Anda di halaman 1dari 43

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGUKURAN KETAATAN TERAPI ANTIDIABETIKA


MENGGUNAKAN METODE 8-ITEM MORISKY MEDICATION
ADHERENCE SCALE DAN PENGARUHNYA TERHADAP
TERKONTROLNYA INDEKS GLIKEMIK PADA PASIEN DIABETES
MELLITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi

Oleh :
Erica Kusuma Rahayu Sudarsono
NIM : 148114093

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGUKURAN KETAATAN TERAPI ANTIDIABETIKA


MENGGUNAKAN METODE 8-ITEM MORISKY MEDICATION
ADHERENCE SCALE DAN PENGARUHNYA TERHADAP
TERKONTROLNYA INDEKS GLIKEMIK PADA PASIEN DIABETES
MELLITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi

Oleh :
Erica Kusuma Rahayu Sudarsono
NIM : 148114093

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PRAKATA

Puji dan syukur penulis haturkan kehadapan Tuhan atas bimbingan, rahmat,
dan cinta kasih-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengukuran Ketaatan Terapi Antidiabetika Menggunakan Metode 8-Item
Morisky Medication Adherence Scale dan Pengaruhnya Terhadap
Terkontrolnya Indeks Glikemik Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta” sebagai syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Farmasi (S.Farm) di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penelitian ini
merupakan penelitian payung dari Ibu Dita Maria Virginia, S.Farm. Apt., M.Sc.
dengan nomor SK 082.Penel./LPPM USD/VI/2017 dengan judul proposal
“Pengaruh Komorbiditas Terhadap Ketaatan Terapi Pada Pasien Diabetes
Mellitus Tipe II”. Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini
tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan rendah hati
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2. Ibu Dita Maria Virginia, S.Farm. Apt., M.Sc. selaku dosen pembimbing utama
dan satu-satunya. Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya karena
telah memberikan motivasi, semangat, dukungan, perhatian, kritik dan saran
dari awal hingga akhir proses penyusunan skripsi ini.
3. Ibu Dr. Rita Suhadi, M.Si., Apt. dan dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK selaku dosen
penguji yang telah memberikan kritik, saran, dan arahan dalam penyelesaian
skripsi ini.
4. Ibu Dr. Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing akademik
yang senantiasa memberikan arahan, saran, dan semangat dalam
menyelesaikan studi.
5. Orang tua tercinta Mama Oerip Rahajoe, yang telah memberikan seluruh doa,
motivasi, dan dukungan, serta Papa Alm. Sudarsono yang meskipun telah
berpulang namun semasa hidupnya selalu memberikan motivasi dan doa yang
akan selalu penulis ingat sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta yang telah memberikan izin untuk
melakukan penelitian.
7. Teman-teman kelompok skripsiku, Kalvin Halimawan Susanto, Mercy Tiara
Kezia Zebua, Anastasia Satya Ari Nantyastuti, Ni Luh Putu Meilina Ulandari,
Fransiska Indri Sagala yang senantiasa bekerjasama, berbagi suka duka, dan
saling memberikan motivasi serta dukungan.
8. Teman-temanku FSM C 2014 dan semua angkatan 2014 yang telah
memberikan semangat dan berbagi suka duka di Farmasi Sanata Dharma
Yogyakarta.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karenanya, penulis terbuka terhadap kritik dan saran yang dapat membantu
perbaikan skripsi ini agar menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi perkembangan
ilmu pengetahuan. Terima kasih

Yogyakarta, 18 September 2017

Penulis

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ iv
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................................v
PRAKATA ............................................................................................................. vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xi
ABSTRACT .......................................................................................................... xii
ABSTRAK ........................................................................................................... xiii
PENDAHULUAN................................................................................................... 1
METODE PENELITIAN ........................................................................................ 2
Jenis dan Rancangan Penelitian .......................................................................... 2
Lokasi dan Sampel Penelitian ............................................................................. 2
Pengambilan dan Analisis Data .......................................................................... 3
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 4
Karakteristik Pasien dan Pengobatan .................................................................. 4
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketaatan Terapi .......................................... 7
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terkontrolnya GDS dan GDP .................... 9
KESIMPULAN ..................................................................................................... 14
SARAN ................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15
LAMPIRAN ...........................................................................................................18
BIOGRAFI PENULIS ...........................................................................................29

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL
Tabel I. Karakteristik Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Panti
Rapih Yogyakarta ................................................................................. 5
Tabel II. Profil Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta ........................................................................................... 5
Tabel III. Profil Obat Diabetes ............................................................................. 7
Tabel IV. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketaatan Terapi ........................... 8
Tabel V. Faktor yang Mempengaruhi Terkontrolnya GDS .............................. 10
Tabel VI. Faktor yang Mempengaruhi Terkontrolnya GDP .............................. 11
Tabel VII. Perbedaan Rerata GDS dan GDP pada Pasien Taat dan Tidak Taat .. 12
Tabel VIII. Pengaruh Ketaatan Terapi terhadap Terkontrolnya GDS .................. 13
Tabel IX. Pengaruh Ketaatan Terapi terhadap Terkontrolnya GDP .................. 13

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar I. Bagan Sampel Penelitian Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Periode


Mei-Juni 2017 ...................................................................................... 3

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Izin Penelitian Rumah Sakit Panti Rapih ......................................... 18


Lampiran 2. Ethical Clearance .............................................................................. 19
Lampiran 3. Surat Keterangan Verifikasi Data CE&BU ...................................... 20
Lampiran 4. Formulir Data Penelitian .................................................................. 21
Lampiran 5. Definisi Operasional ......................................................................... 25
Lampiran 6. Perhitungan Sampel Penelitian ......................................................... 28

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

The prevalence of diabetes mellitus in Indonesia increased from 1.1% in 2007


to 2.1% in 2013 and Yogyakarta was ranked first prevalence of diabetes mellitus
diagnosed by doctors. Adherence to antidiabetic therapy is required to control the
glycemic index to prevent microvascular and macrovascular complications. This
study aimed to determine patients' characteristics and factors that affect glycemic
control and adherence in patients with type 2 diabetes mellitus at Panti Rapih
Hospital. This study was observational analytic with cross-sectional design
research. In total of 141 respondents were taken according to the inclusion and
exclusion criteria. The data were analyzed using unpaired t-test and Chi Square or
Fisher test. Adherent patients (56.74%) with an average MMAS-8 score 5.81 ±
1.55, controlled random blood glucose (RBG) (28.82%), controlled fasting plasma
glucose (FPG) (40.54%). The result of unpaired t-test showed a difference between
RBG mean in adherence and non-adherence patients (p <0.01) but FPG is not
statistically different (p = 0.95). Chi Square test showed the influence of adherence
therapy to RBG (OR 3.23 95% CI 1.34-7.78) but not to FPG (OR 3.33; 95% CI
0.73-15.21). Age affects adherence although not statistically significant (p = 0.05).

