Disusun Oleh :
Febriyanti Lestari ( 03422118169 )
Ismi Hani ( 03422118205 )
Nadia Azizah ( 03422118273 )
Novi Yuliani ( 03422118205 )
Novi idamayanti ( 03422118436 )
Resty Nurvianti ( 03422118324 )
REGULER 1 18 B
\SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IKIFA
JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak aka
n sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpa
h curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan sya
fa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu be
rupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah sebagai tugas dari mata kuliah Praktikum Manajemen Farmasi yang berjudul
“Pelayanan Informasi Obat Inhaler.”
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta s
aran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang l
ebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon ma
af yang sebesar-besarnya. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
kematian.Asma merupakan penyakit kronis yang membutuhkan pengobatan rutin dalam
jangka panjang untuk mengontrol gejala asma,. Rute pemberian controller melalui
inhalasi menggunakan alat yang disebut inhaler yang memiliki keuntungan pemberian
obat langsung kesistem pernapasan dan efek samping yang lebih
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Apakah yang dimaksud dengan Inhaler serta manfaatnya ?
1.2.2. Apa saja jenis-jenis Inhaler ?
1.2.3. Apa saja keuntungan dan keterbatasan dari Inhaler ?
1.2.4. Bagaimana cara penggunaan Inhaler ?
1.2.5. Apa saja efek dan hal hal yang mungkin timbul yang ditimbulkan dari
penggunaan Inhaler ?
1.2.6. Bagaimana cara penyimpanan Inhaler ?
1.3. Tujuan
1.3.1. Mengetahui definisi dan manfaat Inhaler
1.3.2. Mengetahui jenis-jenis Inhaler
1.3.3. Mengetahui keuntungan dan keterbatasan Inhaler
1.3.4. Mengetahui cara penggunaan Inhaler
1.3.5. Mengetahui efek samping dan hal hal yang mungkin timbul dari penggunaan
Inhaler
1.3.6. Mengetahui cara penyimpanan sediaan Inhaler
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Inhaler
Inhaler adalah suatu alat untuk penggunaan obat secara inhalasi.Inhalasi menurut
Farmakope Indonesia Edisi IV (FI IV) adalah sediaan obat atau larutan atau suspensi
terdiri atas satu atau lebih bahan obat yang diberikan melalui saluran napas hidung atau
mulut untuk memperoleh efek lokal atau sistemik. Umumnya inhaler ditujukan untuk
penggunaan obat asma atau Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD), karena
dengan cara ini obat dapat langsung masuk ke paru-paru sehingga dapat bekerja lebih
cepat untuk mengatasi serangan asma dan efek sampingnya lebih minimal.
Inhaler merupakan alat yang digunakan untuk pemberian obat secara inhalasi.
Sistem pengiriman inhaler merupakan bentuk penting dari perangkat pemberian obat
dalam pengobatan gangguan pernafasan (seperti: asma, bronkitis kronis, emfisema, dll),
karena memiliki keuntungan pemberian obat langsung ke sistem pernapasan dan efek
samping yang lebih sedikit. Inhaler dirancang untuk meningkatkan kemudahan
penggunaan, namun banyak pasien menunjukkan cara penggunaan yang salah pada
semua desain inhaler yang digunakan saat ini, sehingga menjadi penyebab utama
perawatan tidak optimal. Teknik inhaler yang tidak tepat mengurangi pemberian obat
pada saluran udara sehingga menurunkan efektivitas dari obat inhaler. Selain itu biaya
pengobatan menjadi lebih mahal, baik karena kebutuhan akan penambahan obat,
pengobatan akibat perburukan gejala, bahkan pengobatan untuk mengatasi efek samping
karena salah pemakaian. Penelitian penggunaan inhaler pada pasien menunjukkan bahwa
tidak adanya instruksi yang memadai mengenai penggunaan inhaler dapat menyebabkan
teknik penggunaan yang tidak tepat. Dalam suatu studi klinik, sebanyak 90% dari pasien
menunjukkan teknik yang salah dalam penggunaan metered-dose inhaler (MDI) dan dry-
powder inhaler (DPI) seperti Diskus® dan Turbuhaler®. Oleh karena itu, pemahaman
cara penggunaan inhaler perlu mendapatkan perhatian cukup penting dalam mencapai
efek obat yang optimal.
