Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH

JENIS JENIS ANESTESI DAN OBAT OBAT ANESTESI

Oleh:

EVAN DWIYANA
FADLIANSYAH SUTISNA
SARAH
PETRICIA PANJAITAN

PROGRAM STUDI PROFESI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Anestesi adalah suatu tindakan menahan rasa sakit ketika
meelakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang
menimbulkan rasa sakit pada tubuh.Istilah anestesi pertama kali di
gunakan pertama kali oleh Oliver Wendel Holmes Sr pada tahun1846. Ada
beberapa anestesi yang menyebabkan hilangnya kesadaran sedangkan jenis
yang lain hanya menghilangkan nyeri dari bagian tubuh tertentu dan
pemakaianya tetap sadar. Dan pembiusan lokal adalah suatu jenis anestesi
yang hanya melumpuhkan sebagian tubuh manusia dan tampa
menyebabkan manusiakehilangan kesadaran.Obat bius ini bila di gunakan
dalam oprasi tidak membuat lama waktu penyembuhkan oprasi.Anestesi
hanya di lakukan oleh dokter spesialis anestesi atau anestesiologis.Dokter
spesialis anestesiologis selama pembedahan berperan memantau tanda-
tanda vital pasien karena sewaktu-waktudapat terjadi perubahanyang
memerlukan penanganan secepatnya

1.2 TUJUAN PENULISAN


Tujuan Penulisan Makalah ini adalah untuk mengemukakan teknik-
teknik pemberian anestesi dalam dunia kedokteran selain itu dapat juga
diketahui keuntungan dan kerugian dari berbagai macam teknik anestesi
sehingga dapat ditentukan teknik yang terbaik yang akan digunakan dan
untuk menghindari terjadinya komplikasi-komplikasi akibat injeksi
anestesi.

1.3 MANFAAT PENULISAN


Agar mahasiswa pendidikan co-as mampu mengetahui dan
menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan anestesis.komponen-
komponen dan cara penggunaan dalam bidang kesehatan serta menerapkan
tujuan dari penulisan sebagai acuan dalam memberikan pelayanan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN
Anestesi (pembiusan; berasal dari Bahasa Yunani an-"tidak, tanpa"
dan aesthētos, "persepsi, kemampuan untuk merasa"), secara umum berarti
suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan
dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh.
Istilah anestesi digunakan pertama kali oleh Oliver Wendel Holmes Sr
pada tahun 1846. Anestesi menurut arti kata adalah hilangnya kesadaran
rasa sakit, namun obat anestasi umum tidak hanya menghilangkan rasa
sakit akan tetapi juga menghilangkan kesadaran. Pada operasi-operasi
daerah tertentu seperti perut, maka selain hilangnya rasa sakit dan
kesadaran, dibutuhkan juga relaksasi otot yang optimal agar operasi dapat
berjalan dengan lancar (Ibrahim, 2000).

2.2 TUJAAN ANESTESI


Tujuannya untuk menghalau rasa sakit di bagian tubuh tertentu,
daripada harus melakukan pembiusan total. Tujuan utama dari pemberian
obat premedikasi adalah untuk memberikan sedasi psikis, mengurangi rasa
cemas dan melindungi dari stress mental atau factor-faktor lain yang
berkaitan dengan tindakan anestesi yang spesifik. Hasil akhir yang
diharapkan dari pemberian premedikasi adalah terjadinya sedasi dari
pasien tanpa disertai depresi dari pernapasan dan sirkulasi. Kebutuhan
premedikasi bagi masing-masing pasien dapat berbeda. Rasa takut dan
nyeri harus diperhatikan betul pada pra bedah.
Tujuan anestesi adalah untuk menyediakan, atau menghilangkan
rasa sakit.Memblokir impuls saraf dari bagian bawah segmen tulang
belakang yang mengakibatkan penurunan sensasi di bagian bawah
tubuh.Obat epidural jatuh ke dalam kelas obat yang disebut bius lokal
seperti bupivacaine, chloroprocaine, atau lidokain.. Mereka sering
disampaikan dalam kombinasi dengan opioid atau narkotika, seperti
fentanyl dan sufentanil, untuk mengurangi dosis yang diperlukan bius
lokal.
Efek somatic ini timbul didalam kecerdasan dan menumbuhkan
dorongan untuk bertahan atau menghindari kejadian tersebut. Kebanyakan
pasien akan melakukan modifikasi terhadap manifestasi efek somatic
tersebut dan menerima keadaan yaitu dengan Nampak tenang. Reaksi saraf
simpatis terhadap rasa takut atau nyeri tidak dapat disembunyikan oleh
pasien. Rasa takut dan nyeri mengaktifkan syaraf simpatis untuk
menimbulkan perubahan system sirkulasi dalam tubuh. Perubahan ini
disebabkan oleh stimulasi efferen simpatis yang ke pembuluh darah, dan
sebagian karena naiknya katekolamin dalam sirkulasi.

2.3 JENIS ANESTESI


1. Anestesi Lokal
Jenis ini biasa dipakai untuk tindakan medis minor atau operasi kecil.
Obat bius ini dapat membuat area kecil dari tubuh mati rasa namun tetap
sadarkan diri.Contoh obat-obatan anestesi lokal lidocaine, mepivacaine,
bupivacaine, etodocaine, poropitocaine, procaine, tetracaine,
choloroprocaine, piperocaine dan dibucaine.
2. Anestesi Regional
Sebagian besar tubuh dapat dibuat mati rasa dengan bius regional.
Bius regional terbagi lagi menjadi epidural, spinal dan blok saraf tepi.
Contoh obat-obatan anestesi regional lidocaine, bupivacaine,
chloroprocaine.
3. Anestesi Umum
Obat bius disuntikkan ke pembuluh darah atau inhalasi sehingga
mempengaruhi otak dan seluruh tubuh sehingga tidak sadarkan diri atau
tertidur pulas. Contoh obat anestesi general secara iv pentothal, ketamine,
poropofol, midazolam, dropoeridol, etomidate dan contoh obat anestesi
general secara inhalasi berbentuk gas N2O dan bentuk cair mudah
menguap halothane, enflurane, isoflurane, sevoflurane, desflurane,
ether, ethyl clorida, sikloporopan, ethylene, metoksiflurane.
Jenis anestesi lokal dalam bentuk parenteral yang paling banyak
digunakan adalah:
1. Anestesi permukaan
Sebagai suntikan banyak digunakan sebagai penghilang rasa oleh
dokter gigi untuk mencabut geraham atau oleh dokter keluarga untuk
pembedahan kecil seperti menjahit luka di kulit. Sediaan ini aman dan
pada kadar yang tepat tidak akan mengganggu proses penyembuhan luka.
2. Anestesi Infiltrasi.
Tujuannya untuk menimbulkan anestesi ujung saraf melalui injeksi
pada atau sekitar jaringan yang akan dianestesi sehingga mengakibatkan
hilangnya rasa di kulit dan jaringan yang terletak lebih dalam, misalnya
daerah kecil di kulit atau gusi (pada pencabutan gigi).
3. Anestesi Blok
Cara ini dapat digunakan pada tindakan pembedahan maupun
untuk tujuan diagnostik dan terapi.
4. Anestesi Spinal
Obat disuntikkan di tulang punggung dan diperoleh pembiusan dari
kaki sampai tulang dada hanya dalam beberapa menit. Anestesi spinal ini
bermanfaat untuk operasi perut bagian bawah, perineum atau tungkai
bawah.
5. Anestesi Epidural
Anestesi epidural (blokade subarakhnoid atau intratekal)
disuntikkan di ruang epidural yakni ruang antara kedua selaput keras dari
sumsum belakang.
6. Anestesi Kaudal
Anestesi kaudal adalah bentuk anestesi epidural yang disuntikkan
melalui tempat yang berbeda yaitu ke dalam kanalis sakralis melalui hiatus
skralis.
2.4 CARA PEMBERIAN
Obat penghilang rasa sakit epidural diberikan dalam beberapa cara :
1. Injeksi dengan top-up : Anestesi akan disuntikkan dengan obat
penghilang rasa sakit ke dalam tabung untuk mematikan bagian bawah
perut pasien
2. Infus kontinu : Anestesi yang mengatur kateter epidural. Ujung
tabung terpasang pada pompa, yang akan menghilangkan rasa sakit pada
punggung pasien terus-menerus.

2.5 MEKANISME KERJA ANESTESI


· Mencegah timbulnya konduksi impuls saraf
· Meningkatkan ambang membran, eksitabilitas berkurang dan
kelancaran hantaran terhambat
· Meningkatkan tegangan permukaan selaput lipid molekuler
Resistensi Bius Ketika dilakukan anestesi, terkadang dapat terjadi
seseorang tak mendapatkan efek bius seperti yang diharapkan. Atau, yang
kerap disebut resisten terhadap obat bius. Beberapa kondisi yang bisa
menyebabkan seseorang resisten terhadap obat bius di antaranya:
1. Pecandu alcohol
2. Pengguna obat psikotropika seperti morfin, ekstasi dan lainnya
3. Pengguna obat anelgesik
Agar Obat Bius Optimal & Aman Untuk menghindari terjadinya
efek samping dan resistensi terhadap obat bius, sebaiknya pasien benar-
benar memastikan kondisi tubuhnya cukup baik untuk menerima anestesi.
1. Menghentikan penggunaan obat anelgetik, paling tidak 1-2 hari
sebelum dilakukan prosedur anestesi.
2. Menghentikan konsumsi obat-obatan yang berefek pada saraf pusat
seperti morfin, barbiturat, amfetamin dan lainnya,
3. Paling tidak 1-3 hari sebelum anestesi dilakukan.
4. Berhenti mengonsumsi alkohol paling tidak 2 minggu sebelum
penggunaan anestesi,
5. Berhenti merokok setidaknya 2 minggu sebelum anestesi dilakukan.
(nova/lia).

2.6 CARA PENGGUNAAN ANESTESI


Kebutuhan dan cara kerja anestesi beranekaragam. Anestesi juga
memiliki cara penggunaan yang berbeda sesuai kebutuhannya. Tak hanya
cara disuntikkan saja, tetapi juga dihirup melalui alat bantu nafas.
Beberapa cara penggunaan anestesi ini di antaranya :
1. Melalui Pernafasan
Beberapa obat anestesi berupa gas seperti isoflurane dan nitrous
oxide, dapat dimasukkan melalui pernafasan atau secara inhalasi. Gas-gas
ini mempengaruhi kerja susunan saraf pusat di otak, otot jantung, serta
paru-paru sehingga bersama-sama menciptakan kondisi tak sadar pada
pasien. Penggunaan bius jenis inhalasi ini lebih ditujukan untuk pasien
operasi besar yang belum diketahui berapa lama tindakan operasi
diperlukan. Sehingga, perlu dipastikan pasien tetap dalam kondisi tak
sadar selama operasi dilakukan.
2. Injeksi Intravena
Sedangkan obat ketamine, thiopetal, opioids (fentanyl, sufentanil)
dan propofol adalah obat-obatan yang biasanya dimasukkan ke aliran vena.
Obat-obatan ini menimbulkan efek menghilangkan nyeri, mematikan rasa
secara menyeluruh, dan membuat depresi pernafasan sehingga membuat
pasien tak sadarkan diri. Masa bekerjanya cukup lama dan akan
ditambahkan bila ternyata lamanya operasi perlu ditambah.
3. Injeksi Pada Spinal/ Epidural
Obat-obatan jenis iodocaine dan bupivacaine yang sifatnya lokal
dapat diinjeksikan dalam ruang spinal (rongga tulang belakang) maupun
epidural untuk menghasilkan efek mati rasa pada paruh tubuh tertentu.
Misalnya, dari pusat ke bawah. Beda dari injeksi epidural dan spinal
adalah pada teknik injeksi. Pada epidural,injeksi dapat dipertahankan
dengan meninggalkan selang kecil untuk menambah obat anestesi jika
diperlukan perpanjangan waktu tindakan. Sedang pada spinal
membutuhkan jarum lebih panjang dan hanya bisa dilakukan dalam sekali
injeksi untuk sekitar 2 jam ke depan.
4. Injeksi Lokal Iodocaine dan bupivacaine
juga dapat di injeksi di bawah lapisan kulit untuk menghasilkan
efek mati rasa di area lokal. Dengan cara kerja memblokade impuls saraf
dan sensasi nyeri dari saraf tepi sehingga kulit akan terasa kebas dan mati
rasa.

2.7 SIFAT ANESTESI


Ø Tidak mengiritasi / merusak jaringan saraf secara permanen
Ø Batas keamanan harus lebar
Ø Larut dalam air
Ø Stabil dalam larutan
Ø Dapat disterilkan tanpa mengalami perubahan
Ø Indikasi & Keuntungan anestesi lokal
Ø Penderita dalam keadaan sadar serta kooperatif.
Ø Tekniknya relatif sederhana dan prosentase kegagalan dalam
penggunaanya relatif kecil.
Ø Pada daerah yang diinjeksi tidak terdapat pembengkakan.
Ø Peralatan yang digunakan, sedikit sekali dan sederhana serta obat yang
digunakan relatif murah.
Ø Dapat digunakan sesuai dengan yang dikehendaki pada daerah anatomi
tertentu.Mula kerja harus sesingkat mungkinDurasi kerja harus cukup
lama.

2.8 TIPE ANESTESI


1. Anestesi Umum
Anestesi Umum adalah anestesi yang dilakukan untuk memblok
pusat kesadaran otak dengan menghilangkan kesadaran dan menimbulkan
relaksasi serta hilangnya sensasi rasa.
2. Anestesi Regional
Anestesi Regional adalah anestesi yang dilakukan untuk
meniadakan proses kejutan pada ujung atau serabut saraf, serta hilangnya
rasa pada daerah tubuh tertentu, dan pasien masih berada dalam keadaan
sadar. Metode umum yang digunakan adalah melakukan blok saraf, blok
regional intravena dengan torniquet, blok daerah spinal, dan melalui
epidural.
4. Anestesi Lokal
Anestrsi lokal adalah anestesi yang dilakukan untuk memblok
transmisi implus saraf pada daerah yang akan dilakukan anestesi dan
pasien dalam keadaan sadar. Metode yang digunakan adalah infiltrasi atau
topikal.
5. .Hipoanestesi
Hipoanestesi adalah anestesi yang dilakukan untuk membuat status
kesadaran pasif secara artifisal sehingga terjadi peningkatan ketaatan pada
saran atau perintah serta mengurangi kesadaran sehingga perhatian
menjadi terbatas. Metode yang digunakan adalah Hipnosis.

2.9 MANFAAT ANESTESI


· Digunakan sebagai diagnostic, untuk menentukan sumber nyeri
· Digunakan sebagai terapi, local anestesi merupakan bagian dari terapi
untuk kondisi operasi yang sangat nyeri, kemampuan dokter gigi
dalam menghilangkan nyeri pada pasien meski bersifat sementara
merupakan ukuran tercapainya tujuan terapi
· Digunakan untuk kepentingan perioperatif dan postoperasi. Proses
operasi yang bebas nyeri sebagian besar menggunakan anestesi local,
mempunyai metode yang aman dan efektif untuk semua pasien operasi
dentoalveolar.
· Digunakan untuk kepentingan postoperasi. Setelah operasi dengan
menggunakan anestesi umum atau lokal, efek anestesi yang berlanjut
sangat penting untuk mengurangi ketidaknyamanan pasien.
2.10 KEUNTUNGAN & KERUGIAN PEMBERIAN ANESTESI
keuntungan:
1. Tidak diperlukan persiapan khusus pada pasien.
2. Tidak membutuhkan alat dan tabung gas yang kompleks
3. Tidak ada resiko obstruksi pernapasan. Durasi anestesi sedikitnya satu
jam dan jika pasien setuju dapat diperpanjang sesuai kebutuhan operasi
gigi minor atau adanya kesulitan dalam prosedur
4. Pasien tetap sadar dan kooperatif dan tidak ada penanganan pasca
anestesi
5. Pasien-pasien dengan penyakit serius, misalnya penyakit jantung
biasanya dapat mentolerir pemberian anestesi lokal tanpa adanya resiko
yang tidak diinginkan.
Kerugian :
1. Ini mungkin tidak bekerja dengan baik pada awal penggunaan
2. Menimbulkan rasa gatal atau demam
3. Pasien mungkin merasakan hanya mati rasa di bagian perut.

2.11 EFEK SAMPING PENGGUNAAN


Ada beberapa macam efek samping yang ditimbulkan pada
penggunaan diantaranya :
v Penurunan tekanan darah.
v Sakit kepala (juga dikenal sebagai tulang punggung sakit kepala).
v Pada bayi,mungkin membuat penurunan tekanan darah.
v Sakit kepala juga sangat jarang, tetapi mungkin dapat terjadi.
v Reaksi terhadap obat-obatan yang berlebihan, sepert ruam.
v Pendarahan jika pembuluh darah yang secara tidak sengaja rusa
2.12 Obat Obat Anestesi
Obat anestesi lokal:
1. Bupivakain (markain)

