TAHUN 2023
HALAMAN PENGESAHAN
i
Laboratorium Histologi Universitas Indonesia, Laboratorium Prodia Jakarta dan
Laboratorium Pusat Kedokteran dan Kesehatan Kepolisian Republik Indonesia
Mengetahui,
Dosen Pembimbing Ketua Program Studi D3 Analis Kesehatan
ii
LEMBAR BIMBINGAN PKL 1
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas petunjuk, rahmat, dan hidayah- Nya
kami dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan tanpa ada halangan
apapun dan sesuai dengan waktu yang ditentukan, laporan ini disusun berdasarkan
pengalaman dan ilmu yang kami peroleh selama melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan yang dilaksanakan di Laboratorium Histologi Universitas Indonesia,
Laboratorium Prodia Jakarta dan Laboratorium Kapusdokkes Jakarta mahasiswa
melakukan tour dan mendapatkan penjelasan mengenai ketrampilan yang harus
dikuasai saat bekerja.
Laporan Praktik Kerja Lapangan disusun untuk memenuhi tugas
sebagai persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan di Program Studi D3
Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Semarang. Dengan adanya kegiatan Praktik Kerja Lapangan agar
mahasiswa mendapatkan ilmu yang bermanfaat serta menambah wawasan yang lebih
luas sehingga diperoleh saat memasuki dunia atau lingkungan kerja.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini masih
banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan untuk itu kritik dan saran
membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan praktik
kerja lapangan ini.
Penyusun
4
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................................................................ii
LEMBAR BIMBINGAN PKL 1..........................................................................................................................iii
PROGRAM STUDI D3 ANALIS KESEHATAN..............................................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................................................................4
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................................5
BAB I.......................................................................................................................................................................6
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................6
1.2 Permasalahan...............................................................................................................6
1.3 Tujuan..........................................................................................................................7
1.4 Manfaat........................................................................................................................7
BAB II.....................................................................................................................................................................8
2.1 Sejarah........................................................................................................................8
A. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia...........................................................................................8
B. Laboratorium Prodia Jakarta..................................................................................................................9
C. Laboratrium Pusat Kedokteran dan Kesahatan Kepolisan Republik Indonesia.....................................9
2.2 Alur Kunjungan.......................................................................................................10
A. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.........................................................................................10
B. Laboratorium Prodia Jakarta................................................................................................................10
C. Laboratorium Pusat Kedokteran dan Kesehatan Kepolisan Republik Indonesia.................................10
2.3 Materi yang diberikan di lokasi kunjungan.........................................................11
A. Laboratorium Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia..................................................11
B. Laboratorium Prodia Jakarta................................................................................................................12
C. Laboratorium Pusat Kedokteran dan Kesehata Kepolisian Republik Indonesia..................................12
2.4 Bagian – bagian lokasi dan fungsi masing – masing tempat...............................12
A. Laboratorium Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia..................................................12
B. Laboratorium Prodia Jakarta................................................................................................................12
C. Laboratorium Pusat Kedokteran dan Kesehatan Kepolisian Republik Indonesia................................13
2.5 Fungsi alat dan bahan yang terdapat di lokasi kunjungan.................................14
2.6 Tantangan dan kelebihan mahasiswa Analis Kesehatan terkait kompetensi
yang dimiliki untuk bekerja di lokasi kunjungan............................................................21
BAB III..................................................................................................................................................................22
SIMPULAN DAN SARAN..................................................................................................................................22
3.1 Simpulan....................................................................................................................22
3.2 Saran..........................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................................23
5
BAB I
PENDAHULUAN
6
1.2 Permasalahan
1. Bagaimana alur kunjungan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
Laboratorium Prodia Jakarta dan Laboratorium Kapusdokkes Jakarta?
2. Bagaimana fungsi dari masing – masing tempat dan bagian dari lokasi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Laboratorium Prodia Jakarta dan
Laboratorium Kapusdokkes?
