Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KONSEP ANASTESI

Disusun Oleh:
1. ELLSA AVIANA NIM.0118014
2. FANNY OKTE NOVITASARI NIM.0118015
3. IRBAH SYAROF AGUSTIN NIM.0118019
4. IVO PRAMAYSELLA NIM.0118020

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA
MOJOKERTO
2022

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah yang

berjudul “Konsep Anastesi ” tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa terselesainya Laporan Pendahuluan "Konsep

anastesi"ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.Oleh karena itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan

makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan,

kelemahan, serta kesalahan, karena keterbatasan pengetahuan serta pola berpikir

penulis.Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca selalu

penulis harapkan demi menyempurnakan penyusunan makalah ini.

Akhirnya penulis berharap laporan pendahuluan ini dapat bermanfaat dan berguna

bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya. Semoga Allah SWT senantiasa

meridhai segala usaha kita.Aamiin.

Mojokerto, 05 April 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER.........................................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................2
1.3 Tujuan..................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................3
2.1 Pengertain Anastesi ...........................................................................3
2.2 Tujuan Anastesi .................................................................................5
2.3 Sejarah Anastesi.................................................................................5
2.4 Macam-macam anastesi.....................................................................6
2.5 Penggunaan obat obatan dalam Anastesi.........................................7
2.6 Anastesi berdasarkan kebutuhan ....................................................9
2.7 Persiapan untuk menjalani anastesi..................................................9
2.8 Prosedure anastesi...............................................................................9
BAB III PENUTUP...................................................................................10
3.1 Kesimpulan........................................................................................10
3.2 Saran..................................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anestesi umum saat ini telah banyak berkembang dan terlibat dalam

berbagai perkembangan prosedur medis terbaru. Jumlah prosedur pembedahan

terus meningkat dan membutuhkan keterlibatan peran dari anestesi umum.

Anestesi umum juga telah banyak digunakan untuk prosedur diagnostik invasif

minimal dan terapeutik yang memerlukan imobilisasi dan sedasi dalam pada

pasien. Anestesi adalah suatu tindakan menghilangkan rasa sakit atau nyeri

ketika melakukan tindakan pembedahan dan berbagai prosedur lainya yang

menimbulkan rasa sakit pada tubuh (Amarta, 2012). Anestesi dibagi menjadi

dua, anestesi umum dan anestesi lokal. Anestesi umum adalah suatu kondisi

yang ditandai dengan hilangnya persepsi terhadap semua sensasi akibat

induksi obat, dalam hal ini selain hilangnya rasa nyeri dan kesadaran juga

hilang (Sriwijaya, 2018).

Anestesia merupakan tindakan yang dilakukan untuk membuat pasien dari

sadar menjadi tidak sadar yang bersifat sementara, karena pemberian anestesi

dengan tujuan untuk menghilangkan nyeri saat pembedahan (Latief, Suryadi,

dan Dachlan, 2017).Secara garis besar anestesi dibagi menjadi dua kelompok

yaitu anestesi umum dan anestesi lokal. Anestesi umum adalah keadaan tidak

sadar tanpa nyeri yang reversible akibat pemberian obat- obatan, serta

menghilangkan rasa sakit seluruh tubuh secara sentral. Perbedaan dengan

anestesi lokal adalah anestesi pada sebagian tubuh, keadaan bebas nyeri tanpa

1
kehilangan kesadaran (Morgan et al, 2016).

Pelayanan Anestesi dan reanimasi merupakan bagian integral dan tidak

dapat dipisahkan dengan pelayanan kesehatan. Melibatkan berbagai pihak dan

mempunyai kepentingan berbeda menurut fungsi masing-masing. dalam

pelayanan anastesi perlu adanya kesatuan pandang demi terwujudnya

peningkatan pelayanan sesuai pedoman yang ditetapkan guna mencapai derajat

kesehatan masyarakat ( Kemenkes RI No. 519, 2011).

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah pengertian anastesi?

