SKRIPSI
Diajukan oleh :
Maria Kusuma Wahyu Pervitasari
148114106
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
Diajukan oleh :
Maria Kusuma Wahyu Pervitasari
148114106
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSETUJUAN PEMBIMBING
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas penyertaan dan kasih karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Evaluasi Dosis Obat Antihipertensi Pada Pasien Rawat Inap
Berdasarkan Estimasi Laju Filtrat Glomerulus di RS Panti Rini” sebagai
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) di Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta. Keberhasilan penulis menyelesaikan penulisan skripsi ini
tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2. Kaprodi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
3. Ibu Maria Wisnu Donowati, M.Si, Apt. selaku pembimbing saya yang
telah berkenan membimbing, memberikan dukungan, motivasi, kritik dan
saran dari awal hingga akhir proses penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Dr. Rita Suhadi, M.Si., Apt. dan Ibu dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK selaku
dosen penguji yang telah memberikan arahan, kritik dan saran dalam
penyelesaian skripsi ini.
5. Keluarga tercinta Bapak Alex, Ibu Sisil, serta Erma saudariku yang telah
memberikan semangat, doa, dan motivasi serta dukungan moril dan
metrial sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Partner skripsiku Mella, Petrus, Debo, Dian, dan Nita yang memberikan
masukan dan menemaniku selalu.
7. Sahabatku Uya dan teman-teman C1 meja 3, FSM C 2014, Farmasi 2014,
dan Universitas yang telah memotivasi dan memberikan masukan dalam
pengerjaan skripsi ini.
8. Direktur RS Panti Rini, Kepala bagian RM, dan pegawai di RS Panti Rini
yang telah membantu dalam pengambilan data skripsi ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis terbuka terhadap kritik dan saran
yang dapat membantu memperbaiki skripsi ini agar menjadi karya yang lebih baik
serta bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khalayak yang
membutuhkan. Terima kasih.
Penulis
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Ethical Clearance .......................................................................... 15
Lampiran 2. Definisi Operasional Penelitian ...................................................... 16
Lampiran 3. Nilai LFG Subyek .......................................................................... 17
Lampiran 4. Lembar Data Subyek ...................................................................... 18
Lampiran 5. Instrumen Pengambilan Data .......................................................... 48
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENDAHULUAN
Seiring pertambahan usia, fungsi organ tubuh juga menurun. Hal ini akan
berdampak terhadap sistem ekskresi. Menurunnya sistem ekskresi tubuh akan
sangat berpengaruh pada ekskresi obat (Dirjen Binfarkes, 2006). Kemampuan
fungsi ginjal ditunjukkan dengan nilai klirens salah satunya dapat diukur dengan
menggunakan kreatinin (Fenty, 2010; Lujambio et. al., 2014). Penurunan fungsi
ginjal akan terlihat dari berkurangnya nilai klirens kreatinin. Dalam penelitian
Homer Smith, penurunan klirens kreatinin dari usia 30 tahun sampai 89 tahun
adalah sebesar 45% (Glassock and Rule, 2013). Penurunan ini terjadi karena
hilangnya nefron yang memiliki kualitas baik dan akibat dari perbaikan yang
kurang kuat (Glassock and Rule, 2016).
Obat antihipertensi merupakan salah satu obat yang akan diekskresi
melalui ginjal. Terdapat kasus pasien dengan penurunan fungsi ginjal, konsentrasi
puncak captopril di dalam plasma akan mengalami peningkatan 2,5 kali
dibandingkan pada pasien dengan fungsi ginjal yang normal (Drummer et al.,
1987). Efek toksik lain berupa hiperkalemia juga sering terjadi pada pasien gagal
ginjal (Ashley and Currie, 2009). Untuk menghindari efek samping tersebut maka
obat antihipertensi diperlukan adanya penyesuaian dosis dengan menggunakan
perbandingan nilai kreatinin klirens/eGFR/SCr (Bicalho, Soares and Botoni,
2015).
