Disusun oleh
KELOMPOK 4
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
MAKALAH.......................................................................................................... i
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Ada juga 2 jenis inotropes, yaitu inotropes positif dan inotropes negatif.
Inotropes positif berfungsi menguatkan tekanan detak jantung, sedangkan
inotropes negatif berfungsi melemahkan tekanan detak jantung dan membuat
jantung berdetak lebih lemah. Keduanya digunakan untuk menangani berbagai
kondisi yang mempengaruhi fungsi jantung. Faktor yang meningkatkan
kontraktilitas disebut sebagai aksi inotropik positif, sedangkan faktor yang
menurunkan kontraktilitas memiliki aksi intropik negatif.
1
tahun 1846 dengan menggunakan diethyl eter. Sedangkan istilah anestesi
dikemukakan pertama kali oleh O.W. Holmes yang artinya tidak ada rasa sakit.
Anestesi yang dilakukan dahulu oleh orang Mesir menggunakan narkotik, orang
Cina menggunakan cannabis Indica dan pemukulan kepala dengan tongkat
kayu untuk menghilangkan kesadaran. Sehingga dengan perkembangan
teknologi obat anestesi berkembang pesat saat ini. Obat anestesi adalah obat
yang digunakan untuk menghilangkan rasa sakit dalam bermacam-macam
tindakan operasi (Kartika Sari, 2013).
Obat Anestesi dibagi menjadi dua kelompok yaitu anestesi umum dan
anestesi lokal Anestesi umum adalah hilang rasa sakit disertai hilangnya
kesadaran. Anestesi umum ini digunakan pada pembedahan dengan maksud
mencapai keadaan pingsan, merintangi rangsangan nyeri (analgesia),
memblokir reaksi refleks terhadap manipulasi pembedahan serta menimbulkan
pelemasan otot (relaksasi). Anestesi umum yang kini tersedia tidak dapat
memenuhi tujuan ini secara keseluruhan, maka pada anestesi untuk
pembedahan umumnya digunakan kombinasi hipnotika, analgetika, dan
relaksansia otot. Sedangkan anestesi lokal adalah obat yang digunakan untuk
mencegah rasa nyeri dengan memblok konduksi sepanjang serabut saraf secara
reversibel. Anestesi lokal umumnya digunakan dalam prosedur minor pada
tempat bedah sehari. Untuk menghilangkan rasa nyeri pasca-operasi
maka dokter dapat memberi anestesi lokal pada area pembedahan (Neal, 2006).
2
4. Bagaimana mekanisme kerja Agen Inotropik?
5. Sebutkan contoh Agen Inotropik!
6. Apa saja efek samping penggunaan obat Inotropik?
7. Apa yang dimaksud dengan Anastesi Umum dan Anastesi Lokal?
8. Apa saja klasifikasi obat Anastesi Umum dan Anastesi Lokal?
9. Bagaimana mekanisme kerja obat Anastesi Umum dan Anastesi Lokal?
10. Apa saja kontra indikasi obat Anastesi Umum dan Anastesi Lokal?
11. Apa saja efek samping penggunaan obat Anastesi Umum dan Anastesi
Lokal?
12. Apa saja syarat ideal dari obat Anastesi Umum dan Anastesi Lokal?
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Inotropik positif
Inotropik positif berfungsi untuk merangsang dan juga sebagai peningkatan
pada kekuatan kontraksi otot jantung. Fungsi lainnya adalah sebagai berikut
a. Dapat meningkatkan konsentrasi kalsium intraseluler
b. Dapat meningkatkan sensitivitas protein reseptor terhadap kalsium
c. Dapat meningkatkan kontraktilitas miokard
4
2. Inotropik negatif
Inotropik negatif berfungsi untuk melemahkan kekuatan pada kontraksi otot
dan meredakan kinerja jantung. Fungsi lainnya adalah sebagai berikut
a. Menurunkan kontraktilitas miokard
b. Menurunkan beban kerja jantung dalam kondisi seperti angina
c. Mengurangi morbiditas dan mortalitas pada gagal jantung kongestif
1. Miokard
2. Angina
5
Untuk Inotropik negatif sendiri terdiri dari beta-blocker, penghambat
saluran kalsium, dan obat anti aritmia dan semuanya memiliki cara yang berbeda-
beda.
