Anda di halaman 1dari 47

Cairan Tubuh

Dalam keadaan normal, keseimbangan cairan


dan elektrolit dipertahankan dengan menjaga
keseimbangan antara jumlah asupan cairan
dan jumlah cairan yang hilang melalui ginjal,
saluran cerna maupun cara lain
Cairan tubuh terdiri dari bahan pelarut,
terutama berupa air dan bahan atau partikel
terlarut, yaitu berupa elektrolit dan non-
elektrolit.
Cairan tubuh dibagi menjadi 2 kompartemen utama :

1. Cairan Intrasel (40% BB)


2. Cairan Ekstrasel (20% BB)
- Cairan Interstisial (15%BB)
- Cairan Intravaskular (Plasma 5%BB)
- Cairan Transeluler (1-3% BB)
Umur Total cairan tubuh (%)
terhadap BB
Bayi BL 77
6 Bulan 72
2 Tahun 60
16 Tahun 60
20-39 Tahun: Pria/Wanita 60/50
40-59 Tahun:Pria/Wanita 55/47
FUNGSI CAIRAN BAGI TUBUH
1. Mempertahankan panas tubuh dan
pengaturan temperatur tubuh
2.Transportasi :
nutrien, partikel kimiawi, partikel
darah, energi, hormon, hasil sisa
metabolisme.
3. Mempertahankan tekanan
hidrostatik dalam sistim
kardiovaskuler.
Elektrolit Utama Tubuh Manusia
Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari
1. Elektrolit (zat terlarut yang terurai dan bermuatan listrik)
- natrium (Na+) -sulfat (SO42-)
- kalium (K+) - klorida (Cl-),
- kalsium (Ca++) - fosfat (HPO42-),
- bikarbonat (HCO3)
- magnesium (Mg++)
2. Non-elektrolit.
- protein , glukosa, oksigen, karbon dioksida & asam-asam
organik
Perpindahan Cairan
Perpindahan cairan tubuh dipengaruhi oleh:
1. Tekanan hidrostatik
Hidrostatik adalah tekanan yang dihasilkan oleh cairan
pada dinding pembuluh darah
2. Tekanan onkotik
Gaya tarik sifat atau system koloid agar air tetap berada
dalam plasma darah di intravaskuler
3. Tekanan osmotik
Perpindahan cairan melalui membran semi permiable
dengan konsentrasi lebih tinggi
Kehilangan Air Per Hari (ml)

Suhu Cuaca Latihan Berat


normal Panas dan Lama

Insensible lose

Kulit 350 350 350

Saluran Napas 350 250 650

Urin 1400 1200 500

Keringat 100 1400 5000

Feses 100 100 100

Total 2300 3300 6500


PENYEBAB KEHILANGAN CAIRAN
1. Kehilangan cairan sebagai akibat kehilangan air dari
badan baik karena kekurangan pemasukan air atau
kehilangan air berlebih melalui paru, kulit, ginjal, atau
saluran makanan.
a. Kehilangaan cairan karena pemasukan air tidak
mencukupi
b. Kehilangan cairan karena pengeluaran melalui ginjal
berlebihan
c. Kehilangan cairan karena sebab lain
2. Kehilangan cairan karena kelebihan elektrolit.
Kehilangan cairan karena ekskresi urin yang
mengandung banyak elektrolit seperti natrium,
klorida, kalium dan anion serta kation atau
bahan-bahan yang bukan ion seperti dextrosa,
fruktosa/urea, asam amino dan benda nitrogen
lainnya.
3. Kehilangan cairan karena hiper osmolalitas
PERBANDINGAN CAIRAN KRISTALOID DAN KOLOID
Kristaloid Koloid
Komposisi menyerupai plasma Ekspansi volume plasma tanpa
(acetated ringer, lactated ringer) disertai ekspansi volume interstisial
Mengantikan volume dan Ekspansi volume lebih besar di
meningkatakan CO dan tekanan bandingkan volume sama kristaloid
darah
Bebas reaksi anafilaksis Masa kerja lebih panjang
Bebas disimpan di suhu kamar Oksigenasi jaringan lebih baik
Komplikasi minimal Gradien alveolar arterial O2 lebih
sedikit
Insiden edema paru dan /atau edema
sistemik lebih rendah.
Cairan Kristaloid di klasifikasikan sebagai berikut :

Cairan Isotonik : cairan dengan tekanan yang sama seperti


cairan tubuh. Cairan ini menetap dalam
cairan ekstraselluler (290-310 mOsm/L)
Contoh : Normal Saline (NaCL 0,9 %), Ringer Laktat (RL),
Ringer Asetat, Ringerfundin, Glucose 5%
Cairan Hipotonis : Cairan dengan tekanan osmotik lebih rendah
dari cairan tubuh (osmolaritas dibawah 250
mOsm/L)
Contoh : Aquadest, larutan 2,5% dextrose in water

Cairan Hipertonik : Cairan dengan tekanan osmotik lebih tinggi dari


plasma darah dimana air keluar dari Intraselluler
dan masuk ke dalam plasma (diatas 375 mOsm/L).

Contoh : NaCl 3 %, Glucose 10%, Dextrose 50 %


CAIRAN KRISTALOID
PENGGUNAAN CAIRAN KOLOID
Berdasarkan hasil penelitian cairan
koloid digunakan:
1. Resusitasi cairan pada penderita
dengan syok hemorragic sebelum
transfusi tersedia.
2. Resusitasi cairan pada
hipoalbuminemia berat, mis: luka
bakar.
3. Pasien post op yang mengalami
gangguan plasma darah
Macam macam Cairan Koloid
Prinsip Utama Terapi Cairan

1. Memenuhi kebutuhan normal cairan per hari


2. Koreksi kekurangan atau kehilangan cairan
3. Koreksi kekurangan/kehilangan elektrolit
Terapi Cairan Praoperatif

Kebutuhan cairan normal Koreksi Kehilangan cairan

Rata-rata Natrium Kalium


kebutuhan
cairan 2-4mEq 1-2mEq Derajat Dehidrasi
30-40ml /kgBB/hari /kgBB/hari
/kgBB/24 jam
Derajat Dehidrasi
Derajat Defisit (%BB) Tanda
Ringan 5 Turgor menurun
Mata cekung
Mukosa kering
Sedang 5-8 Tanda dehidrasi ringan
Oliguria
Hipotensi ortostatik
Takikardi
Berat 8-10 Tanda dehidrasi ringan-
sedang
Gangguan kardiovaskuler
Gangguan kesadaran
Terapi Cairan Intra-operatif

Mengganti darah yang


Perkiraan defisit cairan Cairan Rumatan
keluar

Ex: defisit cairan 5L 2,5mL/kgBB/jam


Cairan NaCL 0,9%
diberikan resusitasi cairan (untuk operasi superficial)
Atau
awal 3L dan kekurangan 2,5 - 15mL/kgBB/jam
Ringer Laktat
2L dibagi menjadi 1L (untuk operasi yang
Sebanyak + 3x jumlah
dalam 8 jam dan 1L dalam membuka rongga
perdarahan
16 jam abdomen)
Terapi Cairan Pasca Bedah

Kebutuhan Basal

Kebutuhan Pengganti
TERAPI CAIRAN

Resusitasi Maintenance

Air + Elektrolit +
Kristaloid Koloid Nutrisi

Mengganti kehilangan akut Memasok


(Syok, dehidrasi, hipovolemik) kebutuhan
harian
Konsep Terapi Dehidrasi

Maintenance = 30 -40 ml/kgBB/24jam


+
Cairan Output = muntah, cairan NGT
+
Defisit = % derajat dehidrasi x BB

Total cairan 50% - 8 jam pertama


50% - 16 jam kedua
Case
Pasien usia 30 tahun datang dengan tanda
turgor turun, oliguria, takikardi. Muntah 200ml.
BB pasien 50 Kg. Tatalaksana dan terapi cairan
pada pasien tersebut?
1. A-B-C
2. Terapi cairan
Maintenance : 40ml x 50 = 2000ml
Cairan output : 200ml
Defisit : 8% x 50 = 4000 ml

Total cairan : 6200 ml


50% - 8jam 50% - 16jam

3100ml 8jam 3100ml 16jam


Terapi cairan 8 jam pertama
3100 ml 20
8 jam
x 60
= 129 gtt/mnt
Terapi cairan 16 jam kedua
3100 ml 20
16 jam
x 60
= 96 gtt/mnt
Syok
Tanda syok
Takikardi (>100x/mnt)
Akral dingin
Takipnea (>25x/mnt)
Tekanan darah turun (<90/60mmhg)
Kesadaran menurun
Syok hipovolemik
Penyebab
Perdarahan
Kombusio
Inflamasi luas seperti peritonitis umum
Dehidrasi
Kehilangan cairan usus ( ileus, diare, muntah,
fistel)
Syok hipovolemik
Tanda I II III IV

