“OBAT ANASTESIA”
Disusun Oleh :
Ulfa
Ade Erza Rahma Kartini
Amanda Putri
Kafifa Indah
Rabiatul Adawiah
Hauzi Arraihan
Puji dan syukur kepada Allah SWT., yang telah memberikan Rahmat dan karunia-
Nya, sehingga dapat menyelesaikan tugas ini. Makalah dengan judul “Obat Anastesi” ini
dengan tepat waktu. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah
FARMAKOLOGI yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap
makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan tentang Obat
Ansatesi.
Terima kasih
8 November 2023
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang… ....................................................................................................... 1
C. Tujuan… .................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Devinisi Obat Anestesi… ........................................................................................... 3
B. Penutup ...................................................................................................................... 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anastesi merupakan obat yang digunakan untuk meniadakan rasa nyeri secara terbatas
di bagian tubuh tertentu yang diakibatkan oleh depresi eksitasi di ujung saraf karena terdapat
hambatan konduksi pada saraf perifer (Malamed, 2019). Prosedur anestesi ini dipakai untuk
meniadakan rasa sakit untuk sesaat sakit untuk sementara waktu pada bagian tubuh tertentu
tanpa membuat pasien kehilangan kesadaran. Anestesi lokal memblok secara reversible
pada sistem konduksi saraf di area tertentu dengan cara menghambat pengiriman ion
natrium selektif pada membran saraf jadi akan terjadi kehilangan sensasi dan aktivitas
motoriknya (George, 2018) .
Tujuan dari penggunaan anestesi lokal adalah untuk meniadakan rasa sakit yang
ditimbulkan dari tindakan yang dilakukan di klinik gigi. Prosedur yang paling sering
membutuhkan anestesi yaitu tindakan ekstraksi. Proses ekstraksi memberikan rasa sakit dan
perdarahan karena adanya luka terbuka,sehingga diperlukan anestesi lokal untuk
menghilangkan sensasi nyeri. Secara kimiawi anestesi lokal terbagi menjadi 2 golongan
utama, yakni golongan amida dan ester. Anastesi golongan ester yaitu: kokain, tetrakain,
benzokain, kloroprokain, sedangkan golongan amida yakni: lidokain, bupivakain,
mepivakain, etidokain dan dibukain (Cherobin and Tavares, 2020).
Lidokain dari golongan amida adalah bahan anestesi lokal yang paling banyak
dipakai. Malamed (2014) mengatakan lidokain merupakan agen anaetesi lokal yang paling
aman digunakan untuk pengendalian nyeri di kedokteran gigi karena karakteristik
farmakokinetiknya dan memiliki toksisitas yang lebih rendah dibandingkan dengan jenis
anestesi lokal lain sehingga penggunaannya dijadikan standar emas yang digunakan untuk
membandingkan semua jenis anastesi lokal (Malamed, 2014). Dalam pertimbangan
pemilihan bahan anestesi lokal, berbagai penelitian telah dilaksanakan untuk mengetahui
jenis bahan anestesi lokal yang dipakai para dokter gigi tindakan sehari-hari. Secara umum
lidokain dianggap sebagai anestesi lokal golongan amida yang terpopuler menurut data pada
1
market segment, dimana penjualan lidokain menyumbang 58% total penjualan sementara
untuk mepivakain 18%, artikain 14%, prilokain 6% dan bupivakain 4% (Donaldson and
Goodchild, 2018). https://eprints.ums.ac.id/93123/1/BAB%20I.pdf
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Devinisi
Anastesi merupakan obat yang digunakan untuk meniadakan rasa nyeri secara terbatas
di bagian tubuh tertentu yang diakibatkan oleh depresi eksitasi di ujung saraf karena terdapat
hambatan konduksi pada saraf perifer (Malamed, 2019). Prosedur anestesi ini dipakai untuk
meniadakan rasa sakit untuk sesaat sakit untuk sementara waktu pada bagian tubuh tertentu
tanpa membuat pasien kehilangan kesadaran. Anestesi lokal memblok secara reversible
pada sistem konduksi saraf di area tertentu dengan cara menghambat pengiriman ion
natrium selektif pada membran saraf jadi akan terjadi kehilangan sensasi dan aktivitas
motoriknya (George, 2018) .https://eprints.ums.ac.id/93123/1/BAB%20I.pdf
Anestesi adalah tindakan yang membuat seseorang tidak merasakan sakit selama
prosedur medis atau pembedahan. Pemberian obat dokter tujukan agar bisa menghilangkan
rasa sakit. Ada obat bius yang dapat mematikan perasaan pada bagian tubuh tertentu, ada
juga yang dapat mematikan otak untuk sementara waktu selama prosedur pembedahan.
