BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Anestesi adalah tindakan untuk membantu pasien tidak merasa sakit selama
prosedur medis dilakukan. Anestesi sering juga disebut sebagai bius dan dapat
diberikan melalui berbagai cara, mulai dari disuntik, dihirup, hingga dioles. Obat
yang digunakan selama proses anestesi akan membuat saraf mati rasa untuk
sementara waktu.
Anestesi dapat digunakan dalam berbagai prosedur medis, mulai dari yang ringan
seperti cabut gigi hingga yang kompleks seperti operasi besar.
Anestesi lokal
Pada prosedur bius lokal ini, pasien tetap sadar selama operasi. Pemberian obat-
obatan hanya akan menghalangi rasa nyeri dan sensasi pada area tubuh yang
dituju. Misalnya, pada prosedur cabut gigi, maka dokter hanya akan melakukan
anestesi di sisi rahang dan gigi yang akan dicabut saja.
Anestesi regional
Bius total melibatkan pemberian obat bius untuk membuat pasien sepenuhnya
tertidur atau tidak sadarakan diri selama operasi. Pasien tidak akan merasa nyeri
maupun mengingat prosedur. Anestesi umum biasanya digunakan untuk operasi-
operasi besar seperti transplantasi organ.
Anestesi lokal dapat dilakukan oleh setiap dokter yang melakukan tindakan.
Sementara anestesi regional dan umum dilakukan oleh dokter spesialis anestesi.
Sebelum mendapatkan obat bius, pasien juga mungkin akan mendapat obat sedatif
(penenang) dan analgesik (pereda rasa nyeri) sebagai bagian dari anestesi. Teknik
anestesi yang dipilih juga tergantung pada jenis operasi dan kondisi medis pasien.
Anestesi umumnya dilakukan untuk menghalau rasa nyeri dan sensasi pada tubuh,
sehingga memudahkan proses operasi. Tiap teknik pembiusan diperlukan untuk
prosedur mesid yang berbeda-beda pula.
1. Anestesi lokal
Pemberian bius lokal juga terkadang tidak memerlukan ruangan operasi. Dokter
bisa memberikannya di ruang pemeriksaan sebelum pasien menjalani tindakan
medis minor.
2. Anestesi regional
3. Anestesi umum
Bius total menggunakan obat-obatan yang akan membuat pasien tidak sadarkan
diri, tidak merasa nyeri, dan lumpuh untuk sementara sepanjang operasi
berlangsung. Dengan prosedur ini, dokter bedah dapat melakukan tindakan yang
diperlukan tanpa mencemaskan rasa nyeri pasien.
1. Anestesi lokal
2. Anestesi regional
3. Anestesi umum
1. Anestesi lokal
Dokter atau dokter gigi akan menjelaskan semua persiapan yang perlu dilakukan.
Berikut contohnya:
Persiapan untuk pasien yang akan menjalani anestesi regional serta anestesi umum
biasanya sama dan bisa meliputi:
2.3 prosedur anestesi
1. Anestesi lokal
Pada anestesi lokal, obat-obatan dapat diberikan dengan cara disuntik, disemprot,
atau dioleskan pada area tubuh yang memerlukannya. Jenis dan dosis obat
tergantung pada usia, berat badan, ada tidaknya alergi, bagian tubuh yang akan
dioperasi, serta kondisi medis pasien.
2. Anestesi regional
Dalam prosedur anestesi regional, obat bius akan disuntikkan di dekat serabut
saraf. Lokasi penyuntikan bisa bervariasi, tergantung pada area yang akan
dioperasi.
Anestesi ini terbagi lagi menjadi tiga jenis, yaitu blok saraf perifer, anestesi
spinal, dan anestesi epidural.
Pada blok saraf perifer, obat bius disuntikkan di dekat serabut saraf spesifik yang
menyuplai nyeri dan sensasi ke area tubuh. Misalnya, tangan, kaki, selangkangan,
atau wajah.
Untuk anestesi epidural dan spinal, obat bius disuntikkan di dekat saraf tulang
belakang. Dengan ini, nyeri serta sensasi ke area tubuh yang lebih besar (perut
bawah, pinggang, dan kaki) akan terblokir.
3. Anestesi umum
Pengaruh anestesi lokal biasanya hanya bertahan selama satu jam. Namun pasien
mungkin masih akan merasakan sensasi baal hingga beberapa jam pascaoperasi.
Ketika efek obat bius mulai menghilang, pasien bisa mengalami kesemutan atau
kedutan. Pasien juga akan diminta untuk berhati-hari agar cedera atau luka pada
area operasi tidak terjadi.