Penelitian ini bertujuan mengevaluasi kesesuaian dosis obat antihipertensi
pada pasien rawat inap berdasarkan estimasi laju filtrat glomerulus di RS Panti
Rini Yogyakarta periode Januari-Maret 2017. RS Panti Rini dipilih sebagai
tempat penelitian karena merupakan rumah sakit swasta rujukan di kecamatan
Kalasan dan Prambanan. Selain itu, penyakit hipertensi merupakan peringkat ke-2
penyakit yang masuk dalam kategori 10 besar penyakit terbanyak di rumah sakit
tersebut. Pasien dengan komplikasi dari penyakit hipertensi seperti jantung
koroner dan stroke ada pada urutan ke 6 dan ke 8 terbanyak dalam rawat inap dan
masih masuk dalam kategori 10 besar penyakit terbanyak dalam rawat jalan.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian “Evaluasi Dosis Obat Antihipertensi pada Pasien Rawat Inap
Berdasarkan Estimasi Laju Filtrat Glomerulus di RS Panti Rini” periode Januari-
Maret tahun 2017 berjenis observasional dengan menggunakan rancangan
deskriptif case series yang bersifat retrospektif. Formula yang digunakan untuk
mengetahui nilai estimasi laju filtrat glomerulus (eLFG) pada penelitian ini adalah
adalah MDRD-4. Formula tersebut menggunakan variabel jenis kelamin, umur,
ras dan nilai serum kreatinin.
B. Lokasi dan Subyek Penelitian
Penelitian dilakukan di RS Panti Rini Yogyakarta. Data penelitian
diperoleh dari populasi rekam medis pasien dengan diagnosis hipertensi (HT),
penyakit jantung (PJ), dan stroke (S) pada periode Januari-Maret 2017. Kriteria
inklusi dari penelitian ini adalah pasien rawat inap terdiagnosis penyakit
hipertensi, stroke, dan penyakit jantung periode Januari-Maret 2017, melakukan
pengecekan serum kreatinin, dan menggunakan antihipertensi. Pasien akan
dieksklusi ketika data yang diperoleh tidak lengkap.
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Analisis Data
Data yang diperoleh berupa umur, jenis kelamin, nilai serum kreatinin,
nama obat antihipertensi, dosis obat antihipertensi, dan frekuensi penggunaan obat
antihipertensi yang diberikan pada pasien. Data yang diperoleh tersebut diplotkan
dalam persamaan MDRD-4 untuk mendapatkan nilai eLFG.
Analisis data dengan membandingkan dosis obat yang diterima saat rawat
inap dengan guideline. Peneliti menggunakan Drug Information Handbook edisi
24 sebagai standar dosis. Digunakan juga acuan penatalaksanaan terapi hipertensi
dan penyakit jantung di Indonesia yang dikeluarkan oleh Perki (2015) serta terapi
stroke menggunakan Perdossi (2011).
