Anda di halaman 1dari 34

KEPERAWATAN MEDIKAL

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

oleh
Diah Estiningtias
NIM 152310101040

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2017

i
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan laporan tugas mata kuliah Keperawatan
Medikal yang berjudul Pendidikan Kesehatan tentang Penyakit Hipertensi
dengan baik dan tepat waktu. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Keperawatan Medikal pada semester lima Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Jember tahun akademik 2017/2018.

Penyusunan tugas ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena
itu penulis menyampaikan terimakasih kepada:
1. Ns. Jon Hafan S, M.Kep., Sp.Kep.MB selaku dosen penanggung jawab
mata kuliah Keperawatan Medikal.
2. Teman-teman yang telah membantu.
3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Dengan segala kerendahan hati saya selaku penyusun laporan ini
menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya
senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para
pembaca demi kesempurnaan tugas yang serupa di masa yang akan datang.
Semoga segala yang tertulis di dalam laporan ini bermanfaat bagi mahasiswa,
khususnya dalam lingkup Universitas Jember.

Jember, 12 Mei 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ............................................................................. i


PRAKATA ................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................ iii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Analisa Situasi ..................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah Mitra................................................. 2

BAB 2. TUJUAN DAN MANFAAT


2.1 Tujuan .................................................................................. 3
2.1.1 Tujuan Umum .............................................................. 3
2.1.2 Tujuan Khusus ............................................................. 3
2.2 Manfaat ................................................................................ 3
BAB 3. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH
3.1 Dasar Pemikiran .................................................................. 4
3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah ........................................ 5

BAB 4. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN


4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah .......................................... 9
4.2 Khalayak Sasaran ................................................................ 9
4.3 Metode yang Digunakan ...................................................... 9
4.4 Anggaran dan Sumber Dana .............................................. 10
4.5 Organisasi Pelaksanaan ....................................................... 10

BAB 5. HASIL KEGIATAN


5.1 Analisa Evaluasi ................................................................... 11
5.1.1 Evaluasi Persiapan ........................................................ 11
5.1.2 Evaluasi Proses ............................................................. 11
5.1.3 Evaluasi Hasil................................................................ 12
5.2 Faktor Pendukung ............................................................... 12
5.3 Faktor Penghambat ............................................................... 12

iii
BAB 6. PENUTUP
6.1 Kesimpulan ............................................................................. 13
6.2 Saran ....................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 14


LAMPIRAN ............................................................................................... 15

iv
LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Berita Acara... 16
Lampiran 2. Daftar Hadir.. 17
Lampiran 3. Satuan Acara Penyuluhan 18
Lampiran 4. Materi. 22
Lampiran 5. Media (Leaflet).. 27
Lampiran 6. Dokumentasi Kegiatan. 29

v
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi

Pemberian teknik relaksasi napas dalam untuk menurunkan tekanan darah


berarti telah memberikan penanganan alternatif pada pasien secara non
farmakologi selain pengkonsumsian obat-obatan medika-mentosa dan dapat
memberikan pengajaran pada pasien dalam mengatasi tekanan darah tinggi pada
pasien hipertensi. Hipertensi itu sendiri merupakan salah satu penyakit pasa sistem
kardiovaskuler atau keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan
darah diatas normal dalam jangka waktu yang lama. Hipertensi memiliki angkat
mortalitas dan morbiditas yang sangat tinggi.

Menurut WHO (2012) angka kejadian hipertensi di seluruh dunia sekitar 972
juta orang atau 24,6% penghuni bumi mengidap hipertensi dengan perbandingan
26,6% laki-laki dan 26,1% perempuan. Angka ini mungkin akan meningkat setiap
tahunnya. Berdasrkan Riset Kesahatan dasar (Rikesda) prevalensi hipertensi di
Indonesia mencapai 37,7% dan hal tersebut menyebabkan hipertensi menjadi
penyebab kematian ke-3 setelah stroke dan tuberkolosis, jumlahnya mencapai
6,8% dari proporsi penyebab kematian pada semua umur di Indonesia.

