Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.penyelesaian
makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak baik secara langsung maupun
tidak langsung,oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Ibu Suwanti,S.Si. T.,M.Kes selaku Dosen Mata Kuliah Farmakologi,


2. Rekan - rekan mahsiswa yang turut membantu dalam penyusunan
Makalah ini.

Makalah ini dibuat bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah
Farmakologi dengan Tema Obat Anastesi. Yang mana makalah ini Penulis sangat
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penulis merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kata anastesi berasal dari Bahasa Yunani yag berarti keadaan tanpa
rasa sakit. Anestesiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang mendasari
berbagai tindakan yang meliputi pemberian nastesi ataupun analgesi ,
pengawasan keselamatan pasien dioperasi atau tindakan lainnya, bantuan
hidup (resusitasi) perawatan intensif pasiengawat, pemeberian terapi inhalasi,
dan penanggulangannya nyeri menahun. Anestesidibagi menjadi 2 kelompok
yaitu Anestesi Lokal dan Anestesi Umum. Pada anestesilokal hilagnya rasa
sakit tanpa disertai hilangnya kesadaran, sedangkan pada anestesi umum
hilangnya rasa sakit disertai hilang kesadaran.
Usaha menekan rasa nyeri pada tindakan operasi dengan menggunakan
obat Telahdilakukan sejak zaman dahulu termasuk pemberian alcohol dan
opodium secara oral.Setiap obat anestesi mempunyai variasi tersendiri
bergantung pada jenis obat, dosisyang diberikan, dan keadaan secara klinis.
Anestetik yang ideal akan bekerja secaratepat dan baik serta mengembalikan
kesadaran dengan cepat segera sesudah pemberian dihentikan. Selain itu, batas
keamanan pemakaian harus cukup lebar dengan efek samping yang sangat
minimal. Tidak satu pun obat anestetik dapat memberikan efek yang
diinginkan tanpa disertai efek samping bila diberikan dosis secara tunggal.
Secara umum, obat-obatan anestesi terdiri dari obat pre-medikasi, obat
induksi anestesi, obat anestesi inhalasi, obat anestesi intravena, obat anestesi
lokal/regional, obat pelumpuh otot, analgesia opioid dan analgesia non-opioid.
Obat Anestesi dibagi menjadi dua kelompok yaitu anestesi umum dan anestesi
lokal Anestesi umum adalah hilang rasa sakit disertai hilangnya kesadaran.
Anestesi umum ini digunakan pada pembedahan dengan maksud mencapai
keadaan pingsan, merintangi rangsangan nyeri (analgesia), memblokir reaksi
refleks terhadap manipulasi pembedahan serta menimbulkan pelemasan otot
(relaksasi). Anestesi umum yang kini tersedia tidak dapat memenuhi tujuan ini
secara keseluruhan, maka pada anestesi untuk pembedahan umumnya
digunakan kombinasi hipnotika, analgetika, dan relaksansia otot. Sedangkan
anestesi lokal adalah obat yang digunakan untuk mencegah rasa nyeri dengan
memblok konduksi sepanjang serabut saraf secara reversibel. Anestesi lokal
umumnya digunakan dalam prosedur minor pada tempat bedah sehari. Untuk
menghilangkan rasa nyeri pasca-operasi maka dokter dapat memberi anestesi
lokal pada area pembedahan

A. Rumusan Masalah
1. Apa saja pengertian obat Anastesi ?
2. Apa saja macam-macam obat anastesi?
3. Bagaimana cara kerja/ khasiat obat anastesi ?
4. Apa saja indikasi dan kontra indikasi obat anastesi?
5. Berapa dosis yang digunakan obat anastesi ?
6. Bagaimana efek samping dan cara mengatasi ?

