Anda di halaman 1dari 30

PROPOSAL DESAIN INOVATIF

“PENGARUH PEMBERIAN TERAPI AROMATERAPI LAVENDER DAN


RELAKSASI GENGGAM JARI TERHADAP SKALA NYERI LUKA
OPERASI PADA PASIEN DENGAN POST OPERASI DI RUANG
SAMBILOTO, RS TK II KARTIKA HUSADA”

DISUSUN OLEH :

EDWARD JULIARDO (201133019)


LIDIA HAPIYALA YOSI (201133036)
LISA RAWINDA (201133037)
RIMA OCKTAVIA (201133056)
SIWI FAJAR UTAMI (201133064)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
VISI DAN MISI

PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK

VISI
"Menjadi Institusi Pendidikan Ners yang Bermutu dan Unggul dalam Bidang
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif di Tingkat
Regional Tahun 2020"

MISI
1. Meningkatkan Program Pendidikan Ners yang Unggul dalam Bidang
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang
Berbasis  Kompetensi.
2. Meningkatkan Program Pendidikan Ners yang Unggul dalam Bidang
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang Berbasis
Penelitian.
3. Mengembangkan Upaya Pengabdian Masyarakat yang Unggul dalam
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang Berbasis
IPTEK dan Teknologi Tepat Guna.
4. Mengembangkan Program Pendidikan Ners yang Unggul dalam Bidang
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang Mandiri,
Transparan dan Akuntabel.
5. Mengembangkan kerjasama baik lokal maupun regional.

i
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL DESAIN INOVATIF


“PENGARUH PEMBERIAN TERAPI AROMATERAPI LAVENDER DAN
RELAKSASI GENGGAM JARI TERHADAP SKALA NYERI LUKA
OPERASI PADA PASIEN DENGAN POST OPERASI DI RUANG
SAMBILOTO, RS TK II KARTIKA HUSADA”

Telah Mendapatkan Persetujuan dari Pembimbing Akademik (Clinical Teacher)


dan Pembimbing Klinik (Clinical Instructure) pada :
Hari : …………………………..…….
Tanggal : ………………………………..

Mengetahui, Pontianak, April 2021


Clinical Instructure Clinical Teacher

Selvira Febriani, S.Kep., Ners Dr. Kelana Kusuma Dharma, S.Kp., M.Kes
NIRA. 61120113993 NIP. 19770329 200501 1 001

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat, rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Proposal Desain
Inovatif yang berjudul “Pengaruh Terapi Aromaterapi dan Relaksasi Genggam
Jari Terhadap Skala Nyeri Luka Operasi Pada Pasien Post Operasi Di Ruang
Sambiloto” pada Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah.
Dalam penyusunan laporan studi kasus ini, penulis banyak mendapat
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada yang terhormat:
1. Bapak Didik Hariyadi, S.Gz., M.Si selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Pontianak.
2. Ibu Ns. Puspa Wardhani, M.Kep selaku Ketua Program Studi Sarjana
Terapan dan Ners.
3. Kepala Rumah Sakit Tk II Kartika Husada, Kabupaten Kubu Raya
4. Bapak Ns. Azhari Baedlawi, M.Kep selaku dosen koordinator mata kuliah
PKK Keperawatan Medikal Bedah Prodi Profesi Ners.
5. Bapak Dr. Kelana Kusuma Dharma, S.Kp., M. Kes selaku Pembimbing
Akademik.
6. Kepala Ruangan Sambiloto
7. Ibu Selvira Febriani, S.Kep., Ners selaku Clinical Instruktur PKK KMB di
Ruang Sambiloto
8. Semua dosen Program Studi Profesi Ners Pontianak yang telah memberikan
bimbingan dengan sabar dan wawasannya serta ilmu yang bermanfaat.
9. Teman-teman Mahasiswa Program Studi Profesi Ners Pontianak yang telah
memberikan dukungan moril dan spiritual.
Semoga laporan studi kasus ini dapat bermanfaat untuk semua pihak terutama
dalam perkembangan ilmu keperawatan dan kesehatan.
Pontianak, April 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman
VISI DAN MISI.......................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................3
A. Pengertian......................................................................................................3
B. Mekanisme....................................................................................................4
C. Manajemen....................................................................................................5
D. Teknik/Cara...................................................................................................6
BAB III. METODOLOGI.....................................................................................8
A. Topik.............................................................................................................8
B. Sub Topik......................................................................................................8
C. Kelompok......................................................................................................8
D. Tujuan Umum...............................................................................................8
E. Tujuan Khusus..............................................................................................8
F. Waktu (Tanggal Dan Jam Pelaksanaan).......................................................9
G. Tempat..........................................................................................................9
H. Setting...........................................................................................................9
I. Media/Alat Yang Digunakan......................................................................10
J. Prosedur Operasional Tindakan..................................................................10
K. Referensi.....................................................................................................13
BAB IV. LAPORAN KEGIATAN.....................................................................15
A. Pelaksanaan Kegiatan.................................................................................15
B. Faktor Pendukung.......................................................................................18
C. Faktor Penghambat.....................................................................................18

iv
D. Evaluasi Kegiatan.......................................................................................19
BAB V. PENUTUP...............................................................................................22
A. Kesimpulan.................................................................................................22
B. Saran............................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................24

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Nyeri merupakan suatu keadaan terjadinya pengalaman sensorok
dan emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan actual atau
fungsional. Nyeri dibedakan menjadi 2 kategori, yaitu nyeri akut dan
nyeri kronis (Anggarini, 2018).
Menurut SDKI PPNI (2017) Nyeri Akut adalah pengalaman
sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan
actual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
Nyeri akut dapat dideskripsikan sebagai nyeri yang terjadi setelah
cedera akut, penyakit atau intervensi bedah, dan memiliki awitan yang
cepat, dengsn intensitas yang bervariasi (ringan sampai berat) serta
berlangsung singkat (kurang dari enam bulan) dan menghilang dengan
atau tanpa pengobatan setelah keadaan 9 pulih pada area yang rusak.
Nyeri akut biasanya berlangsung singkat. Pasien yang mengalami nyeri
akut biasanya menunjukkan gejala perspirasi meningkat, denyut jantung
dan tekanan darah meningkat (Mubarak et al, dalam Anggarini, 2018).
Hal yang dapat dilakukan untuk mengontrol dan mengurangi rasa
nyeri yang dialami pasien adalah dapat dilakukan dengan teknik
farmakologi dan teknik non farmakologi. Teknik farmakologi ini sendiri
menggunakan obat-obatan yang akan beresiko jika digunakan secara
terus menerus dan berkepanjangan. Untuk itu perlu dilakukan suatu
tindakan non farmakologis untuk mengatasi dan mengontrol rasa nyeri
yang dialami pasien (Syahriani, 2020).
Penatalaksanaan terhadap nyeri dibagi menjadi dua yaitu dengan
farmakologi dan non-farmakologi. Salah satu teknik non-farmakologi
meliputi: meditasi, latihan autogenic, latihan relaksasi progresif, guided
imagery, nafasritmik, operant conditioning, biofedback, membangun
hubungan terapeutik, sentuhan terapeutik, stimulus kutaneus, distraksi
relaksasi, musik, acupressure, aromatherapy (Udkhiyah & Jamaludin,
2020)
Salah satu teknik non farmakologis yang dapat dilakukan untuk
mengatasi dan mengontrol nyeri adalah dengan cara melakukan teknik
terapi aromaterapi lavender yang dikolaborasikan dengan teknik
relaksasi genggam jari.

B. Tujuan
Tujuan penulisan Proposal Desain Inovatif ini adalah untuk
mengetahui manfaat terapi non farmakologis terapi aromaterapi lavender
dan teknik relaksasi genggam jari terhadap penurunan nyeri pada pasien
post operasi dengan luka operasi dengan diagnosa keperawatan nyeri akut.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
1. Definisi Aromaterapi
Aromaterapi adalah terapi komplementer dalam praktek keperawatan
dan menggunakan minyak esensial dari bau harum tumbuhan untuk
mengurangi masalah kesehatan dan memperbaiki kualitas hidup.
Aromaterapi lavender memiliki komponen utama yaitu linalool dan linaly
asetat yang meningkatkan gelombang alfa dalam otak dan gelombang
inilah yang mendorong dan merangsang pengeluaran hormon endorfin
sehingga menciptakan keadaan yang rileks atau menenangkan, dapat
mengatasi gangguan tidur dan juga depresi (Afriani & Fitriana, 2020).
2. Definisi Genggam Jari
Terapi genggam jari merupakan suatu cara yang mudah untuk
dilakukan dalam mengelola emosi dan mengembangkan kecerdasan
emosional. Di sepanjang jari-jari tangan kita terdapat saluran atau
meridian energi yang terhubung dengan berbagai organ dan emosi
(Puwahang, dalam Risakotta, 2019).
Terapi genggam jari dapat mengendalikan dan mengembalikan emosi
yang akan membuat tubuh menjadi rileks. Ketika tubuh dalam keadaan
rileks, maka ketegangan otot berkurang dan kemudian akan mengurangi
kecemasan dan rasa nyeri (Yuliastuti, 2015)
Tangan (jari dan telapak tangan) merupakan alat bantuan sederhana
dan ampuh untuk menyelaraskan dan membawa tubuh menjadi seimbang.
Setiap jari – jari tangan kita berhubungan dengan sikap kita sehari – hari.
Ibu jari berhubungan dengan perasaan khawatir, jari telunjuk
berhubungan dengan ketakutan, jari tengah berhubungan dengan
kemarahan, jari manis berhubungan dengan kesedihan, dan jari kelingking
berhubungan dengan rendah diri dan kecil hati (Hill, 2011 dalam
Risakotta, 2019).

3
Terapi ini bermanfaat dalam penanganan pada pasien karena dengan
sentuhan genggaman lima jari yang menguatkan dan arahan yang
terbimbing akan mengurangi kecemasan pasien yang akan menjalankan
operasi. Ketegangan otot dan ketidaknyamanan akan dikeluarkan maka
akan menyebabkan tubuh menjadi rileks dan nyaman (Smeltzer & Bare
dalam Risakotta, 2019).
Teknik genggam jari ini berasal dari sebuah praktik penyembuhan
kuno dari jepang yang dikenal sebagai Jin Shin Jyutsu. Mengenggam jari
merupakan cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi kecemasan, rasa
nyeri, dan memperbaiki emosional dengan tujuan untuk menyeimbangkan
dan menyelaraskan energi diseluruh tubuh (Henderson, dalam Noviyanti,
2018).

B. Mekanisme
1. Terapi Aromaterapi Lavender
Aromaterapi lavender bermanfaat untuk relaksasi kecemasan dan
perbaikan perasaan. Aromaterapi yang dihirup mengeluarkan uap, molekul
– molekul uap dibawa oleh arus udara ke silia, silia yang terdapat sel
reseptor. Ketika molekul – molekul menempel di silia, suatu pesan
elektrokimia akan ditransmisikan melalui saluran olfaktorius ke dalam
sistem limbik.
Hal ini akan merangsang memori dan respon emosional. Hipotalamus
berperan sebagai relay dan regulator, memunculkan pesan – pesan yang
harus disampaikan ke bagian lain pada otak dan bagian tubuh. Kemudian,
pesan yang diterima tersebut diubah menjadi tindakan yang berupa
pelepasan senyawa elektrokimia yang menyebabkan euphoria, rileks, atau
sedatif (Afriani & Fitriana, 2020)
2. Terapi Genggam Jari
Menggenggam jari dilakukan dengan disertai menarik nafas dalam -
dalam dapat mengurangi dan menyembuhkan ketegangan fisik dan emosi,
karena menggenggam jari akan menghangatkan titik – titik keluar

4
masuknya energi pada meridian (saluran energi) yang berhubungan
dengan organ-organ di dalam tubuh serta emosi yang terletak pada jari
tangan kita. Pada saat genggaman titik-titik refleksi pada tangan akan
memberikan rangsangan secara spontan. Rangsangan tersebut akan
mengalirkan semacam gelombang kejut atau listrik menuju ke otak
kemudian diproses secara cepat dan kemudian diteruskan menuju syaraf
pada organ tubuh yang mengalami gangguan, sehingga sumbatan di jalur
energi menjadi lancar (Pinandita et al dalam Noviyanti, 2018).
Sumbatan di jalur energi tersebut merupakan perasaan yang tidak
seimbang seperti perasaaan khawatir, kecemasan, marah, takut, dan
kesedihan yang dapat menghambat aliran energi di dalam tubuh dan
mengakibatkan ketidak nyamanan dalam tubuh (Hill dalam Noviyanti,
2018).

C. Manajemen
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat rusaknya jaringan yang aktual atau potensial yang
dirasakan pada tempat kerusakan. Nyeri adalah keluhan yang paling sering
dijumpai pada pasien dengan luka. Nyeri yang sering muncul pada pasien
post operasi dengan luka adalah nyeri akut, yaitu nyeri yang dirasakan
mendadak dari intensitas ringan sampai berat dan lokasi nyeri dapat
diidentifikasi (Potter & Perry, dalam Sasmito, 2018).
Nyeri yang dirasakan pada pasien post operasi merupakan pengalaman
yang bersifat subjektif atau tidak dapat dirasakan oleh orang lain. Respon
fisik terhadap nyeri ditandai dengan perubahan keadaan umum, suhu tubuh,
denyut nadi, sikap tubuh, dan syok (Potter & Perry dalam Pratiwi, 2020).
Respon psikis akibat nyeri akan merangsang respon setres yang mengganggu
sistem imun dan penyembuhan (Potter & Perry, dalam Pratiwi 2020).
Pada pasien post operasi yang mengalami nyeri akut harus dikendalikan
agar perawatan lebih optimal agar tidak menjadi nyeri kronis dan komplikasi.
Upaya untuk mengatasi nyeri yaitu dengan manajemen nyeri meliputi

5
tindakan farmakologi dan non farmakologi. Tindakan non farmakologi adalah
teknik yang digunakan untuk mendukung teknik farmakologi dengan metode
sederhana, murah, praktis, dan tanpa efek samping yang merugikan. Tindakan
ini dapat dilakukan secara mandiri oleh perawat. Tindakan non farmakologi
dapat berupa teknik distraksi, relaksasi, imaginary, dan biofeedback (Budiarti,
2017).
Salah satu tindakan teknik non farmakologi baru dan belum banyak
dikenal oleh banyak orang adalah teknik aromaterapi dan relaksasi genggam
jari atau finger hold. Terapi Aromaterapi essential oil lavender dilakukan
selama ±15 menit dengan memberikan empat tetes essential oil pada kassa
letakkan di daerah kerah atau ± 20 cm jauh dari kepala (Putri, 2019), disertai
dengan pemberian teknik relaksasi genggam jari. Teknik relaksasi genggam
jari adalah proses mengendalikan emosi yang akan membuat tubuh menjadi
rileks. Teknik relaksasi genggam jari digunakan kurang lebih 15-25 menit,
serta dilakukan 2x1 selama 3 hari. Teknik tersebut dapat menghangatkan
titik-titik keluar dan masuknya energi yang terletak pada jari kita, sehingga
mampu memberikan rangsangan secara spontan pada saat di genggam
(Pratiwi, 2020).

D. Teknik/Cara
Terapi distraksi dengan lavender dilakukan dengan cara meminta pasien
untuk memejamkan mata, lalu meneteskan essential oil lavender sebanyak 4
tetes pada tissue atau kassa, kemudian letakkan di daerah kerah atau ± 20 cm
jauh dari kepala dan minta pasien untuk menghirupnya. Tindakan teknik
distraksi relaksasi aromaterapi lavender dilakukan selama ± 15 menit. Setelah
diberikan tindakan teknik distraksi relaksasi aromaterapi lavender diharapkan
nyeri pasien berkurang yang dapat diketahui dengan menilai skala nyeri
menggunakan numeric rating scale (NRS) (Afriani & Fitriana, 2020).
Pada genggam jari, langkah – langkah melakukan terapi genggam jari
yaitu dilakukan dengan cara mengenggam jari tangan selama 2 - 5 menit
dengan perawat atau keluarga terdekat. Dapat dimulai dari tangan manapun,

6
baik tangan kiri ataupun tangan kanan, sambil meminta pasien untuk
mejamkan mata, dan lakukan teknik relaksasi nafas dalam sambil menghirup
aromaterapi, dengan cara tarik nafas dalam-dalam, kemudian buka mata dan
hembuskan nafas secara perlahan, lakukan cara ini beberapa kali pada tangan
yang lain (Budiarti, 2017).
Teknik relaksasi genggam jari dilakukan dengan cara mengenggam
kelima jari dari kedua tangan secara satu persatu, dimulai dari ibu jari hingga
jari kelingking selama sekitar 2-3 menit. Sentuhan pada ibu jari dipercaya
dapat meredakan kecemasan dan sakit kepala. Genggaman pada jari telunjuk
dilakukan untuk meminimalisir frustasi, rasa takut, serta nyeri otot dan
berhubunan langsung dengan ginjal. Jari tengah berhubungan erat dengan
sirkulasi darah dan rasa lelah. Sentuhan pada jari tengah menciptakan efek
relaksasi yang mampu mengatasi kemarahan dan menurunkan tekanan darah
serta kelelahan pada tubuh. Sentihan pada jari manis dapat membantu
mengurangi masalah pencernaan dan pernafasan juga dapat mengatasi energi
negatif dan perasaan sedih. Jari kelingking berhubungan langsung dengan
organ jantung dan usus kecil. Dengan melakukan genggam jari pada jari
kelingking dipercaya dapat menghilangkan rasa gugup dan stress (Hill dalam
Risakotta, 2019).

7
BAB III
METODOLOGI

A. Topik
Topik penulisan proposal desain inovatif ini adalah untuk memberikan
intervensi keperawatan berupa tindakan keperawatan non farmakologis
relaksasi terhadap nyeri akut yang dirasakan oleh pasien dengan post operasi.

B. Sub Topik
Sub topik dalam penulisan proposal desain inovatif ini adalah untuk
memberikan intervensi non farmakologi untuk mengatasi nyeri berupa teknik
Aromaterapi Lavender yang digabungkan dengan Relaksasi Genggam jari
(finger hold) untuk mengurangi dan mengontrol rasa nyeri pada pasien post
operasi dengan luka insisi, sebagai tindakan tambahan atau pengganti
tindakan farmakologis.

C. Kelompok
Pemberian intervensi teknik non farmakologis aromaterapi lavender dan
relaksasi genggam jari ini dilakukan kepada pasien dengan nyeri luka post
operasi, dengan diagnosa keperawatan Nyeri akut.

D. Tujuan Umum
Memberikan teknik non farmakologi untuk mengontrol nyeri yang dirasakan
pasien terutama pada pasien dengan luka post operasi.

E. Tujuan Khusus
Teknik non farmakologi yang di berikan berupa teknik aromaterapi lavender
dan genggam jari (Finger Hold), dengan tujuan khusus untuk mengurangi
nyeri akut akibat luka post operasi

8
F. Waktu (Tanggal Dan Jam Pelaksanaan)
Tindakan ini, akan dilaksanakan pada :
1. Hari : Rabu
2. Tanggal : 28 April 2021,
3. Jam pelaksanaan tindakan yaitu pada jam 15:00 sampai 16:00 WIB

G. Tempat
Tempat pelaksanaan tindakan ini adalah ruang Sambiloto (Ruang Bedah), RS
TK II Kartika Husada

H. Setting
Setting tindakan yang akan dilakukan berdasarkan proposal inovatif ini
adalah:
1. Pertama penulis akan melakukan pemilihan pasien post operasi dengan
luka operasi
2. Kemudian akan dilakukan pengkajian kepada pasien tersebut, untuk
menentukan tingkat nyeri yang dirasakannya
3. Setelah dikaji, dan ditemukan adanya nyeri pada pasien, terutama nyeri
akut dengan skala nyeri 4-6, akan dilakukan tindakan intervensi
aromaterapi lavender dan genggam jari secara bergantian kepada pasien
4. Sebelum melakukan tindakan observasi dan liat tingkat nyeri pada pasien
5. Kemudian dilakukan intervensi teknik aromaterapi lavender dan relaksasi
genggam jari oleh perawat sambal menyesuikan dengan SOP dan modul
yang ada, dan ajarkan kepada keluarga pasien tentang teknik tersebut
6. Khusus intervensi genggam jari dilakukan pada jari tangan kanan dan
tangan kiri sambal meminta pasien menutup mata sambil menghirup
aromaterapi lavender
7. Setelah intervensi selesai dilakukan, perawat melakukan pengkajian ulang
terhadap nyeri yang dirasakan pasien dan berikan kuesioner dan observasi.
8. Setelah itu akan dilakukan perbandingan hasil berdasarkan observasi dan
pengkajian sebelum tindakan dengan sesudah tindakan diberikan

9
I. Media/Alat Yang Digunakan
Alat yang digunakan berupa essensial oil Lavender, dan Kassa. Media
yang digunakan berupa lembar observasi dengan Numeric Rating Scale
(NRS) mengenai skala nyeri, dengan skala penilaian nyeri 1-10, digunakan
juga SOP untuk memberikan intervensi.

J. Prosedur Operasional Tindakan


Aroma Terapi Lavender
1. Pengertian
Pemberian inhalasi dengan tanpa obat
2. Tujuan
Mengurangi rasa nyeri post operasi dengan teknik nonfarmakologi
aromaterapi
3. Tahap Persiapan
a. Esensial oil lavender
b. Kassa 2-3 buah
c. Pipet tetes
4. Tahap Pelaksanaan
a. Orientasi
1) Memberikan salam
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilakukan
4) Menanyakan kesiapan responden
b. Tahap Kerja
1) Cuci tangan dan pasang handscoon
2) Posisikan responden dalam posisi semifowler atau posisi yang
senyaman dan serileks mungkin
3) Berikan aroma terapi diatas kassa atau tissue dengan 4 tetes
menggunakan pipet tetes. Berikan aromaterapi melalui inhalasi
dengan cara letakkan di daerah kerah atau ± 20 cm jauh dari
kepala, lakukan selama 15 menit

10
4) Selama dilakukan tindakan aromaterapi, penelitii mengamati
ekspresi responden yang bertujuan untuk mengetahui
kenyamanan responden
5. Tahap Terminasi
a. Melakukan evaluasi tindakan
b. Berpamitan dengan klien
c. Merapikan alat,dan area kerja
(Afriani & Fitriana, 2020)

Relaksasi Genggam Jari


1. Pengertian :
Relaksasi genggam jari yang juga disebut sebagai finger hold adalah
sebuah teknik relaksasi yang digunakan untuk meredakan atau mengurangi
intensitas nyeri pasca pembedahan (Pinandita, Purwanti & Utoyo, dalam
Pratiwi, 2020).
2. Tujuan Tindakan :
Terapi relaksasi genggam jari sebagai pendamping terapi farmakologi yang
bertujuan untuk meningkatkan efek analgesik sebagai terapi pereda nyeri
luka operasi pada post operasi. Dilakukan saat nyeri tidak dirasakan
pasien. Terapi relaksasi bukan sebagai pengganti obat- obatan tetapi
diperlukan untuk mempersingkat episode nyeri yang berlangsung beberapa
menit atau detik. Kombinasi teknik ini dengan obat-obatan yang dilakukan
secara simultan merupakan cara yang efektif untuk menghilangkan nyeri
(Smeltzer dalam Budiarti, 2017).
3. Prosedur Tindakan :
Teknik ini dilakukan pada pasien post operasi dengan luka operasi pada
hari pertama, sekitar 7-8 jam setelah pemberian analgesik, pasien dalam
keadaan sadar dan kooperatif saat akan dilakukan tindakan. Lakukan
pengkajian nyeri terlebih dahulu sebelum melakukan tindakan. Langkah
prosedurnya adalah sebagai berikut (Budiarti, 2017) :

11
a. Tahap Interaksi
1) Berikan Salam
2) Perkenalkan Diri dan Pastikan identitas Pasien
3) Jelaskan tindakan dan tujuan dari tindakan yang akan dilakukan
pada pasien serta menanyakan kesediaannya.
4) Kontrak Waktu
b. Tahap Kerja
1) Cuci Tangan
2) Pasang Handscoon
3) Posisikan pasien dengan berbaring lurus di temapat tidur,
minta pasien untuk mengatur nafas dan merilekskan semua otot.
4) Perawat duduk berada di samping pasien, relaksasi dimulai
dengan menggenggam ibu jari pasien dengan tekanan lembut,
genggam hingga nadi pasien terasa berdenyut.
5) Pasien diminta untuk mengatur nafas dengan hitungan teratur.
6) Genggam ibu jari selama kurang lebih 3-5 menit dengan
bernapas secara teratur, untuk kemudian seterusnya satu persatu
beralih ke jari selanjutnya dengan rentang waktu yang sama.
7) Setelah kurang lebih 15 menit, alihkan tindakan untuk tangan
yang lain.
8) Lakukan tindakan ini secara bergantian pada jari tangan kanan
dan jari tangan kiri
c. Tahap Terminasi
1) Session selesai dengan menanyakan dan mengkaji kembali
bagaimana tingkat intensitas nyeri yang dirasakan pasien setelah
dilakukan tindakan.
2) Rapikan alat dan kembalikan pasien keposisi yang nyaman.
3) Observasi hasil melalui kuesioner dan lembar observasi.

12
K. Referensi

Afriani, E., & Fitriana, V. (2020). Penerapan Teknik Distraksi Relaksasi


Aromaterapi Lavender Untuk Menurunkan Nyeri Pasien Post Operasi
Apendiktomi di RSUD RA Kartini Jepara. Jurnal Profesi Keperawatan,
7(2), 154–166.

Anggarini, K. D. (2018). Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gastritis


Dalam Pemenuhan Gangguan Nyeri Akut Di Wilayah Kerja Upt Kesmas
Sukawati I Gianyar.

Astuti, Y., & Rusminah. (2020). Penerapan Teknik Relaksasi Dengan


Aromaterapi Minyak Lemon Pada Pasien Dengan Nyeri Paska
Apendiktomi. Jurnal Keperawatan, 6(2), 52–60.

Budiarti, T. (2017). Pengaruh Relaksasi Genggam Jari Terhadap Skala Nyeri


Luka operasi Ibu Post operasi Di RSUD Dr. Soedirman Kebumen.
Gombong : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah

Lestari, I. G. A. D. I. (2021). Pengaruh Relaksasi Napas Dalam Dengan


Aromaterapi Lavender Terhadap Tingkat Nyeri Post Apendiktomi di
Ruang Janger RSD Mangusada. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina
Husada Bali.

Lusyana, V., Sarifah, S., & Wardani, I. K. (2020). Upaya Menurunkan Tingkat
Kecemasan Melalui Aromaterapi Orange Pada Asuhan Keperawatan Pre
Operasi Apendiktomi. Indonesian Journal On Medical Science, 7(2), 162–
168.

Noviyanti. (2018). Pengaruh Teknik Relaksasi Genggam Jari (Finger Hold)


Terhadap Nyeri Pada Pasien Post Sc 4 – 6 Jam Di RSUD A. W. Sjahranie
Samarinda Tahun 2018. Samarinda : Poltekkes Kemenkes Kaltim.

Pratiwi, A. (2020). Penerapan Teknik Relaksasi Genggam Jari Terhadap Skala


Nyeri Pada Sdr. D Dengan Paska Open Reduction Internal Fixation
(Orif). Akademi Keperawatan Karya Bhakti Nusantara

Putri, S. S. (2019). Asuhan Keperawatan Pasien Post Op Appendectomy Dengan


Aplikasi Aromaterapi Essential Oil Lavender di Ruangan Eboni RSP
Universitas Andalas Padang. Universitas Andalas.

Risakotta, S.P.L.A. (2019). Penerapan Terapi Relaksasi Genggam Jari Untuk


Penurunan Gejala Kecemasan Pre Operasi Di RSUD Ajibarang.
Purwokerto : Universitas Muhammadiyah

13
Sasmito, A.B. (2018). Pengaruh Relaksasi Genggam Jari Terhadap Kecemasan
Pasien Preoperasi BPH. Jombang : STIK Insan Cendekia Medika

Syahriani, P. (2020). Penerapan Teknik Relaksasi Genggam Jari Untuk


Penurunan Nyeri Pada Post Section Caesaria Di Puskesmas Bungo 1.
Universitas Perintis Indonesia

Udkhiyah, A., & Jamaludin. (2020). Penerapan Terapi Guided Imagery Terhadap
Penurunan Nyeri Pada Pasien Post Operasi Apendiktomi di RSUD RA
Kartini Jepara. Jurnal Profesi Keperawatan, 7(2), 124–133.

Yuliastuti, C. (2015). Effect Of Handheld Finger Relaxation On Reduction Of


Pain Intensity In Patients With Post-Appendectomy At Inpatient Ward,
RSUD Sidoarjo. International Journal of Medicine and Pharmaceutical
Sciences (IJMPS), vol 5, no 3 ; 53-58

14
BAB IV
LAPORAN KEGIATAN

A. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 28 April 2021, jam
pelaksanaan tindakan yaitu pada jam 15:00 sampai 15:40 WIB. Sebelum
tindakan pemberian aromaterapi dan genggam jari, penulis terlebih dahulu
melakukan tindakan pengkajian terhadap pasien dan merumuskan tindakan
yang akan dilakukan. Setelah dilakukan tindakan pengkajian terhadap skala
nyeri dan respon nyeri, kemudian hasil pengkajian dicatat didalam lembar
observasi,.
Setelah dilakukan pengkajian, didapatkan dua klien yang masuk kedalam
kriteria oleh penulis untuk dilakukan pemberian intervensi yaitu Ny. S dengan
post operasi laparotomy (peritonitis) dan Tn. A post operasi STT Cruris
dengan hasil pengkajian yang didapatkan :
Tabel 4. 1. Data Subjektif dan Objektif Sebelum Intervensi
No Data Subjektif dan Data Objektif Sebelum Intervensi

Ny. S Tn. A
(Post Operasi Peritonitis) (Post Operasi STT Cruris)
1. DS : DS :
1. Pasien mengatakan merasa 1. Pasien mengatakan nyeri pada
nyeri pada area luka bekas kaki kanannya pada bagian luka
operasi dan dirasakan cukup bekas operasi
mengganggunya P : Nyeri karena luka post
P : Nyeri karena luka post operasi
operasi Q : Nyeri seperti ditusuk- tusuk.
Q : Nyeri seperti ditusuk- R : Nyeri di kaki kanan bawah
tusuk. S : Skala nyeri 4 (Nyeri sedang)
R : Nyeri diperut kanan bawah T : Hilang timbul.
pada luka bekas operasi 2. Pasien mengatakan nyeri cukup
S : Skala nyeri 5 (Nyeri mengganggu aktivitasnya

15
sedang) DO :
T : Hilang timbul. 1. Tampak gelisah
2. Pasien mengatakan telah 2. Tampak meringis
dioperasi pada hari selasa, 27 3. Tampak tegang dan mengeluh
April 2021 nyeri
4. Terlihat adanya luka post
DO : operasi yang dibalut dengan
elastis verban
1. Pasien tampak meringis
5. Tanda-Tanda Vital :
2. Tampak gelisah
TD : 130/90 mmHg,
3. Klien tampak tegang.
N: 80 x/menit,
4. Terlihat terdapat luka bekas
RR : 22 x/menit,
operasi yang di verban
Suhu : 36,3 oC
5. Tanda-Tanda Vital :
TD : 120/100 mmHg,
N : 76 x/menit,
RR : 20 x/menit,
Suhu : 36,2 oC
Setelah didapatkan data tersebut, penulis melakukan kontrak waktu
dengan klien untuk diberikan tindakan, dan klien menerima untuk diberikan
intervensi aromaterapi lavender dan genggam jari. Setelah itu, dilakukan
intervensi dilakukan dengan tahap tindakan awal yaitu penyiapan alat dan
bahan untuk dilakukan intervensi, dengan menyiapkan alat dan bahan yang
diperlukan seperti kassa, dan essensial oil lavender.
Setelah alat dan bahan yang diperlukan siap, pemberian aromaterapi
lavender dan genggam jari dilakukan secara bersamaan dimana responden
diberikan aromaterapi dengan essensial oil lavender yang sudah diteteskan
sebanyak 4 tetes pada kasa dan diletakan dikerah sejauh 20 cm dari kepala,
sambil meminta klien menghirup aromaterapi dari lavender yang
digabungkan dengan teknik genggam jari yang dilakukan selama 15 menit.
Setelah diberikan intervensi dilakukan observasi atau pengukuran skala nyeri
ulang yang dirasakan oleh pasien.

16
Tindakan ini dilakukan penulis hanya 1 x, sehingga tidak begitu terlihat
hasil yang maksimal, namun berdasarkan hasil observasi dan pengukuran
skala nyeri ulang, didapatkan data bahwa klien kedua nya mengatakan merasa
sedikit rileks dan cukup tenang dan nyeri sempat teralihkan karena fokus ke
genggam jari dan fokus pada aromaterapi namun masih ditemukan nyeri
sedikit, akan tetapi setelah 30 menit selesai intervensi dilakukan nyeri
kemudian muncul lagi dengan skala yang sama.
Tabel 4. 2. Data Subjektif dan Objektif Setelah Intervensi
No Data Subjektif dan Data Objektif Setelah Intervensi

Ny. S Tn. A
(Post Operasi Peritonitis) (Post Operasi STT Cruris)
1. DS : DS :
1. Pasien mengatakan masih 1. Pasien mengatakan masih
merasa nyeri pada area luka merasakan nyeri pada kaki
bekas operasi kanannya pada bagian luka
P : Nyeri karena luka post bekas operasi
operasi P : Nyeri karena luka post
Q : Nyeri seperti ditusuk- operasi
tusuk. Q : Nyeri seperti ditusuk- tusuk.
R : Nyeri diperut kanan bawah R : Nyeri di kaki kanan bawah
pada luka bekas operasi S : Skala nyeri 3 (Nyeri sedang)
S : Skala nyeri 4 (Nyeri T : Hilang timbul.
sedang) 2. Pasien mengatakan nyeri terasa
T : Hilang timbul. sedikit berkurang dari
2. Pasien mengatakan merasa sebelumnya
sedikit nyaman setelah 3. Pasien mengatakan merasa
diberikan intervensi nyerinya teralihkan
3. Pasien mengatakan merasa
nyeri berkurang selama
dilakukan tindakan intervensi DO :
dan merasa nyerinya 1. Tampak sedikit tenang namun

17
teralihkan sesekali masih terlihat gelisah
2. Meringis tampak berkurang
DO : 3. Klien masih tampak mengeluh
nyeri
1. Pasien masih tampak sedikit
4. Terlihat adanya luka post
meringis
operasi yang dibalut dengan
2. Klien tampak sedikit tenang.
elastis verban
3. Klien tampak sedikit rileks
5. Tanda-Tanda Vital :
4. Terlihat terdapat luka bekas
TD : 120/70 mmHg,
operasi yang di verban
N: 78 x/menit,
5. Tanda-Tanda Vital :
RR : 20 x/menit,
TD : 110/80 mmHg,
Suhu : 36,8 oC
N : 82 x/menit,
RR : 18 x/menit,
Suhu : 36,5 oC

B. Faktor Pendukung
Faktor pendukung terlaksananya tindakan ini adalah sikap kooperatif
yang dimiliki pasien dan dukungan keluarga sepenuhnya, serta dukungan dari
perawat ruangan yang saat itu sedang dinas. Selain itu, faktor pendukung
lainnya adalah penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang
ditemukan berdasarkan search engine jurnal yang relevan sesuai dengan topik
bahasan dalam rentang tahun 2015-2020.

C. Faktor Penghambat
Faktor penghambat dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah keterbatasan
waktu yang digunakan, dan kekurangan materi yang dimiliki oleh penulis
serta penyediaan alat dan bahan yang sederhana yang dilakukan oleh penulis.
Namun untuk mengatasinya, penulis berusaha sebisa mungkin untuk
melakukan tindakan sesuai dengan SOP dan jurnal yang ada.

18
D. Evaluasi Kegiatan
Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan, evaluasi hasil dari tindakan
tersebut adalah intervensi pemberian aromaterapi lavender yang disatukan
dengan teknik genggam jari dapat menurunkan nyeri pada pasien dengan post
operasi jika dilakukan secara benar dan tepat, namun tidak langsung membuat
nyeri tersebut menjadi hilang sepenuhnya, dan diperlukan waktu yang lama
untuk menghilangkan nyeri tersebut.
Namun hasil dari tindakan ini cukup membuktikan bahwa tindakan
aromaterapi lavender dan genggam jari dapat dilakukan untuk menurunkan
skala nyeri meskipun terbilang kecil dan setelah 30 tindakan diberikan nyeri
dapat muncul lagi dengan kualitas yang sama, sehingga perlu dilakukan
aromaterapi dan genggam jari untuk nyeri dalam waktu yang sedikit lebih
lama.
Selain itu, hasil pelaksanaan desain inovatif ini juga didukung dalam
jurnal Puspita (2018), yang dalam penelitiannya dengan judul “Pengaruh
Aromaterapi Lavender Dan Genggam Jari Terhadap Intensitas Nyeri Post
Operasi Fraktur Di RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta”
mengatakan hasil dari pemberian aromaterapi lavender dan genggam jari
terhadap nyeri post operasi adalah terdapat pengaruh aromaterapi lavender
dan genggam jari terhadap penurunan intensitas nyeri pasien post operasi
fraktur di RS. Ortopedi Surakarta yaitu dengan hasil uji independent sample t-
test, pre-test kelompok kontrol dan eksperimen thitung sebesar 0,354 (p-value
= 0,726) dan pos-test kelompok kontrol dan kelompok ekperimen thitung
sebesar -2,319 (p-value = 0,028). Pemberian aromaterapi dan genggam jari
pada pasien post operasi fraktur ditunjukkan dengan Hasil uji paired sample t-
test nyeri pre-test dan post-test kelompok eksperimen diperoleh thitung
sebesar -3,879 (p-value= 0,001) dan Hasil uji paired sample t-test nyeri pre-
test dan post-test kelompok kontrol diperoleh thitung sebesar -3,575 (p-value
= 0,001). Sehingga penelitian ini menyimpulkan bahwa pemberian
aromaterapi lavender dan terapi genggam jari terbukti berpengaruh terhadap
penurunan intensitas nyeri pasien post fraktur. Dengan distribusi frekuensi

19
pre test intensitas nyeri pada kedua kelompok menunjukkan bahwa sebagian
besar memiliki intensitas nyeri yang sedang yaitu sebanyak 14 responden
(93%) dan sisanya 1 responden (7%) nyeri berat. Dan distribusi frekuensi
post test intensitas nyeri pada kelompok intervensi sebagian besar adalah
nyeri ringan yaitu sebanyak 13 responden (87%) dan nyeri sedang sebanyak 2
responden (13%). Sedangkan pada kelompok kontrol menunjukkan sebagian
besar mengalami nyeri sedang sebanyak 9 responden (60%) dan nyeri ringan
sebanyak 6 responden (40%).
Selain itu, hasil penerapan desain inovatif ini juga sejalan dengan
penelitian yang telah dilakukan oleh Afriani & Fitriana (2020) yang berjudul
“Penerapan Teknik Distraksi Relaksasi Aromaterapi Lavender Untuk
Menurunkan Nyeri Pasien Post Operasi Apendiktomi di RSUD RA Kartini
Jepara” menunjukkan bahwa teknik distraksi relaksasi aromaterapi lavender
sangat efektif untuk menurunkan nyeri pasien post operasi apendiktomi di
RSUD RA Kartini Jepara yaitu responden 1 nyeri dari skala 6 menjadi skala 3
dan pada responden 2 nyeri dari skala 5 menjadi skala 3.
Penelitian lain yang sejalan dilakukan oleh Lestari (2021) dengan judul
“Pengaruh Relaksasi Napas Dalam Dengan Aromaterapi Lavender Terhadap
Tingkat Nyeri Post Apendiktomi di Ruang Janger RSD Mangusada”
menunjukkan bahwa ada pengaruh relaksasi napas dalam dengan aromaterapi
lavender terhadap tingkat nyeri post apendiktomi di Ruang Janger RSD
Mangusada.
Penelitian lain yang juga sejalan dilakukan oleh Putri (2019) yang
berjudul “Asuhan Keperawatan Pasien Post Op Appendectomy Dengan
Aplikasi Aromaterapi Essential Oil Lavender di Ruangan Eboni RSP
Universitas Andalas Padang” menunjukkan bahwa terjadi penurunan skala
nyeri dari 5 ke skala 3. Aromaterapi essential oil lavender dilakukan selama 6
jam dengan memberikan empat tetes essential oil pada kassa letakkan di
daerah kerah atau ± 20 cm jauh dari kepala dan diganti selang 60 menit lalu
lakukan pengkajian nyeri kembali dengan Visual Analogue Scale (VAS).

20
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen nyeri mempunyai beberapa tindakan atau prosedur baik
secara farmakologis maupun non farmakologis. Prosedur secara farmakologis
dilakukan dengan pemberian analgesik, yaitu untuk mengurangi atau
menghilangkan rasa nyeri. Sedangkan secara non farmakologis dapat
dilakukan dengan cara relaksasi, teknik pernapasan, pergerakan atau
perubahan posisi, masase, akupressur, terapi panas atau dingin,
hypnobirthing, musik, dan TENS (Transcutaneous Electrical Nerve
Stimulation).
Aromatherapy merupakan terapi komplementer dalam praktek
keperawatan dan menggunakan minyak esensial dari bau harum tumbuhan
untuk mengurangi masalah kesehatan dan memperbaiki kualitas hidup. Bau
berpengaruh secara langsung terhadap otak seperti analgesik. Bau yang
menyenangkan akan menstimulasi thalamus untuk mengeluarkan enkefalin
yang berfungsi sebagai penghilang rasa sakit alami dan menghasilkan
perasaan sejahtera.
Terapi non farmakologis dengan cara relaksasi menggunakan aroma
terapi lavender adalah metode yang menggunakan wewangian lavender untuk
meningkatkan kesehatan fisik dan emosi. Aroma lavender adalah aroma alami
yang di ambil dari tanaman aromatik lavender. Berbagai efek aroma lavender
yaitu sebagai antiseptik, antimikroba, antivirus dan anti jamur, zat analgesik,
anti radang, anti toksin, zat balancing, immunostimulan, pembunuh dan
pengusir serangga, mukolitik dan ekspektoran. Kelebihan minyak lavender
dibanding minyak essensial lain adalah kandungan racunnya yang relatif
sangat rendah, jarang menimbulkan alergi dan merupakan salah satu dari
sedikit minyak essensial yang dapat digunakan langsung pada kulit.
Teknik relaksasi genggam jari merupakan cara yang mudah untuk
mengelola emosi dan mengembangkan kecerdasan emosional. Di sepanjang

21
jari-jari tangan kita terdapat saluran atau meridian energi yang terhubung
dengan berbagai organ dan emosi. Titik-titik refleksi pada tangan
memberikan rangsangan secara reflex (spontan) pada saat genggaman.
Rangsangan tersebut akan mengalirkan semacam gelombang kejut atau listrik
menuju otak. Gelombang tersebut diterima otak dan diproses dengan cepat
diteruskan menuju saraf pada organ tubuh yang mengalami gangguan,
sehingga sumbatan di jalur energi menjadi lancar.
Teknik relaksasi genggam jari membantu tubuh, pikiran dan jiwa untuk
mencapai relaksasi. Dalam keadaan relaksasi secara alamiah akan memicu
pengeluaran hormon endorfin, hormon ini merupakan analgesik alami dari
tubuh sehingga nyeri akan berkurang.
Berdasarkan hal tersebut, dan pengaplikasian desain inovatif,
disimpulkan penulis bahwa aromaterapi lavender dan genggam jari dapat
menurunkan skala nyeri pada pasien dengan post operasi.

B. Saran
Berdasarkan kegiatan dan literature yang ada, disarankan untuk pasien
dan keluarga dengan post operasi dapat menerapkan tindakan ini secara
mandiri terutama untuk menurunkan rasa nyeri yang dialami pada pasien post
operasi, jika merasakan keluhan nyeri yang hebat. Sehingga tindakan ini
dapat menjadi alternatife tindakan nonfarmakologis untuk menurunkan rasa
nyeri dan memberikan rasa nyaman pada pasien dengan post operasi.
Diharapkan untuk seorang perawat agar dapat menelaah kembali
tindakan tersebut dan menerapkan kepada pasien sesuai dengan SOP dan
literature yang ada, dan tindakan ini diharapkan dapat dikolaborasikan dengan
tindakan lainnya yang sesuai untuk menurunkan intensitas nyeri pada pasien
dengan post operasi.

22
DAFTAR PUSTAKA

Afriani, E., & Fitriana, V. (2020). Penerapan Teknik Distraksi Relaksasi


Aromaterapi Lavender Untuk Menurunkan Nyeri Pasien Post Operasi
Apendiktomi di RSUD RA Kartini Jepara. Jurnal Profesi Keperawatan,
7(2), 154–166.

Anggarini, K. D. (2018). Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gastritis


Dalam Pemenuhan Gangguan Nyeri Akut Di Wilayah Kerja Upt Kesmas
Sukawati I Gianyar.

Astuti, Y., & Rusminah. (2020). Penerapan Teknik Relaksasi Dengan


Aromaterapi Minyak Lemon Pada Pasien Dengan Nyeri Paska
Apendiktomi. Jurnal Keperawatan, 6(2), 52–60.

Budiarti, T. (2017). Pengaruh Relaksasi Genggam Jari Terhadap Skala Nyeri


Luka operasi Ibu Post operasi Di RSUD Dr. Soedirman Kebumen.
Gombong : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah

Lestari, I. G. A. D. I. (2021). Pengaruh Relaksasi Napas Dalam Dengan


Aromaterapi Lavender Terhadap Tingkat Nyeri Post Apendiktomi di
Ruang Janger RSD Mangusada. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina
Husada Bali.

Lusyana, V., Sarifah, S., & Wardani, I. K. (2020). Upaya Menurunkan Tingkat
Kecemasan Melalui Aromaterapi Orange Pada Asuhan Keperawatan Pre
Operasi Apendiktomi. Indonesian Journal On Medical Science, 7(2), 162–
168.

Noviyanti. (2018). Pengaruh Teknik Relaksasi Genggam Jari (Finger Hold)


Terhadap Nyeri Pada Pasien Post Sc 4 – 6 Jam Di RSUD A. W. Sjahranie
Samarinda Tahun 2018. Samarinda : Poltekkes Kemenkes Kaltim.

Pratiwi, A. (2020). Penerapan Teknik Relaksasi Genggam Jari Terhadap Skala


Nyeri Pada Sdr. D Dengan Paska Open Reduction Internal Fixation
(Orif). Akademi Keperawatan Karya Bhakti Nusantara

Puspita, A. N. (2018). Pengaruh Aromaterapi Lavender Dan Genggam Jari


Terhadap Intensitas Nyeri Post Operasi Fraktur Di RS Ortopedi Prof. Dr.
R. Soeharso Surakarta. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah
Surakarta.

Putri, S. S. (2019). Asuhan Keperawatan Pasien Post Op Appendectomy Dengan


Aplikasi Aromaterapi Essential Oil Lavender di Ruangan Eboni RSP
Universitas Andalas Padang. Universitas Andalas.

23
Risakotta, S.P.L.A. (2019). Penerapan Terapi Relaksasi Genggam Jari Untuk
Penurunan Gejala Kecemasan Pre Operasi Di RSUD Ajibarang.
Purwokerto : Universitas Muhammadiyah

Sasmito, A.B. (2018). Pengaruh Relaksasi Genggam Jari Terhadap Kecemasan


Pasien Preoperasi BPH. Jombang : STIK Insan Cendekia Medika

Syahriani, P. (2020). Penerapan Teknik Relaksasi Genggam Jari Untuk


Penurunan Nyeri Pada Post Section Caesaria Di Puskesmas Bungo 1.
Universitas Perintis Indonesia

Udkhiyah, A., & Jamaludin. (2020). Penerapan Terapi Guided Imagery Terhadap
Penurunan Nyeri Pada Pasien Post Operasi Apendiktomi di RSUD RA
Kartini Jepara. Jurnal Profesi Keperawatan, 7(2), 124–133.

Yuliastuti, C. (2015). Effect Of Handheld Finger Relaxation On Reduction Of


Pain Intensity In Patients With Post-Appendectomy At Inpatient Ward,
RSUD Sidoarjo. International Journal of Medicine and Pharmaceutical
Sciences (IJMPS), vol 5, no 3 ; 53-58

24

Anda mungkin juga menyukai