ANASTESI UMUM
Dosen Pembimbing:
Disusun Oleh:
Kelompok 19
TINGKAT 1 REGULER B
Puji syukur alhamdulillah saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan nikmat, taufik serta hidayah-Nya yang sangat besar sehingga kami pada
akhirnya bisa menyelesaikan Makalah Farmakologi tentang Anastesi Umum tepat pada
waktunya.
Semoga Makalah Farmakologi yang telah kami susun ini turut memperkaya ilmu serta
bisa menambah pengetahuan dan wawasan. Kami juga menyadari bahwa Makalah yang telah
dibuat masih memiliki banyak kekurangan. Maka dari itu kami mengharapkan saran serta
masukan demi meperbaiki makalah Farmakologi ini agar dapat diperbaiki untuk lebih baik
lagi.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Sejarah................................................................................................................ 2
BAB VI PENUTUP
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Definisi
dilakukan pembedahan dan berbagai prosedur lain yang menimbulkan rasa sakit,
dalam hal ini rasa takut perlu ikut dihilangkan untuk menciptakan kondisi optimal
Lokal, yang membuat mati rasa bagian tubuh yang akan diambil tindakan.
Anestesi umum (general anestesi) atau bius total disebut juga dengan nama
disebabkan oleh agen anestetik dengan kehilangan sensasi nyeri di seluruh tubuh.
Anestesi berarti suatu keadaan dengan tidak ada rasa nyeri bisa juga disebut sebagai
suatu keadaan yang ditandai dengan hilangnya persepsi terhadap semua sensasi akibat
induksi obat. Dalam hal ini, selain hilangnya rasa nyeri, kesadaran juga hilang.
umum terdapat beberapa teknik yang dapat dilakukan adalah anestesi umum
dengan teknik intravena anestesi dan anestesi umum dengan inhalasi yaitu
dengan face mask (sungkup muka dan dengan teknik intubasi yaitu pemasangan
endotrecheal tube atau dengan teknik gabungan keduanya yaitu inhalasi dan intravena
(Latief, 2007).
1
Anestesi umum biasanya dimanfaatkan untuk tindakan operasi besar yang
memerlukan ketenangan pasien dan waktu pengerjaan lebih panjang, misalnya pada
kasus bedah jantung, pengangkatan batu empedu, bedah rekonstruksi tulang, dan lain-
Obat anestesi umum terdiri atas golongan senyawa kimia yang heterogen,
yang mendepresi SSP secara reversibel dengan spektrum yang hampir sama dan dapat
dikontrol. Obat anastesi umum dapat diberikan secara inhalasi dan secara intravena.
Obat anastesi umum yang diberikan secara inhalasi (gas dan cairan yang mudah
dan isofluran. Obat anastesi umum yang digunakan secara intravena, yaitu
1.2 Sejarah
Eter ([CH3CH2]2O) adalah salah satu zat yang banyak digunakan sebagai
anestesi dalam dunia kedokteran hingga saat ini. Eter ditemukan seorang
ahli kimia berkebangsaan Spanyol, Raymundus Lullius pada tahun 1275. Lullius
menamai eter "sweet vitriol". Eter pertama kali disintesis Valerius Cordus, ilmuwan
dari Jerman pada tahun 1640. Kemudian seorang ilmuwan bernama W.G.
Frobenius mengubah nama "sweet vitriol" menjadi eter pada tahun 1730. Sebelum
penemuan eter, Priestly menemukan gas nitrogen-oksida pada tahun 1777, dan
berselang dua tahun dari temuannya itu, Davy menjelaskan kegunaan gas nitrogen-
2
Sebelum tahun 1844, gas eter maupun nitrogen-oksida banyak digunakan
untuk pesta mabuk-mabukan. Mereka menamai zat tersebut "gas tertawa", karena efek
dari menghirup gas ini membuat orang tertawa dan lupa segalanya.
dunia kedokteran sebenarnya sudah dimulai Horace Wells sejak tahun 1844.
Morton adalah sesama dokter gigi yang sempat buka praktik bersama Horace
Wells pada tahun 1842. Ia lahir di Charlton, Massachusetts, Amerika Serikat pada
tanggal 9 Agustus 1819. Pada usia 17 tahun, ia sudah merantau ke Boston untuk
tahun 1844 untuk memperoleh gelar dokter. Namun karena kesulitan biaya, tidak ia
teruskan. Pada tahun yang sama, ia menikah dengan Elizabeth Whitman dan kembali
palsu serta cabut gigi. Suatu pekerjaan yang membutuhkan cara menghilangkan rasa
sakit.
kepada Charles Jackson, seorang ahli kimia ternama di sekolah kedokteran Harvard.
3
Morton menemukan efek bius eter lebih kuat dibanding gas nitrogen-oksida.
pembedahan di rumah sakit umum Massachusetts. Saat pasien dokter Warren telah
siap, Morton mengeluarkan gas eter (atau disebutnya gas letheon) yang telah dikemas
dalam suatu kantong gas yang dipasang suatu alat seperti masker. Sesaat pasien yang
mengidap tumor tersebut hilang kesadaran dan tertidur. Dokter Warren dengan sigap
mengoperasi tumor dan mengeluarkannya dari leher pasien hingga operasi selesai
kedokteran. Demonstrasi Morton berhasil dengan baik dan memicu penggunaan eter
sebagai anestesi secara besar-besaran. Revolusi pembedahan dimulai dan eter sebagai
anestesi dipakai hingga saat ini. Ia bukanlah yang pertama kali menggunakan
anestesia, namun berkat usahanyalah anestesia diakui dunia kedokteran. Wajar jika
Morton masuk dalam 100 orang paling berpengaruh dalam sejarah dunia dalam buku
Di balik kesuksesan zat anestesi dalam membius pasien, para penemu dan
penggagas zat anestesi telah terbius ketamakan mereka untuk memiliki dan
mendapatkan penghasilan dari paten anestesi yang telah digunakan seluruh dokter di
mengklaim zat anestesi adalah hasil penemuannya. Di tempat berbeda, seorang dokter
bernama Crawford W. Long telah menggunakan eter sebagai zat anestesi sejak
4
dokter dan ilmuwan yang awalnya adalah tiga sahabat itu mulai besar kepala, dokter
dunia bahwa zat anestesi merupakan hasil temuannya. Morton selama dua puluh tahun
paten Amerika Serikat (U.S. Patent No. 4848, November 12, 1846). Ketika
tahun 1847 dunia kedokteran mengetahui, zat yang digunakan adalah eter yang telah
digunakan sejak abad 16, Morton tidak memiliki dasar hukum yang kuat untuk
mendapat keuntungan dari patennya. Jackson juga mengklaim, dirinya juga berhak
Monthyon yang bernilai 5.000 frank pada tahun 1846, Morton menolak untuk
pribadi. Sementara itu, Wells mencoba eksperimen dengan zat lain (kloroform)
mengklaim patennya. Ia mulai stres dan tidak memedulikan lagi klinik giginya.
Morton meninggal tanggal 15 Juli 1868 di usia 49 tahun di Rumah Sakit St.
Luke's, New York. Begitu juga dengan Jackson yang meninggal dalam
keadaan gila dan Wells yang meninggal secara mengenaskan dengan cara bunuh
2005).
1.3 Patofisiologi
5
Stadium I (Stadium Analgesia)
Stadium induksi atau eksitasi volunter, dimulai dari pemberian agen anestesi
nafas dan pulsus, dilatasi pupil, dapat terjadi urinasi dan defekasi. Penderita tetap
tersebut,tetapi refleks dan otonomik jadi tidak teratur serta kontrol respirasi
bronkus,spasme laring. Pada stadium II terjadi eksitasi dan gerakan yang tidak
Penderita tidak sadar dan tidak memiliki refleks nyeri. Ditandai paling sering
dengan adanya relaksasi otot rangka, tetapi respirasi teratur dan tekanan darah dapat
Plane I yang ditandai dengan pernafasan yang teratur dan terhentinya anggota
gerak. Tipe pernafasan thoraco-abdominal, refleks pedal masih ada, bola mata
6
Plane II, ditandai dengan respirasi thoraco-abdominal dan bola mata ventro
Plane III, ditandai dengan respirasi regular, abdominal, bola mata kembali ke
tengah dan otot perut relaksasi. Stadium IV (paralisis medulla oblongata atau
overdosis),ditandai dengan paralisis otot dada, pulsus cepat dan pupil dilatasi. Bola
mata menunjukkan gambaran seperti mata ikan karena terhentinya sekresi lakrimal
(Munaf, 2008).
tekanan darah yang berat. Tanpa ventilasi mekanik dan bantuan farmakologi terhadap
7
BAB II
Obat anastesi umum bekerja meningkatkan ambang rangsang sel neuron terhadap
pencetus (firing) impuls menyebabkan aktivitas neuron tersebut menurun. Obat anastesi
natrium berdasarkan interaksi molekulnya dengan matriks membran lipid, dan dengan bagian
neuron berbagai area di dalam otak.Anestesi inhalasi digunakan gas dan cairan bius yang
masing-masing sangat berbeda dalam kecepatan induksi, aktivitas, sifat melemaskan otot
Untuk mendapatkan reaksi yang cepat pada pemulaan, harus diberikan dengan
dosis tinggi, yang kemudian diturunkan sampai hanya sekadar memelihara keseimbangan
anestesi intravena adalah kemungkinan untuk dapat lebih cepat mengubah kedalaman
tidak dimetabolisasikan oleh tubuh, karena tidak bereaksi secara kimiawi dengan zat-zat
protein SSP dapat membentuk hidrat dengan air yang bersifat stabil.
(kecepatan induksi anastesi) dalam otak ditentukan oleh banyak faktor, antara lain adalah
8
sifat kelarutan,kadarnya dalam udara inspirasi, kecepatan ventilasi paru, aliran darah paru,
dan perbedaan kadar obat anastesi antara darah arteri dan vena campuran.
Beberapa obat digunakan secara intravena (baik sendiri atau dikombinasikan dengan
obat lain) untuk menimbulkan anastesi, atau sebagai komponen anastesi berimbang, atau
untuk menenangkan pasien di unit rawat darurat yang memerlukan bantuan napas buatan
kerja anestesi yang lebih cepat dibandingkan terhadap senyawa gas inhalasi yang terbaru,
anestesi.Kecepatan pemulihan pada sebagian besar senyawa intravena juga sangat cepat.
umum dibawah pengaruh protein SSP dapat membantu hidrat dengan air yang bersifat
stabil.Hidrat gas ini mungkin dapat merintangi transmisi rangsangan di sinaps dan dengan
2.2.1 Propofol
Propol relative selektif dalam mengatur reseptor GABA dan tampaknya tidak
mengatur ligand-gate ion channel lainnya. Propofol dianggap memiliki efek sedative
hipnotik melalui interaksinya denghan reseptor GABA. GABA adalah salah satu
post sinaps dan menghambat fungsi neuron post sinaps. Interaksi propofol (termasuk
9
menurunkan neurotransmitter penghambat. Ikatan GABA meningkatkan durasi
2.2.2 Benzodiazepin
(GABA). Reseptor GABA merupakan protein yang terikat pada membran dan
dibedakan dalam dua bagian besar sub-tipe, yaitu reseptor GABAA dan reseptor
GABAB. Reseptor ionotropik GABAA, terdiri dari lima atau lebih subunit (bentuk
majemuk dari α, β, dan γ subunit) yang membentuk suatu reseptor kanal ion klorida
Sebaliknya reseptor GABAB yang terdiri dari peptida tunggal dengan tujuh daerah
GABAA (reseptor kanal ion klorida kompleks), sedangkan GABA berikatan pada
potensial elektrik sepanjang membran sel dan menyebabkan sel sukar tereksitasi. Efek
klinis berbagai benzodiazepin tergantung pada afinitas pada ikatan obat masing-
masing pada kompleks saluran ion, yaitu kompleks GABA reseptor dan klorida.
2.2.3 Ketamin
Aspartat (NMDA). Ketamin juga memiliki efek pada reseptor lain termasuk reseptor
10
natrium sensitive voltase. Tidak seperti propofol dan etomide, katamin memiliki efek
lemah pada reseptor GABA. Mediasi inflamasi juga dihasilkan local melalui
penekanan pada ujung saraf yang dapat mengaktifasi netrofil dan mempengaruhi
aliran darah. Ketamin mensupresi produksi netrofil sebagai mediator radang dan
2.2.4 Barbiturat
menyebabkan hambatan pada reseptor GABA pada sistem saraf pusat, barbiturat
menekan sistem aktivasi retikuler, suatu jaringan polisinap komplek dari saraf dan
pusat regulasi, yang beberapa fungsi vital termasuk kesadaran. Pada konsentrasi
klinis, barbiturat secara khusus lebih berpengaruh pada sinaps saraf dari pada akson.
11
BAB III
FARMAKOKINETIK
Dalamnya anestesi ditentukan oleh konsentrasi anestetik didalam susunan saraf pusat.
Kecepatan pada konsentrasi otak yang efektif (kecepatan induksi anestesi) bergantung pada
tersebut menentukan perbedaankecepatan transfer anestetik inhalasi dari paru kedalam darah
serta daridarah keotak dan jaringan lainnya. Faktor-faktor tersebut juga turut mempengaruhi
ANASTESI INHALASI
Tercapainya konsentrasi obat anestetik yang adekuat dalam otak untuk menimbulkan
anestesi memerlukan transfer obat anestetik dari udara alveolar kedalam darah dan otak.
konsentrasinya dalam udara yang dihisap, laju ventilasi paru, aliran darah paru, dan
perbedaan gradian konsentrasi(tekanan parsial) obat anestesi antara darah arteri dan
ANASTESI INTRAVENA
Digunakan secara intravena dan bersifat lipofilik dimana 98% terikat protein plasma,
eliminasi dari obat ini terjadi di hepar menjadi suatu metabolit tidak aktif. Kelarutan lemak
yang tinggi dari propofol menyebabkan onset kerjanya yang cepat yang hampir sama
12
cepatnya dengan thiopental tersadar setelah pemberian dosis tunggal juga cepat akibat paruh
waktu distribusinya yang sangat cepat (2-8 menit). Dosis induksi cepat menyebabkan sedasi
(rata - rata 30 – 45 detik) dan kecepatan untuk pulih juga relatif singkat. Satu ampul 20ml
mengandung propofol 10mg/ml. Popofol bersifat hipnotik murni tanpa disertai efek analgetik
3.1.1 Propofol
cepat. Waktu yang diperlukan dari saat pertama kali diberikan bolus sampai pasien
terbangun (waktu paruh) sangat singkat yaitu 2-8 menit. Propofol mengalami
distribusi yang cepat dan luas juga dimetabolisme dengan cepat. Pada propofol
3.1.2 Benzodiazepin
lemak : air yang tinggi; namun sifat lipofiliknya daoat bervariasi lebih dari 50 kali,
benzodiazepine.
obat ini cepat mengalami dekarboksilasi dalam cairan lambung menjadi N-desmetil-
oral, kadar puncak benzodiazepin plasma dapat dicapai dalam waktu 0,5-8 jam.
3.1.3 Ketamin
13
Ketamin diabsorbsi dengan cepat setelah pemberian intramuskular, walaupun
pada dasarnya dapat diberikan baik secara intravena maupun intramuskular. Ketamin
didistribusi secara cepat, memasuki sistem saraf pusat dan menembus plasenta.
3.1.4 Barbiturat
untuk induksi anastesi umum pada orang dewasa dan anak-anak. Barbiturat secarra
oral diabsorpsi cepat dan sempurna dari lambung dan usus halus ke dalam darah.
selanjutnya akan diikat oleg jaringan saraf dan jaringan lain yang kaya akan
veskularisasi, secara perlahan akan mengalami difusi kedalam jaringan lain seperti
hati, otot, dan jaringan lemak. Setelah terjadi penurunan konsentrasi obat dalam
plasma terutama karena redistribusi obat dari otak ke dalam jaringan lemak.
3.1.5 Droperidol
Penurunan awal konsentrasi plasma droperidol dimuali pada saat obat mulai
14
3.2 Metabolisme
ANASTESI INTRAVENA
3.2.1 Propofol
dan sulfat untuk menghasilkan senyawa aktif yang larut dalam air. Metabolisme
hepatik cepat dan luas, menghasilkan sulfat yang tidak aktif dan larut dalam air serta
3.2.2 Benzodiazepin
secara cepat oleh enzim cytochrome P-450 (CYP3A4) hati dan usus halus menjadi
yang substansial apabila konsentrasinya tinggi, seperti yang ditemukan pada pasien-
pasien gagal ginjal yang mendapat terapi midazolam intravena dalam waktu yang
lama. Pada pasien-pasien seperti itu, metabolit glucoronide memiliki efek sedatif yang
15
erythromycin, calcium channel blocker, obat-obatan anti-jamur) sehingga kita tidak
bisa memperkirakan efek depresi SSP dari midazolam. Enzim cytochrome P-450 3A
pembersihan midazolam oleh hati dapat dihambat oleh fentanyl yang diberikan
Secara umum, laju bersihan hati dari midazolam adalah sekitar lima kali lebih
besar jika dibandingkan dengan lorazepam dan sepuluh kali lebih besar jika
3.2.3 Ketamin
penting adalah demetilasi ketamin oleh enzim sitokrom P-450 menjadi norketamin.
intravena, kurang dari 4% dosis ketamin dapat ditemukan dalam air seni tanpa
3.2.4 Barbiturat
3.2.5 Droperidol
hanya memliki satu metabolit utama, yaitu reduced-haloperidol yang kurang aksi
16
ANASTESI INHALASI
hampir sama. Singkatnya, paparan [pada sirkulasi pulmo memberikan lebih cepatnya obat ke
darah arteri daripada melalui jalur intravena. Ilmu yang mempelajari hubungan antara dosis
obat, konsentrasi jaringan dan waktu yang diperlukan dinamakan farmakokinetik (bagaimana
reaksi tubuh terhadap obat). Ilmu yang mempelajari aksi obat,termasuk toksisitasnya,disebut
3.3 Ekskresi
3.3.1 Propofol
3.3.2 Benzodiazepin
urin dalam bentuk sulfat dan konjugat glukoronida. Rata-rata kecepatan waktu
pemberisihan dalam tubuh manusia dewasa adalah 20-30 ml/menit. Dengan dosis
eliminasi.
3.3.3 Ketamin
17
3.3.4 Barbiturat
3.3.5 Droporidol
Ekskresi droporidol melalui bilier, sekitar 30% melalui urin 15% melalui
feses.
ANASTESI INHALASI
Hilangnya efek anestesi tergantung rendahnya konsentrasi zat anestesi dalam jaringan
otak. Zat anestesi di eliminasi melalui biotransformasi, hilang lewat transkutaneus atau
menyebabkan jumlah halotan lebih cepat tereliminasi..Sitokrom P45 dari kelompok isoenzim
punyaperanan penting dalam metabolisme bebrapa zat anestesi.Difusi melalui kulit tidak
begitu nyata. Jalur utama yang penting adalah lewat alveoli. Banyak faktor dimana induksi
cepat juga pulihsadarnya cepat; eliminasi rebreathing, aliran gas segar tinggi, volume sirkuit
tinggi dan meningkatnya ventilasi.Eliminasi nitros okside scara cepat dengan oksigen dan
gas, konsentrasinya menurun secara cepat pada organ dengan perfusi tinggi (memiliki banyak
pembuluh darah), seperti SPP, jantung, paru, hati, dan ginjal. Pada jaringan dengan perfusi
rendah (misal lemak dan otot rangka) kadarnya akan menurun secara perlahan.
Potensi obat anastesi ditentukan oleh konsentrasi alveolar minimum (KAM), yaitu
jumlah anastesi yang dibutuhkan untuk menginduksi imobilitas yang menyertai suatu
18
perangsang yang merusak pada 50% individu. Setiap obat anastesi memiliki nilai KAM yag
berbeda.