1.2.2 Apakah tujuan anastesi?

1.2.3 Bagaimana sejarah anastesi?

1.2.4 Obat-obat apa saja yang digunakan dalam anastesi?

1.2.5 Bagaimana prosedur atau cara pemberian obat anastesi ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Mengetahui pengertian anastesi

1.3.2 Mengetahui tujuan anastesi

1.3.3 Mengetahui bagaimana sejarah anastesi muncul

1.3.4 Mengetahui obat obat apa saja yang digunakan dalam anastesi

1.3.5 Mengetahui apa saja prosedur atau cara pemberian obat anastesi

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Anastesi

Anestesi merupakan suatu tindakan untuk menghilangkan rasa sakit

ketika dilakukan pembedahan dan berbagai prosedur lain yang menimbulkan

rasa sakit, dalam hal ini rasa takut perlu ikut dihilangkan untuk menciptaka

kondisi optimal bagi pelaksanaan pembedahan (Sabiston, 2011).

General anestesi merupakan tindakan menghilangkan rasa sakit secara

sentral disertai hilangnya kesadaran (reversible). Tindakan general anestesi

terdapat beberapa teknik yang dapat dilakukan adalah general anestesi

denggan teknik intravena anestesi dan general anestesi dengan inhalasi yaitu

dengan face mask (sungkup muka) dan dengan teknik intubasi yaitu

pemasangan endotrecheal tube atau gabungan keduanya inhalasi dan intravena

(Latief, 2017).

Anestesia adalah suatu keadaan narcosis, analgesia, relaksasi dan

hilangnya reflek (Smeltzer, S C, 2012). Anestesi adalah menghilangnya rasa

nyeri, dan menurut jenis kegunaannya dibagi menjadi anestesi umum yang

disertai hilangnya kesadaran, sedangakan anestesi regional dan anestesi local

menghilangya rasa nyeri disatu bagian tubuh saja tanpa menghilangnya

kesadaran (Sjamsuhidajat & De Jong, 2012).

Anestesi merupakan tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan

pembedahan dan berbagai prosedur lain yang menimbulkan rasa sakit pada

tubuh(Morgan, 2011)

3
2.2 Tujuan Anastesi

Menurut Brunton, dkk tahun 2011 perkembangan senyawa - senyawa

disebabkan oleh tiga tujuan umum :

1. Meminimalkan potensi efek membahayakan dari senyawa dan teknik

anestesi.

2. Mempertahankan homeostatis fisiologis selam dilakukan prosedur

pembedahan yang mungkin melibatkan kehilangan darah, iskemia jaringan,

reperfusi jaringan yang mengalami iskemia, pergantian cairan, pemaparan

terhadap lingkungan dingin, dan gangguan koagulasi.

3. Memperbaiki hasil pascaperasi dengan memilih teknik yang menghambat

tau mengatasi komponen - komponen respons stress pembedahan, yang

dapat menyebabkan konsekuensi lanjutan jangka pendek ataupun panjang.

2.3 Sejarah Anastesi

Sejak pertama kali ditemukan oleh William Thomas Green Morton pada

tahun 1846, anestesi terus berkembang pesat hingga sekarang. Saat itu ia

sedang memperagakan pemakaian dietil eter untuk menghilangkan kesadaran

dan rasa nyeri pada pasien yang ditanganinya. Ia berhasil melakukan

pembedahan tumor rahang pada seorang pasien tanpa memperlihatkan gejala

kesakitan. Karena pada saat itu eter merupakan obat yang cukup aman,

memenuhi kebutuhan, mudah digunakan, tidak memerlukan obat lain, cara

pembuatan mudah, dan harganya murah. Oleh karena itu eter terus dipakai,

tanpa ada usaha untuk mencari obat yang lebih baik. Setelah mengalami

stagnasi dalam perkembangannya selama 100 tahun setelah penemuan morton

4
barulah kemudian banyak dokter tertarik untuk memperlajari bidang

anestesiologi, dan barulah obat-obat anestesi Cgenerasi baru muncul satu-

persatu (Mangku dan Senapathi, 2010)

Anastesi berasal dari bahasa Yunani yaitu An berati tidak, dan Aesthesis

berarti rasa atau sensasi. Sehingga anestesi berarti suatu keadaan hilangnya

rasa atau sensasi tanpa atau disertai dengan hilangnya kesadaran. Anestesi

adalah keadaan tanpa rasa (without sensation) tetapi bersifat sementara dan

dapat kembali kepada keadaan semula.(Sudisma et al., 2006) Tindakan

anestesi yang memadai meliputi tiga komponen yaitu hipnotik (tidak sadarkan

diri = “mati ingatan’), analgesi (bebas nyeri = “mati rasa”), dan relaksasi otot

rangka (“mati gerak”) (Mangku dan Senapathi, 2010) Untuk mencapai ke tiga

target tersebut dapat digunakan hanya dengan mempergunakan satu jenis obat,

misalnya eter atau dengan memberikan beberapa kombinasi obat yang

mempunyai efek khusus seperti tersebut di atas, yaitu obat yang khusus

sebagai hipnotik, khusus sebagai analgesi, dan khusus sebagai obat pelumpuh

otot. Ketiga target anestesia tersebut populer disebut dengan “Trias

anestesi”(Mangku dan Senapathi, 2010)5Dalam perkembangannya, anestesi

digunakan secara luas, dalam bidang kedokteran hewan untuk menghilangkan

nyeri dan kesadaran, juga digunakan untuk melakukan pengendalian hewan

(restraint), keperluan penelitian biomedis, pengamanan pemindahan

(transportasi) hewan liar, pemotongan hewan yang humanis, dan untuk

melakukan ruda paksa (euthanasia).

Tujuan anestesi dapat dicapai dengan pemberian obat anestesi secara

tunggal maupun dengan balanced anesthesia yaitu mengkombinasikan

beberapa agen anestesi maupun dengan agen preanestesi (McKelvey dan

5
Hollingshead, 2013; Tranquilli et al., 2017). Menurut Alex, (2010) balanced

anesthesia dalam konteks ini meliputi yaitu a).Obat diberikan sebelum induksi

anestesi (Premedikasi), b).Obat diberikan selama induksi anestesi, c).Obat

diberikan selama maintenance anestesi. Anestesi merupakan tahapan yang

paling penting dalam tindakan pembedahan, karena tindakan pembedahan

belum dapat dilakukan bila anestesi belum diberikan (Pretto, 2002). Anestesi

memiliki resiko yang jauh lebih besar dari prosedur tindakan pembedahan

karena nyawa pasien yang dianestesi dapat terancam. Untuk pemilihan

anestesi yang ideal dibutuhkan dalam menghasilkan sifat analgesi, sedasi,

relaksasi, Unconsciousness (hilang kesadaran), keamanan dan kenyamanan

untuk sistem vital, ekonomis, dan mudah dalam aplikasi baik di lapangan

ataupun di ruang operasi. Namun, sampai saat ini anestesi yang memenuhi

kriteria yang ideal belum ada (Fossum 2017)

2.4 Macam macam Anastesi

Menurut Potter & Perry tahun 2010, pasien yang mengalami pembedahan

akan menerima anestesi dengan salah satu dari tiga cara sebagai berikut:

1. Anestesi Umum

Klien yang mendapat anestesi umum akan kehilangan seluruh sensasi dan

kesadarannya. Relaksasi otot mempermudah manipulasi anggota tubuh.

Pembedahan yang menggunakan anestesi umum melibatkan prosedur

mayor, yang membutuhkan manipulasi jaringan yang luas.

2. Anestesi Regional

Induksi anestesi regional menyebabkan hilangnya sensasi pada daerah

6
tubuh tertentu. Anestesi regional terdiri dari spinal anestesi, epidural

anestesi, kaudal anestesi. Metode induksi mempengaruhi bagian alur

sensorik yang diberi anestesi. Ahli anestesi memberi regional secara

infiltrasi dan lokal. Pada bedah mayor, seperti perbaikan hernia,

histerektomi vagina, atau perbaikan pembuluh darah kaki, anestesi regional

atau spinal anestesi hanya dilakukan dengan induksi infiltrasi. Blok

anestesi pada saraf vasomotorik simpatis dan serat saraf nyeri dan motoric

menimbulkan vasodilatasi yang luas sehingga klien dapat mengalami

penurunan tekanan darah yang tiba - tiba.

3. Anestesi Lokal

Anestesi lokal menyebabkan hilangnya sensasi pada tempat yang

diinginkan. Obat anestesi menghambat konduksi saraf sampai obat

terdifusi ke dalam sirkulasi. Anestesi lokal umumnya digunakan dalam

prosedur minor pada tempat bedah sehari

2.5 Penggunaan obat obatan dalam Anastesi

Menurut Omuigui 2014, penggunaan obat-obatan dalam anastesi dibagi

menjadi beberapa taknik yaitu general anastesi dengan teknik intravena dan

general anastesi dengan teknik inhalasi berikut obat obat yang biasa

digunakan pada kedua teknik tersebut.

Obat obat intravena :

1) Atropine sulfat

2) Pethidine

3) Atrakurium

7
4) Ketamine HCL

5) Midazolam

6) Fentanyl

7) Rokunorium bromide

8) Prostigmin

Obat obat Anastesi Inhalasi :

1) Nitrous Oxide

2) Halotan

3) Enfluren

4) Isofluren

5) Sevofluran

2.6 Anastesi berdasarkan kebutuhan

Anestesi dilakukan dalam tindakan operasi, baik operasi kecil maupun besar.

Namun tiap operasi membutuhkan jenis pembiusan yang berlainan.

1. Anestesi lokal

Anestesi lokal dibutuhkan dalam:

 Operasi kecil (minor) yang tidak membutuhkan anestesi umum atau

regional, contohnya perawatan akar gigi serta tambal gigi.

 Operasi atau prosedur medis yang tidak butuh waktu lama, dan pasien

dapat pulang setelahnya.

 Tindakan medis yang tidak memerlukan pelemasan otot atau kondisi

pasien tidak sadar.

8
2. Anestesi regional

Anestesi regional biasanya dilakukan dalam tindakan medis berikut:

 Operasi kandungan, seperti operasi caesar

 Operasi urologi, seperti prostat, kandung kemih, atau organ kelamin

 Operasi umum, seperti hernia inguinal dan ambeien

 Operasi ortopedi, seperti operasi panggul dan kaki

 Operasi ginekologi, seperti operasi pembuluh darah di kaki

3. Anestesi umum

Sementara anestesi umum akan direkomendasikan oleh dokter pada jenis-jenis

operasi yang:

 Membutuhkan waktu yang lama

 Menyebabkan berkurangnya darah dalam jumlah banyak

 Membutuhkan paparan udara dingin

 Mempengaruhi pernapasan, seperti operasi dada dan perut bagian atas

2.7 persiapan untuk menjalani anestesi

Sebelum menjalani masing-masing anestesi, sederet persiapan berikut umumnya

diperlukan:

1. Anestesi lokal

Dokter atau dokter gigi akan menjelaskan semua persiapan yang perlu dilakukan.

Berikut contohnya:

 Pasien perlu memberitahukan obat-obatan yang sedang dikonsumsi pada

9
dokter, terutama obat pengencer darah (seperti aspirin atau warfarin).

 apabila ia memiliki kelainan darah atau luka terbuka di sekitar area

anestesi.

 Pasien diminta untuk berpuasa selama beberapa jam sebelum operasi.

 Pasien perlu menghindari konsumsi alkohol pada 24 jam sebelum

pemberian bius

2. Anestesi regional dan umum

Persiapan untuk pasien yang akan menjalani anestesi regional serta anestesi umum

biasanya sama dan bisa meliputi:

 Menginformasikan pada dokter bedah atau perawat apabila memiliki

kondisi tertentu, seperti sedang hamil atau alergi

 Memberitahukan pada dokter mengenai obat-obatan yang dikonsumsi

(termasuk suplemen dan obat herbal), dan riwayat jenis anestesi atau obat

bius yang pernah

 Berhenti konsumsi obat-obatan pengencer darah, seperti aspirin, ibuprofen,

clopidogrel, dan warfarin.

 Menanyakan pada dokter terkait jenis-jenis obat yang bleh dikonsumsi

hingga hari operasi.

 Menjalani pemeriksaan dan penilaian preoperatif oleh dokter anestesi.

Langkah ini dilakukan untuk menentukan jenis dan jumlah obat bius yang

akan digunakan.

 Berpuasa (tidak makanan dan minuman) selama beberapa jam sebelum

operasi.

 Mengonsumsi obat-obatan sesuai arahan dokter

1
0
 Pada hari operasi, datang tepat waktu di rumah sakit.

2.8 Prosedure Anastesi

Prosedur anestesi berbeda-beda tergantung pada teknik anestesinya. Berikut

penjelasannya:

1. Anestesi lokal

Pada anestesi lokal, obat-obatan dapat diberikan dengan cara disuntik,

disemprot, atau dioleskan pada area tubuh yang memerlukannya. Jenis dan dosis

obat tergantung pada usia, berat badan, ada tidaknya alergi, bagian tubuh yang

akan dioperasi, serta kondisi medis pasien.

2. Anestesi regional

Dalam prosedur anestesi regional, obat bius akan disuntikkan di dekat

serabut saraf. Lokasi penyuntikan bisa bervariasi, tergantung pada area yang akan

dioperasi.

Anestesi ini terbagi lagi menjadi tiga jenis, yaitu blok saraf perifer, anestesi

spinal, dan anestesi epidural.

Pada blok saraf perifer, obat bius disuntikkan di dekat serabut saraf spesifik

yang menyuplai nyeri dan sensasi ke area tubuh. Misalnya, tangan, kaki,

selangkangan, atau wajah.

Untuk anestesi epidural dan spinal, obat bius disuntikkan di dekat saraf

tulang belakang. Dengan ini, nyeri serta sensasi ke area tubuh yang lebih besar

(perut bawah, pinggang, dan kaki) akan terblokir.

3. Anestesi umum

1
1
Prosedur anestesi umum dilakukan dengan langkah-langkah berikut:

Dokter akan memasukkan obat anestesi ke pembuluh darah vena lewat

infus di lengan pasien. Obat bius juga sering diberikan berupa gas yang dihirup

oleh pasien melalui masker khusus.

Ketika pasien sudah tertidur, dokter akan memberikan obat pelemas otot

Dokter lalu memasukkan selang pernapasan ke dalam mulut hingga mencapai

paru-paru. Selang ini memastikan pasien tetap mendapatkan cukup oksigen

sekaligus melindungi paru-paru dari darah dan cairan lain (seperti asam lambung).

Dokter juga dapat menggunakan alat lain, seperti laryngeal airway mask

untuk mengendalikan pernapasan pasien selama operasi.

Dokter anestesi akan memantau kondisi pasien selama operasi. Jika perlu,

obat bius, pernapasan, suhu, cairan, dan tekanan darah pasien akan diatur oleh

dokter. Demikian pula dengan pbat-obatan tambahan, cairan, dan transfusi darah.

1
2
1
3
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan makalah ini kami menyimpulkan bahwa Anastesi adalah

merupakan suatu tindakan untuk menghilangkan rasa sakit ketika dilakukan

pembedahan dan berbagai prosedur lain yang menimbulkan rasa sakit, dalam

hal ini rasa takut perlu ikut dihilangkan untuk menciptaka kondisi optimal

bagi pelaksanaan pembedahan.

1.2 Saran

Dengan disusunnya makalah ini, diharapkan pembaca mengetahui dan

menambah wawasan tentang bagaimana konsep anastesi pada umumnya agar

menambah pengetahuan pembaca tentang bagaimana konsep anastesi pada

umumnya . Demi mewujudkan makalah ini yang lebih baik diharapkan saran

yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini.

1
4
DAFTAR PUSTAKA

Eprint.poltekkesjogja.ac.id : Pengertian Anastesi menurut ahli


Perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id : Pengertian Anastesi menurut ahli (di akses
pada tanggal 05 April 2022 pukul 13.30)
Brunton, L. 2011. Goodman & Gilman’s The Pharmacological Basis of
Therapeutics 12 th Edition. Mc Graw Hill. ISBN 978- 0-07-176939-6 (E-
book)
Wennervirta Johanna. Measurements of adequacy of anesthesia and level of
consciousness during surgery and intensive care. University of Helsinki
Finland : 2010
Mashour, G.A, Forman, S.A., Campagna, J.A. Mechanisms of general anesthesia:
from molecules to mind. Best Pract. Res. Clin. Anaesthesiol. 2005, 19,
349-364.
Alkire MT, Hudetz AG and Tononi G. Consciousness and anesthesia. Science 322:
876-80, 2008. Mangku, dr, Sp. An. KIC & Senapathi, dr, Sp. An., 2010.
Buku Ajar Ilmu Anestesi dan Reanimasi. Jakarta: PT. Indeks.
Latief, S.A., Suryadi, K.A. & Dachlan, M.R. Eds. Petunjuk Praktis Anestesiologi.
2nd ed. Bagian Anestesiologi dan terapi Intensif FKUI. Jakarta; 2017, Hal :
4647
S.M, Darto. & Thaib, R. Obat Anestetik Intraavena. Dalam: Anestesioogi,
Muhiman, M., Thaib, R. Eds. Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif
FKUI. Jakarta; 2010, hal : 65-71 Potter & Perry. (2010). Buku ajar
fundamental keperawatan: konsep, proses, dan

praktik (Fundamental of nursing: concept, process, and practice). Edisi 4.


Volume 2. Jakarta: EGC.

1
5

Anda mungkin juga menyukai