Konsentrasi efektif minimal 0,125%. Mula kerja lebih lambat dibanding


lidokain tetapi lama kerja sampai 8 jam.
Struktur bupivakain mirip dengan lidokain, kecuali gugus yang
mengandung amin adalah butil piperidin. Merupakan anestetik lokal yang
mempunyai masa kerja yang panjang, dengan efek blokade terhadap sensorik
lebih besar daripada motorik. Karena efek ini bupivakain lebih populer digunakan
untuk memperpanjang analgesia selama persalinan dan masa pasca pembedahan.
Pada dosis efektif yang sebanding, bupivakain lebih kardiotoksik daripada
lidokain. Larutan bupivakain hidroklorida tersedia dalam konsentrasi 0,25% untuk
anestesia infiltrasi dan 0,5% untuk suntikan paravertebra. Tanpa epinefrin, dosis
maksimum untuk anestesia infiltrasi adalah 2mg/kgBB.
NAMA GENERIK
Bupivakain
NAMA KIMIA
2-Piperidinecarboxamide,1-butyl-N-(2,6-dimethylphenyl)-,
monohydrochloride, monohydrate.
KETERANGAN
Penggunaan sebagai garam HCl.
SIFAT FISIKOKIMIA
Serbuk kristal putih yang mudah larut dalam etanol 95%, larut di air, dan
sedikt larut di kloroform atau aseton.
SUB KELAS TERAPI
Anestesi Lokal
KELAS TERAPI
Anestesi
DOSIS PEMBERIAN OBAT
Dosis bervariasi bergantung pada prosedur, dalamnya anestesi, perfusi
jaringan, lamanya anestesi, dan kondisi pasien serta ada/tidaknya epinefrin dalam
larutan suntikan. Dosis dewasa dan anak >12 tahun: anestesi lokal infiltrasi 0,25%
maksimum 175 mg, blok saraf perifer: 5 ml larutan 0,25 - 0,5 %; maksimum 400
mg/hari. Blok kaudal (tanpa pengawet) : 15-30 mL larutan 0,25-0,5%. Blok saraf
simpatik 20-50mL larutan 0,25%
FARMAKOLOGI
Mula kerja (bergantung pada rute dan dosis): anestesi: 1-17 menit. Durasi
(bergantung pada rute dan dosis): 2-9 jam.
STABILITAS PENYIMPANAN
Simpan pada suhu ruang yang terkontrol : 15o -30oC
KONTRA INDIKASI
Hipersensitif terhadap bupivakain HCl, anestesi lokal tipe amida, atau
komponen formula. Anestesi obstretik paraservikal.
EFEK SAMPING
Insiden efek samping sulit ditetapkan. Sebagian besar efek bergantung
pada dosis, dan sering karena percepatan absorpsi di tempat suntikan, suntikan
intravaskuler yang tidak disengaja, atau degradasi metabolit yang lambat.
Munculnya gejala sistem saraf pusat dapat menjadi tanda awal toksisitas yang
lebih nyata ( seizure). kardiovaskuler: hipotensi, bradikardia, palpitasi, blok
jantung, aritmia ventrikuler, henti jantung. Sistem saraf pusat: gelisah, cemas,
pusing, seizure ( 0,1%); gejala yang jarang, (seringkali akibat suntikan yang tidak
disengaja ke subarachnoid pada saat anestesi spinal): anestesi persisten, parestesia
( kesemutan), paralisis, sakit kepala, sepsis meningitis, dan palsia saraf kranial.
INTERAKSI MAKANAN
Etanol dapat meningkatkan depresi SSP
INTERAKSI OBAT
Efek sitokrom P450: substrat (kecil) CYP1A2, 2C19, 2D6, 3A4.
Pemberian larutan anestesi yang mengandung epinefrin/norepinefrin pada pasien
yang menggunakan obat penghambat monoamine oxidase ataui antidepresant
trisiklik yang berat dan lama.
PENGARUH ANAK
Tidak direkomendasikan digunakan untuk anak usia<12 tahun.
PENGARUH KEHAMILAN
Faktor resiko C. Penurunan populasi yang bertahan hidup dan efek
embriosidal ditemukan pada studi hewan. Obat ini diperbolehkan digunakan pada
anestesi atau analgesi obstetrik ( konsentrasi 0,75% tidak direkomendasikan).
PENGARUH MENYUSUI
Tidak direkomdasikan karena masuk kedalam air susu ibu.

2. Etil Klorida

digunakan pada kulit secara topical untuk mengkontrol rasa sakit yang
disebabkan oleh injeksi, seperti IV, operasi kecil, dan juga untuk menghilangkan
sakit sementara dari cedera kecil karena olahraga.

3. Lidokain (lignokain, xylokain, lidones)

Konsentrasi efektif minimal 0,25%. Infiltrasi, mula kerja 10 menit,


relaksasi otot cukup baik. Kerja sekitar 1-1,5 jam tergantung konsentrasi larutan.

Lidokain (xilokain) adalah anestetik lokal kuat yang digunakan secara luas
dengan pemberian topikal dan suntikan. Anestesi terjadi lebih cepat, lebih kuat,
dan lebih ekstensif daripada yang ditunjukkan oleh prokain pada konsentrasi yang
sebanding. Lidokain merupakan aminoetilamid dan merupakan prototik dari
anestetik lokal golongan amida.

Larutan Lidokain 0,5% digunakan untuk anestesi infiltrasi, sedangkan


larutan 1-2% untuk anestesia blok dan topikal. Anestetik ini lebih efektif bila
digunakan tanpa vasokonstriktor, tetapi kecepatan absorbsi dan toksisitasnya
bertambah dan masa kerjanya lebih pendek. Lidokain merupakan obat terpilih
bagi mereka yang hipersensitif terhadap anestetik lokal golongan ester. Sediaan
berupa larutan 0,5-5% dengan atau tanpa epinefrin (1:50000 sampai 1:200000).
Efek samping lidokain biasanya berkaitan dengan efeknya terhadap SSP, misalnya
mengantuk, pusing, parastesia, kedutan otot, gangguan mental, koma, dan
bangkitan. Lidokain dosis berlebihan dapat menyebabkan kematian akibat fibrilasi
ventrikel, atau oleh henti jantung. Lidokain sering digunakan secara suntikan
untuk anestesia infiltrasi, blokade saraf, anestesia spinal, anestesia epidural
ataupun anestesia kaudal, dan secara setempat untuk anestesia selaput lendir

NAMA GENERIK
Lidokain
NAMA KIMIA
2-(diethylamino)-2′,6′-acetoxylidide monohydrochloride monohydrate
KETERANGAN
Nama lain : lignokain. Penggunaan sebagai garam HCl.
SIFAT FISIKOKIMIA
Serbuk putih, mudah larut dalam air.
SUB KELAS TERAPI
Anestesi lokal
KELAS TERAPI
Anestesi
DOSIS PEMBERIAN OBAT
Anestesi lokal injeksi:dewasa dan anak: bervariasi bergantung pada
prosedur, tingkat anestesi yang diinginkan, perfusi jaringan, durasi yang
diinginkan dan kondisi fisik pasien:
maksimum 4,5 mg/kg/dosis; jangan diulang dalam waktu 2
jam.Antiaritmia: anak: IV: loading dose: 1 mg/kg (maksimum 100 mg); diikuti
dengan infus; dapat diberikan bolus kedua 0,5-1 mg/kg dengan jarak antara bolus
dan awal infus >15 menit. Infus: 20-50 mcg/kg/menit. Gunakan 20 mcg/kg/menit
pada pasien shok, penyakit hati, henti jantung, gagal jantung ringan,; gagal
jantung sedang-berat dibutuhkan 1/2 loading dose dan kecepatan infus yang lebih
lambat untuk menghindari toksisitas.
FARMAKOLOGI
Mula kerja IV: dosis bolus tunggal: 45-90 detik. Durasi kerja: 10-20 menit.
Distribusi: Vd: 1,1-2,1 L/kg; berubah oleh berbagai faktor pasien; menurun oleh
gagal jantung kronik dan penyakit hati; melewati barier darah otak.Ikatan protein:
60-80% pada alfa1asam glikoprotein. Metabolisme: di hati 90%; metabolit aktif
monoetilglisineksilidid (MEGX) dan glisineksilidid (GX) dapat terakumulasi dan
menyebabkan toksisitas SSP.
STABILITAS PENYIMPANAN
Injeksi lidokain stabil pada suhu ruang. Stabilitas campuran parenteral
pada suhu ruang (25oC) adalah masa kadaluwarsa yang tertera pada wadah
sebelum dicampur; Bila telah dibuka kestabilan hilang setelah 30 hari.
KONTRA INDIKASI
Hipersensitif terhadap lidokain atau komponen yang terdapat dalam
formula, hipersensitif terhadap anestesi lokal golongan amida; Adam-stokes
syndrome; blok SA/AV/ Intraventrikel berat (kecuali pasien dengan pacu jantung
artifisial yang berfungsi); injeksi campuran yang mengandung dextrose dari
jagung dan digunakan pada pasien yang alergi terhadap produk jagung.
EFEK SAMPING
Efek bervariasi tergantung pada rute pemberian. Sebagian besar efek
bergantung pada dosis. Frekuensi tidak dinyatakan. Kardiovaskuler: aritmia,
bradikardi, spasme arteri, kolaps kardiovaskuler, ambang defibrilasi meningkat,
udem, flushing, blok jantung, hipotensi, supresi simpul SA, insufisiensi vaskuler
(injeksi periartikuler). SSP: agitasi, cemas, koma, bingung, disorientasi, pusing,
mengantuk, eforia, halusinasi, sakit kepala, hiperestesia, letargi, kepala terasa
ringan, cemas, psikosis, seizure, bicara tidak jelas, somnolens, tidak sadar.
Dermatologi: angioedema, memar, dermatitis kontak, depigmintasi, udem kulit,
gatal, petekia, pruritis, ruam, urtikaria.

INTERAKSI OBAT
Efek sitokrom P450: substrat dari CYP1A2 (minor), 2A6 (minor), 2B6
(minor), 2C9 (minor), 2D6(major), 3A4(major); penghambat: CYP1A2 (kuat),
2D6 (moderate), 3A4 (moderate). Peningkatan efek/toksisitas: efek/level lidokain
dapat meningkat oleh amfetamin, amiodaron, antijamur azol, betabloker,
klorpromazin, klaritromisin, delavirdin, diklofenak, doksisiklin, eritromisin,
fluoksetin, imatinib, isoniazid, mikonazol, nefazodon, nikardipin, paroksetin,
pergolid, propofol, protease inhibitor, kuinidin, kuinin, ritonavir, ropinorel,
telitromisin, verapamil, dan penghambat CYP2D6 atau 3A4 lainnya.
PENGARUH ANAK
Dosis pada anak harus diturunkan sesuai berat badan dan umur.
PENGARUH HASIL LAB
Suntikan IM lidokain dapat meningkatkan tingkat kreatinin fosfokinase.
PENGARUH KEHAMILAN
Faktor resiko B
PENGARUH MENYUSUI
Masuk ke ASI dalam jumlah kecil, gunakan dengan hati-hati.

Obat anestesi lainya


a. Kokain: benzoylmetilekgonin.
Derifat-tropan ini (1884) dengan struktur atropine terdapat secara alamiah di
daun tumbuhan Erytroxylon coca (Peru, Bolivia) dengan kadar 0,8-1,5%. Berbeda
dengan anestetika lain, anestetikum dari kelompok ester ini berkhasiat
vasokontriksi dan bekerjanya lebih lama, mungkin karena merintangi re-uptake
noradrenalin di ujung neuron adrenergic sehingga kadarnya di daerah reseptor
meningkat. Selain itu , kokain juga memiliki efek simpatomimetik sentral dan
perifer.
Daya kerja stimulasinya terhadap SSP (cortex) menimbulkan beberapa gejala,
seperti gelisah, ketegangan , konvulsi, eufori, dan meningkatnya kapasitas dan
tenaga sehingga tahan lama untuk bekerja lama karena hilangnya perasaan lelah.
Penggunaannya hanya untuk enestesia permukaan pada pembedahan di
hidung, tenggorok, telinga atau mata. Penggunaannya sebagai tetes mata sudah di
tinggalkan berhubung resiko akan cacat kornea dan sifat midriasisnya.
Penggunaannya yang terlalu sering dengan konsentrasi tinggi dapat
mengakibatkan necrosis (mati jaringan) akibat vasokontriksi setempat.
Kehamilan : kokain dapat meningkatkan resiko abortus dan cacat pada janin,
terutama pada saluran urinnya.
Dosis: kedokteran mata: larutan (HCL) 1-4 %, anesthesia hidung, telinga, dan
tenggorok 1-10%.
b. Benzokain : anestesin, etileminobenzoat
Ester PABA ini (1900) merupakan derivate dari asam p-amino benzoate
yang reabsorbsinya lambat. Khasiat anestetik obat ini lemah, sehingga hanya
digunakan pada anestesi permukaan untuk menghilangkan nyeri dan gatal-gatal
(pruritus). Benzokain digunakan dalam suppositoria (250-500 mg untuk Rako)
atau salep (2%) anti-wasir (untuk Borraginol), juga dalam salep kulit, bedak tabor
5-20% dan lotion anti-sunburn (3%, Benzomid)

c. Prokain: Novocaine, etokain, *Gerovital (dr Aslan)


Derivat-benzoat ini yang disintesa pada tahun 1905 (Einhorn). Tidak begitu
toksis dibandingkan kokain. Anestetik local dari kelompok-ester ini bekerja
singkat . dalam tubuh zat ini dengan cepat dan sempurna dihidrolisa oleh
kolinesterase menjadi dietilamino etanol dan PABA (asam para-aminobenzoat),
yang mengantagonir daya kerja sulfonamide.
Reabsorbsinya di kulit buruk, maka hanya digunakan sebagai injeksi dan sering
kali bersamaan dengan adrenalin untuk memperpanjang daya kerjanya.sebagai
anestetik local, prokain sudah banyak di gantikan oleh lidokain karena efek-efek
sampingnya.
Efek sampingnya yang serius adalah:
1. Hipersensitasi
2. Kadang-kadang pada dosis rendahsudah dapat menyebabkan kematian dan
kolaps dan kematian.
3. Reaksi terhadap preparat kombinasi proka penisilin. Berlainan dengan
kokain, zat tidak mengakibatkan adiksi
Dosis: Anestesia infiltrasi 0,25-0,5%, blok de saraf 1-2%.

d. Oksibuprokain (benoxinate, Novesin)


Adalah derivate-oksibutil (1954) yang tidak bersifat merangsang, terutama
digunakan pada kedokteran THT dan mata. Tetapi pemakaiannya harus berhati-
hati bila terdapat selaput lender yang rusak atau adanya peradangan setempat.
Mulai kerjanya cepat dan kuat (dalam 1 menit) dan bertahan lebih kurang 10
menit. Toksisitasnya ringan dan menurut laporan tidak menimbulkan reaksi alergi.
e. Tetrakain (ametokain)
Adalah derivate benzoat dengan gugus-metil pada atom(1941). Khasiatnya
lebih kurang 10 kali lebih kuat dari pada prokain, tetapi juga beberapa kali lebih
toksis. Mulai kerjanya cepat dan berlangsung lama, sedangkan resorpsinya dari
mukosa jauh lebih baik daripada prokain

f. Prilokain (Citanest)
Adalah derivate yang mulai kerja dan kekuatannya sama dengan lidokain (
1963). Toksisitasnya lebih rendah daripada lidokain,karena efek vasodilatasinya
lebih ringan sehingga reabsorbsinya juga lebih lambat dan perombakannya lebih
cepat . di dalam hati, zat ini dirombak menjadi o-toluidin dan metabolit lain .
ekskresinya melalui kemih ( kurang dari 1%) . obat ini digunakan pada anstesia
permukaan 4% dan secara parenteral 1-1,5% dengan atau tanpa adrenalin.

g. Mepivakain: Scandicaine, *Estradurin.


Derivate-piperidin ini termasuk kelompok-amida (1957) yang mulai kerja
dan kekuatannya mirip lidokain tetapi berthan sedikit lama . tidak berkhasiat
vasodilatasi sehingga tidak perlu ditambahkan vasokonstraktor. Obat ini terutama
digunakan sebagai aastesia infiltrasi dan enis anestesia parenteral lainnya sebagai
larutan 1-2% . pada pembedahan dental , mata dan THT

h. Cinchokain : dibukain, *Proctosedyl, *Scheriproct.


Derivate-kinolin ini dari tipe amida ( 1929 ) yang beberapa kali lebih kuat
daripada lidokain tetapi juga lebih toksis.kerjanya bertahan lebih lama dan juga
bersifat vasodilatasi. Obat ini banyak digunakan sebagai anestetikum permukaan
antara lain dalam suppositoria anti wasir atau dalam salep untuk nyeri dan gatal
gatal, tidak menimbulkan hipersensitasi. efeknya tampak setelah ca 15 menit dan
berlangsung 24 jam.
i. Artikain : carticaine, *Ultracain
Derivate-tiofen ini merupakan zat anestetik local dari kelompok-amida
dengan kerja panjang ( 1976 0 terikat pada protein plasma ca 95%. Efeknya
timbul setelah 3 menit dan berlangsung agak lama, ca 45-90 menit . obat ini
digunakan untuk pembedahak kevil dan di kedokteran gigi . karena artikain
memiliki daya penetrasi tulang yang lebih baik dibandingkan lidokain.
Efek samping :
Pada orang yang alergi terhadap zat pengisi lubang gigi amalgam dan artukain
dapat timbul keluhan kesehatan serius. Dosis dewasa sekalinya 400mg.

j. Pramokain : Pramoxine, *Nestosyl


Merupakan zat anestesia permukaan (1953) tetapi merangsang bila
digunakan pada selaput lender.

k. Fenol : asam karbol, acidum carbolicum *Calamine lotion.


Disamping khasiat Anestesi dan anti gatalnya fenol juga berdaya
bakterisid dan fungsid pada konstentrasi di atas masing masing 1% dan 1,3%.oleh
karena itu fenol juga sering digunakan untuk gatal-gatal misaknya biang keringat.

l. Benzilalkohol
Cairan ini melarut dalam air dan berkhasiat anastetis dan anti gatal lemah
begitupula bakteriostatis terhadap kuman .gram positif serta virustatif dan fungitis
lemah . kerjanya optimal dalam lingkungan asam.

Obat anestesi umum

1. Halothane

- tidak berwarna, bau enak,tidak mudah terbakar

- efek anelgesik lemah, relaksasi otot baik, depresi pernapasan (+)

- cegah spasme laring, bronkus, hambat salivasi


- menghambat langsung otot jantung & pembuluh darah , turunkan akvitas
saraf simpatis

- vasodilatasi pembuluh darah otak (+) otot lurik menyebabkan tekanan


intra kranial meningkat

- bradikdi (+)

- hepatotoxicity (digunakan berulang),kurangi efektivitas oksi-tosin ,


alkaloid ergot

- absorpsi dan ekskresi : paru

Halothane dibuat pertama kali oleh C.W. Suckling di tahun 1951,


merupakan zat anestesi yang sangat poten dan tidak berwarna, dapat
meningkatkan tekanan intra kranial serta dapat menyebabkan relaksasi uterus.
Halothane dapat menimbulkan terjadinya halothane hepatitis, terutama bila obat
ini diberikan dalam jangka waktu pendek (pemberian berkali-kali dalam jangka
waktu pendek). Induksi dan pemulihan cepat tidak menyebabkan iritasi, tidak
mengakibatkan mual, dan berefek bronchodilator. Mendepresi jantung,
menyebabkan vasodilatasi, aritmia, mengiritasi miokard bila ada epineprin. Obat
ini dimetabolisme di hepar sebanyak 20-45%. Hasil metabolismenya berupa Br-,
F-, Cl-, asam trifluoracetat, gas chlorodifluoroetilen serta chlorotrifluoroetilen.
Halothane adalah obat anestesi inhalasi berbentuk cairan bening tak
berwarna yang mudah menguap dan berbau harum.
a. Indikasi
Untuk induksi anestesi dan maintenance pada anak-anak dan dewasa bersama-
sama dengan oxygen atau nitrous oxide 70%-oxygen.
b. Farmakologi
System Cardiovascular
1) Menurunkan tekanan arteri
2) Menimbulkan depresi langsung pada miocardium
3) Melebarkan pembuluh darah dalam otot – otot dan juga arteri coronaria
4) Blokade ganglion simpatikus
5) Depresi pusat vasomotor
6) Menimbulkan bradikardi yang mengakibatkan penurunan cardiac output
7) Menimbulkan hambatan pada baroreseptor
Hal diatas dapat menimbulkan hipotensi yang diperparah oleh :
a) Obat-obatan ganglion blocker
b) Perubahan posisi tidur dimana tubuh bagian atas lebih tinggi dari bagian
kaki (postural hipotention)
c) Kehilangan darah
d) Pelepasan cathecolamin

Gangguan irama denyut jantung :


Sifat mudah dirangsang dari miocardium menjadi meningkat :
Timbul ventrikuler extrasistole, ventrikel tachicardi dan bahkan ventrikuler
fibrilasi.
Faktor – faktor yang menambah kemungkinan terjadinya gangguan irama denyut
jantung termasuk:
 Retensi CO2
 rangsangan rasa sakit pada stadium anestesi yang ringan,
 penyuntikan atropin dan adrenalin.
Pernah terjadi cardiac arrest setelah pemberian infiltrasi adrenalin pada anestesi
halothane. Pemberian adrenalin yang cukup aman ialah jika adrenalin diberikan
dalalm konsentrasi 1 : 100.000 dan dosis nya 10 ml diberikan dalam jangka waktu
10 menit secara infiltrasi dan tidak melebihi 30 ml dalam waktu 1 jam.
I. Bradicardi yang mungkin disertai dengan hipotensi.
Atropin yang diberikan secara intravena dapat meningkatkan denyutan jantung
dan menimbulkan kenaikan tekanan darah, tapi pemberiannya harus secara pelan-
pelan karena bila terlalu cepat justru akan menyebabkan ventrikuler disritmia.
II. Sistem Pencernaan
Kelenjar liur, kelenjar lendir, dan cairan lambung tidak mengalami rangsangan
oleh halothane. Gerakan peristaltik usus dihambat oleh halothane, tapi terjadinya
rasa mual dan muntah pada masa pasca anestesi kadang-kadang hebat.
III. Susunan Syaraf Pusat
Halothane menimbulkan anestesi yang kuat pada SSP, tapi bila diberikan dalam
konsentrasi rendah daya analgesiknya rendah. Halothane meningkatkan aliran
darah dalam otak dan meningkatkan tekanan cairan cerebrospinalis.
IV. Sistem Pernafasan
Halothane menimbulkan depresi pernafasan. Frekuensi pernafasan bertambah
tapi volumenya menurun. Bila induksi dilakukan dengan halothane dan udara
biasa, tanpa oxygen, maka dapat terjadi gangguan saturasi oxygen akibat dari
hypoventilasi dan harus dilakukan nafas buatan. Untuk mendapatkan tekanan
oxygen dalam arteri yang cukup hendaknya halothane diberikan bersama oxygen
35% atau lebih. Halothane menimbulkan pelebaran pada bronchus sebagai akibat
dari blokade pada refleks bronkhokonstriksi.
Halothane tidak merangsang pada bronkhus dan refleks pharink dan laring dengan
cepat menghilang. Sekresi lendir saluran nafas tidak terangsang.
V. Sistem Otot
Relaksasi otot perut dapat dicapai dengan stadium yang cukup dalam dan otot
yang pertama mengalami relaksasi adalah otot masester pada mulut sehingga hal
ini memudahkan tindakan laringoskopy.
VI. Uterus
Halothane dapat menimbulkan atonia uteri dan pendarahan post partum jika
digunakan dalam kasus obstetrik.
Hal ini membahayakan dan jangan menggunakan halothane dalam kasus
obstetrik, namun untuk tindakan versi extraksi halothane sangat memuaskan.
Halothane, walaupun diberikan hanya dalam konsentrasi 0,5% dapat
menimbulkan perdarahan yang banyak pada tindakan curretage uterus, bahkan
sewaktu diberikan oxytocin sekalipun.
VII. Liver
Pada tahun 1958 pernah dilaporkan terjadinya nekrosis liver yang hebat setelah
pemberian anestesi inhalasi, juga dapat terjadi ”halothane hepatitis” subklinis.
Setelah dilakukan penelitian retrospektif oleh American National Academy of
Sciences pada tahun 1964, maka disimpulkan bahwa terjadinya kegagalan fungsi
hepar akibat halothane itu tidak jauh berbeda dengan yang ditimbulkan oleh obat
anestesi halogen yang lain, dan pasien dengan penyakit saluran empedu itu bukan
pasien yang mudah mendapat gangguan seperti ini.
Namun demikian, pandangan yang paling baru terhadap masalah ini adalah bahwa
ada pengaruh dari halothane yang menyebabkan terjadinya ”halothane-hepatitis”.
Terjadinya ikterus yang sehubungan dengan anestesi halothane adalah
hepatocellular. Para ahli sepakat untuk tidak memberikan anestesi halothane
secara berulang sebelum lewat 28 hari, dan bila ditemukan ikterus pasca anestesi
halothane, hal ini dianggap sebagai kontraindikasi untuk waktu yang akan datang.
Beberapa teori dari mekanisme terjadinya ”halothane-hepatitis’ yaitu :
a. Oxidase metabolit halothane dapat mempengaruhi antigenitas dari
membran hepatocyte, yang mengakibatkan rusaknya immunology antibody.
b. Faktor genetic dapat mempengaruhi produksi antibody.
c. Produk dari metabolisme reduktif dapat menimbulkan keracunan
langsung.
Sensitif silang antara halothane dengan obat anestesi halogen yang lain juga
dapat terjadi. Ketidakmurnian halothane juga bisa terjadi dengan terbentuknya
dichlorohexafluorobutene sampai 0,03% dalam vaporizer dan hal ini toxic untuk
liver dan ginjal.
VIII. Fungsi Ginjal
Halothane akan menurunkan aliran darah ke ginjal dan menurunkan filtrasi
glomerolus sehingga produksi urine menurun, ini semua akibat dari hypotensi
yang terjadi oleh pengaruh halothane.
METABOLISME DARI HALOTHANE
Suatu percobaan pada tikus yang diberi suntikan halothane secara
intravena menunjukkan terjadinya penumpukan halothane dalam liver. Pada
penyuntikan ulangan ditemukan peningkatan yang cepat dari konsentarsi
halothane dalam liver, hal ini menujukkan terjadinya rangsangan dari sistem
induksi enzym. Kenyataan yang terjadi pada manusia adalah metabolisme enzym
terjadi dengan terbentuknya trifluoracetylethanolamide-
chlorobromodofluoroethylene, bromide, chloride dan trifluoroacetic acid dalam
urine. Yang terakhir ini merupakan hasil metabolisme oxidasi utama dari
halothane dan relatif non toksik. Motabolit akan dikeluarkan dari tubuh dalam
waktu yang lambat, sampai 3 minggu baru bisa terbebas.
EFEK HORMONAL
Terjadi peningkatan kadar hormon pertumbuhan di dalam plasma selama
anestesi dengan halothane, respon adrenocortical muncul melalui rangsangan
kelenjar pituitrin anterior. Serum thyroxine juga meningkat, tetapi hormon thyroid
stimulating dari pituitrin tidak meningkat, tetapi sensitifitas pasien terhadap
insulin itu meningkat, maka bila ada pasien diabetes yang mendapat insulin
menjalani anestesi dengan halothane harus hati-hati karena dapat terjadi
hypoglicaemia yang hebat.
KEUNTUNGAN
1. Induksi cepat dan halus
2. Tidak iritasi pada saluran nafas
3. Dapat menimbulkan pelebaran bronkhus
4. Menimbulkan vasodilatasi
5. Recovery relatif cepat
KERUGIAN
1. Obat ini sangat kuat sehingga mudah terjadi over dosis
2. Daya analgesiknya rendah
3. Dapat menimbulkan relaksasi uterus dan resiko perdarahan yang hebat pada
kasus-kasus obstetrik
4. Menimbulkan hypotensi, yang mungkin tak diduga menjadi berat
5. Dapat menimbulkan dysrhethmia jantung
6. Dapat menimbulkan menggigil pasca anestesi yang kadang-kadang menjadi
hebat
7. Kemungkinan toksis pada liver terutama pada pemberian berulang
DOSIS
 Induksi
Induksi diberikan bersama oxygen atau nitrous oxide70%-oxygen mulai
dari konsentrasi 0,5% dan secara bertahap dinaikkan sampai konsentrasi 2-4%.
(terutama pada anak-anak).
Alternatif lain dapat diberikan obat barbiturat yang bekerja cepat dengan dosis
hypnosis secara intravena, tetepi penyuntikan dilakukan secara perlahan-lahan
karena efek depresi pada system cardiovaskuler dan pernafasan dari obat ini
menjadi lebih kuat bila diberikan terlalu cepat, atau obat anestesi intravena yang
lain, dan kemudian dilanjutkan dengan inhalasi halothane-oxygen atau halothane
– N2O 70%-oxygen dengan konsentrasi sampai 2-4%.
 Maintenance
Untuk mempertahankan stadium anestesi bedah konsentrasi halothane
diturunkan menjadi 0,5 - 2,0% bersama oxygen atau N2O 70%.

EFEK SAMPING
1. Recovery
Recovery dari anestesi dengan halothane terjadi cukup cepat. Terjadinya
rasa mual dan muntah pada masa pasca bedah / anestesi kadang-kadang hebat,
maka harus dilakukan pengawasan dan perawatan yang seksama untuk mencegah
terjadinya komplikasi akibat muntah (umpamanya : aspirasi ), terutama pada
pasien yang waktu puasa pra bedah tidak cukup, kurang dari 8 jam (dewasa),
seperti pada kasus bedah akut.
Selain daripada itu pengamatan atau monitoring harus dilakukan sesuai standar
monitoring.
Terjadinya menggigil pada masa pasca bedah sering terjadi pada anestesia dengan
halothane. Ini ada hubungannya dengan meningkatnya tonus otot secara
menyeluruh baik yang bersifat sementara atau menetap.
Seringkali hal ini juga ada hubungannya dengan turunnya suhu badan pasien
selama pembedahan. Untuk mencegah hal ini dapat diberikan uap hangat ke
dalam sirkuit pernafasan selama pembedahan.
a. Penggunaan Bersama Obat Pelemas Otot
Bila obat pelemas otot yang diberikan itu mempunyai efek blokade pada
ganglion maka penggunaanya bersama halothane harus dipertimbangkan karena
akan memperberat efek hypotensi. Obat pelemas otot Pancuronium cukup baik
digunakan bersama halothane. Halothane dapat melawan efek dari
suxamethonium, tetapi secara klinis hal ini tidak penting.
b. Cara Pemberian
Halothane sebaiknya diberikan bersama oxygen atau nitrous oxide 70%-
oxygen dan sebaiknya menggunakan vaporizer yang khusus dikalibrasi untuk
halothane agar dihasilkan konsentrasi uap yang akurat dan mudah dikendalikan,
meskipun banyak jenis vaporizer yang dapat digunakan untuk halothane sesuai
system dan teknik anestesi yang digunakan.
c. Premedikasi
Karena halothane menimbulkan depresi pernafasan maka pemberian obat
analgesik opium jangan digunakan untuk premedikasi, kecuali akan dilakukan
teknik pengendalian pernafasan selama anestesi.
Pemberian atgropine bukan untuk mencegah sekresi lendir dan salivasi
tetapi bermanfaat untuk mencegah terjadinya bradicardi dan penurunan cardiac
output selama anestesi.
Bila akan diberikan obat pelemas otot sebaiknya dipilih obat yang tidak
menimbulkan blokade pada ganglion.
Tergantung dari system dan teknik anestesi yang akan digunakan, maka
pemberian halothane itu dapat dilakukan seperti berikut :
d. High Gas Flow System
Sistem ini menimbulkan penghamburan halothane dan polusi ruangan
dengan uap halothane, namun banyak praktisi yang menyukai system ini karena
diangap lebih aman daripada system semi closed atau closed system, karena
konsentrasi halothane yang diberikan itu sama seperti yang ditunjuk dalam
vaporizer.
- Karena halothane memiliki daya anestesi yang kuat maka kedalaman
anestesi dapat dicapai secara cepat dengan halothane.
- Karena halothane memiliki daya analgesik yang rendah maka mungkin
diperlukan tambahan obat analgesik secara suntikan.
e. Low Gas Flow System dengan Rebreathing
Halothane dapat diberikan dengan system ”to-and-fro” atau system ”circle
absorbtion” baik semi-closed maupun closed system.
Para Praktisi telah melakukan teknik ini dengan memberikan aliran oxygen murni
1 liter/menit dengan konsentrasi halothane 2 – 3 % itu memberikan hasil yang
memuaskan untuk maintenance anestesi. Cara ini lebih ekonomis dan tidak
menimbulkan polusi

2. Isofluran (Forane)

Isoflurane suatu obat anestesi volatile yang induksinya cepat dan


pemulihannya cepat, tidak iritasi dan tidak menimbulkan sekresi. Seperti halnya
halotan dan enfluran, Isoflurane berefek bronkhodilator, tidak menimbulkan mual-
muntah, dan bersifat kompatibel dengan epineprin. Efek penurunan tekanan darah
sama besarnya dengan halotan, hanya berbeda dalam mekanisme kerjanya.
Halotan menurunkan tekanan darah, terutama dengan mendepresi miokardium dan
sedikit vasodilatasi. Ethrane menurunkan tekanan darah dengan mendepresi
miokardium dan vasodilatasi perifer. Isoflurane menurunkan tekanan darah
terutama dengan vasodilatasi perifer dan hampir tidak mendepresi miokardium.
Eter berhalogen tidak mudah terbakar
induksi cepat, sedikit eksitasi
Relaksasi otot polos intubasi (+)
Tidak sebabkan sensitisasi jantung sehingga aritmia mengecil
Aman untuk gangg hati & ginjal,stimulasi SSP (-)
Hiperventilasi TIK
Sediaan : isofluran 3-3,5% dlm O2; + NO2-O2
induksi; maintenance : 0,5%-3%
Efek samping
Hampir semua obat anastetik umum mengakibatkan sejumlah efek
samping dan yang terpenting adalah :
 Menekan pernapasan yang pada anestesi dalam terutama ditimbulkan oleh
halotan, enfluran, dan isofluran. Efek ini paling ringan pada N20 dan eter.

 Menekan sistem kardiovaskuler, terutama oleh halotan, enfluran, dan


isofluran. Eek ini juga ditimbulkan oleh eter, tetapi karena eter juga merangsang
SS simpatis, maka efek keseluruhannya manjadi ringan.

 Merusak hati (dan ginjal), terutama senyawa klor, misalnya kloroform.


 Oliguri (reversible) karena berkurangnya pengaliran darah di ginjal,
sehingga pasien perlu dihidratasi secukupnya.

 Menekan sistem regulasi suhu, sehingga timbul perasaan kedinginan


(menggigil) pasca bedah.

 Cara pemberian anestetik

Indikasi
Untuk inhalasi umum inhalasi baik sebagai induksi maupun maintenance
anestesi.
Kontra Indikasi
- Sangat sensitive terhadap obat anestesi halogen.
- Diketahui atau dicurigai mudah mengalami demam yang hebat (malignant
hyperthermia).
- Pernah mendapat anestesi isoflurane atau obat halogen lainnya dan terjadi
ikterus atau gangguan fungsi hepar atau eosinophilia pada masa pasca anestesi.
- Kasus obstetric.
- Nonselective MAO Inhibitor.
Farmakologi
- Isofluran merupakan suatu eter metil etil berhalogenasi yang tidak
menyala.
- Mempunyai tekanan uap sekitar 238 mm Hg pada 20 ºC dan mendidih
pada 48,5 ºC(760 mm Hg tekanan atmofer). Dalam hal ini isoflurane serupa
dengan anestetik volatil lainnya dan dapat diberikan melalui vaporisator standar.
- Memiliki MAC dalam oksigen sebesar 1,15% atm dan dalam 70 % oksida
nitrosa sebesar 0,5 %.
- Koefisien partisi darah/gas adalah 1,4. Kelarutan yang menengah dalam
darah ini dikombinasi dengan potensi yang tinggi berarti suatu induksi anestesia
yang cepat.
- Setelah pemberian 30 menit ratio konsentrasi alveoler terhadap konsentrasi
yang diinspirasi adalah 0,73.
Dosis
Isoflurance 1,15 % dalam oksigen murni, dan menjadi 0,5 % bila diberikan
bersama Nitrous Oxide 70 % dalam oksigen. Isoflurane harus diberikan
menggunakan vaporizar

UMUR MAC
KONSENTRASI OXYGEN KONSENTRASI N2O
100 % 70 %

Bayi s/d 12 bulan 1,60 - 1,85 % 0,49 - 0,69 %


1 s/d 5 tahun 1,50 - 1,60 % 0,49 - 0,67 %
6 s/d 10 tahun 1,40 % 0,58 %
11 s/d 15 tahun 1,16 % 0,53 %
16 s/d 20 tahun 1,25 - 1,30 % 1,49 - 0,63 %
21 s/d 40 tahun 1,10 - 1,20 % 0,43 - 0,57 %
41 s/d 60 tahun 1,00 - 1,10 % 0,33 - 0,41 %

Premedikasi
konsentrasinya ditambah 0,5 – 1,00 %, selama maintenance dapat terjadi
penurunan tekanan darah yang ada hubungan dengan kedalaman anestesi, semakin
lebih dalam stadium anestesi semakin besar penurunan tekanan darahnya. Bila
tidak ada faktor lain yang menyebabkan penurunan tekanan darah, terjadi
hypotensi ini ádalah akibat dari terjadinya vasodilatasi perifer. Kedalaman
anestesi yang berlebihan dengan tanda-tanda penurunan tekanan darah yang
banyak dapat diatasi dengan menurunkan konsentrasi isoflurane.
Recovery
Konsentrasi isoflurane dapat dikurangi menjadi 0,5 % pada saat mulai
penjahitan kulit luka bedah, lalu 0 % pada akhir penjahitan luka bedah.
Bila digunakan obat pelemas otot dan efeknya masih ada maka harus dilakukan
pemulihan fungsi otot sehingga pasien bernafas spontan secara adekuat dan
diberikan oxigen murni sampai kesadaran pulih penuh.
Efek samping Obat anticholinergis seperti sulfas atropin mungkin
diperlukan untuk mendapatkan efek depresi pada sekresi saliva dan lendir saluran
nafas, tapi mungkin meningkatkan efek isoflurane yang lemah untuk
meningkatkan denyut jantung.
Induksi
Isoflurane memiliki bau yang sedikit menyengat maka bila digunakan
sebagai induksi sebaiknya dimulai dengan konsentrasi 0,5%.
Konsentrasi 1,30 – 3,00 % biasanya akan membawa kedalam stadium anestesi
pembedahan dalam waktu 7 - 10 menit.
Dianjurkan agar induksi sebaiknya menggunakan obat barbiturat yang
bekerja cepat dengan dosis hipnosis atau propofol atau midazolam untuk
menghindari terjadinya batuk dan spasme laring selama induksi bila induksi hanya
dengan isoflurane dan oxygen atau isoflurane dan nitrous oxide 70 %.
Tekanan darah mungkin sedikit menurun selama induksi tetapi hal ini akan
kembali normal setelah terjadi stimulasi pembedahan.
Maintanance
Stadium anestesi pembedahan dapat dipertahankan dengan memberikan
konsentrasi isoflurane diberikan hanya dengan oxigen 100 % atau dengan Nitrous
Oxide kurang dari 70 %.maka
Hypotensi, Depresi pernafasan, Arrythmia, Kenaikan leukosit, Menggigil, Rasa
mual dan muntah, Kenaikan denyut nadi yang ringan,Broncospasme, Gangguan
fungsi hepar
Penatalaksanaan
Isoflurane harus disimpan dalam kamar dengan suhu 15 – 30 ºC. waktu kadaluarsa
5 tahun.

3. Ketamin

Ketamin adalah suatu “rapid acting non barbiturat general anesthethic”


termasuk golongan fenyl cyclohexylamine dengan rumus kimia 2-(0-
chlorophenil) – 2 (methylamino) cyclohexanone hydrochloride. Pertama kali
diperkenalkan oleh Domino dan Carsen pada tahun 1965. ( 1 )

Ketamin mempuyai efek analgesi yang kuat sekali akan tetapi efek
hipnotiknya kurang (tidur ringan) yang disertai penerimaan keadaan lingkungan
yang salah (anestesi disosiasi). ( 1 )
Ketamin merupakan zat anestesi dengan aksi satu arah yang berarti efek
analgesinya akan hilang bila obat itu telah didetoksikasi/dieksresi, dengan
demikian pemakaian lama harus dihindarkan. Anestetik ini adalah suatu derivat
dari pencyclidin suatu obat anti psikosa.

Induksi ketamin pada prinsipnya sama dengan tiopental. Namun


penampakan pasien pada saat tidak sadar berbeda dengan bila menggunakan
barbiturat. Pasien tidak tampak “tidur”. Mata mungkin tetap terbuka tetapi tidak
menjawab bila diajak bicara dan tidak ada respon terhadap rangsangan nyeri.
Tonus otot rahang biasanya baik setelah pemberian ketamin. Demikian juga reflek
batuk.

Untuk prosedur yang singkat ketamin dapat diberikan secara iv / im setiap


beberapa menit untuk mencegah rasa sakit.

NAMA GENERIK
Ketamin
NAMA KIMIA
2-(o-Chlorophenyl)-2-(methylamino) cyclohexanone hydrochlorideof
STRUKTUR KIMIA
C13H16ClNO HCl, BM: 274.19
KETERANGAN
Penggunaan sebagai garam HCl
SIFAT FISIKOKIMIA
Serbuk kristal putih berbau khas. Kelarutan Ketamin HCl dalam air 1:4,
dalam alakohol 1:14, alkohol dihidrat dan kloroform 1:60, metanol 1:6 dan praktis
tidak larut dalam eter; pH larutan 10% dalam air3,5-4,1.
SUB KELAS TERAPI
Anestesi umum dan Oksigen

KELAS TERAPI
Anestesi
DOSIS PEMBERIAN OBAT
Digunakan dalam kombinasi dengan antikolinergik untuk menurunkan
hipersalivasi. Anak: oral: 6-10 mg/kg BB untuk 1 dosis ( dicampur dengan
minuman 0,2-0,3 mg/kg BB, berikan 30 menit sebelum prosedur dilakukan. I.M.:
3-7 mg/kg. I.V.: 0,5-2 mg/Kg, gunakan dosis minimal (0,5-1 mg/Kg) untuk sedasi
prosedur minor; dosis induksi lazim: 1-2 mg/Kg. Infus IV berkelanjutan: sedasi:
5-20 mcg/kg/menit. Dewasa: IM: 3-8 mg/kg. IV: 1-4,5 mg/kg; dosis lazim
induksi: 1-2 mg/kg. Anak dan dewasa: maintanance: dosis tambahan 1/3 -1/2
dosis awal.
FARMAKOLOGI
Mula kerja IV: anestesi umum: 1-2 menit, sedasi: 1-2 menit. IM: anestesi
umum: 3-8 menit. Durasi: IV.: 5-15 menit; IM.: 12-25 menit. Metabolisme: hati
lewat hidroksilasi dan N-demetilasi. Metabolit norketamin mempunyai potensi
25% dari ketamin. Waktu paruh eliminasi: 11-17 menit; eliminasi : 2,5-3,1 jam.
Eksresi klirens: 18 mL/kg/menit
STABILITAS PENYIMPANAN
Tidak tercampurkan dengan barbiturat atau diazepam , dapat terjadi
endapan.
KONTRA INDIKASI
Hipersensitif terhadap ketamin, atau komponen formula lainnya;
peningkatan tekanan intrakranial, hipertensi, aneurisme, tirotoksikosis, gagal
jantung kongestif, angina, gangguan psikosis, kehamilan.
EFEK SAMPING
>10%: Kardiovaskuler: penurunan curah jantung, hipertensi paradoksikal
mengarah ke depresi miokard, takhikardia. SSP: peningkatan tekanan intrakranial,
halusinasi visual, mimpi buruk. Saraf-otot:gerakan tonik-klonik, tremor. Lain-lain:
reaksi kedaruratan, vokalisasi. 1-10%: kardiovaskuler: bradikardi,, hipotensi.
Dermatologi: nyeri pada tempat injeksi, ruam kulit. Saluran cerna: anoreksia,
mual, muntah. Mata: diplopia, nistagmus. Pernafasan: depresi pernafasan. <1%:
terbatas pada reaksi penting atau mengancam jiwa: peningkatan resistensi saluran
nafas, anafilaksis, bronkhospasme, depresi, aritmia, penekanan reflek batuk,
kedutan, hipersalivasi, tekanan intraokuler meningkat, kecepatan metabolisme
meningkat, tonus otot skelet meningkat, laringospasme, depresi miokard, depresi
pernafasan atau apneu akibat dosis besar atau infus cepat.
INTERAKSI MAKANAN
Tidak ada data
INTERAKSI OBAT
Efek sistem sitokrom P450: Peniingkatan efek: Penghambat CYP2B6
dapat meningkatkan efek ketamin; misalnyadesipramin, paroksetin, dan sertralin.
Penghambat CYP2C9 dapat meningkatkan efek ketamin misalnya delavirdin,
flukonazol, gemfibrozil, ketokenazol, nikardipin, NSAID, sulfonamid, dan
tolbutamid. Penghambat CYP3A4 dapat meningkatkan efek ketamin, misalnya
antijamur azol, klaritromisin, diklofenak, doksisiklin, eritromisin, imatinib,
isoniazid, nefazodon, nikardipin, propofol, protease inhibitor, kunidin,
telitromisin, dan verapamil. Barbiturat, narkotik, hidroksin dapat memperpanjang
pemulihan. Penghambat neuromuskuler nondepolarisasi dapat meningkatkan efek.
Pelemas otot, hormon tiroid, dapat meningkatkan tekanan darah dan laju jantung.
Halotan dapat menurunkan tekanan darah.
PENGARUH ANAK
Keamanan dan efikasi pada anak dibawah 16 tahun masih belum
ditetapkan.
PENGARUH KEHAMILAN
Faktor risiko D. Tidak direkomendasikan pada kehamilan.
PENGARUH MENYUSUI
Tidak ada data