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel III. Data Kesesuaian Dosis Pasien Terhadap Estimasi Laju Filtrat Glomerulus
Diltiazem 30 mg (3x1)
HT1 81,40 Sesuai Efektif
Furosemid 40 mg (1x1) iv
HT2 71,90 Candesartan 8 mg (1x1) Sesuai Efektif
Amlodipin 5 mg (1x1)
HT3 89,08 Valsartan 80 mg (1x1) Sesuai Efektif
Furosemid 40 mg (1x1) iv
Diltiazem 30 mg (3x1)
HT4 58,93 Sesuai Efektif
Furosemid 40 mg (1x1) iv
HT5 50,60 Candesartan 8 mg (1x1) Sesuai Efektif
PJ1 100,17 Furosemid 40 mg (3x1) iv Sesuai Efektif
PJ2 23,37 Furosemid 40 mg (3x1) iv Sesuai Efektif*
Candesartan 16 mg (1x1)
PJ3 90,90 Sesuai Efektif
Amlodipin 10 mg (1x10)
Spironolacton 25 mg (2x1)
PJ4 63,18 Sesuai Efektif
Furosemid 80 mg (3x1) iv
PJ5 69,02 Furosemid 40 mg (3x1) iv Sesuai Efektif
Furosemid 40 mg (2x1)
PJ6 96,19 Sesuai Efektif
Valsartan 80 mg (1x1)
PJ7 75,02 Furosemid 40 mg (3x1) Sesuai Efektif
Diltiazem 30 mg (3x1)
S1 66,65 Sesuai Efektif
Furosemid 40 (1x1) iv
Valsartan 80 mg (1x1)
S2 66,13 Sesuai Efektif
Manitol 125 cc (4x1) iv
Candesartan 16 mg (1x1)
S3 27,64 Diltiazem 30 mg (3x1) Sesuai Efektif*
Furosemid 40 mg (2x1) iv
S4 78,61 Candesartan 8 mg (1x1) Sesuai Efektif
Amlodipin 10 mg (1x1)
S5 77,02 Sesuai Efektif
Furosemid 40 mg (1x1) iv
S6 55,35 Amlodipin 5 mg (1x1) Sesuai Efektif
Candesartan 8 mg (1x1)
Clonidin 0,15 mg (2x1)
S7 77,46 Sesuai Efektif
Diltiazem 30 mg (3x1)
Manitol 125 cc (4x1) iv
Clonidin 0,15 mg (2x1)
S8 94,52 Diltiazem 30 mg (3x1) Sesuai Efektif
Furosemid 40 mg (3x1) iv
Clonidin 0,15 mg (2x1)
S9 46,20 Candesartan 8 mg (1x1) Sesuai Tidak efektif*
Furosemid 40 mg (1x1) iv
S10 79,94 Amlodipin 10 mg (1x1) Sesuai Efektif
S11 54,62 Candesartan 8 mg (1x1) Sesuai Efektif
Candesartan 8 mg (1x1)
S12 59,49 Sesuai Tidak efektif*
Furosemid 40 mg (1x1) iv
S13 69,75 Candesartan 8 mg (1x1) Sesuai Tidak efektif*
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel III. Data Kesesuaian Dosis Pasien Terhadap Estimasi Laju Filtrat Glomerulus
(Sambungan)
eLFG Evaluasi Dosis Evaluasi
Kode Obat yang diterima
ml/min/1,73 berdasarkan LFG Luaran
S14 40,11 Furosemid 40 mg (2x1) Sesuai Efektif
Candesartan 8 mg (1x1
Amlodipin 5 mg (1x1)
S15 79,53 Sesuai Efektif
Furosemid 40 mg (1x1) iv
Manitol 125 cc (4x1) iv
S16 79,28 Candesartan 8 mg (1x1) Sesuai Efektif
Amlodipin 10 mg (1x1)
S17 62,03 Furosemid 40 mg (2x1) Sesuai Tidak efektif*
Manitol 125 cc (4x1)
S18 83,56 Amlodipin 10 mg (1x1) Sesuai Efektif
Keterangan : *akan dibahas lebih lanjut, iv = intravena
Berdasarkan tabel III, dapat diketahui 4 dari 30 pasien masih memiliki
pengobatan yang tidak efektif. 2 dari 30 pasien dengan penurunan fungsi ginjal
berat (LFG < 30 ml/min/1.73) sudah memiliki pengobatan yang efektif. 6 kasus
tersebut akan dibahas secara rinci untuk mengetahui penggunaan obat dan
kesesuaian dosis, serta monitoring yang sebaiknya dilakukan.
a. Evaluasi Pengobatan Pasien berdasarkan Estimasi Laju Filtrat
Glomerulus ( eLFG < 30 ml/min/1,73)
Subyek PJ2
Pasien dengan kode PJ2 berusia 78 tahun terdiagnosis CHF, PPOK,
anorexia, AFRVR. Pasien memiliki eLFG sebesar 23,37 ml/min/1,73. Pada saat
rawat inap pasien menerima terapi furosemid 40 mg (3x1) secara intravena.