Anestesi regional
Seteah menjalani operasi dengan anestesi regional, pasien perlu tetap berbaring
hingga sensasi kebas hilang dan bisa kembali berjalan.
Pasien mungkin akan mengalami mual dan pusing. Namun efek samping ini akan
hilang seiring berjalannya waktu. Pasien juga bisa merasa lelah sesudah operasi.
Perawat dapat meminta pasien untuk buang air kecil. Langkah ini bertujuan
memastikan bahwa otot-otot kandung kemih pasien bekerja dengan baik.
Pasalnya, anestesi spinal dapat membuat otot lemas dan pasien akan mengalami
kesulitan berkemih. Apabila kondisi ini terjadi dan dibiarkan, infeksi saluran
kemih bisa terjadi.
Anestesi umum
Pada anestesi umum, pasien akan terbangun dengan rasa lelah, kedinginan, dan
pusing di ruang pemulihan atau ruang operasi. Pasien juga mungkin mengalami
sakit perut, mulut yang kering, nyeri tenggorokan, atau kedinginan hingga efek
obat anestesi hilang.
Anestesi lokal umumnya termasuk prosedur yang aman dan hanya menimbulkan
efek samping ringan. Misalnya, rasa kesemutan ketika efek obat mulai
menghilang.
Akan tetapi, efek samping lain dapat timbul bila obat bius diberikan dalam jumlah
besar. Kondisi ini juga dapat terjadi bila obat yang seharusnya masuk ke jaringan
malah masuk ke dalam pembuluh darah vena.
Telinga berdenging
Pusing
Rasa baal
Kedutan
Rasa tidak enak di mulut
2. Anestesi regional
3. Anestesi umum
Sementara efek samping dan komplikasi anestesi umum adalah sebagai berikut:
Serangan jantung
Infeksi paru-paru
Bingung sementara (mental confusion)
Stroke
Trauma pada gigi atau lidah
Alergi obat anestesi
Hipertermia maligna, yakni peningkatan suhu tubuh dengan cepat dan
kontraksi otot berat
Kematian (jarang terjadi)
Terbangun saat operasi (jarang terjadi)
A. AntiKoagulan
B. AntiDisritmia
3) Disopiramid (Norpace)
Dosis : D: PO: 100-200 mg, setiap 6 jamA (4-12 thn): PO: 10-15 mg/kg
Pemakaian Dan Pertimbangan : Untuk disritmia ventrikel, kadar terapeutik serum:
3-8 g/mL Efek Samping: Letih, sakit kepala, pusing
C. Bedah saraf
1. Manitol
Manitol adalah suatu diuretik osmotik dipakai pada keadaan kegawatdaruratan
dan bedah saraf untuk mengobati peningkatan takanan intrakranial, yang bisa
timbul setelah suatu trauma kepala, bedah saraf, dan jenis0jenis patologi
intrakranial lain. Dosis : IV : 12,5-50 g Pemakaian Dan Pertimbangan :
Meningkatkan tekanan intrakranial Efek Samping : 2) Metilprednisolon (Solu-
Medrol) Metilprednisolon adalah suatu obat yang dapat memperbaiki fungsi
sensorik dan motorik pada pasien yang mengalami cedera traumatik medula
spinalis dari 6 minggu sampai 6 bulan setelah cidera. Dosis : IV : Dosis
pembebanan: 30mg/kb dlm 100 mLLNS/RL* ; kemudian 5,4 mg/jam x 23
jamLNS*:Larutan Normal Salin, RL*:Ringer Laktat Pemakaian Dan
Pertimbangan : Cedera medula spinalis akut (dalam 8 jam setelah cedera) Efek
Samping : Hipertensi sementara, Peningkatan tekanan gula darah
D. Jantung
1) Adenosin (Adenocard)
Adenosin adalah obat untuk mengobati takikardi supraventrikular paroksimal
(TSVP), irama yang cepat dan tidak terkendalikan yang terjadinya tiba-tiba.
