Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA ANAK DENGAN GANGGUAN TERMOREGULASI : THYPOID

Disusun untuk memenuhi tugas praktik profesi


Keperawatan Anak
Minggu ke - 3

DISUSUN OLEH: Foto 3x4


NAMA : RATRI YANI LAURA
NIM : 891221039

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM
PONTIANAK
2022
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Definisi
Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut yang terjadi di usus halus oleh Salmonella
Typhi akibat keracunan makanan dengan gejala demam selama satu minggu atau lebih
disertai dengan gangguan pada saluran pencernaan dengan atau tanpa gangguan kesadaran
(Ketut dan Sarwo, 2018). Demam tifoid adalah infeksi akut yang terjadi di saluran
perncenaan tepatnya usus halus yang disebabkan oleh bakteri Salmnolella Paratyphi A, B
dan C yang dapat ditularkan melalui feses atau urine penderita.
Typhoid adalah penyakit infeksi bakteri pada usus halus, dan terkadang pada aliran
darah, yang disebabkan oleh kuman salmonella typhi atau salmonella paratyphi A, B dan
C, yang terkadang juga dapat menyebabkan gastroenteritis (keracunan makanan) dan
septicemia (tidak menyerang usus). Menurut Ardiansyah (2012) dalam buku yang di tulis
oleh Dewi & Meira (2016).
Kesimpulan dari pengertian diatas dapat disimpulkan, typhoid merupakan suatu
penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri usus halus Salmonella typhi dengan ditandai
panas berkepanjanga dan dapat pula menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan
serta gangguan kesadaran, yang dapat menular melalui oral, fekal, makanan dan minuman
yang terkontaminasi
2. Etiologi
Typhoid disebabkan oleh infeksi kuman Salmonella thyposa/Eberthela thyposa yang
merupakan mikroorganisme pathogen yang berada di jaringan limfatik usus halus, hati,
limpa, dan aliran darah yang terinfeksi. Kuman ini berupa gram negative yang akan
nyaman hidup dalam suhu tubuh manusia. Kuman ini akan mati pada suhu 70o C dan
dengan pemberian antiseptic. Masa inkubasi penyakit ini antara 7-20 hari. Namun, ada
juga yang memiliki masa inkubasi paling pendek yaitu 3 hari, dan paling panjang yaitu 60
hari. (Marni, 2016). Salmonella thyphosa memiliki 3 macam antigen yaitu :
a. Antigen O : Ohne Hauch, yaitu somatic antigen (tidak menyebar)
b. Antigen H : Hauch ( menyebar ), terdapat pada flagella dan bersifat termolabil. C
c. Antigen V : Kapsul, merupakan kapsul yang menyelimuti tubuh kuman dan
melindungi antigen O terhadap fagositosis. (Marni, 2016)
3. Patofisiologi
Penularan Salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang dikenal
dengan 5F yaitu: food (makanan), fingers (jari tangan/ kuku), fomitus (muntah), fly (lalat),
dan melalui feses. Feses dan muntah pada penderita typhoid dapat menularkan kuman
Salmonella typhi kepada orang lain. Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat, dimana lalat akan hinggap di makanan yang akan dikonsumsi oleh orang sehat.
Apabila orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan
dan makanan yang tercemar kuman Salmonella typhi masuk ke tubuhh orang yang sehat
melalui mulut. Kemudian kuman masuk ke dalam lambung, sebagian kuman akan
dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus ke bagian distal
dan mencapai jaringan limpoid. Di dalam jaringan limpoid kuman berkembang biak, lalu
masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelial. Sel-sel retikuloendotelial
ini kemudian melepaskan kuman ke dalam sirkulasi darah dan menimbulkan bakteremia,
kuman selanjutnya masuk limpa, usus halus dan kandung empedu. Semula disangka
demam dan gejala toksimia pada typhoid disebabkan oleh endotoksemia. Akan tetapi
berdasarkan penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksemia bukan merupakan
penyebab utama demam pada typhoid. Endotoksemia berperan pada pathogenesis typhoid,
karena membantu proses inflamasi lokal pada usus halus. Demam disebabkan karena
Salmonella typhi dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat pirogen oleh
leukosit pada jaringan yang meradang (Dewi & Meira, 2016)
4. Manifestasi Klinis
Gejala klinis demam tifoid pada anak biasanya lebih ringan jika dibandingkan dengan
penderita dewasa. Masa tunas rata-rata10-20 hari. Masa tunas tersingkat adalah empat
hari, jika infeksi terjadi melalui makanan. Sedangkan, infeksi mealui minuman masa tunas
terlama berlangsung 30 hari. Selama masa inkubasi, mungkin ditemukan gejala prodromal,
yaitu perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing, dan tidak bersemangat, yang
kemudian disusul dengan gejala-gejala klinis (Wulandari & Erawati, 2016)
a. Minggu Pertama
Pada umumnya demam berangsur naik, terutama sore hari dan malam hari dengan
keluhan dan gejala nyeri otot, anoreksia, mual muntah, bising usus melemah,
konstipasi, diare dan perasaan tidak enak diperut
b. Minggu Kedua
Pada minggu kedua gejala sudah jelas dapat berupa demam, lidah yang khas putih dan
kotor, bibir kering, hepatomegali, splenomegali disertai nyeri pada perabaan dan
penurunan kesadaran.
c. Minggu Ketiga
Suhu badan berangsur - angsur turun dan normal kembali pada akhir minggu ketiga.
5. Pathway

Kuman Salmonella Typhi

Masuk melalui makanan,


minuman, tangan,
muntahan, lalat dan feses

Masuk ke mulut

Menuju ke saluran
pencernaan

Lambung

Kuman mati Kuman hidup

Masuk ke mulut

Bakteri masuk kedalam usus


Inflamasi pada hati dan limfa halus

Peredaran darah dan masuk ke


retikulo edhothelia terutama
Hematomegali Spenomegali hati dan limfa

Nyeri tekan Penurunan mobilitas Masuk ke aliran darah


usus
Endotoksi
Nyeri Akut Penurunan peristalik
usus Mengakibatkan komplikasi
seperti neuropsikiatrik,
Peningkatan asam kardiovaskuler, pernafasan dll
lambung
Merangsan melepas sel
Resiko kekurangan Anoreksia, mual dan perogen
volume cairan muntah

