Anda di halaman 1dari 18

PRINSIP DASAR LAB MEDIK

Disusun Oleh :

1. ALVINDO RIZKI VIRGIANTARA


2.ETIK SUTARTI
3.SITI ALIYAH
Prinsip Dasar Laboratorium Medik

• Pada bab ini akan mempelajari tentang Prinsip Dasar Laboratorium Medik
dengan susunan topik sebagai berikut.

Topik 1
Membahas tentang Istilah umum dan singkatan yang sering digunakan
di laboratorium medik

Topik 2
Membahas tentang Prinsip-prinsip dasar laboratorium medik
Topik 1
Istilah Umum Dan Singkatan Yang Sering Digunakan di Laboratorium Medik

1. Akurasi (ketepatan) adalah ukuran yang menunjukan derajat kedekatan hasil


analisis dengan analit yang sebenarnya. Akurasi merupakan nilai yang
menyatakan tingkat kebenaran hasil pengukuran sesuai dengan standar. Akurasi
biasanya digunakan untuk memverifikasi suatu metode pemeriksaan.
2. Antikoagulan adalah zat yang mencegah pembekuan darah. Contoh : zat EDTA
3. Bahan Kontrol adalah bahan atau substansi yang digunakan untuk memantau
ketepatan dan ketelitian suatu pemeriksaan, atau untuk mengawasi kualitas
pemeriksaan1
4. Detektor adalah bagian dari fotometer yang berfungsi untuk mengubah energi
cahaya menjadi energi listrik (photodetector)
5. Kalibrator adalah bahan atau substansi yang digunakan untuk mengkalibrasi
peralatan.
6. Ketidakpastian (uncertainty) adalah parameter yang terkait dengan
pengukuran, yang menunjukan penyebaran nilai yang dapat secara layak
diberikan pada besaran ukur.
7. Kit Insert adalah petunjuk/keterangan operasional suatu produk/kit reagen
yang dibuat oleh pabrik.
8. Kuvet adalah wadah yang digunakan sebagai tempat campuran hasil reaksi
yang akan dianalisa di jalur cahaya pada fotometer
9. Linearitas adalah kemampuan metode analisis suatu sistim pemeriksaan
yang memberikan respon proporsional terhadap konsenterasi analit dalam
sampel
10. Matriks adalah semua komponen atau substabsi yang ada dalam bahan
kecuali analit
11. Monokromator adalah alat yang digunakan untuk menseleksi panjang
gelombang sehingga hanya satu panjang gelombang yang dilewatkan
12. Nilai Kritis adalah nilai yang mencerminkan keadaan patologis yang dapat
membahayakan jiwa bila tidak segera diambil tindakan
13. Nilai Rujukan adalah nilai yang digunakan sebagai acuan nilai normal dari
pemeriksaan.
14. Pemantapan Mutu Eksternal (PME) adalah kegiatan yan diselenggarakan
secara periodik oleh pihak lain diluar laboratorium yang bersangkutan untuk
memantau dan menilai penampilan suatu laboratorium dalam bidang
pemeriksaan tertentu.
15. Pemantapan Mutu Internal (PMI) adalah kegiatan pencegahan dan
pengawasan yang dilaksanakan oleh masing-masing laboratorium secara
terus menerus agar tidak terjadi atau mengurangi kejadian
error/penyimpanan sehingga diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat
16. Plasma adalah komponen darah bentuk cair yang tidak mengandung sel
darah tetapi masih mengandung faktor pembekuan
17. Presisi (ketelitian) adalah kedekatan hasil pemeriksaan yang dilakukan
berulang dengan sampel yang sama. Presisi sama halnya dengan akurasi
biasanya sering digunakan dalam memverifikasi sebuah metode
pemeriksaan.
18. Sampel adalah satu atau lebih bagian yang diambil dari suatu sistem dan
dimaksudkan untuk memperoleh informasi, sebagai dasar untuk mengambil
keputusan terhadap sistem tersebut atau produksinya
19. Satuan adalah patokan untuk mengukur suatu besaran
20. Serum adalah komponen darah berbentuk cair yang tidak lagi mengandung sel darah
tanpa mengandung faktor pembekuan
21. Specimen adalah sekumpulan dari satu bagian atau lebih bahan yang diambil
langsung dari suatu sistem
22. Standar adalah zat yang konsenterasi atau kemurniannya diketahui dan diperoleh
dengan cara penimbangan
23. Sumber cahaya adalah bagian dari fotometer yang menghasilkan cahaya
24. Ketelusuran (tracebility) adalah sifat hasil suatu pengukuran atau nilai suatu standar
yang dapat dihubungkan dengan acuan tertentu, biasanya standar nasional atau
internasional, melalui suatu rantai pembandingan yang tidak terputus yang
semuanya mempunyai ketidakpastian tertentu
25. Turn Around Time adalah waktu yang dibutuhkan oleh jenis pemeriksaan tertentu
mulai dari pengambilan sampel sampai hasil pemeriksaan diberikan kepada pasien
26. Uji Banding adalah pengujian yang dilakukan dengan pembanding, baik alat
atau reagen maupun metode, bisa dilakukan di dalam satu laboratorium
sendiri atau laboratorium lain
27. Uji Profesi adalah uji yang dilakukan oleh laboratorium dengan
membandingkan hasil pemeriksaan terhadap bahan kontrol dengan
laboratorium lain
28. Validasi adalah upaya yang dilakukan untuk memantapkan kualitas hasil
pemeriksaan
29. Verifikasi adalah upaya pencegahan terjadinya kesalahan dalam melakukan
kegiatan laboratorium mulai dari tahap pra analitik sampai pasca analitik
dengan melakukan pengecekan setiap tindakan/proses pemeriksaan
Singkatan Yang Sering Digunakan diLab Medik
Singkatan Arti atau Kepanjangan
• ALAT = Alfa 1 Antitripsin • ANA = test Anti Nuclear Antibody test
• ACTH = Adrenocorticotropin • APC = Antibodi Presenting Cell
• ADH = Anti Diuretic Hormon • AST = Aspartat Aminotransferase (SGOT)
• AFP = Alfa Feto Protein • ASTO = Anti Streptolisin –O
• AGD/AGDA = Analisa Gas Darah Arteri • APTT = Activated Partial Thromboplastin Time
• A-ds-DNA = ANti Double Standed DNA • BAO = Basic Acid Output (pemeriksaan getah
• AHF = Anti Hemofilic Factor (factor lambung)
VIII) • BMP = Bone Marrow Punction
• AIDS = Aquired Immuno Defisiensi • BT = Bleding Time (masa pendarahan)
Syndrome • BUN = Blood Urea Nitrogen
• ALD = Aldolase enzym • CA = Carsinoma Antigen
• ALP = Alkalis Posfatase • CD = Cluster of Deferentiation / Cluster
• ALT = Alanin Amino Transferase Designation
(SGPT) • CEA = Carsinoma Embrionic Antigen
Singkatan Yang Sering Digunakan diLab Medik
Singkatan Arti atau Kepanjangan

• CF = Complemen Fixation • E3 Estriol


• CG = Chorionic Gonadotropin • E4 Estretol
• CKMB = Creatinkinase label M dan B • EBV Epstein Barr Virus
• EIA Anzyme Immuno Assay
• CO/LCS = Cairan Otak/ Liquor Cerebro
• ELISA Enzyme Linked Immunosorbent Assay
Spinalis
• FSF Fibrin Stabilized Faktor (factor XIII)
• CP = Cerupoplasmin
• FT Fragility Test
• CRP = Protein C Reactif
• FTA-ABS Fluorocence Treponemal Antibodi
• CMV = Cytomegalo virus Absorption
• CPK/CK= Creatin Posfokinase • B-S = Hemoglobin sel sabit
• CT = Cloting Time (masa pembekuan) • HBcAg = Antigen inti Virus Hepatitis B
• Ds-DNA Double Stranded-DNA • HBeAg = Antigen core virus Hepatitis B yang
beredar
• E1 Estron (komponen estrogen)
• HBsAg = Hepatitis B Surface Antigen
• E2 Estradiol (estrogen)
Topik 2
Prinsip-prinsip dasar laboratorium medik

1. Laboratorium Medik
2. Kebijakan Laboratorium Medik
3. Kode Etik Profesi Laboratorium Medik
Laboratorium Medik

Menurut Permenkes RI No.


411/Menkes/Per/III/2010, dapat
dikatakan bahwa laboratorium klinik
adalah sebuah tempat di mana di
dalamnya terdapat instrumen, peralatan,
serta bahan dan reagen yang digunakan
untuk pemeriksaan laboratorium dengan
menggunakan spesimen biologis
sebagai penunjang diagnosis penyakit
dan pemulihan kesehatan
Jenis dan Klasifikasi Laboratorium Medik

Menurut Permenkes RI No. 411/Menkes/Per/III/2010, Laboratorium klinik berdasarkan


jenis pelayanannya terbagi menjadi laboratorium klinik umum dan laboratorium klinik
khusus.

1. Klasifikasi Laboratorium Klinik Umum


a) Laboratorium klinik umum pratama
b) Laboratorium klinik umum madya
c) Laboratorium klinik umum utama

2. Klasifikasi Laboratorium Klinik Khusus


a) Laboratorium Mikrobiologi Klinik
b) Laboratorium Parasitologi Klinik
c) Laboratorium Patologi Anatomi
Kebijakan Laboratorium Medik

Prinsipnya adalah untuk menciptakan kinerja


laboratorium yang handal dan profesional
dalam menghasilkan hasil pemeriksaan yang
akurat dan terpercaya.

Kebijakan laboratorium adalah keputusan


yang diambil melalui konsultasi dengan
staf medis lainnya yang memungkinkan
laboratorium beroperasi dengan andal dan
efektif selaras dengan unit kerja yang lain.
Kebijakan Laboratorium Medik mencakup:
1. Jam kerja dan pekerjaan di laboratorium
2. Adanya pemeriksaan laboratorium yang harus dirujuk ke laboratorium lain
3. Pengumpulan, penanganan dan pengiriman spesimen medis
4. Kapasitas beban kerja harus disesuaikan dengan jumlah staf dan tingkat
pelatihan, ukuran laboratorium dan ketersediaan fasilitas laboratorium
Kode Etik Profesi Laboratorium Medik

Etika bekerja di laboratorium adalah sekumpulan sikap dan perilaku yang


menjadi ciri tenaga laboratorium medik yang bertanggung jawab dan
diperlukan untuk memastikan bahwa seseorang bekerja sesuai dengan tingkat
standar yang diakui.

Kode Etik Profesi Laboratorium Medik

1. Etika terhadap pasien dan keluarga, serta sejawat


2. Etika terhadap profesi ATLM saat bekerja di laboratorium
Etika terhadap pasien dan keluarga, serta sejawat

a. Tempatkan kesejahteraan dan pelayanan orang sakit di atas


kepentingan anda sendiri
b. Jangan mengungkapkan hasil pemeriksaan kepada pasien
atau orang yang tidak berwenang.
c. Bersikap simpatik dan berilah perhatian pada orang sakit dan
keluarganya
d. Perlakukan hasil pemeriksaan dan informasi pasien Anda
dengan kerahasiaan yang ketat.
e. Menghormati rekan kerja dan bekerja secara harmonis
Etika terhadap profesi ATLM saat bekerja di laboratorium

a. Jadilah loyal terhadap profesi laboratorium medis Anda dengan


mempertahankan standar kerja yang tinggi dan dengan meningkatkan
keterampilan dan pengetahuan profesional Anda.
b. Bekerja secara ilmiah dan dengan penuh kejujuran.
c. Jangan menyalahgunakan keahlian atau pengetahuan profesional Anda
untuk keuntungan pribadi.
d. Jangan pernah mengambil sesuatu dari tempat kerja yang bukan milik
Anda.
e. Mempromosikan perawatan kesehatan, pencegahan dan pengendalian
penyakit.
f. Ikuti tindakan pencegahan dan ketahui bagaimana menerapkan pertolongan
pertama pada kecelakaan di laboratorium.

Anda mungkin juga menyukai