Furosemid merupakan obat golongan diuretik loop. Berdasarkan wawancara yang
dilakukan dengan kepala instalasi farmasi di RS Panti Rini, diketahui bahwa
penggunaan furosemid ditujukan untuk 2 hal yaitu mengurangi udem pada pasien
dan menjaga tekanan darah pasien. Berdasarkan diagnosisnya, pasien terdiagnosis
AFRVR (Atrial Fibrilasi Rapid Ventricular Respon) yang dapat memicu
terjadinya udem paru (Arrigo et. al., 2014). Berdasarkan algoritma Perki (2015),
penggunaan diuretik loop sebagai terapi udem sudah sesuai. Berdasarkan APhA
(2015) dosis furosemid pada kondisi kerusakan ginjal akut, dosis tinggi (1-3
gram/hari) baik oral maupun intravena digunakan untuk memicu efek yang
diinginkan namun hindari penggunaannya pada pasien dengan kondisi oligoruria.
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan data yang telah diambil pasien menerima terapi furosemid dengan
dosis kecil sehingga penggunaannya sudah sesuai dan tidak memerlukan
penyesuaian dosis (APhA, 2015).
Pemberian furosemid tunggal sudah cukup untuk mengontrol tekanan
darah serta mengatasi risiko udem paru pada pasien. Berdasarkan tekanan
darahnya, pasien masuk rumah sakit dengan tekanan darah 140/90 mmHg dan
keluar rumah sakit dengan tekanan darah 110/70 mmHg. Pasien memiliki tekanan
darah yang normal sejak awal masuk rumah sakit sehingga, pemberian furosemid
40 mg (3x1) iv pada kasus ini sudah efektif.
Subyek S3
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
S12 belum efektif. Selama rawat inap, pasien memiliki tekanan perfusi darah yang
fluktuatif. Hal ini dapat disebabkan karena adanya perasaan cemas dari pasien dan
terjadi keterulangan stroke
Subyek S13
Pasien S13 berusia 66 tahun terdiagnosis stroke dd SNH, HT stage II.
Pasien memiliki nilai eLFG 69,75 ml/min/1,73. Pada saat rawat inap, pasien
menerima terapi candesartan 8 mg (1x1) kemudian ditingkatkan menjadi 16 mg
(1x1) pada hari ke-4 rawat inap. Penggunaan antihipertensi pada pasien stroke
lebih disarankan golongan CCB (Perdossi, 2011). Dosis yang diberikan pada
kasus ini sudah sesuai dengan APhA (2015).
Berdasarkan evaluasi yang dilakukan membandingkan dosis obat yang
diterima dengan tekanan darah pasien maka pengobatan yang diberikan pada
pasien S13 belum efektif. Hal ini ditunjukkan dari nilai perfusi darah yang stabil
namun berada di atas normal sejak masuk rumah sakit hingga keluar rumah sakit.
Subyek S17
Pasien S17 berusia 84 tahun terdiagnosis obs. penurunan kesadaran dd
stroke ulang, HT emergency, febris. Pasien memiliki nilai eLFG 62,03
ml/min/1,73. Pasien menerima terapi amlodipin 10 mg (1x1), furosemid 40 mg
(2x1) secara intravena, dan manitol 125 cc (4x1) secara intravena. Berdasarkan
penggunaannya, amlodipin sudah sesuai (Perdossi, 2011). Penggunaan furosemid
dan manitol juga sudah sesuai (Perdossi, 2011). Dosis pengobatan yang diberikan
sudah sesuai (APhA, 2015).
Berdasarkan luaran yang ingin dicapai diketahui bahwa pasien S17
memiliki nilai perfusi darah di atas normal. Pada saat masuk rumah sakit hingga
hari ke 3 di rumah sakit, perfusi darah pasien meningkat. Pada hari ke 4 perfusi
darah pasien sudah turun mendekati normal namun cenderung meningkat sampai
pasien keluar rumah sakit. Hal ini dapat disebabkan karena terjadinya
keterulangan stroke dan rasa kecemasan pasien. Dapat disimpulkan pengobatan
yang diterima oleh pasien S17 belum efektif dalam mengontrol tekanan darah
pasien.
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Monitoring Luaran
Penggunaan furosemid dan candesartan pada pasien dengan kerusakan
ginjal parah (eLFG < 30 ml/min/1.73) memerlukan perhatian khusus karena
candesartan dapat menyebabkan peningkatan AUC dan Cmax dalam darah 2 kali
dibandingkan pasien normal dan furosemid dapat menimbulkan efek samping
sering buang air kecil. Peningkatan konsentrasi obat dalam darah pada
penggunaan berulang candesartan akan meningkatkan juga risiko toksisitasnya.
Untuk penggunaan candesartan sebaiknya lakukan monitoring tekanan darah,
konsentrasi kalium, dan lakukan pengecekan fungsi organ vital seperti ginjal dan
jantung. Untuk penggunaan furosemid sebaiknya lakukan monitoring kadar
kalium dan elektrolit, frekuensi buang air kecil, serta infeksi yang mungkin
terjadi.
Pada kasus pengobatan yang tidak efektif pada saat rawat inap sebaiknya
dilakukan monitoring rawat jalan berupa fungsi organ seperti jantung dan ginjal
secara berkala. Selain itu juga dilakukan monitoring penyakit dan pengobatan
yang diterima, apabila pengobatan yang diterima belum dapat mengontrol tekanan
darah pasien dapat dilakukan peningkatan dosis obat atau menambahkan golongan
obat yang diterima.
Berdasarkan hasil penelitian, tekanan darah pasien saat melakukan rawat
inap di RS Panti Rini sebagian besar terkontrol dan stabil setelah dilakukan
pengobatan. Terdapat 2 kasus penurunan fungsi ginjal berat (eLFG <30
ml/min/1.73) dan 4 kasus pengobatan yang belum efektif terhadap luaran yang
ingin dicapai. Kelemahan dari penelitian ini adalah tidak digunakannya standar
pelayanan medik RS Panti Rini untuk mengevaluasi dosis antihipertensi dan
keterbatasan klarifikasi langsung karena sifat pengambilan data retrospektif. Saran
untuk RS Panti Rini berdasarkan evaluasi ini sebaiknya melakukan monitoring
kondisi pasien setelah pasien pulang rawat inap untuk mencegah terjadinya
komplikasi atau keparahan penyakit.
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KESIMPULAN
28 dari 30 subyek masih memiliki fungsi ginjal yang baik (eLFG> 30
ml/min/1,73) walaupun sudah mengalami penurunan nilai namun tidak
memerlukan penyesuaian dosis obat antihipertensi. Pengobatan yang dilakukan
sebagian besar sudah sesuai dengan guideline DIH edisi 24, Perki, dan Perdossi.
Terdapat 2 dari 30 kasus eLFG pada pasien berada di bawah 30 ml/min/1,73m2
dan 4 dari 30 kasus memiliki luaran yang belum tercapai. Dengan demikian hasil
evaluasi dosis obat antihipertensi pasien rawat inap berdasarkan fungsi ginjal di
RS Panti Rini adalah efektif.
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
American Pharmacists Association (APhA), 2015. Drug Information Handbook
(24 ed.). USA: Lexicomp. pp. 119,120,327-329, 609-612, 910-912, 2062-
2065.
Arrigo, M., Bettex, D., & Rudiger, A., 2014. Management of Atrial Fibrillation in
Critical Ill Patient. (M. J. Schultz, Penyunt.) Hindawi, 2014, 1-6.
doi:10.1155/2014/840615
Ashley, C. and Currie, A. 2009. Renal Drug Handbook. 3rd edn. New York:
Radcliffe Publishing.
Baharudin, Kabo, P., dan Suwandi, D., 2013. Perbandingan Efektivitas Dan Efek
Samping Obat Anti Hipertensi Terhadap Penurunan Tekanan Darah
Pasien Hipertensi. Universitas Hasanudin.
Bicalho, M. D., Soares, D. B. and Botoni, F. A., 2015. Drug-Induced
Nephrotoxicity and Dose Adjustment Recommendations : Agreement
Among Four Drug Information Sources’, pp. 11227–11240. doi:
10.3390/ijerph120911227.
Black and Hawks, 2005. Medical Surgical Nursing Clinical Magement for
Positive Outcomes. 7th edn. St. Louis: Missouri Elsevier Saunders.
Bonow, O., Carabello, F. B. A. and Erwin, F. J. P., 2014. AHA/ACC Guideline
for the Management of Patients With Valvular Heart Disease, Journal of
the American College of Cardiology. Elsevier Ltd. doi:
10.1016/j.jacc.2014.02.536.
Chan, L., Chen, C.H., Hwang, J.J., Yeh, S.J., Shyu, K.G., Lin, R.T., Li, Y.H., Liu,
L.Z., Li, J.Z., Shau, W.Y., and Weng, T.C., 2016. Cost-Effectiveness Of
Amlodipine Compared With Valsartan In Preventing Stroke And
Myocardial Infarction Among Hypertensive Patients In Taiwan.
International Journal of General Medicine vol 9:175-182.
Dipiro, J. T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., Posey, L.M.,
2008. Pharmacotherapy Apathophysiologic Approach. United State: Mc-
Graw Hill Education. pp. 101-120.
Dirjen Binfarkes, 2006. Pedoman Pelayanan Farmasi (Tata Laksana Terapi
Obat) Untuk Pasien Geriatri. Jakarta: departemen kesehatan RI.
Drummer, O. H. et al., 1987. The Pharmacokinetics of Captopril and Captopril
Disulfide Conjugates in Uraemic Patients on Maintenance Dialysis :
Comparison with Patient with Normal Renal Function. Euro: Clin
Pharmacol.
Fenty, 2010. Laju Filtrasi Glomerulus pada Lansia Berdasarkan Tes Klirens
Kreatinin dengan Formula Cockroft-Gault, Cockroft-Gault Standardisasi,
dan Modification of Diet in Renal Disease, Jurnal Penelitian Vol. 13,
No. 2, pp. 217–226.
Glassock, R. J. and Rule, A. D., 2013. The Impllications of Anatomical and
Functional Changes of The Aging Kidney : With An Emphasis on The
Glomeruli, NIH Public Access, 82(3), pp. 270–277. doi:
10.1038/ki.2012.65.
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Glassock, R. J. and Rule, D., 2016. Aging and the Kidneys : Anatomy ,
Physiology and Consequences for Defining Chronic Kidney Disease,
92677, pp. 25–29. doi: 10.1159/000445450.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2013. Riset Kesehatan Dasar.
http://www.depkes.go.id/ diakses pada tanggal 14 Juli 2017.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2015. Profil Kesehatan Indonesia.
Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Kidney Disease Improving Global Outcome (KDIGO), 2013, 2012 Clinical
Practice Guideline for the Evaluation and Management of Chronic
Kidney Disease, Official Journal of The International Society of
Nephrology, Vol. 3. p. 6.
Lujambio, I., Sottolano, M., Luzardo, L., Robaina, S., Krul, N., Thijs, L., et al.,
2014. Estimation of Glomerular Filtration Rate Based on Serum Cystatin
C Versus Creatinine in A Uruguayan Population, International Journal
of Nephrology, 2014. doi: 10.1155/2014/837106.
Nasution, A., 2015. Farmakokinetik Klinik. Medan: USU Press.
Naughton, C.A., 2008. Drug Induce Nephrotoxicity, American Academy of
Family Phyicians, volume 78, number 6.
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia (Perki), 2015. Pedoman
Tatalaksana Hipertensi pada Penyakit Kardiovaskular, Kementrian
Kesehatan RI. pp. 8-14.
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia (Perki), 2015. Pedoman
Tatalaksana Sindrom Koroner Akut, Kementrian Kesehatan RI. pp. 8,30-
35.
Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi), 2011. Guideline Stroke.
Kementrian Kesehatan RI.
Verdiansah, 2016. Pemeriksaan Fungsi Ginjal. CDK-237/ vol. 43 no. 2, 148-154.
Wells, B. G., Dipiro, J.T., Schwinghammer, T.L., Dipiro, C.V., 2015.
Pharmacotherapy Handbook. 9th edn. United State: Mc-Graw Hill
Education. pp.75-100, 120-125.
WHO, 2013. ‘World Health Statistic 2013’, http://www.who.int/en/ diakses pada
tanggal 15 Juli 2017.
Willems, J. M., Vlasveld, T., Elzen, W.P., Westendorp, R.G., Rabelink, T.J.,
Craen, A.J., et al., 2013. Performance of Cockcroft-Gault , MDRD , and
CKD-EPI in Estimating Prevalence of Renal Function and Predicting
Survival in The Oldest Old, BMC Geriatrics. BMC Geriatrics, 13(1), p.
1. doi: 10.1186/1471-2318-13-113.
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
Lampiran 1. Ethical Clearance
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e. Dosis adalah kekuatan obat yang diberikan dan frekuensi pemberian obat
antihipertensi.
f. Luaran yang akan dicapai pada pasien terdiagnosis hipertensi dan penyakit
jantung adalah sistolik pada sedangkan pada pasien terdiagnosis stroke adalah
MAP (Mean Arterial Pressure).
g. Pengobatan dianggap sesuai ketika pengobatan yang diberikan sesuai
berdasarkan evaluasi dosis dengan DIH edisi 24, Perki, dan Perdossi.
h. Pengobatan dianggap efektif ketika pengobatan yang diberikan dapat mencapai
luaran yang diharapkan.
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
RPO RM/
Nama JK Umur Tanggal Masuk Tanggal Keluar Diagnosis
Kode
228844
L 54 17-3-12017 20-3-2017 Hipertensi Maligna Captopril
HT3
Hasil Laboratorium Tanggal
Hasil Nilai Normal Satuan 17 18 19 20
FUNGSI GINJAL
Ureum 15-43 mg/dl 30
Kreatinin 0,7-1,3 mg/dl 0,89
LFG - ml/min/1,73 89,08
TEKANAN DARAH
Pagi - 160/100 140/100 160/95
Siang - - - 140/90
mmHg
Sore 167/80 140/90 170/100
Malam - - -
Obat Kekuatan Frekuensi
Amlodipin 5 mg 1x1 I I
KSR 2x1 II II II
Valesco 80 mg 1x1 I I I
mefenamat 500 mg 2x1 II I
Furosemid 40 mg 1x1 x x x
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
RPO RM/
Nama JK Umur Tanggal Masuk Tanggal Keluar Diagnosis
Kode
Epistaksis 235282
P 49 5-1-2017 6-1-2017 -
HT emergency HT4
Hasil Laboratorium Tanggal
Hasil Nilai Normal Satuan 5 6
FUNGSI GINJAL
Ureum 15-43 mg/dl 34
Kreatinin 0,7-1,3 mg/dl 1
LFG - ml/min/1,73 58,93
TEKANAN DARAH
Pagi 200/120 140/90
Siang 180/110 130/90
mmHg
Sore 140/80 -
Malam -
Obat Kekuatan Frekuensi
Diltiazem 30mg 3x1 III I
Proneuron 2x1 - I
Furosemid iv 40mg 1x1 X X
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
RPO RM/Kod
Nama JK Umur Tanggal Masuk Tanggal Keluar Diagnosis
e
Hemipares sinistra dd Amlodipi 249818
P 57 7-1-2017 12-1-2017
SNH n 5 mg S11
Hasil Laboratorium Tanggal
Nilai
Hasil Satuan 7 8 9 10 11 12
Normal
FUNGSI GINJAL
Ureum 15-43 mg/dl 26
Kreatinin 0,7-1,3 mg/dl 1,04
ml/min/1,7
LFG - 54,62
3
TEKANAN DARAH
- 200/12 150/9 170/10 150/90
Pagi 130/85
0 0 0
- 180/10 - 160/12 130/90
Siang -
0 0
mmHg
180/10 180/10 140/9 150/80 150/10
Sore -
0 0 0 0
- - 150/9 150/80 150/90
Malam -
0
Obat Kekuatan Frekuensi
Ranitidin 2x1 II II II II
Candesarta
8 mg 1x1 I I I I
n
Apton 100 mg 1x1 I I I I
Citicolin iv 250 mg 2x250 mg xx xx xx xx x
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
RPO RM/
Nama JK Umur Tanggal Masuk Tanggal Keluar Diagnosis
Kode
HT emergency Amlodipin 242205
P 85 10-3-2017 15-3-2017
Susp TIA dd SNH dd SH 10 mg S15
Hasil Laboratorium Tanggal
Hasil Nilai Normal Satuan 10 11 12 13 14 15
FUNGSI GINJAL
Ureum 15-43 mg/dl 42
Kreatinin 0,7-1,3 mg/dl 0,7
LFG - ml/min/1,73 79,53
TEKANAN DARAH
Pagi 175/90 170/100 190/110 - 150/90 150/90
Siang 100/60 150/100 150/100 160/100 - -
mmHg
Sore 160/100 160/80 160/100 160/100 - -
Malam 200/100 160/90 150/100 - 140/80 -
Obat Kekuatan Frekuensi
Renapar 2x1 II II II II II
Candesartan 8 mg 1x1 I I I I I
Amlodipin 5 mg 1x1 I I
Furosemid iv 40 mg 1x1 x x X x x
Asam tranexamat iv 500 mg 3x500 mg xxx xxx Xxx xxx x
Neulin iv 250 mg 2x250 mg xx xx Xx xx xx
Dexpira iv 3 gram 2x3 gram xx xx Xx xx xx
Ranitidin iv 2x1 xx xx Xx stop
Manitol iv 125 cc 4x125 cc xxxx xxx Xx x stop
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BIOGRAFI PENULIS
Maria Kusuma Wahyu Pervitasari lahir di
Yogyakarta, 3 Juni 1995 merupakan anak kedua dari dua
bersaudara dari pasangan Caecilia Wahyu Estiniing
Rahayu dan A.M. Sajarwadi. Penulis telah menempuh
pendidikan dari SD Kanisius Demangan Baru pada tahun
2002-2008, SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada tahun
2008-2011, SMA Negeri 8 Yogyakarta pada tahun 2011-
2014, kemudian melanjutkan ke perguruan tinggi
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
pada tahun 2014. Selama menempuh pendidikan di Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta, penulis aktif dalam kegiatan kemahasiswaan antara lain
Pharmacy Performance pada 2016. Selain itu, penulis juga mengikuti berbagai
macam lomba taekwondo dari tingkat regional sampai tingkat nasional salah satunya
mendapatkan juara 2 dalam Kejuaraan Nasional Sleman dalam rangka HUT Sleman
ke-102. Penulis juga pernah mengikuti lomba Pharmanova dalam bidang formulasi
sediaan dan berhasil menjadi semifinalis. Penulis juga aktif dalam organisasi tingkat
universitas salah satunya menjadi bendahara dalam UKM Taekwondo. Penulis juga
pernah mengikuti kepanitiaan kegiatan antar budaya yaitu menjadi LO dalam Pekan
Budaya Tionghoa di Yogyakarta. Selain itu, penulis juga aktif dalam kegiatan sosial
seperti baksos yang diadakan oleh YPMJ dan universitas. Penulis juga mengikuti
kegiatan kepramukaan tingkat DIY sejak tahun 2012 hingga saat ini menjadi
koordinator divisi pencarian dana.
49