Keywords : adherence, glycemic control, MMAS-8

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

Angka kejadian diabetes mellitus di Indonesia meningkat dari 1,1% pada


tahun 2007 menjadi 2,1% pada tahun 2013 dan Yogyakarta menduduki peringkat
pertama prevalensi diabetes mellitus terdiagnosis dokter. Ketaatan terapi
dibutuhkan untuk mengontrol indeks glikemik sehingga dapat mencegah adanya
komplikasi mikrovaskular dan makrovaskular. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui karakteristik dan faktor yang berpengaruh terhadap terkontrolnya
indeks glikemik dan ketaatan pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di Rumah Sakit
Panti Rapih. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian observasional analitik
dengan rancangan cross-sectional. Besar sampel yang digunakan sebanyak 141
responden yang diambil sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Data dianalisis dengan
t-test tidak berpasangan dan uji Chi Square atau Fisher. Pasien yang taat (56,74%)
dengan rata-rata skor MMAS-8 adalah 5,81 ± 1,55; gula darah sewaktu (GDS)
terkontrol (28,82%), gula darah puasa (GDP) terkontrol (40,54%). Hasil t-test tidak
berpasangan menunjukkan adanya beda rerata GDS pada pasien taat dan tidak taat
(p <0,01) namun tidak berbeda secara statistik pada GDP (p = 0,95). Hasil uji Chi
Square menunjukkan adanya pengaruh ketaatan terapi terhadap GDS (OR 3,23;
95% CI 1,34-7,78) namun tidak terhadap GDP (OR 3,33; 95% CI 0,73-15,21). Usia
mempengaruhi ketaatan meskipun tidak bermakna secara statistik (p = 0,05).

Kata kunci : ketaatan, kontrol glikemik, MMAS-8

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENDAHULUAN
Angka kejadian diabetes mellitus di dunia meningkat dari 4,7% pada tahun
1980 menjadi 8,5% pada tahun 2014. Pada tahun 2012, diabetes mellitus
menyebabkan 1,5 juta kematian. Kadar glukosa yang melebihi kadar optimal
menyebabkan 2,2 juta kematian akibat peningkatan risiko penyakit kardiovaskular
(WHO, 2016). Di Indonesia, angka kejadian diabetes mellitus meningkat dari 1,1%
pada tahun 2007 menjadi 2,1% pada tahun 2013. Yogyakarta menduduki peringkat
teratas prevalensi diabetes mellitus yang terdiagnosis dokter yakni 2,6%
(Kemenkes, 2013).
Pengobatan diabetes merupakan pengobatan jangka panjang dan memerlukan
adanya ketaatan dalam mengkonsumsi obat. Tanpa adanya ketaatan, pengobatan
tidak akan mencapai target glikemik yang diharapkan yakni nilai glukosa puasa
(GDP) 80-130 mg/dL, HbA1c <7% (ADA, 2017) dan glukosa sewaktu (GDS) ≤
135 mg/dL (Rasmussen et al., 2014). Ketidaktaatan dalam pengobatan dapat
mengakibatkan peningkatan kadar gula darah maupun HbA1c. Peningkatan
ketaatan terapi dapat menurunkan nilai HbA1c (Asche, LaFleur, and Conner, 2011;
Wong et al., 2015; Rhee et al., 2005). Selain ketaatan terapi, faktor seperti usia,
tingkat pendidikan, lama durasi terdiagnosis, dan BMI dapat mempengaruhi kontrol
glikemik (Chen et al., 2015). Variabilitas parameter glikemik dapat dihubungkan
dengan peningkatan risiko kematian ataupun komplikasi pada diabetes mellitus tipe
2. Penurunan HbA1c, GDP dan GDS dapat menurunkan risiko komplikasi
mikrovaskular maupun makrovaskular (Gorst et al., 2015; Yu et al., 2010; Bragg
et al., 2014). GDS merupakan indikator yang penting karena dapat memprediksi
komplikasi yang mungkin terjadi pada diabetes mellitus tipe 2 (Bragg et al. 2014).
Eight-Item Morisky Medication Adherence Scale (MMAS-8) merupakan
salah satu cara pengukuran ketaatan self-report and healthcare professional
assessment yang berisi pertanyaan mengenai kebiasaan mengkonsumsi obat,
termasuk perilaku lupa mengkonsumsi obat, sehingga ketaatan dapat diidentifikasi
dengan jelas (Tan et al., 2014). MMAS-8 memiliki sensitivitas sebesar 93% dan
spesifisitas 53% dibandingkan dengan MMAS-4 yang hanya memiliki sensitivitas
sebesar 81% dan spesifisitas sebesar 44% (Chew, Hassan and Sherina, 2015 ;

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Morisky et al., 2008). Beberapa faktor diketahui dapat menurunkan ketaatan pasien,
diantaranya adalah kompleksnya pengobatan, diet, dan aktivitas fisik/olahraga
(Jarab et al., 2014).
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Panti Rapih karena merupakan salah
satu rumah sakit yang memiliki klinik spesialis penyakit dalam dengan jumlah
pasien diabetes yang cukup banyak sehingga mendukung efektivitas pengambilan
data. Usia yang dipilih adalah rentang usia 40-74 tahun karena merupakan usia
dengan prevalensi diabetes mellitus yang tinggi di Indonesia (Kemenkes, 2013).
ADA (2017) mengatakan adanya peningkatan risiko diabetes mellitus pada orang
dengan usia 40 tahun atau lebih.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karakteristik pasien,
mengetahui pengaruh faktor yang mempengaruhi ketaatan terapi, GDS, dan GDP,
serta mengetahui pengaruh ketaatan terapi antidiabetik terhadap terkontrolnya nilai
glikemik pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di Rumah Sakit Panti Rapih.

METODE PENELITIAN
Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik menggunakan
pendekatan potong lintang (cross-sectional). Penelitian ini menganalisis pengaruh
ketaatan terapi dan faktor lain diantaranya usia, lama terdiagnosa diabetes, BMI,
olahraga, merokok, jamu dan polifarmasi terhadap terkontrolnya nilai glikemik
berupa GDS dan GDP pada pasien diabetes mellitus tipe 2, serta menganalisis
pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap ketaatan terapi dalam satu waktu
pengambilan data.
Lokasi dan Sampel Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juni 2017 di Rumah Sakit Panti
Rapih Yogyakarta dan bekerjasama dengan dr. X selaku dokter spesialis penyakit
dalam. Subjek penelitian merupakan pasien diabetes mellitus tipe 2 yang datang ke
klinik dalam rentang waktu tersebut. Kriteria inklusi penelitian ini adalah pasien
terdiagnosa diabetes mellitus tipe 2 dengan usia 40-74 tahun yang bersedia
menandatangani informed consent, mengkonsumsi obat antidiabetik, serta dapat
berkomunikasi secara lisan, dan dengan kriteria eksklusi pasien yang menderita

2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

diabetes mellitus gestasional, mengalami gagal ginjal kronis, tidak menjalani


pemeriksaan GDS dan/atau GDP, dan data wawancara tidak lengkap.
Jumlah sampel minimal dalam penelitian ini adalah 44 responden untuk
masing-masing kelompok taat dan tidak taat. Angka tersebut didapat melalui
perhitungan kualitatif untuk penelitian cross-sectional dengan Zα sebesar 1,96;
nilai d (presisi) sebesar 0,10; dan nilai P (proporsi populasi berdasarkan penelitian
sebelumnya) sebesar 0,869 (Zongo et al., 2016). Total sampel yang digunakan pada
penelitian ini sebanyak 141 responden.