Memperngaruhi pusat
Defisit Nutrisi thermogulator di hipotalamus

Hipertemia
6. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Nurarif dan Kusuma (2015), pemeriksaan penunjang demam typhoid dapat
dilakukan dengan 5 cara sebagai berikut:
a. Pemeriksaan Darah Perifer Lengkap
Dapat ditemukan leukopeni, dapat pula leukositosis atau kadar leukosit normal.
Leukosit dapat terjadi walaupun tanpa infeksi sekunder.
b. Pemeriksaan SGOT (serum glutamic oxaloacetic transaminase) dan SGPT (serum
glutamic oyruvic transaminase)
SGOT dan SGPT sering meningkat, tetapi akan kembali normal setelah sembuh.
Peningkatan SGOT dan SGPT ini tidak memerlukan penanganan khusus.
c. Pemeriksaan Uji Widal
Uji widal dilakukan untuk mendeteksi adanya anti body terhadap bakteri Salmonella
tiphi. Uji widal dimaksudkan untuk menetukan adanya aglutinin dalam serum
penderita demam typoid. Akibat adanya infeksi oleh Salmonella tiphi maka penderita
membuat antibody (aglutinin).
d. Kultur
1) Kultur darah : bisa positif pada minggu pertama
2) Kultur urin : bisa positif pada akhir minggu kedua
3) Kultur feses: bisa positif dari minggu kedua hingga minggu ketiga
e. Anti Salmonella Tiphi IgM Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi secara dini
infeksi akut Salmonella tiphi, karena antibody IgM muncul pada hari ke 3 dan 4
terjadinya demam. (Nurarif & Kusuma, 2015).
7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan penyakit typhoid menurut ( Wulandari dan Erawati,2016) dibagi
menjadi tiga yaitu :
a. Istirahat dan perawatan
Tirah baring dan perawatan profesional bertujuan untuk mencegah komplikasi. Dalam
perawatan perlu sekali dijaga kebersihan tempat tidur, pakaian dan perlengkapan yang
dipakai. Posisi perlu diawasi untuk mencegah dekubitus dan pneumonia ortostatik
serta hygiene perorangan tetap perlu diperhatikan dan dijaga.
b. Diet dan terapi penunjang
Diet meurpakan hal yang cukup penting karena makanan yang kurang akan
menurunkan keadaan umum dan gizi penderita akan semakin turun dan proses
penyembuhan akan menjadi lama. Penderita typhoid diberi bubur saring, kemudian
ditingkatkan menjadi bubur kasar dan akhirnya diberi nasi, perubahan diet tersebut
disesuaikan dengan tingkat kesembuhan penderita. Pemberian bubur saring tersebut
bertujuan untuk menghindari komplikasi perdarahan saluran cerna atau perforasi usus.
Tetapi, beberapa peneliti menunjukan bahwa pemberian makanan padat dini yaitu nasi
dengan lauk pauk rendah selulosa (menghindari sementara sayuran yang berserat)
dapat diberikan dengan aman pada penderita demam typhoid
c. Pemberian antibiotic
1) Antimikroba
a) Kloramfenikol 4 X 500 mg sehari/IV
b) Tiamfenikol 4 X 500 mg sehari oral
c) Kortimoksazol 2 X 2 tablet sehari oral (1 tablet = sulfametokazol 400 mg +
trimetoprim 80 mg atau dosis yang sama IV dilarutkan dalam 250 ml cairan
infus)
d) Ampisilin atau amoksilin 100 mg/kg BB sehari oral/IV dibagi dalam 3 atau 4
dosis.
e) Antimikroba diberikan selama 14 hari atau sampai 7 hari bebas demam
f) Antipiretik seperlunya.
g) Vitamin B kompleks dan Vitamin C (Wulandari, 2016)
8. Hasil penelitian keperawatan terkait
No Nama peneliti Tahu Judul Hasil
. n
1 Ria Rahmi 2020 Faktor Risiko Yang Hasil penelitian dari jurnal ini
Rahmawati Memengaruhi Kejadian yaitu bahwa sebagian besar
Demam Tifoid kelompok kasus dan
Di Wilayah Kerja kelompok kontrol berada
Puskesmas Binakal kelompok umur ≤30 tahun.
Kabupaten Sebagian besar kelompok
Bondowoso kasus dan kelompok kontrol
berjenis kelamin perempuan.
Kebiasaan mencuci tangan
dengan sabun setelah buang
air besar pada kelompok kasus
cenderung tidak memenuhi
syarat dari pada kelompok
kontrol. Berdasarkan
kebiasaan mencuci tangan
dengan sabun sebelum makan
juga pada kelompok kasus
cenderung tidak memenuhi
syarat. Sanitasi lingkungan
pada responden didapatkan
hasil yaitu sebagian besar
kelompok kasus tidak
memiliki sarana pembuangan
tinja yang memenuhi syarat
yakni sebanyak 47,2% dari
akumulasi seluruh responden.
Berdasarkan hasil analisa uji
chi square didapatkan bahwa
karakteristik individu yang
meliputi umur, mencuci
tangan dengan sabun setelah
buang air besar, mencuci
tangan dengan sabun sebelum
makan berhubungan dengan
kejadian demam tifoid di
Wilayah Kerja Puskesmas
Binakal Kabupaten
Bondowoso. Disamping itu,
kualitas sarana pembuangan
tinja berhubungan dengan
kejadian demam tifoid di
Wilayah Kerja Puskesmas
Binakal Kabupaten
Bondowoso.
2 Baig Fitrihan 2019 Pengaruh Pemberian Hasil penelitian dari jurnal ini
Rukmana, Lalu Kompres Hangat yaitu terdapat pengaruh
Muhammad Terhadap Penurunan signifikan kompres air hangat
Sadam Husen, Suhu Tubuh Pada Anak setelah dilakukan intervensi
Halmin Ulya Yang Terkena Typhoid 3x24 jam terhadap penurunan
Nurul Aini Fever suhu tubuh pada anak. Suhu
tubuh responden sebelum
kompres air hangat
menunjukkan bahwa suhu
tubuh minimum 37,7°C dan
suhu tubuh maksimum 38,3
dengan nilai median 38 °C.
Suhu tubuh responden setelah
kompres air hangat
menunjukkan bahwa suhu
tubuh minimum setelah
dilakukan kompres hangat
36,7°C dan suhu tubuh
maksimum 37,4°C dengan
nilai median 37,0°C.
Didapatkan selisih median -
1,0°C atau setelah dilakukan
perlakuan kompres hangat
terjadi penurunan 1°C dengan
nilai p =0,001 atau p<0,005
yang artinya Ada pengaruh
kompres air hangat terhadap
penurunan suhu tubuh pada
anak yang terkena typhoid
fever (demamtifoid)
3 Julita Legi, 2019 Hubungan Pengetahuan Hasil penelitian dari jurnal ini
Inggrit Lidia Dan Sikap Orang Tua yaitu pengetahuan orang tua
Halik Dengan Upaya tentang pencegahan demam
Pencegahan thypoid pada anak usia
Kekambuhan Demam sekolah di Puskesmas
Thypoid Pada Anak Usia Kombos Manado adalah baik,
Sekolah Di Puskesmas namun ada sebagian orang tua
Kombos Kota Manado yang tidak melakukan
pencegahan demam thypoid.
Sikap orang tua dengan
pencegahan penyakit demam
thypoid pada anak usia
sekolah di Puskesmas
Kombos Kota Manado yang
paling banyak adalah kurang
baik. Pencegahan demam
thypoid pada anak usia
sekolah di Puskesmas
Kombos Kota Manado ada
anak yang tidak melakukan
demam thypoid. Terdapat
hubungan pengetahuan orang
tua dengan upaya pencegahan
kekambuhan demam thypoid
pada anak usia sekolah di
Puskesmas Kombos Kota
Manado. Terdapat hubungan
sikap orang tua dengan upaya
pencegahan kekambuhan
demam thypoid pada anak
usia sekolah di Puskesmas
Kombos Kota Manado
9. Pengkajian
Menurut Budiono (2016) data-data yang harus diperoleh selama pengkajian meliputi:
a. Identitas diri
Meliputi pengkajian nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan,
suku/bangsa, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, nomor rekam medis,
alamat
b. Identitas penanggungjawab
Meliputi pengkajian nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan,
hubungan dengan klien dan alamat dari orang yang bertanggung jawab secara
langsung terhadap klien.
c. Riwayat kesehatan
Data riwayat kesehatan yang perlu dikaji meliputi:
1) Riwayat kesehatan sekarang
a) Keluhan utama saat masuk rumah sakit
Menurut Dewi & Meira (2016), keluhan utama yang biasa dijumpai pada klien
dengan demam typoid dapat berupa demam lebih dari 1 minggu, gangguan
kesadaran: apatis, sampai somnolen, dan gangguan saluran pencernaan seperti
perut kembung atau tegang dan nyeri pada perabaan, mulut bau, konstipasi atau
diare, tinja berdarah dengan atau tanpa lendir, anoreksia, dan muntah.
b) Keluhan utama saat dikaji
Dikaji dengan metode PQRST, pada klien dengan demam typhoid biasanya
keluhan utama yang dirasakan adalah demam. Demam bertambah apabila
klien banyak melakukan aktivitas atau mobilisasi dan berkurang apabila klien
beristirahat dan setelah minum obat. Biasanya demam hilang timbul dan
kadang disertai dengan menggigil, demam dirasakan pada sekujur tubuh. Suhu
biasanya dapat mencapai 39-41 ºC. biasanya demam dirasakan pada sore
hingga malam hari dan menurun pada pagi hari
c) Riwayat kesehatan dahulu
Mengkaji apakah klien pernah mengalami penyakit dengan gejala yang sama
atau penyakit yang dapat berhubungan dengan penyakit yang sedang diderita
klien saat ini.
d) Riwayat kesehatan keluarga
Memuat data tentang riwayat penyakit yang sama, penyakit menular ataupun
penyakit keturunan yang dapat diderita oleh anggota keluarga klien
d. Aktivitas sehari-hari
1) Pola nutrisi
Klien dengan demam typhoid dapat mengalami anoreksia, mual dan muntah yang
berpengaruh terhadap nutrisi klien. (Dewi & Meira, 2016)
2) Pola eliminasi
Klien dengan demam typhoid dapat mengalami konstipasi ataupun diare. (Dewi &
Meira, 2016).
3) Pola istirahat tidur
Demam yang dirasakan oleh klien dapat mengganggu pola tidur klien saat sakit
karena tidak merasa nyaman.
4) Pola personal hygiene
Klien yang merasa kelelahan dapat mengabaikan kebersihan diri selama sakit.
5) Pola aktivitas
Aktivitas rutin yang biasa dilakukan klien sebelum sakit
e. Pertumbuhan dan perkembangan
1) Pertumbuhan
Tanyakan tentang status pertumbuhan anak, pernah terjadi gangguan dalam
pertumbuhan dan terjadinya pada saat umur berapa dengan menanyakan atau
melihat catatan kesehatan tentang berat badan, tinggi badan. (Soetjiningsih, 2015).
2) Perkembangan
Tanyakan tentang perkembangan bahasa, motorik kasar, motorik halus, dan sosial.
Data ini juga dapat diketahui melalui penggunaan perkembangan. (soetjiningsih,
2015).
f. Riwayat imunisasi
Tanyakan tentang riwayat imunisasi dasar seperti Bacilus Calmet Guimet (BCG),
Difteri Pertutis Tetanus (DPT), polio, hepatitis, campak, maupun imunisasi ulangan.
g. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan atau penampilan
Mengkaji keadaan atau penampilan klien seperti lemah, sakit ringan, sakit berat,
gelisah, rewel
2) Tingkat kesadaran
Umumnya kesadaran pasien menurun walaupun tidak seberapa dalam, yaitu apatis
sampai somnolen; jarang terjadi stupor, koma, atau gelisah (kecuali bila
penyakitnya berat dan terlambat mendapat pengobatan)
3) Tanda-tanda vital
Pada kasus yang khas, demam berlangsung selama 3 minggu, bersifat febris
remiten, dan suhunya tidak tinggi sekali. Selama minggu pertama, suhu tubuh
berangsur-angsur baik setiap harinya, biasanya menurun pada pagi hari dan
meningkat lagi pada sore dan malam hari.
h. Pemeriksaan head to toe
1) Kepala
Pada pasien demam typhoid biasanya ditemukan rambut agak kusam dan lengket,
kulit kepala kotor. (Muttaqin, 2013)
2) Mata
Didapatkannya ikterus pada sklera terjadi pada kondisi berat. (Muttaqin, 2013).
3) Telinga
Kebersihan, sekresi dan pemeriksaan pendengaran.
4) Hidung
Pemeriksaan penciuman, kebersihan, sekresi dan pernafasan cuping hidung.
5) Mulut
Pada pasien demam typhoid dapat ditemukan nafas yang berbau tidak sedap, bibir
kering, dan pecah-pecah (regaden). Lidah tertutup selaput putih kotor (coated
tongue), sementara ujung dan tepinya berwarna kemerahan, dan jarang disertai
tremor.
6) Leher
Pada pasien dengan demam typhoid biasanya ditemukan tanda roseola (bintik
merah) dengan diameter 2-4 mm. (Muttaqin, 2013).
7) Dada
Pada saat diinspeksi pasien dengan demam typhoid biasanya ditemukan tanda
roseola atau bintik kemerahan dengan diameter 2-4 mm. pada paru-paru
mengalami perubahan apabila terjadi respon akut dengan gejala batuk kering dan
pada kasus berat didapatkan adanya komplikasi pneumonia. (Muttaqin, 2013)
8) Abdomen
Pada pasien dengan demam typhoid pada saat diinspeksi biasanya ditemukan tanda
roseola yang berdiameter 2-4 mm yang didalamnya mengandung kuman
Salmonella Typhi, distensi abdomen, merupakan tanda yang diwaspadai terjadinya
perforasi dan peritonitis. Pada saat dipalpasi terdapat nyeri tekan abdomen,
hepatomegali dan splenomegali, mengindikasikan infeksi RES yang mulai terjadi
pada minggu ke dua. Pada saat dilakukan auskultasi didapatkan penurunan bising
usus kurang dari 5 kali/menit pada minggu pertama dan terjadi konstipasi,
selanjutnya meningkat akibat diare. (Muttaqin, 2013)
9) Punggung dan bokong
Pada pasien dengan demam typhoid biasanya ditemukan tanda roseola, yang
sedikit menonjol dengan diameter 2-4 mm. (Muttaqin, 2013).
10) Ekstremitas
Pada pasien dengan demam typhoid biasanya ditemukan kelemahan fisik umum
dan kram pada ekstremitas. (Muttaqin, 2013).
i. Data psikologis
1) Body image
Persepsi atau perasaan tentang penampilan dari segi ukuran dan bentuk.
2) Ideal diri
Persepsi individu tentang bagaimana dia harus berperilaku berdasarkan standar,
tujuan, keinginan, atau nilai pribadi.
3) Identitas diri
Kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari observasi dan penilaian diri
sendiri.
4) Peran diri
Perilaku yang diharapkan secara sosial yang berhubungan dengan fungsi individu
pada berbagai kelompok
j. Data sosial
Pada aspek ini perlu dikaji pola komunikasi dan interaksi interpersonal, gaya hidup,
faktor sosiokultural serta keadaan lingkungan sekitar rumah.
k. Data spiritual
Nilai-nilai dan keyakinan klien terhadap sesuatu dan menjadi sugesti yang amat kuat
sehingga mempengaruhi gaya hidup dan dampak pada kesehatan. Termasuk juga
praktik ibadah yang dijalankan klien sebelum sakit sampai saat sakit.
l. Data hospitalisasi
Data yang diperoleh dari kemampuan pasien menyesuaikan dengan lingkungan rumah
sakit, kaji tingkat stres pasien, tingkat pertumbuhan dan perkembangan selama di
rumah sakit, sistem pendukung, dan pengalaman.
m. Data penunjang
1) Pemeriksaan darah
Untuk mengidentifikasi adanya anemia karena asupan makanan yang terbatas,
malabsorpsi, hambatan pembentukan darah dalam sumsum, dan penghancuran sel
darah merah dalam peredaran darah. Pemeriksaan darah ditemukan leukopeni
3000-4000/mm3 pada fase demam dan trombositopenia terjadi pada stadium panas
yaitu pada minggu pertama. (Muttaqin, 2013)
2) Pemeriksaan serologi
Respon antibodi yang dihasilkan tubuh akibat infeksi kuman Salmonella adalah
antibodi O dan H. apabila titer antibodi O adalah 1:320 atau lebih pada minggu
pertama atau terjadi peningkatan titer antibodi yang progresif yaitu lebih dari 4 kali
menyokong diagnosis. (Muttaqin, 2013)
n. Terapi
Klien melakukan tirah baring dengan perawatan sepenuhnya di tempat tidur. Diet
makanan harus mengandung kalori, cairan dan protein yang cukup. Bahan makanan
tidak mengandung banyak serat, tidak merangsang dan tidak menimbulkan banyak
gas. Pemberian antibiotik kloramfenikol 4x500 mg sehari /IV, tiamfenikol 4x500 mg
sehari /oral, kotrimoksazol 2x2 tablet sehari /oral, amoksilin 100 mg/kgBB/hari /oral,
antibiotik diberikan sampai 7 hari bebas demam

10. Diagnosa keperawatan


Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis mengenai respon klien terhadap
masalah Kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung actual
maupun potensial. Diagnosa keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasirespons klien
individu keluarga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan Kesehatan (Tim
Pokja SDKI DPP PPNI,2017). Diagnosa keperawatan yang di pergunakan dalam hal ini
antara lain:
a. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh.
b. Defisit nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.
c. Resiko ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat dan
peningkatan suhu tubuh
11.Intervensi Keperawatan
NO Diagnosa Keperawatan Tujuan ( SLKI ) Intervensi ( SIKI )
1 Hipertermia (D.0130) Termoregulasi Membaik ( L.14134) Manajemen Hipertermia (I.15506)
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ... 1. Observasi
x ... jam diharapkan termoregulasi membaik,  Identifkasi penyebab hipertermi (mis.
dengan kriteria hasil : Dehidrasi terpapar lingkungan panas
penggunaan incubator)
1. Menggigil menurun.
 Monitor suhu tubuh
2. Kulit merah menurun 2. Terapeutik
3. Pucat menurun  Longgarkan atau lepaskan pakaian
4. Suhu tubuh membaik  Basahi dan kipasi permukaan tubuh
5. Suhu kulit membaik.  Berikan cairan oral
6. Tekanan darah membaik.  Ganti linen setiap hari atau lebih sering
jika mengalami nalgesicsis (keringat
berlebih)
 Lakukan pendinginan eksternal (mis.
Selimut hipotermia atau kompres panas
pada dahi, leher, dada, abdomen,aksila)
 Hindari pemberian antipiretik atau
aspirin
3. Edukasi
 Anjurkan tirah baring
4. Kolaboras
 Kolaborasi cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu

2 Defisit Nutrisi Status nutrisi L.03030 Manajemen Nutrisi (I. 03119)


(D.0019) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. Observasi
...x... jam diharapkan status nutrisi mebaik  Identifikasi status nutrisi
 Identifikasi alergi dan intoleransi
dengan kriteria hasil :
makanan
a. Porsi makan yang dihabiskan meningkat  Identifikasi makanan yang disukai
b. Berat badan membaik  Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
c. IMT mebaik nutrient
 Identifikasi perlunya penggunaan
selang nasogastrik
 Monitor asupan makanan
 Monitor berat badan
 Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
2. Terapeutik
 Lakukan oral hygiene sebelum makan,
jika perlu
 Fasilitasi menentukan pedoman diet
(mis. Piramida makanan)
 Sajikan makanan secara menarik dan
suhu yang sesuai
 Berikan makan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
 Berikan makanan tinggi kalori dan
tinggi protein
 Berikan suplemen makanan, jika perlu
 Hentikan pemberian makan melalui
selang nasigastrik jika asupan oral
dapat ditoleransi
3. Edukasi
 Anjurkan posisi duduk, jika mampu
 Ajarkan diet yang diprogramkan
4. Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan (mis. Pereda nyeri,
antiemetik), jika perlu
 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan, jika perlU

3 Risiko Ketidakseimbangan Cairan Keseimbangan cairan meningkat ( L.03021) Manajemen Cairan (I.03098)


(0036) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. Observasi
...x... jam diharapkan Keseimbangan cairan  Monitor status hidrasi ( mis, frek nadi,
meningkat dengan kriteria hasil : kekuatan nadi, akral, pengisian kapiler,
a. Mempertahankan output (frekuensi dan kelembapan mukosa, turgor kulit,
tekanan darah)
konsistensi BAB kembali normal)
 Monitor berat badan harian
b. Tekanan darah, nadi, suhu, bising usus  Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
dalam batas normal (mis. Hematokrit, Na, K, Cl, berat jenis
c. Tidak ada tanda tanda dehidrasi (Elastisitas urin , BUN)
turgor kulit baik, membran mukosa lembab,  Monitor status hemodinamik ( Mis.
MAP, CVP, PCWP jika tersedia)
tidak ada rasa haus yang berlebihan)
2. Terapeutik
 Catat intake output dan hitung balans
cairan dalam 24 jam
 Berikan  asupan cairan sesuai kebutuhan
 Berikan cairan intravena bila perlu
3. Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian diuretik,  jika
perlu
Pemantauan Cairan (I.03121)
1. Observasi
 Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
 Monitor frekuensi nafas
 Monitor tekanan darah
 Monitor berat badan
 Monitor waktu pengisian kapiler
 Monitor elastisitas atau turgor kulit
 Monitor jumlah, waktu dan berat jenis
urine
 Monitor kadar albumin dan protein total
 Monitor hasil pemeriksaan serum (mis.
Osmolaritas serum, hematocrit, natrium,
kalium, BUN)
 Identifikasi tanda-tanda hipovolemia
(mis. Frekuensi nadi meningkat, nadi
teraba lemah, tekanan darah menurun,
tekanan nadi menyempit, turgor kulit
menurun, membrane mukosa kering,
volume urine menurun, hematocrit
meningkat, haus, lemah, konsentrasi
urine meningkat, berat badan menurun
dalam waktu singkat)
 Identifikasi tanda-tanda hypervolemia
9mis. Dyspnea, edema perifer, edema
anasarka, JVP meningkat, CVP
meningkat, refleks hepatojogular positif,
berat badan menurun dalam waktu
singkat)
 Identifikasi factor resiko
ketidakseimbangan cairan (mis.
Prosedur pembedahan mayor,
trauma/perdarahan, luka bakar,
apheresis, obstruksi intestinal,
peradangan pankreas, penyakit ginjal
dan kelenjar, disfungsi intestinal)
2. Terapeutik
 Atur interval waktu pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
 Dokumentasi hasil pemantauan
3. Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
 Informasikan hasil pemantauan, jika
perlu
11. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan (Februanti, 2019). Oleh
karena itu, jika intervensi keperawatan yang telah dibuat dalam perencanaan
dilaksanakan atau diaplikasikan pada pasien, maka tindakan tersebut disebut
implementasi keperawatan (Februanti, 2019)
12. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan seberapa jauh
keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan. Penilaian proses
menentukan apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari pengkajian,
diagnosa, perencanaan, tindakan dan evaluasi (Ali 2016). Evaluasi merupakan tahap
akhir yang bertujuan untuk menilai apakah tindakan keperawatan yang telah
dilakukan tercapai atau tidak untuk mengatasi suatu masalah
DAFTAR PUSTAKA

Arfiana & Lusiana, A. (2016) Asuhan Neonatus Bayi Balita dan Anak
PraSekolah .Yogyakarta : Trans Medika
Bahar, dkk. (2015). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kesembuhan Paien Penderita
Demam Typoid Di Ruang Perawatan Interna RSUD Kota Makassar. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 6
Bachrudin, M & Najib, M .(2016). Keperwatan Medikal Bedah 1. Jakarta :Pusdik SDM
Kesehatan
Baratawidjaja, K,G & Rengganis I. (2012). Imunologi Dasar Edisi ke-10.Jakarta : FKUI
Mutiarasari dan Handayani. (2017). Karakteristik Usia, Jenis Kelamin, Tingkat Demam,
Kadar Hemoglobin, Leukosit dan Trombosit Penderita Demam tipoid Pada Pasien
Anak Di RSU Anutapura Tahun 2013. Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 2.
Noer, Syaifullah. (2015). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi II. Jakarta; EGC
Nurarif dan Kusuma. (2016). Asuhan Keperawatan Praktis Berdasarkan Penerapan Diagnosa
Nanda Nic Noc Dalam Berbagai Kasus Ed. Revisi Jilid 1. Yogjakarta: Mediaction.
Peratiwi, Donna. (2015). Status Dehidrasi Jangka Pendek Berdasarkan Hasil Pengukuran
PURI (Periksa Urin Sendiri) Menggunakan Grafik Warna Urine Pada Remaja Kelas 1
dan 2 Di SMAN 63 Jakarta. Jakarta : Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
WHO, 2018. Background document : The diagnosis, treatment and prevention of typhoid
fever. World Health Organization. Volume 3.7
Widodo. (2014). Demam Tifoid. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Universitas Indonesia Edisi
6, Jakarta.
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN
PADA ANAK DENGAN GANGGUAN TERMOREGULASI : THYPOID

Mahasiswa

Ratri Yani Laura


NIM. 891221039

Mengetahui,

Pembimbing akademik Pembimbing klinik

NS. Lintang Sari, M.Kep


PORTOFOLIO
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN GANGGUAN
TERMOREGULASI : THYPOID

Disusun untuk memenuhi tugas praktik profesi


Keperawatan Anak
Minggu ke - 3

DISUSUN OLEH: Foto 3x4


NAMA : RATRI YANI LAURA
NIM : 891221039

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM
PONTIANAK
2022
DAFTAR HADIR
PRAKTEK KEPERAWATAN ANAK
PRODI NERS STIKES YARSI PONTIANAK

Nama : RATRI YANI LAURA


NIM : 891221039
Unit Ruang :
Minggu :3

Jam Jam Istirahat TTD TTD


No. Hari/Tgl
Datang Pulang Keluar Masuk Mahasiswa Preseptor

1 Kamis, 01 Desember 2022 07.00 14.00 12.00 13.00

2 Jumat, 02 Desember 2022 07.00 14.00 12.00 13.00

3 Sabtu, 03 Desember 2022 07.00 14.00 12.00 13.00

4 Senin, 05 Desember 2022 07.00 14.00 12.00 13.00

5 Selasa, 06 Desember 2022 07.00 14.00 11.00 13.00

6 Rabu, 07 Desember 2022 07.00 14.00 12.00 13.00


LOGBOOK KEGIATAN HARIAN

Nama : Ratri Yani Laura


NIM : 891221039
Ruangan :
No Hari/tanggal Waktu Kegiatan Paraf
1 Kamis, 01 08.00 1. Membuat laporan pendahuluan
Desember s/d 2. Melakukan pengkajian pada pasien kelolaan
2022 14.00 3. Melakukan intervensi pada pasien kelolaan
4. Mengidentifkasi penyebab hipertermi
5. Memonitor suhu tubuh
6. Menganjurkan longgarkan atau lepaskan
pakaian
7. Menganjurkan berikan cairan oral
8. Menganjurkan kompres hangat
9. Menganjurkan tirah baring
10. Kolaborasi cairan dan elektrolit intravena (RL
30 tpm )
11. Mengidentifikasi alergi dan intoleransi makanan
12. Mengidentifikasi makanan yang disukai
13. Memonitor berat badan
14. Menganjurkan memberikan makan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
15. Menganjurkan memberikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
16. Menganjurkan posisi duduk, jika mampu
17. Mengidentifikasi pola aktivitas tidur
18. Mengidentifikasi faktor pengganggu tidur
19. Memmodifikasi lingkungan sekitar klien
20. Melakukan prosedur untuk meningkatkan
kenyamanan
21. Menjelaskan pentingnya tidur cukup selama
sakit
22. Mengevaluasi pasien kelolaan
23. Melanjutkan intervensi pasien kelolaan
2 Jumat, 02 08.00 1. Melanjutkan intervensi pasien kelolaan
Desember s/d 2. Memonitor suhu tubuh
2022 14.00 3. Menganjurkan longgarkan atau lepaskan
pakaian
4. Menganjurkan berikan cairan oral
5. Menganjurkan kompres hangat
6. Menganjurkan tirah baring
7. Kolaborasi cairan dan elektrolit intravena (RL
30 tpm )
8. Mengidentifikasi alergi dan intoleransi makanan
9. Memonitor berat badan
10. Menganjurkan memberikan makan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
11. Menganjurkan memberikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protei
12. Menganjurkan posisi duduk, jika mampu
13. Mengidentifikasi pola aktivitas tidur
14. Mengidentifikasi faktor pengganggu tidur
15. Memmodifikasi lingkungan sekitar klien
16. Melakukan prosedur untuk meningkatkan
kenyamanan
17. Melanjutkan intervensi pasien kelolaan
3 Sabtu, 03 08.00 1. Melanjutkan intervensi pasien kelolaan
Desember s/d 2. Memonitor suhu tubuh
2022 14.00 3. Menganjurkan longgarkan atau lepaskan
pakaian
4. Menganjurkan berikan cairan oral
5. Menganjurkan kompres hangat
6. Menganjurkan tirah barin
7. Kolaborasi cairan dan elektrolit intravena (RL
20 tpm )
8. Memonitor berat badan
9. Menganjurkan memberikan makan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
10. Menganjurkan memberikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
11. Menganjurkan posisi duduk, jika mampu
12. Mengidentifikasi pola aktivitas tidur
13. Memodifikasi lingkungan sekitar klien
14. Melakukan prosedur untuk meningkatkan
kenyamanan
15. Membuat laporan asuhan keperawatan
4 Senin, 05 08.00 1. Melakukan ttv
Desember s/d 2. Melalakukan pemasangan infus
2022 14.00 3. Melakukan perawatan luka
4. Memberikan obat oral dan injeksi pada pasien
5. Melakukan pemeriksaan fisik
5 Selasa, 06 08.00 1. Melakukan ttv
Desember s/d 2. Melalakukan pemasangan infus
2022 14.00 3. Melakukan perawatan luka
4. Memberikan obat oral dan injeksi pada pasien
6 Rabu, 07 08.00 1. Melakukan ttv
Desember s/d 2. Melalakukan pemasangan infus
2022 14.00 3. Melakukan perawatan luka
4. Memberikan obat oral dan injeksi pada pasien
DAFTAR TOPIK DISKUSI

Ruangan :

Lahan Praktik : Puskesmas Rawat Inap Teluk Melano

No Topik Diskusi Tanggal Paraf Pembimbing

Ruangan : …………………………

Lahan Praktik : Puskesmas Rawat Inap Teluk Melano

No Topik Diskusi Tanggal Paraf Pembimbing

Ruangan : …………………………

Lahan Praktik : …………………………

No Topik Diskusi Tanggal Paraf Pembimbing


KEGIATAN BIMBINGAN KEPERAWATAN

Nama Pembimbing :
NIP :
Ruangan :

No. Hari/tanggal Waktu Kegiatan Bimbingan Paraf


FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAK (> 1 tahun)
STIKES YARSI PONTIANAK

I. IDENTITAS KLIEN

Nama : An.M
Nama Panggilan : An.M
Tgl Lahir/Umur : 12-Maret-2011 (11 tahun)
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Bahasa yang dipakai : Melayu
Pendidikan : SD
Alamat : Desan Batu Barat
Telp :-
Ruang :
No. Register : 21.11.22.XX
Nama Ayah : Tn. A
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : S1
Nama Ibu : Ny.T
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMA

II. RIWAYAT KEPERAWATAN


Tanggal masuk : 01 Desember 2022
Tanggal dan jam pengambilan data : 01 Desember 2022
Diagnosis medik saat masuk : Demam Thypoid

Cara masuk : [ √ ] Berjalan [ ] Kursi roda [ ] Brancar [ ] digendong


Ditemani oleh : [ √ ] orang tua [ ] saudara [ ] lain-lain
Dikirim dari : [ √ ] Emergency [ ] Poli [ ] Kamar operasi [ ] lain-lain
Keadaan waktu masuk : Lemah
Kesadaran : [√ ]Composmentis [ ] Apatis [ ] Somnolen [ ] Soporcoma [ ] Coma
Pernafasan : 22 x/mnt, Suhu 38.8C, Nadi 98 x/mnt
Tekanan darah : 100/80 mmHg, BB : 35 kg, TB : 140 cm

Keluhan yang dirasakan sekarang:


Saat di kaji ibu mengatakan anaknya sudah demam sejak 7 hari yang lalu, ibu klien
mengatakan anaknya mengalami penurunan nafsu makan, mual dan muntah sampai 3x
dalam sehari. Ibu mengatakan mengalami demam dan terjadi demam pada malam hari
dan mengatakann berat badan klien menurun, Ibu mengatakan anaknya sulit tidur, ibu
mengatakan anaknya sering terbangun pada malam hari dan istirahat tidak cukup. Ibu
mengatakan anaknya kurang minum air putih. Klien terlihat lemas, mukosa bibir terlihat
kering, akral teraba hangat, klien terlihat berbaring saja ditempat tidur.
Alergi : [ ] ya [ ] obat [ ] makanan [ ] lain-lain [ √] tidak
Alat bantu yang dipakai : tidak ada alat bantu
Apakah pernah sakit sebelum ini ? [ ] ya [ √ ] tidak
Bila pernah sakit apa : Ibu klien mengatakan bahwa klien tidak mempunyai Riwayat
penyakit
Apakah sudah berobat : [ ] sudah [ √ ] belum
Bila sudah berobat dimana : -
Riwayat dalam kandungan – kelahiran :
Prenatal : [√] normal [ ] tidak normal
Natal : [ √ ] spontan [ ] VE [ ] SC.
BB lahir : 2600 Gr Panjang badan lahir : 55cm.
Menangis saat lahir : [ √ ] ya [ ] tidak
Post natal : Tidak ada kelainan
Minum ASI [ √ ] ya, sampai umur 1 tahun [ ] tidak
Riwayat Imunisasi :[√ ] DPT I [ √] DPT II [ √ ] DPT III [√] Polio I √] Polio II [ √ ]
Polio III [√ ] BCG [ √] Campak [√] MMR [√ ] Hepatitis, Vaksin ulangan [ √] ya

Riwayat Keluarga
Saudara :

Jenis Kelamin
No Nama Umur Sehat / Sakit
L/P
1. Tn. N 15 Laki-Laki Sehat

Genogram keluarga ( minimal 3 generasi )

Genogram Keluarga :

Ket :

: Laki-Laki
√ : Perempuan √ : Pasien : Seruma
III. RIWAYAT KEBUTUHAN SEHARI-HARI

1. PERNAFASAN
Spontan (√ ) ya ( ) reguler ( ) irreguler ( ) Tidak.
Frekuensi nafas : 21 x/mnt
Keadaan saat ini : RR normal , Klien mengatakan tidak ada sesak nafas
( ) Batuk ( ) Dyspone ( ) Sianosis ( ) Retraksi :
( ) Wheezing ( ) Sakit ( ) Lendir ( ) Ronkhi
Alat bantu nafas : ( ) O2 nasal ( ) ETT ( ) T. Piece
Hasil analisa gas darah :-
Keterangan : tidak ada gangguan di pernafasan
2. SIRKULASI
Frekuensi nadi : 92 x/mnt [ √ ] Reguler [ ] Irreguler.
Tekanan darah : 100/80 mmHg
Keadaan saat ini : Nadi normal, Klien mengatakan hanya merasa pusing kepala
[ ] Edema [ ] nyeri kaki [ ] nyeri dada [ ] kelelahan [ ] syncope.
Extremitas : [√ ] Hangat [ ] Dingin [ ] Sianosis [ ] Anemia [ ]
Trombositopenia
[ ] Lekositosis [ ] Hipoproteinemia
Keterangan : Klien tampak terbaring lemah
3. MAKANAN, CAIRAN DAN ELEKTROLIT
Makan 3x/hari.Pagi jam 07.00 Siang jam 12.00 Malam jam 19.00
Diet : - Minum : 900 cc/hari. Menggunakan [ ] Dot [√ ] Gelas
Makanan dan minuman yang tidak disukai : Tidak ada
Nafsu makan [ ] Baik [ ] Sedang [√ ] Buruk.
BB sebelum sakit : 37 kg, BB sekarang : 35 kg
[ √ ] BB turun [ ] BB tetap [ ] BB naik
Keadaan saat ini :
[ ] Sulit mengunyah [ ] Stomatitis [ ] Sakit menelan [ ] kebersihan mulut
kurang
[ √ ] Mual [√ ] Muntah [ ] Nyeri ulu hati
Gigi : Gigi klien tampak utuh
Lidah : [ ] Basah [√ ] Kering [ ] Berselaput [ ] Lain-lain
Selaput lendir : [ ] Basah [√ ] Kering [ ] Berselaput [ ] Lain-lain
Abdomen : [ √ ] Supel [ ] kembung [ ]
Tegang Turgor : [ √] Baik [ ] Sedang [ ] Buruk

Hasil laboratorium : -
Dextrostik : [√ } Normal [ } Rendah [ ] Tinggi
Keterangan : Ibu klien mengatakan anaknya kurang nafsu makan dan kurang mau
minum air putih selama sakit, ada mual dan muntah hampir 3x dalam sehari. Ibu
klien mengatakan bb anaknya turun 2 kg selama sakit.
4. ELIMINASI
4.a. BUANG AIR KECIL ( BAK )
Frekuensi BAK 3 x/hari. Ada kesukaran : [ ] Ya [√ ] Tidak
Bila ada kesukaran lakukan apa : Tidak ada keluhan
Keadaan saat ini : Tidak ada keluhan
[ ] Rasa terbakar [ ] Dysuria [ ] Sering BAK [ ] Hematuria [ ]
Inkontinesia [ ] Retensi urin [ ] Imobilisasi [ ] Menetes [ ] Infeksi [ ]
Distensi kandung kemih
Keterangan : tidak ada gangguan
4.b. BUANG AIR BESAR ( BAB )
Frekuensi BAB 1x/hari.Ada kesukaran : [ ] Ya [√ ] Tidak
Kapan terakhir BAB : Pagi ini
Keadaan saat ini : Tidak ada keluhan
[ ] Diare [ ] Konstipasi [ ] Hemorroid [ ] Kolostomi [ ] Ileustomi
[ ] Perubahan diet [ ] Penurunan pemasukan cairan [ ] Sakit pada saat
defekasi [ ] Imobilisasi
Konsistensi Feces : [ √ ] lembek [ ] Cair berampas[ ] Cair tanpa ampas
Warna Feces : [ √ ] Kuning [ ] Hijau [ ] Putih dempul [ ] Darah
Keterangan : tidak ada gangguan
5. NEUROSENSORI
Tingkat Kesadaran [√ ] Kompos mentis [ ] Apatis [ ] Somnolent[ ] Sopor
coma [ ] Coma
Orientasi [ ] Waktu [ ] Tempat [ ] Orang [ ] Bingung
Sifat Anak [ ] Tenang [√ ] Sedih [ ] Cemas [ ] Lain-lain
Berbicara [√] Sesuai/teratur [ ] Tak sesuai [ ] Menghina [ ] Aphasia [ ]
Kacau
Kontak mata : [√ ] Ya [ ] Tidak .Pupil mata : [ ] Isokor [ ] An isokor [ ]
Dilatasi [ ] Bereaksi [ ] Tidak Bereaksi
Keterangan : tidak ada gangguan
6. KEAMANAN / MOBILISASI
6.a. Persepsi/koordinasi
Penglihatan [ √ ] Baik [ ] Kabar [ ] Ganda [ ] Buta warna
Pendengaran : [√ ] Baik [ ] Tuli [ ] Nyeri
Sensori : [√ ] Baik [ ] Pusing [ ] Pingsan [ ] Nyeri [ ] Sakit Kepala [ ]
Mati rasa
Keterangan : tidak ada gangguan
6.b. Mobilisasi
Aktifitas sehari-hari yang bisa dilakukan : Kegiatan klien dibantu oleh orang tua
[ ] Dapat menolong diri sendiri [ √ ] Ditolong dengan bantuan
Keadaan saat ini :
[ ] Sulit berjalan [ ] Kelelahan [ ] Nyeri [ ] Gerakan yang terbatas [ ]
kejang [ ] Parasitis [ ] Otot lemah [ ] Riwayat jatuh [ ] Koordinasi yang
rusak [ ] Cemas [ ] Pernafasan terganggu [ ] Pengetahuan kurang [ ]
Penglihatan kurang [ ] Gangguan Muskuloskeletal [ ] Penurunan daya tahan
tubuh
Keterangan : Klien merasa lemas sehingga sebagian aktivitas dibantu
keluarganya
7. KEBERSIHAN DIRI / KULIT
Warna [√ ] Normal [ ] Pucat [ √ ] Kemerahan [ ] Kuning
Temperatur [ ] Normal [√ ] Hangat [ ] Dingin [ ] Berkeringat.Turgor [ ]
Baik [ ] Sedang [ ] Buruk.Integritas kulit [ ] Baik/utuh [ ] Kering [ ] lesi
[ ] Pruritus [ ] Rash [√ ] Kemerahan
Rambut: bersih Kuku : bersih
Infus [√ ] Ya [ ] Tidak, Drain : [ ] Ya [ √ ] Tidak
mandi 2 x/hari.Menggosok gigi 3 x/hari .Cuci rambut tiap 2 hari
Hasil laboratorium :
[ ] Lekositosis [ ] Trimbositopenia
Keterangan : tidak ada gangguan
8. KENYAMANAN
Keadaan saat ini : klien tampak lemah pusing dan terbaring di tempat tidur
Nyeri [ ] karakteristik : Diaporesis [ ] Gatal [ ] Panas [ ] Mual [ ]
Temperatur : 38.5°C
Luka Operasi : [ ] Ya [√ ] Tidak
Keterangan : Tubuh klien terasa hangat dan mukosa bibir tampak pucat dan kering
9. TIDUR DAN ISTIRAHAT
Tidur mulai jam berapa : 21.00 wib waktu bangun 05.00 . ibu klien mengatakan
anaknya sering terbangun pada malam hari karena demam
Tidur siang jam berapa : 14.00
Tidur dengan siapa : klien tidur di temani oleh orangtuanya
Berdo’a/membaca cerita sebelum tidur : ibu klien mengatakan sebelum tidur
anaknya membaca doa tidur
Alat bantu untuk tidur : tidak ada
10. BERMAIN DAN REKREASI
Jam bermain : 14.00 sampai jam 15.00 Jenis. Permainan : mainan lego
Tempat bermain : didalam rumah
11. PSIKO SOSIAL
Persepsi klien/keluarga tentang status kesehatan sekarang : ibu klien mengatakan
penyakit anaknya saat ini merupakan salah satu cobaan dari Allah, ia berdoa agar
anaknya lekas sembuh
Siapa yang merawat : [√ ] Ibu [ √ ] Bapak [ √] Saudara [ ] Lain-lain
Hubungan dalam keluarga :
[√ ] Harmonis [ ] Tidak harmonis
Hubungan dengan teman : [√ ] Ramah [ ] Kerja sama [ ] Nakal [ ] Egois
[ ] Lain-lain
Sifat anak : [ ] Pemarah [ ] Pemalu [ ] Pendiam [ ] Manja [ ] Sabar
[ √ ] Pemberani[ ] Lain-lain
Prestasi belajar :
[√ ] Baik [ ] Sedang [ ] Kurang
Harapan klien/keluarga tentang pengobatan penyakitnya :
Keluarga klien berharap semoga klien cepat sembuh dan kembali sehat
Keterangan : tidak ada keluhan
12. SOSIAL EKONOMI
Keadaan lingkungan tempat tinggal :
[√ ] Bersih [ ] Kotor [ ] Padat
Tempat tinggal : [ √] Rumah [ ] Flat [ ] Lain-lain
Masalah biaya keperawatan : [ ] Ya [√ ] Tidak
Keterangan : tidak ada keluhan
13. AGAMA
Adakah hal-hal yang mempengaruhi agama dalam hal :
Klien beragama islam dan ibu klien selalu berdoa agar anaknya lekas sembuh dari
penyakitnya agar bisa sekolah dan bermain sama temannya

2. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : lemah & tidak bersemangat
Tingkat kesadaran : compos mentis
A. Antropometri :
Berat Badan : 35 Tinggi Badan : 140 cm
Lingkar kepala 55 cm Lingkar Lengan Atas : 25 cm
Lingkar Dada : 84 cm Lingkar Perut : 82 cm
B. Tanda Vital :
Suhu : 38.8°C Nadi : 98x/m Pernafasan : 22 x/m Tekanan Darah : 100/80 mmHg
C. Pemeriksaan Umum
1. Kulit :
a. Warna : tampak kemerahan
b. Kebersihan : bersih
c. Lesi : tidak ada lesi
d. Keadaan : lembab
e. Temperatur : 38.°C
f. Turgor : Elastis
g. Oedema : Tidak ada oedema
2. Kuku :
a. Keadaan : utuh dan bersih
b. Warna : tidak ada sianosis
c. Bentuk kuku : cembung
3. Rambut :
Warna : hitam
Bentuk/Sifat rambut : lurus
4. Kepala:
Bentuk : simetris
5. Wajah:
Bentuk : simetris
6. Mata :
a. Bentuk dan gerak mata : simetris
b. Warna konjungtiva : merah muda
c. Sclera : putih
d. Iris : normal
e. Cornea : normal
f. Pupil : reflek pupil baik
g. Lensa : jernih
h. Kelopak mata : normal
i. Ketajaman penglihatan : normal
7. Hidung
a. Mukosa hidung : normal
b. Bulu hidung : tampak ada bulu hidung
c. Adakah akumulasi : tidak ada sekret / darah
d. Septum : ada
8. Mulut
a. Bibir : simetris dan tidak ada kelainan
b. Mukosa : tidak ada lesi dan mukosa bibir tampak kering
c. Lidah : tidak ada kelainan, tidak ada nyeri telan
d. Uvula : normal
e. Gigi : tampak tidak ada karises
f. Pharing : tidak ada sekret
g. Tonsil : tidak ada pembengkakan tonsil
h. Kebersihan mulut : bersih
9. Telinga
a. Bentuk dan besarnya : normal dan simetris
b. Letak ( simetris ) : simetris
c. Benjolan : tidak ada benjolan
d. Keadaan membran telinga : normal
e. Adakah rasa nyeri : tidak ada nyeri tekan
f. Pendengaran : normal
10. Leher
a. Gerakan leher : baik dapat menoleh kiri dan kanan
b. Pembesaran getah bening : tidak ada pembesaran getah bening
c. Bendungan vena jugularis : tidak ada pembesaran vena jugularis
d. Adakah tumor, oedema, lesi : tidak ada tumor, edema dan lesi
11. Dada :
a. Lingkar dada : normal
b. Gerakan dada : respirasi normal
c. Bentuk dada : bentuk dada simetrsi
Keterangan : tidak ada kelainan atau gangguan di dada klien
12. Paru-paru :
a. Gerakan pernafasan : normal
b. Pola pernafasan : normal dan reguler
c. Frekuensi : 22 x/m
d. Suara pernafasan : vesikuler
13. Abdomen :
a. Menonjol dan gerakan : tidak ada bagian yang menjol
b. Lembut, tegang, ada masa, cairan abnormal : tidak ada masa
c. Perkusi : bunyi pekak pada bagian hati, lambung, dan kandung kemih
d. Bising usus : 12 x/m
e. Umbilikus : tidak ada hernia
14. Hepar :
a. Adakah pembesaran : tidak ada pembesaran
b. Teraba(ada/tidak) : tidak teraba
c. Sewaktu bernafas atau bergerak : tidak
15. Kelenjar limpa :
a. Pembesaran : tidak ada pembesaran limfa
b. Konsistensi :-
c. Arah pembesaran : tidak ada pembesaran limfa
d. Nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan
16. Ginjal :
a. Dapat diraba/tidak : tidak dapat diraba
b. Pembesaran unilateral/bilateral : tidak ada pembesaran
17. Punggung
a. Bentuk : simetris
b. Lessi, tumor : tidak lesi atau tumor
18. Ekstremitas atas dan bawah
a. Kekuatan otot : normal dapat digerakkan
b. Adakah atropi otot : tidak ada
c. Adakah fraktur : tidak ada
d. Adakah kelumpuhan : tidak ada
e. Oedema/lessi : tidak ada
f. Nyeri otot : tidal ada
g. Refleks lutut/siku : normal
19. Genitalia
a. Adakah pembesaran penis : -
b. Lessi mukosa labia, clitoris : tidak ada lessi
c. Deformitas : tidak ada kelainan

20. Anus
a. Perdarahan : tidak ada perdarahan
b. Hemoroid : tidak ada hemoroid
c. Atresia ani : tidak ada
d. Massa, tumor : tidak ada massa dan tumor

3. PEMERIKSAAN REFLEKS
A. Berkedip : normal
B. Moro : normal
C. Rooting/mencari : normal
D. Sucking/menghisap : normal
E. Swallowing/menelan : normal
F. Merangkak : normal
G. Palmar Grasp/menggenggam : normal
H. Tanda Balbinski : normal

4. PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN


A. Kemandirian dan bergaul : normal
B. Motorik halus : normal
C. Bernalar dan berbahasa : normal
D. Motorik kasar : normal

5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Diagnosis penyakit : Demam Thypoid
B. Pemeriksaan laboratorium :
No Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
1 Hematologi
Hemoglobin 11,8 11,5-13,5 g/dL
Hematokrit 37 34-40 %
Lekosit 4,410 5,000-14,500 /mm
Trombosit 252,000 150,000-440,00 /mm
Eritrosit 4.87 3,55-5,26 Juta/mm
2 Immunoserologi (Widal)
S typhi –O (+) 1/360 Negatif
S paratyphi - AO Negatif Negatif
S paratyphi – CO 1/320 Negatif
S typhi – H 1/160 Negatif
S paratyphi - AH Negatif Negatif
S paratyphi – BH Negatif Negatif
S paratyphi – CH (+)1/80 Negatif
C. Pengobatan
No Jenis Terapi Dosis Cara Pemberian
1 RL 30 tpm Intravena
2 Cefotaxime 3x500mg Intravena
3 Paracetamol infus 3x100mg Intravena
4 Ranitidine Injek 2x10mg Intravena
5 Paracetamol 3x250 mg Oral
ANALISA DATA

No Data Focus Subyektif,Objektif Etiologi Masalah


( S.O ) (E) (P)
1 DS: Inflamasi Hipertemia
- Ibu klien mengatakan anak nya demam Penyakit
- Ibu klien mengatakan anaknya demam naik
turun sejak 6 hari yang lalu
- Ibu klien mengatakan demam pada klien sering
muncul pada saat sore menjelang malam hari
DO:
- Klien tampak terbaring lemah
- Tubuh klien teraba hangat
- Klien tampak pucat
- Kesedaran : composmentis (GCS: E4M6V5)
- Tanda-Tanda Vital :
TD =100/80 mmhg
N=98 X/menit
RR=22X/menit
T=38,8 C
2 DS: Psikologis Defisit Nutrisi
- Ibu klien mengatakan selama sakit anaknya (keengganan
tidak nafsu makan untuk makan)
- Ibu klien mengatakan selama sakit bb anaknya
turun
- Ibu klien mengatakan selama sakit anaknya ada
mual & muntah
- Ibu klien mengatakan anaknya makan tidak
habis hanya ½ posri saja
-
DO:
- Klien tampak tidak menghabiskan porsi
makanannya
- Tampak ada mual & muntah
- Mukosa bibir klien tampak pucat
- Klien tampak lemah
- Tampak klien tidak nafsu makan
- Tanda-Tanda Vital :
TD =100/80 mmhg
N=98 X/menit
RR=22X/menit
T=38,8 C
- BB Turun :
BB sebelum sakit : 37 kg
BB setelah sakit : 35 kg
3 DS : Peningkatan Ganguan Pola
- Ibu klien mengatakan anaknya sulit tidur pada Suhu Tubuh Tidur
malam hari
- Ibu klien mengatakan anaknya seringa
terbangun bangun
- Ibu mengatakan istirahat anaknya tidak cukup
- Ibu klien mengatakan anaknya rewel & sulit
tidur pada malam hari
DO :
- Klien terlihat lemas
- Klien terlihat berbaring saja ditempat tidur

DIAGNOSA KEPERAWAT
1. Hipertemia (D.0130) b.d Inflamasi Penyakit
2. Defisit Nutrisi (D.0019) b.d Psikologis (keengganan untuk makan)
3. Gangguan Pola Tidur (D.0055) b.d peningkatan suhu tubuh
RENCANA KEPERAWATAN

No Waktu Diagnosa Keperawatan Tujuan & kriteria hasil Intervensi Keperawatan


Dx (tgl/jam) ( S.L.K.I ) ( S.I.K.I )
1 01/12/2020 Hipertemia (D.0130) b.d Termoregulasi Membaik ( L.14134) Manajemen Hipertermia (I.15506)
Inflamasi Penyakit Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1. Observasi
selama 3x24 jam diharapkan  Identifkasi penyebab hipertermi (mis. Dehidrasi
termoregulasi membaik, dengan kriteria terpapar lingkungan panas penggunaan incubator)
hasil :  Monitor suhu tubuh
1. Kulit merah menurun 2. Terapeutik
2. Pucat menurun  Longgarkan atau lepaskan pakaian
 Basahi dan kipasi permukaan tubuh
3. Suhu tubuh membaik
 Berikan cairan oral
4. Suhu kulit membaik.  Lakukan pendinginan eksternal (mis. Selimut
5. Tekanan darah membaik. hipotermia atau kompres panas pada dahi, leher,
dada, abdomen,aksila)
 Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
3. Edukasi
 Anjurkan tirah baring
4. Kolaborasi
 Kolaborasi cairan dan elektrolit intravena, jika perlu
2 01/12/2020 Defisit Nutrisi (D.0019) Status nutrisi L.03030 Manajemen Nutrisi (I. 03119)
b.d Psikologis Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Observasi
(keengganan untuk selama 3 x 24 jam diharapkan status  Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
nutrisi mebaik dengan kriteria hasil :  Identifikasi makanan yang disukai
makan)
1. Porsi makan yang dihabiskan  Monitor asupan makanan
meningkat  Monitor berat badan
2. Berat badan membaik  Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
2. Terapeutik
 Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
 Fasilitasi menentukan pedoman diet
 Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang
sesuai
 Berikan makan tinggi serat untuk mencegah
konstipasi
 Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
3. Edukasi
 Anjurkan posisi duduk, jika mampu
 Ajarkan diet yang diprogramkan
4. Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
(mis. Pereda nyeri, antiemetik), jika perlu
3 01/12/2020 Gangguan Pola Tidur Pola Tidur (L.05045) Dukungan Tidur (L.05174)
(D.0055) b.d Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1. Observasi
peningkatan suhu tubuh selama 3 x 24 jam diharapkan pola tidur 1. Identifikasi pola aktivitas tidur
membaik dengan kriteria hasil: 2. Identifikasi factor pengganggu tidur (fisik dan/atau
1. Keluhan sulit tidur berkurang psikologis)
2. Keluhan sering terjaga berkurang 2. Terapeutik
3. Keluhan tidak puas tidur berkurang  Modifikasi lingkungan (mis. Pencahayaan,
4. Keluhan pola tidur berubah kebisingan, suhu, matras, dll)
berkurang  Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur
5. Keluhan istirahat tidak cukup  Lakukan prosedur untuk meningkatkan
berkurang kenyamanan (mis. Pijat, pengaturan posisi, terapi
6. Kemampuan beraktivitas meningkat acupressure)
 Sesuaikan jadwal pemberian obat
3. Edukasi
 Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Waktu
No Tindakan keperawatan Respon pasien/hasil ( S.O ) Tanda tangan
(tgl/jam)
1 01/12/2022 4. Mengidentifkasi penyebab hipertermi 1. Ibu klien mengatakan anaknya demam sejak 6
09.00 5. Memonitor suhu tubuh hari yang lalu, demam naik turun dan sering
6. Menganjurkan longgarkan atau lepaskan pakaian muncul pada saat sore menjelang malam hari &
7. Menganjurkan berikan cairan oral tampak klien lemas dan badan klien terasa
8. Menganjurkan kompres hangat hangat
9. Menganjurkan tirah baring 2. Klien mengatakan badannya masih panas & S :
10. Kolaborasi cairan dan elektrolit intravena (RL 30 tpm )
38,8ºC
3. Ibu klien mengatakan akan melonggarakan
pakaian & tampak ibu klien mendengarkan
anjuran
4. Ibu klien mengatakan anaknya tidak banyak
minum, ibu klien mengatakan akan sering
memberikan air putih ke anaknya & tampak
klien tidak minum banyak dan mukosa bibir
tampak kering
5. Ibu klien akan melakukan kompres hangat
sesuai anjuran & tampak ibu klien
mendengarkan anjuran
6. Klien mengatakan kepalanya terasa pusing dan
badanya teras lemas & tampak klien terbaring
lemas
7. Tampak tidak ada tanda-tanda plebitis setelah
pemasangan infus
2 01/12/2022 1. Mengidentifikasi alergi dan intoleransi makanan 1. Ibu klien mengatakan anaknya tidak ada alergi
09.30 2. Mengidentifikasi makanan yang disukai makanan tetapi selama sakit anaknya tidak
3. Memonitor berat badan nafsu makan dan makan tidak habis & tampak
4. Menganjurkan memberikan makan tinggi serat untuk klien tidak ada alergi makanan, kurang nafsu
mencegah konstipasi makan makan tidak habis, dan tampak ada mual
5. Menganjurkan memberikan makanan tinggi kalori dan muntah
tinggi protein 2. Klien mengatakan makanan kesukaannya yaitu
nasi dan ayam tetapi ia tidak nafsu makan saat
6. Menganjurkan posisi duduk, jika mampu ini& tampak klien tidak menghabiskan makanan
yang diberikan
3. Ibu klien mengatakan bb anaknya nya turun
setelah sakit & BB Sebelum sakit : 37kg dan BB
setelah sakit : 35 kg
4. Ibu klien mengatakan akan memberikan
makanan yang serat tinggi dengan
menambahkan sayuran & tampak ibu klien
mendengarkan anjuran, tampak klien kurang
nafsu makan ada mual dan muntah
5. Ibu klien mengatakan akan memberikan
makanan tinggi kalori dan protein & tampak ibu
klien mendengarkan anjuran
6. Klien mengatakan kepalanya terasa pusing
sehingga tidak mau duduk & tampak klien
terbaring lemas
3 01/12/2022 1. Mengidentifikasi pola aktivitas tidur 1. Ibu klien mengatakan anaknya tidur tidak
10.30 2. Mengidentifikasi faktor pengganggu tidur nyenyak dan sering terbangun pada malam hari
3. Memmodifikasi lingkungan sekitar klien karena demam & tampak klien rewel dan lemas
4. Melakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan terbaring
5. Menjelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit 2. Ibu klien mengatakan anaknya sering terbangun
pada malam hari karena badannya panas serta
rewel & tampa klien terbaring lemas
3. Ibu klien mengatakan terkadang lingkungan
sekitar anaknya kurang kondusif dan ribut
4. Ibu klien mengatakan jika anaknya masih rewel
biasanya ia memutarkan muratal quran
5. Ibu klien mendengarkan penjelasan dengan baik
& tampak ibu klien menyimak penjelasan yang
diberikan
1 02/12/2022 1. Memonitor suhu tubuh 1. Klien mengatakan demamnya sudah turun & S :
09.00 2. Menganjurkan longgarkan atau lepaskan pakaian 37,2 ºC, tampak klien lebih bersemangat dari
3. Menganjurkan berikan cairan oral sebelumnya
4. Menganjurkan kompres hangat 2. Ibu klien mengatakan sudah melonggarakan
5. Menganjurkan tirah baring pakaian anaknya & tampak ibu klien sudah
6. Kolaborasi cairan dan elektrolit intravena (RL 30 tpm )
melonggarkan pakian klien
3. Ibu klien mengatakan anaknya sudah mau
minum lebih banyak dari kemarin & tampak
klien sudah mau minum dari sebelumnya
4. Ibu klien sudah melakukan kompres hangat
sesuai anjuran & tampak ibu melakukan
kompres hangat
5. Klien mengatakan pusingnya berkurang &
tampak klien masih terbaring
6. Tampak tidak ada tanda-tanda plebitis setelah
pemasangan infus
2 02/12/2022 1. Mengidentifikasi alergi dan intoleransi makanan 1. Ibu klien mengatakan nafsu makan anaknya
09.30 2. Memonitor berat badan sudah mulai ada dan ibu klien mengatakan
3. Menganjurkan memberikan makan tinggi serat untuk memberikan anaknya makan sedikit tetapi
mencegah konstipasi sering, ibu klien mengatakan mual muntah
4. Menganjurkan memberikan makanan tinggi kalori dan sudah berkurang & tampak klien sudah ada
tinggi protein nafsu makan dan makan sedikit tetapi sering
5. Menganjurkan posisi duduk, jika mampu karena mual dan muntah sudah berkurang
2. Ibu klien mengatakan bb anaknya masih 35 kg
tetapi sudah ada nafsu makan saat ini & tampak
klien mau makan sedikit tetapi sering
3. Ibu klien mengatakan sudah memberikan
makanan yang serat tinggi dengan
menambahkan sayuran & tampak ibu klien
mendengarkan anjuran dan tampak mual
muntah klien berkurang
4. Ibu klien mengatakan sudah memberikan
makanan tinggi kalori dan protein & tampak ibu
klien mendengarkan anjuran
5. Klien mengatakan pusing kepalanya sudah
berkurang dan sudah mampu duduk & tampak
klien bisa duduk
3 02/12/2022 1. Mengidentifikasi pola aktivitas tidur 1. Ibu klien mengatakan tadi malam anaknya tidur
10.30 2. Mengidentifikasi faktor pengganggu tidur tidak terbangun bangun dan mulai nyenyak
3. Memmodifikasi lingkungan sekitar klien kerana panas anaknya sudah turun & tampak
4. Melakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan klien tidak rewel
2. Ibu klien mengatakan terbangun pada malam
hari berkurang & tampak klien tidak rewel dan
lebih baik dari sebelumnya
3. Ibu klien mengatakan lingkungan sekitar
anaknya sudah mulai kondusif & tampak klien
tidak rewel hari ini karena cukup tidurnya
4. Ibu klien mengatakan jika anaknya masih rewel
biasanya ia memutarkan muratal quran
1 03/12/2022 16. Memonitor suhu tubuh 1. Ibu klien mengatakan anaknya sudah tidak
10.00 17. Menganjurkan longgarkan atau lepaskan pakaian demam & Suhu tubuh klien : 36,0ºC, tampak
18. Menganjurkan berikan cairan oral klien tidak lemas, tubuh klien terasa dingin dan
19. Menganjurkan kompres hangat tampak klien tidak pucat
20. Menganjurkan tirah baring 2. Ibu klien mengatakan sudah melonggarakan
21. Kolaborasi cairan dan elektrolit intravena (RL 20 tpm ) pakaian & tampak ibu klien sudah
melonggarkan pakian klien
3. Ibu klien mengatakan anaknya sudah minum
lebih banyak dari kemarin & tampak klien
sudah minum lebih banyak
4. Ibu klien sudah melakukan kompres hangat
sesuai anjuran & tampak ibu melakukan
kompres hangat
5. Klien mengatakan sudah tidak pusing lagi &
tampak klien bisa duduk dan lebih bersemangat
6. Tampak tidak ada tanda-tanda plebitis setelah
pemasangan infus
2 03/12/2022 1. Memonitor berat badan 1. Ibu klien mengatakan anaknya sudah ada nafsu
10.30 2. Menganjurkan memberikan makan tinggi serat untuk makan, tidak ada mual dan muntah dan bisa
mencegah konstipasi menghabiskan makanan dalam satu porsi & bb
3. Menganjurkan memberikan makanan tinggi kalori dan saat ini : 35,5 kg, tampak klien makan
tinggi protein mengahabiskan satu porsi dan tidak ada mual
4. Menganjurkan posisi duduk, jika mampu muntah
2. Ibu klien mengatakan sudah memberikan
makanan yang serat tinggi dengan
menambahkan sayuran & tampak ibu klien
mendengarkan anjuran dan tampak mual
muntah sudah tidak ada
3. Ibu klien mengatakan sudah memberikan
makanan tinggi kalori dan protein & tampak ibu
klien memberikan anaknya makanan tinggi
kalori dan protein
4. Klien mengatakan sudah tidak pusing sehingga
sudah bisa duduk & tampak klien sudah bisa
duduk
3 03/12/2022 1. Mengidentifikasi pola aktivitas tidur 1. Ibu klien mengatakan anakya sudah tidur
11.00 2. Memodifikasi lingkungan sekitar klien dengan nyenyak & tampak klien tidak rewel dan
3. Melakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan lebih bersemangat dari sebelumnya
2. Ibu klien mengatakan lingkungan sekitar
anaknya sudah kondusif & tampak klien tidak
rewel hari ini karena cukup tidurnya
3. Ibu klien mengatakan jika anaknya rewel
biasanya ia memutarkan muratal quran
CATATAN PERKEMBANGAN
No Waktu Respon perkembangan
Tanda Tangan
Dx (tgl/jam) ( S.O.A.P )
1 01/12/2022 S:
13.00 - Ibu klien mengatakan anak nya demam
- Ibu klien mengatakan anaknya demam naik turun sejak 6 hari yang lalu
- Ibu klien mengatakan demam pada klien sering muncul pada saat sore menjelang malam hari
- Ibu klien mengatakan akan melonggarakan pakaian anaknya
- Ibu klien mengatakan akan memberikan kompres hangat
- Klien mengatakan kepala nya masih terasa pusing
- Klien mengatakan badannya masih terasa panas
O:
- Klien tampak terbaring lemah
- Tubuh klien teraba hangat
- Klien tampak pucat
- Kesedaran : composmentis (GCS: E4M6V5)
- Tanda-Tanda Vital :
TD =100/80 mmhg
N=98 X/menit
RR=22X/menit
T=38,8 C
A : Masalah Hipertemia b.d Inflamasi Penyakit belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
02/12/2022 S:
12.00 - Klien mengatakan pusing kepalanya sudah berkurang
- Ibu klien mengatakan demamnya sudah turun
- Ibu klien mengatakan sudah memberikan kompres hangat
- Ibu klien mengatakan sudah melonggarkan pakaian anaknya

O:
- Akral masih teraba hangat
- Kesedaran : composmentis (GCS: E4M6V5)
- Tanda-Tanda Vital :
TD =110/80 mmhg
N=90X/menit
RR=22X/menit
T=37,2º C
A : Masalah Hipertemia b.d Inflamasi Penyakit teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
03/12/2022 S:
13.00 - Klien mengatakan pusing kepalanya sudah tidak pusing
- Klien mengatakan sudah tidak demam
- Ibu klien mengatakan pada malam hari anaknya sudah tidak demam lagi
O:
- Akral teraba dingin
- Tampak sudah tidak pucat
- Tampak klien lebih bersemangat
- Kesedaran : composmentis (GCS: E4M6V5)
- Tanda-Tanda Vital :
TD =110/90 mmhg
N=99X/menit
RR=22X/menit
T=36,2º C
A : Masalah Hipertemia b.d Inflamasi Penyakit teratasi
P : Intervensi dihentikan
2 01/12/2022 S:
13.00 - Ibu klien mengatakan selama sakit anaknya tidak nafsu makan
- Ibu klien mengatakan selama sakit bb anaknya turun
- Ibu klien mengatakan selama sakit anaknya ada mual & muntah
- Ibu klien mengatakan anaknya makan tidak habis hanya ½ posri saja
- Ibu klien mengatakan akan memberikan anaknya makan sedikit tetapi sering
-
O:
- Klien tampak tidak menghabiskan porsi makanannya
- Tampak ada mual & muntah
- Mukosa bibir klien tampak pucat
- Klien tampak lemah
- Tampak klien tidak nafsu makan
- Tanda-Tanda Vital :
TD =100/80 mmhg
N=98 X/menit
RR=22X/menit
T=38,8 C
- BB Turun :
BB sebelum sakit : 37 kg
BB setelah sakit : 35 kg
A : Defisit Nutrisi b.d Psikologis (keengganan untuk makan) belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
02/12/2022 S:
12.00 - Klien mengatakan sudah ada nafsu makan
- Klien mengatakan pusing berkurang
- Klien mengatakan mual muntah berkurang
- Ibu klien mengatakan sudah memberikan makanan sedikit tetapi sering dan klien mampu mengahbiskan
makanan yang diberikan
- Ibu klien mengatakan sudah memberikan makanan yang tinggi serat
O:
- Tampak nafsu makan sudah ada
- Tampak mual dan muntah berkurang
- Tampak mukosa bibir mulai lembab
- Tampak pucat berkurang
- Tanda-Tanda Vital :
TD =110/80 mmhg
N=90X/menit
RR=22X/menit
T=37,2º C
- BB saat ini : 35kg
A : Defisit Nutrisi b.d Psikologis (keengganan untuk makan) teratasi Sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
03/12/2022 S:
13.00 - Klien mengtakan sudah ada nafsu makan
- Klien mengatakan sudah tidak pusing
- Ibu klien mengatakan anaknya sudah tidak ada mual dan muntah
- Ibu klien mengatakan anaknya sudah mampu mengahbiskan makanan 1 porsi
- Ibu klien mengatakan sudah memberikan anaknya makanan yang tinggi serat dan protein
O:
- Tampak nafsu makan sudah ada
- Tampak klien sudah tidak mual dan muntah
- Mukosa bibir klien tampak lembab dan tidak pucat
- Tanda-Tanda Vital :
TD =110/90 mmhg
N=99X/menit
RR=22X/menit
T=36,2º C
- BB saat ini : 35,5 kg
A : Defisit Nutrisi b.d Psikologis (keengganan untuk makan) teratasi
P : Intervensi dihentikan
3 01/12/2022 S:
13.00 - Ibu klien mengatakan anaknya sulit tidur pada malam hari
- Ibu klien mengatakan anaknya sering terbangun bangun pada malam hari
- Ibu mengatakan istirahat anaknya tidak cukup
- Ibu klien mengatakan anaknya rewel & sulit tidur pada malam hari
- Ibu klien mengatakan lingkungan sekitar tidak kondusif
O:
- Klien terlihat lemas
- Klien terlihat berbaring saja ditempat tidur
- Tampak klien rewel dan mengantuk
A : Gangguan Pola Tidur b.d peningkatan suhu tubuh belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
02/12/2022 S:
12.00 - Ibu klien mengatakan anaknya sudah mulai tidur dengan nyenyak
- Ibu klien mengatakan demam anaknya sudah turun sehingga anaknya dapat tidur dengan nyenyak
- Ibu klien mengatakan rewel anaknya berkurang
- Ibu klien mengatakan lingkungan sekitar mulai kondusif
O:
- Klien terlihat lebih bersemangat
- Tampak rewel klien berkurang
A : Gangguan Pola Tidur b.d peningkatan suhu tubuh teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
03/12/2022 S:
13.00 - Ibu klien mengatakan anaknya tidak demam lagi dan tidur sudah nyenyak
- Ibu klien mengatakan anaknya sudah tidak rewel
- Ibu klien mengatakan lingkungan sekitar anaknya sudah kondusif
O:
- Klien terlihat lebih bersemangat
- Tatampak klien tidak rewel
A : Gangguan Pola Tidur b.d peningkatan suhu tubuh teratasi
P : Intervensi dihentikan
LAMPIRAN :
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA ANAK DENGAN GANGGUAN TERMOREGULASI : THYPOID

Mahasiswa

Ratri Yani Laura


NIM. 891221039

Mengetahui,

Pembimbing akademik Pembimbing klinik

Ns. Lintang sari, M.Kep


INSTRUMEN PENILAIAN PENDOKUMENTASIAN LAPORAN
NAMA MAHASISWA : RATRI YANI LAURA NIM : 891221039

Skor penilaian
Komponen yang
dinilai 1 2 3 4
A Laporan pendahuluan (20%)
1. Kesesuaian sistematika penulisan
2. Kesesuaian LP dengan masalah klien
3. Ketepatan rumusan mekanisme terjadinya masalah
4. Kebenaran rumusan pathway
5. Kelengkapan diagnosa keperawatan
6. Ketepatan rumusan tujuan dan kriteria hasil
7. Ketepatan rumusan tindakan keperawatan dan rasionalnya
8. Rujukan daftar pustaka mutakhir
Total skor

C Laporan askep kasus kelolaan (60%)


1. Kesesuaian sistematika penulisan
2. Kelengkapan pengkajian data dasar
3. Ketepatan identifikasi data fokus
4. Ketepatan analisis data
5. Ketepatan rumusan pathway
6. Ketepatan dan kesesuaian rumusan diagnosa keperawatan dengan
kasus
7. Ketepatan penentuan prioritas diagnosa keperawatan
8. Ketepatan rumusan tujuan dan kriteria hasil (SMART)

9. Ketepatan rumusan fokus intervensi (SONEC) dan rasionalnya


10. Ketepatan jurnal dengan intervensi
11. Ketepatan video dengan intervensi
12. Ketepatan SOP beserta pembahasannya
Total skor
Nilai = total skor x 100
48
Paraf dan nama penilai

Keterangan :
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Sangat Baik
PENILAIAN SEMINAR/PRESENTASI

Nilai Nilai
No Aspek yang dinilai Bobot 1 2 3 4 x
bobot
1 Penyaji mempersiapkan presentasi dengan 10
Baik
2 Tujuan presentasi dikemukakan 10
(didefinisikan dengan jelas)
Penyaji menjelaskan kerangka
3 15
konsep/informasi dengan jelas
Penyaji menyimpulkan konsep/informasi
4 yang telah disampaikan sebelumnya 10
menyajikan konsep yang baru
5 Penyaji mendorong untuk berdiskusi 10
dengan baik
6 Pembagian waktu diatur dengan baik 10
7 Memakai media dan metode presentasi 10
digunakan dengan tepat
Isu masalah selama presentasi dianalisa
8 15
secara tepat
9 Menghargai pendapat orang lain dan 10
mampu mengontrol emosi
Total 100
Nilai x Bobot
Nilai = =
4

Paraf dan nama pembimbing

Ns. Lintang Sari , M.Kep

Anda mungkin juga menyukai