B. Tujuan
1. Untuk Mengetahui apa saja pengertian obat Anastesi
2. Untuk Mengetahui Apa saja macam-macam obat anastesi
3. Untuk Mengetahui Bagaimana cara kerja/ khasiat obat anastesi
4. Untuk Mengetahui Apa saja indikasi dan kontra indikasi obat anastesi
5. Untuk Mengetahui Berapa dosis yang digunakan obat anastesi
6. Untuk Mengetahui Bagaimana efek samping dan cara mengatasi
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Anestesi merupakan suatu keadaan hilangnya sensasi nyeri pada
individu yang disebabkan oleh obat anestesi atau intervensi medis lain yang
diberikan pada individu tersebut. Anestesi lokal bertujuan untuk
melumpuhkan syaraf sensibel secara lokal sehingga terjadi suatu keadaan
hilangnya sensasi tanpa hilangnya kesadaran pasien (Wiyatmi, 2014; Hasanah,
2015).
Anestesi berarti ; “pembiusan” berasal dari bahasa Yunani an- "tidak,
tanpa" dan  aesthētos, ”persepsi, kemampuan untuk merasa", secara umum
berarti suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan
pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada
tubuh. Istilah anestesi digunakan pertama kali oleh Oliver Wendel Holmes
Sr pada tahun 1846.
Sekarang ini usaha-usaha yang dilakukan untuk mengurangi atau
menghilangkan rasa sakit dengan penggunaan obat dalam prosedur
pembedahan telah dilakukan sejak zaman kuno, termasuk dengan pemberian
ethanol dan opium secara oral. Pembuktian ilmiah pertama dari penggunaan
obat anestesi untuk pembedahan dilakukan oleh William Morton di Boston
pada tahun 1846 dengan menggunakan diethyl eter. Sedangkan istilah anestesi
dikemukakan pertama kali oleh O.W. Holmes yang artinya tidak ada rasa
sakit. Anestesi yang dilakukan dahulu oleh orang Mesir menggunakan
narkotik, orang Cina menggunakan cannabis Indica dan pemukulan kepala
dengan tongkat kayu untuk menghilangkan kesadaran. Sehingga dengan
perkembangan teknologi obat anestesi berkembang pesat saat ini. Obat
anestesi adalah obat yang digunakan untuk menghilangkan rasa sakit dalam
bermacam-macam tindakan operasi (Kartika Sari, 2013).
Anestesi Umum adalah obat yang dapat menimbulkan anestesi yaitu
suatu keadaan depresi umum dari berbagai pusat di sistem saraf pusat yang
bersifat reversibel, dimana seluruh perasaan dan kesadaran ditiadakan
sehingga lebih mirip dengan keadaan pinsan. Anestesi digunakan pada
pembedahan dengan maksud mencapai keadaan pingsan, merintangi
rangsangan nyeri (analgesia), memblokir reaksi refleks terhadap manipulasi
pembedahan serta menimbulkan pelemasan otot (relaksasi). Anestesi umum
yang kini tersedia tidak dapat memenuhi tujuan ini secara keseluruhan, maka
pada anestesi untuk pembedahan umumnya digunakan kombinasi hipnotika,
analgetika, dan relaksasi otot (Kartika Sari, 2013).
General anastesi atau nastesi umum bertujuan untuk menghilangkan
nyeri, membuat tidak sadar, dan menyebabkan amnesia yang bersifat
reversible dan dapat diprediksi. Tiga pilar anastesi umum meliputi hipnotik
atau sedative, yaitu membuat pasien tertidur atau mengantuk/tenang,
analgegesia atau merasa sakit, rileksasi otot, yaitu kelumpuhan otot skelet, dan
stabilitas otonom anatar saraf simpatis dan parasimpatis (Pramono,2015).
Anestesi lokal adalah obat yang merintangi secara reversibel penerusan
impuls saraf ke sistem saraf pusat pada kegunaan lokal dengan demikian dapat
menghilangkan rasa nyeri, gatal-gatal, panas atau dingin (Kartika Sari, 2013).
Anestesi lokal menyebabkan hilangnya sensasi pada tempat yang
diinginkan (misalnya, adanya sel tumbuh pada kulit atau kornea mata). Obat
anestesi (misalnya, lidokain) menghambat konduksi saraf sampai obat
terdifusi ke dalam sirkulasi. Klien akan kehilangan rasa nyeri dan sentuhan,
aktivitas motorik, dan otonom (misalnya, penggosongan kandung kemih).
Anestesi lokal umumnya digunakan dalam prosedur minor pada tempat bedah
sehari. Untuk menghilangkan rasa nyeri pascaoperatif, dokter dapat memberi
anestesi lokal pada area pembedahan.
B. Macam – Macam Obat Anastesi
1. Anastesi Lokal
Pembiusan atau anestesi lokal biasa dimanfaatkan untuk banyak hal.
Misalnya, perawatan kecantikan seperti sulam bibir, sulam alis, dan
liposuction, kegiatan sosial seperti sirkumsisi (sunatan), mencabut gigi
geraham terakhir atau gigi berlubang, mengangkat mata ikan, hingga
merawat luka terbuka yang disertai tindakan penjahitan.
Anestesi lokal merupakan tindakan memanfaatkan obat bius yang cara
kerjanya hanya menghilangkan rasa di area tertentu yang akan dilakukan
tindakan. Caranya, mengin-jeksikan obat-obatan anestesi tertentu pada
area yang akan dilakukan sayatan atau jahitan. Obat-obatan yang
diinjeksikan ini lalu bekerja memblokade saraf-saraf tepi yang ada di area
sekitar injeksi sehingga tidak mengirimkan impuls nyeri ke otak. Anestesi
lokal ini bersifat ringan dan biasanya digunakan untuk tindakan yang
hanya perlu waktu singkat. Oleh karena efek mati rasa yang didapat hanya
mampu dipertahankan selama kurun waktu sekitar 30 menit seusai injeksi,
bila lebih dari itu, maka akan diperlukan injeksi tambahan untuk
melanjutkan tindakan tanpa rasa nyeri.
Macam-macam obat anastesi lokal :
a. Kokain (benzylmetilekgonin)
b. Benzokokain
c. Prokain: Novocaine,etokalin
d. Oksibuprokain (benoxinate, Novesin)
e. Tetrakain ( ametokain)
f. Lidokain: lignokain, xylocaine
g. Prilokain (citanest)
h. Mepivakain, Scandicaine
i. Cinchokain
j. Artikain
k. Benzilalkohol

2. Anastesi Regional
Anestesi jenis ini biasanya dimanfaatkan untuk kasus bedah yang
pasiennya perlu dalam kondisi sadar untuk
meminimalisasi efek samping operasi yang lebih besar, bila pasien tak
sadar. Misalnya, pada persalinan Caesar, operasi usus buntu, operasi pada
lengan dan tungkai. Caranya dengan menginjeksikan obat-
obatan bius pada bagian utama pengantar register rasa nyeri ke otak yaitu
saraf utama yang ada di dalam tulang belakang. Sehingga, obat anestesi
mampu menghentikan impuls saraf di area itu.. Sensasi nyeri yang
ditimbulkan organ-organ melalui sistem saraf tadi lalu terhambat dan tak
dapat diregister sebagai sensasi nyeri di otak. Dan sifat anestesi
atau efek mati rasa akan lebih luas dan lama dibanding anestesi lokal. Pada
kasus bedah, bisa membuat mati rasa dari perut ke bawah. Namun, oleh
karena tidak mempengaruhi hingga ke susunan saraf pusat atau otak, maka
pasien yang sudah di anestesi lokal masih bisa sadar dan mampu
berkomunikasi, walau tak merasakan nyeri di daerah yang sedang
dioperasi.

3. Anestesi Umum
Anestesi umum atau bius total adalah anestesi yang biasanya dimanfaatkan
untuk tindakan operasi besar yang memerlukan ketenangan pasien dan
waktu pengerjaan lebih panjang. Misalnya pada kasus bedah jantung,
pengangkatan batu empedu, bedah rekonstruksi tulang, dan lainnya.
Caranya, memasukkan obat-obatan bius baik secara inhalasi (pernafasan)
maupun intravena (pembuluh darah vena) beberapa menit sebelum pasien
dioperasi. Obat-obatan ini akan bekerja menghambat hantaran listrik ke
otak sehingga sel otak tak bisa menyimpan memori atau mengenali impuls
nyeri di area tubuh manapun, dan membuat pasien dalam kondisi tak sadar
(loss of consciousness). Cara kerjanya, selain menghilangkan rasa nyeri,
menghilangkan kesadaran, dan membuat amnesia, juga merelaksasi
seluruh otot. Maka, selama penggunaan anestesi juga diperlukan alat bantu
nafas, selain deteksi jantung untuk meminimalisasi kegagalan organ vital
melakukan fungsinya selama operasi dilakukan.
Klien yang mendapat anestesi umum akan kehilangan seluruh sensasi
dan kesadarannya. Relaksasi otot mempermudah manipulasi anggota
tubuh. Pembedahan yang menggunakan anestesi umum melibatkan
prosedur mayor, yang membutuhkan manipulasi jaringan yang luas
Obat – obat Anastesi Umum
Umumnya obat anastesi umum diberikan secara inhalasi atau suntikan
intravena.
a. Anestetik inhalasi
Nitrogen aksida yang stabil pada tekanan dan suhu kamar merupakan
salah satu anestetik gas yang banyak dipakai karena dapat digunakan
dalam bentuk kombinasi dengan anestetik lainnya. Halotan, enflurane,
isoflurane, desflurane dan metoksifluran merupakan zat cair yang
mudah menguap. Sevofluran merupakan anastesi inhalasi konvensional
seperti eter, siklopropan dan kloroform. Pemakaiannya sudah dibatasi
karena eter dan siklopropan mudah terbakar sedangkan kloroform
toksik terhadap hati.

b. Anstetik intravena
Beberapa obat anestetik diberikan secara intravena baik tersendiri
maupun dalam bentuk kombinasi dengan anestetik lainnya untuk
mempercepat tercapainya stadium anestesi ataupun sebagai obat
penenang pada penderita gawat darurat yang mendapat pernafasan
untuk waktu yang lama yaitu:
Barbiturat (thiopental,metoheksital), Benzodiazepine (midazolam,
diazepam), Opioid analgesic dan neuroleptic, obat-obat lain
(profopol,etomidate), ketamin, arilsikloheksilamin yang sering disebut
disosiatif anestetik.

C. Cara Kerja/khasiat Obat Anastesi


1. Obat – obat Anastesi Lokal
l. Kokain (benzylmetilekgonin)
Anastetikum dari kelompok ester ini berkhasiat vasokontriksi dan
bekerjanya leboh lama, mungki karena merintngi re update
nonadrenalin diujung neuron adrenergic sehingga kadarnya
didaerah reseptor meningkat, selain itu kokain juga memeiliki efek
simpatomimetik sentral perifer. Daya kerja stimulasinya terhadap
SSO (cortex) menimbulkan beberapa gejala seperti gelisah,
ketegangan, meningkatnya kapasitas dan tenaga sehingga tahan
lama untuk bekerja lama karena hilangnya perasaan Lelah.
Penggunaanya hanya untuk anastesia permukaan missal pada
pembedahan dihidung, tenggorokan, telinga atau mata.
Penggunaannya yang terlalu sering dengan konsentrasi tinggi dapat
mengakibatkan necrosis( mati jaringan ) akibat vasokontriksi
setempat.
m. Benzokokain
Anastesi ester ini merupakan derivate dari asam p-amino benzoate
yang reabsorsinya lambat. Khasiat anastetik obat ini lemah,
sehingga hanya digunakan pada anastesi permukaan untuk
menghilangkan nyeri dan gatal-gatal (pruitus).

n. Prokain: Novocaine,etokalin
Derivate benzinat ini disintesa pad tahun 1905 tidak begitu toksis
dibandingkan kokain. Anastetik local dari kelompok ester ini
bekerja singkat dalam tubuh zat ini dengan cepat dan sempurna
dihidrolisa oleh koliesterase menjadi dietilamino,etanol dan PABA
(asam para-aminobenzoat)yang mengantagonir daya kerja
sulphonamide. Reabsorsinya dikulit buruk, maka hanya digunakan
sebagai injeksi dan sering kali bersamaan dengan adrenalin untuk
memperpanjang daya kerjanya.
o. Oksibuprokain (benoxinate, Novesin)
Merupakan derivate-oksibutil (1954) yang tidak bersifat
merangsang, terutama digunakan pada kedokteran THT dan mata.
Tetapi pemakaiannya harus berhati-hati bila terdapat selaput lender
yang rusak atau adanya peradangan setempat. Mulai kerjanya cepat
dan kuat (dalam 1 menit) dan bertahan lebih kurang 10 menit.
Tokisitasnya ringan dan menurut lapora tidak menimblkan reaksi
alergi.
p. Tetrakain ( ametokain)
Derivate benzoate dengan gugus-metil pada atom (19410.
Khasiatnya lebih kurang 10 kali lebih kuat daripada prokain, tetapi
juga beberapa kali lebih toksis. Mulai kerjanya cepat dan
berlangsung lama, sedangkan resorpsinya dari mukosa jauh lebih
baik daripada prokain.
q. Lidokain: lignokain, xylocaine
Derivate-asetalida ini (1947) termasuk kelompok amida dan
merupakan obat pilihan utama untuk anastesia permukan ataupun
filtrasi. Zat ini digunakan pada selaput lender dan kulit untuk nyeri,
persaan terbakar dan gatal.dibandingkan prokain khasiatnya lebih
kuat dan lebih cepat kerjanya ( setelah beberapa menit) juga
bertahan lebih lama.
r. Prilokain (citanest)
Adalah derivate yang mulai kerja dan kekuatannya sama dengan
lidokain. Toksisitasnya lebih rendah daripada lidokain, karena
karena efeknya vasodilatasinya lebih ringan sehingga reabsorsinya
juga lebih lambat dan perombakannya lebih cepat. Pada organ hati
zat ini dirombk menjadi o-touidin dan metabolit lain. Ekresinya
melalui kemih (kurang dari 1%), obat ini digunakan pada anatesia
permukaan 4% dan secara parental 1-1,5% dengan atau tanpa
adrenalin.
s. Mepivakain, Scandicaine
Derivate-piperidin ini termasuk kelompok-amida yang memulai
kerja dan kekuatannya mirip lidokain tetapi berthan sedikit lama,
tidak berkhasiat vasodilatasi sehingga tidak perlu ditambahkan
vasokonstraktor. Obat ini terutama digunakan sebagai aastesia
infiltrasi da enis anastesia parenteal pada pembedahan dental, mata
dan THT.
t. Cinchokain
Derivate-kinolin ini dari tipe amida yang beberapa kali lebih kuat
daripada lidokain tetapi juga lebih toksis kerjanya bertahan lebih
lama dan juga bersifat vasodilatasi. Obat ini banyak digunakan
sebagai anestetikum permukaan antara lain dalam suppositoria anti
wasir atau dalam salep untuk nyeri dan gatal-gatal, tidak
menimbulkan hipersensitasi efeknya tampak setelah ca 15 menit
dan berlangsung 24 jam.
u. Artikain
Derivate-tiofen ini merupakan zat anestetik local kelompok-amida
dengan kerja Panjang.efeknya timbul setelah 3 menit dan
berlangsung agak lama 45-90 menit. Obat ini digunakan untuk
pembedahan kecil dan digunakan pada ilmu kedokteran gigi,
karena artikain memiliki daya penetrasi tulang yang lebih baik
dibandingkan lidokain.
v. Benzilalkohol
Cairan ini melarut dalam air dan berkhasiat anastasis dan gatal
begitu pula bakteriostatis terhadap kuman.
D. 12 | M a k a l a h F a r m a k o l o g i
E. infiltrasi dan enis anastesia parenteral pada pembedahan dental,
F. mata dan THT.
G. 9. Cinchokain
H. Derivate-kinolin ini dari tipe amida yang beberapa kali lebih kuat
I. daripada lidokain tetapi juga lebih toksis.kerjanya bertahan lebih
J. lama dan juga bersifat vasodilatasi. Obat ini banyak digunakan
K. sebagai anestetikum permukaan antara lain dalam suppositoria anti
L. wasir atau dalam salep untuk nyeri dan gatal gatal, tidak
M. menimbulkan hipersensitasi. efeknya tampak setelah ca 15 menit
N. dan berlangsung 24 jam.
O. 10.Artikain
P. Derivate-tiofen ini merupakan zat anestetik local dari kelompok-
Q. amida dengan kerja panjang ( 1976 0 terikat pada protein plasma ca
R. 95%. Efeknya timbul setelah 3 menit dan berlangsung agak lama, ca
S. 45-90 menit. Obat ini digunakan untuk pembedahak kevil dan di
T. kedokteran gigi . karena artikain memiliki daya penetrasi tulang
U. yang lebih baik dibandingkan lidokain.
V. Efek samping :
W. Pada orang yang alergi terhadap zat pengisi lubang gigi amalgam
X. dan artukain dapat timbul keluhan kesehatan serius. Dosis dewasa
Y. sekalinya 400mg..
Z. 11. Benzilalkohol
AA. Cairan ini melarut dalam air dan berkhasiat anastetis dan anti
BB. gatal lemah begitupula bakteriostatis terhadap kuman
CC. kuman
http://repository.stikessaptabakti.ac.id/158/1/Modul
%20FARMAKOLOGI-- converted%281%29.pdf

Anda mungkin juga menyukai