Anda di halaman 1dari 15

PENGGUNAAN AROMATERAPI UNTUK

MUAL MUNTAH PASCA OPERASI

TUGAS KEPERAWATAN KOMPLEMENTER

diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah keperawatan komplementer dengan


dosen penanggung jawab Ns. Mulia Hakam, M. Kep., Sp.Kep.MB

oleh
Dwi Puspita Dewi
NIM 152310101185

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mengenai
“Penggunaan Aromaterapi untuk Mual Muntah Pasca Operasi” dengan tepat
waktu. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Komplementer Program Studi Sarjana Keperawatan Universitas Jember.
Penyusunan makalah ini tentu tidak lepas dari kontribusi dan bantuan berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Ns. Lantin Sulistyorini, M.Kes selaku Ketua Fakultas Keperawatan Universitas


Jember;
2. Ns. Mulia Hakam, M. Kep., Sp.Kep.MB selaku penanggungjawab matakuliah
Keperawatan Komplementer Program Studi Sarjana Keperawatan Universitas
Jember;
3. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya tugas ini.
Kami menyadari dalam menyelesaikan tugas ini banyak kekurangan dari
teknik penulisan dan kelengkapan materi yang jauh dari sempurna. Kami juga
menerima kritik dan saran yang membangun sebagai bentuk pembelajaran agar
meminimalisir kesalahan dalam tugas berikutnya. Semoga dengan terselesaikan
tugas ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Jember, April 2018

ii
DAFTAR ISI

Halaman
COVER ............................................................................................................... i
PRAKATA ......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... iv
BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Tujuan .................................................................................................. 2
1.2 Manfaat ................................................................................................ 2
BAB 2. PEMBAHASAN .................................................................................... 3
2.1 Tinjauan Pustaka................................................................................... 3
2.2 Analisis Jurnal ...................................................................................... 5
BAB 3. PENUTUP.............................................................................................. 9
3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 9
3.2 Saran ..................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 10

iii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Jurnal Utama.................................................................................
Lampiran 2. Jurnal Pendukung ........................................................................
Lampiran 3. Jurnal Pembanding ......................................................................

iv
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mual adalah sensasi tidak nyaman pada perut bagian atas yang disertai
dorongan untuk muntah. Mual juga merupakan efek samping dari berbagai
macam obat-obatan. terjadinya iritasi atau peradangan di dalam perut juga
bisa menyebabkan mual dan muntah (Marianti, 2016). Mual adalah rasa tidak
nyaman di perut bagian atas. Muntah adalah dorongan dari dalam perut yang
tidak disadari dan pengeluarannya melalui esofagus sampai ke mulut. Muntah
biasanya disertai dengan mual tetapi mual tidak selalu menimbulkan muntah.
Salah satu efek samping yang sering terjadi setelah tindakan anestesi adalah
mual dan muntah. (Qudsi, 2015)
Mual muntah pasca operasi atau Post Operative Nausea and Vomiting
(PONV) merupakan rasa yang tidak menyenangkan bagi pasien dan potensial
mengganggu penyembuhan paska operatif. Kapur mendeskripsikan PONV
sebagai ‘the big little problem’ pada pembedahan ambulatori. (Maddali dan
Mathew, 2003 dalam Ashana 2017).
Insiden PONV terjadi pada 25-30% pasien pasca bedah dan anastesi
umum (Kovac, 2000) dan dapat mencapai 70% pada pasien dengan high risk
(Mohamed, 2004). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sholihah, dkk.
(2015) 96 pasien sebanyak 26 pasien (27.08%) mengalami PONV. Kelompok
usia dengan keluhan PONV terbanyak yaitu kelompok usia 40-54 tahun, yaitu
sebanyak 11 pasien (11.46%). Berdasarkan jenis kelamin menunjukkan
bahwa jenis kelamin perempuan lebih banyak mengalami PONV, yaitu
sebanyak 18 pasien (18.75%). Berdasarkan jenis tindakan anestesi, anestesi
umum lebih banyak mengakibatkan PONV, yaitu sebanyak 18 pasien
(18.75%). Jenis pembedahan yang mengakibatkan PONV terbanyak adalah
bedah digestif, sebanyak 12 pasien (12.50%).