4. Propofol

Propofol adalah obat anestesi intravena yang paling sering digunakan saat
ini. Dimulai pada tahun 1970-an dihasilkan dari substitusi derivate phenol dengan
materi hipnotik yang kemudian menghasilkan 2,6-diisopropofol.
Efek Samping dan Kontraindikasi
Induksi anestesi dengan propofol dikaitkan dengan beberapa efek
samping, termasuk nyeri saat injeksi, myklonus, apneu, penurunan tekanan darah
arterial dan jarang, trombophlebitis pada vena lokasi injeksi propofol. Nyeri dapat
direduksi dengan pemilihan vena yang besar, mengindari vena di dorsum manus,
dan menambahkan lidokain pada larutan propofol. Apneu pada pemberian
propofol sering terjadi dan hampir sama dengan pemberian thiopental dan
methohexital; namun propofol menyebabkan kejadian yang lebih sering dan
periode apneu lebih dari 30 menit. Pemberian opioid meningkatkan insidensi
apneu khususnya apneu yang prolong.
Efek samping yang paling signifikah. n adalah penurunan tekanan darah
sistemik. Penambahan opioid sebelum induksi cenderung menambah penurunan
tekanan darah. Mungkin pemberian dengan dosisi lebih kecil dan cara pemberian
pelan serta rehidrasi yang adekuat akan mengatasi penurunan tekanan darah.
Berlawanan dengan hal tersebut, efek laringoskopy dan intubasi endotrakeal dan
peningkatan MAP, denyut nadi dan tahanan vascular sistemik kurang signifikan
pada propofol jika dibandingkan dengan thiopental.
Propofol infusion syndrome jarang terjadi namun letal, dikaitkan dengan
infuse propofal 5 mg/kg/jam atau lebih dari 48 jam atau lebih. Gejala klinik
berupa kardiomiopati dengan gagal jantung akut, asidosis metabolic, miopati
skeletal, hiperkalemia, hepatomegali dan lipemia. Bukti yang ada menunjukkan
kemungkinan sindrom ini disebabkan kegagalan metabolism asam lemak bebas
yang disebabkan inhibaisi masuknya asam lemak bebas ke mitokondria dan
gangguan rantai respirasi mitokondria.

5. Nitrogen oksida

NAMA GENERIK
Hidrogen peroksida
NAMA KIMIA
Hidrogen peroksida
KETERANGAN
Biasanya konsentrasi pengawet yang digunakan 0,05%.(1)

SIFAT FISIKOKIMIA
Larutan Hidrogen peroksida (30%). Larutan jernih, tidak berwarna
mengandung 29-32% b/b H2O2. Bersifat asam terhadap kertas lakmus. Terurai
perlahan-lahan dan dipengaruhi oleh cahaya. Terurai jika kontak dengan bahan
organik yang dapat teroksidasi dan dengan logam tertentu serta jika dibiarkan
menjadi basa. Dapat mengandung bahan penstabil atau pengawet yang sesuai.
(1,2).
KELAS TERAPI
Telinga, Hidung dan tenggorokan, obat untuk
DOSIS PEMBERIAN OBAT
a. cuci luka atau ulser : gunakan larutan dengan konsentrasi sampai 6%
(sering 3%)
b. melepaskan pembalut luka yang lengket akibat terendam darah yang
mengering : gunakan larutan 1-1,5%
c. mengeluarkan kotoran telinga : gunakan larutan 3% dalam bentuk tetes
telinga atau pencuci telinga (encerkan larutan 6% dengan 3 bagian air sesaat
sebelum digunakan)
d. disinfeksektan lensa kontak : gunakan larutan 3%, rendam lensa kontak
selama 30 menit, diikuti inaktivasi dengan metode yang sesuai untuk keamanan
penggunaannya.
e. antiseptik mulut : encerkan 15 ml larutan 6% dengan setengah gelas air
hangat atau gunakan larutan 1,5% sebanyak 10 ml untuk iritasi mulut atau gusi
ringan dikumur-kumur setidaknya 1 menit(1) atau 2-3 menit(6), digunakan 2-4
kali sehari setelah makan dan menjelang tidur atau menurut petunjuk dokter.
Larutan topikal oral ini hanya untuk pemakaian luar, ditak boleh ditelan. Anak-
anak dibawah 12 tahun, penggunaan harus dibawah pengawasan orang dewasa.
Penggunaannya pada anak dibawah 2 tahun harus dikonsultasikan dengan dokter.
(1,2,4)
FARMAKOLOGI
Aktivitas antibakterinya lemah dan efektif melawan virus, termasuk HIV.
Juga mempunyai kerja hemostastik ringan. Kerja antiseptiknya tergantung pada
lepasnya oksigen nascent yang merupakan pengoksidasi kuat yang dapat
menghancurkan mikroorganisme dan secara kimia dipengaruhi oleh bahan-bahan
organik. Ketika larutan hidrogen peroksida kontak dengan jaringan yang
mengandung enzim katalase, larutan akan melepaskan oksigen yang mempunyai
efek antibakteri,.efek anti bakteriya terjadi selama masih ada oksigen yang
dilepaskan dan berlangsung singkat.Sebagai tambahan, efek antimikroba akibat
pelepasan oksigen berkurang dengan adanya bahan-bahan organik. Efek mekanis
karena efek effervescence mungkin lebih bermanfaat untuk membersihkan luka
dibanding efek antimikrobanya.Efek anti bakteriya terjadi selama masih ada
oksigen yang dilepaskan dan berlangsung singkat.Sebagai tambahan, efek
antimikroba akibat pelepasan oksigen berkurang dengan adanya bahan-bahan
organik. Efek mekanis karena efek effervescence mungkin lebih bermanfaat untuk
membersihkan luka dibanding efek antimikrobanya (2).
STABILITAS PENYIMPANAN
Larutan topikal hidrogen peroksida terurai selama penyimpanan atau pada
saat dikocok berulang-ulang. Juga terurai jika terpapar cahaya atau jika kontak
dengan bahan-bahan pengoksidasi atau pereduksi, dan terurai dengan cepat jika
dipanaskan. Larutan ini hendaknya disimpan pada wadah terutup rapat tidak
tembus cahaya pada suhu 15-30 derajat celcius. Untuk memastikan stabilitas yang
lebih baik, permukaan bagian dalam wadahnya harus halus. Larutan yang tidak
mengandung pengawet atau zat penstabil harus disimpan pada suhu dibawah 15
derajat. Terlindung dari cahaya.(1). Disimpan dalam botol dengan sumbat kaca,
kedap udara, terlindung dari cahaya.(5). Untuk diencerkan sampai 3%
KONTRA INDIKASI
Sebagai obat kumur, tidak dianjurkan pada pasien yang kritis.(3). 2. Luka
lebar dan dalam.(4).
EFEK SAMPING
Efek samping yang sering terjadi: Pembuluh darah : Berbahaya jika
hidrogen peroksida disuntikkan atau dimasukkan ke dalam rongga tubuh tertutup
dimana oksigen yang dilepaskan tidak bisa keluar dengan bebas. Hal ini dapat
menimbulkan terjadinya embolisme oksigen dan emfisema lokal Saluran cerna:
Cuci kolon dengan larutan ini dapat menimbulkan embolisme gas, ruptur kolon,
proctitis, ulseratif kolitis dan gangren usus halus (intestin) Dermatologis: Larutan
kuat hidrogen peroksida menimbulkan iritasi ‘terbakar’ pada kulit dan membran
mukosa dengan eschar putih, tetapi rasa sakit hilang dalam waktu kira-kira 1 jam.
Mulut : Pemakaian hidrogen peroksida sebagai pencuci mulut terus menerus dapat
menyebabkan hipertrofi reversibel dari papillae lidah. (1,3). Bahaya jika hidrogen
peroksida disuntikkan intravena
INTERAKSI MAKANAN
Tidak ada data
INTERAKSI OBAT
Tidak tercampurkan dengan agen pereduksi, termasuk senyawa organik,
senyawa yang mudah dioksidasi, beberapa logam, alkali, iodida, permanganat dan
agen oksidator kuat yang lain.
PENGARUH ANAK
Tidak ada data
PENGARUH HASIL LAB
Tidak ada data
PENGARUH KEHAMILAN
Tidak ada data
PENGARUH MENYUSUI
Tidak ada data

BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Jadi “Anestesi” adalah untuk menyediakan, atau menghilangkan rasa sakit.
Memblokir impuls saraf dari bagian bawah segmen tulang belakang yang
mengakibatkan penurunan sensasi di bagian bawah tubuh.Obat epidural jatuh ke
dalam kelas obat yang disebut bius lokal seperti bupivacaine, chloroprocaine, atau
lidokain.. Mereka sering disampaikan dalam kombinasi dengan opioid atau
narkotika, seperti fentanyl dan sufentanil, untuk mengurangi dosis yang
diperlukan bius lokal. Adapun jenis-jenis dan obatbyang digunakan dalam anestesi
antara lain:
1. Anestesi Lokal, Contoh obat-obatan anestesi lokal lidocaine, mepivacaine,
bupivacaine, etodocaine, poropitocaine, procaine, tetracaine,
choloroprocaine, piperocaine dan dibucaine.
2. Anestesi Regional, Contoh obat-obatan anestesi regional lidocaine,
bupivacaine, chloroprocaine.
3. Anestesi Umum, Contoh obat anestesi general secara iv pentothal,
ketamine, poropofol, midazolam, dropoeridol, etomidate dan contoh obat
anestesi general secara inhalasi berbentuk gas N2O dan bentuk cair mudah
menguap halothane, enflurane, isoflurane, sevoflurane, desflurane, ether,
ethyl clorida, sikloporopan, ethylene, metoksiflurane.
Anestesi juga mempunyai beberapa cara penggunaannya yaitu :
1. Melalui pernapasan
2. Injeksi Intravena
3. Injeksi pada spinal/epidural
4. Injeksi Lokal B.

Anda mungkin juga menyukai