2.2 Jenis-jenis Inhaler
Terapi inhalasi yaitu pengiriman obat langsung menuju paru-paru. Pemberian obat
melalui rute inhalasi merupakan bagian penting dalam pengobatan penyakit asma.
3
Efektivitas obat inhalasi tidak hanya tergantung pada formulasi tetapi lebih ke desain dan
kemampuan pasien dalam menggunakan perangkat dengan benar. Inhaler secara umum
terdiri dari 3 jenis yaitu metered-dose inhaler (MDI), dry-powder inhaler (DPI), dan
nebulizer. Metered-dose inhaler (MDI) dapat digunakan dengan spacer maupun tanpa
spacer. Dry-powder inhaler (DPI) seperti Turbuhaler® , Diskus® , Twisthaler® , dll.
Tabel perbedaan jenis-jenis Inhaer
Meteres-dose Inhaller Dry-power Inhaler Nebulizer
(MDI) (DPI)
a. Dapat menggunakan a. DPI tidak mengandung a. Alat berupa mesin yang
spacer propelan sehingga mengubah obat asma
b. Energi yang tertinggalnya obat di bentuk cair menjadi uap
dibutuhkan orofaringeal lebih kecil. b. Penghirupan obat
berdasarkan dari b. Energi yang dibutuhkan menggunakan masker
propilen berasal dari kekuatan c. Mengeluarkan suara
c. Memerlukan kordinasi pasien dalam menarik yang berisik
yang pas antara nafas d. Memerlukan sumber
mengirup dan c. Tidak memerlukan daya listrik
menekan obat bantuan spacer untuk e. Harga relatif lebih
d. Terjadi penurunan mempermudah mahal
dosis pada keadaan penggunaan
dingin d. Membutuhkan aliran
e. Memerlukan persiapan inspirasi yang lebih tinggi
khusus seperti e. Tidak dapat digunakan
pengocokan dan untuk pasien usia
penyemprotan aerosol
sebelum digunakan
4
2.3 Keuntungan dan Keterbatasan Inhaler
Pengobatan gangguan pernafasan dapat diberikan melalui berbagai cara yaitu: inhalasi,
oral dan parenteral (subkutan, intramuskular, intravena). Kelebihan pemberian medikasi
langsung ke jalan napas (inhalasi) adalah
a. Efek langsung ke target pengobatan di saluran pernafasan
b. Lebih efektif untuk dapat mencapai konsentrasi tinggi di jalan napas
c. Efek sistemik minimal atau dihindarkan (tidak ada nyeri akibat injeksi)
d. Beberapa obat hanya dapat diberikan melalui inhalasi, karena tidak terabsorpsi
pada pemberian oral (antikolinergik dan kromolin)
e. Waktu kerja bronkodilator lebih cepat bila diberikan inhalasi daripada oral
f. Relatif kecil, ringan, dan mudah dibawa dalam tas, saku, atau koper
g. Relatif mudah digunakan dengan petunjuk yang benar
Namun terapi dengan inhaler juga memiliki beberapa keterbatasan seperti:
a. Sulit bagi beberapa orang untuk berkoordinasi, terutama anak kecil, cacat mental,
dan orang usia tua (lansia).
b. Ukuran relatif kecil, mudah dibawa, dan relatif mudah hilang. Oleh karena itu
terkadang sulit untuk ditemukan pada saat dibutuhkan secara mendadak (misal:
saat terjadi perburukan serangan asma).
c. Membutuhkan aliran inspirasi tertentu untuk menggerakkan obat-obatan, membuat
kurang ideal pada saat perburukan gejala (seperti pada asma atau PPOK).
2.4 Cara penggunaan Inhaler
a. MDI ( Meteres-dose Inhaller )
1) membuka penutup inhaler dan merakit spacer
2) menahan tegak inhaler dan mengocok dengan baik
5
3) menghembuskan napas lembut
4) memasukkan corong antara gigi tanpa menggigit dan bibir dekat dengan
membentuk segel baik
5) mulai bernapas perlahan-lahan melalui mulut dan menekan inhaler
6) bernapas secara perlahan-lahan dan sangat
7) menahan napas selama sekitar 10 detik atau selama nyaman
8) melepas inhaler dari mulut
9) menghembuskan napas perlahan
10) Jika dosis ekstra yang dibutuhkan, menunggu 1 menit dan kemudian mengulangi
langkah 2-9 11.
11) menutup inhaler
12) berkumur
MDI Dengan Spacer
membuka penutup inhaler dan merakit dan merakit spacer
spacer
6
b. DPI (Dry-power Inhaler )
Jenis inhaler bubuk kering ada tiga, yaitu: Diskus, Turbuhaler, Handihaler
DPI Diskus Turbuhaler Handihaler
Memeriksa dosis
Membuka penutup kemudian kemudian kemudian
memegang menjauhkan membuka corong,
horizontal, beban inhaler tegak menutup mulut
dosis dengan sementara sampai klik,
menggeser tuas memutar menekan tombol
sampai klik pegangan sekitar di hijau menusuk
dan kemudian sekali dan rilis
kembali sampai
terdengar klik
menghembuskan
napas perlahan
menjauh dari
corong
Memasukan corong
antara gigi tanpa
mengigit dan dekat
bibir untuk
membentuk segel
baik
menarik napas
dalam kuat dan
sangat
menahan napas
selama sekitar 10
detik atau selama
nyaman
sementara menahan
napas,
mengeluarkan dari
7
mulut inhaler
menghembuskan membuka mulut
napas perlahan dan menghapus
menjauh dari kapsul yang
corong digunakan
jika dosis ekstra
diperlukan,
mengulangi langkah
2-8
memasang kembali
penutupnya
Berkumur
c. Nebulizer
1) Membuka tutup tabung obat nebulizer, masukkan cairan obat ke dalamnya,
2) Menggunakan tombol on pada nebulizer,
3) Bila memakai masker uap yang keluar dihirup perlahan-lahan dan dalam,
inhalasi ini dilakukan terus menerus sampai obat habis,
4) Bila mouth piece yang digunakan, tombol pengeluaran aerosol ditekan sewaktu
inspirasi, hirup uap yang keluar perlahan-lahan dan dalam, hal ini dilakukan
berulang-ulang sampai obat habis (± 10-15 menit)
2.5 Efek dan hal-hal yang mungkin ditimbulkan dari penggunaan Inhaler
Inhaler merupakan alat semprot atau erosel. Artinya dari cara pemakaian pengguna,
jika tidak mempehatikan kebersihannya akan ada potensi bahaya inhaler yang mengintai.
Peluang munculnya efek samping penggunaan inhaler sebetulnya sangatlah kecil. Namun
meskipun kecil, bukan berarti tidak ada efek sampingnya sama sekali ya Gengs.
Beberapa efek sampung penggunaan inhaler antara lain adalah tenggorokan kering,
lidah kelu, suara serak, gusi bengkak, serta infeksi ringan pada mulut. Hal ini terjadi
karena kesalaahan saat pemakaian. Tidak semua obat atau zat yang terdapat di dalamnya
akan sampai ke paru-paru, beberapa akan tersisa di rongga mulut dan tenggorokan.
8
Zat inilah yang harus dibersihkan dengan cara berkumur-kumur. Jika dibiarkan
menumpuk di rongga mulut, maka dapat memicu munculnya masalah kesehatan. Masalah
kesehatan di rongga mulut yang ditimbulkan dan menjadi salah satu efek samping
penggunaan inhaler misalnya muncul bercak putih yang terlihat seperti sariawan. Bercak
putih tersebut adalah jamur yang disebabkan oleh penggunaan inhaler. Infeksi jamur ini
paling sering disebabkan oleh jamur Kandida. Selain itu, gigi juga bisa terkena efek
samping penggunaan inhaler. Setelah menggunakan inhaler, akan terjadi penurunan pH
yang cukup drastis di rongga mulut dan bisa memicu demineralisasi email atau lapisan
terluar gigi. Jika terus berlanjut, maka email gigimu akan semakin terkisis dan membuat
rentan berlubang. Lubang gigi yang awalnya kecil akan terus membesar. Yang paling
berbahaya adalah saat lubang gigi menjadi semakin dalam dan menyentuh serabut saraf
kecil di dalam gigi.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Inhaler merupakan alat yang digunakan untuk pemberian obat secara inhalasi. Sistem
pengiriman inhaler merupakan bentuk penting dari perangkat pemberian obat dalam
pengobatan gangguan pernafasan (seperti: asma, bronkitis kronis, emfisema, dll), keuntungan
dari penggunaan Inhaler antara lain yaiu Efek langsung ke target pengobatan di saluran
pernafasan Lebih efektif untuk dapat mencapai konsentrasi tinggi di jalan napas
Inhaler secara umum terdiri dari 3 jenis yaitu metered-dose inhaler (MDI), dry-powder
inhaler (DPI), dan nebulizer. Metered-dose inhaler (MDI) dapat digunakan dengan spacer
maupun tanpa spacer. Dry-powder inhaler (DPI) seperti Turbuhaler® , Diskus® ,
Twisthaler® , dll.
Beberapa efek sampung penggunaan inhaler antara lain adalah tenggorokan kering, lidah
kelu, suara serak, gusi bengkak, serta infeksi ringan pada mulut. Hal ini terjadi karena
kesalaahan saat pemakaian. Tidak semua obat atau zat yang terdapat di dalamnya akan
sampai ke paru-paru, beberapa akan tersisa di rongga mulut dan tenggorokan.
10
DIALOG PELAYANAN INFORMASI OBAT INHALER
11
Apt : “Untuk mencegah asmanya kambuh, mba bisa menghindari pemicunya. Kalau
misalkan mau mengendarai motor bisa memakai masker , jika mba seorang
perokok sebiknya distop dulu ya dan apabila ada anggota keluarga yang perokok
jika sedang merokok sebaiknya mba menjauhi asap rokoknya dan juga saya
menyarankan untuk ganti sprei dan sarung bantal itu setidaknya seminggu sekali
ya mba..”
Pasien : “Oh gitu ya, iya baik terimakasih”
Apt : “Kalau setelah menggunakan inhaler ibu merasa nafasnya masih sesak,
sebaiknya nanti langsung hubungi dokter ”
Pasien : “Iya mba”
Apt : “Baik, apakah ada yang ingin ditanyakan ? Atau ada yang kurang jelas?
Pasien “Sudah , sudah jelas”
Apt : “ untuk lebih jelasnya ibu bisa membaca keterangannya didalam brosur ya mba“
Pasien : “Iya baik ”
Apt : “Yasudah kalau begtu. Ini obatnya. Semoga lekas sembuh ya mba”
Pasien : “Iya mba. Terimakasih banyak atas informasinya”
Apt : “Iya sama-sama”
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Adityawati, R., Latifah, E., & Hapsari, W. S. (2016). Evaluasi Pelayanan Informasi Obat
Pada Pasien Rawat Jalan di Instalasi Farmasi Puskesmas Grabag I. Jurnal Farmasi Sains dan
Praktis, 1(2), 6-10.
2. Lorensia, A., & Suryadinata, R. V. (2018). Panduan Lengkap Penggunaan Macam-Macam
Alat Inhaler pada Gangguan Pernafasan.
3. Lorensia, A., De Queljoe, D., Karina, B. L., & Heru, A. (2017). Studi Kelengkapan
Penjelasan Cara Penggunaan Sediaan Controller Inhaler (Kombinasi Kortikosteroid Dengan
Beta-2 Agonis) Jenis Diskus® Dan Turbuhaler® Oleh Apoteker Di Apotek. Jurnal Ilmiah
Manuntung, 2(2), 137-146.
13