a. Beta-blocker
Beta-blocker “memblokir” memiliki efek adrenalin pada bagian reseptor
beta di dalam tubuh. Beta blocker bekerja dengan memperlambat bagian
impuls saraf yang mengalir melalui jantung. Dengan begitu, jantung tidak
harus bekerja dengan sangat keras karena di dalam tubuh hanya
membutuhkan oksigen dan darah sedikit. Cara kerja lainnya dari beta
blocker adalah dapat memblokir impuls yang menyebabkan aritmia.
b. Penghambat saluran kalsium
Penghambat saluran kalsim ini dapat memperlambat lajunya kalsium yang
masuk ke dalam otot jantung dan ke bagian dinding pembuluh darah,
sehingga dapat melemaskan pembuluh darah. Aliran pembuluh darah yang
mengalir dengan mudah memiliki efek menurunkan tekanan darah.
c. Antiaritmia
Untuk obat antiaritmia sendiri bekerja dengan memperlambat bagain
konduksi listrik pada jantung.
a. Enoximone
b. Levosimendan
c. Milrinone
6
3. Beberapa contoh inotropik negatif dari Beta-blocker:
a. Acebutolol
b. Atenolol
c. Bisoprolol
d. Metoprolol
e. Nadolol
f. Nebivolol
g. Propranolol
4. Beberapa contoh inotropik negatif dari anti aritmia yang terbagi menjadi
beberapa bagian yaitu:
7
f. Anti Artimia Kelas IV
1. Verapamil
2. Diltiazem
g. Anti Aritmia Lainnya
1. Adenosine
2. Digoksin
1. Efek samping umum dari agen inotropik positif dari Glikosida jantung:
a. Pusing
b. Pingsan
c. Detak jantung atau denyut nadi yang cepat, berdebar, atau tidak
teratur
d. Detak jantung lambat
a. Aritmia
b. Trombositopenia
c. Peningkatan kadar transaminase
d. Aritmia supraventrikular
e. Hipotensi
f. Sakit kepala
a. Sembelit
b. Diare
c. Pusing
d. Dispepsia
8
e. Mual
f. Gagal jantung
g. Bradikardia
h. Pusing
i. Kelelahan
j. Ekstremitas dingin
k. Vertigo
l. Batuk lendir
m. kesulitan bernapas
n. sesak di dada
Efek samping umum inotropik negatif dari antiaritmia sesuai dengan subtipe nya:
9
d. Sesak napas
e. Sesak di dada
f. Mengi
g. Sembelit
h. Dispnea
i. Mual
j. Dysgeusia
k. Gangguan denyut jantung
l. Kematian
m. Atrial flutter
n. Aritmia ventrikel
o. Fibrilasi ventrikel
p. Takikardia ventrikel
q. Penglihatan kabur
r. Murmur jantung
s. Miastenia
t. Astenia
u. Diare
v. Blok atrioventrikular derajat pertama
w. Muntah
x. Ekimosis
y. Rasa tidak enak
a. Penglihatan kabur
b. Nyeri dada atau ketidaknyamanan
c. Kebingungan
d. Pusing, pingsan, atau pusing saat bangun tiba-tiba dari posisi
berbaring atau duduk
e. Detak jantung lambat atau tidak teratur
f. Berkeringat
g. Kelelahan atau kelemahan yang tidak biasa
10
h. Alergi
i. Pembengkakan umum atau pembengkakan pada kaki, pergelangan
kaki, atau tungkai bawah
j. Rasa sakit
k. Penambahan berat badan
l. Tangan atau kaki dingin
m. Kebingungan
n. Mengi
o. Batuk berlendir
a. Batuk
b. Pusing
c. Demam (ringan)
d. Mati rasa atau kesemutan di jari tangan atau kaki
e. Nyeri saat bernapas
f. Kepekaan kulit terhadap sinar matahari
g. Gemetar atau gemetar pada tangan
h. Kesulitan berjalan
i. Gerakan tubuh yang tidak biasa dan tidak terkendali
j. Kelemahan lengan atau tungkai
k. Penglihatan kabur
l. kebingungan
m. Cepat, lambat, tidak teratur, berdebar-debar, atau berdebar kencang
n. Mual dan muntah
o. Berkeringat
p. Pembengkakan pada wajah, jari tangan, kaki, atau tungkai bawah
q. Sesak di dada
r. Kelelahan atau kelemahan yang tidak biasa
s. Detak jantung cepat
11
a. Badan pegal atau nyeri
b. Kemacetan
c. Batuk
d. Kekeringan atau nyeri tenggorokan
e. Demam
f. Suara serak
g. Pilek
h. Kelenjar lunak atau bengkak di leher
i. Kesulitan menelan
j. Perubahan suara
Saat mengkonsumsi obat ini anda harus membatasi minuman jus grapefruit,
salah satunya adalah jus jeruk bali yang sangat mengganggu kemampuan hati
bekerja dengan membersihkan zat yang ada di dalam tubuh. Hal tersebut bisa
menyebabkan penumpukan inotropik di dalam tubuh.
