LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI
oleh
Diah Estiningtias
NIM 152310101040
i
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan laporan tugas mata kuliah Keperawatan
Medikal yang berjudul Pendidikan Kesehatan tentang Penyakit Hipertensi
dengan baik dan tepat waktu. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Keperawatan Medikal pada semester lima Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Jember tahun akademik 2017/2018.
Penyusunan tugas ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena
itu penulis menyampaikan terimakasih kepada:
1. Ns. Jon Hafan S, M.Kep., Sp.Kep.MB selaku dosen penanggung jawab
mata kuliah Keperawatan Medikal.
2. Teman-teman yang telah membantu.
3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Dengan segala kerendahan hati saya selaku penyusun laporan ini
menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya
senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para
pembaca demi kesempurnaan tugas yang serupa di masa yang akan datang.
Semoga segala yang tertulis di dalam laporan ini bermanfaat bagi mahasiswa,
khususnya dalam lingkup Universitas Jember.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
iii
BAB 6. PENUTUP
6.1 Kesimpulan ............................................................................. 13
6.2 Saran ....................................................................................... 13
iv
LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Berita Acara... 16
Lampiran 2. Daftar Hadir.. 17
Lampiran 3. Satuan Acara Penyuluhan 18
Lampiran 4. Materi. 22
Lampiran 5. Media (Leaflet).. 27
Lampiran 6. Dokumentasi Kegiatan. 29
v
1
BAB 1. PENDAHULUAN
Menurut WHO (2012) angka kejadian hipertensi di seluruh dunia sekitar 972
juta orang atau 24,6% penghuni bumi mengidap hipertensi dengan perbandingan
26,6% laki-laki dan 26,1% perempuan. Angka ini mungkin akan meningkat setiap
tahunnya. Berdasrkan Riset Kesahatan dasar (Rikesda) prevalensi hipertensi di
Indonesia mencapai 37,7% dan hal tersebut menyebabkan hipertensi menjadi
penyebab kematian ke-3 setelah stroke dan tuberkolosis, jumlahnya mencapai
6,8% dari proporsi penyebab kematian pada semua umur di Indonesia.
dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigen darah.
Penatalaksanaan non-farmakologis teknik relaksasi napas dalam berfungsi untuk
menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Hal tersebut dapat
dilakukan secara mandiri, relatif mudah dilakukan daripada terapi non-
farmakologis lainnya, tidak membutuhkan waktu terlalu lama untuk terapi dan
mampu mengurangi dampak buruk bagi penderita hipertensi (Suwardianto, 2011).
2.1 Tujuan
2.2 Manfaat
Manfaat dari kegiatan penyuluhan atau pendidikan kesehatan ini adalah untuk
membantu meningkatkan derajat kesehatan dalam keluarga Ny A yang berisiko
terkena penyakit hipertensi.
4
Teknik relaksasi dengan bernafas yang secara rutin dilakukan akan membantu
mengatur tekanan darah.. Pasien hipertensi yang melakukan pernapasan lambat
selama 15 menit perharinya selama 2 bulan ternyata dapat menurunkan tekanan
darah 10-15 poin. Hal ini tidak diduga ternyata dapat menjadi pengganti diet,
olahraga ataupun oabat-obatan. Bernapas dalam dan lambat merupakan tindakan
relaksasi sehingga pembuluh darah mengalami dilatasi (William F.G, 2003).
5. Kemudian anjurkan untuk menahan napas sekitar 1-2 detik dan disusul
dengan menghembuskan napas melalui bibir dengan bentuk mulut seperti
orang meniup (purse lips breathing)
6. Lakukan 4-5 kali latihan, lakukan minimal 3 kali sehari
7. Cuci tangan setelah melakukan tindakan.
1) Garam umunya terbuat dari bahan natrium dan kandungan natrium yang
tinggi dalam makanan bisa menyebabkan hipertensi. Kurangi konsumsi
garam dalam kehidupan sehari-hari
2) Konsumsi lebih banyak sayuran dan buah-buahan
3) Berhenti merokok dan kurangi konsumsi beralkohol
4) Pengendalian berat badan
5) Olahraga secara teratur: kurangnya olahraga akan mempengaruhi
fleksibilitas pembuluh darah yang bisa menyebabkan kekakuan pembuluh
darah dan memicu hipertensi
6) Jaga pikiran agar tetap rileks.
