Disusun Oleh:
3C/S1 Keperawatan
A. PENGERTIAN ANESTESI
Pengertian Anestesi merupakan suatu tindakan untuk menghilangkan
rasa sakit ketika dilakukan pembedahan dan berbagai prosedur lain yang
menimbulkan rasa sakit.
Anestesi adalah tindakan menghilangkan rasa sakit ketika dilakukan
pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit
pada tubuh (Majid, dkk 2011). Anestesi umum dapat didefinisikan sebagai
suatu depresi dari SSP (Sistem saraf pusat) yang menyeluruh akan tetapi
bersifat reversible, yang mengakibatkan hilangnya respon dan persepsi
terhadap semua rangsang dari luar (Goodman & Gilman, 2012).
Anestesi merupakan suatu tindakan untuk menghilangkan rasa sakit
ketika dilakukan pembedahan dan berbagai prosedur lain yang
menimbulkan rasa sakit, dalam hal ini rasa takut perlu ikut dihilangkan
untuk menciptakan kondisi optimal bagi pelaksanaan pembedahan
(Sabiston, 2011).
Anestesi adalah suatu tindakan menghilangkan rasa sakit atau nyeri
ketika melakukan tindakan pembedahan dan berbagai prosedur lainya
yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh (Amarta, 2012). Anestesi dibagi
menjadi dua, anestesi umum dan anestesi lokal. Anestesi umum adalah
suatu kondisi yang ditandai dengan hilangnya persepsi terhadap semua
sensasi akibat induksi obat, dalam hal ini selain hilangnya rasa nyeri dan
kesadaran juga hilang (Sriwijaya, 2008).
Anestesi lokal merupakan hilangnya sensasi rasa sakit dengan cara
aplikasi atau injeksi obat anestesi yang dapat menghambat konduksi saraf
(terutama nyeri) secara sementara pada daerah tertentu di bagian tubuh
tanpa disertai dengan hilangnya kesadaran (Hasanah, 2015). Anestesi
lokal dalam bidang kedokteran gigi, secara umum diindikasi untuk
berbagai tindakan bedah yang dapat menimbulkan rasa sakit yang tidak
dapat tertahankan oleh pasien (Putri, 2015)
B. TUJUAN ANESTESI
Anestesi sendiri berarti hilangnya rasa atau sensasi di tubuh, dan jenisnya
ada bermacam-macam. Cara kerja anestesi adalah dengan menghentikan
atau memblokir sinyal saraf dari pusat rasa sakit yang akan dirasakan
pasien selama operasi atau ketika menjalani prosedur medis tertentu.
untuk membantu pasien tidak merasa sakit selama prosedur medis
dilakukan. Anestesi sering juga disebut sebagai bius dan dapat diberikan
melalui berbagai cara, mulai dari disuntik, dihirup, hingga dioles. Obat
yang digunakan selama proses anestesi akan membuat saraf mati rasa
untuk sementara waktu.
Secara klinis, tujuan pemberian anestesi ialah untuk mencapai tekanan
parsial yang adekuat dari obat anestesi tersebut di dalam otak, sehingga
didapatkan efek yang diinginkan. Efek ini bervariasi tergantung dari daya
kelarutan dan tekanan parsial obat anestesi tersebut dalam jaringan,
sedangkan daya kelarutan untuk obat anestesi tertentu dianggap konstan
(Mangku dan Senapathi, 2010).Menurut Latif A S, 2002, bahwa sebelum
anestesi diberikan, perlu adanya persiapan-persiapan yang meliputi:
anamnesis pasien, pemeriksaan fisik dan laboratorium jika ada indikasi,
kebugaran pasien, klasifikasi status fisik, makan dan minum terakhir,
serta premedikasi.Untuk itu perlu pemilihan obat yang rasional dan
teknik anestesi yang tepat bagi pasien (Latif A S, 2002).
C. MACAM-MACAM ANESTESI
1. Anastesi regional atau anastesi local berarti hilangnya sensasi rasa nyeri
pada suatu bagian tertentu dari tubuh tanpa disertai hilangnya
kesadaran. Sedangkan istilah anastesi local adalah hilangnya semua
sensasi sensoris, yaitu sensasi rasa nyeri, raba, tekan, dan suhu pada
suatu daerah setempat dari tubuh. Anestesi regional adalah penggunaan
anestesi yang mengurangi sensasi di bagian tubuh tertentu. Dengan
mematikan rasa di area operatif, anestesi regional memungkinkan pasien
menjalankan operasi atau prosedur lainnya dalam keadaan sadar.
Komplikasi pada sistem pernapasan yang berhubungan dengan
penggunaan anestesi umum, sering kali tidak ditemukan pada
penggunaan anestesi regional, karena tidak membutuhkan ventilasi
mekanik. Manfaat lain dari anestesi regional adalah pasien dapat beralih
ke perawatan lanjutan lebih cepat dan lebih efisien, karena pasien dapat
mengatur pernapasannya sendiri. (Pincus, 2019)
2. Anestesi umum adalah menghilangkan kesadaran dengan pemberian
obat-obat tertentu, tidak merasakan sakit walaupun diberikan
rangsangan nyeri dan bersifat reversible.
Anestesi ini ada 2 macam tekhnik , yaitu anestesi inhalasi dan anestesi
intravena. Anestesi inhalasi adalah memasukan obat dalam bentuk gas ke
paru-paru dibantu dengan alat selang endotrakeal, LMA, atau ditutup
dengan sungkup/masker. Sedangkan anestesi intravena yaitu obat
anestesi dimasukkan melalui injeksi intravena.
D. SEJARAH ANESTESI
Pada tanggal 16 Oktober 1846, seorang dokter gigi bernama William T.G
Morton secara meyakinkan mendemonstrasikan daya anestesi yang
dimiliki oleh diethyl ether, dihadapan beberapa orang dokter yang
skeptis, pada suatu pembedahan yang singkat di rumah sakit umum
Massachusetts. Akan tetapi hasil dari pertemuan ini menghasilkan tujuan
untuk mencari keuntungan semata. Morton menyembunyikan dan
menetapkan hak paten penemuannya, padahal pada saat yng sama ada
seorang dokter gigi dan dua dokter lain yang mengklaim bahwa merekalah
yang menemukan khasiat anestesi dari diathyl eter. Persaingan diantara
mereka menyebabkan terjadinya tuduh menuduh yang berlangsung lama dan
menimbulkan perdebatakn sehingga dibentuklah suatu konggres untuk
menyelesaikan masalah tersebut. Dalam tempo bebrapa bulan setelah
penemuan tersebut, tindakan anestesi untuk pembedahan dengan cepat
menjadi populer. Namun tidak lama kemudian, karena kurangnya
pengetahuan tentang bahaya anestesi, hal ini menyebabkan terjadinya
berbagai kecacatan dan kemaian, sehingga orang menjadi takut dan
menolak terhadap tindakan pembedahan.
F. GEJALA AWNWRES
1. Berteriak atau berkelahi dengan keluarga dan teman-teman.
2. Delusi, paranoia, atau halusinasi.
3. Kehilangan kemampuan untuk berkonsentrasi.
4. Ketakutan, kekhawatiran, atau perasaan bersalah yang selalu
menghantui.
5. Ketidakmampuan untuk mengatasi stres atau masalah sehari-hari.
6. Marah berlebihan dan rentan melakukan kekerasan.
7. Memiliki pengalaman dan kenangan buruk yang tidak dapat dilupakan.
8. Memiliki pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain.
9. Menarik diri dari orang-orang dan kegiatan sehari-hari.
10. Mendengar suara atau mempercayai sesuatu yang tidak benar.
11. Mengalami nyeri yang tidak dapat dijelaskan.
12. Mengalami perubahan suasana hati drastis yang menyebabkan masalah
dalam hubungan dengan orang lain.
13. Merasa bingung, pelupa, marah, tersinggung, cemas, kesal, khawatir, dan
takut yang tidak biasa.
14. Merasa sedih, tidak berarti, tidak berdaya, putus asa, atau tanpa harapan.
15. Merokok, minum alkohol lebih dari biasanya, atau bahkan menggunakan
narkoba.
16. Perubahan drastis dalam kebiasaan makan, seperti makan terlalu banyak
atau terlalu sedikit.
17. Perubahan gairah seks.
18. Rasa lelah yang signifikan, energi menurun, atau mengalami masalah
tidur.
19. Tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari seperti merawat anak atau
pergi ke sekolah atau tempat kerja.
20. Tidak mampu memahami situasi dan orang-orang.
DAFTAR PUSTAKA