a. Stenosis aorta
b. Bradikardia
12
c. Penyakit ginjal atau hati
d. Penyakit tiroid
Anestesi (berasal dari bahasa Yunani an-, "tidak, tanpa" dan aesthētos,
"persepsi atau kemampuan untuk merasa") atau pembiusan. Secara umum berarti
anestesi adalah suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan
pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada
tubuh. Obat anestesi adalah obat yang digunakan untuk menghilangkan rasa sakit
dalam bermacam-macam tindakan operasi (Kartika Sari, 2013).
Istilah anestesi dikemukakan pertama kali oleh O.W. Holmes yang artinya
tidak ada rasa sakit. Anestesi dibagi menjadi dua kelompok yaitu anestesia umum
dan anestesi lokal.
13
Anestesi lokal adalah hilangnya sensasi rasa sakit dengan cara
aplikasi atau injeksi obat anastesi yang dapat menghambat konduksi saraf
(terutama nyeri) secara sementara pada daerah tertentu dibagian tubuh tanpa
disertai dengan hilangnya kesadaran (Hasanah, 2015). Anastesi lokal
merupakan obat yang merintangi secara reversibel penerusan impuls saraf
ke sistem saraf pusat pada kegunaan lokal dengan demikian dapat
menghilangkan rasa nyeri, gatal-gatal, panas atau dingin (Kartika Sari,
2013).
1. Anestesi Umum
Obat anestesi umum dibagi menurut bentuk fisiknya dibagi terdiri dari tiga
golongan yaitu obat anestesi gas (inhalasi), obat anestesi yang menguap dan
obat anestesi yang diberikan secara intravena.
14
pernafasan ke dalam paru-paru, masuk ke darah dan sampai di
jaringan otak mengakibatkan narkose.
15
tanpa hilangnya kesadaran. Untuk mencegah delirium yang
kadang-kadang timbul, diberikan pentotal IV sebelum
inhalasi siklopropan. Siklopropan menyebabkan relaksasi
otot cukup baik dan sedikit sekali mengiritasi saluran nafas.
Namun depresi pernafasan ringan dapat terjadi pada
anesthesia dengan siklopropan. Siklopropan tidak
menghambat kontraktilitas otot jantung, curah jantung dan
tekanan arteri tetap atau sedikit meningkat sehingga
siklopropan merupakan anestetik terpilih pada penderita
syok. Siklopropan dapat menimbulkan aritmia jantung yaitu
fibrilasi atrium, bradikardi sinus, ekstrasistole atrium, ritme
atrioventrikular, ekstrasistole ventrikel dan ritme bigemini.
Aliran darah kulit ditinggikan oleh siklopropan sehingga
mudah terjadi perdarahan waktu operasi. Siklopropan tidak
menimbulkan hambatan terhadap sambungan saraf otot.
Setelah waktu pemulihan sering timbul mual, muntah dan
delirium. Absorpsi dan ekskresi siklopropan melalui paru.
Hanya 0,5% dimetabolisme dalam badan dan diekskresi
dalam bentuk CO2 dan air. Siklopapan dapat digunakan pada
setiap macam operasi. Untuk mendapatkan efek analgesic
digunakan 1,2% siklopropan dengan oksigen. Untuk
mencapi induksi siklopropan digunakan 25-50% dengan
oksigen, sedangkan untuk dosis penunjang digunakan 10-
20% oksigen.
16
diinginkan sudah tercapai kadar disesuaikan untuk mempertahankan
stadium tersebut. Untuk mempercepat induksi dapat diberika zat
anestetik lain yang kerjanya cepat kemudian baru diberikan
anestetik yang menguap.
1) Eter
2) Halotan
17
titanium dan polietilen tidak sehingga pemberian obat ini
harus dengan alat khusus yang disebut fluotec. Efek
analgesic halotan lemah tetapi relaksasi otot yang
ditimbulkannya baik. Dengan kadar yang aman waktu 10
menit untuk induksi sehingga mempercepat digunakan kadar
tinggi (3-4 volume %). Kadar minimal untuk anestesi adalah
0,76% volume.
3) Metoksifluran
4) Etilklorida
18
lagi untuk anestetik umum, tetapi hanya digunakan untuk
induksi dengan memberikan 20-30 tetes pada masker selama
30 detik. Etilkloroda digunakan juga sebagai anestetik lokal
dengan cara menyemprotkannya pada kulit sampai beku.
