Anda di halaman 1dari 17

FARMAKOLOGI

OBAT ANESTESI BESERTA 25 KONDISI PASIEN

OLEH :

Ni Made Ayu Vivi Widyathi ( 172026)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III


SEKOLAH TINGGI FARMASI MAHAGANESHA DENPASAR
2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena atas
Asung Kerta Waranugraha-Nya makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan, sehingga dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Demi kesempurnaan makalah ini, baik dari segi materi maupun penyajiannya, kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua.

Denpasar, 23 Juli 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI.................................................................................Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN ............................................................Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang ..............................................................Error! Bookmark not defined.
1.2 Rumusan Masalah .........................................................Error! Bookmark not defined.
BAB II PEMBAHASAN ..............................................................Error! Bookmark not defined.
2.1 DEFINISI AUTAKOID ...........................................................Error! Bookmark not defined.
2.2 HISTAMIN ..................................................................Error! Bookmark not defined.
2.3 ANTIHISTAMIN .........................................................Error! Bookmark not defined.
2.3.1 Antihistamin Penghambat Reseptor H1 (Ah1) ....Error! Bookmark not defined.
2.3.2 Antihistamin Penghambat Reseptor H2 (Ah2) ....Error! Bookmark not defined.
2.3.3 Antagonis Reseptor Histamin H3 ......................Error! Bookmark not defined.
2.3.4 Antagonis Reseptor Histamin H4 ......................Error! Bookmark not defined.
2.4 SEROTONIN ...............................................................Error! Bookmark not defined.
2.4.1 Contoh Sediaan Serotonin .................................Error! Bookmark not defined.
2.5 ANTISEROTININ .......................................................Error! Bookmark not defined.
2.5.1 Penggolongan Antiserotinin ...............................Error! Bookmark not defined.
2.5.2 Mekanisme kerja ................................................Error! Bookmark not defined.
2.5.3 Contoh Sediaan Antiserotinin ............................Error! Bookmark not defined.
BAB III PENUTUP ......................................................................Error! Bookmark not defined.
3.1 KESIMPULAN ........................................................................................................... 24
3.2 SARAN ........................................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................Error! Bookmark not defined.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sekarang ini usaha-usaha yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan
rasa sakit dengan penggunaan obat dalam prosedur pembedahan telah dilakukan sejak
zaman kuno, termasuk dengan pemberian ethanol dan opium secara oral. Pembuktian
ilmiah pertama dari penggunaan obat anestesi untuk pembedahan dilakukan oleh William
Morton di Boston pada tahun 1846 dengan menggunakan diethyl eter. Sedangkan istilah
anestesi dikemukakan pertama kali oleh O.W. Holmes yang artinya tidak ada rasa sakit.
Anestesi yang dilakukan dahulu oleh orang Mesir menggunakan narkotik, orang Cina
menggunakan cannabis Indica dan pemukulan kepala dengan tongkat kayu untuk
menghilangkan kesadaran. Sehingga dengan perkembangan teknologi obat anestesi
berkembang pesat saat ini. Obat anestesi adalah obat yang digunakan untuk menghilangkan
rasa sakit dalam bermacam-macam tindakan operasi (Kartika Sari, 2013).
Obat Anestesi dibagi menjadi dua kelompok yaitu anestesi umum dan anestesi lokal
Anestesi umum adalah hilang rasa sakit disertai hilangnya kesadaran. Anestesi umum ini
digunakan pada pembedahan dengan maksud mencapai keadaan pingsan, merintangi
rangsangan nyeri (analgesia), memblokir reaksi refleks terhadap manipulasi pembedahan
serta menimbulkan pelemasan otot (relaksasi). Anestesi umum yang kini tersedia tidak
dapat memenuhi tujuan ini secara keseluruhan, maka pada anestesi untuk pembedahan
umumnya digunakan kombinasi hipnotika, analgetika, dan relaksansia otot. Sedangkan
anestesi lokal adalah obat yang digunakan untuk mencegah rasa nyeri dengan memblok
konduksi sepanjang serabut saraf secara reversibel. Anestesi lokal umumnya digunakan
dalam prosedur minor pada tempat bedah sehari. Untuk menghilangkan rasa nyeri pasca-
operasi maka dokter dapat memberi anestesi lokal pada area pembedahan (Neal, 2006).