Anestesi bekerja dengan memblokir sinyal sensorik dari saraf pada lokasi prosedur ke pusat
bagian otak. Berbagai jenis anestesi akan bekerja dengan cara yang berbeda, mulai dari
memberikan sensasi mati rasa hingga membuat kamu menjadi tertidur.
https://www.halodoc.com/kesehatan/anestesi
Golongan obat yang menimbulkan efek tidur ringan tanpa pasien merasa
mengantuk. Golongan hipnotik terbagi menjadi dua yaitu berupa gas dan cair. Hipnotik
gas berupa halotan, sevofluran, isofluran, desfluran, dinitrogenoksida (N2O). Hipnotik
cair berupa propofol, ketamin, tiopental, etomidat dan midazolam.
3
2). Golongan Sedatif
Obat sedatif akan memberikan efek kantuk, tenak dan dapat menjadi tertidur,
serta melupakan semua kejadian yang dialami selama tersedasi (amnesia anterograd).
Obat sedasi yaitu midazolam dan diazepam.
Ada 2 jenis analgesik yang diakai, yaitu golongan NSAID (nonsteroidal anti
inflammatory drug) dan opioid. Golongan NSAID dipakai untuk mengatasi nyeri pasca
operasi. Cara kerja golongan NSAID adalah dengan mencegah pembentukan
prostaglandin. Obat-obatan yang termasuk dalam golongan NSAID yaitu paracetamol,
ketorolac dan natrium diklofenak. Dolongan opioid memiliki sifat anelgesik kuat,
digunakan untuk menghilangkan nyeri selam operasi atau untuk menumpulkan respons
terhadap tindakan manipulasi saluran napas seperti intubasi.
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/3598/4/chapter%20II.doc.pdf
4
C. Mekanisme Kerja Obat Anastesi
5
FARMAKOKINETIKA
b). Ekskresi
FARMAKODINAMIK
Kerja neurofisiologik yang penting pada obat anestesi umum adalah dengan
meningkatkan ambang rangsang sel. Dengan meningkatnya ambang rangsang, akan terjadi
6
penurunan aktivitas neuronal. Obat anestetik inhalasi seperti juga intravena barbiturate dan
benzodiazepine menekan aktivitas neuron otaksehingga akson dan transmisisi naptik tidak
bekerja. Kerja tersebut digunakan pada transmisi aksonal dan sinaptik, tetapi proses
sinaptik lebih sensitif dibandingkan efeknya. Mekanisme ionik yang diperkirakan terlibat
adalah bervariasi. Anestetik inhalasi gas telah dilaporkan menyebabkan hiperpolarisasisara
f dengan aktivitas aliran K+, sehingga terjadi penurunan aksi potensial awal,yaitu
peningkatan ambang rangsang. Mekanisme molecular dengan anestetik gasmerubah aliran
ion pada membran neuronal belumlah jelas. Efek ini dapatmenghasilkan hubungan interaksi
langsung antara molekul anestetik dan tempat hidrofobik pada saluran membrane protein
yang spesifik. Mekanisme ini telahdiperkenalkan pada penelitian interaksi gas dengan
saluran kolineroseptornikotinik interkais yang tampaknya untuk menstabilkan saluran pada
keadaantertutup. Interpretasi alternatif, yang dicoba untuk diambil dalam
catatan perbedaan struktur yangnyata diantara anestetik, memberikan interaksi yangkurang
spesifik pada obat ini dengan dengan membran matriks lipid, dengan perubahan sekunder
pada fungsi saluran.
https://www.academia.edu/34650954/MAKALAH_ANESTESI_UMUM_DAN_ANES
TESI_LOKAL
7
Diperkirakan bahwa pada proses stabilisasi membrane tersebut. ionkalsium memegang
peranan penting , yakni molekul lipofil besar dari anestetikalocal mungkin mendesak
sebagian ion kalsium di dalam membrane sel tanpamengambi alih fungsinynya, dengan
demikian membrane sel menjadi lebih padatdan stabil. Serta dapat lebih baik melawan
segala sesuatu oerubahan mengenai permeabilitanya.
Penghambatan penerusan impuls dapat perlu dicapai dengan pendingingankuat atau mealui
meracuni protoplasma sel.
FARMAKODINAMIKA
Onset, intensitas, dan durasi blokade saraf ditentukan oleh ukuran danlokasi anatomis saraf.
Saluran Na+ penting pada sel otot yang bisa dieksitasiseperti jantung. Efeknya terhadap
saluran Na+ jantung adalah dasar terapianestetika lokal dalam terapi aritmia tertentu
(biasanya yang dipakai lidokain).Anestetika lokal umumnya kurang efektif pada jaringan
yang terinfeksi dibanding jaringan normal, karena biasanya infeksi mengakibatkan
asidosis metabolik lokal,dan menurunkan pH.
FARMAKOKINETIK
a). Absorbsi
Absorbsi sistemik suntikan anestesi lokal dari suatu tempat suntikan dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain dosis, tempat suntikan, ikatan obat jaringan, adanya bahan
vasokonstriktor dan sifat fisikokimia. Bahan vasokonstriktor seperti epineprin
mengurangi penyerapan sistemik anestesi lokaldari tempat tumpukan obat dengan
mengurangi aliran darah di daerah ini. Keadaan ini menjadi nyata terhadap obat yang
masa kerjanya singkat ataumenengah seperti prokain, lidokain, dan mepivikain (tidak
untuk prilokain).Ambilan obat oleh saraf diduga diperkuat oleh kadar obat lokal yang
tinggi, danefek toksik sistemik obat akan berkurang karena kadar obat yang masuk
dalamdarah hanya 1/3 nya saja. Kombinasi pengurangan penyerapan sistemik
dan peningkatan ambilan saraf inilah yang memungkinkan perpanjangan efek
anestesilokal sampai 50%. Vasokonstriktor kurang efektif dalam memperpanjang-
8
sifatanestesi obat yang mudah larut dalam lipid dan bekerja lama (bupivukain,etidokain),
mungkin karena molekulnya sangat erat terikat dalam jaringan.
Anestesi lokal diubah dalam hati dan plasma menjadi metabolit yangmudah larut
dalam air dan kemudian diekskresikan ke dalam urin. Karena anestesilokal yang
bentuknya tak bermuatan mudah berdifusi melalui lipid, maka sedikitatau tidak sama
sekali bentuk netralnya yang diekskresikan. Pengasaman urinakan meningkatkan ionisasi
basa tersier menjadi bentuk bermuatan yang mudahlarut dalam air, sehingga mudah
diekskresikan karena bentuk ini tidak mudahdiserap kembali oleh tubulus ginjal.
https://www.academia.edu/34650954/MAKALAH_ANESTESI_UMUM_DAN_AN
ESTESI_LOKAL
Anestesi digunakan untuk menghilangkan rasa sakit dan rasa tidak nyaman saat
menjalani operasi atau prosedur medis lainnya. Anestesi terdiri dari beragam jenis, mulai
dari lokal hingga umum, dengan risiko efek samping yang berbeda-beda. Penyakit yang
berujung pada operasi seperti pembedahan itu diharuskan menggunakan anestesi agar pasien
yang menjalani operasi tidak merasakan kesakitan saat proses operasi/pembedahan sedang
berlangsung. Https://In.we’re.Mine.id
9
E. Efek Samping Obat dari Anestesi
Istilah anestesi umum ditandai dengan pasien yang dibius total, tidak hanya dibagian
tubuh tertentu. Jenis obat anestesi ini biasanya menyebabkan pasien benar-benar tidak
sadarkan diri dan terhindar dari rasa sakit selama proses operasi berlangsung. Efek yang
ditimbulkan obat jenis ini memengaruhi kerja otak dan seluruh bagian tubuh yang lain.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memberikan cairan anastesi kepada
pasien. Pertama, anastesi umum dapat dilakukan dengan menyuntikan cairan obat anastesi
ke dalam pembuluh darah vena. Tindakan ini dilakukan dengan menggunakan aliran gas
bius melalui masker khusus. Anastesi umum hanya di lakukan apabila operasi berifat
operasi besar dengan memperhatikan keselamatan pasien.
Merasa bingung.
Merasakan kebas atau mati rasa pada area yang mendapatkan suntikan.
10
Jaringan otot mengalami kedutan.
Penglihatan mengabur.
https://www.halodoc.com/artikel/catat-ini-3-jenis-anestesi-dan-efek-samping-yang-
mungkin-terjadi
Kontra indikasi anestesi umum tergantung efek farmakologi pada organ yang mengalami
kelainan dan harus hindarkan pemakaian obat pada :
1. Hepar yaitu obat hepatotoksik, dosis dikurangi atau obat yang toksis terhadap hepar
atau dosis obat diturunkan
2. Jantung yaitu obat-obat yang mendespresi miokardium atau menurunkan aliran darah
koroner
3. Ginjal yaitu obat yg diekskresi di ginjal
4. Paru-paru yaitu obat yg merangsang sekresi Paru
5. Endokrin yaitu hindari obat yg meningkatkan kadar gula darah/ hindarkan pemakaian
obat yang merangsang susunan saraf simpatis pada diabetes karena bisa menyebabkan
peninggian gula darah.
1. Alergi atau hipersensitivitas terhadap obat anestesi lokal yang telah diketahui.
Kejadian ini mungkin disebabkan oleh kelebihan dosis atau suntikan intravaskular.
2. Kurangnya tenaga terampil yang mampu mengatasi atau mendukung teknik tertentu.
3. Kurangnya prasarana resusitasi.
4. Tidak tersedianya alat injeksi yang steril.
5. Infeksi lokal atau iskemik pada tempat suntikan.
6. Pembedahan luas yang membutuhkan dosis toksis anestesi lokal.
11
7. Distorsi anotomik atau pembentukan sikatriks.
8. Risiko hematoma pada tempat-tempat tertentu.
9. Pasien yang sedang menjalani terapi sistemik dengan antikoagulan.
10. Jika dibutuhkan anestesi segera atau tidak cukup waktu bagi anestesi lokal untuk
bekerja dengan sempurna.
11. Kurangnya kerja sama atau tidak adanya persetujuan dari pihak penderita.
https://arifsaputra96.blogspot.com/2014/01/makalah-farmakologi-tentang-obat.html
Anestesi Umum
injeksi intravena sebagai larutan 2,5%, pada pasien dewasa sehat dengan premedikasi,
awalnya 100-150 mg (dikurangi pada pasien lansia atau sakit berat) selama 10-15 detik
(lebih lama pada pasien lansia atau sakit berat) dilanjutkan dengan dosis tambahan bila perlu
tergantung respons setelah 30-60 detik; atau hingga 4 mg/kg bb; anak: untuk induksi: 2-7
mg/kg bb.
https://pionas.pom.go.id/ioni/bab-15-anestesia/151-anestetik-umum/1511-anestetik-
intravena
Anestesi Lokal
LIDOKAIN (LIGNOKAIN)
BUPIVAKAIN.
LEVOBUPIVAKAIN.
PRILOKAIN.
PROKAIN.
AMETOKAIN (TETRAKAIN)
ROPIVAKAIN.
ANESTETIK LOKAL
ANESTETIK UMUM
https://pionas.pom.go.id/ioni/bab-15-anestesia/152-anestetik-lokal
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anastesi merupakan obat yang digunakan untuk meniadakan rasa nyeri secara terbatas
di bagian tubuh tertentu yang diakibatkan oleh depresi eksitasi di ujung saraf karena terdapat
hambatan konduksi pada saraf perifer (Malamed, 2019). Prosedur anestesi ini dipakai untuk
meniadakan rasa sakit untuk sesaat sakit untuk sementara waktu pada bagian tubuh tertentu
tanpa membuat pasien kehilangan kesadaran. Anestesi lokal memblok secara reversible
pada sistem konduksi saraf di area tertentu dengan cara menghambat pengiriman ion
natrium selektif pada membran saraf jadi akan terjadi kehilangan sensasi dan aktivitas
motoriknya (George, 2018).
Anestesi adalah tindakan yang membuat seseorang tidak merasakan sakit selama
prosedur medis atau pembedahan. Pemberian obat dokter tujukan agar bisa menghilangkan
rasa sakit. Ada obat bius yang dapat mematikan perasaan pada bagian tubuh tertentu, ada
juga yang dapat mematikan otak untuk sementara waktu selama prosedur pembedahan.
Anestesi bekerja dengan memblokir sinyal sensorik dari saraf pada lokasi prosedur ke pusat
bagian otak. Berbagai jenis anestesi akan bekerja dengan cara yang berbeda, mulai dari
memberikan sensasi mati rasa hingga membuat kamu menjadi tertidur.
B. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat, semoga dapat menambah wawasan bagi
siapapun yang membacanya. Kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi
kesempurnaan makalah yang kami buat kedepannya nanti.
Terima kasih.
14
DAFTAR PUSTAKA
https://eprints.ums.ac.id/93123/1/BAB%20I.pdf
https://www.halodoc.com/kesehatan/anestesi
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/3598/4/chapter%20II.doc.pdf
https://www.academia.edu/34650954/MAKALAH_ANESTESI_UMUM_DAN_ANEST
ESI_LOKAL
https://www.halodoc.com/artikel/catat-ini-3-jenis-anestesi-dan-efek-samping-yang-
mungkin-terjadi
https://arifsaputra96.blogspot.com/2014/01/makalah-farmakologi-tentang-obat.html
https://www.alomedika.com/cme-skp-spektrum-dosis-pada-anestesi-lokal
https://pionas.pom.go.id/ioni/bab-15-anestesia/151-anestetik-umum/1511-anestetik-
intravena
https://pionas.pom.go.id/ioni/bab-15-anestesia/152-anestetik-lokal
15