Modifikasigaya hidup merupakan salah satu bentuk penatalaksanaan non-


farmakologis yang sangat penting untuk mencegah tekanan darah tinggi. Semua
orang yang menderita hipertensi harus melakukan modifikasi gaya hidup dengan
cara mengontrol tekanan darah sehingga tidak berlanjut ke tingkat berikutnya.
Selain itu teknik relaksasi juga bisa dilakukan oleh seseorang yang menderita
hipertensi yaitu teknik relaksasi napas dalam. Teknik relaksasi napas dalam
merupakan salah satu terapi relaksasi yang mampu membuat tubuh menjadi
tenang dan harmonis, serta mampu memberdayakan tubuh untuk mengatasi
gangguan yang menyerang. Teknik relaksasi napas dalam merupakan suatu teknik
untuk melakukan napas dalam, napas lambat (menahan inspirasi secara maksimal)
dan bagaimana menghembuskan napas secara perlahan. Teknik relaksasi napas
2

dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigen darah.
Penatalaksanaan non-farmakologis teknik relaksasi napas dalam berfungsi untuk
menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Hal tersebut dapat
dilakukan secara mandiri, relatif mudah dilakukan daripada terapi non-
farmakologis lainnya, tidak membutuhkan waktu terlalu lama untuk terapi dan
mampu mengurangi dampak buruk bagi penderita hipertensi (Suwardianto, 2011).

1.2 Perumusan Masalah Mitra

Berdasarkan analisa situasi di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah antara


lain:

1. Kegiatan penyuluhan atau pendidikan kesehatan selain mudah dilakukan


dengan biaya yang cukup murah diharapkan mampu menyadarkan anggota
keluarga Ny A yang terkena risiko hipertensi agar menjaga kesehatan
tubuhnya dan melakukan pencegahan terhadap penyakit hipertensi tersebut
2. Untuk itu mengajarkan teknik relaksasi napas dalam kepada keluarga Ny
A juga sangat penting karena teknik relaksasi napas dalam merupakan
salah satu terapi untuk menurunkan tekanan darah pada penyakit
hipertensi.
3

BAB 2. TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 Tujuan

2.1.1 Tujuan Umum


Setelah dilakukan penyuluhan atau pendidikan kesehatan tentang
penyakit hipertensi diharapkan kelompok sasaran mampu mengetahui
dan memahami tentang penyakit hipertensi serta mampu melakukan
tindakan pencegahan terhadap penyakit hipertensi.

2.1.2 Tujuan Khusus


Tujuan khusus dari laporan ini sebagai berikut:
1. Untuk menjelaskan pengertian hipertensi
2. Untuk menjelaskan klasifikasi hipertensi
3. Untuk menjelaskan etiologi hipertensi
4. Untuk menjelaskan tanda dan gejala hipertensi
5. Untuk menjelaskan patofisiologi hipertensi
6. Untuk menjelaskan penatalaksanaan hipertensi.

2.2 Manfaat

Manfaat dari kegiatan penyuluhan atau pendidikan kesehatan ini adalah untuk
membantu meningkatkan derajat kesehatan dalam keluarga Ny A yang berisiko
terkena penyakit hipertensi.
4

BAB 3. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH

3.1 Dasar Pemikiran

Hipertensi merupakan meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar dari


140 mmHg dan atau diastolik lebih besar dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu 5 menit dalam keadaan cukup istirahat (tenang).
Hipertensi didefinisikan oleh Joint National Committee on Detection, Evaluation
and Treatment of High Blood Pressure sebagai tekanan darah yang lebih tinggi
dari 140/90 mmHg. Hipertensi timbul akibat adanya interaksi berbagai faktor
risiko yang dimiliki seseorang. Faktor pemicu hipertensi dibedakan menjadi yang
tidak dapat terkontrol seperti riwayat keluarga, jenis kelamin, umur. Sedangkan
faktor yang dapat terkontrol seperti obesitas, kurangnya aktivitas fisik, perilaku
merokok, pola makanan yang mengandung natrium dan lemak jenuh. Selain hal
tersebut hipertensi dapat mengakibatkan komplikasi seperti stroke, penyakit
jantung koroner (PJK), kelemahan jantung dan gangguan ginjal yang berakibat
pada kelemahan fungsi organ vital seperti otak, ginjal dan jantung yang dapat
berakibat kecacatan bahkan kematian. Hipertensi atau yang disebut the silent
killer yang merupakan salah satu fantor risiko paling berpengaruh penyebab
penyakit jantung (cardiovascular).

Proses terjadinya hipertensi atau tekanan darah tinggi melalui terbentuknya


angiotensin II dari angiotensin I oleh angiotensin I-converting enzyme (ACE).
ACE memegang peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah
mengandung angiotensinogen yang diproduksi dihati. Aksi pertama ini adalah
meningkatkan sekresi hormon antiduretik (ADH) dan rasa haus. ADH diproduksi
di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur
osmolalitas dan volume urin, dengan meningkatnya ADH jadi sangat sedikit urin
yang diekskresikan ke luar tubuh (antiduuresis) sehingga menjadi pekat dan tinggi
osmolitasnya. Untuk mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan
ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler dan akibatnya
volume darah meningkat yang akhirnya akan meningkatkan tekanan darah. Aksi
5

yang kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal.


Aldosteron adalah hormon steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal
untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangu
ekskresi NaCl (garam) dengan cara mengabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya
konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume
cairan ekstraseluler yang pada akhirnya akan meningkatkan volume dan tekanan
darah.

Diagnosis hipertensi bisa dilakukan dengan pemeriksaan fisik paling akurat


menggunakan sphgmomanometer air raksa. Sebaiknya dilakukan lebih dari satu
kali pengukuran dalam posisi duduk dengan siku lengan menekuk di atas meja
dengan posisi telapak tangan menghadap ke atas dan posisi lengan sebaiknya
setinggi jantung. Pengukuran dulakukan dalam keadaan tenang. Pasien diharapkan
tidak mengkonsumsi makanan dan minuman yang dapat mempengaruhi tekanan
darah misalnya kopi, soda, makanan tinggi kolesterol, alkohol dan sebagainya.

3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah

Aktivitas relaksasi bernafas yang secara rutin dilaksanakan dapat membantu


mengatur tekanan darah. Teknik relaksasi dipercaya dapat menurunkan tekanan
darah, ada 3 hal utama yang diperlukan dalam relaksasi yaitu posisi yang tepat,
pikiran beristirahat dan lingkungan yang tenang (Priharjo, 1996). Konsep dasar
pada relaksasi hakekatnya merupakan cara relaksasi yang diperlukan untuk
menurunkan ketegangan otot yang dapat memperbaiki denyut nadi, tekanan darah
dan pernapasan (Martha D, 1995). Teknik relaksasi dengan bernafas yang secara
rutin dilakukan akan membantu mengatur tekanan darah. Bernafas lambat adalah
mengurangi frekuensi bernafas 16-19 kali dalam satu menit menjadi 10 kali atau
kurang. Pasien hipertensi yang melakukan pernapasan lambat selama 15 menit
perharinya selama 2 bulan ternyata dpat menurunkan tekanan darah 10-15 poin.
Hal ini tidak dduga ternyata dapat menjadi pengganti diet, olahraga ataupun
oabat-obatan. Bernapas dalam dan lambat merupakan tindakan relaksasi sehingga
pembuluh darah mengalami dilatasi (William F.G, 2003).
6

Relaksasi merupakan pengaktifan dari saraf parasimpatis yang menstimulasi


urunnya semua fungsi yang dinaikkan oleh sistem saraf simpatis dan menstimulasi
naiknya semua fungsi yang diturunkan oleh saraf simpatis. Masing-masing saraf
parasimpatis dan simpatis saling berpengaruh maka dengan bertambahnya salah
satu aktivitas sistem yang satu akan menghambat atau menekan fungsi yang lain.
Latihan yang teratur melancarkan peredaran darah kemudian tekanan darah
menjadi normal. Seperti diketahui, pembuluh darah yang tersumbat membuat
tekanan darah meninggi, sehingga berisiko gangguan jantung. Adapun pemberian
teknik relaksasi napas dalam untuk menurunkan tekanan darah, berarti telah
memberikan penanganan alternatif pada pasien secara non-farmakologi selain
pengkonsumsian obat-obatan medika mentosa dan dapat memberikan pengajaran
pada pasien dalam mengatasi tekanan darah tinggi pada pasien hipertensi.

Teknik relaksasi dengan bernafas yang secara rutin dilakukan akan membantu
mengatur tekanan darah.. Pasien hipertensi yang melakukan pernapasan lambat
selama 15 menit perharinya selama 2 bulan ternyata dapat menurunkan tekanan
darah 10-15 poin. Hal ini tidak diduga ternyata dapat menjadi pengganti diet,
olahraga ataupun oabat-obatan. Bernapas dalam dan lambat merupakan tindakan
relaksasi sehingga pembuluh darah mengalami dilatasi (William F.G, 2003).

A. Persiapan melakukan relaksasi nafas dalam


1. Pastikan dalam keadaan tenang dan santai (rileks)
2. Pilih waktu dan tempat yang sesuai (duduk di kursi)
3. Boleh melakukan teknik relaksasi ini sambil membaca doa, berzikir atau
sholawat.
B. Teknik nafas dalam
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan kita lakukan
3. Atur posisi yang nyaman dengan posisi setengah duduk ditempat tidur atau
telentang
4. Anjurkan untuk mulai latihan dengan cara menarik nafas dalam melalui
hidung dengan bibir tertutup
7

5. Kemudian anjurkan untuk menahan napas sekitar 1-2 detik dan disusul
dengan menghembuskan napas melalui bibir dengan bentuk mulut seperti
orang meniup (purse lips breathing)
6. Lakukan 4-5 kali latihan, lakukan minimal 3 kali sehari
7. Cuci tangan setelah melakukan tindakan.

Selain hal tersebut pencegahan hipertensi dimulai dengan kebiasaan hidup


yang baik, seperti halnya:

1) Garam umunya terbuat dari bahan natrium dan kandungan natrium yang
tinggi dalam makanan bisa menyebabkan hipertensi. Kurangi konsumsi
garam dalam kehidupan sehari-hari
2) Konsumsi lebih banyak sayuran dan buah-buahan
3) Berhenti merokok dan kurangi konsumsi beralkohol
4) Pengendalian berat badan
5) Olahraga secara teratur: kurangnya olahraga akan mempengaruhi
fleksibilitas pembuluh darah yang bisa menyebabkan kekakuan pembuluh
darah dan memicu hipertensi
6) Jaga pikiran agar tetap rileks.

Pasien yang terdiagnosa hipertensi dapat dilakukan tidakan lebih lanjut, yaitu:

1) Menentukan sejauh mana penyakit hipertensi diderita


8

Tujuan pertama program diagnosis adalah menentukan dengan tepat


sejauh mana penyakit ini telah berkembang, apakah hipertensinya galak
atau tidak, apakah arteri dan organ-organ internal berpengaruh dan lain-
lain
2) Mengisolasi penyebab spesifiknya
3) Pencarian faktor risiko tambahan
4) Pemeriksaan dasar
Setelah terdiagnosis hipertensi maka akan dilakukan pemeriksaan dasar,
seperti kardiologis, radiologis, tes laboratorium, EKG dan rontgen
5) Tes khusus yang dilakukan antara lain:
a. X-ray khusus (angiografi) yang mencakup penyuntikan suatu zat
warna yang digunakan untuk memvisualisasi jaringan arteri aorta,
ranal dan adrenal
b. Memeriksa saraf sensori dan perifer dengan suatu alat
electroencefalografi (EEG), alat tersebut menyerupai (ECG atau EKG).
9

BAB 4. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN

4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah

Pendidikan kesehatan dalam arti pendidikan secara umum adalah segala upaya
yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok atau
masyarakat, sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku
pendidikan atau promosi kesehatan. Dan batasan ini tersirat unsur-unsur input
(sasaran dan pendidik dari pendidikan), proses (upaya yang direncanakan untuk
mempengaruhi orang lain) dan output (melakukan apa yang diharapkan). Hasil
yang diharapkan dari suatu promosi atau pendidikan kesehatan adalah perilaku
kesehatan atau perilaku untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang
kondusif oleh sasaran dari promosi kesehatan (Notoadmojo, 2012). Kegiatan
penyuluhan atau pendidikan kesehatan ini dilaksanakan di rumah Ibu Anggun
yang bertempat di Desa Kaliwining Kec. Rambipuji Kab. Jember.

4.2 Khalayak Sasaran

Khalayak sasaran pada kegiatan penyuluahan atau pendidikan kesehatan ini


adalah Ibu Anggun yang bertempat tinggal di Desa Kaliwining Kec. Rambipuji
Kab. Jember yang berisiko terkena hipertensi.

4.3 Metode yang Digunakan


a. Jenis model pembelajaran : ceramah dan praktek relaksasi napas dalam
b. Landasan teori : diskusi
c. Langkah pokok :
1. menciptakan suasana pertemuan yang baik
2. mengajukan pertanyaan
3. memberi jawaban
4. menetapkan tindak lanjut
10

4.4 Anggaran dan Sumber Dana


-

4.5 Organisasu Pelaksanaan

Ketua pelaksana : Diah Estiningtias


11

BAB 5. HASIL KEGIATAN

5.1 Analisa Evaluasi

Analisa evaluasi yang dilakukan terkait pendidikan kesehatan tentang penyakit


hipertensi kepada Ny A yang bertempat tinggal di Desa Kaliwining, Kec.
Rambipuji, Kab. Jember, sebagai berikut:

5.1.1 Evaluasi Persiapan

Persiapan yang dapat dilakukan oleh penyuluh sebelum melakukan


pendidikan kesehatan tentang penyakit hipertensi meliputi:
a. Penyuluh mencari literatur yang berkaitan dengan hipertensi
b. Penyuluh melakukan kontrak waktu dengan Ny A untuk melakukan
pendidikan kesehatan tentang hipertensi dan terapi yang dilakukan
untuk menurunkan tekanan darah
c. Penyuluh menyiapkan tempat yang nyaman sesuai dengan
pendidikan kesehatan yang akan dilakukan
d. Penyuluh menyiapkan peralatan yang dibutuhkan saat melakukan
pendidikan kesehatan tentang hipertensi
e. Penyuluh memastikan kesiapan Ny A untuk mengikuti pendidikan
kesehatan tersebut.