Total Populasi
738

1 mengalami gagal ginjal kronis


Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi
7 tidak periksa GDS dan/atau GDP
165 24
16 data wawancara tidak lengkap

Total Sampel
141
Gambar I. Bagan Sampel Penelitian Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Periode
Mei-Juni 2017

Pengambilan dan Analisis Data


Pasien yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi diambil dengan
teknik purposive sampling. Data pasien diperoleh dari hasil wawancara dengan
formulir wawancara terlampir untuk melihat karakteristik pasien. Penilaian
ketaatan terapi dilakukan dengan wawancara menggunakan 8-item Morisky
medication adherence scale (MMAS-8) yang telah divalidasi oleh Mulyani,
Andayani dan Pramantara (2012), nilai GDS dan GDP didapatkan dari rekam
medis. Data yang diambil merupakan data yang ada pada rekam medis pada hari
pengambilan data wawancara. Skor pada MMAS-8 berkisar antara 0-8, dengan
penggolongan taat (skor 6-8) dan tidak taat (skor <6) (Shams et al., 2016).
Analisis dilakukan dengan menggunakan IBM SPSS Statistics 22 Lisensi
UGM. Data karakteristik pasien dianalisis dengan analisis univariat berupa analisis

3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

deskriptif dan dinyatakan dalam banyak data (n) dan persentase dalam bentuk tabel.
Data GDS pada pasien taat dan tidak taat dianalisis dengan Kolmogorov Smirnov
dan data GDP pada pasien taat dan tidak taat dianalisis dengan Saphiro Wilk dan
didapatkan hasil data terdistribusi normal kemudian dilakukan t-test tidak
berpasangan untuk melihat adanya perbedaan nilai GDS dan GDP pada kelompok
taat dan tidak taat dengan taraf kepercayaan 95%.
Data GDS, GDP, ketaatan, BMI, lama terdiagnosa DM, dan usia diubah
menjadi kategorikal. Dilakukan analisis dengan uji Chi Square atau Fisher (jika
syarat uji Chi Square tidak memenuhi) untuk melihat pengaruh ketaatan terapi, usia,
lama terdiagnosa diabetes mellitus, BMI, olahraga, merokok, jamu, dan polifarmasi
terhadap terkontrolnya nilai GDS dan GDP dengan taraf kepercayaan 95%.
Dilakukan analisis dengan uji Chi Square atau Fisher (jika syarat uji Chi Square
tidak memenuhi) untuk melihat pengaruh jenis kelamin, usia, lama terdiagnosa
diabetes mellitus, BMI, olahraga, merokok, jamu, dan polifarmasi terhadap
ketaatan terapi dengan taraf kepercayaan 95%. Pengaruh faktor tersebut terhadap
terkontrolnya nilai GDS dan GDP maupun terhadap ketaatan terapi dapat dilihat
dari nilai Odds Ratio (OR) dan p-value dari hasil analisis melalui uji Chi Square
atau Fisher.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Karakteristik Pasien dan Pengobatan
Pasien diabetes mellitus tipe 2 di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
memiliki karakteristik seperti pada Tabel I dan Tabel II. Rata-rata usia pasien
adalah 60,19 ± 7,55 tahun dan 56,74% diantaranya adalah laki-laki. Sebanyak
81,56% pasien memiliki pendidikan di atas SMP. Sebanyak 87 orang (61,70%)
menderita diabetes mellitus ≤ 10 tahun. Rata-rata skor MMAS-8 adalah 5,81 ± 1,55
dengan 80 pasien (56,74%) taat (skor 6-8), dengan rerata nilai GDS 195,11 ± 86,20
mg/dL dan rerata nilai GDP 150,76 ± 44,49 mg/dL. Hasil penelitian menunjukkan
proporsi pasien taat lebih banyak dibandingkan dengan pasien tidak taat. Hal ini
sesuai dengan penelitian Wong et al. (2015) yang menunjukkan pasien yang taat
lebih tinggi pada setting rawat jalan, sesuai dengan penelitian ini.

4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel I. Karakteristik Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Panti


Rapih Yogyakarta
Rerata ± SD
Karakteristik p-value
Total Taat Tidak Taat
Usia (tahun) 60,19 ± 7,55 61,09 ± 7,40 59,05 ± 7,65 0,11
BMI (kg/m2) 25,64 ± 3,93 26,58 ± 4,05 24,20 ± 3,36 <0,01
Tekanan Darah
Sistolik (mmHg) 141,67 ± 22,13 142,37 ± 20,81 140,79 ± 23,84 0,68
Diastolik (mmHg) 75,62 ± 11,06 75,38 ± 11,58 75,92 ± 10,45 0,77
Lama Terdiagnosis 10,65 ± 8,41 9,99 ± 7,94 24,20 ± 3,36 0,30
(tahun)
Skor MMAS-8 5,81 ± 1,55 6,93 ± 0,78 4,37 ± 1,02 <0,01
Dari 114 pasien yang menjalani pemeriksaan GDS, hanya 34 pasien (28,82%)
yang memiliki GDS terkontrol, sedangkan dari 37 pasien yang menjalani
pemeriksaan GDP, hanya 15 pasien (40,54%) yang memiliki GDP terkontrol.
Rendahnya proporsi pasien yang memiliki GDS dan GDP terkontrol meningkatkan
risiko terjadinya komplikasi (Bragg et al., 2014; Monami et al., 2013). Rendahnya
pasien yang memiliki nilai glikemik terkontrol dapat disebabkan karena rendahnya
ketaatan pasien terkait pengobatan dan perubahan gaya hidup, pengaruh usia, faktor
sosio-ekonomi, komplikasi dan pernah mengalami hipoglikemia (Pablos-Velasco
et al., 2014). Pasien yang mengkonsumsi jamu hanya sebesar 23,40%. Riskesdas
2013 juga menunjukkan 30,4% rumah tangga di Indonesia memanfaatkan
pelayanan kesehatan tradisional dan 49% diantaranya menggunakan jamu. Tabel II
menunjukkan tidak adanya perbedaan bermakna proporsi masing-masing variabel
pada pasien taat dan tidak taat kecuali pada usia 40-60 tahun, BMI ≥ 23 kg/m2,
kombinasi obat oral dan insulin, 2 obat diabetes, menjalankan olahraga, GDS
terkontrol, dan GDP terkontrol.
Tabel II. Profil Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta
Variabel Jumlah Persentase Taat Tidak Taat
p-value*
(n) (%) n % n %
Jenis Kelamin
Laki-Laki 80 56,74 35 58,33 25 41,67 0,20
Perempuan 61 43,26 44 54,32 37 45,68 0,44
Usia
40-60 tahun 71 50,35 45 64,29 25 35,71 0,02
>60 tahun 70 49,65 34 47,89 37 52,11 0,72

5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel II. Lanjutan


Variabel Jumlah Persentase Taat Tidak Taat
p-value*
(n) (%) n % n %
Pendidikan
≤ SMP 26 18,44 15 57,69 11 42,31 0,43
> SMP 115 81,56 64 55,65 51 44,35 0,22
BMI
< 23 kg/m2 48 34,04 21 43,75 27 56,25 0,37
≥ 23 kg/m 2
93 65,96 58 62,37 35 37,63 0,02
Lama Terdiagnosis
≤ 10 tahun 87 61,70 52 59,77 35 40,23 0,07
> 10 tahun 54 38,30 27 50,00 27 50,00 1,00
Obat Diabetes
Insulin 51 36,17 25 49,02 26 50,98 0,89
Oral 57 40,30 31 54,39 26 45,61 0,51
Oral dan Insulin 33 23,40 23 69,70 10 30,30 0,02
Banyak Obat Diabetes
1 obat 79 56,03 39 49,37 40 50,63 0,91
2 obat 44 31,20 29 65,91 15 34,09 0,03
3 obat 18 12,77 11 61,11 7 38,89 0,35
Polifarmasi
Ya 11 7,80 8 72,73 3 56,25 0,13
Tidak 130 92,20 71 54,62 59 45,38 0,29
Riwayat Keluarga Diabetes
Ya 96 68,09 52 55,32 42 44,68 0,30
Tidak 45 31,91 27 58,70 19 41,30 0,24
Olahraga
Ya 75 53,19 47 63,51 27 36,49 0,02
Tidak 66 46,81 32 47,76 35 52,24 0,71
Rokok
Ya 39 27,66 20 52,63 18 47,37 0,75
Tidak 102 72,34 59 57,28 44 42,72 0,14
Jamu
Ya 33 23,40 22 66,67 11 33,33 0,06
Tidak 108 76,60 57 52,78 51 47,22 0,56
GDS (n = 114)
Terkontrol 34 29,82 25 73,53 9 26,47 <0,01
Tidak Terkontrol 80 70,18 37 46,25 43 53,75 0,50
GDP (n = 37)
Terkontrol 15 40,54 12 80,00 3 20,00 0,02
Tidak Terkontrol 22 59,46 12 54,55 10 45,45 0,67
*p-value dengan menggunakan uji chi square non-parametrik
Obat yang paling banyak digunakan adalah insulin 37,67% diikuti dengan
sulfonilurea, biguanida, dan alfa glukosidase masing-masing 33,63%; 13,00%; dan
12,56% (Tabel III). Insulin dapat digunakan pada pasien diabetes mellitus tipe 2
dikarenakan insulin memiliki efektivitas yang paling tinggi untuk menurunkan nilai

6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

glikemik, diikuti dengan sulfonilurea sedangkan metformin merupakan first-line


bagi pasien yang baru didiagnosis diabetes mellitus tipe 2 (ADA, 2017). Tidak ada
perbedaan signifikan proporsi profil obat pada pasien taat dan tidak taat. Hal ini
sesuai dengan penelitian Jarab et al. (2014) yang menunjukkan tidak adanya
pengaruh golongan obat dan jumlah obat terhadap ketaatan terapi.
Tabel III. Profil Obat Diabetes
Taat Tidak Taat
Golongan Obat n % p-value*
n % n %
Satu golongan obat
Biguanida 2 1,42 1 50,00 1 50,00 1,00
Sulfonilurea (SU) 23 16,31 11 47,83 12 52,17 0,83
α-Glukosidase 2 1,42 0 0,00 2 100,0 -
SGLT-2 Inhibitor 1 0,71 1 100,0 0 0,00 -
Insulin 51 36,17 26 50,98 25 49,02 0,89
Dua golongan obat
Biguanida + SU 17 12,06 11 64,71 6 35,29 0,22
SU + α-glukosidase 5 3,55 2 40,00 3 60,00 0,65
Insulin + SU 12 8,51 9 75,00 3 25,00 0,08
Insulin + biguanida 2 1,42 2 100,0 0 0,00 -
Insulin + α-glukosidase 8 5,67 5 62,50 3 37,50 0,48
Tiga golongan obat
Biguanida + SU + α-glukosidase 4 2,84 4 100,0 0 0,00 -
Insulin + SU + biguanida 4 2,84 3 75,00 1 25,00 0,32
Insulin + SU + α-glukosidase 9 6,38 4 44,44 5 55,56 0,74
Insulin + SU + GLP-1 Agonis 1 0,71 0 0,00 1 100,0 -
*p-value dengan menggunakan uji chi square non-parametrik
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketaatan Terapi
Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi ketaatan terapi, meskipun
mungkin berbeda-beda di setiap daerahnya karena faktor lingkungan, sosio-
ekonomi, dan perbedaan budaya (Jaam et al., 2017). Faktor-faktor yang mungkin
berpengaruh terhadap ketaatan terapi pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di Rumah
Sakit Panti Rapih ditampilkan dalam Tabel IV.
Hasil menunjukkan tidak adanya pengaruh signifikan antara jenis kelamin,
usia, lama terdiagnosis, pendidikan, riwayat keluarga, olahraga, merokok, dan
polifarmasi terhadap ketaatan terapi (Tabel IV). Hasil yang didapat sesuai dengan
penelitian sebelumnya yang menunjukkan tidak adanya pengaruh usia, lama
diabetes, dan jenis kelamin terhadap ketaatan terapi (Farsaei et al., 2014; Shams et
al., 2015). Hal berbeda diungkapkan oleh Jarab et al. (2014) yang menyatakan

7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

bertambahnya usia (terutama lansia) menyebabkan rendahnya ketaatan terapi. Hal


ini terjadi karena adanya penurunan fungsi kognitif seiring dengan peningkatan
usia. Penelitian Jernal et al. (2017) menunjukkan adanya pengaruh lama diabetes
terhadap ketaatan terapi, namun dengan pembagian waktu 5 tahun, berbeda dengan
penelitian ini yang menggunakan pembagian waktu 10 tahun. Penelitian tersebut
menunjukkan pasien yang terdiagnosis lebih dari 5 tahun lebih tidak taat
dibandingkan pasien yang baru terdiagnosis.
Tabel IV. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketaatan Terapi
Taat Tidak Taat OR
Variabel p-value
(n = 79) (n = 62) (95% CI)
Jenis Kelamin
Laki-Laki 35 25 1,18
0,63
Perempuan 44 37 (0,60-2,31)
Usia
40-60 tahun 45 25 1,96
0,05
> 60 tahun 34 37 (1,00-3,85)
Lama Terdiagnosis
≤ 10 tahun 52 35 1,49
0,26
> 10 tahun 27 27 (0,75-2,94)
Pendidikan
≤ SMP 15 11 1,09
0,85
> SMP 64 51 (0,46-2,57)
Riwayat Keluarga DM
Ya 52 42 0,85
0,66
Tidak 27 19 (0,42-1,73)
Olahraga
Ya 47 27 1,90
0,06
Tidak 32 35 (0,97-3,73)
Merokok
Ya 20 18 0,83
0,62
Tidak 59 44 (0,39-1,75)
Polifarmasi
Ya 8 3 2,22
0,35*
Tidak 71 59 (0,56-8,73)
Insulin
Ya 48 36 1,12
0,75
Tidak 31 26 (0,57-2,20)
Jenis Pengobatan
Tunggal 39 40 0,54
0,07
Kombinasi 49 22 (0,27-1,06)
*analisis dengan uji fisher
Pada penelitian ini, pendidikan dan polifarmasi tidak memberikan pengaruh
signifikan terhadap ketaatan terapi. Hal serupa diungkapkan oleh Jarab et al. (2014)

