“TROMBOSITOSIS”
Disusun oleh :
Mojokerto
2018-2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT karena atas Rahmat dan Karunia-Nya,
kami selaku penulis makalah yang berjudul “TROMBOSITOSIS” yang mana makalah ini
sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah Alhamdulillah dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb
Penyusun
DAFTAR ISI
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Trombositosis adalah kondisi dimana jumlah trombosit dalam darah menjadi tinggi.
Trombosit atau platelet merupakan sel darah yang berperan dalam proses pembekuan darah,
dengan cara saling menempel untuk membentuk bekuan darah. Jika jumlah trombosit dalam
darah terlalu banyak, maka resiko penyumbatan pembulu darah lebih banyak di beberapa
anggota tubuh. Jumlah trombosit dalam sel darah yang normal pada manusia adalah 150.000-
450.000 per mikroliter darah. Seseorang di nyatakan mengalami trobositosis jika jumlah
trombosit di atas 450.000 per microliter darah. Gangguan ini bisa di alami semua usia, meski
lebih sering terjadi pada usia di atas 50 tahun dan lebih banyak di alami wanita.
B. Patofisiologi
Sejak lama telah dikenal trias virchov, yang terdiri dari dari abnormalitas dinding pembuluh
darah, perubahan komposisi darah dan gangguan aliran darah, yang merupakan 3 faktor yang
memegang perana dalam patofisiologi trombosis. Dikenal 2 macam trombosis :
1. Trombosis vena
2. Trombosis arteri
Trombosit vena terjadi akibat darah menjadi lambat atau terjadinya stasis aliran darah,
sedang kelainan endotel pembuluh darah jarang merupakan faktor penyebab utama terbentuknya
trombosis vena. Trombus vena mengandung sedikit masa trombosit, mengandung banyak fibrin
dan eritrosit. Pada umumnya merupakan suatu reaksi bekuan darah dalam tabung meskipun
bagian proksimal trombusnya terlihat lebih pucat karna lebih berisi fibri dan trombosit.
Trombosis arteri sering terbentuk sekitar orivisium cabang arteri dan bifurkasio arteri.
Ditempat ini terdapat turbulensi aliran darah sehingga perubahan ateromatosa dan kerusakan
endotel terjadi. Pengelompokan trombosit lebih mudah terbentuk, oleh karenanya trombosis
arteri terlihat pucat. Jelas kiranya perbedaan utama tdalam mekanisme terbentuknya trombosis
vena dan arteri terletak pada kecepatan aliran darahnya.
Trombosis dapat mengakibatkan efek lokal dan efek jauh. Efek lokal tergantung dari lokasi
dan derajat sumbatan yang terjadi pada pembuluh darah sedangkan efek jauh berupa gejala-
gejala akibat fenomen embolin. Trombosis pada vena besar akan memberikan gejala-gejala
edema pada ekstremitas yang bersangkutan. Terlepasnya trombus akan menjadi emboli dan
mengakibatkan obstruksi dalam sistem arteri, contoh emboli paru.
Sumbatan lokal pada arteri selalu dimulai dengan kerusakan intima pembuluh darah;
kelainan ini dapat berupa kelainan microskopik. Kerusakan ini akan diikuti dengan
pengelompokan trombosit. Mungkin trombus trombosit tersebut telepas kedalam sirkulasi dan
mengakibatkan sumbatan pada pembuluh darah kecil. Yang sering kita jumpai dalam klinik
adalah sumbatan pada pembuluh dalah retina dan otak.
C. Pathway
Trombositemi Esensial
Perdarahan Berlebih
Anemia
Pengangkutan o2 terganggu
D. Etiologi
Pada trombositosis esensial sering terjadi trombosis terutama diarteri dan perdarahan.
Mekanisme terjadinya trombosis dan perdarahanmasih belum jelas.Trombosis diduga disebabkan
karena :
E. Manifestasi Klinis
F. Terapi / Penatalaksanaan
3. Obat-obatan Sitoreduksi
a. Hidroksiurea
Hidroksiurea menjadi pilihan terapi trombositosis esensial karena
efektifitasnya dan efek toksik yang rendah. Dosis awal pemberian adalah
15-20 mg/kg/hari.
b. Busulfan
Busulfan merupakan obat alkilating dengan kerja spesifik terhadap
proliferasi megakariosit. Dosis yang dipergunakan antara 2-4 mg/hari
disesuaikan dengan respon hematologis dan pemeriksaan trombosit setiap
minggu.
c. Interferon
Rekombinan interferon (IFN) mempunyai efek sitoreduktif tanpa efek
samping mutagenic. Dosis yang digunakan berkisar antara 21-35 juta
unit/minggu.
d. Anagrelide
Anagrelide merupakan senyawa imidazo (2,1-b) quinazolin-2-one dengan
efek inhibisi agregasi trombosit melalui penghambatan cylic nucleotide
phosphodiesterase dan phospholipase. Dosis awal yang direkomendasikan
adalah 4x0,5 mg, kemudian dosis disesuaikan untuk mempertahankan
trombosit <600.000/mm3.
4. Obat Antitrombosit
Aspirin merupakan obat antitrombosit yang sangat efektif pada penderita
trombositosis esensial dengan komplikasi trombosis rekuren, terutama
iskemi digital atau serebrovaskuler.
G. Komplikasi Trombositosis
Gumpalan Darah
Perdarahan Berlebihan
1. Pengkajian
A. Identitas Klien
Nama klien :
Jenis Kelamin :
Umur :
Alamat :
Nomer Register :
Pekerjaan :
Pendidikan :
Agama :
B. Riwayat Kesehatan Sekarang
Penderita penyakit trombositosis menampakkan gejala mencakup pusing, sakit
kepala, kesulitan bernafas, kelelahan.
C. Riwayat Kesehtan Terdahulu
Penyakit yang pernah dialami oleh pasien sebelum masuk rumah sakit, kemungkinan
pasien pernah menderita penyakit sebelumnya seperti : sakit kepala dan mudah sesak.
D. Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat adanya penyakit trombosis pada anggota keluarga yang lain.
2. Diagnosa keperawatan yang muncul
1) Gangguan pertukaran gas b/d Pengangkutan o2 terganggu
2) Resiko ketidak seimbangan cairan b/d Perdarahan berlebihan
3) Resiko Perfusi Renal Tidak Efektif b/d Cyanosis
Intervensi
1. Observasi
- Monitor frekuensi dan
kekuatan nadi
- Monitor frekuensi
napas
- Monitor tekanan darah
- Monitor berat badan
- Monitor waktu
pengisian kapiler
- Monitor elastisitas atau
tugor kulit
- Monitor jumlah,warna
dan berat jenis urine
- Monitor kadar
albumim dan protein
total
- Monitor hasil
pemeriksaan serum
(mis. Osmolaritas
serum, hematokrit,
natrium, kalium, BUN)
- Monitor intake dan
-output cairan
- Identifikasi tanda-
tanda hipofelemia
(mis. Frekuensi nadi
meningkat, nadi teraba
lemah, tekana darah
menurun, tekanan nadi
menyempit, tugor kulit
menurrun, membran
mukosa kering, volume
urine menurun, tema
tokrit meningkat, haus,
lemah, konsentrasi
urine meningkat, berat
badan menurun dalam
waktu singkat)
- Identifikasi tanda-
tanda hiperfolemia
(mis. Dispenia edema
perifer, adema
anasarka, JVP
meningkat, CVT
meningkat, reflek,
hepatojugular positif,
berat badan menurun
dalam waku singkat)
- Identifikasi faktor
resiko
ketidakseimbangan
cairan (mis. Prosedur
pembedaha mayor,
trauma, pendarahan,
luka bakar, aferises,
obstruksi intestinal,
peradangan prangkeas,
penyakit ginjal dan
kelenjar, disfungsi
intestinal)
2. Terapeutik
- Atur interval waktu
pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
- Dokumentasi hasil
pemantauan
3. Edukasi
- Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
- Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
(I.03121)
3 Resiko Perfusi Renal - Tekanan arteri 1. Observasi
Tidak Efektif b/d rata-rata - Monitor status kardio
Cyanosis membaik pulmonal (frekuensi
- Kadar kreatlnin dan kekuatan nadi,
darah plasma frekuensi dan kekuatan
membaik nadi, frekuensi napas,
- Tekanan darah TD, MAP)
sistolik - Monitor status
membaik oksigenasi (oksimetri
- Tekanan darah nadi, AGD)
diastolik - Monitor status cairan
membaik cairan (masukan dan
- Kadar elektrolit haluran, tugor kulit,
membaik CRT)
- Fungsi hati - Monitor tingkat
meningkat kesadaran dan respon
pupil
- Periksa riwayat alergi
2. Terapeutik
- Berikan oksigen untuk
mempertahankan
saturasi oksigen >94%
- Persiapan intubasi dan
ventilasi mekanis, jika
perlu
- Pasang jalur IV, jika
perlu
- Kateter urine untuk
menilai produksi urine,
jika perlu
- Lakukan skin test
untuk mencegah reaksi
alergi
3. Edukasi
- Jelaskan
penyebab/faktor resiko
syok
- Jelaskan tanda dan
gejala awal syok
- Anjurkan melapor jika
menemukan/merasakan
tanda dan gejala awal
syok
- Anjurkan
memperbanyak asupan
cairan oral
- Anjurkan menghindari
alergen
4. Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
IV, jika perlu
- Kolaborasi pemberian
transfusi darah, jika
perlu
- Kolaborasi pemberian
antiinflamasi, jika
perlu
(I.02068)
BAB III
KESIMPULAN
1.1 Kesimpulan
Trombositemi esensial merupakan kelainan mieloproliferatif yang disebabkan kelainan
klonal sel induk hematopoietik multipoten dengan ekspresi fenotipe predominan pada jalur
megakariosit dan trombosit. Dalam penegakkan diagnosis, perlu disingkirkan adanya
trombositosi reaktif. Pengelolaan Trombositemi esensial memerlukan pertimbangan besarnya
risiko trombohemoragik.
Pemberian obat-obat sitoreduksi (hidroksiurea, busulfan, IFN, anagrelide) dapat
dipertimbangkan pada penderita dengan risiko tinggi. Anagrelide merupakan obat sitoreduksi
yang bekerja selektif terhadap megakariosit, tidak lekemogenik ,dapat menjadi pertimbangan
pada trombositemi usia muda atau yang tidak berespon dengan pemberian hidroksiurea.
Penempatan anagrelide sebagai sitoreduksi pilihan pertama pada Trombositemi esensial masih
harus ditentukan dalam penelitian klinis terkontrol dan penelitian random pros
pektif yang sedang berlangsung untuk membandingkan dengan efektivitas hidroksiurea.
1.2 Saran
Untuk pasien yang positif terkena penyakit trombositosis diharapkan untuk menghindari
cidera agar tidak terjadi perdarahan. Untuk tim medis agar selalu waspada kepada pasien yang
datang dengan perdarahan. Berikan tindakan sesuai dengan asuhan keperawatan yang
profesional.
DAFTAR PUSTAKA