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Apa yang di maksud dengan obat anestesi umum dan lokal ?
2. Apa saja klasifikasi obat anestesi umum dan lokal ?
3. Bagaimana mekanisme kerja obat anestesi umum dan lokal ?
4. Bagaimana aktifitas obat anestesi umum dan lokal ?
5. Apa saja kontra indikasi obat anestesi umum dan lokal ?
6. Bagaimana farmakokinetik dan farmakodinamik dari obat anestesi umum dan lokal
?
7. Apa saja efek samping dari obat anestesi umum dan lokal ?
8. Apa saja syarat ideal dari obat anestesi umum dan lokal ?
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Anestesi

Anestesi artinya adalah pembiusan, berasal dari bahasa Yunani an artinya “tidak
atau tanpa" dan aesthētos, "artinya persepsi atau kemampuan untuk merasa". Secara umum
berarti anestesi adalah suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan
pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh. Obat
anestesi adalah obat yang digunakan untuk menghilangkan rasa sakit dalam bermacam-
macam tindakan operasi (Kartika Sari, 2013).

Istilah anestesi dikemukakan pertama kali oleh O.W. Holmes yang artinya tidak
ada rasa sakit. Anestesi dibagi menjadi dua kelompok yaitu anestesia lokal dan anestesi
umum.

2.2 Klasifikasi Obat Anestesi


Klasifikasi anestesi ada dua kelompok, yaitu :
2.2.1 Anestesi Umum
Anestesi Umum adalah obat yang dapat menimbulkan anestesi yaitu suatu
keadaan depresi umum dari berbagai pusat di sistem saraf pusat yang bersifat
reversibel, dimana seluruh perasaan dan kesadaran ditiadakan sehingga lebih mirip
dengan keadaan pinsan. Anestesi digunakan pada pembedahan dengan maksud
mencapai keadaan pingsan, merintangi rangsangan nyeri (analgesia), memblokir reaksi
refleks terhadap manipulasi pembedahan serta menimbulkan pelemasan otot
(relaksasi). Anestesi umum yang kini tersedia tidak dapat memenuhi tujuan ini secara
keseluruhan, maka pada anestesi untuk pembedahan umumnya digunakan kombinasi
hipnotika, analgetika, dan relaksasi otot (Kartika Sari, 2013).

2.2.2.1 Kondisi Pasien Menggunakan Anestesi Umum

1. Struma

2. Batu empedu

3. Fraktu bagian atas


4. Adenoid

5. Ganglion bagian atas

6. Sinusitis

7. Tonsilitis

8. Timpanoplasti

9. Sirkumsisi pada anak di bawah 3 tahun

10. Appendik/Appendictom

11. Luka sobek/hecting

12. Pencabutan gigi

Secara klinik anestesi umum di bagi dua cara yaitu secara inhalasi dan
intravena.

2.2.1.2 Anestesi Inhalasi


Anestetik inhalasi kerjanya non selektif, sehingga selain efek penting kliniknya
pada susunan saraf pusat (SSP), juga mengubah fungsi berbagai tipe sel perifer.
Kenyataannya bahwa molekul yang tidak berkaitan secara kimia menghasilkan suatu
keadaan anestestik umum membantah adanya suatu reseptor anestetik spesifik. Lebih
lanjut, bila anestetik merubah fungsi reseptor untuk neurotransmitter (misalnya ᵞ - asam
aminobutirat, glutamate), obat ini bekerja nonselektif. Jadi, kenyataannya bahwa
daerah SSP, seperti system aktivasi reticular dan korteks, menggambarkan tempat kerja
anestetik yang penting, jelas tidak ada hubungannya terhadap adanya reseptor spesifik
pada suatu daerah utama, tetapi lebih terhadap peranan SSP dalam mengotrol semua
keadaan desadaran dan respons terhadap rangsangan sensorik. (Maycek, Marry J.,
2001).
Obat Anestesi Inhalasi
Nama obat Golongan Indikasi Waktu induksi Efek samping
(Kee Joyce L,
et.al.,1996)
Halotan Hidrokarbon Inhalasi anastesi untuk Cepat Depresi pernafasan,
terhalogenisasi semua jenis bradikardi,
pembedahan, prosedur penurunan tekanan
diagnosis (Hardjasaputra darah (Schmitz,
purwanto S. L., 2002). Gery, et.al.,2008).
Anastesi inhalasi

Enfluran Eter Cepat Penurunan tekanan


darah, aritmia,
menekan
pernafasan
tergantung
Anastesi inhalasi dosis (Schmitz,
Gery, et.al.,2008).
Metoksifluran Eter Lambat
Depresi pernafasan,
efek ionotrop,
penurunan volume
menit jantung,
sangat
Anastesi inhalasi nefrotoksik (Schmit
z, Gery,
Isofluran Eter Cepat et.al.,2008).

Penurunan tekanan
darah, aritmia,
menekan
Anastesi, analgesic pernafasan
tergantung
Nitrogen Gas anorganik Sangat cepat dosis (Schmitz,
oksida Gery, et.al.,2008).

Hipoksia difusi
pada akhir anastesi
(Schmitz, Gery,
et.al.,2008).

2.2.1.3 Anestesi intravena


Anestetik intravena sering digunakan untuk mendapatkan induksi ceapt
anestesi, yang kemudian dipelihara dengan obat inhalasi yang tersedia. Anestetik
intravena ini cepat menginduksi anestesi dan karena itu harus disuntikan secara lambat.
Sadar kembali dari anestetik intravena disebabkan oleh redistribusi dari daerah SSP.
Obat Anestesi Intravena
Nama Obat Golongan Indikasi Mekanisme Efek Samping
(Stringer, Janet L.,
2008).
Metoheksital Barbiturat Untuk anestesi - Bekerja sangat -Sindrom putus
(Maycek, singkat obat cepat Staf
Marry J., -Menghambat Pengajar
2001). jalur-jalur (Departemen
asenden di Farmakologi FK
Formatio UNSRI., 2009)
reticularis
-Berikatan pada
reseptor GABA
-Memperpanjang
waktu
pembukaan
kanal Cl
-
Hiperpolarisasi
sel-sel
-Pengurangan
sensitivitas
(Schmitz, Gery,
et.al.,2008).
Tiopental Barbiturat -Untuk anestesi -Bekerja sangat -Sindrom putus
singkat obat cepat
(beberapa (Departemen
menit) (Stringer, Farmakologi FK
Janet L., 2008). UNSRI., 2009)
-Mendepresi SSP
dengan
menghambat
konduksi impuls
dalam sistem
aktivasi
retikularis
asenden (Towns
end, Mary.C.,
2004).
-Menghasilkan
anastesia dan
hipnotis, namun
tidak memiliki
sifat analgesic
(Townsend,
Mary.C., 2004).
Diazepam Benzodiazepin Pengobatan epileptikus -Diazepam Mengantuk
berikatan dengan
Ketergantungan
reseptor
stereospesifik Depresi ( Lacy,
benzodiazepin di
C.F., et al, 2003).
neuron
postsinaptik
GABA pada
beberapa sisi di
dalam SSP
-Diazepam
meningkatkan
penghambatan
efektifitas
GABA
(rangsangan) (
Wahab, Samik.,
2000).
-Meningkatkan
permeabilitas
membran
terhadap ion Cl
-Ion klorida
berada dalam
bentuk
terhiperpolarisasi
dan stabil ( Lacy,
C.F., et al,
2003).
Lorazepam Benzodiazepin -Pengobatan epileptikus -Antikonvulsan -Rasa lela
(Stringer, Janet L., jangka pendek -Mengantuk
2008). -Lama kerja > -Kecanduan
diazepam (Ramaiah,
-Mempengaruhi Savitri., 2003).
efek GABA
(dalam otak)
-Pemberian
suntikan diserap
dengan cepat (
Lacy, C.F., et al,
2003).
Etomidat -Hipnotik non - -Menurunkan
barbiturat tanpa Mempertahanka metabolisme otak,
aktivitas n tekanan perfusi aliran darah otak
analgesik(Omoigui, otak > tiopental dan tekanan
Sota., 1997).
-Tidak intrakranial(Omoig
melepaskan ui, Sota., 1997).
histamine
(Omoigui, Sota.,
1997).
Fentanil Opioid -Untuk analgesi dan -Efek analgetik -
anestesi agonis-opiat 80x Neuroleptoanalgesi
-Untuk infark jantung lebih kuat a
(Omoigui, Sota., 1997). daripada morfin (tenang, analgesia
-Kerjanya cepat tanpa kehilangan
(menit) kesadaran dan
-Analgesik berkurangnya
opioid yang aktivitas motorik) (
berikatan dengan Deglin, Judith
reseptor opiat di Hopfer., 2005)
SSP, merubah (
Tjay, Tan Hoan.,
2007).
-respon dan
persepsi
nyeri (Deglin,
Judith Hopfer.,
2005).

