Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“KODE ETIK PROFESI


AHLI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK”

OLEH :

MARWA ILMAYANI (A202101006)


CHIKA CAHYANI (A202101004)
FIRTA HAPSARI (A202101001)
SITI MARWA (A202101029)
ISAN MAYA KARTINI (A202101026)
ELAN FEBRIANI (A202101052)
SYALIRMAN (A202101013)
SOIMAN JAYA (A202101059)
WAODE AZZAHRA (A202101003)
NI LUH SRI AYU R.N. (A202101040)
WAODE EGRI DIAN (A202101015)
SAFITRI RAMADHANI (A202101010)
SHISKA ROZALINA (A202101007)
AYU KILALA (A202101061)
KHUSNUL WIDIASTUTI (A202101027)
LA MELA (A202101053)

PROGRAM STUDI D-IV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MANDALA WALUYA
KENDARI
2022

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT. yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga tugas
makalah mata kuliah Etika Profesi yang membahas tentang Kode Etik Profesi
Ahli Teknologi Laboratorium Medik dapat terselesaikan tepat waktu.
Dalam penyusunan makalah ini, ditulis berdasarkan informasi dari media
massa dan referensi dari dosen mata kuliah yang mengacu pada Keputusan
Musyawarah Nasional Tentang Kode Etik Ahli Teknologi laboratorium Medik.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna. Untuk itu
diharapkan berbagai masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaannya.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat membawa manfaat untuk pembaca.

Kendari, 23 Mei 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................1
PEMBAHASAN....................................................................................................................1
2.1. Pengertian Kode Etik Profesi...................................................................................1
2.2. Pengertian Ahli Teknologi Laboratorium Medik......................................................4
2.3. Penerapan Kode Etik Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Medik..........................5
2.4. Standar Kompetensi Ahli Teknologi Laboratorium Medik.......................................7
2.5. Kewajiban Dari Ahli Teknologi Laboratorium Medik Berdasarkan MUNAS VIII
PATELKI..........................................................................................................................8
BAB III...............................................................................................................................12
PENUTUP..........................................................................................................................12
3.1. Kesimpulan............................................................................................................12
3.2. Saran.....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kode etik profesi merupakan norma yang ditetapkan dan diterima oleh
kelompok profesi yang mengarahkan atau memberi petunjuk kepada
anggotanya bagaimana seharusnya berbuat dan sekaligus menjamin mutu
moral profesi itu dimata masyarakat. Kode etik profesi merupkan produk
etika terapan karena dihasilkan berdasarkan penerapan pemikiran etis atas
suatu profesi. Kode etik profesi dapat berubah dan diubah seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga anggota kelompok
profesi tidak akan ketinggalan zaman. Kode etik profesi merupakan hasil
pengaturan diri profesi yang bersangkutan dan ini perwujudan moral yang
hakiki, yang tidak dapat dipaksakan dari luar. Kode etik profesi hanya
berlaku efektif apabila dijiwai oleh cita-cita dan nilai-nilai yang hidup dalam
lingkungan profesi itu sendiri.
Setiap orang yang berkecimpung dalam suatu kegiatan yang bersifat
profesi dan keahlian yang memiliki suatu kemampuan khusus berupa
kompetensi, maka akan memiliki suatu organisasi profesi sebagai wadah
menyalurkan aspirasi dan wadah komunikasi dalam rangka menjadi rasa
persatuan sesama profesi yang dijalankan sebagai tanggung jawab rasa
kebersamaan. Dunia kesehatan dikenal beberapa organisasi kesehatan yang
telah lama berdiri dan eksis dalam memperjuangkan aspirasi anggota
didalamnya dan juga baru berdiri dalam beberapa tahun ini. Organisasi
tersebut antara lain: IDI, IBI, PPNI, HAKLI, ISFI, AIA, PATELKI, IAKI,
PAMKI, ILKI, HKKI, PERSAGI. Organisasi yang berhaluan pada
kelaboratoriuman antara lain adalah PATELKI, IAKI, PAMKI, ILKI dan
HKKI. Untuk organisasi profesi laboratorium kesehatan hanya PATELKI dan
IAKI.

1
Pelayanan Laboratorium Kesehatan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Laboratorium
kesehatan kepada masyarakat sebagai unit pelayanan penunjang medis,
diharapkan memberikan informasi yang teliti dan akurat tentang aspek
laboratoris terhadap spesimen/sampel yang penujianya dilakukan di
laboratorium. Masyarakat menghendaki mutu hasil pengujian laboratorium
terus ditingkatkan seiring dengan kemajuan ilmu pengetahian dan teknologi
serta perkembangan penyakit.
Dalam era globalisasi, tunututan standar standar mutu pelayanan
laboratorium tidak dapat dielakan lagi. Peraturan perundang-undangan sudah
mulai diarahkan kepada kesiapan seluruh profesi kesehatan dalam
menyongsong era pasar bebas tersebut. Ahli teknologi laboratorium
kesehatan Indonesia harus mampu bersaing dengan ahli –ahli teknologi
laboratorium (Medical Laboratory Technologist) dari negara yang lebih maju.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang diatas adalah
sebagai berikut :
a. Apakah yang dimaksud dengan kode etik profesi?
b. Apakah yang dimaksud dengan ahli teknologi laboratorium medik?
c. Bagaimana penerapan kode etik profesi ahli teknologi laboratorium
medik?
d. Bagaimana standar kompetensi ahli teknologi laboratorium medik?
e. Apa sajakah kewajiban dari ahli teknologi laboratorium medik
berdasarkan MUNAS VIII PATELKI?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui kode etik profesi
b. Untuk mengetahui ahli teknologi laboratorium medik
c. Untuk mengetahui penerapan kode etik profesi ahli teknologi laboratorium
medik
d. Untuk mengetahui standar kompetensi ahli teknologi laboratorium medik

2
e. Untuk mengetahui kewajiban dari ahli teknologi laboratorium medik
berdasarkan MUNAS VIII PATELKI

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kode Etik Profesi


Kode etik profesi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan
dalam melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari. Kode etik
profesi sebetulnya tidak merupakan hal yang baru. Sudah lama diusahakan
untuk mengatur tingkah laku moral suatu kelompok khusus dalam masyarakat
melalui ketentuan ketentuan tertulis yang diharapkan akan dipegang teguh
oleh seluruh kelompok itu. Salah satu contoh tertua adalah ; Sumpah
Hipokrates, yang dipandang sebagai kode etik pertama untuk profesi dokter.
Kode etik profesi merupakan norma yang ditetapkan dan diterima oleh
kelompok profesi yang mengarahkan atau memberi petunjuk kepada
anggotanya bagaimana seharusnya berbuat dan sekaligus menjamin mutu
moral profesi itu dimata masyarakat. Kode etik profesi merupakan produk
etika terapan karena dihasilkan berdasarkan penerapan pemikiran etis atas
suatu profesi. Kode etik profesi dapat berubah dan diubah seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga anggota kelompok
profesi tidak akan ketinggalan zaman.
Kode etik profesi merupakan hasil pengaturan dari profesi yang
bersangkutan dan ini perwujudan moral yang hakiki, yang tidak dapat
dipaksakan dari luar. Kode etik profesi hanya berlaku efektif apabila dijiwai
oleh cita-cita dan nilainilai yang hidup dalam lingkungan profesi itu sendiri.
Kode etik profesi merupakan kriteria prinsip profesional yang telah
digariskan, sehingga diketahui dengan pasti kewajiban profesional anggota
lama, baru, ataupun calon anggota kelompok profesi. Kode etik profesi telah
menentukan standarisasi kewajiban profesional anggota kelompok profesi.
Sehingga pemerintah atau masyarakat tidak perlu campur tangan untuk
menentukan bagaimana profesional menjalankan kewajibannya.

1
Kode etik profesi pada dasarnya adalah norma perilaku yang sudah
dianggap benar atau yang sudah mapan dan tentunya lebih efektif lagi apabila
norma perilaku itu dirumuskan secara baik, sehingga memuaskan semua
pihak.
1. Fungsi Kode Etik Profesi
Kode etik profesi perlu dirumuskan secara tertulis. Sumaryono (1995)
mengemukakan 3 alasannya yaitu :
a. Sebagai sarana kontrol sosial
b. Sebagai pencegah campur tangan pihak lain
c. Sebagai pencegah kesalahpahaman dan konflik
2. Kelemahan Kode Etik Profesi :
a. Idealisme terkandung dalam kode etik profesi tidak sejalan dengan
fakta yang terjadi di sekitar para profesional, sehingga harapan sangat
jauh dari kenyataan. Hal ini cukup menggelitik para profesional untuk
berpaling kepada kenyataan dan mengabaikan idealisme kode etik
profesi. Kode etik profesi tidak lebih dari pajangan tulisan berbingkai.
b. Kode etik profesi merupakan himpunan norma moral yang tidak
dilengkapi dengan sanksi keras karena keberlakuannya semata-mata
berdasarkan kesadaran profesional. Rupanya kekurangan ini memberi
peluang kepada profesional yang lemah iman untuk berbuat
menyimpang dari kode etik profesinya.
3. Prinsip dasar di dalam etika profesi
a. Prinsip standar teknis, profesi dilakukan sesuai keahlian.
b. Prinsip kompetensi, melaksanakan pekerjaan sesuai jasa
profesionalnya, kompetensi dan ketekunan.
c. Prinsip tanggung jawab, profesi melaksanakan tanggung jawabnya
sebagai profesional.
d. Prinsip kepentingan publik, menghormati kepentingan publik.
e. Prinsip integritas, menjunjung tinggi nilai tanggung jawab professional.
f. Prinsip objektivitas, menjaga objektivitas dalam pemenuhan kewajiban.
g. Prinsip kerahasiaan, menghormati kerahasiaan informasi.

2
h. Prinsip prilaku profesional, berprilaku konsisten dengan reputasi
profesi.
4. Sanksi pelanggaran kode etik
a. Sanksi moral
b. Sanksi dikeluarkan dari organisasi
Kasus-kasus pelanggaran kode etik akan ditindak dan dinilai oleh
suatu dewan kehormatan atau komisi yang dibentuk khusus untuk itu.
Karena tujuannya adalah mencegah terjadinya perilaku yang tidak etis,
seringkali kode etik juga berisikan ketentuan-ketentuan profesional,
seperti kewajiban melapor jika ketahuan teman sejawat melanggar kode
etik. Ketentuan itu merupakan akibat logis dari self regulation yang
terwujud dalam kode etik; seperti kode ituberasal dari niat profesi
mengatur dirinya sendiri, demikian juga diharapkan kesediaan profesi
untuk menjalankan kontrol terhadap pelanggar. Namun demikian,
dalam praktek sehari hari, control ini tidak berjalan dengan mulus
karena rasa solidaritas tertanam kuat dalam anggota anggota profesi,
seorang profesional mudah merasa segan melaporkan teman sejawat
yang melakukan pelanggaran. Tetapi dengan perilaku semacam itu
solidaritas antar kolega ditempatkan di atas kode etik profesi dan
dengan demikian maka kode etik profesi itu tidak tercapai, karena
tujuan yang sebenarnya adalah menempatkan etika profesi di atas
pertimbangan-pertimbangan lain. Lebih lanjut masing-masing
pelaksana profesi harus memahami betul tujuan kode etik profesi baru
kemudian dapat melaksanakannya. Kode Etik Profesi merupakan
bagian dari etika profesi. Kode etik profesi merupakan lanjutan dari
norma-norma yang lebih umum yang telah dibahas dan dirumuskan
dalam etika profesi. Kode etik ini lebih memperjelas, mempertegas dan
merinci norma-norma ke bentuk yang lebih sempurna walaupun
sebenarnya norma-norma tersebut sudah tersirat dalam etika profesi.
Dengan demikian kode etik profesi adalah sistem norma atau aturan
yang ditulis secara jelas dan tegas serta terperinci tentang apa yang baik

3
dan tidak baik, apa yang benar dan apa yang salah dan perbuatan apa
yang dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh seorang profesional.
5. Tujuan Kode Etik Profesi
a. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.
b. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.
c. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
d. Untuk meningkatkan mutu profesi.
e. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
f. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
g. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
h. Menentukan baku standarnya sendiri.
2.2. Pengertian Ahli Teknologi Laboratorium Medik
Ahli teknologi laboratorium medik yang sebelumnya dikenal dengan
analis kesehatan adalah tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi
melakukan pengumpulan sampel dan melakukan pengujian terhadap cairan
tubuh, jaringan dan substansi lain. Selain itu juga memiliki kemampuan
mengoperasikan peralatan laboratorium canggih yang telah terkomputerisasi.
Tugas pokok dan fungsi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan adalah
melaksanakan pelayanan laboratorium kesehatan meliputi bidang
Hematologi, Kimia Klinik, Imuno-Serologi, Toksikologi, Kimia Lingkungan,
Patologi Anatomi, Biologi dan Fisika. Selain tugas pokok, Ahli Teknologi
Laboratorium Kesehatan mempunyai fungsi/kewajiban sebagai berikut:
a. Mengembangkan prosedur untuk mengambil dan memproses spesimen
b. Melaksanakan uji analitik terhadap reagen dan specimen
c. Mengoperasikan dan memelihara peralatan/instrumen laboratorium
d. Mengevaluasi data laboratorium untuk memastikan akurasi dan prosedur
pengenalan mutu dan pengembagan pemecahan masalah berkaitan dengan
data hasil uji
e. Mengevaluasi teknik, instrumen, dan prosedur baru untuk menentukan
manfaat keprakisannya

4
f. Membantu klinisi dalam pemanfaatam data laboratorium secara efektik
dan efisien untuk menginterpretasikan hasil uji laboratorium
g. Merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan
laboratorium.
h. Membimbing dan membina tenaga kesehatan lain dalam bidang teknik
kelaboratoriuman
i. Merancang dan melaksanakan penelitian dalam bidang laboratorium
kesehatan
2.3. Penerapan Kode Etik Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Medik
1. Etika profesi Analis Kesehatan memiliki tiga dimensi utama, yaitu :
a. Keahlian (pengetahuan, nalar atau kemampuan dalam asosiasi dan
terlatih).
b. Keterampilan dalam komunikasi (baik verbal & non verbal).
c. Profesionalisme (tahu apa yang harus dilakukan dan yang sebaiknya
dilakukan).
2. Kewajiban Terhadap Profesi :
a. Menjunjung tinggi serta memelihara martabat, kehormatan, profesi,
menjaga integritas dan kejujuran serta dapat dipercaya.
b. Meningkatkan keahlian dan pengetahuannya sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
c. Melakukan pekerjaan profesinya sesuai dengan standar prosedur
operasional, standar keselamatan kerja yang berlaku dan kode etik
profesi.
d. Menjaga profesionalisme dalam memenuhi panggilan tugas dan
kewajiban profesi.
3. Kewajiban Terhadap Pekerjaan :
a. Bekerja dengan ikhlas dan rasa syukur
b. Amanah serta penuh integritas
c. Bekerja dengan tuntas dan penuh tanggung jawab
d. Penuh semangat dan pengabdian
e. Kreatif dan tekun

5
f. Menjaga harga diri dan jujur
g. Melayani dengan penuh kerendahan hati
4. Kewajiban Terhadap Rekan
a. Memperlakukan setiap teman sejawat dalam batas-batas norma yang
berlaku
b. Menjunjung tinggi kesetiakawanan dalam melaksanakan profesi.
c. Membina hubungan kerjasama yang baik dan saling menghormati
dengan teman sejawat dan tenaga profesional lainnya dengan tujuan
utama untuk menjamin pelayanan tetap berkualitas tinggi.
5. Kewajiban Terhadap Pasien
a. Bertanggung jawab dan menjaga kemampuannya dalam memberikan
pelayanan kepada pasien / pemakai jasa secara profesional.
b. Menjaga kerahasiaan informasi dan hasil pemeriksaan pasien / pemakai
jasa, serta hanya memberikan kepada pihak yang berhak.
c. Dapat berkonsultasi / merujuk kepada teman sejawat atau pihak yang
lebih ahli untuk mendapatkan hasil yang akurat
6. Kewajiban Terhadap Masyarakat
a. Memiliki tanggung jawab untuk menyumbangkan kemampuan
profesionalnya kepada masyarakat luas serta selalu mengutamakan
kepentingan masyarakat
b. Dalam melaksanakan pelayanan sesuai dengan profesinya harus
mengikuti peraturan dan perundang-undangan yang berlaku serta
norma-norma yang berkembang pada masyarakat.
c. Dapat menemukan penyimpangan pelayanan yang tidak sesuai dengan
standar norma yang berlaku pada saat itu serta melakukan upaya untuk
dapat melindungi kepentingan masyarakat.
7. Langkah Menuju Profesional
a. Self comitment (teguh pada tujuan yang ingin dicapai dan berprinsip
namun tidak kaku)
b. Self management (manajemen prioritas dan manajemen waktu)
c. Self awareness (pengelolaan kelemahan dan kelebihan diri)

6
8. Harapan Profesionalisme Analis Kesehatan
a. Tangibles (bukti langsung dan nyata) meliputi kemampuan hasil
pengujian, dapat menunjukkan konsep derajat kesehatan pada diri
sendiri
b. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan memberikan pelayanan
yang dijanjikan dengan segera dan memuaskan
c. Responsiveness (daya tanggap), yaitu tanggap dalam memberikan
pelayanan yang baik terhadap pemakai jasa (pasien, klinisi, dan profesi
lain)
d. Assurance (jaminan), mencakup kemampuan, kesopanan, sifat dapat
dipercaya yang dimiliki Analis Kesehatan dan bebas dari risiko bahaya
atau keragu-raguan
e. Emphaty (empati) meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik dan memahami kebutuhan pemakai jasa (pasien,
klinisi, dan profesi lain).
2.4. Standar Kompetensi Ahli Teknologi Laboratorium Medik
Ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan fungsinya di laboratorium
kesehatan :
a. Keterampilan dan pengetahuan dalam pengambilan spesimen, termasuk
penyiapan pasien (bila diperlukan), labeling, penanganan, pengawetan,
atau fiksasi, pemrosesan, penyimpanan dan pengiriman specimen
b. Keterampilan dalam mengerjakan prosedur laboratorium
c. Keterampilan dalam melaksanakan metode pengujian dan pemakaian alat
yang benar.
d. Keterampilan dalam melakukan perawatan dan pemeliharaan alat,
kalibrasi, dan penanganan masalah yang berkaitan dengan uji yang
dilakukan
e. Keterampilan dalam pembuatan dan uji kualitas media serta reagen untuk
pemeriksaan laboratorium.

7
Pengetahuan untuk melaksanakan kebijakan pengendalian mutu dan
prosedur laboratorium:
a. Kewaspadaan terhadap faktor yg mempengaruhi hasil uji.
b. Keterampilan dalam mengakses dan menguji keabsahan hasil uji melalui
evaluasi mutu spesimen, sebelum melaporkan hasil uji.
c. Keterampilan dalam menginterpretasi hasil uji.
d. Kemampuan merencanakan kegiatan laboratorium sesuai dengan
jenjangnya.
Sikap dan kepribadian yang harus dimiliki oleh Analis Kesehatan:
a. Teliti dan cekatan
b. Jujur, dapat dipercaya
c. Rasa tanggung jawab yang tinggi
d. Mampu berkomunikasi dengan efektif
e. Disiplin
f. Berjiwa melayani
2.5. Kewajiban Dari Ahli Teknologi Laboratorium Medik Berdasarkan
MUNAS VIII PATELKI
 Kewajiban Umum
 Pasal 1
Setiap Ahli Teknologi Laboratorium Medik harus menjunjung tinggi,
menghayati dan mengamalkan sumpah profesi
 Pasal 2
Setiap Ahli Teknologi Laboratorium Medik dalam menyelenggarakan
praktik profesinya harus berpedoman pada standar profesi.
 Pasal 3
Setiap Ahli Teknologi Laboratorium Medik harus menghormati hak-
hak pasien, hak-hak teman sejawat dan hak-hak tenaga kesehatan
lainnya.
 Kewajiban ATLM Terhadap Profesi
 Pasal 4

8
Setiap Ahli Teknologi Laboratorium Medik harus menjunjung tinggi
serta memelihara martabat, kehormatan profesi, menjaga integritas,
kejujuran serta dapat dipercaya, produktif, efektif, efisien, peduli
terhadap tugas dan lingkungan.
 Pasal 5
Setiap Ahli Teknologi Laboratorium Medik berkewajiban menjunjung
tinggi norma-norma dan nilai-nilai luhur dalam kehidupan dalam
penyelenggaraan praktik profesinya
 Pasal 6
Setiap Ahli Teknologi Laboratorium Medik senantiasa harus
melakukan pekerjaan profesinya sesuai dengan standar prosedur
operasional, standar keselamatan kerja yang berlaku dan kode etik
profesi.
 Pasal 7
Setiap ATLM yang akan menjalankan pekerjaannya wajib memiliki
Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Ijin Praktik (SIP)
 Kewajiban ATLM Terhadap Teman Sejawat Dan Profesi Lain
 Pasal 8
Setiap ATLM memperlakukan setiap teman sejawat dalam batas-batas
norma yang berlaku sebagaimana dia sendiri ingin diperlakukan
 Pasal 9
Setiap ATLM harus menjunjung tinggi kesetiakawanan dan sikap saling
menghargai dengan teman sejawat dalam penyelenggaraan profesinya
 Pasal 10
Setiap ATLM harus membina hubungan kerjasama yang baik dan
saling menghormati dengan teman sejawat dan tenaga profesional
lainnya dengan tujuan utama untuk menjamin pelayanan senantiasa
berkualitas tinggi.
 Kewajiban ATLM Terhadap Pasien/Pemakai Jasa
 Pasal 11

9
Setiap ATLM dalam memberikan pelayanan harus bersikap adil dan
mengutamakan kepentingan pasien dan atau pemakai jasa tanpa
membeda-bedakan kedudukan, golongan, suku, agama, jenis kelamin
dan kedudukan sosial.
 Pasal 12
Setiap ATLM harus bertanggungjawab dan menjaga kemampuannya
dalam memberikan pelayanan kepada pasien dan atau pemakai jasa
secara professional
 Pasal 13
Setiap ATLM berkewajiban merahasiakan segala sesuatu baik
informasi dan hasil pemeriksaan yang diketahui berhubungan dengan
tugas yang dipercayakannya kecuali jika diperlukan oleh pihak yang
berhak dan jika diminta oleh pengadilan.
 Pasal 14
Setiap ATLM dapat berkonsultasi/merujuk kepada teman sejawat atau
pihak yang lebih ahli untuk mendapatkan hasil yang akurat.
 Kewajiban ATLM Terhadap Masyarakat
 Pasal 15
Setiap ATLM dapat berkonsultasi/merujuk kepada teman sejawat atau
pihak yang lebih ahli untuk mendapatkan hasil yang akurat.
 Pasal 16
Setiap ATLM harus memiliki tanggung jawab untuk menyumbangkan
kemampuan profesionalnya baik secara teori maupun praktek kepada
masyarakat luas serta selalu mengutamakan kepentingan masyarakat.
 Pasal 17
Setiap ATLM dalam melaksanakan pelayanan sesuai dengan profesinya
harus mengikuti peraturan perundang- undangan yang berlaku serta
norma-norma yang berkembang pada masyarakat.
 Pasal 18

10
Setiap ATLM harus dapat mengetahui penyimpangan pelayanan yang
tidak sesuai dengan standar prosedur operasional dan norma yang
berlaku pada saat itu serta melakukan upaya untuk dapat melindungi
kepentingan masyarakat
 Kewajiban ATLM Terhadap Diri Sendiri
 Pasal 19
Setiap ATLM senantiasa beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa
 Pasal 20
Setiap ATLM berkewajiban untuk meningkatkan keahlian dan
pengetahuannya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
 Pasal 21
Setiap ATLM berkewajiban untuk meningkatkan pengetahuan,
kemampuan dan ketrampilan di bidang teknologi Laboratorium Medik
maupun bidang lain yang dapat menunjang pelayanan profesinya.
 Pasal 22
Dalam melakukan pekerjaannya, setiap ATLM harus bersikap dan
berpenampilan sopan dan wajar serta selalu menjaga nilai-nilai
kesopanan.
 Pasal 23
Setiap ATLM harus memelihara kesehatan dirinya supaya dapat bekerja
dan melayani dengan baik.

11
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang
secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar
dan tidak baik bagi profesional. Orientasi kode etik hendaknya ditujukan
kepada : profesi, pekerjaan, rekan, pemakai jasa, dan masyarakat.
Kode etik yang ada dalam masyarakat Indonesia cukup banyak dan
bervariasi. Umumnya pemilik kode etik adalah organisasi kemasyarakatan
yang bersifat nasional, misalnya Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), kode etik
Ikatan Penasehat Hukum Indonesia, Kode Etik Jurnalistik Indonesia, Kode
Etik Advokasi Indonesia dan lain-lain. Ada sekitar tiga puluh organisasi
kemasyarakatan yang telah memiliki kode etik. Suatu gejala agak baru adalah
bahwa sekarang ini perusahaan-perusahan swasta cenderung membuat kode
etik sendiri. Rasanya dengan itu mereka ingin memamerkan mutu etisnya dan
sekaligus meningkatkan kredibilitasnya dan karena itu pada prinsipnya patut
dinilai positif. Kode etika profesi analis kesehatan adalah:
1. Keahlian (pengetahuan, nalar atau kemampuan dalam asosiasi dan terlatih).
2. Keterampilan dalam komunikasi (baik verbal & non verbal).
3. Profesionalisme (tahu apa yang harus dilakukan dan yang sebaiknya
dilakukan).

3.2. Saran
Dengan adanya penerapan kode etik dalam suatu pekerjaan terutama bagi
seorang analis kesehatan sangad membantu dan sangad berperan penting
dalam pemberian pelayanan laboratorium yang baik dan benar.

12
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, A., & Sjaaf, A. C. 2020. Analisis Kebutuhan Tenaga Ahli Teknologi
Laboratorium Medik Berdasarkan Beban Kerja di Unit Laboratorium
Klinik Rumah Sakit Santa Maria Pekanbaru. Jurnal Administrasi Rumah
Sakit Indonesia, 4(3).
Bashar, Yazhid. 2016. Etika Profesi Analis Kesehatan. Tersedia di:
http://www.atlm.web.id/2016/05/makalah-etika-profesi-analis-
kesehatan .html
Bertens, K. 2004. Etika. Jakarta: Gramedia.
IAKI Sidrap. 2011. Etika Profesi Analis Kesehatan. diakses dari
http://organisasiku.blogspot.com/2011/04/etika-profesi-analis-
kesehatan.html Keputusan.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Nomor: 370/MenKes/III/ 2007 tentang
Standar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan.
Musyafa, Ripani. 2011. Etika Profesi Analis Kesehatan dalam Berorganisasi
Profesi. diakses dari http://ripanimusyaffalab.
blogspot.com/2011/10/etika-profesi-analis-kesehatan-dlm.html
PATELKI. 2017 . Musyawarah Nasional Kedelapan Persatuan Ahli Teknologi
Laboratorium Kesehatan Indonesia Surabaya, 17-19 Mei 2017.
Sumaryono, E. 1995. Etika Profesi Hukum. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

13

Anda mungkin juga menyukai