Anda di halaman 1dari 50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI INFUSA BIJI ALPUKAT (Persea


americana Mill.) PADA MENCIT JANTAN TERINDUKSI KARAGENIN

SKRIPSI

Dijalankan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Progam Studi Farmasi

Oleh :
Caecilia Desi Kristanti
NIM : 138114059

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI INFUSA BIJI ALPUKAT (Persea


americana Mill.) PADA MENCIT JANTAN TERINDUKSI KARAGENIN

SKRIPSI

Dijalankan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Progam Studi Farmasi

Oleh :
Caecilia Desi Kristanti
NIM : 138114059

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Non scholae sed vitae discimus”


Kita belajar bukan untuk sekolah melainkan untuk hidup
-Seneca-

Karya ini kupersembahkan untuk Tuhan Yesus dan Bunda Maria,


sumber harapan dan kekuatanku
Bapak dan ibu tercinta atas curahan kasih sayang yang tak ada habismya
Kakak-kakakku tersayang dan para sahabat terkasih atas doa dan dukungannya
Almamaterku tercinta Uiversitas Sanata Dharma

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat, rahmat, cinta kasih
dan penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan
naskah skripsi yang berjudul “ Uji Aktivitas Antiinflamasi Infusa Biji Alpukat
(Persea americana Mill.) pada Mencit Jantan Terinduksi Karagenin”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Farmasi (S.Farm) program studi Farmasi Univeritas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
pergunakan untuk mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Aris Widayati, M.Sc., Ph.D., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
2. Ibu Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt., selaku Dosen Pembimbing
Skripsi yang telah membimbing dan mendampingi dengan sangat baik
selama proses pembuatan skripsi ini.
3. Ibu Damiana Sapta Candrasari, M.Sc., selaku Dosen Penguji yang
telah memberi kritik dan saran yang sangat membangun untuk
penelitian ini.
4. Bapak Christianus Heru Setiawan, M.Sc., Apt., selaku Dosen Penguji
yang telah memberi kritik dan saran yang sangat membangun untuk
penelitian ini.
5. Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si., selaku Dosen yang telah
membimbing selama melakukan proses determinasi tanaman.
6. Bapak Florentinus Dika Octa Riswanto, M.Sc., selaku Dosen
Pembimbing Akademik atas bimbingannya selama ini.
7. Ibu Agustina Setiawati, M.Sc., Apt., selaku Kepala Penanggung Jawab
Laboratorium Fakultas Farmasi yang telah memberikan izin dalam
penggunaan semua fasilitas laboratorium untuk kepentingan penelitian.
8. Pak Heru, Pak Kayat, Pak Parjiman, Pak Wagiran, Pak Sigit, Pak
Kunto, selaku laboran yang telah membantu selama penelitian.

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9. Keluarga tercinta Bapak Yakobus Ponijo Suwitowiyono dan Ibu


Theresia Parjinem, mbak Rini, mbak Darmi dan mas Yustinus yang
selalu memberikan doa, kasih sayang dan semangat pada penulis.
10. Sahabat-sahabat “Princess Avocado”, Fransisca Puspa Jelita, Ni Kadek
Pramita A.D., dan Skolastika Venita T. Kalian adalah sahabat
perjuangan yang luar biasa, terimakasih atas semangat dan kerjasama
selama ini.
11. Sahabat-sahabat terkasih Clara Agwelmirda Sciffiyandari, Dian
Pratiwi, Priscil, Noni, Aven, Priska, Sari, Yoke, Milla, Lia dan Eta
yang selalu mengasihi, mendukung dan membantu dalam berbagai
situasi.
12. Teman-teman FSM B 2013, FKK B 2013 dan Keluarga Besar Farmasi
2013, terimakasih atas kebahagiaan dan kebersamaan selama ini.
13. Teman-teman “Kost Gita” Giovanni, Inge, Natalia dan penghuni
lainnya terimakasih atas dukungan yang diberikan dalam penyusunan
skripsi, canda tawa dan kebersamaannya.
14. Serta semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam
menyelesaikan naskah skripsi ini, namun tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kelemahan dan kekurangan dalam
penulisan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak. Akhir kata, penulis berharap semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama di bidang ilmu Farmasi.

Yogyakarta, 1 Desember 2016

Penulis

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................. ............................i


HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................................. v
PRAKATA ........................................................................................................... vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii
ABSTRAK ......................................................................................................... xiii
ABSTRACT ......................................................................................................... iv
PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
METODE PENELITIAN ...................................................................................... 2
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 4
KESIMPULAN ................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 11
LAMPIRAN ........................................................................................................ 13
BIOGRAFI PENULIS ........................................................................................ 35

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel I. Rata rata AUC total (mm.menit) pada uji pendahuluan dosis
efektif diklofenak dan selang pemberian karagenin 1% ............... 5
Tabel II. Hasil uji LSD AUC total (mm.menit) pada uji pendahuluan
dosis efektif diklofenak dan selang waktu pemberian karagenin
1%.................................................................................................. 6
Tabel III. Rata-rata AUC total(mm.menit) dan PI pada kelompok uji
antiinflamasi .................................................................................. 8
Tabel VI. Hasil uji LSD AUC total (mm.menit) dan persen PI pada
kelompok uji antiinflamasi ............................................................ 8

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Buah alpukat ..................................................................................... 14


Gambar 2. Biji alpukat ....................................................................................... 14
Gambar 3. Biji alpukat kering ............................................................................ 14
Gambar 4. Serbuk biji alpukat ........................................................................... 14
Gambar 5. Infusa biji alpukat ............................................................................. 14
Gambar 6. Pemberian secara peroral ................................................................. 15
Gambar 7. Injeksi karagenin secara subplantar.................................................. 15
Gambar 8. Injeksi dengan spuit kosong ............................................................. 15
Gambar 9. Pengukuran udema dengan jangka sorong ....................................... 15

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Biji alpukat dan infusa biji alpukat ........................................... 14


Lampiran 2. Cara pembuatan dan pengukuran udema pada kaki mencit ..... 15
Lampiran 3. Surat pengesahan determinasi Persea americana Mill. .......... 16
Lampiran 4. Surat Ethical Clearance (EC) .................................................. 17
Lampiran 5. Surat kalibrasi jangka sorong (Digital Caliper). ...................... 18
Lampiran 6. Surat legalitas penggunaan aplikasi SPSS untuk pengujian
data secara statistik .................................................................. 19
Lampiran 7. Perhitungan dosis...................................................................... 20
Lampiran 8. Hasil analisis statistika data orientasi penentuan dosis dan
selang waktu pemberian kalium diklofenak ............................ 22
Lampiran 9. Rata-rata AUC total udema dengan standard error (SE) pada
uji pendahuluan ....................................................................... 23
Lampiran 10. Hasil analisis dengan uji ANOVA satu arah dan uji LSD nilai
AUC total pada uji pendahuluan .............................................. 25
Lampiran 11. Hasil analisis uji statistik nilai AUC total pada uji
antiinflamasi infusa biji alpukat ............................................... 27
Lampiran 12. Rata-rata AUC total dan standard error (SE) pada uji
antiinflamasi ............................................................................ 28
Lampiran 13. Hasil analisis dengan uji ANOVA satu arah dan uji LSD nilai
AUC total pada uji antiinflamasi infusa biji alpukat ................ 30
Lampiran 14. Hasil uji statistik nilai persen penghambatan inflamasi pada
kelompok uji antiinflamasi ....................................................... 31
Lampiran 15. Rata-rata persen penghambatan inflamasi dan standard
error (SE) pada kelompok uji antiinflamasi ............................. 32
Lampiran 16. Hasil analisis dengan uji ANOVA satu arah dan uji LSD nilai
persen penghambatan inflamasi pada uji antiinflamasi infusa
biji alpukat ................................................................................ 34

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
Inflammation is a complex reaction to the harm agents/ materials e.g
microbes and damaged cells. Avocado is one of the plants that can be used as
antiinflammatory agents. This research aimed to prove the inflammatory effect of
avocado seeds infusion. This research was purely experimental research with
randomized complete direct sampling design. Twenty five Swiss mice were
devided randomly into five treatment groups. Group I was given aquadest, group
II was given diclofenac, and group III-V were given avocado seeds infusion dosed
of 667.5; 1335; and 2670 mg/kg BW orally. Hind paw udema in mice was
measured using a digital caliper for six hour after mice were induced by
carrageenan 1%. The results of this research showed that avocado seeds infusion
had an antiinflammatory activity. The precentage of inflammation inhibition by
avocado seeds infusion from the smallest dose to the largest dose 667.5; 1335; and
2670 mg/kg BW were 54.76; 33.24; dan 21.90%.

Keywords : antiinflammatory, avocado seeds infusion (Persea americana Mill.),


carrageenan.

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
Inflamasi merupakan suatu reaksi kompleks terhadap agen/bahan yang
merugikan misalnya mikroba dan sel yang rusak. Alpukat merupakan salah satu
jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai antiinflamasi. Penelitian ini
bertujuan untuk membuktikan ada tidaknya aktivitas antiinflamasi pada infusa biji
alpukat. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan
rancangan sederhana acak lengkap pola searah. 25 ekor mencit dibagi menjadi 5
kelompok secara acak. Kelompok I sebagai kontrol negatif diberikan aquades,
kelompok II sebagai kontrol positif diberikan kalium diklofenak, kelompok III,
IV, dan V diberikan infusa biji alpukat dengan dosis 667,5; 1335; serta 2670
mg/kg BB secara oral. Semua hewan uji diinjeksi dengan suspensi karagenin 1%
secara subplantar pada kaki kiri belakang, kemudian dilakukan pengukuran udema
menggunakan jangka sorong selama 6 jam. Data penurunan ketebalan udema
digunakan untuk menentukan persen aktivitas antiinflamasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa infusa biji alpukat memiliki aktivitas antiinflamasi. Persen
penghambatan inflamasi oleh infusa biji alpukat pada dosis 667,5; 1335; serta
2670 mg/kg BB berturut-turut adalah 54,76; 33,24; dan 21,90%.

Kata kunci : antiinflamasi, infusa biji alpukat (Persea americana Mill.),


karagenin.

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENDAHULUAN
Inflamasi pada dasarnya adalah suatu respon protektif dengan tujuan utama
menyingkirkan organisme penyebab awal cedera (misalnya mikroba dan toksin) dan
konsekuensi cedera tersebut (misalnya kerusakan sel dan jaringan). Tanpa peradangan
infeksi akan terus berkembang, luka tidak akan pernah sembuh, dan organ yang cedera
dapat menjadi luka yang terus bernanah (Kumar dkk., 2010). Dalam proses terjadinya
inflamasi terdapat proses dimana dihasilkannya senyawa-senyawa radikal bebas (Ardhie,
2011). Radikal bebas dapat menyebabkan kerusakan jaringan sehingga memicu biosintesis
asam arakhidonat menjadi prostaglandin sebagai mediator inflamasi (Kumar dkk., 2005).
Respon inflamasi yang berlebihan atau kerusakan jaringan yang hebat tidak boleh
dibiarkan, oleh sebab itu reaksi inflamasi perlu diatasi agar keluhan dan gejala berkurang
(Meliala dan Pinzon, 2007). Salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai
antiinflamasi adalah tanaman alpukat ( Damayanti, 2008).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Arukwe dkk. (2012) biji alpukat memiliki
kandungan kimia yaitu alkaloid, glikosida, fenol, steroid, tanin, flavonoid dan saponin.
Malangngi dkk. (2012) membuktikan adanya aktivitas antioksidan ekstrak etanol biji
alpukat mentega dan alpukat biasa dengan metode DPPH. Senyawa antioksidan berperan
dalam menghambat inflamasi dengan mekanisme penangkapan radikal bebas dan
penghambatan enzim siklooksigenase sehingga pembentukan prostaglandin menjadi
terhambat.
Metode yang digunakan untuk menentukan aktivitas antiinflamasi dalam
penelitian ini adalah metode induksi udema dengan karagenin 1%. Metode induksi udema
dipilih karena metode ini cukup sederhana, mudah dalam pelaksanaannya, pengukuran
udema lebih akurat dan objektif. Karagenin dipilih karena karagenin mampu menginduksi
reaksi inflamasi yang bersifat akut, non imunologis, dapat diamati dengan baik dan
memiliki reprodubilitas yang tinggi (Morris, 2003). Pengukuran udema dilakukan dengan
menggunakan alat jangka sorong. Jangka sorong dipilih karena cara pengukuran mudah,
obyektif dan dapat dilakukan secara berulang, sehingga data yang didapatkan akan lebih
akurat.
Pada penelitian ini digunakan metode ekstraksi infusa, karena infusa merupakan
sediaan sederhana yang biasa digunakan dalam pembuatan obat tradisional dan mudah
diterapkan masyarakat. Metode infusa dipilih karena senyawa-senyawa antiinflamasi

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

berupa flavonoid yang terkandung pada biji alpukat cenderung bersifat polar sehingga akan
lebih larut air (Arukwe dkk., 2012).
Menurut penelitian Hendra dkk. (2014) infusa dan dekokta biji alpukat memiliki
efek protektif pada hati dan ginjal tikus terinduksi karbon tetraklorida. Adanya efek
hepatoprotektif yang ditimbulkan oleh infusa dan dekokta biji alpukat memunculkan
dugaan adanya aktivitas antiinflamasi pada infusa biji alpukat. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui adanya aktivitas antiinflamasi infusa biji alpukat, besar persen aktivitas
antiinflamasi dan dosis efektif infusa biji alpukat sebagai antiinflamasi.
METODE PENELITIAN
Bahan dan alat
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah mencit jantan galur Swiss, biji
alpukat, aquades, karagenin 1%, kalium diklofenak, dan NaCl 0,9%. Alat yang digunakan
adalah timbangan analitik, oven, ayakan no. 40 dan 50, moisture balance, stopwatch, alat
gelas, spuit injeksi, spuit oral, panci infusa, kain flannel dan jangka sorong Hardened®.
Penyiapan biji alpukat
Biji alpukat dikumpulkan dari depot es teler 77 Galeria Mall pada bulan Juni
2016. Biji alpukat yang telah dikumpulkan kemudian disortasi basah, dicuci dengan air
mengalir dan dilakukan perajangan dengan ketebalan ± 2mm. Biji tersebut dikeringkan
menggunakan oven dengan suhu 50 ˚C selama 3 hari. Biji alpukat yang telah kering
diserbuk menggunakan mesin penyerbuk dan diayak dengan ayakan nomor mesh 40/50.
Serbuk yang digunakan dalam penelitian ini adalah serbuk yang berada diantara ayakan
nomor mesh 40 dan 50.
Pembuatan infusa biji alpukat
Serbuk kering biji alpukat ditimbang sebanyak ± 8 g, kemudian dimasukkan ke
dalam panci infusa dan dibasahi dengan aquades sebanyak dua kali bobot bahan yang
ditimbang yaitu 16 mL. Campuran serbuk dan aquades di dalam panci ditambah dengan
100 mL pelarut aquades, kemudian dipanaskan menggunakan penangas air dengan suhu
90˚ C selama 15 menit. Campuran diambil lalu diperas menggunakan kain flannel dengan
ditambah aquades panas hingga didapatkan perasan 100 mL infusa biji alpukat (Hendra
dkk., 2014).

2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Penentuan peringkat dosis perlakuan


Pemberian infusa biji alpukat menggunakan volume maksimal pemberian secara
peroral pada mencit yaitu 1 mL (Harmita dan Radji., 2008). Penetapan dosis tertinggi
infusa biji alpukat berdasarkan volume maksimal pemberian dan konsentrasi maksimal
infusa biji alpukat. Sehingga didapatkan peringkat dosis 667,5; 1335; 2670 mg/kg BB.
Perlakuan hewan uji
Penelitian ini telah mendapat persetujuan dari The Medical and Health Research
Ethics Committee (MHREC) Fac. of Medicine Gadjah Mada University. Pada penelitian
ini dilakukan uji pendahuluan dan pengujian aktivitas antiinflamasi infusa biji alpukat.
Pada uji pendahuluan digunakan 15 ekor mecit yang dibagi menjadi 5 kelompok, masing-
masing kelompok terdiri dari 3 ekor mencit. Pada pengujian aktivitas antiinflamasi
digunakan 5 kelompok perlakuan sebanyak 25 ekor mencit. Pembagian dilakukan secara
acak. Kelompok I sebagai kontrol negatif diberikan aquades, kelompok II sebagai kontrol
positif diberikan kalium diklofenak, dan kelompok III – V diberikan infusa biji alpukat
dengan tiga peringkat dosis yaitu 667,5; 1335; dan 2670 mg/kg BB. Tahap selanjutnya
semua kaki kiri hewan uji diinjeksi dengan larutan karagenin 1% secara subplantar, dan
kaki kanan diinjeksi tanpa suspensi karagenin 1%. Selang waktu antara pemberian
senyawa uji dengan pemberian karagenin adalah 15 menit.
Pengujian aktivitas antiinflamasi
Pengukuran aktivitas antiinflamasi dilakukan dengan mengukur udema telapak
kaki belakang mencit galur Swiss dengan menggunakan jangka sorong selama enam jam
mulai dari menit ke-0, 15, 30, 45, 60, 90, 120, 150, 180, 210, 240, 270, 300, 330, 360
setelah terinduksi karagenin 1%. Sebelum digunakan untuk penelitian, jangka sorong
dikalibrasi terlebih dahulu untuk memastikan kelayakan, akurasi dan presisi dari alat
tersebut dalam melakukan pengukuran. Kalibrasi alat dilakukan oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan Industri Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik Laboratorium Pengujian dan
Kalibrasi. Nilai selisih udema dihitung menggunakan luas AUC dari ketebalan udema
telapak kaki mencit terinduksi karagenin pada masing-masing perlakuan di setiap rentang
waktu pengukuran dengan metode trapezoid. Rumus perhitungan sebagai berikut :
𝐶1−𝐶0 𝐶2−𝐶1 𝐶𝑛−𝐶𝑛−1
AUC0-x = ( × t1-t0) + ( × t2-t1) +...+ ( × tn-tn-1)
2 2 2

Keterangan :
AUC0-x = Area Under Curve dari ketebalan udema telapak kaki mencit
padamenit ke-0 sampai menit ke-360.

3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Cn – Cn-1 = Besarnya tebal udema dari menit ke-0 sampai menit ke-360.
tn – tn-1 = Lamanya waktu pengukuran mulai dari menit ke-0 sampai menit
ke-360.
Adanya aktivitas antiinflamasi dapat dilihat dari persen penghambatan inflamasi dan
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
𝐴𝑈𝐶0−𝑥 0− 𝐴𝑈𝐶0−𝑥 𝑛
Penghambatan inflamasi (%) = × 100%
𝐴𝑈𝐶0−𝑥 0

Keterangan :
(AUC0-x)0 = AUC0-x rata-rata dari AUC ketebalan udema telapak kaki mencit pada
kelompok kontrol negatif (mm.menit).
(AUC0-x)n = AUC0-x total dari AUC ketebalan udema telapak kaki mencit yang diberi
senyawa uji dengan dosis sebesar n (mm.menit).
Analisis statistik
Hasil dianalisis dengan menggunakan uji Shapiro Wilk untuk mengetahui
distribusi data. Berdasarkan uji tersebut didapatkan hasil bahwa semua kelompok memiliki
distribusi normal (p>0,05) (Tabel I). Selanjutnya dilakukan uji varian dan menghasilkan
nilai probabilitas sebesar 0,405 (p>0,05) yang menunjukkan bahwa varian data yang diuji
adalah sama. Dilanjutkan uji ANOVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95% dan
diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,000 (p<0,05) yang menunjukkan bahwa paling tidak
terdapat perbedaan rerata AUC total yang bermakna pada dua kelompok. Kemudian
dilakukan analisis Post Hoc mengggunakan uji LSD.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil determinasi tanaman alpukat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah serbuk biji alpukat dengan
sediaan berupa infusa. Biji alpukat dikumpulkan dari depot es teler 77 Galeria Mall pada
bulan Juni 2016. Determinasi tanaman dilakukan di Laboratorium Farmakognosi Fitokimia
Universitas Sanata Dharma menggunakan web Agriculture & Natural Resources
University of California. Berdasarkan hasil determinasi terbukti bahwa tanaman yag diuji
adalah benar merupakan tanaman Persea americana Mill.
Penetapan kadar air serbuk biji alpukat
Penetapan kadar air dilakukan menggunakan alat moisture balance di
Laboratorium Kimia Analisis Universitas Sanata Dharma. Penetapan kadar air dilakukan
untuk mengetahui kandungan air yang terdapat dalam serbuk. Syarat serbuk yang baik
adalah memiliki kadar air kurang dari 10% (Agoes, 2009). Pada penetapan kadar air

4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

diperoleh kadar air 8,17 ± 0,27 % b/b. Hal tersebut membuktikan bahwa serbuk biji
alpukat memenuhi persyaratan serbuk yang baik.
Uji pendahuluan
Uji pendahuluan dilakukan untuk menentukan dosis diklofenak sebagai kontrol
positif dan menentukan selang waktu pemberian karagenin 1% yang paling efektif. Hasil
rata- rata AUC total dapat dilihat pada tabel I.
Tabel I. Rata rata AUC total (mm.menit) pada uji pendahuluan dosis efektif diklofenak
dan selang pemberian karagenin 1% (n=5)
Kelompok Rata-rata AUC total Nilai p
(mm.menit) (x̄±SE)
Kontrol negatif aquades waktu pemberian 15 menit 448,30± 17,88 0,470(N)

Diklofenak dosis 4,48 mg/kg BB waktu pemberian 200,51± 8,16 0,391(N)


15 menit
Diklofenak dosis 9,1 mg/ kg BB waktu pemberian 276,85± 8,30 0,705(N)
15 menit
Diklofenak dosis 4,48 mg/ kg BB waktu pemberian 358,32± 10,93 0,561(N)
30 menit
Diklofenak dosis 9,1 mg/ kg BB waktu pemberian 293,20± 9,67 0,965(N)
30 menit
Keterangan:
x̄ = Rata-rata
SE = Standard Error (SD/√n)
N = Distribusi data normal (p >0,05)
Rata-rata AUC total menggambarkan seberapa besar udema yang dihasilkan
karagenin 1% pada kaki hewan uji. Semakin kecil nilai rata-rata AUC total maka semakin
besar aktivitas antiinflamasi yang dihasilkan oleh senyawa uji. Berdasarkan hasil nilai rata-
rata AUC total, aquades memiliki nilai rata-rata AUC total paling besar yaitu 448,30±
17,88 mm.menit. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian aquades tidak memberikan
penurunan udema pada telapak kaki mencit terinduksi karagenin 1% jika dibandingkan
dengan kelompok yang diberikan diklofenak. sehingga dapat disimpulkan bahwa aquades
tidak memiliki aktivitas antiinflamasi.
Dosis diklofenak dan selang waktu pemberian karagenin 1% yang paling efektif
ditentukan dengan cara melihat perbandingan hasil nilai rata-rata AUC total antar
kelompok. Untuk mengetahui perbedaan antar kelompok maka dilakukan analisi Post Hoc
menggunakan uji LSD. Hasil uji LSD dapat dilihat pada tabel II.

5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel II. Hasil uji LSD AUC total (mm.menit) pada uji pendahuluan dosis efektif
diklofenak dan selang waktu pemberian karagenin 1 %
Kelompok Diklofenak Diklofenak Diklofenak Diklofenak Kontrol(-);
dosis I: 15 dosis II; 15 dosis I; 30 dosis II; 30 15 menit
menit menit menit menit
Diklofenak dosis - BB BB BB BB
I: 15 menit
Diklofenak dosis BB - BB BTB BB
II; 15 menit
Diklofenak dosis BB BB - BB BB
I; 30 menit
Diklofenak dosis BB BTB BB - BB
II; 30 menit
Kontrol(-); 15 BB BB BB BB -
menit
Keterangan :
BB = Berbeda Bermakna (p<0,05)
BTB = Berbeda Tidak Bermakna (p>0,05)
Berdasarkan hasil uji LSD masing-masing kelompok diklofenak dosis 4,48 dan
9,1 mg/kg BB dengan selang waktu 15 menit berbeda bermakna dengan kelompok kontrol
negatif aquades. Hal ini membuktikan bahwa pemberian diklofenak dengan selang waktu
pemberian 15 menit sudah mampu menurunkan tebal udema pada telapak kaki mencit yang
terinduksi karagenin 1%. Kelompok diklofenak dosis 4,48 mg/kg BB selang waktu 15
menit memiliki perbedaaan bermakna dan rata-rata AUC total lebih kecil jika
dibandingkan dengan kelompok diklofenak dosis 9,1 mg/kg BB selang waktu pemberian
15 menit. Hal ini menunjukkan bahwa dengan pemberian diklofenak dosis 4,48 mg/kg BB
dapat memberikan penurunan tebal udema lebih besar daripada dosis 9,1 mg/kg BB. Pada
penelitian ini digunakan diklofenak dosis 4,48 mg/kg BB dan selang watu pemberian 15
menit karena dengan pemberian diklofenak dosis rendah dan selang waktu pemberian
yang singkat sudah dapat memberikan penurunan tebal udema yang signifikan (p<0,05)
terhadap kontrol negatif aquades.
Uji aktivitas antiinflamasi infusa biji alpukat
Pengujian aktivitas antiinflamasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas
antiinflamasi sediaan infusa biji alpukat, mengetahui persen penghambatan inflamasi dan
dosis efektif infusa biji alpukat yang dapat menimbulkan aktivitas antiinflamasi. Hewan uji
yang digunakan pada penelitian ini adalah mencit jantan galur Swiss. Mencit jantan dipilih
karena mudah didapatkan dan tidak mengalami siklus estrus. Adanya siklus estrus perlu

6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dipertimbangkan karena pada siklus estrus terdapat peran dari prostaglandin yaitu PG-F2α
yang menyebabkan lisisnya korpus luteum (Romich, 2005). Hewan uji yang digunakan
juga mempunyai keseragaman pada berat badan yaitu 20-30 g dan umur 2-3 bulan. Hal ini
bertujuan untuk memperkecil variasi biologis antar hewan uji sehingga dapat memberikan
respon yang relatif seragam. Sebelum mendapat perlakuan hewan uji dipuasakan ± 15 jam
dan hanya diberi minum berupa air untuk menghindari kemungkinan adanya pengaruh
makanan terhadap absorbsi senyawa uji dan dapat mempengaruhi efek antiinflamasi yang
dihasilkan.
Pada kelompok kontrol negatif hewan uji diberikan aquades dengan dosis 33,3
g/kg BB secara peroral kemudian diberikan injeksi karagenin 1% secara subplantar.
Aquades digunakan sebagai kontrol negatif karena aquades merupakan pelarut dari infusa
biji alpukat dan pelarut kalium diklofenak. Kontrol negatif digunakan untuk mengetahui
apakah pelarut yang digunakan memiliki aktivitas antiinflamasi atau tidak.
Pada kelompok kontrol positif hewan uji diberikan Cataflam Fast® yang
mengandung kalium diklofenak dengan dosis 4,48 mg/kg BB secara peroral, kemudian
diberikan injeksi karagenin 1% secara subplantar. Kontrol positif digunakan untuk
membandingkan seberapa besar aktivitas antiinflamasi yang dimiliki oleh infusa biji
alpukat terhadap kalium diklofenak yang telah terbukti memiliki aktivitas antiinflamasi.
Selain itu kontrol positif juga digunakan untuk mengetahui bahwa metode yang digunakan
benar. Pada penelitian ini digunakan kalium diklofenak serbuk karena akan lebih mudah
larut dalam air dan memberikan pelepasan dan penyerapan yang lebih cepat daripada
natrium diklofenak. Kalium diklofenak serbuk lebih cepat mencapai sirkulasi sistemik dan
konsentrasi plasma puncak akan dicapai dalam waktu 10-15 menit setelah pemberian
(Altman dkk., 2015).
Hasil Pengujian Aktivitas Antiinflamasi Infusa Biji Alpukat
Aktivitas antiinflamasi dilihat dari penurunan tebal udema kaki pada kaki hewan
uji tiap satuan waktu setelah pemberian karagenin 1 % yang digambarkan dari penurunan
nilai AUC total (mm.menit) dan dilihat dari besarnya persen penghambatan inflamasi dari
masing-masing kelompok perlakuan terhadap kontrol negatif. Senyawa yang diduga
memiliki aktivitas antiinflamasi diharapkan memiliki nilai rata-rata nilai AUC total yang
kecil dan berbeda signifikan dengan kontrol negatif.
Hasil perhitungan AUC dari masing-masing kelompok kemudian digunakan untuk
menentukan persen penghambatan inflamasi (PI) untuk masing-masing kelompok. Persen

7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PI dihitung dengan membandingkan selisih rata-rata AUC total kelompok perlakuan dan
kontrol positif dengan kelompok kontrol negatif. Persen PI digunakan untuk mengetahui
seberapa besar kemampuan senyawa uji dalam menurunkan udema kaki hewan uji akibat
injeksi karagenin 1% dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif. Hasil nilai rata-rata
AUC total dan rata-rata persen PI dapat dilihat pada tabel III dan hasil uji LSD dapat
dilihat pada tabel IV.
Tabel III. Rata-rata AUC total(mm.menit) dan PI pada kelompok uji antiinflamasi (n=5)
Kelompok Rata-rata AUC Nilai p Rata-rata PI Nilai p
total (mm.menit) (x̄±SE)
( x̄±SE)
Kontrol negatif aquades 422,22 ± 18,75 0,608(N) 0,00 ± 4,45 0,608(N)

Kontrol positif diklofenak 206,90 ± 14,59 0,512(N) 51,00 ± 3,46 0,512(N)


4,48 mg/kg BB
Infusa dosis 667,5 mg/kg 191,03 ± 14,02 0,854(N) 54,76 ± 3,32 0,854(N)
BB
Infusa dosis 1335 mg/kg BB 281,86 ± 9,52 0,423(N) 33,24 ± 2,25 0,423(N)

Infusa dosis 2670 mg/kg BB 329,77 ± 6,86 0,201(N) 21,90 ± 1,62 0,201(N)

Keterangan:
x̄ = Rata-rata
SE = Standard Error (SD/√n)
N = Distribusi data normal (p >0,05)
Tabel IV. Hasil uji LSD AUC total (mm.menit) dan persen PI pada kelompok uji
antiinflamasi (n=5)
Kelompok Kontrol(-) Kontrol(+) Infusa dosis 1 Infusa dosis 2 Infusa dosis 3
Kontrol (-) - BB BB BB BB
Kontrol (+) BB - BTB BB BB
Infusa dosis 1 BB BTB - BB BB
Infusa dosis 2 BB BB BB - BB
Infusa dosis 3 BB BB BB BB -
Keterangan :
BB = Berbeda Bermakna (p<0,05)
BTB = Berbeda Tidak Bermakna (p>0,05)
Berdasarkan hasil uji LSD kelompok kontrol negatif memiliki rata-rata AUC total
berbeda bermakna (p<0,05) terhadap kelompok kontrol positif yang diberikan kalium
diklofenak dosis 4,48 mg/kg BB. Hal ini menunjukkan bahwa aquades sebagai pelarut
tidak memiliki aktivitas antiinflamasi. Kemampuan infusa biji alpukat dalam memberikan
aktivitas antiinflamasi dapat dilihat dari adanya penurunan tebal udema telapak kaki
mencit yang ditunjukkan dengan adanya penurunan rata-rata nilai AUC total. Kelompok
perlakuan infusa biji alpukat dosis 667,5; 1335; 2670 mg/kg BB memiliki nilai rata-rata
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

AUC total yang berbeda signifikan (p<0,05) jika dibandingkan dengan kontrol negatif
aquades. Hal ini membuktikan bahwa pemberian infusa biji alpukat pada tiga peringkat
dosis memberikan aktivitas antiinflamasi.
Jika dibandingkan dengan kontrol positif kalium diklofenak dosis 4,48 mg/kg BB
yang memiliki nilai AUC total sebesar 206,90 ± 14,59 dan persen PI sebesar 51,00 ± 3,46
kelompok perlakuan infusa biji alpukat dosis 667,5 mg/kg BB memiliki nilai AUC total
dan persen PI yang relatif sama (berbeda tidak bermakna). Hal ini membuktikan bahwa
kelompok perlakuan infusa biji alpukat dosis 667,5 mg/kg BB memiliki aktivitas
antiinflamasi dan kemampuan PI yang setara dengan kelompok yang diberikan diklofenak.
Sedangkan kelompok perlakuan infusa biji alpukat dosis 1335 dan 2670 mg/kg BB
memiliki nilai AUC total yang lebih besar dan persen PI yang lebih kecil dibandingkan
dengan kelompok diklofenak. Hal ini membuktikan bahwa kelompok perlakuan infusa biji
alpukat dosis 1335 dan 2670 mg/kg BB memiliki aktivitas antiinflamasi dan kemampuan
PI yang lebih rendah daripada kelompok yang diberikan diklofenak.
Berdasarkan hasil tersebut semua kelompok perlakuan infusa biji alpukat
memiliki aktivitas antiinflamasi, namun kemampuan yang dihasilkan berbeda-beda. Persen
penghambatan inflamasi oleh infusa biji alpukat pada dosis 667,5; 1335; serta 2670 mg/kg
BB berturut-turut adalah 54,76; 33,24; dan 21,90%. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok
perlakuan infusa biji alpukat dosis 667,5 mg/kg BB memiliki aktivitas penghambatan
inflamasi yang paling besar dibandingkan dosis 1335 dan 2670 mg/kg BB. Seiring
meningkatnya dosis justru aktivitas antiinflamasinya semakin menurun. Hal ini mungkin
disebabkan oleh berubahnya senyawa pada infusa biji alpukat dari yang bersifat
antioksidan menjadi bersifat prooksidan. Prooksidan adalah sifat senyawa yang dapat
mendorong oksidasi pada komponen sel yang melibatkan radikal bebas dan menghambat
aktivitas antioksidan (Rahal dkk., 2014). Banyak penelitian menunjukkan bahwa tipe, dosis
dan matriks dari antioksidan eksogen menentukan keseimbangan antara efek merugikan
dan menguntungkan dari senyawa alami(Bouayed dan Bohn,2010). Prooksidan justru akan
menimbulkan efek merugikan. Senyawa bioaktif seperti flavonoid yang terdapat pada
sediaan infusa biji alpukat kemungkinan dapat bertindak sebagai prooksidan dalam kondisi
tertentu seperti dosis tinggi dan adanya ion logam.
Berdasarkan hasil tersebut dosis efektif infusa biji alpukat sebagai antiinflamasi
adalah 667,5 mg/kg BB, bila dikonversikan ke manusia sebesar 5,548 g/ 50 kg BB. Dosis
efektif merupakan dosis terkecil dari infusa biji alpukat yang dapat menimbulkan aktivitas

9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

antiinflamasi. Dosis 667,5 mg/kg BB dipilih sebagai dosis efektif karena dosis tersebut
merupakan dosis terkecil yang memiliki aktivitas antiinflamasi, selain itu dosis 667,5
mg/kg BB memiliki persen penghambatan inflamasi yang paling besar jika dibandingkan
dengan dosis 1335 dan 2670 mg/kg BB.
KESIMPULAN
Infusa biji alpukat memiliki aktivitas antiinflamasi. Persen penghambatan
inflamasi oleh infusa biji alpukat pada dosis 667,5; 1335; serta 2670 mg/kg BB berturut-
turut adalah 54,76; 33,24; dan 21,90%. Dosis efektif infusa biji alpukat sebagai
antiinflamasi adalah 667,5 mg/kg BB.

10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA
Agoes, G., 2009, Teknologi Bahan Alam (Serial Farmasi Industri-2), Edisi revisi dan
perluasan, Penerbit ITB, Bandung, 17.
Agriculture & Natural Resources University of California, 2016, Avocado Varieties,
http://ucavo.ucr.edu/avocadovarieties/varietyframe.html, diakses pada tanggal 25
Mei 2016.
Ardhie, A. M., 2011, Radikal Bebas dan Peran Antioksidan dalam Mencegah Penuaan,
Medicinus, 24(1), 4-9.
Arukwe, U., Amadi, B., Duru, M., Agommo, E.N., Adindu, E.A., Odika, P.C., Lele, K.C.,
Egejuru, L., dan Anudike, J., 2012, Chemical Composition of Persea americana
Leaf, Fruit and Seed, URRAS,11(2), 346-349.
Bouayed, J., dan Bohn, T., 2010, Exogenous Antioxidants-Double Edged Swords in
Cellular Redox State, Oxidative Medicine and Cellular Longevity, 3(4), 228-237.
Damayanti, D.(ed.), 2008, Buku Pintar Tanaman Obat 431 Jenis Tanaman Penggempur
Aneka Penyakit, PT Agromedia Pustaka, Jakarta, 16-17.
Djunarko, I., Donatus, I.A., dan Noni, 2003, Pengaruh Perasan Buah Mengkudu (Morinda
citrifolia L.) terhadap Daya Antiradang Diklofenak pada Mencit Jantan, Jurnal
Farmasi Sains dan Komunitas, 1, 10-17.
Harmita, dan Radji, M., 2008, Buku Ajar Analisis Hayati, Ed. 3, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta, 66-67.
Hendra, P., Krisnadi, G., Perwita, N.L.P.D., Kumalasari, I., Quraisyin, Y.A., 2014, Efek
Hepatoprotektif dan Nefroprotektif Biji Alpukat pada Tikus Terinduksi Karbon
Tetraklorida, Tradisional Medicine Journal, 19(3), 133-137.
Kumar, V., Abbas, A.K., dan Fausto, N., 2005, Robbins and Cotran Pathologic Basic of
Diseases, 7th Ed., Elsevier Saunders, Philadelphia. 49-87.
Kumar, V., Abbas, A.K., Fausto, N., dan Aster, J.C., 2010, Robbins and Cotran Pathologic
Basic of Diseases, 8th E., Elsevier Saunders, Philadelphia. 43-45.
Malangngi, L.P., Sangi, M.S., dan Paendong, J.J.E., 2012, Penentuan Kandungan Tanin
dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Biji Buah Alpukat (Persea americana
Mill.), Jurnal Fakultas MIPA Universitas Sam Ratulangi Online, 1 (1), 5-10.
Manurung, D.Y.S., 2013, Efek Antiinflamasi Infusa Bunga Telang (Clitoria ternatea L.)
pada Udema Telapak Kaki Mencit Betina Terinduksi Karagenin dengan
Pengukuran Jangka Sorong, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Meliala, L., dan Pinzon, R., 2007, Breakthrough in Management of Acute Pain, Dexa
Media Jurnal Kedokteran dan Farmasi, 4(20), 151-155.
Morris, C.J., 2003, Carragenan Induced Paw Edema in The Rat an Mouse Inflamation
Protocols, Method in Molecular Biology, 2, 115-122.
Rahal, A., Kumar, A., Singh, V., Yadav, B., Tiwari, R., Chakraborty, S., dan Dhama, K.,
2014, Oxidative Stress, Prooxidants, and Antioxidants: The Interplay, Biomed
Research International.
Romich, J.A., 2005, Fundamentals of Pharmacology for Veterinary Technicians, Thomson
Delmar Learning, New York, 165.
Williamson, S.M., Okpako, D.T., dan Evans, F.J., 1996, Pharmacological Method in
Phytotherapy Research Volume 1 : Selection, Preparation, and Phamacologycal
Evaluaton of Plant Material, John Willey and Sons Ltd, England, 131-136.

12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN

13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 1. Biji alpukat dan infusa biji alpukat

Gambar 1. Buah alpukat Gambar 4. Serbuk biji alpukat

Gambar 2. Biji alpukat

Gambar 5. Infusa biji alpukat

Gambar 3. Biji alpukat kering

14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 2. Cara pembuatan dan pengukuran udema pada kaki mencit

Gambar 6. Pemberian secara peroral Gambar 8. Injeksi dengan spuit


kosong

Gambar 7. Injeksi karagenin secara Gambar 9. Pengukuran udema


subplantar dengan jangka sorong

15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3. Surat pengesahan determinasi Persea americana Mill.

16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 4. Surat Ethical Clearance (EC)

17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 5. Surat kalibrasi jangka sorong (Digital Caliper)

18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 6. Surat legalitas penggunaan aplikasi SPSS untuk pengujian data


secara statistik

19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 7. Perhitungan dosis


a. Dosis aquades
Penetapan dosis aquades sebagai kontrol negatif menggunakan berat badan
tertinggi dari hewan uji. Digunakan volume maksimum yang dapat diberikan
pada mencit secara per oral yaitu 1 mL(Harmita dan Radji., 2008).
Konsentrasi aquades = 1g/ml = 1000 mg/ml
D × BB = C × V
D × 30 g = 1000 mg/mL × 1 mL
mg
1000 ×1mL
mL
D= 30 𝑔
D = 33,3 mg /g BB

b. Dosis karagenin

Dosis karagenin ditetapkan berdasarkan penelitian Williamson, dkk.(1996),


yaitu menggunakan konsentrasi 1% yang dilarutkan dalam NaCl fisiologis
0,9% kemudian disuntikkan secara subplantar pada telapak kaki mencit sebesar
0,05 mL untuk mencit dengan berat badan 20 gram. Dosis yang diperoleh
adalah 25 mg/kg BB.
D × BB = C × V
D × 20 g = 10 mg/mL × 0,05 mL
mg
10 ×1mL
mL
D= 20 𝑔
D = 25 mg /kg BB
c. Dosis kalium diklofenak
Penentuan dosis yang akan digunakan sebagai obat antiinflamasi didasarkan
pada orientasi yang akan dilakukan. Dosis diklofenak dipilih berdasarkan
penelitian yang dilakukan Djunarko dkk. (2003) yaitu dosis untuk tikus dengan
berat badan 200 g adalah 32 mg/kgBB, lalu dikonversikan ke mencit dengan
berat badan 20 g sehingga didapatkan dosis sebesar 4,48 mg/kg BB. Digunakan
pula dosis lain menurut penelitian Manurung (2013) yaitu dosis pemakaian
diklofenak pada manusia 50 kg adalah 50 mg, sehingga dosis diklofenak untuk
manusia 70 kg adalah 70 mg. Dosis tersebut dikonversikan ke mencit dengan
berat badan 20 g adalah 9,1 mg/kgBB. Dosis diklofenak yang digunakan
sebagai dosis orientasi adalah 4,48 dan 9,1 mg/kgBB.
d. Dosis infusa biji alpukat
Pemberian infusa biji alpukat menggunakan volume maksimal pemberian
secara peroral pada mencit yaitu 1 mL (Harmita dan Radji., 2008). Penetapan
𝑐 ×𝑣
dosis tertinggi infusa biji alpukat berdasarkan rumus: D = dimana C
𝐵𝐵
merupakan konsentrasi infusa biji alpukat.
Konsentrasi infusa biji alpukat = 8% = 80 mg/ml
D × BB = C × V

20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D × 30 g = 80 mg/ml × 1ml
mg
80 ×1ml
ml
D= 30 𝑔
D = 2, 67 mg /g BB = 2670 mg/ kg BB
Dosis 2 ditentukan dengan cara membagi 2 dosis 1 dan dosis 3 dihitung dengan
cara membagi 2 dosis ke 2, sehingga didapatkan peringkat dosis 667,5; 1335;
2670 mg/kg BB.
e. Perhitungan konversi dosis infusa biji alpukat dari mencit ke manusia:
Faktor konversi dari mencit 20-30 g ke manusia 70 kg adalah 387,9 (Harmita
dan Radji, 2008). Rata-rata berat badan manusia Indonesia adalah 50 kg.
Rumus :
Dosis manusia = dosis mencit 30 gBB × faktor konversi
i. Dosis I (667,5 mg/kg BB)
Dosis mencit = 667,5 mg/ kg BB
= 20,025 mg / 30gBB mencit
Dosis manusia = 20,025 mg/ 30gBB ×387,9
= 7.767,70 mg / 70kgBB manusia
= 5.548,35 mg / 50kgBB
= 5,548 g / 50kgBB manusia
ii. Dosis II
Dosis mencit = 1.330 mg/ kg BB
= 39,9 mg / 30gBB mencit
Dosis manusia = 39,9 mg/ 30gBB ×387,9
= 15.477,21 mg / 70kgBB manusia
= 11.055,15 mg / 50kgBB
= 11,055g / 50kgBB manusia
iii. Dosis III
Dosis mencit = 2.670 mg/ kg BB
= 80,1 mg / 30gBB mencit
Dosis manusia = 80,1mg/ 30gBB ×387,9
= 31.070 mg / 70kgBB manusia
= 22.193,421 mg / 50kgBB
= 22,193 g / 50kgBB manusia

21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 8. Hasil analisis statistika data orientasi penentuan dosis dan selang
waktu pemberian kalium diklofenak

22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 9. Rata-rata AUC total udema dengan standard error (SE) pada uji
pendahuluan

23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 10. Hasil analisis dengan uji ANOVA satu arah dan uji LSD nilai AUC
total pada uji pendahuluan

25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 11. Hasil analisis uji statistik nilai AUC total pada uji antiinflamasi
infusa biji alpukat

27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 12. Rata-rata AUC total dan standard error (SE) pada uji antiinflamasi
infusa biji alpukat

28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 13. Hasil analisis dengan uji ANOVA satu arah dan uji LSD nilai AUC
total pada uji antiinflamasi infusa biji alpukat

30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 14. Hasil uji statistik nilai persen penghambatan inflamasi pada
kelompok uji antiinflamasi

31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 15. Rata-rata persen penghambatan inflamasi dan standard error (SE)
pada kelompok uji antiinflamasi

32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 16. Hasil analisis dengan uji ANOVA satu arah dan uji LSD nilai
persen penghambatan inflamasi pada uji antiinflamasi infusa biji alpukat

34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi dengan judul “Uji Antiinflamasi Infusa
Biji Alpukat (Persea americana Mill.) pada Mencit
Jantan Terinduksi Karagenin” yang memiliki nama
lengkap Caecilia Desi Kristanti, lahir di Kulonprogo 14
Desember 1995. Penulis merupakan putri keempat dari
empat bersaudara pasangan Bapak Yakobus Ponijo
Suwitowiyono dan Ibu Theresia Parjinem. Pendidikan
formal yang ditempuh penulis yaitu pendidikan tingkat
Sekolah Dasar di SD Pangudi Luhur 1 Boro (2001-2007), pendidikan Sekolah
Menengah Pertama di SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang (2007-2010) dan
pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA N 1Kalibawang (2010-2013).
Penulis melanjutkan pendidikan sarjana di Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma (2013). Semasa menempuh pendidikan sarjana penulis mendapat
beasiswa Bidikmisi dari Dikti. Penulis aktif dalam berbagai kepanitiaan antara
lain menjadi anggota divisi Liturgi pada acara Paskah Universitas (2014), dan
sebagai koordinator dana dan usaha pada Desa Mitra I (2015). Semasa kuliah
penulis aktif sebagai anggota student club “Herbal Garden Team” dan aktif
mengikuti berbagai acara bakti sosial. Penulis pernah mengikuti Program
Kreativitas Mahasiswa tingkat Nasional dengan judul “Sosialisasi dan Pelatihan
Pembuatan Mp-Gliw (Makanan Pendamping-Gizi Lansia Instan Waluh) Sehatkan
Jantung, Cegah Kanker dan Stroke Kepada Kader Posyandu Dero, Condong
Catur, Depok, Sleman, Yogyakarta” (2015). Selain itu penulis juga pernah
menjadi asisten praktikum Kimia Analisis (2015 dan 2016).

35

Anda mungkin juga menyukai