Pasien yang terdiagnosa hipertensi dapat dilakukan tidakan lebih lanjut, yaitu:
Pendidikan kesehatan dalam arti pendidikan secara umum adalah segala upaya
yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok atau
masyarakat, sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku
pendidikan atau promosi kesehatan. Dan batasan ini tersirat unsur-unsur input
(sasaran dan pendidik dari pendidikan), proses (upaya yang direncanakan untuk
mempengaruhi orang lain) dan output (melakukan apa yang diharapkan). Hasil
yang diharapkan dari suatu promosi atau pendidikan kesehatan adalah perilaku
kesehatan atau perilaku untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang
kondusif oleh sasaran dari promosi kesehatan (Notoadmojo, 2012). Kegiatan
penyuluhan atau pendidikan kesehatan ini dilaksanakan di rumah Ibu Anggun
yang bertempat di Desa Kaliwining Kec. Rambipuji Kab. Jember.
BAB 6. PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
Saran yang ada dalam laporan pertanggungjawaban ini ditujukan pada:
a. Bagi remaja
Bagi remaja diharapkan dapat saling berbagi ilmu dan pengetahuan antar
sesama dalam mengaplikasikan ilmu tentang penyakit hipertensi
b. Bagi tenaga kesehatan
Bagi tenaga kesehatan diharapkan dapat membantu menyelesaikan
masalah yang bisa terjadi kapanpun dengan membagikan ilmu yang
dimilikinya.
14
DAFTAR PUSTAKA
Hastuti, Rini Tri. 2015. Penurunan Tekanan Darah dengan Menggunakan Teknik
Napas dalam (Deep Breathing) pada Pasien Hipertensi di Puskesmas
Bendosari Kabupaten Sukoharjo. Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume
4, No 2, November 2015, hlm 82- 196. [Serial Online]
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=403736&val=6664&t
itle=PENURUNAN%20TEKANAN%20DARAH%20DENGAN%20ME
NGGUNAKAN%20TEHNIK%20NAFAS%20DALAM, diakses pada
tanggal 20 September 2017.
Sentana, Aan Dwi & Mardiatun. Pengaruh Relaksasi Napas dalam terhadap
Penurunan Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi di Puskesmas
Dasanagung Mataram. [Serial Online] http://poltekkes-
mataram.ac.id/cp/wp-content/uploads/2016/12/10-PENGARUH-
RELAKSASI-NAPAS-DALAM-TERHADAP-PENURUNAN-
TEKANAN-DARAH-PADA-PASIEN-HIPERTENSI-DI-PUSKESMAS-
DASAN-AGUNG-MATARAM.pdf, diakses padatanggal 20 September
2017.
15
a. Topik : Hipertensi
b. Sub Topik : Definisi, klasifikasi, etiologi, tanda dan gejala,
patofisiologi, penatalaksanaan.
c. Sasaran : Keluarga Ny A
d. Tempat : Desa Kaliwining Kec. Rambipuji Kab. Jember
e. Hari/Tanggal : Senin, 30 Oktober 2017
f. Waktu : 20 sampai 35 menit
g. Penyuluh : Diah Estiningtias.
I. Analisa Data
A. Kebutuhan Peserta Didik
Keluarga Ny A kurang begitu memahami mengenai penyakit hipertensi
serta kurang memahami bagaimana pencegahan yang dapat dilakukan agar
terhindar dari penyakit tersebut. Maka dari itu perlu diadakan kegiatan
penyuluhan atau pendidikan kesehatan yang berfungsi untuk memberi
pengetahuan kepada keluarga Ny A yang belum begitu memahami
mengenai penyakit hipertensi tersebut, agar keluarga yang lain tidak
mengalami hal tersebut.
B. Karakteristik Peserta Didik
Rata-rata pendidikan keluarga Ny A adalah SMA.
V. Metode
Ceramah, diskusi dan implementasi dari terapi penyakit hipertensi.
