DISUSUN OLEH :
HENDRY DARMAWAN
NIM : PO5120218 095 RPL
( ) ( )
Nausea
Mual, muntah
Iritasi mukosa usus halus
Penurunan nafsu Defisit
makan Nutrisi
Pelepasan zat Reaksi peradangan
pirogen pada
jaringan yang Intake makanan untuk
meradang tubuh menurun
Nyeri akut
Peningkatan suhu
tubuh
Intoleransi
Aktivitas
Hipertermia
6. Manifestasi Klinis
thypoid yang tidak diobati sering kali merupakan penyakit berat yang
berlangsung lama dan terjadi selama 4 minggu atau lebih:
a. Minggu pertama: demam yang semakin meningkat, nyeri kepala, malaise,
konstipasi, batuk non produktif, brakikardi relative.
b. Minggu kedua: demam terus menerus, apatis, diare, distensi abdomen, ‘rose
spot’ (dalam 30%) splenomegali (pada 75%).
c. Minggu ketiga: demam terus menerus, delirium, mengantuk, distensi
abdomen massif, diare ‘pea soup’.
d. Minggu keempat: perbaikan bertahap pada semua gejala.
Setelah pemulihan, relaps dapat terjadi pada 10% kasus (jarang terjadi
setelah terapi fluorokuinolon). Kasus dapat berlangsung ringan atau tidak
tampak.Kasus paratyphoid serupa dengan typhoid namun biasanya lebih
ringan. Masa tunas 7-14 (rata-rata 3 – 30)hari, selama inkubasi ditemukan
gejala prodromal (gejala awal tumbuhnya penyakit/gejala yang tidak khas):
1) Perasaan tidak enak badan
2) Lesu
3) Nyeri kepala dan pusing
4) Diare
5) Anoreksia
6) Bradikardi relatif
7) Nyeri otot
Menyusul gejala klinis yang lain:
1) Demam (> 39 OC)
Demam berlangsung 3 minggu
a) Minggu I: Demam remiten, biasanya menurun pada pagi hari dan
meningkat pada sore dan malam hari
b) Minggu II: Demam terus
c) Minggu III: Demam mulai turun secara berangsur – angsur 2.
2) Gangguan pada saluran pencernaan
a) Lidah kotor yaitu ditutupi selaput kecoklatan kotor, ujung dan tepi
kemerahan, jarang disertai tremor
b) Hati dan limpa membesar yang nyeri pada perabaan
c) Terdapat konstipasi atau diare
3) Gangguan kesadaran
a) Kesadaran yaitu apatis – somnolen
b) Gejala lain “ROSEOLA” (bintik-bintik kemerahan karena emboli
hasil dalam kapiler kulit)
7. Komplikasi
Menurut Sudoyo (2010), komplikasi thypoid dapat dibagi atas dua
bagian, yaitu:
1. Komplikasi Intestinal
a. Perdarahan Usus Sekitar 25% penderita demam tifoid dapat mengalami
perdarahan minor yang tidak membutuhkan tranfusi darah. Perdarahan
hebat dapat terjadi hingga penderita mengalami syok. Secara klinis
perdarahan akut darurat bedah ditegakkan bila terdapat perdarahan
sebanyak 5 ml/kgBB/jam.
b. Perforasi Usus Terjadi pada sekitar 3% dari penderita yang dirawat.
Biasanya timbul pada minggu ketiga namun dapat pula terjadi pada
minggu pertama. Penderita demam tifoid dengan perforasi mengeluh
nyeri perut yang hebat terutama di daerah kuadran kanan bawah yang
kemudian meyebar 20 ke seluruh perut. Tanda perforasi lainnya adalah
nadi cepat, tekanan darah turun dan bahkan sampai syok.
2. Komplikasi Ekstraintestinal
a. Komplikasi kardiovaskuler: kegagalan sirkulasi perifer (syok, sepsis),
miokarditis, trombosis dan tromboflebitis.
b. Komplikasi darah: anemia hemolitik, trombositopenia, koaguolasi
intravaskuler diseminata, dan sindrom uremia hemolitik.
c. Komplikasi paru: pneumoni, empiema, dan pleuritis.
d. Komplikasi hepar dan kandung kemih: hepatitis dan kolelitiasis.
e. Komplikasi ginjal: glomerulonefritis, pielonefritis, dan perinefritis.
f. Komplikasi tulang: osteomielitis, periostitis, spondilitis, dan artritis.
g. Komplikasi neuropsikiatrik: delirium, meningismus, meningitis,
polineuritis perifer, psikosis, dan sindrom katatonia.
8. Pemeriksaan diagnostik/ penunjang
Menurut (Doenges,2000) pemeriksaaan laboratorium dan diagnostic
termasuk sebagai dariproses pengumpulan data. Perawat harus waspada
terhadap hasil pemeriksaan siknifikan yang membutuhkan pelapor pada
dokter dan/atau melakukan intervensi keperawatan khusus. Beberapa
pemerikasaan digunakan untuk mendiagnosa penyakit,sementara lainnya sangat
berguna dalam mengikuti perjalanan penyakit atau penyesuaian terapi.
a. Pemerikasaan darah rutin (Nursalam,2005)
1) Kadar hemoglobin,leukosit dan trombosit pada penyakit thypoid biasa
dalam menilai normal atau sedikit menurun.Untuk nilai HB pada anak-
anak adalah 10-16gr/dL,nilai normal untuk leukosit pada anak-anak
adalah 9000-12.000/mm3 dan nilai normal trombosit 200.000-
400.000/Mel darah
2) Tes fungsi hati (SPOT) sering kali meningkat, tetapi akan kembali
menjadi normal setelah sembuh. Nilai normal SPGOT 5-40 u/l Kenaikan
SPGOT dan SGPT tidak memerlukan penanganan khusus.
b. Uji widal
Dilakukan untuk deteksi antibody terhadap kuman salmonella thypi. Uji
widal adalah untuk menentukan adanya agglutinin dalam serum penderita
thypoid yaitu agglutinin U dan H yang digunakan untuk diagnosis
thypoid. Titerwidal biasanya angka kelipatan: 1/32,1/64,1/60,1/320,
1/640. Peningkatan titerujiwidal 4x dinyatakan (+).Titer 1/60 masih
dilihat dulu dalam satu minggu kedepan,apakah ada kenaikan titer. Jika
ada maka dinyatakan (+). Semakin tinggi titernya semakin besar
kemungkinan terinfeksi bakteri salmonella.
c. Pemeriksaaan darah tepi : leokopenia, limfositosis, aneosinopelia, anemia,
trobositopenia
d. Pemerikasaan sumsum tulang: menunjukangambar hiperaktif sum-
sumtulang
9. Penatalaksanaan medis/keperawatan
Widodo (2010),menerapkan Penatalaksanaan medis yang bias
dilakukan dengan antibiotika ialah: ampisilin dan amoksisilin,antiperitika,bila
diperlu diberikan laksansia,tirah baring selama demam untuk mencegah
komplikasi perdaarahan usus atau perforasi usus, mobilisasi bertahap bila
tidak panas, dengan pulihnya kekuatan pasien,diet pada permulaan,diet
makanan yang tidak merangsang saluran cerna dalam bentuk sering atau
lunak,makanan dapat ditingkatkan sesuai perkembangan keluhan
gastrointestinal,perforasitranfusi biladi perlukan pada komplikasi perdarahan.