8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dan Farsaei et al. (2014) yang menunjukkan tidak adanya pengaruh pendidikan
terhadap ketaatan terapi. Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh penelitian lain yang
menyatakan adanya pengaruh pendidikan (Jernal et al., 2017; Shams et al., 2015)
dan polifarmasi (Jarab et al., 2014; Shams et al. 2015) terhadap ketaatan terapi.
Penelitian tersebut menunjukkan pasien dengan pendidikan rendah dan pasien yang
mendapat polifarmasi cenderung memiliki ketaatan yang rendah.
Tabel IV menunjukkan tidak adanya pengaruh signifikan merokok dan
riwayat keluarga terhadap ketaatan terapi. Hal ini sesuai dengan penelitian Jarab et
al. (2014) yang menunjukkan merokok tidak mempengaruhi ketaatan terapi, dan
penelitian El-Khawaga et al. (2015) yang menunjukkan tidak adanya pengaruh
riwayat keluarga terhadap ketaatan terapi.
Hasil menunjukkan tidak adanya pengaruh signifikan antara jenis pengobatan
diabetes (tunggal atau kombinasi) dan penggunaan insulin terhadap ketaatan terapi.
Hal ini sesuai dengan penelitian Jarab et al. (2014) yang menunjukkan tidak adanya
pengaruh jumlah obat diabetes maupun penggunaan insulin terhadap ketaatan.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terkontrolnya GDS dan GDP
Data dianalisis dengan menggunakan chi-square atau fisher untuk melihat
pengaruh ketaatan terapi, dan variabel lain seperti usia, lama terdiagnosis diabetes,
BMI, olahraga, merokok, jamu, dan polifarmasi terhadap terkontrolnya GDS (Tabel
V) dan GDP (Tabel VI).
Hasil pada Tabel V dan Tabel VI menunjukkan tidak adanya pengaruh usia,
lama terdiagnosa diabetes mellitus, BMI, olahraga, merokok, konsumsi jamu, dan
polifarmasi terhadap terkontrolnya GDS maupun GDP. Hasil yang diperoleh tidak
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Chen et al. (2015) yang menunjukkan
adanya pengaruh usia, BMI, dan lama terdiagnosis diabetes mellitus terhadap
terkontrolnya nilai glikemik. Chen et al. (2015) menunjukkan peningkatan BMI,
bertambahnya usia, dan semakin lama durasi berakibat pada rendahnya kontrol
glikemik. Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh penelitian Cheneke et al. (2016)
yang menunjukkan tidak adanya pengaruh usia, lama terdiagnosis diabetes, dan
BMI terhadap terkontrolnya nilai glikemik.

9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya pengaruh aktivitas fisik/olahraga


terhadap terkontrolnya GDS maupun GDP. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian
Samuel et al. (2011) yang menunjukkan adanya pengaruh aktivitas fisik/olahraga
terhadap terkontrolnya GDP. Pasien yang melakukan aktivitas fisik sesuai dengan
rekomendasi memiliki GDP lebih rendah dibandingkan pasien yang tidak
mengikuti rekomendasi.
Tabel V. Faktor yang Mempengaruhi Terkontrolnya GDS
Terkontrol Tidak Terkontrol OR
Variabel p-value
(n = 34) (n = 80) (95% CI)
Usia
40-60 tahun 18 41 1,07
0,87
> 60 tahun 16 39 (0,48-2,39)
Lama Terdiagnosis
≤ 10 tahun 25 47 0,51
0,13
> 10 tahun 9 33 (0,21-1,24)
BMI
< 23 kg/m2 7 13 1,34
0,58
≥ 23 kg/m2 27 67 (0,48-3,71)
Olahraga
Ya 21 40 1,61
0,25
Tidak 13 40 (0,71-3,66)
Merokok
Ya 9 21 1,01
0,98
Tidak 25 59 (0,41-2,51)
Jamu
Ya 9 21 1,01
0,98
Tidak 25 59 (0,41-2,51)
Polifarmasi
Ya 3 4 0,54
0,45*
Tidak 31 76 (0,11-2,57)
Insulin
Ya 20 48 0,95
0,91
Tidak 14 32 (0,42-2,15)
Jenis Pengobatan
Tunggal 16 52 0,48
0,74
Kombinasi 18 28 (0,21-1,08)
*analisis dengan uji fisher
Hasil penelitian ini juga menunjukkan rokok tidak berpengaruh terhadap
terkontrolnya GDS dan GDP. Penelitian ini sesuai dengan penelitian lain yang
menunjukkan tidak adanya pengaruh merokok terhadap nilai glikemik (Chen et al.
2015). Pada penelitian ini, konsumsi jamu tidak berpengaruh signifikan terhadap
GDS maupun GDP. Hal ini sesuai dengan penelitian yang menyebutkan tidak

10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

adanya pengaruh konsumsi jamu atau obat herbal terhadap nilai HbA1c
(Putthapiban et al., 2017).
Penelitian ini menunjukkan tidak adanya pengaruh polifamasi terhadap
terkontrolnya GDS dan GDP. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian de Pablos-
Velasco et al. (2014) yang menunjukkan adanya pengaruh jumlah obat yang
diberikan terhadap terkontrolnya indeks glikemik. Penelitian tersebut menunjukkan
semakin banyak dan kompleks pengobatan yang diberikan, maka semakin rendah
kemungkinan terkontrolnya indeks glikemik.
Tabel VI. Faktor yang Mempengaruhi Terkontrolnya GDP
Terkontrol Tidak Terkontrol OR
Variabel p-value
(n = 15) (n = 22) (95% CI)
Usia
40-60 tahun 6 10 0,80
0,74
> 60 tahun 9 12 (0,21-3,03)
Lama Terdiagnosis
≤ 10 tahun 6 11 0,67
0,55
> 10 tahun 9 11 (0,18-2,52)
BMI
< 23 kg/m2 7 5 2,97
0,13
≥ 23 kg/m2 8 17 (0,72-12,34)
Olahraga
Ya 9 9 2,17
0,25
Tidak 6 13 (0,57-8,25)
Merokok
Ya 6 5 2,27
0,26
Tidak 9 17 (0,54-9,53)
Jamu
Ya 5 5 1,70
0,48
Tidak 10 17 (0,39-7,36)
Polifarmasi
Ya 1 4 3,11
0,63*
Tidak 14 18 (0,31-31,03)
Insulin
Ya 10 12 1,67
0,46
Tidak 5 10 (0,43-6,51)
Jenis Pengobatan
Tunggal 8 12 0,95
0,94
Kombinasi 7 10 (0,25-3,55)
*analisis dengan uji fisher
Penelitian ini menunjukkan tidak adanya pengaruh jenis pengobatan diabetes
(tunggal atau kombinasi) maupun penggunaan insulin terhadap terkontrolnya GDS
dan GDP. Hal ini sesuai dengan penelitian Cheneke et al. (2016) yang menunjukkan

11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tidak adanya pengaruh yang signifikan antara jenis pengobatan (insulin atau tanpa
insulin) terhadap kontrol glikemik dan penelitian Zhu et al. (2011) yang
menunjukkan tidak adanya pengaruh jumlah obat diabetes terhadap kontrol
glikemik.
Pengaruh Ketaatan Terapi Terhadap Terkontrolnya GDS dan GDP
Tabel VII. Perbedaan Rerata GDS dan GDP pada Pasien Taat dan Tidak Taat
Rerata GDS Rerata GDP
Kriteria p-value p-value
(mg/dL) (mg/dL)
Taat 175,24 ± 9,43 151,12 ± 9,93
<0,01 0,95
Tidak Taat 218,79 ± 13,02 150,08 ± 10,37
Pada Tabel VII ditunjukkan perbedaan rerata antara GDS dan GDP pada
pasien taat dan tidak taat dengan menggunakan t-test tidak berpasangan. Rerata
nilai GDS pada pasien taat dan tidak taat berturut-turut adalah 175,24 ± 9,43 mg/dL
dan 218,79 ± 13,02 mg/dL sedangkan rerata nilai GDP pada pasien taat dan tidak
taat berturut-turut yakni 151,12 ± 9,93 mg/dL dan 150,08 ± 10,37 mg/dL. Hasil
analisis menunjukkan terdapat perbedaan signifikan rerata nilai GDS pada pasien
taat dan tidak taat dengan p-value <0,01 dan tidak ada beda signifikan pada nilai
GDP pasien taat dan tidak taat (p-value 0,95). Dari hasil tersebut dapat dilihat
adanya pengaruh antara ketaatan terapi terhadap rerata GDS namun tidak terhadap
rerata GDP. Pengukuran GDS dapat mencerminkan HbA1c sebagai kontrol
glikemik karena keduanya memiliki korelasi. Pasien dengan HbA1c yang tinggi
memiliki GDS yang lebih tinggi jika dibandingkan pasien dengan HbA1c yang
lebih rendah (Bleyer et al., 2009). Oleh karenanya, penelitian ini menunjukkan hasil
positif terdapat perbedaan signifikan pada rerata GDS karena GDS merupakan
cerminan dari HbA1c. Hal ini sesuai dengan penelitian Dibonaventura et al. (2014)
yang menunjukkan adanya pengaruh antara ketaatan terapi dengan HbA1c,
peningkatan 1 poin ketidaktaatan akan meningkatkan HbA1c sebesar 0,21%. Meski
demikian, korelasi GDS dengan HbA1c memiliki bias, terutama pada pasien
dengan diabetes mellitus tipe 1 dan pasien yang menggunakan insulin (Rasmussen
et al., 2014).

