Disusun oleh :
Adryan Azizul Rifqi (P27901119002)
Fitri Annisa (P27901119020)
Fitri Diani (P27901119021)
Huda Husyada (P27901119024)
Nur Hudriyah Dewi (P27901119038)
Reno Oktaviansyah (P27901119041)
Rospita Sari (P27901119046)
Wanda Sofyatun Najwa (P27901119050)
TINJAUAN PUSTAKA
Salmonella Thypi. Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang
sudah terkontaminasi oleh feses dan urine dari orang yang terinfeksi kuman
Salmonella(Smeltzer, 2014).
oleh Salmonella thypi yang masih dijumpai secara luas di berbagai negara
berkembang yang terutama terletak di daerah tropis dan subtropis. Penyakit ini
kesehatan lingkungan, sumber air dan sanitasi yang buruk serta standar higiene
Menurut Ngastiyah (2012 : 237) Gejala klinis demam tifoid pada anak
biasanya lebih ringan jika dibanding dengan penderita dewasa. Selama inkubasi
mungkin di temukan gejala prodomal perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri
kepala, pusing dan tidak bersemangat. Kemudian menyusul gejala klinis yang
a. Demam
1). Minggu I
Dalam minggu pertama gejala serupa dengan penyakit infeksi akut
2). Minggu II
bradikardi relative, lidah yang khas (kotor di tengah, tepi dan ujung
Pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap. Bibir kering dan
c. Gangguan kesadaran
gelisah.
C. Etiologi Demam Typoid
typhosa, (food and water borne disease). Seseorang yang sering menderita
disebut juga endotoksin. Antigen ini tahan terhadap panas dan alkohol
atau pili dari kuman. Antigen ini mempunyai struktur kimia suatu protein
A.W., 2010).
Fly (lalat), dan melalui Feses. Yang paling menojol yaitu lewat mulut manusia
dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi lolos masuk ke usus halus
bagian distal (usus bisa terjadi iritasi) dan mengeluarkan endotoksin sehingga
melalui aliran darah dan jaringan limpoid plaque menuju limfa dan hati. Di
dalam jaringan limpoid ini kuman berkembang biak, lalu masuk ke aliran darah
sehingga menimbulkan tukak berbentuk lonjong pada mukosa usus. Tukak dapat
cairan tubuh.Jika kondisi tubuh dijaga tetap baik, akan terbentuk zat kekebalan
atau antibodi. Dalam keadaan seperti ini, kuman typhus akan mati dan penderita
oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus dan
berkembang biak. Bila respon imunitas humoral mukosa IgA usus kurang baik
maka kuman akan menembus sel-sel epitel dan selanjutnya ke lamina propia. Di
lamina propia kuman berkembang biak dan difagosit oleh sel-sel fagosit
terutama oleh makrofag. Kuman dapat hidup dan berkembang biak di dalam
makrofag dan selanjutnya dibawa ke plaque Peyeri ileum distal dan kemudian
kuman yang terdapat di dalam makrofag ini masuk ke dalam sirkulasi darah
ini kuman meninggalkan sel-sel fagosit dan kemudian berkembang biak di luar
sel atau ruang sinusoid dan selanjutnya masuk ke dalam sirkulasi darah lagi yang
Bakteri masuk
Ke usus halus
Pembuluh darah
Limfa
Empedu Endotoksin
a. Pemeriksaan leukosit
pada sediaan darah tepi berada pada batas-batas normal bahkan kadang-
sekunder. Oleh karena itu pemeriksaan jumlah leukosit tidak berguna untuk
SGOT dan SGPT pada demam typhoid seringkali meningkat tetapi dapat
c. Biakan darah
Bila biakan darah positif hal itu menandakan demam typhoid, tetapi bila
typhoid. Hal ini dikarenakan hasil biakan darah tergantung dari beberapa
faktor:
yang lain, hal ini disebabkan oleh perbedaan teknik dan media biakan
yang digunakan. Waktu pengambilan darah yang baik adalah pada saat
d. Uji Widal
Uji widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi
dalam serum klien dengan typhoid juga terdapat pada orang yang pernah
Salmonella yang sudah dimatikan dan diolah di laboratorium. Tujuan dari uji
widal ini adalah untuk menentukan adanya aglutinin dalam serum klien yang
tubuh kuman).
2) Aglutinin H, yang dibuat karena rangsangan antigen H (berasal dari
flagel kuman).
simpai kuman)
titernya untuk diagnosa, makin tinggi titernya makin besar klien menderita
typhoid.
Uji Widal merupakan suatu metode serologi baku dan rutin digunakan
sejak tahun 1896. Prinsip uji Widal adalah memeriksa reaksi antara antibodi
berbeda-beda terhadap antigen somatik (O) dan flagela (H) yang ditambahkan
Salmonella typhi. Pada uji ini terjadi suatu reaksi aglutinasi antara antigen
yang digunakan pada uji Widal adalah suspensi Salmonella yang sudah
A.W., 2010).
e. Pemeriksaan urin
Didapatkan lender dan darah, dicurigai akan adanya perdarahan usus dan
perforasi.
g. Pemeriksaan bakteriologis
Untuk identifikasi kuman salmonella pada biakan darah tinja, urin, cairan
h. Pemeriksaan radiologi
G. Penularan
Transmisi Salmonella Typhi ke dalam tubuh manusia dapat melalui hal hal
berikut :
salmonella typhi.
sumber
air yang digunakan sebagai air minum yang kemudian langsung diminum
H. Penatalaksanaan
b. Diet
serat.
c. Obat
1) Kloramfenikol
2) Thiamfenikol
Menurut Tan Hoan Tjay dan Kirana Raharja (2007, hal: 86),
BB/hari.
3) Ko-trimoksazol
kerusakan parah pada sel – sel darah antara lain agranulositosis dan
yang kurang baik. Begitu pula reaksi alergi kulit (rash,ruam) dapat
anak (100 mg/kg/24 jam, secara oral dalam tiga dosis), (Behrman
berkala setiap 4-6 jam. Perhatikan apakah anak tidur gelisah, sering
terkejut, atau mengigau. Perhatikan pula apakah mata anak
Demam yang disertai kejang yang terlalu lama akan berbahaya bagi
menyesuaikan), air buah atau air teh. Tujuannya agar cairan tubuh
6). Kompres dengan air hangat pada dahi, ketiak, dan lipatan
(1). Vaksinasi untuk mencegah agar seseorang terhindar dari penyakit ini
dilakukan vaksinasi, kini sudah ada vaksin tipes atau tifoid yang
disuntikan atau diminum dan dapat melindungi seseorang dalam waktu
3 tahun.
personalhygiene.
merata.
4) Salmonella thypi didalam air akan mati apabila dipanasi setinggi 570
5) Gunakan air yang sudah direbus untuk minum dan sikat gigi.
daribotol.
dan diare pada anak%anak), sakit kepala, malaise, dan anoksia. Bentuk
bronchitis biasa terjadi pada fase awal penyakit selama periode demam,
sampai 25% penyakit menunjukkan adanya rose spot pada dada, abdomen
dan punggung.
3) Keadaan karier
Keadaan karier tifoid terjadi pada 1-5% pasien, tergantung umur pasien.
Karier tifoid bersifat kronis dalam hal sekresi Salmenella typhi difeses.
yang ditularkan melalui makanan, jari tangan, lalat dan feses, serta muntah
diperberat bila klien makan tidak teratur. Faktor predisposisinya adalah minum
air mentah, makan makanan yang tidak bersih dan pedas, tidak mencuci tangan
sebelum dan sesudah makan, dari wc dan menyiapkan makanan (Abdi, 2008).
a. Pengumpulan data
1) Identitas klien
laki sama dengan wanita, jarang terjadi pada umur di bawah 2 tahun atau
2) Keluhan utama
Keluhan utama demam tifoid adalah panas atau demam yang tidak turun-
turun, nyeri perut, pusing kepala, mual, muntah, anoreksia, diare serta
penurunan kesadaran.
kedalam tubuh.
menurun.
harus tirah baring total, agar tidak terjadi komplikasi maka segala
sehubungan klien di rawat di rumah sakit dan klien harus bed rest
total.
7) Pemeriksaan Fisik
2) Tanda-tanda vital
Suhu : Pada fase 7-14 hari didapatkan suhu tubuh meningkat 39-
41̊C pada malam hari dan biasanya turun pada pagi hari.
(bradikardi relatif).
Pernafasan : Meningkat
3) B1 (Breathing)
akan mengalami perubahan jika terjadi respon akut dan gejala batuk
5) B3 (Brain)
6) B4 (Blader)
7) B5 (Bowel)
(1). Inspeksi :
endotoksin kuman.
(2). Auskultasi :
(3). Perkusi :
(4). Palpasi :
kedua.
dan peritonitis.
8) B6 (Bone)
8) Pemeriksaan Penunjang
1) Darah
typoid
2) SGOT, SGPT
penanganan khusus
3) Uji Widal
Titer 1/160 : masih dilihat dulu dalam 1 minggu ke depan, apakah ada
putcairan berlebih
d. Implementasi
1) Tahap Prainteraksi
(1). Membaca rekam medis klien
keperawatan
akandilakukan
dalampelayanan keperawatan
untukmengukur keberhasilan
muncul
2) Tahap Perkenalan
dilakukannyatindakan
(6) Memberi kesempatan kepada klien untuk bertanya tentang
3) Tahap Kerja
4) Tahap Terminasi
oleh perawat
(2) Berikan feedback yang baik kepada klien dan puji atas
kerjasama klien
e. Evaluasi
Evaluasi, yaitu penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan seberapa
proses menentukan apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai
dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan, dan evaluasi itu sendiri. (Ali,
2009)
Wardani, 2013)
A. Pengkajian
I. Biodata
Nama : An.R
Umur : 3 tahun
Anak ke : 1 (satu)
Agama : islam
No.CM : 1314
Ayah
Nama : Tn.B
Umur : 30 tahun
Agama : islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : buruh
Alamat : lebak
Ibu
Nama : Ny.A
Umur : 25 tahun
Agama : islam
Pendidikan : SMA
Alamat : lebak
a. Pola Kebiasaan
- Prenatal Care
kebidan
- Natal
- Postnatal
- Imunisasi
lengkap dari BCG, DPT (1,2,3), polio (1,2,3), campak dan hepatitis
V. Data Psikososial
Orang tua klien mengatkan klien di asuh oleh kedua orang tuanya
Orang tua klien mengatakan klien mulai belajar mengaji dan sholat
3. Tanda-tanda vital
Nadi : 150x/menit
Pernafasan : 22x/menit
4. Antropometri
TB : 95 cm
BB (sekarang) : 13 kg
BB sebelum sakit : 17 kg
5. Head To Toe
a. Kulit dan kepala di dapatkan data : kulit halus, kepala simetris kiri-
kelainan
Anus :
baik
kelainan,baik
l. Kulit dan kuku di dapatkan data :kulit halus dan kuku bersih
Hb :10,6 gr%
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
I. Analisa Data
Nama :An.R
No.CM : 1314
Ruangan : melati
menangis
Wajah tampak Masuk kedalamdarah
kemerahan
Bakteri
mengeluarkan
endotoksin
Peradangan lokal
meningkat
Merangsang
hipotalamsu
HIPERTERMI
Tabel 3.5
Data Perencanaan
Tgl
Mukosa bibir
terlihatkering.
IV. PELAKSANAAN/IMPLEMENTASI KEPERAWATAAN
pakaianyang tipis
Respon/hasil:
- Menstabilkankeadaan pasien
elektrolit intravena
Respon/hasil:
11 Maret Reno
1.Monitor suhu minimal tiap
2021
2 jam
Respon/hasil:
intravena
Respon/hasil:
V. CATATAN PERKEMBANGAN
Kusuma Huda dan Amin, 2015. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA NIC NOC. Jogyakarta: EGC.
Kepmenkes RI. 2009. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta. Kepmenkes RI. 2010
(online)
http://www.depkes.go.id/downloads/PROFIL_KESEHATAN_INDONESI A_2009.pdf
Fitrianggraini, A., 2012. Evaluasi Pola Penggunaan Antibiotik pada Pasien Anak
Penderita Demam Tifoid
Hidayat, Aziz Alimul. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika.