Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“OBAT ANASTESIA”

Disusun Oleh :

Ulfa
Ade Erza Rahma Kartini
Amanda Putri
Kafifa Indah
Rabiatul Adawiah
Hauzi Arraihan

PROGRAM STUDI D-3 FARMASI

UNIVERSITAS WALLACEA MAMUJU

Tahun Akademik 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT., yang telah memberikan Rahmat dan karunia-
Nya, sehingga dapat menyelesaikan tugas ini. Makalah dengan judul “Obat Anastesi” ini
dengan tepat waktu. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah
FARMAKOLOGI yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap
makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan tentang Obat
Ansatesi.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan-


kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kami berharap kritik dan saran demi
perbaikan makalah ini, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Terima kasih

8 November 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR… ................................................................................................. i

DAFTAR ISI… .............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang… ....................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah… ................................................................................................... 2

C. Tujuan… .................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Devinisi Obat Anestesi… ........................................................................................... 3

B. Penggolongan Obat Anestesi… .................................................................................. 3


C. Mekanisme Kerja Obat Anestesi… ............................................................................. 5
D. Golongan Penyakit Yang Menggunakan Anastesi… ................................................... 9

E. Efek Samping Obat Anestesi… ................................................................................... 10


F. Kontraindikasi Obat Anestesi… .................................................................................. 11

G. Dosis Obat Anestesi…................................................................................................ 12

H. Sediaan Obat Anestesi… ............................................................................................ 13

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ................................................................................................................ 14

B. Penutup ...................................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anastesi merupakan obat yang digunakan untuk meniadakan rasa nyeri secara terbatas
di bagian tubuh tertentu yang diakibatkan oleh depresi eksitasi di ujung saraf karena terdapat
hambatan konduksi pada saraf perifer (Malamed, 2019). Prosedur anestesi ini dipakai untuk
meniadakan rasa sakit untuk sesaat sakit untuk sementara waktu pada bagian tubuh tertentu
tanpa membuat pasien kehilangan kesadaran. Anestesi lokal memblok secara reversible
pada sistem konduksi saraf di area tertentu dengan cara menghambat pengiriman ion
natrium selektif pada membran saraf jadi akan terjadi kehilangan sensasi dan aktivitas
motoriknya (George, 2018) .

Tujuan dari penggunaan anestesi lokal adalah untuk meniadakan rasa sakit yang
ditimbulkan dari tindakan yang dilakukan di klinik gigi. Prosedur yang paling sering
membutuhkan anestesi yaitu tindakan ekstraksi. Proses ekstraksi memberikan rasa sakit dan
perdarahan karena adanya luka terbuka,sehingga diperlukan anestesi lokal untuk
menghilangkan sensasi nyeri. Secara kimiawi anestesi lokal terbagi menjadi 2 golongan
utama, yakni golongan amida dan ester. Anastesi golongan ester yaitu: kokain, tetrakain,
benzokain, kloroprokain, sedangkan golongan amida yakni: lidokain, bupivakain,
mepivakain, etidokain dan dibukain (Cherobin and Tavares, 2020).

Lidokain dari golongan amida adalah bahan anestesi lokal yang paling banyak
dipakai. Malamed (2014) mengatakan lidokain merupakan agen anaetesi lokal yang paling
aman digunakan untuk pengendalian nyeri di kedokteran gigi karena karakteristik
farmakokinetiknya dan memiliki toksisitas yang lebih rendah dibandingkan dengan jenis
anestesi lokal lain sehingga penggunaannya dijadikan standar emas yang digunakan untuk
membandingkan semua jenis anastesi lokal (Malamed, 2014). Dalam pertimbangan
pemilihan bahan anestesi lokal, berbagai penelitian telah dilaksanakan untuk mengetahui
jenis bahan anestesi lokal yang dipakai para dokter gigi tindakan sehari-hari. Secara umum
lidokain dianggap sebagai anestesi lokal golongan amida yang terpopuler menurut data pada

1
market segment, dimana penjualan lidokain menyumbang 58% total penjualan sementara
untuk mepivakain 18%, artikain 14%, prilokain 6% dan bupivakain 4% (Donaldson and
Goodchild, 2018). https://eprints.ums.ac.id/93123/1/BAB%20I.pdf

B. Rumusan Masalah

1. Apa devinisi obat anastesi?


2. Apa saja penggolongan obat anastesi?
3. Apa mekanisme kerja obat anastesi?
4. Apa saja golongan penyakit yang menggunakan obat anastesi?
5. Apa saja efek samping dari obat anastesi?
6. Apa saja kontraindikasi obat anastesi?
7. Bagaimana dengan pemberian dosis obat anastesi?
8. Apa saja sediaan untuk obat anstesi?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui devinis obat anastesi


2. Untuk mengetahui penggolongan obat anastesi
3. Untuk mengetahui mekanisme kerja obat anastesi
4. Untuk mengetahui golongan penyakit yang menggunakan obat anastesi
5. Untuk mengetahi efek samping dari obat anastesi
6. Untuk mengetahui kontraindikasi obat anastesi
7. Untuk mengetahui dosis obat anastesi
8. Untuk mengetahui sediaan obat anastesi

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Devinisi

Anastesi merupakan obat yang digunakan untuk meniadakan rasa nyeri secara terbatas
di bagian tubuh tertentu yang diakibatkan oleh depresi eksitasi di ujung saraf karena terdapat
hambatan konduksi pada saraf perifer (Malamed, 2019). Prosedur anestesi ini dipakai untuk
meniadakan rasa sakit untuk sesaat sakit untuk sementara waktu pada bagian tubuh tertentu
tanpa membuat pasien kehilangan kesadaran. Anestesi lokal memblok secara reversible
pada sistem konduksi saraf di area tertentu dengan cara menghambat pengiriman ion
natrium selektif pada membran saraf jadi akan terjadi kehilangan sensasi dan aktivitas
motoriknya (George, 2018) .https://eprints.ums.ac.id/93123/1/BAB%20I.pdf

Anestesi adalah tindakan yang membuat seseorang tidak merasakan sakit selama
prosedur medis atau pembedahan. Pemberian obat dokter tujukan agar bisa menghilangkan
rasa sakit. Ada obat bius yang dapat mematikan perasaan pada bagian tubuh tertentu, ada
juga yang dapat mematikan otak untuk sementara waktu selama prosedur pembedahan.
Anestesi bekerja dengan memblokir sinyal sensorik dari saraf pada lokasi prosedur ke pusat
bagian otak. Berbagai jenis anestesi akan bekerja dengan cara yang berbeda, mulai dari
memberikan sensasi mati rasa hingga membuat kamu menjadi tertidur.

https://www.halodoc.com/kesehatan/anestesi

B. Penggolongan Obat Anastesi

Beberapa obat anestesi dikelompokan menjadi golongan hipnotik sedatif, analgesik


danpelumpuh otot atau yang disebut dengan Tiase Anestesi.

1). Golongan Hipnotik

Golongan obat yang menimbulkan efek tidur ringan tanpa pasien merasa
mengantuk. Golongan hipnotik terbagi menjadi dua yaitu berupa gas dan cair. Hipnotik
gas berupa halotan, sevofluran, isofluran, desfluran, dinitrogenoksida (N2O). Hipnotik
cair berupa propofol, ketamin, tiopental, etomidat dan midazolam.

3
2). Golongan Sedatif

Obat sedatif akan memberikan efek kantuk, tenak dan dapat menjadi tertidur,
serta melupakan semua kejadian yang dialami selama tersedasi (amnesia anterograd).
Obat sedasi yaitu midazolam dan diazepam.

3). Golongan Anelgesik

Ada 2 jenis analgesik yang diakai, yaitu golongan NSAID (nonsteroidal anti
inflammatory drug) dan opioid. Golongan NSAID dipakai untuk mengatasi nyeri pasca
operasi. Cara kerja golongan NSAID adalah dengan mencegah pembentukan
prostaglandin. Obat-obatan yang termasuk dalam golongan NSAID yaitu paracetamol,
ketorolac dan natrium diklofenak. Dolongan opioid memiliki sifat anelgesik kuat,
digunakan untuk menghilangkan nyeri selam operasi atau untuk menumpulkan respons
terhadap tindakan manipulasi saluran napas seperti intubasi.

Obat-obatan yang termasuk salam golongan opioid yaitu morfin, petidin,


tramadol, fentanyl dan subfenta. Cara kerja opioid adalah dengan terikat pada reseptor
opioid dalam berbagai tingkatan yaitu reseptor mu, kappa, delta dan sigma) efek samping
yang muncul berupa nausea, pruritus dan sedasi. Peberian opioid memiliki efek depresi
pernapasan sehiggga perlu diberikan bantuan pernapasan.

4). Golongan Pelumpuh Otot

Pelumpuh otot terbagi menjadi 2 golongan yaitu non depolarrisasi dan


depolarisasi. Golongan non depolarisasi yaitu rokuronium, atrakurium, verikurium dan
pavulon. Golongan ini beronset cepat 1,5 menit- 5 menit dan memliki durasi yang
panjang 15-150 menit. Golongan depolarisasi yaitu suksinilkolin yang dapat membuat
pasien fasikulasi atau gerakan seperti kejang, beronset cepat (30-60 detik) dan berdurasi
pendek. Fasikulasi ini menyebabkan pasien mengeluh myalgia pascaoperasi dan memicu
hipertermi malighna.

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/3598/4/chapter%20II.doc.pdf

4
C. Mekanisme Kerja Obat Anastesi

Mekanisme Kerja Anastesi Umum

a). Anastesi Inhalasi

Anestesi inhalasi bekerja secara spontan menekan dan membangkitkanaktivitas


neuron berbagai area di dalam otak. Sebagai anestesi inhalasi digunakangas dan cairan
terbang yang masing-masing sangat berbeda dalam kecepataninduksi, aktivitas, sifat
melemaskan otot maupun menghilangkan rasa sakit. Untuk mendapatkan reaksi yang
secepat-cepatnya, obat ini pada permulaan harusdiberikan dalam dosis tinggi, yang
kemudian diturunkan sampai hanya sekadarmemelihara keseimbangan antara pemberian
dan pengeluaran. Keuntungananestesi inhalasi dibandingkan dengan anestesi intravena
adalah kemungkinanuntuk dapat lebih cepat mengubah kedalaman anestesi dengan
mengurangikonsentrasi dari gas atau uap yang diinhalasi. Keuntungan anastetika
inhalasidibandingkan dengan anastesi intravena adalah kemungkinan untuk dapat
lebihcepat mengubah kedalaman anastesi dengan mengurangi konsentrasi dari
gas/uapyang diinhalasi. Kebanyakan anastesi umum tidak di metabolisasikan oleh
tubuh,karena tidak bereaksi secara kimiawi dengan zat-zat faali. Mekanisme
kerjanya berdasarkan perkiraan bahwa anastetika umum di bawah pengaruh protein SS
P dapat membentuk hidrat dengan air yang bersifat stabil.

b). Anastesi Intravena

Obat-obat intravena seperti thiopental, etomidate, dan propofolmempunyai mula kerja


anestetis yang lebih cepat dibandingkan terhadap senyawagas inhalasi yang terbaru,
misalnya desflurane dan sevoflurane. Senyawaintravena ini umumnya digunakan untuk
induksi anestesi. Kecepatan pemulihan pada sebagian besar senyawa intravena juga
sangat cepat.

Secara umum, mekanisme kerjanya berdasarkan perkiraan bahwa anastesiumum


dibawah pengaruh protein SSP dapat membentuk hidrat dengan air
yang bersifat stabil. Hidrat gas ini mungkin dapat merintangi transmisi rangsangan disi
naps dan dengan demikian mengakibatkan anastesia.

5
FARMAKOKINETIKA

Dalamnya anestesi ditentukan oleh konsentrasi anestetik didalam susunansaraf pusat.


Kecepatan pada konsentrasi otak yang efektif (kecepatan induksianestesi) bergantung pada
banyaknya farmakokinetika yang mempengaruhiambilan dan penyebaran anestetik. Factor
tersebut menentukan perbedaankecepatan transfer anestetik inhalasi dari paru
kedalam darah serta daridarah keotak dan jaringan lainnya. Faktor-faktor tersebut
juga turutmempengaruhi masa pemulihan anestesi setelah anestetik dihentikan.

a). Absorpsi dan distribusi

Konsentrasi masing-masing dalam suatu campuran gas anestetik sebandingdengan


tekanan atau tegangan persialnya. Istilah tersebut sering dipergunakansecara bergantian
dalam membicarakan berbagai proses transfer anestetik gasdalam tubuh. Tercapainya
konsentrasi obat anestetik yang adekuat dalamotak untuk menimbulkan anestesi
memerlukan transfer obat anestetik dari udaraalveolar kedalam darah dan otak.
Kecepatan pencapaian konsentrasi ini bergantung pada sifat kelarutan anestetik,
konsentrasinya dalam udara yangdihisap, laju ventilasi paru, aliran darah paru, dan
perbedaan gradian konsentrasi(tekanan parsial) obat anestesi antara darah arteri dan
campuran darah vena.

b). Ekskresi

Waktu pemulihan anestesi inhalasi bergantung pada kecepatan pembuangan


obatanestetik dari otak setelah konsentrasi obat anestesi yang diisap menurun.Banyaknya
proses transfer obat anestetik selama waktu pemulihan samadenganyang terjadi selama
induksi. Factor-factor yang mengontrol kecepatan pemulihan anestesi meliputi;
alirandarah paru, besarnya ventilasi, serta kelarutan obat anestesi dalam jaringan
dandarah serta dalamnya fase gas didalam paru.

FARMAKODINAMIK

Kerja neurofisiologik yang penting pada obat anestesi umum adalah dengan
meningkatkan ambang rangsang sel. Dengan meningkatnya ambang rangsang, akan terjadi

6
penurunan aktivitas neuronal. Obat anestetik inhalasi seperti juga intravena barbiturate dan
benzodiazepine menekan aktivitas neuron otaksehingga akson dan transmisisi naptik tidak
bekerja. Kerja tersebut digunakan pada transmisi aksonal dan sinaptik, tetapi proses
sinaptik lebih sensitif dibandingkan efeknya. Mekanisme ionik yang diperkirakan terlibat
adalah bervariasi. Anestetik inhalasi gas telah dilaporkan menyebabkan hiperpolarisasisara
f dengan aktivitas aliran K+, sehingga terjadi penurunan aksi potensial awal,yaitu
peningkatan ambang rangsang. Mekanisme molecular dengan anestetik gasmerubah aliran
ion pada membran neuronal belumlah jelas. Efek ini dapatmenghasilkan hubungan interaksi
langsung antara molekul anestetik dan tempat hidrofobik pada saluran membrane protein
yang spesifik. Mekanisme ini telahdiperkenalkan pada penelitian interaksi gas dengan
saluran kolineroseptornikotinik interkais yang tampaknya untuk menstabilkan saluran pada
keadaantertutup. Interpretasi alternatif, yang dicoba untuk diambil dalam
catatan perbedaan struktur yangnyata diantara anestetik, memberikan interaksi yangkurang
spesifik pada obat ini dengan dengan membran matriks lipid, dengan perubahan sekunder
pada fungsi saluran.

https://www.academia.edu/34650954/MAKALAH_ANESTESI_UMUM_DAN_ANES
TESI_LOKAL

Mekanisme Kerja Anastesi Lokal

Anestetika local mengakibatkan kelhilangan rasa dengan jalan beberaoa


cara.Misalnya dengan jalan menghindarkan untuk semenytara pembentukan dantransmisi
impuls melalui saraf dan ujungnya.

Pusat mekanisme kerjanya terletak di membrane sel. Seperti juga alcohol


dan barbital, anestesi local menghambat penerusan impuls dengan jalan menurunkan perm
eabilitas membrane sel saraf untuk ion-natrium, yang oerlu bagi fungsi sarafyang layak. Hal
ini disebabkan karena adanya persaingan dengan ion kalsiumyang berada berdekatan
dengan saluran-saluran natrium di membrane neuron.Pada waktu bersamaan, akibat
turunnya laju depolarisasi, ambang kepekaanterhadap rasangan listrik lamnbat
laun meningkat, sehingga akhirnya terjadikehilangan rasa setempat secara reversible.

7
Diperkirakan bahwa pada proses stabilisasi membrane tersebut. ionkalsium memegang
peranan penting , yakni molekul lipofil besar dari anestetikalocal mungkin mendesak
sebagian ion kalsium di dalam membrane sel tanpamengambi alih fungsinynya, dengan
demikian membrane sel menjadi lebih padatdan stabil. Serta dapat lebih baik melawan
segala sesuatu oerubahan mengenai permeabilitanya.

Penghambatan penerusan impuls dapat perlu dicapai dengan pendingingankuat atau mealui
meracuni protoplasma sel.

FARMAKODINAMIKA

Onset, intensitas, dan durasi blokade saraf ditentukan oleh ukuran danlokasi anatomis saraf.
Saluran Na+ penting pada sel otot yang bisa dieksitasiseperti jantung. Efeknya terhadap
saluran Na+ jantung adalah dasar terapianestetika lokal dalam terapi aritmia tertentu
(biasanya yang dipakai lidokain).Anestetika lokal umumnya kurang efektif pada jaringan
yang terinfeksi dibanding jaringan normal, karena biasanya infeksi mengakibatkan
asidosis metabolik lokal,dan menurunkan pH.

FARMAKOKINETIK

a). Absorbsi

Absorbsi sistemik suntikan anestesi lokal dari suatu tempat suntikan dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain dosis, tempat suntikan, ikatan obat jaringan, adanya bahan
vasokonstriktor dan sifat fisikokimia. Bahan vasokonstriktor seperti epineprin
mengurangi penyerapan sistemik anestesi lokaldari tempat tumpukan obat dengan
mengurangi aliran darah di daerah ini. Keadaan ini menjadi nyata terhadap obat yang
masa kerjanya singkat ataumenengah seperti prokain, lidokain, dan mepivikain (tidak
untuk prilokain).Ambilan obat oleh saraf diduga diperkuat oleh kadar obat lokal yang
tinggi, danefek toksik sistemik obat akan berkurang karena kadar obat yang masuk
dalamdarah hanya 1/3 nya saja. Kombinasi pengurangan penyerapan sistemik
dan peningkatan ambilan saraf inilah yang memungkinkan perpanjangan efek
anestesilokal sampai 50%. Vasokonstriktor kurang efektif dalam memperpanjang-

8
sifatanestesi obat yang mudah larut dalam lipid dan bekerja lama (bupivukain,etidokain),
mungkin karena molekulnya sangat erat terikat dalam jaringan.

b). Metabolisme dan ekskresi

Anestesi lokal diubah dalam hati dan plasma menjadi metabolit yangmudah larut
dalam air dan kemudian diekskresikan ke dalam urin. Karena anestesilokal yang
bentuknya tak bermuatan mudah berdifusi melalui lipid, maka sedikitatau tidak sama
sekali bentuk netralnya yang diekskresikan. Pengasaman urinakan meningkatkan ionisasi
basa tersier menjadi bentuk bermuatan yang mudahlarut dalam air, sehingga mudah
diekskresikan karena bentuk ini tidak mudahdiserap kembali oleh tubulus ginjal.

Tipe ester anestesi lokal dihidrolisis sangat cepat di dalam darah


oleh butirilkolinesterase (pseudokolinesterase). Oleh karena itu, obat ini khas sekali
mempunyai waktu paruh yang sangat singkat, kurang dari 1 menit untuk prokain dan
kloroprokain. Ikatan amida dari anestesi lokal dihidrolisi oleh enzim mikrosomal
hati.Kecepatan metabolisme senyawa amida di dalam hati bervariasi bagi setiapindividu,
perkiraan urutannya adalah prilokain (tercepat) > etidokain > lidokain >mevikain >
bupivikain (terlambat). Akibatnya, toksisitas dari anestesi lokal tipeamida ini akan
meningkat pada pasien dengan gangguan fungsi hati. Sebagaicontoh, waktu paruh
lidokain rerata akan memanjang dari 1,8 jam pada pasiennormal menjadi lebih dari 6 jam
pada pasien dengan penyakit hati yang berat.

https://www.academia.edu/34650954/MAKALAH_ANESTESI_UMUM_DAN_AN
ESTESI_LOKAL

D. Golongan Penyakit Yang Menggunakan Anastesi

Anestesi digunakan untuk menghilangkan rasa sakit dan rasa tidak nyaman saat
menjalani operasi atau prosedur medis lainnya. Anestesi terdiri dari beragam jenis, mulai
dari lokal hingga umum, dengan risiko efek samping yang berbeda-beda. Penyakit yang
berujung pada operasi seperti pembedahan itu diharuskan menggunakan anestesi agar pasien
yang menjalani operasi tidak merasakan kesakitan saat proses operasi/pembedahan sedang
berlangsung. Https://In.we’re.Mine.id

9
E. Efek Samping Obat dari Anestesi

Istilah anestesi umum ditandai dengan pasien yang dibius total, tidak hanya dibagian
tubuh tertentu. Jenis obat anestesi ini biasanya menyebabkan pasien benar-benar tidak
sadarkan diri dan terhindar dari rasa sakit selama proses operasi berlangsung. Efek yang
ditimbulkan obat jenis ini memengaruhi kerja otak dan seluruh bagian tubuh yang lain.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memberikan cairan anastesi kepada
pasien. Pertama, anastesi umum dapat dilakukan dengan menyuntikan cairan obat anastesi
ke dalam pembuluh darah vena. Tindakan ini dilakukan dengan menggunakan aliran gas
bius melalui masker khusus. Anastesi umum hanya di lakukan apabila operasi berifat
operasi besar dengan memperhatikan keselamatan pasien.

Berikut 2 jenis anestesi dengan efek sampingnya.

a). Efek samping anestesi umum

Beberapa efek sampingnya termasuk :


 Mual dan ingin muntah.

 Mulut terasa kering dan sakit pada tenggorokan.

 Suara menjadi serak.

 Tubuh menggigil dan mengantuk.

 Rasa nyeri dan memar pada area bekas pemberian bius.

 Kesulitan buang air kecil.

 Merasa bingung.

 Risiko kerusakan pada mulut dan gigi.

b). Efek samping anestesi lokal


Beberapa efek sampingnya termasuk :

 Memar, nyeri, bahkan perdarahan ringan pada area bekas suntikan.

 Pusing dan kelelahan.

 Merasakan kebas atau mati rasa pada area yang mendapatkan suntikan.

10
 Jaringan otot mengalami kedutan.

 Penglihatan mengabur.

https://www.halodoc.com/artikel/catat-ini-3-jenis-anestesi-dan-efek-samping-yang-
mungkin-terjadi

F. Kontraindikasi Obat Anestesi

Kontraindikasi Anstesi Umum

Kontra indikasi anestesi umum tergantung efek farmakologi pada organ yang mengalami
kelainan dan harus hindarkan pemakaian obat pada :

1. Hepar yaitu obat hepatotoksik, dosis dikurangi atau obat yang toksis terhadap hepar
atau dosis obat diturunkan
2. Jantung yaitu obat-obat yang mendespresi miokardium atau menurunkan aliran darah
koroner
3. Ginjal yaitu obat yg diekskresi di ginjal
4. Paru-paru yaitu obat yg merangsang sekresi Paru
5. Endokrin yaitu hindari obat yg meningkatkan kadar gula darah/ hindarkan pemakaian
obat yang merangsang susunan saraf simpatis pada diabetes karena bisa menyebabkan
peninggian gula darah.

Kontraindikasi Anestesi Lokal

Kontraindikasi anestesi lokal yaitu :

1. Alergi atau hipersensitivitas terhadap obat anestesi lokal yang telah diketahui.
Kejadian ini mungkin disebabkan oleh kelebihan dosis atau suntikan intravaskular.
2. Kurangnya tenaga terampil yang mampu mengatasi atau mendukung teknik tertentu.
3. Kurangnya prasarana resusitasi.
4. Tidak tersedianya alat injeksi yang steril.
5. Infeksi lokal atau iskemik pada tempat suntikan.
6. Pembedahan luas yang membutuhkan dosis toksis anestesi lokal.

11
7. Distorsi anotomik atau pembentukan sikatriks.
8. Risiko hematoma pada tempat-tempat tertentu.
9. Pasien yang sedang menjalani terapi sistemik dengan antikoagulan.
10. Jika dibutuhkan anestesi segera atau tidak cukup waktu bagi anestesi lokal untuk
bekerja dengan sempurna.
11. Kurangnya kerja sama atau tidak adanya persetujuan dari pihak penderita.

https://arifsaputra96.blogspot.com/2014/01/makalah-farmakologi-tentang-obat.html

G. Dosis Obat Anestesi

Anestesi Umum

injeksi intravena sebagai larutan 2,5%, pada pasien dewasa sehat dengan premedikasi,
awalnya 100-150 mg (dikurangi pada pasien lansia atau sakit berat) selama 10-15 detik
(lebih lama pada pasien lansia atau sakit berat) dilanjutkan dengan dosis tambahan bila perlu
tergantung respons setelah 30-60 detik; atau hingga 4 mg/kg bb; anak: untuk induksi: 2-7
mg/kg bb.

https://pionas.pom.go.id/ioni/bab-15-anestesia/151-anestetik-umum/1511-anestetik-
intravena

Anestesi Lokal

Obat Dosis Dosis Onset Durasi Dose per 70


Maksimal Maksimal Obat obat kg adult tanpa
Tanpa Dengan epinefrin
Epinefrin Epinefrin
Lidocaine, 5 mg/kgBB 7 mg/kgBB 3–5 30 – 90 350mg
Lignocaine menit menit
Articaine 7 mg/kgBB 2–3 3 – 5 jam
(dewasa) menit
5 mg/kgBB
(anak)

Bupivacaine 2.5 3 mg/kgBB 5 – 15 6 – 8 jam 175 mg


mg/kgBB menit
Levobupivacaine 3 mg/kgBB 3 mg/kgBB 5 – 15 6 – 8 jam 210 mg
menit
Ropivacaine 2.5 2.5 5 – 15 6 – 8 jam 175 mg
mg/kgBB
mg/kgBB menit
https://www.alomedika.com/cme-skp-spektrum-dosis-pada-anestesi-lokal

H. Sediaan Obat Anestesi

 LIDOKAIN (LIGNOKAIN)

 BUPIVAKAIN.
 LEVOBUPIVAKAIN.

 PRILOKAIN.
 PROKAIN.

 AMETOKAIN (TETRAKAIN)
 ROPIVAKAIN.

 ANESTETIK LOKAL
 ANESTETIK UMUM
https://pionas.pom.go.id/ioni/bab-15-anestesia/152-anestetik-lokal

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Anastesi merupakan obat yang digunakan untuk meniadakan rasa nyeri secara terbatas
di bagian tubuh tertentu yang diakibatkan oleh depresi eksitasi di ujung saraf karena terdapat
hambatan konduksi pada saraf perifer (Malamed, 2019). Prosedur anestesi ini dipakai untuk
meniadakan rasa sakit untuk sesaat sakit untuk sementara waktu pada bagian tubuh tertentu
tanpa membuat pasien kehilangan kesadaran. Anestesi lokal memblok secara reversible
pada sistem konduksi saraf di area tertentu dengan cara menghambat pengiriman ion
natrium selektif pada membran saraf jadi akan terjadi kehilangan sensasi dan aktivitas
motoriknya (George, 2018).

Anestesi adalah tindakan yang membuat seseorang tidak merasakan sakit selama
prosedur medis atau pembedahan. Pemberian obat dokter tujukan agar bisa menghilangkan
rasa sakit. Ada obat bius yang dapat mematikan perasaan pada bagian tubuh tertentu, ada
juga yang dapat mematikan otak untuk sementara waktu selama prosedur pembedahan.
Anestesi bekerja dengan memblokir sinyal sensorik dari saraf pada lokasi prosedur ke pusat
bagian otak. Berbagai jenis anestesi akan bekerja dengan cara yang berbeda, mulai dari
memberikan sensasi mati rasa hingga membuat kamu menjadi tertidur.

B. Saran

Demikianlah makalah yang kami buat, semoga dapat menambah wawasan bagi
siapapun yang membacanya. Kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi
kesempurnaan makalah yang kami buat kedepannya nanti.

Terima kasih.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://eprints.ums.ac.id/93123/1/BAB%20I.pdf

https://www.halodoc.com/kesehatan/anestesi

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/3598/4/chapter%20II.doc.pdf

https://www.academia.edu/34650954/MAKALAH_ANESTESI_UMUM_DAN_ANEST
ESI_LOKAL

https://www.halodoc.com/artikel/catat-ini-3-jenis-anestesi-dan-efek-samping-yang-
mungkin-terjadi

https://arifsaputra96.blogspot.com/2014/01/makalah-farmakologi-tentang-obat.html

https://www.alomedika.com/cme-skp-spektrum-dosis-pada-anestesi-lokal

https://pionas.pom.go.id/ioni/bab-15-anestesia/151-anestetik-umum/1511-anestetik-
intravena

https://pionas.pom.go.id/ioni/bab-15-anestesia/152-anestetik-lokal

15

Anda mungkin juga menyukai