Anda di halaman 1dari 25

-GAMBARAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA

TINDAKAN OPERASI CAESAR DI KLINIK PURI AGUNG


MAGELANG TAHUN 2019
PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan
Pendidikan Program Studi Diploma 3 Farmasi

Disusun Oleh :
Putraka Sukma Harjuna,SH
RPL19484010

PROGRAM STUDI D3 FARMASI


POLITEKNIK KESEHATAN BHAKTI SETYA INDONESIA
YOGYAKARTA
2020

i
HALAMAN PERSETUJUAN

NAMA : Putraka Sukma Harjuna, SH


NIM : RPL19484010
PROGRAM STUDI : D3 FARMASI
JUDUL KTI : GAMBARAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA
TINDAKAN OPERASI CAESAR DI KLINIK PURI
AGUNG MAGELANG TAHUN 2019

Proposal Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing untuk
Program Studi D3 Farmasi Politeknik Kesehatan Bhakti Setya Indonesia
Yogyakarta

Yogyakarta, Januari 2020

Disetujui oleh

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

(Farisya Nurhaeni, M.Sc., Apt) (Iramie Duma Kencana Irianto, M.Sc., Apt)

Mengetahui

Ketua Program Studi D3 Farmasi

(Ana Mardiyaningsih, M.Sc., Apt)

ii
HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Putraka Sukma Harjuna, SH

NIM : RPL19484010

Dengan ini menyatakan bahwa proposal KTI saya dengan judul


GAMBARAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA TINDAKAN OPERASI
CAESAR DI KLINIK PURI AGUNG MAGELANG TAHUN 2019

Tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar


kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepengetahuan saya juga tidak
terdapat karya tulis atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh
orang lain , kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebutkan dalam daftar pustaka. Demikian pernyataan ini dibuat dengan
sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya

Yogyakarta, Januari 2020

Yang Menyatakan

(Putraka Sukma Harjuna, SH)

RPL19484010

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena rahmat dan karunia-Nya,
penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan Karya Tulis Ilmiah
yang berjudul “GAMBARAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA
TINDAKAN CAESAR DI KLINIK PURI AGUNG MAGELANG”. Karya Tulis
Ilmiah ini merupakan salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh gelar
Ahli Madya Farmasi di Program Studi D III Farmasi Politeknik Kesehatan
Bhakti Setya Indonesia Yogyakarta.

Terlaksananya penelitian dan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas
dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Oleh karena itu, tidak lupa saya
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dra. Hj. Yuli Puspitorini, M.Si selaku direktur Politeknik Kesehatan
Bhakti Setya Indonesia Yogyakarta.
2. Ibu Ana Mardianingsih, M.Sc., Apt selaku Kepala Program Studi D3
Farmasi Politeknik Kesehatan Bhakti Setya Indonesia Yogyakarta.
3. dr.Sunarko Sp.OG (K) selaku pemilik Klinik Puri Agung Magelang.
4. Ibu Farisya Nurhaeni, M.Sc., Apt selaku dosen pembimbing 1 yang
telah bersedia memberikan waktu, saran dan sumbangan pemikiran
serta memberikan pengarahan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
ini.
5. Ibu Iramie Duma Kencana Irianto, M.Sc., Apt selaku dosen pembimbing
2 yang telah memberikan waktu, saran, pemikiran dan arahan dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Teman – teman apotek Agung Husada yang selama ini selalu
mendukung.
7. Dokter – dokter yang telah memberikan dukungan dan doa.
8. Seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini
yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

iv
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun untuk menyempurnakan lebih lanjut. Penulis berharap semoga
Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak.

Yogyakarta, 31 Desember 2019

Penulis

(Putraka Sukma Harjuna, SH)

v
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................................. ii


HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................................................iii
KATA PENGANTAR ..............................................................................................................iv
DAFTAR ISI.............................................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 3
C. Tujuan ............................................................................................................................ 3
D. Manfaat .......................................................................................................................... 3
E. Keaslian Penelitian ...................................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................... 6
A. Teori Masalah yang Diteliti ......................................................................................... 6
BAB III METODE PENELITIAN......................................................................................... 13
A. Jenis Penelitian .......................................................................................................... 13
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................................... 13
C. Subyek Penelitian ...................................................................................................... 13
D. Obyek Penelitian ........................................................................................................ 13
E. Populasi dan Sampel................................................................................................. 13
F. Definisi Operasional................................................................................................... 14
G. Instrumen Penelitian .................................................................................................. 14
H. Jalannya Penelitian .................................................................................................... 15
I. Pengolahan Data dan Analisis ................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 13

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Teori 1 .............................................................................................. 11

Gambar 2. Kerangka Konsep 1............................................................................... 12

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Data Keaslian Penelitian 1 ..................................................................................... 4

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Seiring berkembangnya teknologi kesehatan, banyak terjadi perubahan-
perubahan penanganan kesehatan di Indonesia yang semula memakai cara
tradisonal berubah menjadi modern. Tindakan persalinan yang semula hanya
secara normal menggunakan dukun bayi atau bidan meningkat menjadi Caesar
atau sectio caesaria.Data yang didapatkan dari RSI YAKSSI Gemolong
Kabupaten Sragen menunjukkan kasus persalinan section caesarea pada tahun
2008 menunjukkan prosentasese besar 60,52% dari 694 persalinan yaitu
sebanyak420 persalinan sectiocaesarea. Pada tahun 2009 jumlah persalinan
sectio caesarea meningkat menjadi 66,91% dari 792 persalinan yaitu sebanyak
530 persalinan section caesarea (RSI YAKSSI Gemolong ,2010).(Mulyawati et
al., 2011)
Persalinan dengan operasi caesarea ditujukan untuk indikasi medis
tertentu,yang terbagi atas indikasi untuk ibu dan indikasi untuk bayi.
Persalinan caesarea atau bedah Caesar harus dipahami sebagai alternatif
persalinan ketika dilakukan persalinan secara normal tidak bias lagi
(Patricia,2005;Irwan,2009; Lang,2011).Meskipun 90% persalinan termasuk
kategori normal atau tanpa komplikasi persalinan, namun apabila terjadi
komplikasi maka penanganan selalu berpegang teguh pada prioritas
keselamatan ibu dan bayi.Operasi caesarea ini merupakan pilihan persalinan
yang terakhir setelah dipertimbangkan cara-cara persalinan per vaginam
tidak layak untuk dikerjakan (Akhmad,2008;Asamoah et.al.,2011).
Penyebab persalinan dengan bedah caesarea ini bias karena
masalah dipihak ibu maupun bayi.Terdapat dua keputusan bedah
caesarea,pertama keputusan bedah caesarea yang sudah di diagnose
sebelumnya.Penyebabnya antara lain bayi sungsang, sebagian kasus mulut

1
tertutup plasenta,bayi kembar,kehamilan pada usia lanjut,sesar
sebelumnya,dan sebagainya. Kedua adalah keputusan yang diambil tiba-tiba
karena tuntutan kondisi darurat.Contoh kasus ini antaralain, persalinan
berkepanjangan,bayi belum lahir lebih dari 24 jam sejak ketuban pecah,
kontraksi terlalu lemah dan sebagainya (Akhmad,2008).
Penyembuhan luka pasca operasi caesarea kira-kira satu
minggu,sedangkan pemulihan rahim kira-kira tiga bulan. Rasa nyeri
mungkin masih terasa sampai enam bulan dengan intensitas ringan yang
disebabkan oleh simpul benang pada fascia(sarung otot)sedangkan lama
penyembuhan caesarea berlanjut selama satu tahun atau lebih hingga bekas
luka merekat kuat(Valleria, 2009).Faktor– factor yang mempengaruhi
penyembuhan luka adalah factor local yang terdiri dari praktek management
luka, hipovelemia,infeksidan adanya benda asing. Sedangkan faktor umum
terdiri dari usia,nutrisi, steroid, sepsis, penyakit ibu seperti anemia,diabetes
dan obat-obatan(Putra,2013).
Wanita yang melakukan bedah caesarea memiliki resiko infeksi lebih
besar 5-20 kali lipat dibandingkan persalinan normal (Purnamaningrum, 2013).
Resiko infeksi dari tindakan bedah caesarea tersebut dapat diturunkan dengan
adanya pemberian antibiotic profilaksis.Pemberian antibiotic kini dapat
menurunkan resiko endometritis sebesar 60-70% dan menurunkan resiko luka
infeksi sebesar 30-65%(Prasetya, 2013).
Beberapa penelitian telah menunjukan bahwa meskipun nyeri telah
dikelola dengan baik,kira-kira 70% pasien yang mengalami nyeri akut sedang
berlanjut menjadi nyeri akut hebat setelah dua hari pasca bedah
(Owen,McMillan,&Rogowski, 1995,dalam Fink,2006). Pemberian parasetamol
merupakan terapi farmakologi yang dapat digunakan dalam dunia kedokteran
anestesi terutama untuk pereda rasa nyeri akut pasca operasi. Parasetamol
merupakan analgesic yang telah terbukti efek analgesic dan antipiretiknya,
demikian pula dengan keamanannya. Obat ini memiliki aktivitas sebagai
analgesik, tetapi anti inflamasinya sangat rendah.

2
Berdasarkan data diatas penulis merasa tertarik untuk mengetahui
gambaran penggunaan obat antibiotikpada tindakancaesarea di Klinik Puri
Agung Kota Magelang.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran penggunaan obat antibiotik pada tindakan
caesarea di Klinik Puri Agung.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pemakaian obat antibiotic pada pada
tindakancaesarea di Klinik Puri Agung.
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui gambaran obat antibiotic yang digunakan pada
pasien pada saat tindakan caesaria meliputi macam serta kegunaan
dari masing- masing item obat tersebut.

D. Manfaat
1. Bagi Ilmu pengetahuan
Memberikan sumbangan ilmu pengetahuan tentang gambaran
penggunaan obat antibiok pada tindakan caesarea yang di rawat inap,
sehingga dapat dijadikan pedoman bagi penelitian selanjutnya.
2. Bagi Institusi
Dapat memberikan tambahan informasi yang dapat digunakan
sebagai referensi, untuk membuat formularium/standar terapi obat
antibiotic pada tindakan caesarea di Klinik PURI AGUNG.
3. Bagi masyarakat
Sebagai salah satu sumber informasi kesehatan tentang obat
pengobatan tindakan caesarea.

3
E. Keaslian Penelitian
Berikut penelitian-penelitian sebelumnya yang membedakan dengan
penelitian yang dilakukan oleh penulis, seperti yang tercantum pada Tabel 1.

Tabel 1 Data keaslian Penelitian 1

No Nama Judul Penelitian Perbedaan Hasil


Peneliti
1 Ni Komang Evaluasi Desain Jenis Obat yang
Trisna Dewi Penggunaan Penelitian, paling digunakan
(2007) Obat Pada waktu,Tempat adalah
pasien pasca dan amoksisilin,
bedah caecar di Responden Methylergometrin,
Bangsal Timur Dan asam
Rumah Sakit mefenamat
sanglah Masing-masing
Denpasar sebanyak 100%
Periode Februari
2007

2 Imaculada de Efektivitas Desain Penggunaan


Fatima Penggunaan Penelitian, Obat Antibiotik
Pereira Antibiotik Pasca waktu,Tempat Pasca operasi
Saldanha Operasi Pada dan yang Digunakan
(2016) Pasien Bedah Responden di Rumah Sakit
Caesar di Nasional Guido
Rumah Sakit Valadares Tahun
Nasional Guido 2015
Valadares Tahun menunjukkan
2015 bahwa 49%
efektif

4
3 Putri Miranti, Analisis Pola Waktu,Tempat Pola Pengobatan
Ingenida Pemgobatan Dan Antibiotik dan
Hadning Antibiotik dan Responden. Analgesik pada
(2017) Analgesik Pada pasien JKN
Partus Dengan sudah sesuai
Sectio Caesarea dengan guideline
Di Rumah Sakit
Jogja Periode
Tahun 2015

Angka persalinan melalui sectio caesaria di amerika serikat telah


meningkat empat kali lipat, dari 5,5 per 100 kelahiran pada tahun 1970
menjadi 22,7 per 100 kelahiran pada tahun 1985. Insiden operasi section
caesarea dalam masing- masing unit obstetric bergantung pada populasi
pasien dan sikap dokter. Sekarang ini angkanya berkisar antara 10 sampai
40 persen dari semua kelahiran, karena section caesarea telah ikut
mengurangi angka kematian perinatal. Angka persalinan section caesarea
yang ada sebenarnya terlalu tinggi sehingga ada berbagai upaya untuk
menguranginya karena meningkatnya morbiditas dan mortalitas ibu(Ensor et
al., 2010)(Mulyawati et al., 2011).

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Masalah yang Diteliti


A. Caesarea
Caesare atau yang sering disebut bedah cesar atau section caesarea
berasal dari bahasa latin caedere yang berarti memotong atau
menyayat.Dalam ilmu obstetrik,istilah tersebut mengacu pada tindakan
pembedahan yang bertujuan melahirkan bayi dengan membuka dinding perut
dan rahim ibu (Todman,2007; Lia et.al,2010).
caesarea adalah suatu pembedahan guna melahirkan anak lewat
insisi pada dinding abdomen dan uterus. Pembedahan caesarea secara
profesional yang dilakukan pertama kali di Amerika Serikat pada tahun 1827.
sebelum tahun 1800 sesarea jarang dikerjakan dan biasanya fatal. Di London
dan Edenburgh pada tahun 1877, dari 35 pembedahan caesarea terdapat 33
kematian ibu.menjelang tahun 1877 sudah dilakukan 77 kali pembedahan
caesarea di Amerika Serikat. Angka mortalitasnya 52% yang terutama
disebabkan oleh infeksi dan pembedahan. ( Oxorn, 2003 )(Wiarti
Handayani,Basirun Al Ummah, 2010)

B. Obat Pasca Bedah Caesar


Antibiotik dianjurkan pada persalinan dengan Caesarea karena dapat
mencegah atau mengurangi kejadian infeksi pasca bedah yang disebabkan
oleh kuman pada saat operasi. Antibiotik yang dapat digunakan untuk pasien
Caesarea adalah ampisillin atau dari golongan sefalosporin. Antibiotik
merupakan obat yang memakan biaya tertinggi dari biaya perbekalan farmasi
yaitu sekitar 12-44% (Andayani,2005). (Putri Miranti, 2013)

Pengetahuan tentang nyeri penting untuk menyusun program


penghilangan nyeri pasca bedah. Derajat nyeri dapat diukur dengan macam-

6
macam cara, misalnya tingkah laku pasien, skala verbal dasar (VRS, Verbal
Rating Scales), skala analog visual(VAS, Visual analogue Scales).

Studi observasional yang menilai status gizi dan dampaknya pada


pasien bedah yang dilakukan oleh Sulistyaningrum & Puruhita (2007)
menemukan semakin baik IMT, semakin cepat penyembuhan luka operasi dan
semakin tinggi albumin, semakin cepat penyembuhan luka operasi. Sementara
penelitian yang dilakukan oleh Ijah (2009) menunjukkan adanya pengaruh
status gizi secara signifikan terhadap penyembuhan luka dan lama rawat
inap(Said, Taslim, & Bahar, 2013)

Kesembuhan luka operasi sangat dipengaruhi oleh suplai oksigen dan


nutrisi ke dalam jaringan (Kartinah, 2006). Oksigen yang berikatan dengan
molekul protein hemoglobin diedarkan ke jaringan dan sel-sel tubuh melalui
sistem peredaran darah (Anonim, 2007). Oksigen ini berfungsi selain untuk
oksidasi biologi juga oksigenasi jaringan (Guyton, 2002)(Sulastri, 2007).

C. Resep
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi, kepada
apoteker, baik dalam bentuk paper maupun electronik untuk menyediakan dan
menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan yang berlaku(MenkesRI,
2016).
Pelayanan Resep dimulai dari penerimaan, pemeriksaan
ketersediaan, pengkajian Resep, penyiapan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai termasuk peracikan obat,
pemeriksaan, penyerahan disertai pemberian informasi. Pada setiap tahap
alur pelayanan resep dilakukan upaya pencegahan terjadinya kesalahan
pemberian obat (medication error).

Kegiataniniuntuk menganalisa adanya masalah terkait Obat,bila


ditemukan masalah terkaitObat harus dikonsultasikan kepada dokter penulis
Resep. Apoteker harus melakukan pengkajian Resep sesuai persyaratan

7
administrasi, persyaratan farmasetik,dan persyaratan klinisbaik untuk
pasienrawatinapmaupunrawat jalan.

Persyaratan administrasi meliputi:

a.Nama, umur, jenis kelamin, berat badan dan tinggi badan pasien;

b.Nama, nomor ijin, alamat dan paraf dokter;

c.TanggalResep; dan

d.Ruangan/unit asal Resep.

Persyaratan farmasetik meliputi:

a. NamaObat, bentuk dan kekuatan sediaan;

b. Dosis dan JumlahObat;

c. Stabilitas; dan

d. Aturan dan cara penggunaan.

Persyaratan klinis meliputi:

a.Ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaanObat;

b.Duplikasi pengobatan;

c. Alergi dan Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD);

d.Kontraindikasi; dan

e. InteraksiObat.

(MenkesRI, 2015)

D. Rumah Sakit

8
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatanperorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat(MenkesRI, 2016).

E. RSIA Puri Agung


Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 72 Tahun 2016
tentang definisi rumah sakit adalahinstitusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatanperorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat(MenkesRI,
2016).
RSIA Puri Agung terletak di Jl. Pahlwan No.119 Potrobangsan
Magelang Utara Kota Magelang dengan luas tanah 970 M2 SHM No. 2258
atas nama dr. Sunarko Purwoatmojo, SpOG yang diperoleh tahun 2000 dan
disekitar Potrobangsan belum ada Apotik atau fasilitas pelayanan kesehatan
selain Puskesmas, maka beliau yang sebelumnya praktek di Apotik rekanan
memutuskan untuk mendirikan Apotik dan Praktek Dokter Bersama milik
pribadi.

Tahun 2001 mulailah berdiri Apotik Agung Husada dan Praktek


Bersama Dokter Ahli. Adapun dokternya terdiri dari Dokter Spesialis Obstetri
Ginekologi, Spesialis Anak, Spesialis Bedah, Spesialis Dalam dan Dokter
Umum .
Seiring berjalannya waktu banyaknya pasien Kandungan dan
Kebidanan yang sudah menjadi pasien tetap dan ingin mendapat pelayanan
persalinan dengan bantuan dr, Sunarko,Sp.OG sehingga banyak pasien yang
tidak dapat terlayani dengan baik disebabkan oleh Rumah Sakit yang dipilih
oleh pasien berbeda-beda sehingga waktu dan tenaga yang dibutuhkan lebih
banyak.
Di Kecamatan Magelang Utara belum ada Klinik Bersalin dengan
pelayanan dokter spesialis, oleh sebab itu karena syarat mendirikan harus

9
berbadan hokum maka dibuatlah Yayasan Puri Agung tahun 2007, kemudian
bulan Maret 2008 keluar ijin resmi berdiri Rumah Bersalin Puri Agung dengan
kapasitas 5 Tempat Tidur, pelayanan rawat jalan, rawat inap persalinan
spontan fisologis/patologis, curettage.
Pada beberapa kasus persalinan patologis emergency pasien
memerlukan tindakan operasi maka RB. Puri Agung bekerjasama dalam
penggunaan kamar operasi dan team operasi dengan Rumah Sakit Islam Kota
Magelang dimana dr. Sunarko, SpOG sekaligus sebagai Dokter Operator di
RS tersebut, sedangkan perawatan pasca operasi pasien dibawa kembali ke
RB. Puri Agung.
Berdasarkan saran dan kritik dari pasien karena pelayanan tersebut
dan semakin meningkatnya jumlah pasien yang melebihi kapasitas maka RB.
Puri Agung mengembangkan diri dengan menambah fasilitas sarana
prasarana menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak Puri Agung diatas tanah seluas
970 M2 dengan luas bangunan 759 m2. RSIA dibangun 2 lantai; luas bangunan
utama lt.I 382.75 M2 dan Lt.II 376.25 M2 yang mendapat ijin sementara dari
Walikota Magelang pada Oktober 2013 masa berlaku sampai November 2015.
Setelah berakhirnya masa berlaku ijin RSIA, ijin perpanjangan
operasional RSIA belum mendapat ijin kembali disebabkan ada beberapa
sarana prasarana yang belum dapat dilengkapi diantaranya : Jumlah kamar
dan Tempat tidur minimal 25 TT, Radiologi, DC Shock, Dapur produksi yang
memenuhi syarat dan Sumber Daya Manusia sesuai peraturan perijinan. Oleh
karena itu maka Dinas Kesehatan memberikan ijin menjadi Klinik Utama Puri
Agung mulai Desember 2015 sampai tahun 2020.

10
B. Kerangka Teori
Kerangka teori pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1 berikut ini

Gambar 1 kerangka Teori 1

Rumah
RumahSakit
Sakit

Rawat Inap Rawat Jalan

Pasien Post Caesarea

Terapi Pengobatan

Antibiotik Analgesic

11
C. Kerangka Konsep

Kerangka konsep pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2 berikut

Gambar 2 Kerangka Konsep 1

Rumah Sakit

Rawat Inap Rawat Jalan

Pasien Post Caesarea

Terapi Pengobatan

Antibiotik Analgesic

Prosentase( %) Prosentase( %)

12
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif,dengan
cara menjabarkan bagaimana pola peresepan antibiotic yang diberikan pada
pasien bedah.Metode pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan secara
retrospektif,dengan mengambil data dari rekam medis pada pasien bedah
appendiks pada tahun 2018 di RSIA Puri Agung Kota Magelang.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi Penelitian di RSIA Puri Agung Kota Magelang selama bulan
Februari 2020 sampai selesai.

C. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitianini adalah data pasien yang tercatat dalam
rekam medis pada tahun 2019.

D. Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah pasien yang menjalani bedah appendicitis.

E. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh data pasien appendiks yang
tercatat dalam rekam medis di di RSIA Puri Agung Kota Magelang
sebanyak 269 populasi
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah semua populasi yang tercatat dalam
data rekam medis yang memenuhi criteria inklusi.Jumlah sampel yang
tercatat dalam data rekam medis di RSIA Puri Agung Kota Magelang tahun
2019 sebanyak 161 sampel

13
F. Definisi Operasional
Jenis operasi yang dilakukan dalam bedah Appendiks adalah operasi
bedah bersih kontaminasi yaitu operasi membuka traktus digestive,traktus
biller,traktus respiratorius sampai dengan orofaring atau traktus reproduksi
kecuali ovarium.
1. Pola peresepan obat antibiotic profilaksis pada pasien bedah appendiks
adalah gambaran peresepan obat antibiotic profilaksis yang digunakan
dalam bedah appendiks yang meliputi golongan obat,jenis obat,dosis,rute
pemberian dan waktu pemberian.
2. Pasien bedah apendisitis adalah pasien dengan diagnose apendisitis dan
tindakan apendectomi.
3. Antibiotik Profilaksis adalah golongan antibiotic yang diberikan kepada
pasien bedah 1 jam sebelum atau sesudah dilakukan operasi/bedah.
4. Dosis Pemberian Obat adalah takaran pemberian obat antibiotik
profilaksis yang diberikan kepada pasien bedah dalam satuan berat
(gram,milligram,microgram),atau satuan isi (liter,milliliter),atau unit-unit
(unit internasional)
5. Frekuensi Pemberian Obat adalah banyaknya pemakaian obat dalam
selang waktu tertentu,seperti 3x1 tab yang maksudnya diberikan atau
diminum 3 kali dalam sehari (1 tablet).
6. Waktu Pemberian Obat adalah waktu pemberian antibiotic sebelum
dilakukan pembedahan (missal 30 menit sebelum dilakukan
pembedahan).
7. Rute Pemberian adalah cara pemberian antibiotic profilaksis yang
diberikan.
8. ICD (International Statistical of Diseases)adalah suatu system klasifikasi
penyakit beragam jenis tanda ,simptoma,kelainan complain,dan
penyebab eksternal penyakit.

G. Instrumen Penelitian
Instrumen Penelitian yang digunakan adalah data rekam medis dan
catatan operasi pasien.Data tersebut meliputi nomer rekam medis,nomer

14
catatan operasi,tanggal operasi,usia pasien,jenis kelamin,jenis antibiotik yang
digunakan,dosis antibiotic,dan waktu pemberian antibiotic.

H. Jalannya Penelitian
1. Pengajuan Proposal dan Perizinan
Sebelum dilakukan penelitian di RSIA Puri Agung Kota Magelang,peneliti
harus mengajukan proposal dan surat penghantar dari kampus ke RSIA
Puri Agung Kota Magelang untuk mendapatkan ijin penelitian.Surat
penghantar dapat didapatkan dibagian panitia KTI prodi D3 Farmasi
Poltekes BSI.selain mengajukan proposal dan surat penghantar dari
kampus,peneliti juga menyertakan ethical clearance yang dapat dilakukan
di Komite Etik Penelitian Politeknik Kesehatan Yogyakarta.
2. Pengumpulan Data
Setelah mendapatkan surat izin penelitian dari RSIA Puri Agung Kota
Magelang,hal selanjutnya yang dilakukan adalah penelusuran data operasi
pasien di RSIA Puri Agung Kota Magelang pada tahun 2019.Data yang
dapat dicatat meliputi nomer rekam medis,nomer catatan operasi,tanggal
operasi,usia pasien,jenis kelamin,jenis antibiotik yang digunakan,dosis
antibiotic,dan waktu pemberian antibiotic.Pelaksanaan dimulai dari tanggal
1 Februari 2020 sampai selesai.Data yang didapat kemudian diolah dan
diteliti.

I. Pengolahan Data dan Analisis


Data yang diperolah akan dianalisa secara deskriptif yaitu dilakukan
dengan cara mendeskripsikan keadaan secara obyektif kedalam bentuk :
1. Tabulasi
Tabulasi adalah menyusun dan menyajikan data penelitian yang berupa
data nomer rekam medis,nomer catatan operasi,tanggal operasi,usia
pasien,jenis kelamin,jenis antibiotik yang digunakan,dosis antibiotic,dan
waktu pemberian antibiotic dalam bentuk table.

15
2. Deskriptif
Deskriptif adalah menggambarkan suatu keadaan berdasarkan kondisi dan
data yanf diperoleh.

16
DAFTAR PUSTAKA

17

Anda mungkin juga menyukai