1
Upaya untuk mengatasi kejadian PONV tanpa menimbulkan efek
samping sangat diperlukan. Salah satu cara yang dapat digunakan yaitu
dengan terapi komplementer menggunakan aromaterapi.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dalam makalah ini untuk memahami efektivitas
penggunaan aromaterapi untuk mual muntah pasca operasi
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Memahami konsep aromaterapi
2. Mengetahui dan memahami efektivitas penggunaan aromaterapi
untuk mual muntah pasca operasi

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Pembaca
Menjadi sumber referensi dan informasi bagi orang yang membaca
makalah ini supaya mengetahui dan lebih mendalami tentang
penggunaan aromaterapi untuk mual muntah pasca operasi
1.3.2 Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat merumuskan penatalaksanaan pada pasien mual
muntah pasca operaasi
1.3.3 Bagi Institusi
Manfaat praktis bagi instansi akademik dapat digunakan sebagai
referensi bagi institusi pendidikan untuk mengembangkan ilmu tentang
terapi komplementer

2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Terapi


2.1.1 Pengertian
Aromaterapi adalah penggunaan minyak esensial dari tanaman
(bunga, herbal, atau pohon) sebagai pendekatan kesehatan pelengkap.
(NCCIH, 2017). Aromaterapi disebut sebagai terapi Minyak Atsiri,
dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu yang memanfaatkan esensi
aromatik yang diekstraksi secara alami dari tanaman untuk
menyeimbangkan, menyelaraskan dan meningkatkan kesehatan tubuh,
pikiran dan jiwa. Hal ini berusaha untuk menyatukan proses fisiologis,
psikologis, dan spiritual untuk meningkatkan proses penyembuhan
bawaan seorang individu. (NAHA, 2018). Sedangkan enurut Hines dkk.
(2012) dalam Mcilvoy dkk. (2015), aromaterapi merupakan
penggunaan minyak dengan cara menghirup uap minyak esensial atau
zat lain untuk mengobati atau meringankan gejala fisik dan/ atau
emosional.

2.1.2 Klasifikasi
Menurut Nordqvist (2017), klasifikasi aromaterapi berdasarkan
penggunaannya digunakan melalui inhalasi dan topikal
a. Inhalation
minyak menguap ke udara menggunakan wadah diffuser, semprotan,
atau tetesan minyak, atau dihirup, misalnya, dalam pemandian uap.
Selain memberikan bau yang menyenangkan, minyak aromaterapi dapat
memberikan disinfeksi pernapasan, dekongestan, dan manfaat
psikologis. Menghirup minyak esensial merangsang sistem penciuman,
bagian otak yang terhubung ke bau, termasuk hidung dan otak. Molekul
yang masuk ke hidung atau mulut lolos ke paru-paru, dan dari sana, ke
bagian tubuh yang lain. Ketika molekul mencapai otak, mereka

3
mempengaruhi sistem limbik, yang terkait dengan emosi, denyut
jantung, tekanan darah, pernapasan, memori, stres, dan keseimbangan
hormon. Dengan cara ini, minyak esensial dapat memiliki efek yang
halus, namun holistik pada tubuh.
b. Aplikasi Topikal
Minyak pijat, dan produk-produk mandi dan perawatan kulit diserap
melalui kulit. Memijat area di mana minyak akan diterapkan dapat
meningkatkan sirkulasi dan meningkatkan penyerapan. Beberapa
berpendapat bahwa area yang lebih kaya kelenjar keringat dan folikel
rambut, seperti kepala atau telapak tangan, dapat menyerap minyak
lebih efektif.

2.1.3 Manfaat
Menurut Shah, dkk. (2011), aromaterapi adalah praktik yang
menggunakan minyak mudah menguap dari tanaman, termasuk minyak
esensial, yang bermanfaat untuk kesejahteraan psikologis dan fisik.
Minyak esensial telah ditemukan untuk memberikan manfaat psikologis
dan fisik ketika digunakan dengan benar dan aman. Manfaat dari
aromaterapi dengan cara inhalasi yaitu ketika dihirup ke paru-paru
dapat memberikan manfaat terhadap psikologis dan fisik. Tidak hanya
aroma minyak esensial alami merangsang otak untuk memicu reaksi,
tetapi ketika terhirup ke paru-paru, konstituen alami (bahan kimia
alami) dapat memberikan manfaat terapeutik. Jika tidak dilakukan
dengan benar dan aman, bagaimanapun, penggunaan minyak esensial
dapat memiliki konsekuensi yang berat. Sedangka manfaat
pengaplikasian aromaterapi topikal yang diterapkan pada kulit dapat
diserap ke dalam aliran darah. Unsur-unsur minyak esensial dapat
membantu dalam kondisi kesehatan, kecantikan dan kebersihan. Karena
minyak esensial sangat kuat dan terkonsentrasi, mereka tidak boleh
diaplikasikan pada kulit dalam bentuk murni.

4
Aromaterapi merupakan terapi komplementer yang tidak memberikan
obat untuk penyakit, tetapi dapat mendukung perawatan konvensional
terhadap berbagai kondisi. Aromaterapi dapat mengurangi gangguan
kesehatan sebagai berikut:
a. Mual
b. Nyeri dan tubuh terasa sakit
c. Kecemasan, agitasi, stres, dan depresi
d. Kelelahan dan insomnia
e. Nyeri otot
f. Sakit kepala
g. Masalah sirkulasi
h. Masalah menstruasi
i. Masalah menopause
j. Alopecia, atau rambut rontok (Nordqvist,2017)

2.2 Analisis Jurnal


2.2.1 Problem
Mual dan muntah merupakan efek samping yang ditimbulkan
pasca operasi hingga 24 jam setelah tindakan operasi. Belum terdapat
perawatan yang dapat menghilangkan efek samping ini secara efektif.
Terdapat intervensi farmakologis yang dapat mengurangi efek samping
namun hanya dengan presentase sebesar 12%-26%. Dengan adanya
efek samping tersebut akan menyebabkan ketidaknyamanan terhadap
pasien dan mempengaruhi kepuasan pasien terhadap pelayanan. Sudah
terdapat terapi farmakologi yang digunakan saat ini untuk mengobati
mual dan muntah pasca operasi yaitu antagonis reseptor dopamin
(misalnya metoclopramide) dan butyrophenones (misalnya droperidol).
Namun obat-obat tersebut memiliki efek samping yang tidak diinginkan
seperti sedasi berlebihan, hipotensi, mulut kering, reaksi
ekstrapiramidal, dan kemampuan dosis yang terbatas. Untuk mengatasi
hal tersebut digunakan perawatan alternatif yang berguna untuk

5
membantu dalam menontrol mual dan muntah pasca operasi tanpa
adanya efek samping yang ditimbulkan. Perawatan alternatif tersebut
meliputi titik tekanan atau rangsangan listrik, pemberian oksigen
konsentrasi tinggi intraoperatif, akupressure, akupuntur, musik, dan
aromaterapi. Aromaterapi yang termasuk dalam terapi komplementer
didefinisikan sebagai perawatan menggunakan aroma.

2.2.2 Intervention
Perawatan menggunakan aromaterapi dilakukan pada pasien
bedah dewasa dengan rencana masuk pada unit rawat inap untuk
melakukan peawatan pasca operasi. Pasien/partisipan yang melakukan
perawatan menggunakan aromaterapi merupakan pasien yang tidak
mempunyai alergi terhadap lavender, peppermint, spearmint, dan jahe.
Aromaterapi yang digunakan yaitu jenis inhaler QueaseEase beraroma
alami atau inhaler identi yang tidak diberi wewangian digunakan
sebagai pengobatan mual dan muntah dan digunakan terai antiemetik
yang telah diresepkan apabila tidak efektif. Aromaterapu quaseease
merupakan aromaterapi yang diformulasikan sebagai inhaler aromatik
yang mengandung campuran eksklusif dari lavender, peppermint, jahe,
dan minyak spearmint. Partisipan diinstruksikan untuk melepas
tutupnya, memegang wadah di bawah hidung. Uap dihirup dari bantalan
kasa beraroma yang dipegang tepat di bawah hidung. Partisipan
mengambil nafas dan menghembuskan perlahan-lahan melalui mulut.
Hal tersebut dilakukan beberapa kali. Setelah itu partisipan
mengidentifikasi dan menilai rasa mual yang mereka rasakan
menggunakan skala analog visual setelah 2-5 menit setelah inhalasi.
Partisipan dapat menggunakannya sesering yang diperlukan.

2.2.3 Comparation
Terapi yang digunakan untuk mengatasi mual muntah pasca
operasi dengan menggunakan aromaterapi inhaler yang terdapat pada

6
jurnal utama yang berjudul “A Prospective Randomized Study of the
Effectiveness of Aromatherapy for Relief of Postoperative Nausea and
Vomiting” partisipan dibagi ke dalam dua kelompok yaitu kelompok
perlakkan dan kelompok plasebo, untuk kelompok perlakukan
mendapatkan intervensi aromaterapi. Intervensi tersebut didukung oleh
jurnal pendukung yang berjudul “A Comparison of Aromatherapy to
Standard Care for Relief of PONV and PDNV in Ambulatory Surgical
Patients”. Pada jurnal kedua, partisipan dibagi ke dalam dua kelompok
yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Pada kelompok
intervensi menggunakan perawatan dengan aromaterapi. Aromaterapi
yang digunakan adalah aromterapi yang tersedi secara komersial obat
bebas dan terdiri dari beberapa campuran yaitu minyk esensial murni
yaitu spearmint, peppermint, jahe, dan lavender. Pada kelompok
Standard Care (SC) yang mengalami mual muntah pasca operasi
diberikan terapi farmakologi spesifik anestesi untuk setiap pasien,
sedangkan pada kelompok Aromatherpy (AT) yang mengalami mual
muntah pasca operasi diberikan pengobatan dengan diberikan
aromaterapi. Penggunaan standard care tidak dilanjutkan apabila mual
yang dirasakan oleh partisipan tidak berkurang.
Pada jurnal ketiga yang berjudul “The Effects of Healing Touch
on Pain, Nausea, and Anxiety Following Bariatric Surgery: A Pilot
Study. Pada jurnal ini partisipan dibagi dalam dua kelompok yaitu
kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Pada kelompok intervensi,
untuk menangani rasa mual, nyeri, dan ansieatas pasca operasi,
pengobatan yang diberikan adalah dengan menggunakan Healing
Touch. Healing Touch merupakan terapi penyembuhan dengan
sentuhan terapeutik. Untuk melakukan intervensi ini dibutuhkan waktu
sekitar 7 menit. Sebelum dan sesudah dilakukan intervensi, tingkat rasa
sakit, ansietas, dan mual dinilai.

7
2.2.4 Outcome
Tidak ada risiko yang diketahui atau dilaporkan untuk terapi ini
kecuali alergi terhadap salah satu minyak yang digunakan dalam
inhaler. Skor mual yang dirasakan oleh partisipan di kedua kelompok
yaitu kelompok perlakuan dan kelompok plasebo menurun secara
signifikan dan ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok.
Efektivitas aromaterapi yang dirasakan diperiksa antara kelompok-
kelompok. Skor untuk pasien dalam kelompok perlakuan lebih tinggi
daripada di kelompok plasebo. Sepuluh persen dari pasien yang diambil
secara acak dipilih untuk menjadi sukarelawan dalam wawancara
singkat untuk menambah informasi tentang pengalaman penggunaan
aromaterapi yang dilakukan. Hasil yang didapatkan menyarankan
bahwa aromaterapi lebih efektif untuk menurunkan tingkat mual.
Manajemen mual dan muntah pasca operasi merekomendasikan
bahwa penelitian kualitas yang lebih tinggi diimplementasikan untuk
menentukan efek bahwa berbagai modalitas komplementer mungkin
memiliki untuk mengurangi mual muntah pasca operaso termasuk
intervensi penggunaan aromaterapi. Aromaterapi efektif digunakan
untuk mengelola rasa mual dan muntah yang dirasakan pasien pasca
operasi, meskipun hal tersebut tidak menunjukkan perbedaan yang
signifikan antara aromaterapi dengan standard care.
Sedangkan untuk hasil penelitian jurnal yang ketiga
mengungkapkan bahwa layak untuk memberikan HealingTouch dalam
pengaturan perawatan akut untuk pasien yang mengalami operasi
bariatrik laparoskopi. Aspek baru dari penelitian ini adalah pemberian
HealingTouch oleh perawat selama perawatan terhadap intervensi
pasien rawat inap.

8
BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Aromaterapi adalah penggunaan minyak esensial dari tanaman
(bunga, herbal, atau pohon) sebagai pendekatan kesehatan pelengkap.
Penggunaan terapi komplementer dengan aromaterapi sangat efektif untuk
mengatasi masalah gangguan kesehatan mual dan muntah pasca operasi.
Penggunaan akan lebih efektif pabil digunakan dengan uap dihirup dari
bantalan kasa beraroma yang dipegang tepat di bawah hidung. Partisipan
mengambil nafas dan menghembuskan perlahan-lahan melalui mulut. Hal
tersebut dilakukan beberapa kali.

3.2 Saran
Saran yang dapat diberikan adalah bagi tenaga kesehatan diharapkan
dapat meningkatkan pengetahuannya sehingga dapat membantu untuk
menyelasaikan masalah kesehatan yang ada serta membantu untuk
mengurangi angka kejadian dan kesakitan terutama pada masala mual muntah
pasca operasi dengan menggunakan terapi komplementer

9
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, J. G. Dkk. 2015. The Effects Of Healing Touch On Pain, Nausea, And
Anxiety Following Bariatric Surgery: A Pilot Study. Elsevier, 11 (3).
http://dx.doi.org/10.1016/j.explore.2015.02.006 [pada tanggal 20 Maret
2018]

Ashana, C. K. 2017.Mual Muntah Pasca Operasi. Diakses melalui


https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-mual-muntah-pasca-
operasi-atau-post-operative-nausea-and-vomiting-ponv/13748 [pada
tanggal 27 Maret 2018]

Hodge, N.S., McCarthy, M. S., & Pierce, R. M. 2014. A Prospective Randomized


Study of the Effectiveness of Aromatherapy for Relief of Postoperative
Nausea and Vomiting. Journal of PeriAnesthesia Nursing, 29 (1).
http://dx.doi.org/10.1016/j.jopan.2012.12.004 [pada tanggal 20 Maret
2018]

Marianti. 2016. Pengertian Mual. Diakses melalui


https://www.alodokter.com/mual [pada tanggal 26 Maret 2018]

Mcilvoy, L., dkk. 2015. The Efficacy of Aromatherapy in the Treatment of


Postdischarge Nausea in Patients Undergoing Outpatient Abdominal
Surgery. Journal of PeriAnesthesia Nursing, 30 (5).
http://dx.doi.org/10.1016/j.jopan.2014.10.004 [pada tanggal 20 Maret
2018]

National Association for Holistic Aromatherapy. 2018. Exploring Aromatherapy.


Diakses melalui https://naha.org/explore-aromatherapy/about-
aromatherapy/what-is-aromatherapy [pada tanggal 26 Maret 2018]

10
National Center for Complementary and Integrative Health. 2017. Aromatherapy.
Diakses melalui https://nccih.nih.gov/health/aromatherapy [pada tanggal
26 Maret 2018]

Nordqvist, C. 2017. Aromatherapy: What you need to know. Diakses melalui


https://www.medicalnewstoday.com/articles/10884.php [pada tanggal 27
Maret 2018]

Qudsi, A. S. 2015. PONV. Diakses melalui


http://eprints.undip.ac.id/46199/3/ALFIANI_SQ_22010111110144_Lap.K
TI_BABII.pdf [pada tanggal 26 Maret 2018]

Shah, Y. R., dkk. 2011. Aromatherapy: The Doctor Of Natural Harmony Of Body
& Mind. International Journal of Drug Development & Research, 3 (1).
Diakses melalui http://www.ijddr.in/drug-development/aromatherapy-the-
doctor-of-natural-harmony-of-body--mind.pdf [pada tanggal 26 Maret
2018]

Sholihah, A., Marwan, K., & Husairi, A. 2015. Gambaran Angka Kejadian Post
Operative Nausea and Vomiting (PONV) Di RSUD Ulin Banjarmasin.
Mei-Juli 2014. Berkala Kedokteran, 11 (1). Diakses melalui
http://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/jbk/article/viewFile/192/142
[pada tanggal 26 Maret 2018]

Stallings-Welden, L. M., dkk. 2016. A Comparison of Aromatherapy to Standard


Care for Relief of PONV and PDNV in Ambulatory Surgical Patients.
American Society of PeriAnesthesia Nurses. http://creativecommons.
org/licenses/by-nc-nd/4.0/ [pada tanggal 20 Maret 2018]

11

Anda mungkin juga menyukai