Kerugiannya, kulit yang beku sukar dipotong dan mudah
kena infeksi karena penurunan resistensi sel dan
melambatnya penyembuhan.
5) Trikloretilen
1) Barbiturat
19
retikularis. Pada pemberian barbiturate dosis kecil terjadi
penghambatan sistem penghambat ekstra lemnikus, tetapi
bila dosis ditingkatkan sistem perangsang juga dihambat
sehingga respons korteks menurun. Pada penyuntikan
thiopental, Barbiturat menghambat pusat pernafasan di
medulla oblongata. Tidal volume menurun dan kecepatan
nafas meninggi dihambat oleh barbiturate tetapi tonus
vascular meninggi dan kebutuhan oksigen badan berkurang,
curah jantung sedikit menurun. Barbiturat tidak
menimbulkan sensitisasi jantung terhadap katekolamin.
1) Natrium thiopental
2) Natrium tiamilal
20
penunjang 0,5-2 ml larutan 2,5% a tau digunakan larutan
0,3% yang diberikan secara terus menerus (drip)
3) Natrium metoheksital
2) Ketamin
21
1 mm/9-15 kg BB diberikan perlahan-lahan secara intravena (1
ml setiap 1-2 menit) diikuti pemberian N2O atau O2 bila sudah
timbul kantuk. Sebagai dosis penunjang digunakan N2O atau
fentanil saja (0,05-0,1 mg tiap 30-60 menit) bila anesthesia
kurang dalam. Droperidol dan fentanil dapat diberikan dengan
aman pada penderita yang dengan anestesi umum lainnya
mengalami hiperpireksia maligna.
4) Diazepam
5) Etomidat
22
suntik yang dapat diatasi dengan menyuntikkan cepat pada vena
besar, atau diberikan bersama medikasi preanestetik seperti
meperidin.
6) Propofol
2. Anestesi Lokal
a. Senyawa Ester
23
Adanya ikatan ester sangat menentukan sifat anestesi lokal sebab
pada degradasi dan inaktivasi di dalam tubuh, gugus tersebut akan
dihidrolisis. Karena itu golongan ester umumnya kurang stabil dan
mudah mengalami metabolisme dibandingkan golongan amida.
Contohnya: tetrakain, benzokain, kokain, prokain dengan prokain
sebagai prototip.
b. Senyawa Amida
Contohnya senyawa amida adalah dibukain, lidokain, mepivakain
dan prilokain.
c. Lainnya
Jenis anestesi lokal dalam bentuk parenteral yang paling banyak digunakan adalah:
1. Anestesi permukaan
2. Anestesi Infiltrasi
3. Anestesi Blok
Cara ini dapat digunakan pada tindakan pembedahan maupun untuk tujuan
diagnostik dan terapi.
d. Anestesi Spinal
24
bermanfaat untuk operasi perut bagian bawah, perineum atau tungkai
bawah.
b. Anestesi Intravena
25
digunakan untuk induksi anestesi. Kecepatan pemulihan pada
sebagian besar senyawa intravena juga sangat cepat.
26
b. Jantung yaitu obat-obat yang mendespresi miokardium atau
menurunkan aliran darah koroner
c. Ginjal yaitu obat yg diekskresi di ginjal
d. Paru-paru yaitu obat yg merangsang sekresi Paru
e. Endokrin yaitu hindari obat yg meningkatkan kadar gula darah/
hindarkan pemakaian obat yang merangsang susunan saraf
simpatis pada diabetes karena bisa menyebabkan peninggian
gula darah.
2. Kontra Indikasi Anastesi Lokal
Kontra indikasi anestesi lokal yaitu:
a. Alergi atau hipersensitivitas terhadap obat anestesi lokal yang
telah diketahui. Kejadian ini mungkin disebabkan oleh
kelebihan dosis atau suntikan intravaskular
b. Kurangnya tenaga terampil yang mampu mengatasi atau
mendukung teknik tertentu
c. Kurangnya prasarana resusitasi
d. Tidak tersedianya alat injeksi yang steril
e. Infeksi lokal atau iskemik pada tempat suntikan
f. Pembedahan luas yang membutuhkan dosis toksis anestesi lokal
g. Distorsi anotomik atau pembentukan sikatriks
h. Risiko hematoma pada tempat-tempat tertentu
i. Pasien yang sedang menjalani terapi sistemik dengan
antikoagulan
j. Jika dibutuhkan anestesi segera atau tidak cukup waktu bagi
anestesi lokal untuk bekerja dengan sempurna
k. Kurangnya kerja sama atau tidak adanya persetujuan dari pihak
penderita
27
meledak, larut dalam lemak, larut dalam darah, tidak meracuni organ
(jantung, hati, ginjal), efek samping minimal, tidak dimetabolisasi oleh
tubuh, dan tidak mengiritasi pasien.