Morfin Opioid -Berkhasiat analgetis -Bekerja pada -Sedatif


-Khusus pada reseptor opoida -Hipnotis
nyeri hebat akut dan yang sebagian -Menekan
kronis (Tjay, Tan besar terletak di pernapasan
Hoan., 2007) susunan saraf -Euforia
pusat dan saluran -Miosis (Penciutan
cerna pupil Mata)
-Menekan pusat -Protacted
pernapasan yang withdrawal
terletak di batang (“sugesti”) rasa
otak , tidak nyaman
menyebabkan hingga pengguna
hambatan pada ingin
pernapasan mengkonsumsi
(Joewana, kembali (Joewana,
Satya., 2005). Satya., 2005).
Droperidol + Neuroleptik -Digunakan untuk -Droperidol -SSP : sedasi
Fentanil menghasilkan efek mengubah kerja berlebihan, reaksi
tenang dan analgesia dopamine di SSP ekstrapiramidal
dan fentanil
selama prosedur berikatan dengan -Respirasi :
diagnotik atau bedah. reseptor opiat di bronkospasme,
-Adjuvant dalam SSP, merubah laringospasme,
berbagai jenis anesthesia repon dan apnea
(Deglin, Judith Hopfer., persepsi nyeri, -KV : hipotensi,
2005) efek terapeutik takikardi
gabungan : -GI : mulut kering,
Neuroleptoanalg konstipasi ( Deglin,
esia (tenang, Judith Hopfer.,
berkurangnya 2005).
aktivitas motorik
dan analgesi
tanpa kehilangan
kesadaran) (
Deglin, Judith
Hopfer., 2005).
Propofol -Pemeliharaan -SSP: pusing, sakit
kepala
anesthesia seimbang jika
-Respirasi :
digunakan bersama APNEA, batuk
-KV : bradikardi,
agens lain( Deglin,
hipotensi,
Judith Hopfer., 2005) hipertensi
-G1 : mual, muntah,
kram abdomen.
-Lokal: nyeri, rasa
terbakar, rasa
tersengat,
kesemutan (Deglin,
2005)

2.2.2 Anestesi Lokal

Anestesi lokal adalah obat yang merintangi secara reversibel penerusan impuls
saraf ke sistem saraf pusat pada kegunaan lokal dengan demikian dapat menghilangkan
rasa nyeri, gatal-gatal, panas atau dingin (Kartika Sari, 2013).
Anestesi lokal menyebabkan hilangnya sensasi pada tempat yang diinginkan
(misalnya, adanya sel tumbuh pada kulit atau kornea mata). Obat anestesi (misalnya,
lidokain) menghambat konduksi saraf sampai obat terdifusi ke dalam sirkulasi. Klien
akan kehilangan rasa nyeri dan sentuhan, aktivitas motorik, dan otonom (misalnya,
penggosongan kandung kemih). Anestesi lokal umumnya digunakan dalam prosedur
minor pada tempat bedah sehari. Untuk menghilangkan rasa nyeri pascaoperatif, dokter
dapat memberi anestesi lokal pada area pembedahan.

2.2.2.1 Kondisi Pasien Menggunakan Anestesi Local

1. Myoma
2. Hernia
3. Parikokel
4. Hemoroid
5. Tubectomi
6. Abeses anal
7. Kista Ovarium
8. Fraktur pada bagian bawah
9. Section Caesar
10. Amputasi kaki/jari kaki
11. Kehamilan diluar kandungan
12. Pph (batu buli-buli)
13. Pasektomi

Indikasi Anestesi Local

1. Jika nyawa penderita dalam bahaya karena kehilangan kesadarannya, sebagai


contoh sumbatan pernapasan atau infeksi.
2. Kedaruratan karena tidak ada waktu untuk mengurangi bahaya anestesi umum.
3. Menghimdari bahaya pemberian obat anestesi umum. Sebagai contoh pada porfiria
intermiten akut, anestesi dengan halotan berulang, mitonia dan gagal ginjal atau
hepar.
4. Prosedur yang membutuhkan kerja sama dengan penderita seperti pada perbaikan
tendo, pembedahan mata, serta pemeriksaan gerakan faring,
5. Lesi superfisialis minor dan permukaan tubuh, seperti ektrasi gigi tanpa penyulitan,
lesi kulit. Laserasi minor dan revesi jaringan parut.
6. Pemberian analgesi pascabedah. Contoh utama adalah sirkumisisi, torakotomi,
herniorafi ser ta pembedahan abdomen.
7. Untuk menimbulkan lambatan simpatik, seperti pada free flap atau pembedahan
reimplantasi atu iskemia ekstremitas.
8. Jika penderita atau ahli bedah atau ahli anestesi lebih menyukai anestesi local serta
dapat meyakinkan para pihak lainnya bahwa anestesi local saja sudah cukup. (Colin
E, blog, 1994)

Obat-obat Anestesi Local

Nama Obat Golongan Indikasi Mekanisme Efek samping


Bupivakain Amida Menstabilisasi KV : hipotensi,
membrane aritmia, henti
neuron dengan jantung.
menginhibisi SSP : kejang,
perubahan ionic tinnitus,
terus menerus penghlihatan
yang diperlukan kabur (Omoigui,
untuk memulai Sota., 1997)
dan
menghantarkan
implus
(Joewana,
Satya., 2005)
Prokain Ester Blockade saraf dan Menstabilisasi -KV : hipotensi,
anestesi spinal (Deglin, membra n bradikardia,
Judith Hopfer., 2005) neuron dan aritmia.
mencegah awal SP : tinnitus,
dan transmisi kejang, pusing,
dari gelisah.
implus (Deglin, Respirasi : depresi,
Judith Hopfer., henti
2005) pernapasan (Deglin
, Judith Hopfer.,
2005)
Tetrakain Ester Anestesi spinal, Menstabilisasi KV : hipotensi,
penggunaan topical pada membra n brakikarida, blok
mata dan nasofaring neuron dan jantung
(Omoigui, Sota., 1997). mencegah awal Pernapasan :
dan transmisi gangguan, atau
dari implus kelumpuhan
(Omoigui, Sota., pernapasan.
1997) SSP : sakit kepala,
tinnitus, kejang,
penglihatan kabur
(Omoigui, Sota.,
1997)
Lidokain Amida pengobatan aritmia IM,IV : menekan SSP : mengantuk,
ventricular otomatisasi pusing,
akut (Deglin, Judith jaringan konfusi,letergi,
Hopfer., 2005 konduksi dan Kejang.
depolarisasi KV : Hipotensi,
spontan dari aritmia, bradikardi,
ventrikel selama henti jantung.
diastole dengan GI: mual, muntah.
mengubah aliran Lokal: rasa
ion natrium yang terbakar, rasa
melewati tersengat, eritmia
membrane sel. (Deglin, Judith
Topical : inhibisi Hopfer., 2005).
tranpor ion yang
milewati
membrane
neurol, sehingga
menghambat
inisiasi dan
konduksi implus
saraf yang
normal (Deglin,
Judith Hopfer.,
2005).
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Anastesi umum adalah obat yang menimbulkan keadaan yang bersifat reversibel
dimana seluruh perasaan dan kesadaran ditiadakan. Obat anestesi umum dibagi menurut
bentuk fisiknya dibagi terdiri dari tiga golongan yaitu obat anestesi gas (inhalasi), obat
anestesi yang menguap dan obat anestesi yang diberikan secara intravena. Anestesi umum
yang ideal akan bekerja secara tepat dan baik serta mengembalikan kesadaran dengan cepat
segera sesudah pemberian dihentikan.
Anestesi lokal atau zat penghilang rasa setempat merupakan obat yang pada
penggunaan lokal merintangi secara reversibel penerusan impuls saraf ke sistem saraf pusat
dan dengan demikian menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri, gatal gatal, rasa panas
atau dingin. Obat anestesi lokal dibagi menurut bentuk fisiknya dibagi terdiri dari tiga
golongan yaitu senyawa ester, senyawa amida dan senyawa lainnya. Anestesi lokal adalah
teknik untuk menghilangkan atau mengurangi sensasi di bagian tubuh tertentu. Ada
kalangan medis yang membatasi istilah anestesi lokal hanya untuk pembiusan di bagian
kecil tubuh seperti gigi atau area kulit.

3.2 Saran
Diharapkan makalah ini dapat membantu mahasiswa dalam proses pembelajaran
dan semoga bisa menambah ilmu pengetahuan mengenai obat-obat anestesi umum dan
anestesi lokal sehingga materi yang disampaikan dan dimengerti dalam farmakologi dapat
diterima dengan baik. Apabila penggunaan nya atau pun penggunaan obat secara universal
ini disalahgunakan, tentulah akibat buruk yang akan di dapat di akhri eksperimen kita
sebagai orang awam yang tak tahu apapun tentang obat dan efek sampingnya apabila
penggunaannya salah.
DAFTAR PUSTAKA

http://diyahhalsyah.blogspot.com/2015/05/makalah-obat-anastesi-umum-dan-lokal.html
https://www.matadunia.id/2016/01/farmakologi-obat-obatan-anestesi.html
Anonim (a), 2009, Farmakologi Dan Terapi Edisi 5, Departemen Farmakologi Dan
Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
Anonim(b), 2011, General Anesthesia, available at : http://www.scribd.com/
doc/11534339/Anestesi-Umum , diakses 20 Juli 2018
Anonim(c), 2011, Obat Mual dan Vertigo, available at : http://medicastore.com/
apotik_online/ obat_saraf_otot/obat_mual_&_vertigo.htm, diakses 20 Juli 2018
Deglin, Judith Hopfer., 2005, Pedoman Obat Untuk Perawat Edisi 4, EGC, Jakarta
Dipiro, Joseph T, et.al., 2005, Pharmacotherapy A Pathophysiologyc Approach, six’th
ed., handbook, Mc GrawHill, New York
Hardjasaputra purwanto S. L., 2002, Data obat di Indonesia, Grafidian Medipress,
Jakarta
Joewana, Satya., 2005, Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat Psikoaktif
Edisi 2, EGC, Jakarta
Kee Joyce L, et.al.,1996, Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan, EGC, Jakarta
Lacy, C.F., et.al, 2003, Drug Information Handbook, 403-405, Lexi-Comp Inc., Canada
Wahab, Samik., 2000, Ilmu Kesehatan Anaka Nelson, EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai