tingkat
ketika semua stakeholders utama dalam bisnis (pelanggan, karyawan, dan pemegang
saham), pemasok, distributor, dan bahkan pesaing sekalipun memperoleh kebahagiaan.
prinsip marketing spiritual terdiri dari :Prinsip keadilan, Prinsip kebersihan, Prinsip
kesederhanaan, Prinsip kemurahan hati dan Karakteristik Spiritual Marketing Ada empat
karakteristik marketing syariah yang dapat menjadi panduan bagi para pemasar : Teistis
(rabbaniyah), Etis (akhlaqiyyah), Realistis (al-waqi’yyah) dan Humanistis (al-insaniyyah).
Pemasar sasaran mencakup tiga aktivitas, yaitu segmentasi pasar, penetapan pasar
sasaran, dan penetapan posisi pasar. Pasar dapat dibidik pada empat level, yaitu segmen,
relung (niche), wilayah lokal, dan individual. Segmen pasar adalah kelompok besar yang
dapat diidentifikasi di dalam pasar tertentu. Relung (niche) adalah kelompok yang
didefinisikan secara lebih sempit. Para pemasar melokalisasi kampanye pemasaran khusus
berdasarkan wilayah perdagangan, lingkungan tempat tinggal dan toko tertentu. Ada 2
dasar untuk melakukan segmentasi pasar konsumen, yakni karakteristik konsumen dan
tanggapan konsumen. Variabel segmentasi utama bagi pasar konsumen adalah geografis,
demografis, psikografis dan perilaku. Variabel- variabel itu dapat digunakan secara
tunggal ataupun kombinasi. Pemasar bisnis juga menggunakan semua variabel ini
bersama variabel operasi, pendekatan pembelian dan factor situasi. Agar dapat berguna,
segmen pasar harus dapat diukur, tahu besar ukurannya, dapat diakses, dapat dibedakan,
dan dapat dilaksanakan. Pemasar harus memilih pasar sasaran dengan cara yang
bertanggung jawab social.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini kelompok mengharapkan kepada pembaca bisa lebih
memahami tentang marketing baik dari spiritual dan segmen pasar.

23
DAFTAR PUSTAKA
Kotler, Phillip dan Gary Armstrong. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi 12 Jilid 1.
Jakarta : Erlangga
Assauri, Sofjan. Manajemen Pemasaran. Rajawali Pers. Jakarta: 2010
Irawan, Faried Wijaya, M.N Sudjoni. Pemasaran: Prinsip dan Kasus Edisi 2. BPFE.
Yogyakarta: 1996
Kertajaya, Hermawan., Muhammad Syakir Sula. 2006. Syariah Marketing. Bandung:
Mizan Media Utama.
Arif, Ahmad.2018. pengaruh spiritual marketing, dan service excellent terhadap kepuasan
anggota dengan trust sebagai variabel intervening:study pada Koperasi Syari’ah Talun
Bojonegoro.
Link jurnal
http://digilib.uinsby.ac.id/25811/1/Ahmat%20Arif%20Syaifudin_F02416078.pdf di akses
17 februari 2020

24

Anda mungkin juga menyukai