28
terhadap pasien mengenai efek samping dan risiko yang mungkin
terjadi, pemeriksaan menyeluruh, dan pemberian obat anestesi yang
tidak melebihi dosis.
29
kematian biasanya timbul setelah pemberian dosis yang sangat
tinggi, kadang-kadang dapat pula terjadi dalam dosis kecil yang
diberikan secara infiltrasi.
d. Darah
Pemberian prilokain dosis besar selama anestesi regional akan
menimbulkan penumpukan metabolit o-toluidin, suatu zat
pengoksidasi yang mampu mengubah hemoglobin menjadi
methemeglobin. Bila kadarnya cukup besar maka warna darah
menjadi coklat.
30
h. Mulai kerjanya harus sesingkat mungkin dan bertahan untuk
jangka waktu yang yang cukup lama
i. Dapat larut air dan menghasilkan larutan yang stabil, juga stabil
terhadap pemanasan.
31
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Inotropik adalah zat yang dapat mempengaruhi daya kontraksi otot. Agen
inotropic atau inotropes adalah obat yang mengubah tekanan kontraksi otot jantung
atau detak jantung. Ada 2 tipe berbeda obat-obatan inotropik yaitu inotropik negatif
dan inotropik positif. Ada juga 2 jenis inotropes, yaitu inotropes positif dan
inotropes negatif. Inotropes positif berfungsi menguatkan tekanan detak jantung,
sedangkan inotropes negatif berfungsi melemahkan tekanan detak jantung dan
membuat jantung berdetak lebih lemah. Keduanya digunakan untuk menangani
berbagai kondisi yang mempengaruhi fungsi jantung. Faktor yang meningkatkan
kontraktilitas disebut sebagai aksi inotropik positif, sedangkan faktor yang
menurunkan kontraktilitas memiliki aksi intropik negatif.
Anestesi lokal atau zat penghilang rasa setempat merupakan obat yang pada
penggunaan lokal merintangi secara reversibel penerusan impuls saraf ke sistem
saraf pusat dan dengan demikian menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri, gatal
gatal, rasa panas atau dingin. Obat anestesi lokal dibagi menurut bentuk fisiknya
dibagi terdiri dari tiga golongan yaitu senyawa ester, senyawa amida dan senyawa
lainnya. Anestesi lokal adalah teknik untuk menghilangkan atau mengurangi
sensasi di bagian tubuh tertentu. Ada kalangan medis yang membatasi istilah
anestesi lokal hanya untuk pembiusan di bagian kecil tubuh seperti gigi atau area
kulit.
32
3.2 Saran
Diharapkan makalah ini dapat membantu mahasiswa dalam proses
pembelajaran dan semoga bisa menambah ilmu pengetahuan mengenai obat-obat
inotropik dan anestesi sehingga materi yang disampaikan dapat
dimengerti dalam mata kuliah Farmakologi Keperawatan dapat diterima dengan
baik. Kepada para pembaca semoga bisa menambah wawasan tentang obat-obatan
Inotropik dan Anastesi ini. Apabila penggunaan nya atau pun penggunaan obat
secara ini disalahgunakan, tentulah akibat buruk yang akan di dapat di akhir
eksperimen kita sebagai orang awam yang tak tahu apapun tentang obat dan efek
sampingnya apabila penggunaannya salah.
33
DAFTAR PUSTAKA
Arif S. 27 Januari 2014. Makalah Farmakologi tentang Obat Anastesi Umum dan
Lokal. Blogspot. Diakses pada 26 Maret 2022 dari
https://arifsaputra96.blogspot.com/2014/01/makalah-farmakologi-tentang-
obat.html
pdfcoffee.com. 19 Juli 2021. Obat Inotropik. Diakses pada 26 Maret 2022, dari
https://pdfcoffee.com/obat-inotropik-10-pdf-free.html
scribd.com. 23 Maret 2017. Makalah Inotropik. Diakses pada 25 Maret 2022, dari
https://www.scribd.com/embeds/372274527/content?start_page=1&view_mode=s
croll&access_key=key-fFexxf7r1bzEfWu3HKwf
34