a. Perawat
1) Klien diistirahatkan tujuh hari sampai demam tulang atau 14 hari
untuk mencegah komplikasi perdarahan usus
2) Mobilisasi bertahap bila tidak ada panas,sesuai dengan pulihnya
tranfusi bila ada komplikasi perdarahan
b. Diet
1) Diet yang sesuai, cukup kalori dan tinggi protein
2) Pada penderita yang akut dapat diberi bubur saring
3) Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi tim
4) Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam
selama tujuh hari
c. Obat obatan
1) Pemberian antibiotic untuk menghentikan dan memusnahkan
penyebaran kuman (Arief,2012)
a) Kloram fenimkol,dosis hari pertama 4x250mg,hari kedua 4x500 mg
diberikan selama demam dilanjutkan sampai 2 hari bebas demam,
kemudian dosis diturnkan menjadi 2 x25 mg selama 5 hari
kemudian.
b) Ampisilin/amoksilin dosis 50-150mg/kgBB,diberikan selama 2
minggu.
c) Ontrimoksazol, 2 x 2 tablet (1 tablet mengandung 400 mg
sulfametoksazol dan 80 mg trimotoprin) di berikan selama 2
minggu.
d) Sefalosporin generasi II dan III regimen yang di pakai adalah:
Ceftiaxone 4gr/hariselama 3hari,norfloxasin 2x400mg/hari selama
14 hari, iprofloxacin 2x500mg/hari selama 6hari,ofloxacin
600mg/hari selama7 hari, pefloxacin 400 mg/hari selama 7 hari.
B. Konsep Asuhan Keperawatan
Menurut (Doenges 2008) adalah pemikiran dasar dari proses
keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data
tentang klien,agar dapat mengenali masalah-masalah, kesehatan dan
keperawatan baik fisik, mental dan lingkungan.
1. Pengkajian
Nursalam (2001), Pengkajian keperawatan merupakan tahap awal
dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam
pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi status
kesehatan klien. Data yang ditemukan pada pasien dengan thypoid adalah
sebagai berikut. Hal-hal yang di bagi dalam pengkajian adalah ;
a. Identitas
Identitas meliputinama, umur, jenis kelamin,alamat,pendidikan,
nomor registerasi, status perkawinan, agama,pekerjaan, tinggi badan,
berat badan, tanggal masuk rumah sakit.
b. Keluhan utama
Pasien thypoid biasanya mengelu perut kembung, mual, nafsu makan
menurun, panas, dan demam.
c. Riwayat penyakit dahulu
Apakah sebelumnya pasien pernah mengalami sakit thypoid atau
tidak,apakah pasien pernah menderita penyakit lainnya.
d. Riwayat penyakit sekarang
Pada umumnya gejala yang dirasakan pasien thypoid adalah demam
8-9 hari,anorexia, mual,perasaan tidak enak diperut,pucat(anemia),
kepala pusing,nyeri otot dan tandanya lidah thypoid (kotor), ujung
tepi kemerahan, muntah, diare, gangguan kesadaran berupa
somnolen sampai koma. Biasa pasien juga mengalami nyeri,
pengkajian nyeri (PQRST) biasanya P : nyeri karena inflamasi pada
usus halus, Q : biasanya nyeri seperti tertusuk-tusuk, R : biasanya
nyeri pada epigastrium dan perut bagian kanan atas kuadran 1, S :
biasanya skala nyeri 5-6, T : nyeri hilang timbul hingga 5 menit.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah didalam keluarga ada yang pernah atau sedang menderita
penyakit thypoid atau penyakit lainnya.
f. Pola-pola fungsi kesehatan
Pola persepsi dan tata laksana kesehatan, perubahan penatalaksanaan
kesehatan yang dapat menimbulkan masalah kesehatannya.
1) Pola nutrisidan metabolism
Adanya mual dan muntah, penurunan nafsu makan selama sakit,
lidah kotor dan rasa pahit waktu makan sehingga dapat
mempengaruhi status nutrisi berubah.
2) Pola aktifitas dan latihan
Akan terpengaruh aktifitasnya akibat adanya kelemahan fisik
sehingga jadi pasif dan gerakkan nya terbatas.
3) Pola tidur dan istirahat
Kebiasaan tidur akan terganggu dikarenakan suhu badan yang
meningkat, sehingga anak merasa gelisah pada waktu tidur
4) Pola eliminasi
Kebiasaan dalam buang air kecil akan menjadi referensi bila
dehidrasi karena panas yang meninggi, konsumsi cairan yang
tidak sesuai dengan kebutuhan.
5) Pola persepsi dan pengetahuan
Perubahan kondisi kesehatan dan gaya hidup akan berpengaruh.
g. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum : Tidak enak badan, tampak lemah, lesu, nyeri
kepala, suhu tubuh meningkat 37 - 40 derajat Celsius, muka
kemerahan dan tidak bersemangat
2) Sistem respirasi
mayor : Pernafasan rata-rata ada peningkatan, nafas cepat
minor : , dispneu, cuping hidung, sianosis, epistaksis
3) Sistem kardiovaskuler
Mayor : suhu tubuh diatas normal, takikardi, nadi teraba lemah,
volume urin menurun, akral hangat
Minor : kulit merah, , tampak meringis, kapilary refill lambat,
Terjadi penurunan tekanan darah.
4) Sistem integumen
Mayor : penurunan turgor kulit, kuling kering, muka pucat,
mukosa kering, lidah kotor
Minor : rambut agak kusam, sariawan, bibir pecah-pecah
5) Sistem gastrointestinal
Mayor : berat badan menurun minimal 10% dibawah retang ideal,
peristaltic usus meningkat, nyeri tekan, diare, lidah kotor,
penurunan nafsu makan,
Minor :, otot mengunyah lemah, mual, muntah, anoreksia, perut
terasa tidak enak, distensi
6) Sistem musculoskeletal
Mayor : kelemahan, penurunan kekuatan otot
Minor : ekspresi wajah lelah, Pucat.
7) Sistem neurologis
Mayor : Adanya keluhan pusing, sakit kepala
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawata adalah cara mengidentifikasi, memfokuskan
dan mengatasi kebutuhan spsifik pasien serta respons terhadap masalah
actual dan resiko tinggi. Label diagnosa keperawatan member format untuk
mengekspresikan bagian indikasi masalahdari proses keperawatan ( Doenges,
2000).
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menguraikan respona
ctual atau potensial pasien terhadap masalah kesehatan yang perawat
mempunyai izin dan berkompetenun tuk mengatasinya (Potter.Et.Al,2005).
Diagnosa keperawatan yang dapat temukan pada pasien thypoid berdasarkan
respon pasien yang disesuaikan dengan NANDA NOC-NIC ( Judith, 2006 )
yaitu :
1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus (salmonella).
Ditandai dengan :
Data mayor : Suhu tubuh lebih dari 37.8℃ oral atau 38.8℃ rektal
Data minor : Kulit merah, Kejang, Takikardi, Takipnea, Kulit terasa
hangat
2. Nyeri Akut berhubungan dengan inflamasi pada usus halus
Ditandai dengan :
Data mayor : klien melaporkan adanya nyeri. Tampak meringis, bersikap
protektif, gelisah, frekuensi nadi meningkat, sulit tidur
Data minor : tekanan darah meningkat, pola nafas berubah, nafsu makan
berubah, proses berpikir terganggu, menarik diri, berfokus pada diri
sendiri, diaforesis
3. Nausea berhubungan dengan Sensasi muntah,iritasi lambung
Ditandai dengan :
Data mayor : Mengeluh mual, merasa ingin muntah, tidak berminat
makan, saliva meningkat
Data minor : Merasa asam di mulut, sensasi panas/dingin, sering menelan,
pucat, diaforesis, takikardi, pupil dilatasi
Arif, Mansjoer, dkk, 2000 . Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ke-3. FKUI, Jakarta:
Medica Aesculpalus
Brunner & Suddarth. (2003). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta : EGC.
Muttaqin, Arif & Sari, Kurmala. 2011. Gangguan Gastrointestinal: Aplikasi Asuhan
Keperawatan Medikal bedah. Jakarta : Salemba medika.