Kehilangan cairan < 750 ml 750 -1500ml 1500-2000ml > 2000ml

% volume cairan <15% 15-30% 30-40% >40%

Nadi <100 100-120 120-140 >140

Tekanan darah normal normal menurun Menurun

Respirasi rata-rata Up to 20 20-30 30-35 >35

Urine output (ml/jam) >30 20-30 5-15 Sangat kurang

Pengantian cairan kristaloid kristaloid Kristaloid + Kristaloid +


darah darah

Kesadaran Normal Gelisah Bingung Tidak sadar


Konsep Terapi Syok
Defisit cairan
Volume cairan X BB X Derajat syok
Maintenance
Case
Pasien datang dengan hernia ingkarserata. Pada
tanda vital nadi 130x/mnt, tekanan darah 90/70
mmHg, respirasi 25x/mnt. Bb pasien 50kg.
Tatalaksan dan terapi cairan pada pasien?
1. A-B-C
2. Terapi cairan
Defisit cairan : 8% X 50 X 35%
: 1400ml
Pemberian cairan : secepatnya atau insisial 1-2 jam
pertama
Pasang DC

Observasi tanda vital + urine output pasien


Syok kardiogenik
Penurunan curah jantung pada volume cairan
intravaskuler yang cukup menyebabkan hipoksia
jaringan.

Terapi cairan + obat inotropik


Syok sepsis
Keadaan dimana terjadi penurunan tekanan darah sistol <90 mmHg
atau sistol > 40 mmHg disertai tanda kegagalan sirkulasi.

SIRS(Systemic Inflamatory Respons Syndrome)


mencakup 2 atau lebih keadaan berikut :
1. Suhu > 38C atau < 36C
2. Frekuensi Jantung > 90x/menit
3. Frekuensi Napas > 20x/menit atau PaCO2 <32mmHG
4. Frekuensi leukosit darah > 12.000/mm3 , < 4.000 mm3

Terapi Cairan :
Pemberian cairan kristaloid (NaCL 0,9% atau Ringer Laktat) maupun
Koloid
Luka Bakar
Derajat luka bakar
Terapi cairan pada luka bakar

Total cairan 50% - 8 jam pertama


50% - 16 jam kedua
Case
Pasien datang dengan luas luka bakar 20%. Bb
pasien 50kg. Tatalaksan dan terapi cairan pada
pasien?
A-B-C
Terapi cairan : 4 x 50 x 20
4000ml
2000ml 8jam 2000ml 16jam
Terapi cairan 8 jam pertama
2000 ml 20
8 jam x 60
= 83 gtt/mnt
Terapi cairan 16 jam pertama
2000 ml 20
16 jam
x 60
= 62 gtt/mnt
Elektrolit
Hiponatremia Na <135 mmol/liter
Gejala klinis :<125 mmol/l.
sakit kepala, mual, muntah,
Hipernatremia disorientasi bahkan koma
kejang <120 mmol/l
Terapi : Nacl 3 % 50 70
Hipokalemia mmol/jam

Hiperkalemia
Elektrolit
Hiponatremia Na >145 mmol/l.
Gejala klinis >155 -160
Hipernatremia mmol/l
demam, gelisah, iritabel,
sopor, koma.
Hipokalemia
Terapi: cairan sampai defisit
cairan tergantikan
Hiperkalemia Cairan : dekstroe 5 % atau
Nacl 0,45%.
Elektrolit
Hiponatremia Kalium: <3,5 mmol/l.
Gejala klinis :kelemahan tubuh,
depresi, konstipasi, ileus, gagal
nafas, ventrikel takikardi, atrial
Hipernatremia takikardi.
Terapi: KCl oral maupun IV
Hipokalemia

Hiperkalemia
Elektrolit
Hiponatremia Kalium > 5 mmol/l.
Kelemahan, Parestesia, Flacyd
paralisis, Hipotensi dan
Bradikardia.
Hipernatremia
EKG:peninggian gelombang T.
terapi:
Hipokalemia - IV dekstrose, insulin
- IV Calsium klorida
- IV lasix
Hiperkalemia
Terapi Elektrolit
Defisit Na
= 0,6 x BB x Na

Defisit K
= 0,4 x BB xK
Referensi
Sudoyo, A.W., dkk. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta:
Interna Publishing. 2009.
Price, S.A., & Wilson, L.M. Patofisiologi: Konsep
Klinis dan Proses-proses Penyakit 6th ed. Jakarta:
EGC.2005.
Schwartz, S.I. Intisari Prinsip-prinsip Ilmu Bedah.
Jakarta: EGC.2000.
Sjamsuhidajat & De Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah.
Jakarta: EGC.2013.

Anda mungkin juga menyukai