Oleh:
EVAN DWIYANA
FADLIANSYAH SUTISNA
SARAH
PETRICIA PANJAITAN
2.1 PENGERTIAN
Anestesi (pembiusan; berasal dari Bahasa Yunani an-"tidak, tanpa"
dan aesthētos, "persepsi, kemampuan untuk merasa"), secara umum berarti
suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan
dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh.
Istilah anestesi digunakan pertama kali oleh Oliver Wendel Holmes Sr
pada tahun 1846. Anestesi menurut arti kata adalah hilangnya kesadaran
rasa sakit, namun obat anestasi umum tidak hanya menghilangkan rasa
sakit akan tetapi juga menghilangkan kesadaran. Pada operasi-operasi
daerah tertentu seperti perut, maka selain hilangnya rasa sakit dan
kesadaran, dibutuhkan juga relaksasi otot yang optimal agar operasi dapat
berjalan dengan lancar (Ibrahim, 2000).
2. Etil Klorida
digunakan pada kulit secara topical untuk mengkontrol rasa sakit yang
disebabkan oleh injeksi, seperti IV, operasi kecil, dan juga untuk menghilangkan
sakit sementara dari cedera kecil karena olahraga.
Lidokain (xilokain) adalah anestetik lokal kuat yang digunakan secara luas
dengan pemberian topikal dan suntikan. Anestesi terjadi lebih cepat, lebih kuat,
dan lebih ekstensif daripada yang ditunjukkan oleh prokain pada konsentrasi yang
sebanding. Lidokain merupakan aminoetilamid dan merupakan prototik dari
anestetik lokal golongan amida.
NAMA GENERIK
Lidokain
NAMA KIMIA
2-(diethylamino)-2′,6′-acetoxylidide monohydrochloride monohydrate
KETERANGAN
Nama lain : lignokain. Penggunaan sebagai garam HCl.
SIFAT FISIKOKIMIA
Serbuk putih, mudah larut dalam air.
SUB KELAS TERAPI
Anestesi lokal
KELAS TERAPI
Anestesi
DOSIS PEMBERIAN OBAT
Anestesi lokal injeksi:dewasa dan anak: bervariasi bergantung pada
prosedur, tingkat anestesi yang diinginkan, perfusi jaringan, durasi yang
diinginkan dan kondisi fisik pasien:
maksimum 4,5 mg/kg/dosis; jangan diulang dalam waktu 2
jam.Antiaritmia: anak: IV: loading dose: 1 mg/kg (maksimum 100 mg); diikuti
dengan infus; dapat diberikan bolus kedua 0,5-1 mg/kg dengan jarak antara bolus
dan awal infus >15 menit. Infus: 20-50 mcg/kg/menit. Gunakan 20 mcg/kg/menit
pada pasien shok, penyakit hati, henti jantung, gagal jantung ringan,; gagal
jantung sedang-berat dibutuhkan 1/2 loading dose dan kecepatan infus yang lebih
lambat untuk menghindari toksisitas.
FARMAKOLOGI
Mula kerja IV: dosis bolus tunggal: 45-90 detik. Durasi kerja: 10-20 menit.
Distribusi: Vd: 1,1-2,1 L/kg; berubah oleh berbagai faktor pasien; menurun oleh
gagal jantung kronik dan penyakit hati; melewati barier darah otak.Ikatan protein:
60-80% pada alfa1asam glikoprotein. Metabolisme: di hati 90%; metabolit aktif
monoetilglisineksilidid (MEGX) dan glisineksilidid (GX) dapat terakumulasi dan
menyebabkan toksisitas SSP.
STABILITAS PENYIMPANAN
Injeksi lidokain stabil pada suhu ruang. Stabilitas campuran parenteral
pada suhu ruang (25oC) adalah masa kadaluwarsa yang tertera pada wadah
sebelum dicampur; Bila telah dibuka kestabilan hilang setelah 30 hari.