VI. Media
Leaflet
VIII. Evaluasi
Bentuk : Langsung
Jenis pertanyaan : Langsung
Jumlah pertanyaan : 1 pertanyaan
Waktu : 2 menit
1. Jelaskan definisi hipertensi ?
21
Lampiran 4 : Materi
A. Definisi Hipertensi
B. Klasifikasi Hipertensi
a. Usia
Tekanan darah cenderung meningkat dengan bertambahnya usia. Pada
laki-laki meningkat pada usia lebih dari 45 tahun sedangkan pada wanita
meningkat pada usia lebih dari 55 tahun
b. Ras/etnik
Hipertensi bisa mengenai siapa saja. Bagaimanapun, biasa sering muncul
pada etnik Afrika Amerika dewasa daripada Kaukasia atau Amerika
Hispanik
c. Jenis Kelamin
Pria lebih banyak mengalami kemungkinan menderita hipertensi daripada
wanita
d. Kebiasaan Gaya Hidup tidak Sehat
Gaya hidup tidak sehat yang dapat meningkatkan hipertensi, antara lain
minum minuman beralkohol, kurang berolahraga, dan merokok.
1. Merokok
Merokok merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan
hipertensi, sebab rokok mengandung nikotin. Menghisap rokok
menyebabkan nikotin terserap oleh pembuluh darah kecil dalam paru-
paru dan kemudian akan diedarkan hingga ke otak. Di otak, nikotin
akan memberikan sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas epinefrin
atau adrenalin yang akan menyempitkan pembuluh darah dan
memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan darah yang
lebih tinggi.
2. Kurangnya aktifitas fisik
Aktivitas fisik sangat mempengaruhi stabilitas tekanan darah. Pada
orang yang tidak aktif melakukan kegiatan fisik cenderung mempunyai
frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi. Hal tersebut
mengakibatkan otot jantung bekerja lebih keras pada setiap kontraksi.
Makin keras usaha otot jantung dalam memompa darah, makin besar
pula tekanan yang dibebankan pada dinding arteri sehingga
24
Gejala lainnya yang dapat dikenali dari tejadinya serangan hipertensi ialah
pandangan menjadi kabur. Hal ini terjadi karena adanya kerusakan pada otak,
mata, jantung, dan ginjal. Penderita hipertensi berat dapat mengalami penurunan
kesadaran bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut
ensefalopati hipertensi yang memerlukan penanganan segera.
E. Patofisiologi Hipertensi
ACE memegang peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah
mengandung angiotensinogen yang diproduksi dihati. Aksi pertama ini adalah
meningkatkan sekresi hormon antiduretik (ADH) dan rasa haus. ADH diproduksi
di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur
osmolalitas dan volume urin, dengan meningkatnya ADH jadi sangat sedikit urin
yang diekskresikan ke luar tubuh (antiduuresis) sehingga menjadi pekat dan tinggi
osmolitasnya. Untuk mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan
ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler dan akibatnya
volume darah meningkat yang akhirnya akan meningkatkan tekanan darah. Aksi
yang kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal.
Aldosteron adalah hormon steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal
untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangu
ekskresi NaCl (garam) dengan cara mengabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya
konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume
cairan ekstraseluler yang pada akhirnya akan meningkatkan volume dan tekanan
darah.
F. Penatalaksanaan Hipertensi
1. Garam umunya terbuat dari bahan natrium dan kandungan natrium yang
tinggi dalam makanan bisa menyebabkan hipertensi. Kurangi konsumsi
garam dalam kehidupan sehari-hari
2. Konsumsi lebih banyak sayuran dan buah-buahan
3. Berhenti merokok dan kurangi konsumsi beralkohol
4. Pengendalian berat badan
5. Olahraga secara teratur: kurangnya olahraga akan mempengaruhi
fleksibilitas pembuluh darah yang bisa menyebabkan kekakuan pembuluh
darah dan memicu hipertensi
6. Jaga pikiran agar tetap rileks.
26
Pasien yang terdiagnosa hipertensi dapat dilakukan tidakan lebih lanjut, yaitu: