Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN DESAIN INOVATIF

PEMBERIAN JUS BUAH NAGA PADA PASIEN


DENGAN DM TIPE II DI RUANG C RSUD DR. SOEDARSO

NAMA KELOMPOK:
NUR AZIZAH 211133061
WANDAH SARI 211133075
DESI ADAYANI 211133046
PATRICIA LAURA THESSALONIKA FEBRIAND 211133063

PROGRAM STUDI PROFESI NERS JURUSAN KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK
OKTOBER 2021

i
VISI DAN MISI
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK

VISI
"Menjadi Institusi Pendidikan Ners yang Bermutu dan Unggul dalam Bidang
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif di Tingkat Regional
Tahun 2020"

MISI
1. Meningkatkan Program Pendidikan Ners yang Unggul dalam Bidang
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang Berbasis
Kompetensi.
2. Meningkatkan Program Pendidikan Ners yang Unggul dalam Bidang
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang Berbasis
Penelitian.
3. Mengembangkan Upaya Pengabdian Masyarakat yang Unggul dalam
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang Berbasis IPTEK
dan Teknologi Tepat Guna.
4. Mengembangkan Program Pendidikan Ners yang Unggul dalam Bidang
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang Mandiri,
Transparan dan Akuntabel.
5. Mengembangkan kerjasama baik lokal maupun regional.

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan limpahan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
desain inovatif ini. Dalam penyusunan laporan desain inovatif ini penulis telah
melibatkan bantuan moril dan material dari banyak pihak sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan ini. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga atas bantuan, kerja sama,
terutama yang terhormat:
1. Bapak Didik Hariyadi, S. Gz., M. Si selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Pontianak.
2. Ibu Nurbani, S. Kp., M. Kep selaku Ketua Jurusan Keperawatan.
3. Ibu Ns. Puspa Wardhani, M. Kep selaku Ketua Program Studi Profesi
Ners Poltekkes Kemenkes Pontianak.
4. Bapak Ns. Azhari Baedlawi, M.Kep selaku koordinator mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah.
5. Semua dosen Program Studi Ners Keperawatan Pontianak yang telah
memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya serta ilmu yang
bermanfaat.
6. Kedua orangtua yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat
untuk menyelesaikan pendidikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan desain inovatif ini
masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan
desain inovatif ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya mahasiswa di
Poltekkes Kemenkes Pontianak dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran
mahasiswa di Prodi Profesi Ners Poltekkes Kemenkes Pontianak.

Pontianak, 20 Oktober 2021

Kelompok

iii
LEMBAR PENGESAHAN

DESAIN INOVATIF PEMBERIAN JUS BUAH NAGA


PADA PASIEN DENGAN DM TIPE II DI RUANG C
RSUD DR. SOEDARSO

Pontianak, Oktober 2021


Mahasiswa

KELOMPOK

Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Ns. Azhari Baedlawi, M.Kep Suma N, S.Kep, Ns


NIDN. 4005129101 NIP. 198111012008032001

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................i
VISI DAN MISI....................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................iv
DAFTAR ISI.........................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................1
A. LATAR BELAKANG.............................................................1
B. TUJUAN..................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................3
A. PENGERTIAN.........................................................................3
B. MEKANISME..........................................................................7
C. MANAJEMEN.........................................................................9
D. TEKNIK...................................................................................9
BAB III METODOLOGI..........................................................................12
A. TOPIK.....................................................................................12
B. SUB TOPIK............................................................................12
C. KELOMPOK..........................................................................12
D. TUJUAN UMUM...................................................................12
E. TUJUAN KHUSUS................................................................12
F. WAKTU..................................................................................12
G. TEMPAT.................................................................................12
H. SETTING................................................................................12
I. MEDIA/ALAT YANG DIGUNAKAN..................................12
J. PROSEDUR OPERASIONAL...............................................12
K. REFERENSI...........................................................................13
BAB IV LAPORAN KEGIATAN............................................................14
A. PELAKSANAAN KEGIATAN.............................................14
B. FAKTOR PENDUKUNG......................................................16
C. FAKTOR PENGHAMBAT...................................................16

v
D. EVALUASI KEGIATAN......................................................17
BAB V PENUTUP..................................................................................18
A. SIMPULAN..........................................................................18
B. SARAN DAN RENCANA TINDAK LANJUT..................18
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................19

vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes Melitus merupakan penyakit gangguan metabolik menahun akibat
pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat menggunaka
insulin yang diproduksi secara efektif. Terdapat beberapa jenis dari diabetes
melitus (DM) yaitu diabetes melitus tipe 1, diabetes tipe 2, diabetes melitus tipe
gestasional, dan diabetes melitus tipe lainnya (IDF, 2015). Jenis diabetes yang
paling banyak diderita oleh masyarakat adalah Diabetes melitus tipe 2. Selain
merupakan penyakit metabolik, DM juga merupakan penyakit global endemic
(Chrisanto et al., 2020).
Insidensi diabetes secara global diperkirakan meningkat dari 336 juta jiwa
menjadi 552 juta pada 2030 dan akan munul dengan sendirinya sebagai tantangan
kesehatan utama yang dapat diperlihatkan melalui data DM global (Shaw, Sicre,
& Zimmet, 2010; Ahmad & Munir 2018). Menurut International Diabetes
Federation (IDF) pada tahun 2015, prevalansi jumlah DM di dunia sebesar 8,8%
dengan jumlah penderita sebesar 415 juta penderita dan pada 2040 diperkirakan
akan meningkat sejumlah 642 juta penderita (10,4%) (IDF, 2015). Sedangkan
Indonesia menempati peingkat ke-7 penderita diabetes terbanyak di dunia.
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2013) jumlah penderita DM di
Indonesia yaitu +12.191.564 jiwa (Chrisanto et al., 2020).
DM tergolong penyakit menahun, maka perlu adanya pencegahan
komplikasi lebih lanjut (Perkeni, 2011; Ahmad & Munir, 2018). Salah satu
pencegahan komplikasi kronik tidak hanya dengan pengendalian diabetes yang
baik. Pengendalian diabetes harus dilakukan secara menyeluruh, termasuk kadar
glukosa darah, HbA1c, kadar lipid Kolesterol Low Density Lipoprotein (LDL),
High Density Lipoprotein (HDL) dan trigliserida (Chrisanto et al., 2020).
Banyak penderita DM Tipe 2 tidak memahami dan menyadari kalau kadar
gula darahnya sudah tinggi. Menurut Fox, ada beberapa hal yang menyebabkan
gula darah naik, yaitu kurang berolahraga, bertambahnya jumlah makananyang
dikonsumsi, meningkatknya stres dan faktor emosi, pertambahan berat badan dan

1
usia, serta dampak perawatan dari obat, misalnya steroid (Berkat dkk, 2018).
Penderita diabetes melitus dianjurkan untuk memperhatikan asupan karbohidrat,
protein, lemak dan serat karena penting artinya dalam pengendalian kadar glukosa
darah. Akan tetapi, penderita diabetes melitus yang sudah menjalankan program
diet ternyata ada yang tetap belum mampu mengendalikan glukosa darah dengan
baik sehingga kadar hariannya tetap tinggi. Penyebabnya adalah kurangnya
asupan sumber serat dan antioksidan (Chrisanto et al., 2020)
Penatalaksanaan pada penderita diabetes melitus salah satunya dengan terapi
non farmakologis yakni modifikasi gaya hidup memiliki peran penting baik bagi
individu non diabetes melitus maupun individu yang telah diabetes melitus. Salah
satu modifikasi gaya hidup ialah dengan pengaturan pola makan atau diet. Buah
dan sayur merupakan komponen penting dari diet yang sehat. Beberapa buah-
buahan seperti buah naga menawarkan manfaat kesehatan yang besar.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wiardani (2014) terhadap
diabetes melitus ada perbedaan kadar glukosa darah sebelum dan sesudah
pemberian terapi jus buah naga merah, pemberian terapi jus buah naga mampu
menurunkan kadar glukosa drah dan kolesterol darah secara signifikan. Serat
mempunyai kemampuan untuk memperlambat penyerapan glukosa dan lemak
dengan cara meningkatkan kekentalan feses yang secara tidak langsung
menurunkan kecepatan difusi sehingga kadar glukosa darah, profil lipid dan
kolesterol menurun (Titirlolobi et al., 2020)
Antioksidan bermanfaat dalam menjaga elastisitas pembuluh darah, mampu
mmperbaiki sistem peredaran darah, menurunkan kadar glukosa darah dan
kolesterol. Asupan seeart dan antioksidan pada penderita diabetes melitus perlu
ditingkatkan sehingga diperlukn perbaikan diet dengan menambah sumber buah-
buahan seperti buah naga merah sebagai sumber makanan kaya antioksidan, serat,
vitamin, dan karbohidrat dengan indeks glikemik rendah. Salah satu buah yang
dapat dimanfaatkan untuk perbaikan diet penderita diabetes melitus adalah buah
naga yang memiliki keunggulan yaitu kaya serat dan antioksidan. Buah naga
dapat menjadi penyeimbang kadar gula darah karena buah ini mengandung
berbagai macam antioksidan yaitu flavonoid, vitamin E, vitamin C, dan

2
betakaroten yang memiliki kemampuan untuk menurunkan stress oksidatif dan
mengurangi ROS (Reaktive Oxygen Species) sehingga dapat menimbulkan efek
protektif terhadap sel beta pankreas dan meningkatkan sensitivitas insulin
(Titirlolobi et al., 2020)
Berdasarkn latar belakang yang sudah dipaparkan diatas maka penulis
tertarik ingin membuat sebuah proyek desain inovasi dan menerapkan intervensi
berupa pemberian jus buah naga kepada pasien dengan diabetes melitus tipe II
terhadap kestabilan kadar glukosa darah pasien tersebut.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan laporan desain inovatif ini adalah untuk mengetahui
pengaruh dari pemberian terapi non farmakologi jus buah naga merah terhadap
kestabilan kadar glukosa darah pada pasien yang menderita diabetes melitus tipe
II.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Buah naga tergolong buah batu yang berdaging dan berair. Bentuk buah
bulat agak memanjang atau bulat agak lonjong. Kulit buah ada yang berwarna
merah menyala, merah gelap, dan kuning, tergantung dari jenisnya (Titilolobi et
al., 2020). Buah naga (Hylocereus undatus) merupakan tanaman yang berbentuk
seperti kaktus yang dibudidayakan di Indonesia. Buah naga mempunyai banyak
khasiat seperti menurunkan kadar glukosa di dalam dara. Didalam buah naga
mengandung senyawa flavanoid. Flavanoid merupakan salah satu kelompok
senyawa fenolik yang dapat ditemukan pada tumbuhan termasuk daun, akar, kayu,
kulit, tepung sari, nektar bunga, buah dan biji, buah naga (Hylocereus undatus)
merupakan salah satu suku dari Plantae dan mempunyai klasifikasi botani Divisi:
Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida Genus: Hylocereus Spesies : Hylocereus
undatus (Soekanto, 2017)
Buah naga memiliki kandungan antioksidan yang sangat tinggi. Buah
naga mampi menetralkan zat-zat beracun, seperti logam berat dan dapat melawan
batuk dan asma. Selain itu, buah naga memilii kandungan vitamin C yang sangat
tinggi sehingga dapat menyembuhkan memar dan luka dengan cepat dengan
meningkatkan kinerja sistem kekebalan tubuh. Khusus untuk diabetes, buah naga
dapat dibuat ramuan hipertensi menggunakan buah naga. Buah naga memiliki
kandungan vitamin B1, B2 dan B3 yang membantu tubuh memperbaiki nafsu
makan, menurunkan kolesterol, dan meningkatkan produksi energi. Selain itu,
kandungan buah naga juga bermanfaat untuk meningkatkan penglihatan,
memperkuat tulang, dan membantu pembentukan jaringan dan memperbaiki
bentuk gigi yang rusak (Titilolobi et al., 2020).

B. Mekanisme
Buah naga mengandung vitamin C yang tinggi, buah naga mengandung
80% air. Zat nutrisi lain yang terkandung di dalam buah naga ialah serat, kalsium,
zat besi, fosfor yang cukup bermanfaat untuk mengatasi penyakitdarah tinggi.

4
Buah naga khususnya buah naga merah mengandung serat dan antioksidan yang
bermanfaat bagi penderita diabetes dan kardiovaskuler. Kandungan serta buah
naga terutaman dalam bentuk pektin memiliki kemampuan memperlambat
penyerapan glukosa dengan cara meningkatkan kekentalan volume usus yang
berpotensi menurunkan kecepatan difusi sehingga kadar glukosa menurun. Buah
naga juga mengandung fitokimia yang berfungsi sebagai antioksidan. Antioksidan
dapat menjaga elastisitas pembuluh darah dan permiabilitas sel. Peningkatan
permiabilitas sel otomatis akan meningkatkan sensitifitas insulin sehingga
semakin banyak glukosa darah yang diangkut oleh insulin ke dalam sel untuk
dimetabolisme. Hal ini berdampak pada penurunan kadar glukosa dalam darah
(Titilolobi et al., 2020).
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Widyastuti & Noer, (2015)
menyebutkan bahwa peran jus buah naga ,erah dalam menurunkan kadar GDP
diketahui berdasarkan kandungan serat dan vitamin C buah naga merah.
Kandungan serat yang tinggi dapat memperlambat penyerapan glukosa dengan
memperlambat pengosongan lambung dan memperpendek waktu transit di usus.
Waktu pengosongan lambung lebih lama dengan terbentuknyab gel dilambung
setelah konsumsi serat karena akan menyebabkan chime yang berasal dari
lambung dan berjalan lebih lambat ke usus. Hal ini menyebabkan makanan lebih
lama tertahan di lambung sehingga rasa kenyang lebih panjang.
Serat yang terdapat pada buah naga merah ini adalah serat larut air yang
dapat digunakan sebagai terapi hipoglikemik. Peran serat larut air sebagai terapi
hipoglikemik adalah dengan memperbaiki sensitivitas insulin dan menurunkan
kebutuhan insulin. Sera larut air ini meningkatkan viskositas lambung sehingga
menurunkan laju penyerapan glukosa. Konsumsi serat dalam jumlah yang cukup
dapat memberi manfaat metabolik pada pengendalian glukosa darah. Serat larut
air meningkatkan waktu transit makanan di usus, menunda pengosongan lambung
dan memperlambat absorpsi glukosa. Apabila penyerapan glukosa lambatv maka
sekresi insulin tidak akan berlebihan sehingga akan menurunkan kebutuhan
insulin dan sensitivitas insulin jadi meningkat (Widyastuti & Noer, 2015)

5
Serat yang terdapat pada buah naga merah dapat mengikat banyak air dam
membentuk gel, maka kemungkinan glukosa untuk bersentuhan dengan dinding
usus halus dan masuk kedarah menjadi lebih kecil. Ketika kadar glukosa yang
masuk kedalam darah lebih sedikit, sehingga kadar glukosa darah menjadi
menurun. Asupan serat yang dianjurkan berdasarkan AKG adalah 38 gr/hari.
Buah naga merah ini dapat menyumbang ±52% dari anjuran serat dalam sehari
(Widyastuti & Noer, 2015)
Kandungan vitamin C juga dapat mempengaruhi kadar GDP. Buah naga
merah mengandung 540.27 mg/ 100 g vitamin C atau mencapai 6 kalilipat dari
kebutuhan. Vitamin C sangatv kaya terkandung dalam buah naga merah berfungsi
sebagai antioksidan dapat mengurangi resistensi insulin dengan meningkatkan
fungsi endotel dan menurunkan stres oksidatif. Selain itu vitamin C berperan
dalam menghambat enzim aldose reduktase sehingga ekuivalen pereduksi untuk
mengkonversi glutation teroksidasi (GSSG) menjadi glutation tereduksi (GSH)
menjadi berkurang (Widyastuti & Noer, 2015).

C. Manajemen
Intervensi dilakukan dengan prosedur yang pertam meminta izin
penelitian kepada Kepala Ruangan Penyakit dalam Ruang C untuk melaksanakan
terapu berupa pemberian jus buah naga pada pasien DM Tipe II kemudian
menetapkan responden sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan agar intervensi
yang diberikan memberikan hasil yang sesuai dengan harapan, respinden atau
pasien yang sudah ditemukan dan sesuai dengan kriteria selanjutnya akan
diberikan penjelasan mengenai prosedur yang akan dilakukan selama beberap hari
kedepan, kemudian responden dimintai persetujuan sebelum tindakan dilakukan,
jika responden telah menyetujui dengan penjelasam prosedur yang akan
dilakukan, tahap selanjutnya adalah menentukan waktu pemeberian perlakuan
yang berdasarkan kesepakatan antara perawat dan pasien responden yaitu pada
setiap pagi jam 12.00 WIB.

6
D. Teknik
Tindakan pemberian terapi non farmakologis berupa jus buah naga ini
akan dilaksanakan sedikitnya melalui melalui tiga tahapan, tahapan-tahapan
tersebut adalah tahap pre-test, fas intervensi dan tahap post test.
1. Tahap pre test
Pada tahap ini perawat akan melakukan pengukuran kadar glukosa darah
pasien sebelum dilakukan intervensi, pengukuran dilakukan pada pagi
menggunakan alat ukur kadar glukosa darah yang sama dengan yang digunakan
diruangan agar hasil lebih akurat, pengukuran dilakukan pada pagi hari pukul
07.00 WIB.
2. Tahap intervensi
Setelah dilakukan tahap sebelumnya, selanjutnya masuk ke tahap
intervensi yaitu pemberian jus buah naga. Jus buah naga dibuat dan disediakan
oleh kelompok sendiri . Proses pembuatan jus buah naga merah dilakukan melalui
proses sebagai berikut yaitu:
a. Buah naga merah dengan berat 100 gram diambil dagingnya.
b. Daging buah naga merah dimasukkan ke dalam gelas belender dengan dicampur
air mineral + 100 cc.
c. Setelah buah naga merah dibelender, kemudian disajikan ke dalam 1 gelas
(±200cc) untuk setiap responden.
Pemberian jus seuai dengan kesepakatan yaitu pada setiap jam 12.00 WIB.
Perawta bertemu dengan responden secara langsung sekaligus memberikan
edukasi kepada responden maupun keluarga mengenai jus buah diambil dari buah
naga merah sebanyak 1 gelas (±200cc) diminum 1 kali sehari selama 3 hari
berturut-turut, dan pastikan bahwa responden langsung meminum jus sampai
habis.
3. Tahap post test
Pada tahap post test peneliti mengukur kembalikadar gula darah yang
berdasarkan alat ukur kadar g;ukosa darah yang sama dengan yang digunakan
pada saat pre test dilakukan, tahap post test ini dilakukan pada hari ketiga tepatnya
pada saat intervensi terakhir selesai dilakukan.

7
Sesuai dengan jurnal Wiardani (2014) dalam Chisanto et al.,(2020) yang
berjudul jus buah naga merah menurunkan Kadar Glukosa Darah Penderita DM
Tipe 2 yaiu memberikan jus buah naga merah 100 gram dalam 200 ml jus dapat
menurunkan kadar glukosa pada penderita diabetes melitus tipe 2. Dapat
disimpulkan bahwa tindakan pemberian jus buah naga merah dapat menurunkan
kadar glukosa pada penderita diabetes mlitus tipe 2. Sebagai alternatif, penderita
dapat melakukan kegiatan latihan muscle relaxation untuk kadar gula darah yang
dimilikinya sehingga dapat meminimalisir terjadinya pengingkatan risiko diabetes
melitus.

8
BAB III
METODOLOGI
A. Topik
Topik laporan desain inovatif ini adalah intervensi pemberian terapi non-
farmakologi dan pengaruhnya terhadap kestabilan kadar glukosa darah pada
pasien Diabetes Melitus Tipe 2.

B. Sub Topik
Subtopik penulisan desain inovatif ini adalah Pemberian Terapi Non-Farmakologi
Jus Buah Naga Merah sebagai upaya untuk menstabilkan kadar glukosa darah
pada penderita DMT2 di RSUD Dr. Soedarso.

C. Kelompok
Pemberian intervensi terapi non-farmakologis jus buah naga ini diberikan kepada
pasien yang didiagnosis mengalami DMT2 yang memiliki kadar Gula Darah
Sewaktu/Gula Darah Puasa melebihi batas angka normal.

D. Tujuan Umum
Tujuan umum tindakan ini adalah untuk memberikan terapi non-farmakologi
untuk mengontrol kadar glukosa darah pada pasien Diabetes Melitus Tipe 2.

E. Tujuan Khusus
Tujuan khusus tindakan ini adalah untuk memberikan terapi non-farmakologi jus
buah naga yang bertujuan untuk mengontrol kadar glukosa darah sewaktu/gula
darah puasa pada pasien Diabetes Melitus Tipe 2.

F. Media/Alat yang Digunakan


Jus buah naga sesuai dengan takaran, gelas yang dapat menampung 250 cc jus
tersebut, alat ukur kadar glukosa darah menggunakan alat yang ada diruangan.

9
G. Prosedur Tindakan Operasional Tindakan yang Dilakukan
1. Definisi tindakan
Tindakan pemberian jus buah naga merupakan salah satu model terapi non-
farmakologis yang dapat dilakukan pada pasien Diabetes Melitus yang bertujuan
untuk mengontrol kadar glukosa darah. Salah satu buah naga yang dapat
dimanfaatkan untuk perbaikan diet penderita diabetes melitus adalah buah naga
yang memiliki keunggulan yaitu kaya serat dan antioksidan. Buah naga dapat
menjadi makanan penyeimbang kadar gula darah karena buah ini mengandung
berbagai macam antioksidan yaitu flavonoid, vitamin E, vitamin C, dan
betakaroten yang memiliki kemampuan untuk menurunkan stress oksidatif dan
mengurangi ROS (Reaktive Oxygen Species) sehingga dapat menimbulkan efek
protektif terhadap sel beta pankreas dan meningkatkan sensitivitas insulin
(Hidayati & Ruhyana, 2017).
2. Tujuan tindakan
Tujuan khusus tindakan ini adalah untuk memberikan terapi non-farmakologis jus
buah naga yang bertujuan untuk mengontrol kadar Gula Darah Sewaktu/Gula
Darah Puasa pada pasien DMT2.
3. Prosedur tindakan
a. Tahap interaksi
1) Memberikan salam
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan prosedur tindakan dan tujuan dari tindakan yang akan dilakukan
4) Menanyakan pernyataan persetujuan pemberian tindakan kepada pasien
5) Melakukan kontrak waktu dengan pasien
b. Tahap kerja
1) Lakukan hand hygiene sesuai standar WHO
2) Menggunakn handscoon bersih
3) Mengatur pasien dalam posisi duduk ditempat tidur, selanjutnya perawat
memberikan jus buah naga yang sudah disediakan sebelumnya dan meminta
pasien untuk meminum jus tersebut dan langsung dihabiskan

10
4) Informasikan kepada pasien bahwa tindakan yang dilakukan ini akan diulang
selama beberapa hari kedepan di jam yang sama pada saat pemberian intervensi
pertama kali
c. Tahap terminasi
1) Perawat menanyakan kembali respon pasien terhadap tindakan yang sudah
diberikan
2) Perawat membereskan alat dan memposisikan pasien seperti semula

H. Referensi
Chrisanto, E. Y., Rachmawati, M., & Yulendasari, R. 2020. Penyuluhan Manfaat Buah
Naga Merah Dalam Menurunkan Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes
Melitus. Indonesia Berdaya, 1 (2), 89-94.
Hidayati, A. R., & Ruhyana. 2017. Pengaruh Buah Naga Terhadap Kadar Glukosa
Darah Pasien Diabetes Melitus Tipe II di Puskesmas Temon 1 Kulon Progo
Yogyakarta. Naskah Publikasi Universitas Aisyiyah Yogyakarta.
Soekanto, A. 2017. Potensi Antioksidan Buah Naga Terhadap Kadar Glukosa Darah
Pada Tikus Putih Jantan yang Diinduksi Streptozotosin. Jurnal Ilmiah Pendidikan
Eksakta, III (2).
Titirlolobi, D. M., Aryani, H. P., & Hendarti, E. S. 2020. Pengaruh Pemberian Jus Buah
Naga Merah Terhadap Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Melitus.
Literasi Kesehatan Husada, 4 (II), 126-132.
Widyastuti, A. N., & Noer, E. R. 2015. Pengaruh Pemberian Jus Buah Naga Merah
(Hylocereus Polyrhizus) Terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa Pria
Prediabetes. Journal of Nutrition College, 4 (II), 126-132.

11
BAB IV
LAPORAN KEGIATAN
A. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan pemberian intervensi ini diberikan kepada salah satu
pasien yang dirawat di ruangan penyakit dalam dengan diagnosis DM Tipe II,
yaitu pasien yang berinisial Tn. A, pelaksanaan kegiatan ini sebelumnya sudah
mendapat persetujuan oleh Clinical Instructure dan pihak keluarga yang
bersangkutan. Intervensi ini diberikan langsung oleh kelompok kepada pasien,
intervensi yang diberikan yaitu berupa pemberian 100 gr buah naga merah segar
sebanyak 1 kali sehari yang diberikan selama 2 hari berturut-turut sesuai dengan
jadwal yang sudah ditetapkan, kegiatan pemberian intervensi dilakukan sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan.
1. Pelaksanaan Kegiatan Hari Pertama (20 Oktober 2021)
Pada saat sebelum memulai kegiatan pemberian intervensi terlebih dahulu
kelompok melakukan pretest untuk mengetahui kadar gula darah pasien sebelum
diberikan intervensi, pada saat pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Sewaktu
ditemukan hasil yaitu 218 mg/dl. Setelah dilakukan pemeriksaan kemudian
perawat memberikan 1 gelas buah naga langsung kepada pasien dan dilanjutkan
oleh keluarga pasien untuk dikonsumsi. Pada pelaksanaan pemberian intervensi
hari pertama tidak ditemukan adanya kendala.

12
2. Pelaksanaan Kegiatan Hari Kedua (21 Oktober 2021)
Pada hari kedua pelaksanaan, kelompok memberikan langsung buah naga 100 gr
kepada pasien dan dilanjutkan dengan keluarga untuk dikonsumsi pasien dan
sama seperti hari sebelumnya. Pada hari kedua ini tidak dilakukan pengecekan
Kadar Gula Darah.

3. Pelaksanaan Kegiatan Hari Ketiga (22 Oktober 2021)


Pada hari ketiga pelaksanaan, kelompok memberikan langsung buah naga 100 gr
kepada pasien dan dilanjutkan dengan keluarga untuk dikonsumsi pasien dan
sama seperti hari sebelumnya. Pada hari ketiga ini tidak dilakukan pengecekan
Kadar Gula Darah.

4. Pelaksanaan Kegiatan Hari Keempat (23 Oktober 2021)


Pada hari keempat pelaksanaan, kelompok memberikan langsung buah naga 100
gr kepada pasien dan dilanjutkan dengan keluarga untuk dikonsumsi pasien dan

13
sama seperti hari sebelumnya. Pada hari keempat ini tidak dilakukan pengecekan
Kadar Gula Darah.

5. Pelaksanaan Kegiatan Hari Kelima (24 Oktober 2021)


Pada hari kelima pelaksanaan, kelompok memberikan langsung buah naga 100 gr
kepada pasien dan dilanjutkan dengan keluarga untuk dikonsumsi pasien dan
sama seperti hari sebelumnya. Pada hari kelima ini tidak dilakukan pengecekan
Kadar Gula Darah, pengecekan dilakukan 3 jam setelah intervensi terakhir
dilakukan didapatkan hasil pemeriksaan Gula Darah Sewaktu yaitu 174 mg/dl dan
didapatkan hasil terjadinya penurunan kadar Glukosa Darah.

14
B. Faktor Pendukung
Terdapat beberapa faktor pendukung dalam terlaksananya kegiatan pemberian
intervensi yang dilakukan, kegiatan ini dapat berjalan dengan baik karena telah
mendapatkan izin dan support yang baik dari Clinical Instructure serta perawat
ruangan yang bertugas, dari pihak keluarga juga sangat menerima dengan baik
setiap tindakan yang diberikan kelompok kepada pasien maupun keluarga pasien
walaupun kadangkala dari pihak keluarga sering menanyakan efek dari intervensi
yang diberikan namun dapat diatasi dengan penjelasan dan komunikasi yang baik
antara kelompok dan pihak keluarga. Selain itu progress yang baik terutama nafsu
makan pasien yang sangat baik juga menjadi faktor pendukung yang sangat
berpengaruh dalam terlaksananya kegiatan yang dilakukan oleh kelompok.

C. Faktor Penghambat
Dalam pelaksanaan kegiatan yang dilakukan selama 5 hari ini didapatkan
beberapa faktor penghambat yaitu, terapi medis yang diberikan, dalam
pelaksanaan kegiatan dilakukan pasien juga sedang dalam masa pengobatan dan
mendapatkan terapi medis berupa injeksi Insulin, sehingga hal ini dapat menjadi
variabel perancu terhadap keefektifan intervensi yang diberikan oleh kelompok,
penurunan kadar Glukosa Darah juga dapat dipengaruhi oleh terapi insulin yang
didapatkan oleh pasien saat itu.

D. Evaluasi Kegiatan
Berdasarkan hasil kegiatan yang telah dilakukan, diperlukan adanya evaluasi
untuk lebih memaksimalkan lagi proses pemberian intervensi selanjutnya yaitu
perlu dipertimbangkan terapi yang didapatkan agar tidak menimbulkan efek bias
terhadap hasil yang diharapkan bersama.

15
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Terapi non farmakologi pemberian buah naga merah terbukti dapat
menurunkan gula darah pada penderita diabetes mellitus. Hal ini membuktikan
beberapa hasil penelitian yang pernah dilakukan kepada klien dengan diabetes
mellitus, bahwa pemberian buah naga merah dapat dijadikan alternative
perawatan diabetes mellitus yang murah, mudah, dan aman.

B. Saran dan Rencana Tindak Lanjut


Diharapkan pelaksanaan kegiatan ini dapat menjadi alternatif yang baik dalam
mengatasi kadar glukosa darah yang tinggi pada pasien DM khususnya melalui
pemberian buah naga yang bisa didapatkan dengan mudah dan murah tanpa
menimbulkan efek samping yang buruk terhadap kesehatan. Saran untuk
pelaksanaan berikutnya diharapkan kaji ulang terkait terapi medis yang
didapatkan pasien agar tidak menimbulkan efek rancu terlebih lagi terhadap hasil
yang diharapkan.
Dengan adanya pelaksanaan kegiatan pemberian buah naga ini diharapkan
keluarga dapat sadar bahwa menjaga kadar glukosa darah pada pasien DM juga
dapat dilakukan dengan cara yang mudah dan murah juga enak dikonsumsi,
setelah dilakukan tindakan ini diharapkan keluarga dapat menerapkan ilmu dan
informasi yang telah didapat secara mandiri setelah pasien pulang kerumah
nantinya.

16
DAFTAR PUSTAKA
Chrisanto, E. Y., Rachmawati, M., & Yulendasari, R. 2020. Penyuluhan Manfaat Buah
Naga Merah Dalam Menurunkan Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes
Melitus. Indonesia Berdaya, 1 (2), 89-94.
Hidayati, A. R., & Ruhyana. 2017. Pengaruh Buah Naga Terhadap Kadar Glukosa
Darah Pasien Diabetes Melitus Tipe II di Puskesmas Temon 1 Kulon Progo
Yogyakarta. Naskah Publikasi Universitas Aisyiyah Yogyakarta.
Soekanto, A. 2017. Potensi Antioksidan Buah Naga Terhadap Kadar Glukosa Darah
Pada Tikus Putih Jantan yang Diinduksi Streptozotosin. Jurnal Ilmiah Pendidikan
Eksakta, III (2).
Titirlolobi, D. M., Aryani, H. P., & Hendarti, E. S. 2020. Pengaruh Pemberian Jus Buah
Naga Merah Terhadap Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Melitus.
Literasi Kesehatan Husada, 4 (II), 126-132.
Widyastuti, A. N., & Noer, E. R. 2015. Pengaruh Pemberian Jus Buah Naga Merah
(Hylocereus Polyrhizus) Terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa Pria
Prediabetes. Journal of Nutrition College, 4 (II), 126-132.

17

Anda mungkin juga menyukai