KONTRA INDIKASI
Hipersensitif terhadap lidokain atau komponen yang terdapat dalam
formula, hipersensitif terhadap anestesi lokal golongan amida; Adam-stokes
syndrome; blok SA/AV/ Intraventrikel berat (kecuali pasien dengan pacu jantung
artifisial yang berfungsi); injeksi campuran yang mengandung dextrose dari
jagung dan digunakan pada pasien yang alergi terhadap produk jagung.
EFEK SAMPING
Efek bervariasi tergantung pada rute pemberian. Sebagian besar efek
bergantung pada dosis. Frekuensi tidak dinyatakan. Kardiovaskuler: aritmia,
bradikardi, spasme arteri, kolaps kardiovaskuler, ambang defibrilasi meningkat,
udem, flushing, blok jantung, hipotensi, supresi simpul SA, insufisiensi vaskuler
(injeksi periartikuler). SSP: agitasi, cemas, koma, bingung, disorientasi, pusing,
mengantuk, eforia, halusinasi, sakit kepala, hiperestesia, letargi, kepala terasa
ringan, cemas, psikosis, seizure, bicara tidak jelas, somnolens, tidak sadar.
Dermatologi: angioedema, memar, dermatitis kontak, depigmintasi, udem kulit,
gatal, petekia, pruritis, ruam, urtikaria.
INTERAKSI OBAT
Efek sitokrom P450: substrat dari CYP1A2 (minor), 2A6 (minor), 2B6
(minor), 2C9 (minor), 2D6(major), 3A4(major); penghambat: CYP1A2 (kuat),
2D6 (moderate), 3A4 (moderate). Peningkatan efek/toksisitas: efek/level lidokain
dapat meningkat oleh amfetamin, amiodaron, antijamur azol, betabloker,
klorpromazin, klaritromisin, delavirdin, diklofenak, doksisiklin, eritromisin,
fluoksetin, imatinib, isoniazid, mikonazol, nefazodon, nikardipin, paroksetin,
pergolid, propofol, protease inhibitor, kuinidin, kuinin, ritonavir, ropinorel,
telitromisin, verapamil, dan penghambat CYP2D6 atau 3A4 lainnya.
PENGARUH ANAK
Dosis pada anak harus diturunkan sesuai berat badan dan umur.
PENGARUH HASIL LAB
Suntikan IM lidokain dapat meningkatkan tingkat kreatinin fosfokinase.
PENGARUH KEHAMILAN
Faktor resiko B
PENGARUH MENYUSUI
Masuk ke ASI dalam jumlah kecil, gunakan dengan hati-hati.
f. Prilokain (Citanest)
Adalah derivate yang mulai kerja dan kekuatannya sama dengan lidokain (
1963). Toksisitasnya lebih rendah daripada lidokain,karena efek vasodilatasinya
lebih ringan sehingga reabsorbsinya juga lebih lambat dan perombakannya lebih
cepat . di dalam hati, zat ini dirombak menjadi o-toluidin dan metabolit lain .
ekskresinya melalui kemih ( kurang dari 1%) . obat ini digunakan pada anstesia
permukaan 4% dan secara parenteral 1-1,5% dengan atau tanpa adrenalin.
l. Benzilalkohol
Cairan ini melarut dalam air dan berkhasiat anastetis dan anti gatal lemah
begitupula bakteriostatis terhadap kuman .gram positif serta virustatif dan fungitis
lemah . kerjanya optimal dalam lingkungan asam.
1. Halothane
- bradikdi (+)
EFEK SAMPING
1. Recovery
Recovery dari anestesi dengan halothane terjadi cukup cepat. Terjadinya
rasa mual dan muntah pada masa pasca bedah / anestesi kadang-kadang hebat,
maka harus dilakukan pengawasan dan perawatan yang seksama untuk mencegah
terjadinya komplikasi akibat muntah (umpamanya : aspirasi ), terutama pada
pasien yang waktu puasa pra bedah tidak cukup, kurang dari 8 jam (dewasa),
seperti pada kasus bedah akut.
Selain daripada itu pengamatan atau monitoring harus dilakukan sesuai standar
monitoring.
Terjadinya menggigil pada masa pasca bedah sering terjadi pada anestesia dengan
halothane. Ini ada hubungannya dengan meningkatnya tonus otot secara
menyeluruh baik yang bersifat sementara atau menetap.
Seringkali hal ini juga ada hubungannya dengan turunnya suhu badan pasien
selama pembedahan. Untuk mencegah hal ini dapat diberikan uap hangat ke
dalam sirkuit pernafasan selama pembedahan.
a. Penggunaan Bersama Obat Pelemas Otot
Bila obat pelemas otot yang diberikan itu mempunyai efek blokade pada
ganglion maka penggunaanya bersama halothane harus dipertimbangkan karena
akan memperberat efek hypotensi. Obat pelemas otot Pancuronium cukup baik
digunakan bersama halothane. Halothane dapat melawan efek dari
suxamethonium, tetapi secara klinis hal ini tidak penting.
b. Cara Pemberian
Halothane sebaiknya diberikan bersama oxygen atau nitrous oxide 70%-
oxygen dan sebaiknya menggunakan vaporizer yang khusus dikalibrasi untuk
halothane agar dihasilkan konsentrasi uap yang akurat dan mudah dikendalikan,
meskipun banyak jenis vaporizer yang dapat digunakan untuk halothane sesuai
system dan teknik anestesi yang digunakan.
c. Premedikasi
Karena halothane menimbulkan depresi pernafasan maka pemberian obat
analgesik opium jangan digunakan untuk premedikasi, kecuali akan dilakukan
teknik pengendalian pernafasan selama anestesi.
Pemberian atgropine bukan untuk mencegah sekresi lendir dan salivasi
tetapi bermanfaat untuk mencegah terjadinya bradicardi dan penurunan cardiac
output selama anestesi.
Bila akan diberikan obat pelemas otot sebaiknya dipilih obat yang tidak
menimbulkan blokade pada ganglion.
Tergantung dari system dan teknik anestesi yang akan digunakan, maka
pemberian halothane itu dapat dilakukan seperti berikut :
d. High Gas Flow System
Sistem ini menimbulkan penghamburan halothane dan polusi ruangan
dengan uap halothane, namun banyak praktisi yang menyukai system ini karena
diangap lebih aman daripada system semi closed atau closed system, karena
konsentrasi halothane yang diberikan itu sama seperti yang ditunjuk dalam
vaporizer.
- Karena halothane memiliki daya anestesi yang kuat maka kedalaman
anestesi dapat dicapai secara cepat dengan halothane.
- Karena halothane memiliki daya analgesik yang rendah maka mungkin
diperlukan tambahan obat analgesik secara suntikan.
e. Low Gas Flow System dengan Rebreathing
Halothane dapat diberikan dengan system ”to-and-fro” atau system ”circle
absorbtion” baik semi-closed maupun closed system.
Para Praktisi telah melakukan teknik ini dengan memberikan aliran oxygen murni
1 liter/menit dengan konsentrasi halothane 2 – 3 % itu memberikan hasil yang
memuaskan untuk maintenance anestesi. Cara ini lebih ekonomis dan tidak
menimbulkan polusi
2. Isofluran (Forane)
Indikasi
Untuk inhalasi umum inhalasi baik sebagai induksi maupun maintenance
anestesi.
Kontra Indikasi
- Sangat sensitive terhadap obat anestesi halogen.
- Diketahui atau dicurigai mudah mengalami demam yang hebat (malignant
hyperthermia).
- Pernah mendapat anestesi isoflurane atau obat halogen lainnya dan terjadi
ikterus atau gangguan fungsi hepar atau eosinophilia pada masa pasca anestesi.
- Kasus obstetric.
- Nonselective MAO Inhibitor.
Farmakologi
- Isofluran merupakan suatu eter metil etil berhalogenasi yang tidak
menyala.
- Mempunyai tekanan uap sekitar 238 mm Hg pada 20 ºC dan mendidih
pada 48,5 ºC(760 mm Hg tekanan atmofer). Dalam hal ini isoflurane serupa
dengan anestetik volatil lainnya dan dapat diberikan melalui vaporisator standar.
- Memiliki MAC dalam oksigen sebesar 1,15% atm dan dalam 70 % oksida
nitrosa sebesar 0,5 %.
- Koefisien partisi darah/gas adalah 1,4. Kelarutan yang menengah dalam
darah ini dikombinasi dengan potensi yang tinggi berarti suatu induksi anestesia
yang cepat.
- Setelah pemberian 30 menit ratio konsentrasi alveoler terhadap konsentrasi
yang diinspirasi adalah 0,73.
Dosis
Isoflurance 1,15 % dalam oksigen murni, dan menjadi 0,5 % bila diberikan
bersama Nitrous Oxide 70 % dalam oksigen. Isoflurane harus diberikan
menggunakan vaporizar
UMUR MAC
KONSENTRASI OXYGEN KONSENTRASI N2O
100 % 70 %
Premedikasi
konsentrasinya ditambah 0,5 – 1,00 %, selama maintenance dapat terjadi
penurunan tekanan darah yang ada hubungan dengan kedalaman anestesi, semakin
lebih dalam stadium anestesi semakin besar penurunan tekanan darahnya. Bila
tidak ada faktor lain yang menyebabkan penurunan tekanan darah, terjadi
hypotensi ini ádalah akibat dari terjadinya vasodilatasi perifer. Kedalaman
anestesi yang berlebihan dengan tanda-tanda penurunan tekanan darah yang
banyak dapat diatasi dengan menurunkan konsentrasi isoflurane.
Recovery
Konsentrasi isoflurane dapat dikurangi menjadi 0,5 % pada saat mulai
penjahitan kulit luka bedah, lalu 0 % pada akhir penjahitan luka bedah.
Bila digunakan obat pelemas otot dan efeknya masih ada maka harus dilakukan
pemulihan fungsi otot sehingga pasien bernafas spontan secara adekuat dan
diberikan oxigen murni sampai kesadaran pulih penuh.
Efek samping Obat anticholinergis seperti sulfas atropin mungkin
diperlukan untuk mendapatkan efek depresi pada sekresi saliva dan lendir saluran
nafas, tapi mungkin meningkatkan efek isoflurane yang lemah untuk
meningkatkan denyut jantung.
Induksi
Isoflurane memiliki bau yang sedikit menyengat maka bila digunakan
sebagai induksi sebaiknya dimulai dengan konsentrasi 0,5%.
Konsentrasi 1,30 – 3,00 % biasanya akan membawa kedalam stadium anestesi
pembedahan dalam waktu 7 - 10 menit.
Dianjurkan agar induksi sebaiknya menggunakan obat barbiturat yang
bekerja cepat dengan dosis hipnosis atau propofol atau midazolam untuk
menghindari terjadinya batuk dan spasme laring selama induksi bila induksi hanya
dengan isoflurane dan oxygen atau isoflurane dan nitrous oxide 70 %.
Tekanan darah mungkin sedikit menurun selama induksi tetapi hal ini akan
kembali normal setelah terjadi stimulasi pembedahan.
Maintanance
Stadium anestesi pembedahan dapat dipertahankan dengan memberikan
konsentrasi isoflurane diberikan hanya dengan oxigen 100 % atau dengan Nitrous
Oxide kurang dari 70 %.maka
Hypotensi, Depresi pernafasan, Arrythmia, Kenaikan leukosit, Menggigil, Rasa
mual dan muntah, Kenaikan denyut nadi yang ringan,Broncospasme, Gangguan
fungsi hepar
Penatalaksanaan
Isoflurane harus disimpan dalam kamar dengan suhu 15 – 30 ºC. waktu kadaluarsa
5 tahun.
3. Ketamin
Ketamin mempuyai efek analgesi yang kuat sekali akan tetapi efek
hipnotiknya kurang (tidur ringan) yang disertai penerimaan keadaan lingkungan
yang salah (anestesi disosiasi). ( 1 )
Ketamin merupakan zat anestesi dengan aksi satu arah yang berarti efek
analgesinya akan hilang bila obat itu telah didetoksikasi/dieksresi, dengan
demikian pemakaian lama harus dihindarkan. Anestetik ini adalah suatu derivat
dari pencyclidin suatu obat anti psikosa.
NAMA GENERIK
Ketamin
NAMA KIMIA
2-(o-Chlorophenyl)-2-(methylamino) cyclohexanone hydrochlorideof
STRUKTUR KIMIA
C13H16ClNO HCl, BM: 274.19
KETERANGAN
Penggunaan sebagai garam HCl
SIFAT FISIKOKIMIA
Serbuk kristal putih berbau khas. Kelarutan Ketamin HCl dalam air 1:4,
dalam alakohol 1:14, alkohol dihidrat dan kloroform 1:60, metanol 1:6 dan praktis
tidak larut dalam eter; pH larutan 10% dalam air3,5-4,1.
SUB KELAS TERAPI
Anestesi umum dan Oksigen
KELAS TERAPI
Anestesi
DOSIS PEMBERIAN OBAT
Digunakan dalam kombinasi dengan antikolinergik untuk menurunkan
hipersalivasi. Anak: oral: 6-10 mg/kg BB untuk 1 dosis ( dicampur dengan
minuman 0,2-0,3 mg/kg BB, berikan 30 menit sebelum prosedur dilakukan. I.M.:
3-7 mg/kg. I.V.: 0,5-2 mg/Kg, gunakan dosis minimal (0,5-1 mg/Kg) untuk sedasi
prosedur minor; dosis induksi lazim: 1-2 mg/Kg. Infus IV berkelanjutan: sedasi:
5-20 mcg/kg/menit. Dewasa: IM: 3-8 mg/kg. IV: 1-4,5 mg/kg; dosis lazim
induksi: 1-2 mg/kg. Anak dan dewasa: maintanance: dosis tambahan 1/3 -1/2
dosis awal.
FARMAKOLOGI
Mula kerja IV: anestesi umum: 1-2 menit, sedasi: 1-2 menit. IM: anestesi
umum: 3-8 menit. Durasi: IV.: 5-15 menit; IM.: 12-25 menit. Metabolisme: hati
lewat hidroksilasi dan N-demetilasi. Metabolit norketamin mempunyai potensi
25% dari ketamin. Waktu paruh eliminasi: 11-17 menit; eliminasi : 2,5-3,1 jam.
Eksresi klirens: 18 mL/kg/menit
STABILITAS PENYIMPANAN
Tidak tercampurkan dengan barbiturat atau diazepam , dapat terjadi
endapan.
KONTRA INDIKASI
Hipersensitif terhadap ketamin, atau komponen formula lainnya;
peningkatan tekanan intrakranial, hipertensi, aneurisme, tirotoksikosis, gagal
jantung kongestif, angina, gangguan psikosis, kehamilan.
EFEK SAMPING
>10%: Kardiovaskuler: penurunan curah jantung, hipertensi paradoksikal
mengarah ke depresi miokard, takhikardia. SSP: peningkatan tekanan intrakranial,
halusinasi visual, mimpi buruk. Saraf-otot:gerakan tonik-klonik, tremor. Lain-lain:
reaksi kedaruratan, vokalisasi. 1-10%: kardiovaskuler: bradikardi,, hipotensi.
Dermatologi: nyeri pada tempat injeksi, ruam kulit. Saluran cerna: anoreksia,
mual, muntah. Mata: diplopia, nistagmus. Pernafasan: depresi pernafasan. <1%:
terbatas pada reaksi penting atau mengancam jiwa: peningkatan resistensi saluran
nafas, anafilaksis, bronkhospasme, depresi, aritmia, penekanan reflek batuk,
kedutan, hipersalivasi, tekanan intraokuler meningkat, kecepatan metabolisme
meningkat, tonus otot skelet meningkat, laringospasme, depresi miokard, depresi
pernafasan atau apneu akibat dosis besar atau infus cepat.
INTERAKSI MAKANAN
Tidak ada data
INTERAKSI OBAT
Efek sistem sitokrom P450: Peniingkatan efek: Penghambat CYP2B6
dapat meningkatkan efek ketamin; misalnyadesipramin, paroksetin, dan sertralin.
Penghambat CYP2C9 dapat meningkatkan efek ketamin misalnya delavirdin,
flukonazol, gemfibrozil, ketokenazol, nikardipin, NSAID, sulfonamid, dan
tolbutamid. Penghambat CYP3A4 dapat meningkatkan efek ketamin, misalnya
antijamur azol, klaritromisin, diklofenak, doksisiklin, eritromisin, imatinib,
isoniazid, nefazodon, nikardipin, propofol, protease inhibitor, kunidin,
telitromisin, dan verapamil. Barbiturat, narkotik, hidroksin dapat memperpanjang
pemulihan. Penghambat neuromuskuler nondepolarisasi dapat meningkatkan efek.
Pelemas otot, hormon tiroid, dapat meningkatkan tekanan darah dan laju jantung.
Halotan dapat menurunkan tekanan darah.
PENGARUH ANAK
Keamanan dan efikasi pada anak dibawah 16 tahun masih belum
ditetapkan.
PENGARUH KEHAMILAN
Faktor risiko D. Tidak direkomendasikan pada kehamilan.
PENGARUH MENYUSUI
Tidak ada data
4. Propofol
Propofol adalah obat anestesi intravena yang paling sering digunakan saat
ini. Dimulai pada tahun 1970-an dihasilkan dari substitusi derivate phenol dengan
materi hipnotik yang kemudian menghasilkan 2,6-diisopropofol.
Efek Samping dan Kontraindikasi
Induksi anestesi dengan propofol dikaitkan dengan beberapa efek
samping, termasuk nyeri saat injeksi, myklonus, apneu, penurunan tekanan darah
arterial dan jarang, trombophlebitis pada vena lokasi injeksi propofol. Nyeri dapat
direduksi dengan pemilihan vena yang besar, mengindari vena di dorsum manus,
dan menambahkan lidokain pada larutan propofol. Apneu pada pemberian
propofol sering terjadi dan hampir sama dengan pemberian thiopental dan
methohexital; namun propofol menyebabkan kejadian yang lebih sering dan
periode apneu lebih dari 30 menit. Pemberian opioid meningkatkan insidensi
apneu khususnya apneu yang prolong.
Efek samping yang paling signifikah. n adalah penurunan tekanan darah
sistemik. Penambahan opioid sebelum induksi cenderung menambah penurunan
tekanan darah. Mungkin pemberian dengan dosisi lebih kecil dan cara pemberian
pelan serta rehidrasi yang adekuat akan mengatasi penurunan tekanan darah.
Berlawanan dengan hal tersebut, efek laringoskopy dan intubasi endotrakeal dan
peningkatan MAP, denyut nadi dan tahanan vascular sistemik kurang signifikan
pada propofol jika dibandingkan dengan thiopental.
Propofol infusion syndrome jarang terjadi namun letal, dikaitkan dengan
infuse propofal 5 mg/kg/jam atau lebih dari 48 jam atau lebih. Gejala klinik
berupa kardiomiopati dengan gagal jantung akut, asidosis metabolic, miopati
skeletal, hiperkalemia, hepatomegali dan lipemia. Bukti yang ada menunjukkan
kemungkinan sindrom ini disebabkan kegagalan metabolism asam lemak bebas
yang disebabkan inhibaisi masuknya asam lemak bebas ke mitokondria dan
gangguan rantai respirasi mitokondria.
5. Nitrogen oksida
NAMA GENERIK
Hidrogen peroksida
NAMA KIMIA
Hidrogen peroksida
KETERANGAN
Biasanya konsentrasi pengawet yang digunakan 0,05%.(1)
SIFAT FISIKOKIMIA
Larutan Hidrogen peroksida (30%). Larutan jernih, tidak berwarna
mengandung 29-32% b/b H2O2. Bersifat asam terhadap kertas lakmus. Terurai
perlahan-lahan dan dipengaruhi oleh cahaya. Terurai jika kontak dengan bahan
organik yang dapat teroksidasi dan dengan logam tertentu serta jika dibiarkan
menjadi basa. Dapat mengandung bahan penstabil atau pengawet yang sesuai.
(1,2).
KELAS TERAPI
Telinga, Hidung dan tenggorokan, obat untuk
DOSIS PEMBERIAN OBAT
a. cuci luka atau ulser : gunakan larutan dengan konsentrasi sampai 6%
(sering 3%)
b. melepaskan pembalut luka yang lengket akibat terendam darah yang
mengering : gunakan larutan 1-1,5%
c. mengeluarkan kotoran telinga : gunakan larutan 3% dalam bentuk tetes
telinga atau pencuci telinga (encerkan larutan 6% dengan 3 bagian air sesaat
sebelum digunakan)
d. disinfeksektan lensa kontak : gunakan larutan 3%, rendam lensa kontak
selama 30 menit, diikuti inaktivasi dengan metode yang sesuai untuk keamanan
penggunaannya.
e. antiseptik mulut : encerkan 15 ml larutan 6% dengan setengah gelas air
hangat atau gunakan larutan 1,5% sebanyak 10 ml untuk iritasi mulut atau gusi
ringan dikumur-kumur setidaknya 1 menit(1) atau 2-3 menit(6), digunakan 2-4
kali sehari setelah makan dan menjelang tidur atau menurut petunjuk dokter.
Larutan topikal oral ini hanya untuk pemakaian luar, ditak boleh ditelan. Anak-
anak dibawah 12 tahun, penggunaan harus dibawah pengawasan orang dewasa.
Penggunaannya pada anak dibawah 2 tahun harus dikonsultasikan dengan dokter.
(1,2,4)
FARMAKOLOGI
Aktivitas antibakterinya lemah dan efektif melawan virus, termasuk HIV.
Juga mempunyai kerja hemostastik ringan. Kerja antiseptiknya tergantung pada
lepasnya oksigen nascent yang merupakan pengoksidasi kuat yang dapat
menghancurkan mikroorganisme dan secara kimia dipengaruhi oleh bahan-bahan
organik. Ketika larutan hidrogen peroksida kontak dengan jaringan yang
mengandung enzim katalase, larutan akan melepaskan oksigen yang mempunyai
efek antibakteri,.efek anti bakteriya terjadi selama masih ada oksigen yang
dilepaskan dan berlangsung singkat.Sebagai tambahan, efek antimikroba akibat
pelepasan oksigen berkurang dengan adanya bahan-bahan organik. Efek mekanis
karena efek effervescence mungkin lebih bermanfaat untuk membersihkan luka
dibanding efek antimikrobanya.Efek anti bakteriya terjadi selama masih ada
oksigen yang dilepaskan dan berlangsung singkat.Sebagai tambahan, efek
antimikroba akibat pelepasan oksigen berkurang dengan adanya bahan-bahan
organik. Efek mekanis karena efek effervescence mungkin lebih bermanfaat untuk
membersihkan luka dibanding efek antimikrobanya (2).
STABILITAS PENYIMPANAN
Larutan topikal hidrogen peroksida terurai selama penyimpanan atau pada
saat dikocok berulang-ulang. Juga terurai jika terpapar cahaya atau jika kontak
dengan bahan-bahan pengoksidasi atau pereduksi, dan terurai dengan cepat jika
dipanaskan. Larutan ini hendaknya disimpan pada wadah terutup rapat tidak
tembus cahaya pada suhu 15-30 derajat celcius. Untuk memastikan stabilitas yang
lebih baik, permukaan bagian dalam wadahnya harus halus. Larutan yang tidak
mengandung pengawet atau zat penstabil harus disimpan pada suhu dibawah 15
derajat. Terlindung dari cahaya.(1). Disimpan dalam botol dengan sumbat kaca,
kedap udara, terlindung dari cahaya.(5). Untuk diencerkan sampai 3%
KONTRA INDIKASI
Sebagai obat kumur, tidak dianjurkan pada pasien yang kritis.(3). 2. Luka
lebar dan dalam.(4).
EFEK SAMPING
Efek samping yang sering terjadi: Pembuluh darah : Berbahaya jika
hidrogen peroksida disuntikkan atau dimasukkan ke dalam rongga tubuh tertutup
dimana oksigen yang dilepaskan tidak bisa keluar dengan bebas. Hal ini dapat
menimbulkan terjadinya embolisme oksigen dan emfisema lokal Saluran cerna:
Cuci kolon dengan larutan ini dapat menimbulkan embolisme gas, ruptur kolon,
proctitis, ulseratif kolitis dan gangren usus halus (intestin) Dermatologis: Larutan
kuat hidrogen peroksida menimbulkan iritasi ‘terbakar’ pada kulit dan membran
mukosa dengan eschar putih, tetapi rasa sakit hilang dalam waktu kira-kira 1 jam.
Mulut : Pemakaian hidrogen peroksida sebagai pencuci mulut terus menerus dapat
menyebabkan hipertrofi reversibel dari papillae lidah. (1,3). Bahaya jika hidrogen
peroksida disuntikkan intravena
INTERAKSI MAKANAN
Tidak ada data
INTERAKSI OBAT
Tidak tercampurkan dengan agen pereduksi, termasuk senyawa organik,
senyawa yang mudah dioksidasi, beberapa logam, alkali, iodida, permanganat dan
agen oksidator kuat yang lain.
PENGARUH ANAK
Tidak ada data
PENGARUH HASIL LAB
Tidak ada data
PENGARUH KEHAMILAN
Tidak ada data
PENGARUH MENYUSUI
Tidak ada data
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Jadi “Anestesi” adalah untuk menyediakan, atau menghilangkan rasa sakit.
Memblokir impuls saraf dari bagian bawah segmen tulang belakang yang
mengakibatkan penurunan sensasi di bagian bawah tubuh.Obat epidural jatuh ke
dalam kelas obat yang disebut bius lokal seperti bupivacaine, chloroprocaine, atau
lidokain.. Mereka sering disampaikan dalam kombinasi dengan opioid atau
narkotika, seperti fentanyl dan sufentanil, untuk mengurangi dosis yang
diperlukan bius lokal. Adapun jenis-jenis dan obatbyang digunakan dalam anestesi
antara lain:
1. Anestesi Lokal, Contoh obat-obatan anestesi lokal lidocaine, mepivacaine,
bupivacaine, etodocaine, poropitocaine, procaine, tetracaine,
choloroprocaine, piperocaine dan dibucaine.
2. Anestesi Regional, Contoh obat-obatan anestesi regional lidocaine,
bupivacaine, chloroprocaine.
3. Anestesi Umum, Contoh obat anestesi general secara iv pentothal,
ketamine, poropofol, midazolam, dropoeridol, etomidate dan contoh obat
anestesi general secara inhalasi berbentuk gas N2O dan bentuk cair mudah
menguap halothane, enflurane, isoflurane, sevoflurane, desflurane, ether,
ethyl clorida, sikloporopan, ethylene, metoksiflurane.
Anestesi juga mempunyai beberapa cara penggunaannya yaitu :
1. Melalui pernapasan
2. Injeksi Intravena
3. Injeksi pada spinal/epidural
4. Injeksi Lokal B.