5.1.2 Evaluasi Proses

Proses yang dapat dilakukan oleh penyuluh dan Ny A saat melakukan


pendidikan kesehatan tentang hipertensi meliputi:
a. Penyuluh memperkenalkan diri dan tujuan melakukan pendidikan
kesehatan tentang hipertensi
b. Penyuluh menyampaikan materi terkait penyakit hipertensi dengan
metode ceramah, demonstrasi dan diskusi menggunakan bahasa yang
jelas dan mudah dipahami oleh Ny A
c. Ny A mengikuti pendidikan kesehatan dengan baik dan mampu
mempraktikan apa yang diperintah oleh penyuluh
12

d. Penyuluh mempraktikkan tehnik relaksasi napas dalam kepada Ny A


yang bertujuan untuk menurunkan tekanan darah
e. Ny A mengajukan pertanyakan terkait materi yang kurang paham
tentang hipertensi dan setelah diberikan penjelasan oleh penyuluh Ny
A menyatakan sudah mengerti dan memahami materi tersebut.

5.1.3 Evaluasi Hasil

Hasil yang dapat setelah melakukan pendidikan kesehatan tentang


kanker servik sebagai berikut:
a. 90% Ny A mampu menjawab pertanyaaan yang diberikan oleh
penyuluh setelah materi dijelaskan
b. 90% Ny A mampu mengulangi penjelasan tentang materi yang
diberikan oleh penyuluh
c. 90% Ny A mampu mempraktikkan teknik relaksasi napas dalam
yang diajarkan oleh penyuluh untuk menurunkan tekanan darah.

5.2 Faktor Pendukung

Faktor pendukung yang dapat dilakukan terkait pendidikan kesehatan tentang


hipertensi sebagai berikut:
a. Suasana dan tempat yang nyaman sehingga membuat Ny A mampu
mengikuti pendidikan kesehatan tentang hipertensi tersebut sampai selesai
b. Media penyuluhan (leaflet) yang diberikan oleh penyuluh cukup menarik
c. Antusias dan semangat Ny A yang tinggi untuk mengikuti pendidikan
kesehatan tersebut.

5.3 Faktor Penghambat

Faktor penghambat yang dapat dilakukan terkait pendidikan kesehatan tentang


hipertensi sebagai berikut:
a. Sedikit terganggu dengan suara kendaraan karena rumah Ny A bertempat
disebelah jalan serta sedikit terganggu dengan suara anak Ny A.
13

BAB 6. PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Kegiatan penyuluhan atau pendidikan kesehatan tentang Hipertensi kepada


Ibu Anggun sangat penting untuk dilaksanakan. Karena sebagai generasi penerus
bangsa, remaja perlu mengetahui tentang dunia kesehatan sehingga bisa menjadi
bekal diwaktu yang akan datang nanti.

6.2 Saran
Saran yang ada dalam laporan pertanggungjawaban ini ditujukan pada:
a. Bagi remaja
Bagi remaja diharapkan dapat saling berbagi ilmu dan pengetahuan antar
sesama dalam mengaplikasikan ilmu tentang penyakit hipertensi
b. Bagi tenaga kesehatan
Bagi tenaga kesehatan diharapkan dapat membantu menyelesaikan
masalah yang bisa terjadi kapanpun dengan membagikan ilmu yang
dimilikinya.
14

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Lany. 2001. Hipertensi Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta: Penerbit


Kanisius (Anggota IKAPI).

Hastuti, Rini Tri. 2015. Penurunan Tekanan Darah dengan Menggunakan Teknik
Napas dalam (Deep Breathing) pada Pasien Hipertensi di Puskesmas
Bendosari Kabupaten Sukoharjo. Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume
4, No 2, November 2015, hlm 82- 196. [Serial Online]
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=403736&val=6664&t
itle=PENURUNAN%20TEKANAN%20DARAH%20DENGAN%20ME
NGGUNAKAN%20TEHNIK%20NAFAS%20DALAM, diakses pada
tanggal 20 September 2017.

Janet, K Sona. 2017. Effectivensess of Deep Breathing Exercise on Blood


Pressure Among Patients with Hypertension. Int J Pharm Bio Sci 2017 Jan
; 8(1): (B) 256 260 ISSN 0975-6299. [Serial Online]
http://ijpbs.net/download.php?download_file=cms/php/upload/5625_pdf.p
df, diakses pada tanggal 21 September 2017.

Kowalski, Robert E. 2010. Terapi Hipertensi. Bandung: Penerbit Qanita.

Sentana, Aan Dwi & Mardiatun. Pengaruh Relaksasi Napas dalam terhadap
Penurunan Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi di Puskesmas
Dasanagung Mataram. [Serial Online] http://poltekkes-
mataram.ac.id/cp/wp-content/uploads/2016/12/10-PENGARUH-
RELAKSASI-NAPAS-DALAM-TERHADAP-PENURUNAN-
TEKANAN-DARAH-PADA-PASIEN-HIPERTENSI-DI-PUSKESMAS-
DASAN-AGUNG-MATARAM.pdf, diakses padatanggal 20 September
2017.
15

LAPORAN KEGIATAN PENDIDIKAN


KESEHATAN TENTANG HIPERTENSI
16

Lampiran 1 : Berita Acara


17

Lampiran 2 : Daftar Hadir


18

Lampiran 3 : Satuan Acara Penyuluhan

SATUAN ACARA PENYULUHAN

a. Topik : Hipertensi
b. Sub Topik : Definisi, klasifikasi, etiologi, tanda dan gejala,
patofisiologi, penatalaksanaan.
c. Sasaran : Keluarga Ny A
d. Tempat : Desa Kaliwining Kec. Rambipuji Kab. Jember
e. Hari/Tanggal : Senin, 30 Oktober 2017
f. Waktu : 20 sampai 35 menit
g. Penyuluh : Diah Estiningtias.
I. Analisa Data
A. Kebutuhan Peserta Didik
Keluarga Ny A kurang begitu memahami mengenai penyakit hipertensi
serta kurang memahami bagaimana pencegahan yang dapat dilakukan agar
terhindar dari penyakit tersebut. Maka dari itu perlu diadakan kegiatan
penyuluhan atau pendidikan kesehatan yang berfungsi untuk memberi
pengetahuan kepada keluarga Ny A yang belum begitu memahami
mengenai penyakit hipertensi tersebut, agar keluarga yang lain tidak
mengalami hal tersebut.
B. Karakteristik Peserta Didik
Rata-rata pendidikan keluarga Ny A adalah SMA.

II. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan atau pendidikan kesehatan selama 20
sampai dengan 35 menit di Rumah Ny A yang beralamat di Desa Kaliwining
Kec. Rambipuji Kab. Jember diharapkan keluarga Ny A mampu melakukan
tindakan perawatan dan pencegahan tentang penyakit hipertensi.

III. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah dilakukan penyuluhan atau pendidikan kesehatan selama 20 sampai
19

dengan 35 menit tentang penyakit hipertensi pada keluarga Ny A, diharapkan


seluruh keluarga mampu:
1. Menyebutkan definisi hipertensi
2. Menyebutkan klasifikasi hipertensi
3. Menyebutkan etiologi hipertensi
4. Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi
5. Menyebutkan patofisiologi hipertensi
6. Menyebutkan penatalaksanaan hipertensi.

IV. Materi (Uraian Terlampir)


1. Definisi hipertensi
2. Klasifikasi hipertensi
3. Etiologi hipertensi
4. Tanda dan gejala hipertensi
5. Patofisiologi hipertensi
6. Penatalaksanaan hipertensi.

V. Metode
Ceramah, diskusi dan implementasi dari terapi penyakit hipertensi.

VI. Media
Leaflet

VII. Kegiatan Penyuluhan


No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 Pembukaan 1. Memberikan salam 1. Menjawab salam
2 menit 2. Perkenalan 2. Mendengarkan dan
3. Menjelaskan tujuan memperhatikan materi
4. Kontrak waktu yang diberikan oleh
5. Menyebutkan materi yang penyuluh.
akan diberikan.
20

2. Inti 1. Menanyakan (review) 1. Menjawab


15 menit kepada salah satu anggota pertanyaan penyuluh
keluarga Ny A tentang 2. Mendengarkan dan
penyakit hipertensi menurut memperhatikan saat
pengetahuan proses penyuluhan
2. Menjelaskan materi 3. Bertanya kepada
tentang: penyuluh apabila ada
a. Definisi hipertensi yang kurang jelas.
b. Klasifikasi hipertensi
c. Etiologi hipertensi
d. Tanda dan gejala hipertensi
e. Patofisiologi hipertensi
f. Penatalaksanaan hipertensi
3. Mempraktekkan teknik
relaksasi napas dalam
3 Penutup 1. Memberikan kesempatan 1. Menjawab
3 menit kepada keluarga Tn H untuk pertanyaan dan
bertanya mengenai materi bertanya kepada
penyuluhan yang disampaikan penyuluh tentang
2. Evaluasi penyakit hipertensi
3. Menyimpulkan 2. Memperhatikan
4. Mengucapkan salam. rangkaian proses
peyuluhan
3. Menjawab salam.

VIII. Evaluasi
Bentuk : Langsung
Jenis pertanyaan : Langsung
Jumlah pertanyaan : 1 pertanyaan
Waktu : 2 menit
1. Jelaskan definisi hipertensi ?
21

Hipertensi merupakan meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar


dari 140 mmHg dan atau diastolik lebih besar dari 90 mmHg.
22

Lampiran 4 : Materi

A. Definisi Hipertensi

Hipertensi merupakan meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar dari


140 mmHg dan atau diastolik lebih besar dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu 5 menit dalam keadaan cukup istirahat (tenang).
Hipertensi timbul akibat adanya interaksi berbagai faktor risiko yang dimiliki
seseorang.

B. Klasifikasi Hipertensi

Hipertensi dapat dibedakan menjadi tiga golongan yaitu hipertensi sistolik,


hipertensi diastolik, dan hipertensi campuran.

a. Hipertensi sistolik (isolated systolic hypertension) merupakan peningkatan


tekanan sistolik tanpa diikuti peningkatan tekanan diastolik dan umumnya
ditemukan pada usia lanjut. Tekanan sistolik berkaitan dengan tingginya
tekanan pada arteri apabila jantung berkontraksi (denyut jantung). Tekanan
sistolik merupakan tekanan maksimum dalam arteri dan tercermin pada
hasil pembacaan tekanan darah sebagai tekanan atas yang nilainya lebih
besar.
b. Hipertensi diastolik (diastolic hypertension) merupakan peningkatan
tekanan diastolik tanpa diikuti peningkatan tekanan sistolik, biasanya
ditemukan pada anakanak dan dewasa muda. Hipertensi diastolik terjadi
apabila pembuluh darah kecil menyempit secara tidak normal, sehingga
memperbesar tahanan terhadap aliran darah yang melaluinya dan
meningkatkan tekanan diastoliknya. Tekanan darah diastolik berkaitan
dengan tekanan arteri bila jantung berada dalam keadaan relaksasi di
antara dua denyutan.
c. Hipertensi campuran merupakan peningkatan pada tekanan sistolik dan
diastolik.
C. Etiologi Hipertensi

Faktor resiko terjadinya hipertensi antara lain:


23

a. Usia
Tekanan darah cenderung meningkat dengan bertambahnya usia. Pada
laki-laki meningkat pada usia lebih dari 45 tahun sedangkan pada wanita
meningkat pada usia lebih dari 55 tahun
b. Ras/etnik
Hipertensi bisa mengenai siapa saja. Bagaimanapun, biasa sering muncul
pada etnik Afrika Amerika dewasa daripada Kaukasia atau Amerika
Hispanik
c. Jenis Kelamin
Pria lebih banyak mengalami kemungkinan menderita hipertensi daripada
wanita
d. Kebiasaan Gaya Hidup tidak Sehat
Gaya hidup tidak sehat yang dapat meningkatkan hipertensi, antara lain
minum minuman beralkohol, kurang berolahraga, dan merokok.
1. Merokok
Merokok merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan
hipertensi, sebab rokok mengandung nikotin. Menghisap rokok
menyebabkan nikotin terserap oleh pembuluh darah kecil dalam paru-
paru dan kemudian akan diedarkan hingga ke otak. Di otak, nikotin
akan memberikan sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas epinefrin
atau adrenalin yang akan menyempitkan pembuluh darah dan
memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan darah yang
lebih tinggi.
2. Kurangnya aktifitas fisik
Aktivitas fisik sangat mempengaruhi stabilitas tekanan darah. Pada
orang yang tidak aktif melakukan kegiatan fisik cenderung mempunyai
frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi. Hal tersebut
mengakibatkan otot jantung bekerja lebih keras pada setiap kontraksi.
Makin keras usaha otot jantung dalam memompa darah, makin besar
pula tekanan yang dibebankan pada dinding arteri sehingga
24

meningkatkan tahanan perifer yang menyebabkan kenaikkan tekanan


darah.

D. Tanda dan Gejala Hipertensi

Menurut dokter, gejala hipertensi biasanya tidak dirasakan, sehingga penyakit


ini disebut silence diaseas. Banyak orang yang menganggap tekanan darah tinggi
itu pasti menyebabkan pusing. Hipertensi sulit disadari karena tidak memiliki
gejala khusus. Namun demikian, ada beberapa hal yang setidaknya dapat
dijadikan indikator, sebab berkaitan langsung dengan kondisi fisik. Misalnya:

a. Pusing atau sakit kepala


b. Sering gelisah
c. Wajah merah
d. Tengkuk terasa pegal
e. Mudah marah
f. Telinga berdenggung
g. Susah tidur
h. Sesak napas
i. Mudah lelah
j. Mata berkunang-kunang
k. Mimisan.

Gejala lainnya yang dapat dikenali dari tejadinya serangan hipertensi ialah
pandangan menjadi kabur. Hal ini terjadi karena adanya kerusakan pada otak,
mata, jantung, dan ginjal. Penderita hipertensi berat dapat mengalami penurunan
kesadaran bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut
ensefalopati hipertensi yang memerlukan penanganan segera.

E. Patofisiologi Hipertensi

Proses terjadinya hipertensi atau tekanan darah tinggi melalui terbentuknya


angiotensin II dari angiotensin I oleh angiotensin I-converting enzyme (ACE).
25

ACE memegang peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah
mengandung angiotensinogen yang diproduksi dihati. Aksi pertama ini adalah
meningkatkan sekresi hormon antiduretik (ADH) dan rasa haus. ADH diproduksi
di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur
osmolalitas dan volume urin, dengan meningkatnya ADH jadi sangat sedikit urin
yang diekskresikan ke luar tubuh (antiduuresis) sehingga menjadi pekat dan tinggi
osmolitasnya. Untuk mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan
ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler dan akibatnya
volume darah meningkat yang akhirnya akan meningkatkan tekanan darah. Aksi
yang kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal.
Aldosteron adalah hormon steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal
untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangu
ekskresi NaCl (garam) dengan cara mengabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya
konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume
cairan ekstraseluler yang pada akhirnya akan meningkatkan volume dan tekanan
darah.

F. Penatalaksanaan Hipertensi

Pencegahan hipertensi dimulai dengan kebiasaan hidup yang baik, seperti


halnya:

1. Garam umunya terbuat dari bahan natrium dan kandungan natrium yang
tinggi dalam makanan bisa menyebabkan hipertensi. Kurangi konsumsi
garam dalam kehidupan sehari-hari
2. Konsumsi lebih banyak sayuran dan buah-buahan
3. Berhenti merokok dan kurangi konsumsi beralkohol
4. Pengendalian berat badan
5. Olahraga secara teratur: kurangnya olahraga akan mempengaruhi
fleksibilitas pembuluh darah yang bisa menyebabkan kekakuan pembuluh
darah dan memicu hipertensi
6. Jaga pikiran agar tetap rileks.
26

Pasien yang terdiagnosa hipertensi dapat dilakukan tidakan lebih lanjut, yaitu:

1. Menentukan sejauh mana penyakit hipertensi diderita


Tujuan pertama program diagnosis adalah menentukan dengan tepat
sejauh mana penyakit ini telah berkembang, apakah hipertensinya galak
atau tidak, apakah arteri dan organ-organ internal berpengaruh dan lain-
lain
2. Mengisolasi penyebab spesifiknya
3. Pencarian faktor risiko tambahan
4. Pemeriksaan dasar
Setelah terdiagnosis hipertensi maka akan dilakukan pemeriksaan dasar,
seperti kardiologis, radiologis, tes laboratorium, EKG dan rontgen
5. Tes khusus yang dilakukan antara lain:
a. X-ray khusus (angiografi) yang mencakup penyuntikan suatu zat
warna yang digunakan untuk memvisualisasi jaringan arteri aorta,
ranal dan adrenal
b. Memeriksa saraf sensori dan perifer dengan suatu alat
electroencefalografi (EEG), alat tersebut menyerupai (ECG atau EKG).
27

Lampiran 5 : Media (Leaflet)


28
29

Lampiran 6 : Dokumentasi Kegiatan

Anda mungkin juga menyukai