3. Bagaimana materi yang diberikan pada saat kunjungan di Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Laboratorium Prodia Jakarta dan Laboratorium
Kapusdokkes?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengatahui sejarah dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
Laboratorium Prodia Jakarta dan Laboratorium Kapusdokkes Jakarta
2. Untuk mengetahui alur kunjungan dari Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Laboratorium Prodia Jakarta dan Laboratorium Kapusdokkes
Jakarta
3. Untuk mengetahui fungsi alat dan bahan dari Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Laboratorium Prodia Jakarta dan Laboratorium Kapusdokkes
Jakarta
4. Untuk mengetahui materi yang diberikan pada saat kunjungan di Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Laboratorium Prodia Jakarta dan
Laboratorium Kapusdokkes Jakarta
1.4 Manfaat
1. Mengenalkan Mahasiswa pada pekerjaan lapangan
2. Menambah dan mengasah keterampilan
3. Sebagai alat ukur mahasiswa dalam memahami materi – materi kuliah dan
menerapkannya sebagai penilaian sejauh mana mahasiswa mampu terjun ke
dalam dunia kerja
4. Mengetahui gambaran jelas mengenai situasi dunia kerja
7
BAB II
ISI
2.1 Sejarah
A. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Pada saat zaman pendudukan Pemerintah Kolonial Belanda pada tahun 1849
mebangun sebuah sekolah tinggi ilmu Kesehatan. Pada bulan Januari 1851
sekolah tersebut secara resmi menjadi Dokter-Djawa School. Sekolah tinggi ini
mengkhususkan diri pada ilmu kedokteran, tepatnya Pendidikan tenaga mantri.Di
akhir abar ke-19 tepatnya pada tahun 1898 nama Dokter-Djawa School berubah
menjadi School tot Opleiding van Indische Artsen (School of Medicine for
Indigenous Doctors) atau sering dikenal dengan STOVIA.
Selama 75 tahun STOVIA berfungsi sebagai tempat pendidikan terbaik untuk
calon dokter di Indonesia, sebelum ditutup pada 1927. Namun demikian, sebuah
sekolah kedokteran kemudian dibangung bersama dengan empat sekolah tinggi
lain di beberapa kota di Jawa.Sekolah tinggi tersebut adalah Technische
Hoogeschool te Bandoeng yang berdiri di Bandung pada 1920, Recht
Hoogeschool (Fakultas Hukum) di Batavia pada 1924, Faculteit der Letteren en
Wijsbegeerte (Fakultas Sastra dan Kemanusiaan) di Batavia pada 1940, dan
setahun kemudian dibangun Faculteit van Landbouwweteschap (Fakultas
Pertanian) di Bogor.
Ke lima seolah tinggi tersebut adalah pilar dalam menciptakan the Nood-
Universiteit (Universitas Darurat), yang dibangun pada tahun 1946. Pada zaman
kemerdekaan (1947 – 1960 an) Nood-Universiteit berubah nama menjadi
Universiteit van Indonesië yang berpusat di Jakarta. Beberapa professor nasionalis
salah satunya adalah Prof. Mr. Djokosoetono melanjutkan fungsinya sebagai
pengajar untuk Universiteit van Indonesië di Yogyakarta yang pada saat itu
menjadi Ibukota negara. Di tahun 1949 Ibukota Indonesia kembali ke Jakarta pada
tahun 1949 setelah Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia yang
kemudian Universiteit van Indonesië pindah ke Jakarta.
Universiteit van Indonesië di satukan menjadi Universiteit van Indonesië pada
1950. Universitas ini mempunyai Fakultas Kedokteran, Hukum, Sastra dan
Filsafat di Jakarta, Fakultas Teknik di Bandung, Fakultas Pertanian di Bogor,
8
Fakultas Kedokteran Gigi di Surabaya dan Fakultas Ekonomi di Makasar.
Fakultas – fakultas yang berada di luar Jakarta berkembang menjadi universitas –
universitas terpisah di antara tahun 1954 – 1963.
Universitas Indonesia di Jakarta mempunyai kampus di Salemba dan terditi dari
Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Sastra, Hukum, Ekonomi dan Teknik. Kemudian berdirilah Fakultas Psikologi,
Ilmu Sosial dan Politik, Kesehatan Masyarakat, Ilmu Komputer dan Keperawatan.
Saat ini Universitas Indonesia terdiri dari 13 Fakultas, Program Pasca Sarjana
dan Program Vokasi.
B. Laboratorium Prodia Jakarta
Prodia didirikan sebagai laboratorium kecil pada tanggal 7 Mei 1973 di
Solo. Dalam waktu 50 tahun, Prodia telah berkembang menjadi
laboratorium klinik terbesar di Indonesia dengan jaringan 276 cabang di 154
kota dan 34 provinsi. Prodia didukung oleh sekitar 3,700 karyawan. Prodia
terdiri dari dokter, perusahaan, perusahaan farmasi, dan laboratorium. Prodia
telah berperan sebagai laboratorium rujukan yang berskala nasional, pusat
rujukan nasional ini berlokasi di Prodia Tower, Jl. Kramat Raya Jakarta yang
beroperasi selama 24 jam.
Kepedulian Prodia yang besar terhadap mutu hasil pemeriksaan dan
layanan kepada pelanggan telah membuahkan sertifikasi ISO 9002:1994 pada
tahun 1999, kemudian ditingkatkan ke versi ISO 9001:2000 pada Juni 2002. Pada
tahun 2009, ditingkatkan ke versi ISO 9001:2008. Saat ini, kantor pusat dan 7
kantor wilayah serta 10 cabang Prodia telah memperoleh sertifikat ISO
9001:2008. Awal tahun 2008 Prodia cabang Kramat Raya Jakarta menjadi
laboratorium klinik pertama di Indonesia yang mendapatkan akreditasi
ISO15189:2007.
Akreditasi ISO 15189 merupakan standar internasional untuk mutu dan
kompetensi khusus laboratorium kesehatan (laboratorium klinik). Hingga saat ini,
telah ada 7 cabang Prodia yang memperoleh ISO 15189, dan sedang dipersiapkan
juga untuk beberapa cabang lainnya. Prodia juga mempersiapkan program
Akreditasi Laboratorium Kesehatan dari Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
C. Laboratrium Pusat Kedokteran dan Kesahatan Kepolisan Republik
Indonesia
Laboratorium DNA Pusdokkes Polri merupakan laboratorium DNA
forensic yang berada dibawah naungan Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri.
Laboratorium DNA Pusdokkes Polri dibangun berdasarkan kerjasama antara
9
Kepolisian Indonesia (Polri) dengan Kepolisian Australia (AFP) dan diresmikan
pada tanggal 26 Maret 2007. Pada awalnya selama 2 tahun (2007-2009)
laboratorium ini masih dipegang dan dikelola penuh oleh pihak Australia,
selanjutnya pada tahun 2009 sampai saat ini sudah dikelola oleh pihak Indonesia
dan masih tetap mendapat pengawasan dari pihak Australia.
Laboratorium DNA Pusdokkes Polri memiliki standar pemeriksaan
tertinggi dan dapat dipergunakan dalam kasus-kasus pidana, namun juga dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan proses identifikasi, seperti pada kasus-kasus DVI.
Laboratorium DNA Pusdokkes Polri bertugas menyelenggarakan kegiatan
operasional dan pembinaa bidang pemeriksaan DNA di tingkat pusat dan dukungan
kewilayahan dan melaksanakan pembinaan penelitian pengembangan, pendidikan
dan pelatihan, pusat rujukan ilmu pengetahuan dan teknologi laboratorium DNA.
Program kerja yang dilakukan Laboratorium DNA Pusdokkes Polri pada
tahun 2013, antara lain peningkatan kemampuan personel kesehatan Polri yang
mempunyai keterampilan DNA, pengumpulan DNA pelaku tindak kriminal,
optimalisasi waktu pengambilan sampel DNA dengan media cotton bud, dan
pemeriksaan laboratorium DNA.
10
untuk mendapatkan materi tentang profil prodia dan kimia klinik. Setelah kegiatan
pemaparan materi dilanjautkan dengan Tour de Lab dan kuis.
C. Laboratorium Pusat Kedokteran dan Kesehatan Kepolisan Republik
Indonesia
Tempat : Pusat Kedokteran dan Kesehatan Kepolisan Republik Indonesia
Hari : Jum’at, 20 Januari 2023
Pukul : 09. 00 – 12.00
Alur : Mahasiswa berkumpul dan masuk ke dalam auditorium pada
lantai 2 untuk mendapatkan profil laboratorium DNA. Setelah pemaparan materi
dilanjutkan dengan Tour The Lab.
2.3 Materi yang diberikan di lokasi kunjungan
A. Laboratorium Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Prinsip kerja pewarnaan Hematoxilin Eosin (HE)
Hematoxilin Eosin (HE) pewarna yang digunakan untuk melihat morfologi
jaringan. Hematoxilin Eosin yang bersifat basa akan mewarnai inti yang bersifat
asam. Eosin yang bersifat asam akan mewarnai sitoplasma yang bersifat basa.
Alat dan Bahan
Alat : Chamber, Pinset, Cover Glass, Objek Glass, dan Tissue.
Bahan : Xylol dan Alkohol bertingkat ( 70%, 80%, 95% dan Absolute),
Aquadest, Hematoxyline Eosin, Air, dan Entelan.
Prosedur
1. Deparafinisasi jaringan yang telah kering dari jaringan yang dambil
dimasukkan kedalam xylol bertingkat (masing – masing 3 menit)
2. Dimasukkan ke dalam alcohol bertingkat (Absolute, 96%, 80%, 70%)
3. Dimasukkan kedalam aquadest selama 3 menit
4. Diwarnai (masukkan) ke dalam Hematoxylin Harris selama 3 menit kemudian
di cuci dengan air mengalir selama 5 – 10 menit.
5. Dimasukkan kedalam Eosin sebanyak 3 kali celupan atau selama 15 detik,
masukkan ke dalam alcohol bertingkat (70%,80%) dengan waktu masing –
masing selama 1 menit. Dan alcohol bertingkat (95% dan absolute) selama 3
menit.
6. Dimasukkan ke dalam xylol bertingkat (masing – masing 3 menit), kemudian
di tutup dengan cover glass dengan entelan dengan catatan tidak terjadi
gelembug udara pada saat proses penutupan atau Mounting.
11
Pengamtan hasil pulasan Hematoxilin Eosing dengan menggunakan
mikroskop yang dimulai dari perbesaran terkecil (10x) untuk melihat apakah pada
pulasan preparate terdapat robekan dan gelembung udara. Kemudian dilanjutkan
ke perbesaran lebih tinggi (40x) untuk melihat morfologi dari jaringan yang
diamati.
12
2.4 Bagian – bagian lokasi dan fungsi masing – masing tempat
A. Laboratorium Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
1. Laboratorium pembacaan hasil pulasan rutin Histologi dan Analisa hasil
2. Laboratorium histologi untuk pengecatan dan pewarnaan jaringan
B. Laboratorium Prodia Jakarta
1. Laboratorium rujukan nasional
Semua sampel rujukan masuk ke dalam laboratorium untuk mendapatkan
penanganan lebih lanjut sebelum dilakukan pemeriksaan di dilakukan
pemeriksaan di dalam laboratorium masing – masing sesuai dengan
pemeriksaan.
2. Pelayanan VIP
Ruangan yang digunakan untuk melakukan pelayanan VIP terhadap client
prodia.
3. Laboratorium Molekuler
Pemeriksaan Biologi Sel dan Molekuler
4. Mikrobiologi
Pemeriksaaan Mikrobiologi
5. Laboratorium Evaluasi
Untuk melakukan pengecekan ulang setelah dari QC
6. Laboratorium Urinalisa
Pemeriksaan urinalis dan elektrolit tubuh
7. Perpustakaan
Di gunakan untuk menunjang sumber daya manusia prodia dan untuk
menambah pengetahuan dan terdapat modul dasar untuk pekerjaan di Prodia.
8. Laboratorium Sitologi (cytogenic)
Untuk pemeriksaan prosesing jaringan
9. Laboratorium Hematologi
Untuk pemeriksaan lengkap Hematologi
10. PCHC (Prodia Children’s Health Center)
Ruangan khusus untuk pemeriksaan anak – anak
11. PAH PRN
Ruang administrasi untuk semua hasil pemeriksaan yang secara otomatis akan
masuk ke dalam ruangan dan kemudian SDM yang ada di ruangan akan
memproses semua hasil yang masuk.
C. Laboratorium Pusat Kedokteran dan Kesehatan Kepolisian Republik
Indonesia
1. Administration Room
13
Ruangan pemeriksaan kelengkapan surat
2. Examination Room 1
Untuk pengambilan sampel, sampel yang dipilih harus memenuhi syarat untuk
pemeriksaan DNA secara kualitas maupun kuantitas.
3. Examination Room 2
Pengambilan bahan dengan kualitas maupun kuantitas yang cukup baik untuk
proses pemeriksaan DNA yang diambil dari sampel yang diduga mengandung
DNA dan barang bukti terutama tulang dan gigi.
4. Extraction Room
Pemisahan DNA dari bahan-bahan lain penyusun sel, sehingga pada tahap
akhir di dalam ruangan ini kita mendapatkan DNA yang sudah murni.
5. Pre Amplification Room
Ruangan streil yang memiliki tekanan ruangan negatif dimana dilakukan
pencampuran DNA yang sudah dimurnikan dalam extraction room dengan
reaction mix dan DNA primer.
6. Amplification Room
Ruangan tempat penggandaan DNA menggunakan metode polymerase chain
reaction, yang telah dirancang positif untuk mencegah pencemaran DNA dari
luar.
7. Capillary Electrophoresis Room
Ruangan pembacaan tipe DNA (DNA typing), dimana terlihat susunan basa
rantai DNA yang merupakan ciri khusus individu.
8. Chemical and Preparation Room
Ruangan khusus yang digunakan untuk mencampur bahan kimia yang
digunakan dalam proses pemeriksaan DNA, pencucian dan sterilisasi alat-alat
laboratorium DNA.
9. Storage Room
Untuk menyimpan seluruh barang bukti maupun sampel yang sedang
menunggu proses pemeriksaan lebih lanjut.
14
1 Mikroskop Mikroskop
digunakan untuk
mengamati objek
yang ukurannya
sangat kecil hingga
Gamb mata manusia tidak
ar 1. Mikroskop
akan mampu untuk
2 Objek glass melihatnya
Objek glass
digunakan
untuk menempakan
objek yang akan
dilihat/ dianalisa
Gambar 2. Objekk Glass dengan
3 Deck glass Deck
menggunakan glass
digunakan
untuk menutup
objek yang telah
diletakkan di atas
kaca preparat
Gambar 5. Xylol
2 Alkohol 100%, Alkohol 100%, 96%,
96%, 80%, 70% 80%, 70% digunakan
untuk fiksasi
Gambar 6. Alkohol
15
3 Aquadest Aquadest digunakan
membilas
Gambar 7. Aquadest
Gambar 9. Eosin
6 Entelan Entelan digunakan
untuk menutup deck
glass.
16
Refrigerator
3 Refrigerator
digunakan untuk
penyimpanan sampel
5 CL-6000i CL-6000i
diigunakan untuk
pemeriksaan
imunologi
Gambar17.CL-6000i
17
8 Hematologi Hematologi
Analyzer Analyzer digunakan
untuk memeriksa
darah lengkap
dengan cara
menghitung dan
mengukur sel darah
secara otomatis
berdasarkan
Gambar 20.Hematology impedansi aliran
Analyzer
listrik atau berkas
cahaya
terhadap sel-sel
yang di lewatkan.
18
9 ASPECT-Plus ASPECT-Plus
digunakan untuk
pemeriksaan ST2
19
D. Laboratorium Pusat Kedokteran dan Kesehatan Kepolisian Republik Indonesia
ALAT
NO NAMA ALAT GAMBAR FUNGSI
20
5 Nanodrop Nanodrop digunakan
untuk menghitung
perbedaan penyerapan
cahaya UV dimana pita
Gambar 31. Nanodrop ganda DNA dapat
menyerap cahaya UV
pada 260 nm sedangkan
kontaminan berupa
protein dan fenol akan
menyerap cahaya
dengan panjang
gelombang 280 nm.
6 PCR Machine PCR Machine
digunakan untuk
memperbanyak segmen
DNA melalui
Polymerase Chain
Gambar 32. PCR Machine Reaction (PCR).
7 Spindown Spindown digunakan
untuk memisahkan
bahan dengan
menggunakan prinsip
gaya sentrifugas.
Gambar 33. Spindown
8 Waterbath Waterbath Shaker
Shaker digunakan untuk
mencampurkan larutan
dengan diinkubasi
sekaligus dilakukan
Shaker
21
9 Loop (kaca Loop (kaca pembesar)
pembesar) digunakan untuk
mengamati benda-benda
kecil agar terlihat lebih
jelas.
Gambar 35. Loop (kaca
pembesar)
22
forensik, juga mempunyai kelebihan seperti ketelitian, ketepatan dan mempunyai
wawasan yang luas.
23
BAB III
3.1 Simpulan
Kegiatan PKL yang dilaksanakan di Jakarta dengan kunjungan ke
Laboratorium Histologi Fakultas Kedokteran Universitar Indonesia dan Laboratorium
Prodia Jakarta. Laboratorium yang sudah modern dan canggih menambah wawasan
mengenai dunia kerja yang akan kami jalankan kedepannya. Pengetahuan baru yang
didapat dari kunjungan PKL ini dapat memotivasi kami untuk terus mengasah serta
mengembangkan skill yang dimiliki agar tidak tertinggal oleh perkembangan
teknologi yang ada. Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) mendapatkan
pengalaman dan pengetahuan mengenai pengecatan jaringan, pembacaan preparat
jaringan yang benar, dan mengetahui alat-alat yang modern.
3.2 Saran
1. Mahasiswa diharapkan daoat menajaga nama baik universitas selama kegiatan
Praktik Kerja Lapangan
2. Hasil kunjungan ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas dan kualitas
Pendidikan agar informasi ini dapat digunakan sebagai bahan tambahan untuk
menambah ilmu pengetahuan dan keperluan refrensi di bidang Analis Kesehatan.
3. Hasil kunjungan ini diharapkan menjadi masukan untuk dikembangkan
sebagai langkah-langkah mendorong motivasi berprestasi untuk semua
mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA
Bidkesmapta. (n.d.). Sejarah Singkat. Retrieved from bidkesmapta.com
Ilham Arsandi Firmansyah, J. (VOL. 5 NO. 2 (2021)). Dari STOVIA ke Salemba: Sekolah Dokter Jawa Cikal
Bakal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. In I. A. Firmansyah, Dari STOVIA ke Salemba:
Sekolah Dokter Jawa Cikal Bakal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta: 2021. Retrieved
from fk.ui.ac.id.
Kuntowijoyo. (1995). Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: 2011.
SBK, A. N. (2020). Studi Historis Sekolah Kedokteran Di Indoensia Abad XIX, VOL 2 13 - 15.
Shintaningrum, K. (2013). Analisis Efektivitas Iklan dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Ulang Oleh
Pelanggan Studi Kasus pada SMS Broadcast Laboratorium Klinik Prodia Cepu Menggunakan
Consumer Decision Model, 31 - 33.
UI, F. (n.d.). Sejarah FK UI. Retrieved from https://fk.ui.ac.id/