anestetik dari otak setelah konsentrasi obat anestesi yang diisap menurun. Banyaknya proses
transfer obat anestesi selama waktu pemulihan sama dengan yang terjadi selama
paru, besarnya ventilasi, serta kelarutan obat anestesi dalam jaringan darah serta dalamnya
19
BAB IV
FARMAKODINAMIK
Kerja neurofisiologik yang penting pada obat anestesi umum adalah dengan
penurunan aktivitas neuronal. Obat anestetik inhalasi seperti juga intravena barbiturate dan
benzodiazepine menekan aktivitas neuron otak sehingga akson dan transmisisi naptik tidak
bekerja. Kerja tersebut digunakan pada transmisi aksonal dan sinaptik, tetapi proses sinaptik
lebih sensitive dibandingkan efeknya. Mekanisme ionik yang diperkirakan terlibat adalah
bervariasi. Anestetik inhalasi gas telah dilaporkan menyebabkan hiperpolarisasi saraf dengan
aktivitas aliran K+, sehingga terjadi penurunan aksi potensial awal,yaitu peningkatan ambang
rangsang.
Mekanisme molecular dengan anestetik gas merubah aliran ion pada membran
neuronal belumlah jelas. Efek ini dapat menghasilkan hubungan interaksi langsung antara
molekul anestetik dan tempat hidrofobik pada saluran membrane protein yang spesifik.
Mekanisme ini telah diperkenalkan pada penelitian interaksi gas dengan saluran
keadaantertutup. Interpretasi alternatif, yang dicoba untuk diambil dalam catatan perbedaan
struktur yangnyata diantara anestetik, memberikan interaksi yangkurang spesifik pada obat
ini dengan dengan membran matriks lipid, dengan perubahan sekunder pada fungsi saluran.
4.1 Indikasi
1. Berpotensi gagal dalam mendapatkan kerja sama dengan pasien, terutama pasien
3. Anak – anak
4. Pembedahan lama
20
5. Pembedahannya luas atau ekstensif memiliki riwayat alergi terhadap anestesi lokal
Kontra indikasi mutlak dilakukan anestesi umum yaitu dekompresi kordis derajat III –
IV, AV blok derajat II – total (tidak ada gelombang P). Kontra indikasi relatif berupa
hipertensi berat/tak terkontrol (diastolik >110), DM tak terkontrol, infeksi akut, sepsis, GNA.
Tergantung pada efek farmakologi pada organ yang mengalami kelainan. Pada pasien dengan
gangguan hepar, harus dihindarkan pemakaian obat yang bersifat hepatotoksik. Pada pasien
dengan gangguan jantung, obat – obatan yang mendepresi miokard atau menurunkan aliran
koroner harus dihindari atau dosisnya diturunkan. Pasien dengan gangguan ginjal, obat –
obatan yang diekskresikan melalui ginjal harus diperhatikan. Pada paru, hindarkan obat yang
memicu sekresi paru, sedangkan pada bagian endokrin hindari obat yang meningkatkan kadar
gula darah, obat yang merangsang susunan saraf simpatis pada penyakit diabetes basedow
a. Benzodiazepin
atau injeksi, opioid, dan agonis α-2. Dosis anestetik inhalan dan injeksi dapat
21
benzodiazepine, terutama midazolam, dapat mem-potensiasi efek depresan
hingga tiga kali lipat prolongasi dan intensifikasi efek tersebut. Heparin dapat
opioid dan diazepam menurunkan tekanan darah arteri dan tahanan vaskuler
volatile.
b. Opioid
benzodiazepin, dan depresan sistem saraf pusat lain dapat memiliki efek
c. Droperidol
d. Barbiturat
22
Media kontras, sulfonamide dan obat lainnya yang berikatan dengan
protein yang sama seperti thiopental akan meningkatkan jumlah obat bebas
e. Ketamin
pada pasien yang dianestesi dengan halotan atauanestetik volatil lain. Litium
f. Propofol
menghasilkan efek sinergistik (seperti onset yang lebih cepat dan dosis total
Gas inhalasi adalah arus utama anestesi dan digunakan terutama untuk
mempunyai manfaat yang yang tidak didapatkan pada anestesi intravena, karena
kedalam ananestesi dapat diubah dengan cepat dengan mengubah konsentrasi gas
anestesi. Anestesi inhalasi juga reversible, karena hampir semuanya dengan cepat di
23
Obat Anestesi Inhalasi
a. Nitros Oxide
poten lkaiin. Penambahan N2O menurunkan konsumsi agen lain (65% N2O
b. Halothan
c. Isofluran
d. Desfluran
e. Sevofluran
Dari semua obat anestesi inhalasi yang tersedia, nitrogen oksida, desfluran, dan
isofluran paling banyak dipergunakan di Amerika Serikat. Walaupun jarang digunakan pada
24
orang dewasa, halotan banyak dipergunakan untuk anestesi pada anak. Nitrogen oksida tidak
mempunyai kekuatan yang cukup untuk menimbulkan efek anestesi apabila diberikan
tersendiri.
ataupun kombinasi dengan anestesi intravena untuk menimbulkan efek anestesi total.
boleh dipergunakan pada anestesi yang lama karena sifat nefrotoksiknya, yang digambarkan
diatas. Kloroform sudah tidak dipergunakan lagi karena sifat hepatoksisitasny. Walaupun
siklopropan dan dietileter merupakan obat anestetik yang paling umum digunakan sebelum
tahun 1960, sekarang sudah jarang digunakan lagi karena mudah terbakar dan meledak.
Obat-obatan anestesi yang umum dipakai pada pembiusan total adalah N2O,
halotan, enfluran, isofluran, sevofluran, dan desfluran.Obat anestesi umum yang ideal
haruslah tidak mudah terbakar, tidak meledak, larut dalam lemak, larut dalam darah,
tidak meracuni organ (jantung, hati, ginjal), efek samping minimal, tidak
halogen).
d) Nyeri tenggorokan.
25
e) Sakit kepala.
halotan, enfluran dan isofluran. Efek ini paling ringan pada N2O dan eter.
Efek ini juga ditimbulkan oleh eter, tetapi karena eter juga merangsang sistem
pasca-bedah.
efek samping anestesi yang terbaik adalah dengan penjelasan selengkap mungkin
terhadap pasien mengenai efek samping dan risiko yang mungkin terjadi, pemeriksaan
26
BAB V
SEDIAAN/KEMASAN DAN DOSIS
Efeksedatif*
BENZODIAZEPIN
Flurazepam Kapsul -
Temazepam Kapsul -
Triazolam Tablet -
BARBITURAT
HIPNOTIK SEDATIF
LAIN
27
Etklorvinol Kapsul 100-200, 2-3xd
Etinamat Kapsul -
Keterangan :
1. * Dosis dan jumlah pemberian tiap hari; dosis tidak berlaku untuk KLL
28
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
untuk sementara, sehingga operasi atau prosedur lain yang menyakitkan dapat
dilakukan.
. Anestesi umum atau pembiusan umum adalah kondisi atau prosedur ketika pasien
menerima obat untuk amnesia, analgesia, melumpuhkan otot, dan sedasi. Kerja obat
anastesi, yaitu apabila obat anestesi inhalasi, dihirup bersama-sama udara inspirasi
masuk ke dalam saluran pernafasan, didalam alveoli paru akan berdifusi masuk
kedalam sirculasi darah. Demikian pula yang disuntikkan secara intramuskular, obat
tersebut akan diabsorbsi masuk kedalam sirkulasi darah. Setelah masuk kedalam
sirkulasi darah obat tersebut akan menyebar kedalam jaringan. Dengan sendirinya
jaringan yang kaya pembuluh darah seperti otak atau organ vital akan menerima obat
lebih banyak dibandingkan jaringan yang pembuluh darahnya sedikit seperti tulang
atau jaringan lemak .Kerja obat anastesi juga tergantung jenis obatnya, dimana
didalam jaringan sebagian akan mengalami metabolisme, ada yang terjadi di hepar ,
ginjal atau jaringan lain. Eksresi bisa melalui ginjal ,hepar, kulit, atau paru-paru.
Eksresi bias dalam bentuk asli atau hasil metabolismenya. N2O dieksresi dalam
6.2 Saran
anestesi umum dananestesi lokal sehingga materi yang disampaikan dan dimengerti
29
dalam farmakologi dapat diterima dengan baik. Apabila penggunaan nya atau pun
penggunaan obat secara universal ini disalahgunakan, tentulah akibat burukyang akan
di dapat di akhri eksperimen kita sebagai orang awam yang tak tahu apapuntentang
30
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA
Anestesiologi
Farmakologi
Jakarta : EGC.
31