12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel VIII. Pengaruh Ketaatan Terapi terhadap Terkontrolnya GDS


Terkontrol Tidak Terkontrol OR
Variabel p-value
(n = 34) (n = 80) (95% CI)
Ketaatan
Taat 25 37 3,23
<0,01
Tidak Taat 9 43 (1,34-7,78)
Hasil pada Tabel VIII dan Tabel IX menunjukkan adanya pengaruh ketaatan
terapi terhadap terkontrolnya GDS namun tidak terhadap terkontrolnya GDP.
Pasien yang taat terhadap terapinya memiliki kemungkinan terkontrolnya GDS dan
GDP masing-masing 3,23 kali (OR 3,23; 95% CI 1,34-7,78) dan 3,33 kali (OR 3,33;
95% CI 0,73-15,21) lebih besar dibandingkan dengan pasien yang tidak taat
terhadap terapinya. Hasil yang didapat berbeda dengan penelitian Pascal et al.
(2012) yang menunjukkan adanya pengaruh signifikan antara ketaatan terapi
dengan terkontrolnya GDP (p-value 0,025) namun sesuai dengan penelitian Adisa
et al. (2011) yang menyatakan tidak ada pengaruh signifikan antara ketaatan terapi
dengan terkontrolnya GDP (p-value 0,095). Meski demikian, ketaatan terapi
tetaplah diperlukan untuk meningkatkan kemungkinan terkontrolnya nilai glikemik
sehingga diharapkan dapat menurunkan risiko komplikasi baik mikrovaskular
maupun makrovaskular. Penelitian Lin et al. (2017) menunjukkan adanya
hubungan antara GDP dengan kematian pada pasien diabetes yang mengalami End-
Stage Renal Disease (ESRD), peningkatan GDP akan menyebabkan peningkatan
risiko kematian sebesar 22%. Pada nilai GDS < 200 mg/dL, peningkatan GDS
sebesar 18 mg/dL dapat meningkatkan risiko penyakit jantung iskemik sebesar 4%
dan stroke / transient ischaemic attack sebesar 5% (Bragg et al., 2014).
Tabel IX. Pengaruh Ketaatan Terapi terhadap Terkontrolnya GDP

Terkontrol Tidak Terkontrol OR


Variabel p-value
(n = 15) (n = 22) (95% CI)
Ketaatan
Taat 12 12 3,33
0,16*
Tidak Taat 3 10 (0,73-15,21)
*analisis dengan uji fisher
Nilai HbA1c tidak digunakan pada penelitian ini dikarenakan keterbatasan
jumlah pasien yang melakukan pemeriksaan HbA1c pada saat pengambilan data.
Penelitian Rasmussen et al. (2014) menunjukkan GDS dapat digunakan untuk

13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menentukan terkontrolnya HbA1c pada pasien diabetes mellitus tipe 2. Pasien


dengan GDS ≤ 7,5 mmol/l atau 135 mg/dL merupakan optimal cut-off untuk HbA1c
<7% dengan sensitivitas 76,7% dan spesifisitas 70,8%.
Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya pengaruh usia, lama terdiagnosa
diabetes, BMI, olahraga, merokok, jamu, dan polifarmasi terhadap terkontrolnya
GDS dan GDP namun ada pengaruh ketaatan terapi terhadap terkontrolnya GDS
namun tidak terhadap GDP, sehingga kemungkinan ada pengaruh faktor lain yang
yang berpengaruh terhadap GDS dan GDP. Penelitian Chen et al. (2015) dan Wong
et al. (2015) menambahkan pengaruh faktor ketaatan terhadap diet, komplikasi,
pendapatan, lingkar pinggang dan lingkar pinggul terhadap nilai glikemik dan
faktor tersebut tidak diukur pada penelitian ini. Selain itu, tidak ada faktor-faktor
yang berpengaruh secara statistik terhadap ketaatan, namun usia merupakan faktor
yang paling berpengaruh secara klinis terhadap ketaatan. Sehingga dari penelitian
ini didapatkan bahwa usia merupakan faktor yang berpengaruh terhadap ketaatan,
dan ketaatan berpengaruh signifikan secara statistik terhadap terkontrolnya GDS.
Keterbatasan dari penelitian ini adalah tidak diambilnya HbA1c sebagai
parameter terkontrolnya diabetes mellitus dikarenakan kurangnya jumlah
responden yang melakukan pemeriksaan HbA1c, sehingga digunakan data GDS.
Selain itu, responden yang melakukan pemeriksaan GDP kurang dari jumlah
sampel minimal sehingga ada kemungkinan mempengaruhi hasil analisis.

KESIMPULAN
1. Karakteristik pasien diabetes mellitus tipe 2 di Rumah Sakit Panti Rapih
menunjukkan 56,74% merupakan laki-laki, sebanyak 72,34% pasien tidak
merokok, pasien yang taat sebesar 56,74%, pasien yang memiliki GDS dan
GDP terkontrol masing-masing 29,82% dan 40,54%.
2. Tidak ada pengaruh signifikan secara statistik antara jenis kelamin, usia, lama
terdiagnosa, pendidikan, riwayat keluarga, olahraga, merokok, polifarmasi,
banyak obat diabetes, dan penggunaan insulin terhadap ketaatan terapi maupun
terkontrolnya GDS dan GDP. Namun, usia menjadi faktor yang paling

14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

berpengaruh secara klinis terhadap ketaatan terapi (OR 1,959; 95% CI 0,997-
3,848).
3. Ketaatan terapi berpengaruh terhadap terkontrolnya GDS (OR 3,23; 95% CI
1,34-7,78) namun tidak terhadap GDP (OR 3,33; 95% CI 0,73-15,21).

SARAN
Akan lebih baik jika dilakukan pengambilan data GDS selama 3 bulan
sehingga lebih mencerminkan HbA1c serta dilakukan pengukuran faktor lain
seperti ketaatan terhadap diet, komplikasi, pendapatan, lingkar pinggang dan
lingkar pinggul untuk melihat pengaruh faktor tersebut terhadap ketaatan terapi
maupun GDS dan GDP.