adenosin memperlambat hantaran impuls melalui atrioventricular (AV) node pada
jantung, memutuskan distritmia sehingga memulihkan irama jantungpada klien
yang mengalami TSVP. Dosis : IV : Mula-mula 6 mg, 12 mg dalam 1-2 menit;
dapat diulangi 12 mg 1x Pemakaian Dan Pertimbangan : Takikardi
Supraventrikular Paroksismal Efek Samping
2) Atropin Sulfat
Atropin Sulfat menjadi indikasi untuk pengobatan asistole, blok jantung (mis,
curah jantung rendah, hipotensi), dan bradikardi (denyut jantung lambat) yang
mengganggu hemodinamika jantung. Atropin bekerja untuk meningkatkan denyut
jantung dengan menghambat kerja dari saraf vagus (efek parasimtolitik). Atropin
dipakai juga sebagai obat kegawatdaruratan untuk melawan efek-efek toksik yang
timbul akibat keracunan pestisida organofosfat, yang mencakup bradikardi, dan
sekresi berlebihan. Dosis : IV : SET*: 0,5-1 mg; dapat diulang sampai 2 mg
(maks) SET* : Selang EndoTrakeal Pemakaian Dan Pertimbangan : Bradikardi
Simtimatik, Asistolik Efek Samping : disritmia jantung, takikardi, iskemia
miokardium, gelisah, cemas, midriasis, rasa haus, dan retensi urin.
.3) Bretilium Tosilat (Bretylol)
Bretilium (Bretylol) adalah suatu agen antidisritmia yang dipakai untuk
mengobati takikardi ventrikel dan fibrilasi ventrikel. setelah pemberian bretilium
perawat harus memantau apakah fibrilasi ventrikel klien telah kembali ke keadaan
normal, Dosis : IV : Mula-mula 5 mg/kg, 10 mg/kg setiap 15-30 menit-30 mg/kg
Pemakaian Dan Pertimbangan : Takikardi Ventrikel, Fibrilasi Ventrikel Efek
Samping : peningkatan tekanan darah dan kecepatan denyut jantung diikuti
dengan hipotensi ortostatik.
.4) Epinefrin
Epinefrin ini merupakan hormon yang sebenarnya sudah disintesis sendiri oleh
tubuh yaitu oleh kelenjar suprarenalis bagian medula, akan tetapi pada keadaan
tertentu membutuhkan epinefrin sintesis. Kemasannya adalah ampul 1mg/cc.
Adrenalin sangat berguna pada pasien dengan syok anafilaktik yang ditandai
bronkospasme atau eksaserbasi asma yang hebat; dengan dosis 0,3-0,5mg = 0,3-
0,5 ml adrenalin 1:1000; pada anak-anak dosisnya 0,01mg/kgBB. Di evaluasi tiap
5 menit, pemberian epinefrin dapat diulangi 3 kali. Kemudian jika sudah diulang
3 kali tapi tidak ada respon/ asistole maka lihat pupil, jika sudah dilatasi maksimal
maka usaha dihentikan. Tapi jika miosis maka lanjutkan dengan VTP dan RJP,
jika sudah muncul tensi tapi masih rendah maka dapat dilanjutkan dengan obat-
obatan inotropik. Dosis : IV:SET: 0,5-1 mg; dapat diulangi setiap 5 menit
Pemakaian Dan Pertimbangan : Asistole, Fibrilasi Ventrikel Efek Samping :
Iskemia miokardium dan disritmia jantung
5) Isoproterenol (Isuprel)
Isoproterenol (Isuprel) adalah suatu obat adrenergik beta diberikan untuk
meningkatkan denyut jantung pada klien yang menunjukkan bradikardi
simtomatik refrakter. Dosis : IV: Drip: 2-10 g/menit Pemakaian Dan
Pertimbangan : Bradikardi simtomatik yang tidak berespons terhadap atropin
sulfat Efek Samping : iskemia miokardium, takikardi, dan disritmia
6) Lidokain
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
anestesia diartikan sebagai suatu tindakan untuk menghilangkan sensasi
sesorang dengan atau tanpa menghilangkan kesadaran. Anestesia perlu dibedakan
dengan analgesia di mana analgesia merupakan keadaan tanpa rasa nyeri
sedangkan anestesia meliputi definisi yang lebih luas, meskipun pada prakteknya
anestesia memiliki tujuan utama menghilangkan rasa nyeri seseorang.Masyarakat
awam sering menyebut anestesia sebagai bius dan anestesia tidak selalu berarti
pasien ‘ditidurkan’.
Obat-obat emergency atau gawat darurat adalah obat-obat yang digunakan
untuk mengatasi situasi gawat darurat atauuntuk resusitasi/life
support.Pengetahuan mengenai obat-obatan penting sekali untuk mengatasi situasi
gawat darurat yang mengancam nyawa dengan cepat dan tepat.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.sehatq.com/tindakan-medis/anestesi
https://dokumen.tips/documents/makalah-jenis-obat-emergency.htm