DAFTAR PUSTAKA
Adisa, R., Fakeye, T.O., Fasanmade, A., 2011, Medication adherence among
ambulatory patients with type 2 diabetes in a tertiary healthcare setting in
southwestern Nigeria, Pharm Pract 9(2):72-81
American Diabetes Association (ADA), 2017, Standards of Medical Care in
Diabetes, Diabetes Care 40 (1) : S13, S15, S37, S52.
Asche, C., LaFleur, J., and Conner, C., 2011, A Review of Diabetes Treatment
Adherence and the Association with Clinical and Economic Outcomes, Clin
Ther 33 (1) : 74-109.
Bleyer, A.J., Hire, D., Russell, G.B., Xu, J., Divers, J., Shihabi, Z., et al., 2009,
Ethnic Variation in the Correlation Between Random Serum Glucose
Concentration and Glycated Haemoglobin, Diabet Med 26 : 128-133.
Bragg, F., Li, L., Smith, M., Guo, Y., Chen, T., Millwood, I., et al., 2014,
Associations of Blood Glucose and Prevalent Diabetes with Risk of
Cardiovascular Disease in 500000 Adult Chinese : the China Kadoorie
Biobank, Diabet Med 31 (5) : 540-551.
Bushardt, R.L., Massey, E.B., Simpson, T.W., Ariail, J.C., Simpson, K.N., 2008,
Polypharmacy : Misleading but manageable, Clin Interv Aging 3 (2) : 383-
389.
Chen, R., Li, L., Chen, L., Chen, L., Cai, D., Feng, B., et al., 2015, Glycemic
Control Rate of T2DM Outpatients in China: A Multi-Center Survey, Med
Sci Monit 21 : 1440-1446.
Cheneke, W., Suleman, S., Yemane, T., and Abebee, G., 2016, Assessment of
glycemic control using glycated hemoglobin among diabetic patients in
Jimma University specialized hospital Ethiopia, BMC Res Notes 9 : 96.
Chew, B.H., Hassan, N.H., and Sherina, M.S., 2015, Determinants of Medication
Adherence Among Adults with Type 2 Diabetes Mellitus in Three Malaysian
Public Health Clinics : A Cross-Sectional Study, Patient Prefer Adherence 9
: 639-648.

15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Chidozie, N.J., Okorie, E.A., Chima, O.E., Sally, N.O.I., Amadi, A.N., Dozie,
I.N.S., et al., 2014, Study on the effect of smoking on type 2 diabetic patients
in Federal Medical Center Owerri Southeastern Nigeria, Asian J Med Sci 5
(3) : 63-71.
DiBonaventura, M., Wintfeld, N., Huang, J., and Goren, A., 2014, The Association
Between Nonadherence and Glycated Hemoglobin among Type 2 Diabetes
Patients Using Basal Insulin Analogs, Patient Prefer Adherence 8 : 873-882.
El-Khawaga, G., and Abdel-Wahab, F., 2015, Knowledge, attitudes, practice and
compliance of diabetic patients in Dakhlia, Egypt. Int J Res Med Sci 3 (1) :
40-53.
Farsaei, S., Radfar, M., Heydari, Z., Abbasi, F., and Qorbani, M., 2014, Insulin
adherence in patients with diabetes: Risk factors for injection omission, Prim
Care Diabetes 8(4) : 338-345.
Gorst, C., Kwok, C.S., Aslam, S., Buchan, I., Kontopantelis, E., et al., 2015, Long-
Term Glycemic Variability and Risk of Adverse Outcomes : A Systematic
Review and Meta-Analysis, Diabetes Care 38 : 2354-2369.
Jaam, M., Ibrahim, M.I.M., Kheir, N., and Awaisu, A., 2017, Factors associated
with medication adherence among patients with diabetes in the Middle East
and North Africa region: A systematic mixed studies review, Diabetes Res
Clin Pract 129 : 1-15.
Jarab, A.S., Almrayat, R., Alqudah, S., Thehairat, E., Mukattash, T.L., Khdour, M.,
et al., 2014, Predictors of Non-Adherence to Pharmacotherapy in Patients
with Type 2 Diabetes, Int J Clin Pharm 36(4):725-733.
Jernal, A., Abdela, J., and Sisay, M., 2017, Adherence to Oral Antidiabetic
Medications among Type 2 Diabetic (T2DM) Patients in Chronic Ambulatory
Wards of Hiwot Fana Specialized University Hospital, Harar, Eastern
Ethiopia: A Cross Sectional Study, J Diabetes Metab 8 : 721.
Kementerian Kesehatan RI, 2013, Riset Kesehatan Dasar 2013, Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta, hal. 88.
Lin, Y.C., Lin, Y.C., Chen, H.H., Chen, T.W., Hsu, C.C., Wu, M.S., 2017,
Determinant Effects of Average Fasting Plasma Glucose on Mortality in
Diabetic End-Stage Renal Disease on Maintenance Hemodialysis, Kidney Int
Rep 2 : 18-26.
Monami, M., Adalsteinsson, J.E., Desideri, C.M., Ragghianti, B., Dicembrini, I.,
and Mannucci, E., 2013, Fasting and Post-Prandial Glucose and Diabetic
Complication A Meta-Analysis, Nutr Metab Cardiovasc Dis 23 (7) : 591-598.
Morisky, D.E., Ang, A., Krousel-Wood, M., and Ward, H.J., 2008, Predictive
Validity of a Medication Adherence Measure in An Outpatient Setting, J Clin
Hypertens 10 (5) : 348-354.
Mulyani, R., Andayani, T.M., dan Pramantara, I.D.P., 2012, Kepatuhan Terapi
Berbasis Insulin pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Poliklinik
Endokrinologi RSUP dr. Sardjito Yogyakarta, Jurnal Manajemen dan
Pelayanan Farmasi 2 (2) : 83-89.
Pablos-Velasco, P., Parhofert, K.G., Bradleys, C., Eschewege, E., Gonder-
Frederick, L., Maheux, P., et al., 2014, Current level of glycaemic control and

16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

its associated factors in patients with type 2 diabetes across Europe: data from
the PANORAMA study, Clin Endocrinol (Oxf) 80 (1) : 47-56.
Pascal, I.G.U., Ofoedu, J.N., Uchenna, N.P., Nkwa, A.A., Uchamma, G.E., 2012,
Blood Glucose and Medication Adherence Among Adult Type 2 Diabetic
Nigerians Attending A Primary Care Clinic in Under-resourced Environment
of Eastern Nigeria, N Am J Med Sci 4 (7) : 310-315.
Putthapiban, P., Sukhumthammarat, W., Sriphrapradang, C., 2017, Concealed use
of herbal and dietary supplements among Thai patients with type 2 diabetes
mellitus, J Diabetes Metab Disord 16 : 36-43.
Rasmussen, J.B., Nordin, L.S., Rasmussen, N.S., Thomsen, J.A., Street, L.A.,
Bygbjerg, I.C., et al., 2014, Random blood glucose may be used to assess
long-term glycaemic control among patients with type 2 diabetes mellitus in
a rural African clinical setting, Trop Med Int Health 19 (12) : 1515-1519.
Rhee, M.K., Slocum, W., Ziemer, D.C., Culler, S.D., Cook, C.B., et al., 2005,
Patient Adherence Improves Glycaemic Control, Diabetes Educ 31 (2) : 240-
250.
Samuel, G.K., Chhabra, J., Fernandez, M.L., Vega-López, S., Perez, S.S., Damio,
G., et al., 2011, Determinants of Fasting Plasma Glucose and Glycosylated
Hemoglobin Among Low Income Latinos with Poorly Controlled Type 2
Diabetes, J Immige Minor Health 13 (5) : 809-817.
Shah, R.S., and Cole, J.W., 2010, Smoking and stroke : the more you smoke the
more you stroke, Expert Rev Cardiovasc Ther 8 (7) : 917-932.
Shams, N., Amjad, S., Kumar, N., Ahmed, W., and Saleem, F., 2016, Drug Non-
Adherence in Type 2 Diabetes Mellitus; Predictors and Associations, J Ayub
Med Coll Abbottabad 28 (2) : 302-307.
Tan, X., Patel, J., and Chang, J., 2014, Review of The Four Item Morisky
Medication Adherence Scale (MMAS-4) and Eight Item Morisky Medication
Adherence Scale (MMAS-8), Inov Pharm 5 (3) : 165.
Wong, M.C.S, Wu, C.H.M., Wang, H.H.X., Li, H.W., Hui, E.M.T., et al., 2015,
Association Between the 8-Item Morisky Medication Adherence Scale
(MMAS-8) Score and Glycaemic Control Among Chinese Diabetes Patients,
J Clin Pharmacol 55 (3) : 279-287.
World Health Organization (WHO), 2016, World Health Day 2016 : Global Report
on Diabetes, Geneva.
Yu, P.C., Bosnyak, Z., Ceriello, A., 2010, The Importance of Glycated
Haemoglobin (HbA1c) and Postprandial Glucose (PPG) Control on
Cardiovascular Outcomes in Patients with Type 2 Diabetes, Diabetes Res
Clin Pract 89 : 1-9.
Zhu, V.J., Tu, W., Marrero, D.G., Rosenman, M.B., and Overhage, J.M., 2011,
Race and Medication Adherence and Glycemic Control: Findings from an
Operational Health Information Exchange, AMIA Annu Symp Proc 2011 :
1649-1657.
Zongo, A., Guénette, L., Moisan, J., Grégiore, J., 2016, Predictive Validity of Self-
Reported Measures of Adherence to Noninsulin Antidiabetes Medication
against Control of Glycated Hemoglobin Levels, Can J Diabetes 40 (1) : 58-
65.

17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 1. Izin Penelitian Rumah Sakit Panti Rapih

18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 2. Ethical Clearance

19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3. Surat Keterangan Verifikasi Data CE&BU

20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 4. Formulir Data Penelitian

21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 5. Definisi Operasional

Cara Pengukuran
Variabel Definisi Operasional
Skala Penilaian
Ketaatan Ketaatan adalah tingkat Kategorikal 1 = taat
terapi perilaku dari seseorang yang 2 = tidak taat
mendapatkan pengobatan Berdasarkan
sesuai dengan rekomendasi skor MMAS-8
tenaga kesehatan (WHO,
2003).
Ketaatan terapi diukur dengan
MMAS-8 dan dikategorikan
menjadi taat (skor 6-8), dan
tidak taat (skor < 6) (Shams et
al., 2016).
Glukosa GDS merupakan kadar glukosa Rasio 1 = terkontrol
Sewaktu pada darah yang diambil pada (≤ 135 mg/dL)
(GDS) waktu tertentu tanpa Diubah 2 = tidak
memperhatikan waktu makan menjadi terkontrol (>
(Chisholm-Burns et al., 2016). kategorikal 135 mg/dL)
GDS dilihat dari rekam medis
pada hari pengambilan data.
GDS dikatakan terkontrol
apabila ≤ 135 mg/dL
(Rasmussen et al., 2014).
Glukosa GDP menunjukkan produksi Rasio 1 = terkontrol
Puasa glukosa oleh hepar selama (80-130
(GDP) waktu puasa (Chisholm-Burns Diubah mg/dL)
et al., 2016). GDP dilihat dari menjadi 2 = tidak
rekam medis pada hari kategorikal terkontrol (>
pengambilan data. Target GDP 130 mg/dL)
untuk pasien diabetes adalah
80-130 mg/dL (ADA, 2017).
Usia Lama hidup subjek yang Rasio 1 = 40-60
dihitung sejak lahir hingga tahun
waktu pengambilan data. Usia Diubah 2 = ≥ 60 tahun
subjek didapatkan dengan menjadi
melihat rekam medis. kategorikal

25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Cara Pengukuran
Variabel Definisi Operasional
Skala Penilaian
Pendidikan Pendidikan formal terakhir Kategorikal 1 = ≤ SMP
yang dijalani oleh subjek 2 = > SMP
berdasarkan ijazah terakhir
yang diperoleh. Pendidikan
subjek didapatkan dengan
melihat rekam medis.
BMI Proporsionalitas antara tinggi Rasio 1 = <23 kg/m2
badan dengan berat badan. 2 = ≥ 23 kg/m2
Untuk orang Asia, BMI Diubah
dikatakan normal apabila <23 menjadi
kg/m2 (Wong et al., 2015) kategorikal
Lama Lama waktu yang dilalui Rasio 1 = ≤ 10 tahun
menderita subjek sejak dokter 2 = > 10 tahun
DM menegakkan diagnosis DM Diubah
hingga hari pengambilan data. menjadi
kategorikal
Merokok Kegiatan menghisap asap Kategorikal 1 = merokok
tembakau yang dibakar. Yang 2 = tidak
termasuk dalam kategori merokok
merokok adalah perokok aktif
atau yang pernah merokok
setidak-tidaknya 5 tahun yang
lalu, dan perokok pasif (subjek
yang menghirup asap rokok)
(Chidoziel et al., 2014; Shah
and Cole, 2010).
Olahraga Gerakan tubuh dengan Kategorikal 1 = olahraga
intensitas sedang untuk 2 = tidak
meningkatkan kebugaran fisik olahraga
minimal 3 hari tiap minggu
(ADA, 2017).
Polifarmasi Kondisi pasien mengkonsumsi Kategorikal 1 = ya
lebih dari 5 jenis obat tiap 2 = tidak
harinya (Bushardt et al., 2008).

26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Cara Pengukuran
Variabel Definisi Operasional
Skala Penilaian
Jenis Macam obat yang diberikan Kategorikal 1 = tunggal
Pengobatan kepada pasien. Jenis 2 = kombinasi
pengobatan dibagi menjadi 2,
yakni tunggal dan kombinasi.
Tunggal berarti pasien hanya
mendapatkan 1 obat,
kombinasi berarti pasien
mendapatkan 2 jenis obat atau
lebih (baik obat oral semua,
maupun kombinasi oral-
insulin) (Pablos-Velasco et al.,
2014).

27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 6. Perhitungan Sampel Penelitian

Zα2 x P x Q 1,962 x 0,869 x 0,131


n= = = 43,7 responden ≈ 44 responden
d2 0,102

Keterangan :
Zα = Nilai statistik Zα pada kurva normal standart pada tingkat kemaknaan
P = Prevalensi ketaatan terapi diabetes mellitus menurut pustaka (Zongo et
al., 2016)
Q = 1-P
d = Presisi absolut yang dikehendaki

28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BIOGRAFI PENULIS
Erica Kusuma Rahayu Sudarsono lahir di Grobogan, 18
November 1996 merupakan anak satu-satunya dari pasangan
Alm. Sudarsono dan Oerip Rahajoe. Penulis menempuh
pendidikan di SD Negeri 2 Kuwu 2002 – 2008, SMP Negeri 1
Kradenan 2008-2011, SMA Sedes Sapientiae Semarang 2011-
2014, dan pada tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama
menempuh pendidikan di Fakultas Farmasi USD, penulis aktif
dalam mengikuti kegiatan seperti panitia Pharmacy
Performance and Road to School 2016, anggota Pos Kesehatan Kotabaru, dan
anggota Patient Counseling Club. Penulis pernah mendapat juara 1 dalam lomba
Olimpiade Farmasi Indonesia IX 2017 bidang farmakologi yang diadakan oleh
Ristekdikti dan IAI di Universitas Islam Indonesia, dan juara 3 dalam lomba
Olimpiade Farmasi Indonesia – Pharmacito 2016 yang diadakan oleh Universitas
Muhammadyah Yogyakarta.

29

Anda mungkin juga menyukai