SKRIPSI
Oleh :
Caecilia Desi Kristanti
NIM : 138114059
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
Oleh :
Caecilia Desi Kristanti
NIM : 138114059
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat, rahmat, cinta kasih
dan penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan
naskah skripsi yang berjudul “ Uji Aktivitas Antiinflamasi Infusa Biji Alpukat
(Persea americana Mill.) pada Mencit Jantan Terinduksi Karagenin”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Farmasi (S.Farm) program studi Farmasi Univeritas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
pergunakan untuk mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Aris Widayati, M.Sc., Ph.D., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
2. Ibu Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt., selaku Dosen Pembimbing
Skripsi yang telah membimbing dan mendampingi dengan sangat baik
selama proses pembuatan skripsi ini.
3. Ibu Damiana Sapta Candrasari, M.Sc., selaku Dosen Penguji yang
telah memberi kritik dan saran yang sangat membangun untuk
penelitian ini.
4. Bapak Christianus Heru Setiawan, M.Sc., Apt., selaku Dosen Penguji
yang telah memberi kritik dan saran yang sangat membangun untuk
penelitian ini.
5. Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si., selaku Dosen yang telah
membimbing selama melakukan proses determinasi tanaman.
6. Bapak Florentinus Dika Octa Riswanto, M.Sc., selaku Dosen
Pembimbing Akademik atas bimbingannya selama ini.
7. Ibu Agustina Setiawati, M.Sc., Apt., selaku Kepala Penanggung Jawab
Laboratorium Fakultas Farmasi yang telah memberikan izin dalam
penggunaan semua fasilitas laboratorium untuk kepentingan penelitian.
8. Pak Heru, Pak Kayat, Pak Parjiman, Pak Wagiran, Pak Sigit, Pak
Kunto, selaku laboran yang telah membantu selama penelitian.
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penulis
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel I. Rata rata AUC total (mm.menit) pada uji pendahuluan dosis
efektif diklofenak dan selang pemberian karagenin 1% ............... 5
Tabel II. Hasil uji LSD AUC total (mm.menit) pada uji pendahuluan
dosis efektif diklofenak dan selang waktu pemberian karagenin
1%.................................................................................................. 6
Tabel III. Rata-rata AUC total(mm.menit) dan PI pada kelompok uji
antiinflamasi .................................................................................. 8
Tabel VI. Hasil uji LSD AUC total (mm.menit) dan persen PI pada
kelompok uji antiinflamasi ............................................................ 8
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Inflammation is a complex reaction to the harm agents/ materials e.g
microbes and damaged cells. Avocado is one of the plants that can be used as
antiinflammatory agents. This research aimed to prove the inflammatory effect of
avocado seeds infusion. This research was purely experimental research with
randomized complete direct sampling design. Twenty five Swiss mice were
devided randomly into five treatment groups. Group I was given aquadest, group
II was given diclofenac, and group III-V were given avocado seeds infusion dosed
of 667.5; 1335; and 2670 mg/kg BW orally. Hind paw udema in mice was
measured using a digital caliper for six hour after mice were induced by
carrageenan 1%. The results of this research showed that avocado seeds infusion
had an antiinflammatory activity. The precentage of inflammation inhibition by
avocado seeds infusion from the smallest dose to the largest dose 667.5; 1335; and
2670 mg/kg BW were 54.76; 33.24; dan 21.90%.
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Inflamasi merupakan suatu reaksi kompleks terhadap agen/bahan yang
merugikan misalnya mikroba dan sel yang rusak. Alpukat merupakan salah satu
jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai antiinflamasi. Penelitian ini
bertujuan untuk membuktikan ada tidaknya aktivitas antiinflamasi pada infusa biji
alpukat. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan
rancangan sederhana acak lengkap pola searah. 25 ekor mencit dibagi menjadi 5
kelompok secara acak. Kelompok I sebagai kontrol negatif diberikan aquades,
kelompok II sebagai kontrol positif diberikan kalium diklofenak, kelompok III,
IV, dan V diberikan infusa biji alpukat dengan dosis 667,5; 1335; serta 2670
mg/kg BB secara oral. Semua hewan uji diinjeksi dengan suspensi karagenin 1%
secara subplantar pada kaki kiri belakang, kemudian dilakukan pengukuran udema
menggunakan jangka sorong selama 6 jam. Data penurunan ketebalan udema
digunakan untuk menentukan persen aktivitas antiinflamasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa infusa biji alpukat memiliki aktivitas antiinflamasi. Persen
penghambatan inflamasi oleh infusa biji alpukat pada dosis 667,5; 1335; serta
2670 mg/kg BB berturut-turut adalah 54,76; 33,24; dan 21,90%.
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENDAHULUAN
Inflamasi pada dasarnya adalah suatu respon protektif dengan tujuan utama
menyingkirkan organisme penyebab awal cedera (misalnya mikroba dan toksin) dan
konsekuensi cedera tersebut (misalnya kerusakan sel dan jaringan). Tanpa peradangan
infeksi akan terus berkembang, luka tidak akan pernah sembuh, dan organ yang cedera
dapat menjadi luka yang terus bernanah (Kumar dkk., 2010). Dalam proses terjadinya
inflamasi terdapat proses dimana dihasilkannya senyawa-senyawa radikal bebas (Ardhie,
2011). Radikal bebas dapat menyebabkan kerusakan jaringan sehingga memicu biosintesis
asam arakhidonat menjadi prostaglandin sebagai mediator inflamasi (Kumar dkk., 2005).
Respon inflamasi yang berlebihan atau kerusakan jaringan yang hebat tidak boleh
dibiarkan, oleh sebab itu reaksi inflamasi perlu diatasi agar keluhan dan gejala berkurang
(Meliala dan Pinzon, 2007). Salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai
antiinflamasi adalah tanaman alpukat ( Damayanti, 2008).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Arukwe dkk. (2012) biji alpukat memiliki
kandungan kimia yaitu alkaloid, glikosida, fenol, steroid, tanin, flavonoid dan saponin.
Malangngi dkk. (2012) membuktikan adanya aktivitas antioksidan ekstrak etanol biji
alpukat mentega dan alpukat biasa dengan metode DPPH. Senyawa antioksidan berperan
dalam menghambat inflamasi dengan mekanisme penangkapan radikal bebas dan
penghambatan enzim siklooksigenase sehingga pembentukan prostaglandin menjadi
terhambat.
Metode yang digunakan untuk menentukan aktivitas antiinflamasi dalam
penelitian ini adalah metode induksi udema dengan karagenin 1%. Metode induksi udema
dipilih karena metode ini cukup sederhana, mudah dalam pelaksanaannya, pengukuran
udema lebih akurat dan objektif. Karagenin dipilih karena karagenin mampu menginduksi
reaksi inflamasi yang bersifat akut, non imunologis, dapat diamati dengan baik dan
memiliki reprodubilitas yang tinggi (Morris, 2003). Pengukuran udema dilakukan dengan
menggunakan alat jangka sorong. Jangka sorong dipilih karena cara pengukuran mudah,
obyektif dan dapat dilakukan secara berulang, sehingga data yang didapatkan akan lebih
akurat.
Pada penelitian ini digunakan metode ekstraksi infusa, karena infusa merupakan
sediaan sederhana yang biasa digunakan dalam pembuatan obat tradisional dan mudah
diterapkan masyarakat. Metode infusa dipilih karena senyawa-senyawa antiinflamasi
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berupa flavonoid yang terkandung pada biji alpukat cenderung bersifat polar sehingga akan
lebih larut air (Arukwe dkk., 2012).
Menurut penelitian Hendra dkk. (2014) infusa dan dekokta biji alpukat memiliki
efek protektif pada hati dan ginjal tikus terinduksi karbon tetraklorida. Adanya efek
hepatoprotektif yang ditimbulkan oleh infusa dan dekokta biji alpukat memunculkan
dugaan adanya aktivitas antiinflamasi pada infusa biji alpukat. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui adanya aktivitas antiinflamasi infusa biji alpukat, besar persen aktivitas
antiinflamasi dan dosis efektif infusa biji alpukat sebagai antiinflamasi.
METODE PENELITIAN
Bahan dan alat
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah mencit jantan galur Swiss, biji
alpukat, aquades, karagenin 1%, kalium diklofenak, dan NaCl 0,9%. Alat yang digunakan
adalah timbangan analitik, oven, ayakan no. 40 dan 50, moisture balance, stopwatch, alat
gelas, spuit injeksi, spuit oral, panci infusa, kain flannel dan jangka sorong Hardened®.
Penyiapan biji alpukat
Biji alpukat dikumpulkan dari depot es teler 77 Galeria Mall pada bulan Juni
2016. Biji alpukat yang telah dikumpulkan kemudian disortasi basah, dicuci dengan air
mengalir dan dilakukan perajangan dengan ketebalan ± 2mm. Biji tersebut dikeringkan
menggunakan oven dengan suhu 50 ˚C selama 3 hari. Biji alpukat yang telah kering
diserbuk menggunakan mesin penyerbuk dan diayak dengan ayakan nomor mesh 40/50.
Serbuk yang digunakan dalam penelitian ini adalah serbuk yang berada diantara ayakan
nomor mesh 40 dan 50.
Pembuatan infusa biji alpukat
Serbuk kering biji alpukat ditimbang sebanyak ± 8 g, kemudian dimasukkan ke
dalam panci infusa dan dibasahi dengan aquades sebanyak dua kali bobot bahan yang
ditimbang yaitu 16 mL. Campuran serbuk dan aquades di dalam panci ditambah dengan
100 mL pelarut aquades, kemudian dipanaskan menggunakan penangas air dengan suhu
90˚ C selama 15 menit. Campuran diambil lalu diperas menggunakan kain flannel dengan
ditambah aquades panas hingga didapatkan perasan 100 mL infusa biji alpukat (Hendra
dkk., 2014).
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Keterangan :
AUC0-x = Area Under Curve dari ketebalan udema telapak kaki mencit
padamenit ke-0 sampai menit ke-360.
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Cn – Cn-1 = Besarnya tebal udema dari menit ke-0 sampai menit ke-360.
tn – tn-1 = Lamanya waktu pengukuran mulai dari menit ke-0 sampai menit
ke-360.
Adanya aktivitas antiinflamasi dapat dilihat dari persen penghambatan inflamasi dan
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
𝐴𝑈𝐶0−𝑥 0− 𝐴𝑈𝐶0−𝑥 𝑛
Penghambatan inflamasi (%) = × 100%
𝐴𝑈𝐶0−𝑥 0
Keterangan :
(AUC0-x)0 = AUC0-x rata-rata dari AUC ketebalan udema telapak kaki mencit pada
kelompok kontrol negatif (mm.menit).
(AUC0-x)n = AUC0-x total dari AUC ketebalan udema telapak kaki mencit yang diberi
senyawa uji dengan dosis sebesar n (mm.menit).
Analisis statistik
Hasil dianalisis dengan menggunakan uji Shapiro Wilk untuk mengetahui
distribusi data. Berdasarkan uji tersebut didapatkan hasil bahwa semua kelompok memiliki
distribusi normal (p>0,05) (Tabel I). Selanjutnya dilakukan uji varian dan menghasilkan
nilai probabilitas sebesar 0,405 (p>0,05) yang menunjukkan bahwa varian data yang diuji
adalah sama. Dilanjutkan uji ANOVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95% dan
diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,000 (p<0,05) yang menunjukkan bahwa paling tidak
terdapat perbedaan rerata AUC total yang bermakna pada dua kelompok. Kemudian
dilakukan analisis Post Hoc mengggunakan uji LSD.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil determinasi tanaman alpukat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah serbuk biji alpukat dengan
sediaan berupa infusa. Biji alpukat dikumpulkan dari depot es teler 77 Galeria Mall pada
bulan Juni 2016. Determinasi tanaman dilakukan di Laboratorium Farmakognosi Fitokimia
Universitas Sanata Dharma menggunakan web Agriculture & Natural Resources
University of California. Berdasarkan hasil determinasi terbukti bahwa tanaman yag diuji
adalah benar merupakan tanaman Persea americana Mill.
Penetapan kadar air serbuk biji alpukat
Penetapan kadar air dilakukan menggunakan alat moisture balance di
Laboratorium Kimia Analisis Universitas Sanata Dharma. Penetapan kadar air dilakukan
untuk mengetahui kandungan air yang terdapat dalam serbuk. Syarat serbuk yang baik
adalah memiliki kadar air kurang dari 10% (Agoes, 2009). Pada penetapan kadar air
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diperoleh kadar air 8,17 ± 0,27 % b/b. Hal tersebut membuktikan bahwa serbuk biji
alpukat memenuhi persyaratan serbuk yang baik.
Uji pendahuluan
Uji pendahuluan dilakukan untuk menentukan dosis diklofenak sebagai kontrol
positif dan menentukan selang waktu pemberian karagenin 1% yang paling efektif. Hasil
rata- rata AUC total dapat dilihat pada tabel I.
Tabel I. Rata rata AUC total (mm.menit) pada uji pendahuluan dosis efektif diklofenak
dan selang pemberian karagenin 1% (n=5)
Kelompok Rata-rata AUC total Nilai p
(mm.menit) (x̄±SE)
Kontrol negatif aquades waktu pemberian 15 menit 448,30± 17,88 0,470(N)
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel II. Hasil uji LSD AUC total (mm.menit) pada uji pendahuluan dosis efektif
diklofenak dan selang waktu pemberian karagenin 1 %
Kelompok Diklofenak Diklofenak Diklofenak Diklofenak Kontrol(-);
dosis I: 15 dosis II; 15 dosis I; 30 dosis II; 30 15 menit
menit menit menit menit
Diklofenak dosis - BB BB BB BB
I: 15 menit
Diklofenak dosis BB - BB BTB BB
II; 15 menit
Diklofenak dosis BB BB - BB BB
I; 30 menit
Diklofenak dosis BB BTB BB - BB
II; 30 menit
Kontrol(-); 15 BB BB BB BB -
menit
Keterangan :
BB = Berbeda Bermakna (p<0,05)
BTB = Berbeda Tidak Bermakna (p>0,05)
Berdasarkan hasil uji LSD masing-masing kelompok diklofenak dosis 4,48 dan
9,1 mg/kg BB dengan selang waktu 15 menit berbeda bermakna dengan kelompok kontrol
negatif aquades. Hal ini membuktikan bahwa pemberian diklofenak dengan selang waktu
pemberian 15 menit sudah mampu menurunkan tebal udema pada telapak kaki mencit yang
terinduksi karagenin 1%. Kelompok diklofenak dosis 4,48 mg/kg BB selang waktu 15
menit memiliki perbedaaan bermakna dan rata-rata AUC total lebih kecil jika
dibandingkan dengan kelompok diklofenak dosis 9,1 mg/kg BB selang waktu pemberian
15 menit. Hal ini menunjukkan bahwa dengan pemberian diklofenak dosis 4,48 mg/kg BB
dapat memberikan penurunan tebal udema lebih besar daripada dosis 9,1 mg/kg BB. Pada
penelitian ini digunakan diklofenak dosis 4,48 mg/kg BB dan selang watu pemberian 15
menit karena dengan pemberian diklofenak dosis rendah dan selang waktu pemberian
yang singkat sudah dapat memberikan penurunan tebal udema yang signifikan (p<0,05)
terhadap kontrol negatif aquades.
Uji aktivitas antiinflamasi infusa biji alpukat
Pengujian aktivitas antiinflamasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas
antiinflamasi sediaan infusa biji alpukat, mengetahui persen penghambatan inflamasi dan
dosis efektif infusa biji alpukat yang dapat menimbulkan aktivitas antiinflamasi. Hewan uji
yang digunakan pada penelitian ini adalah mencit jantan galur Swiss. Mencit jantan dipilih
karena mudah didapatkan dan tidak mengalami siklus estrus. Adanya siklus estrus perlu
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dipertimbangkan karena pada siklus estrus terdapat peran dari prostaglandin yaitu PG-F2α
yang menyebabkan lisisnya korpus luteum (Romich, 2005). Hewan uji yang digunakan
juga mempunyai keseragaman pada berat badan yaitu 20-30 g dan umur 2-3 bulan. Hal ini
bertujuan untuk memperkecil variasi biologis antar hewan uji sehingga dapat memberikan
respon yang relatif seragam. Sebelum mendapat perlakuan hewan uji dipuasakan ± 15 jam
dan hanya diberi minum berupa air untuk menghindari kemungkinan adanya pengaruh
makanan terhadap absorbsi senyawa uji dan dapat mempengaruhi efek antiinflamasi yang
dihasilkan.
Pada kelompok kontrol negatif hewan uji diberikan aquades dengan dosis 33,3
g/kg BB secara peroral kemudian diberikan injeksi karagenin 1% secara subplantar.
Aquades digunakan sebagai kontrol negatif karena aquades merupakan pelarut dari infusa
biji alpukat dan pelarut kalium diklofenak. Kontrol negatif digunakan untuk mengetahui
apakah pelarut yang digunakan memiliki aktivitas antiinflamasi atau tidak.
Pada kelompok kontrol positif hewan uji diberikan Cataflam Fast® yang
mengandung kalium diklofenak dengan dosis 4,48 mg/kg BB secara peroral, kemudian
diberikan injeksi karagenin 1% secara subplantar. Kontrol positif digunakan untuk
membandingkan seberapa besar aktivitas antiinflamasi yang dimiliki oleh infusa biji
alpukat terhadap kalium diklofenak yang telah terbukti memiliki aktivitas antiinflamasi.
Selain itu kontrol positif juga digunakan untuk mengetahui bahwa metode yang digunakan
benar. Pada penelitian ini digunakan kalium diklofenak serbuk karena akan lebih mudah
larut dalam air dan memberikan pelepasan dan penyerapan yang lebih cepat daripada
natrium diklofenak. Kalium diklofenak serbuk lebih cepat mencapai sirkulasi sistemik dan
konsentrasi plasma puncak akan dicapai dalam waktu 10-15 menit setelah pemberian
(Altman dkk., 2015).
Hasil Pengujian Aktivitas Antiinflamasi Infusa Biji Alpukat
Aktivitas antiinflamasi dilihat dari penurunan tebal udema kaki pada kaki hewan
uji tiap satuan waktu setelah pemberian karagenin 1 % yang digambarkan dari penurunan
nilai AUC total (mm.menit) dan dilihat dari besarnya persen penghambatan inflamasi dari
masing-masing kelompok perlakuan terhadap kontrol negatif. Senyawa yang diduga
memiliki aktivitas antiinflamasi diharapkan memiliki nilai rata-rata nilai AUC total yang
kecil dan berbeda signifikan dengan kontrol negatif.
Hasil perhitungan AUC dari masing-masing kelompok kemudian digunakan untuk
menentukan persen penghambatan inflamasi (PI) untuk masing-masing kelompok. Persen
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PI dihitung dengan membandingkan selisih rata-rata AUC total kelompok perlakuan dan
kontrol positif dengan kelompok kontrol negatif. Persen PI digunakan untuk mengetahui
seberapa besar kemampuan senyawa uji dalam menurunkan udema kaki hewan uji akibat
injeksi karagenin 1% dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif. Hasil nilai rata-rata
AUC total dan rata-rata persen PI dapat dilihat pada tabel III dan hasil uji LSD dapat
dilihat pada tabel IV.
Tabel III. Rata-rata AUC total(mm.menit) dan PI pada kelompok uji antiinflamasi (n=5)
Kelompok Rata-rata AUC Nilai p Rata-rata PI Nilai p
total (mm.menit) (x̄±SE)
( x̄±SE)
Kontrol negatif aquades 422,22 ± 18,75 0,608(N) 0,00 ± 4,45 0,608(N)
Infusa dosis 2670 mg/kg BB 329,77 ± 6,86 0,201(N) 21,90 ± 1,62 0,201(N)
Keterangan:
x̄ = Rata-rata
SE = Standard Error (SD/√n)
N = Distribusi data normal (p >0,05)
Tabel IV. Hasil uji LSD AUC total (mm.menit) dan persen PI pada kelompok uji
antiinflamasi (n=5)
Kelompok Kontrol(-) Kontrol(+) Infusa dosis 1 Infusa dosis 2 Infusa dosis 3
Kontrol (-) - BB BB BB BB
Kontrol (+) BB - BTB BB BB
Infusa dosis 1 BB BTB - BB BB
Infusa dosis 2 BB BB BB - BB
Infusa dosis 3 BB BB BB BB -
Keterangan :
BB = Berbeda Bermakna (p<0,05)
BTB = Berbeda Tidak Bermakna (p>0,05)
Berdasarkan hasil uji LSD kelompok kontrol negatif memiliki rata-rata AUC total
berbeda bermakna (p<0,05) terhadap kelompok kontrol positif yang diberikan kalium
diklofenak dosis 4,48 mg/kg BB. Hal ini menunjukkan bahwa aquades sebagai pelarut
tidak memiliki aktivitas antiinflamasi. Kemampuan infusa biji alpukat dalam memberikan
aktivitas antiinflamasi dapat dilihat dari adanya penurunan tebal udema telapak kaki
mencit yang ditunjukkan dengan adanya penurunan rata-rata nilai AUC total. Kelompok
perlakuan infusa biji alpukat dosis 667,5; 1335; 2670 mg/kg BB memiliki nilai rata-rata
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
AUC total yang berbeda signifikan (p<0,05) jika dibandingkan dengan kontrol negatif
aquades. Hal ini membuktikan bahwa pemberian infusa biji alpukat pada tiga peringkat
dosis memberikan aktivitas antiinflamasi.
Jika dibandingkan dengan kontrol positif kalium diklofenak dosis 4,48 mg/kg BB
yang memiliki nilai AUC total sebesar 206,90 ± 14,59 dan persen PI sebesar 51,00 ± 3,46
kelompok perlakuan infusa biji alpukat dosis 667,5 mg/kg BB memiliki nilai AUC total
dan persen PI yang relatif sama (berbeda tidak bermakna). Hal ini membuktikan bahwa
kelompok perlakuan infusa biji alpukat dosis 667,5 mg/kg BB memiliki aktivitas
antiinflamasi dan kemampuan PI yang setara dengan kelompok yang diberikan diklofenak.
Sedangkan kelompok perlakuan infusa biji alpukat dosis 1335 dan 2670 mg/kg BB
memiliki nilai AUC total yang lebih besar dan persen PI yang lebih kecil dibandingkan
dengan kelompok diklofenak. Hal ini membuktikan bahwa kelompok perlakuan infusa biji
alpukat dosis 1335 dan 2670 mg/kg BB memiliki aktivitas antiinflamasi dan kemampuan
PI yang lebih rendah daripada kelompok yang diberikan diklofenak.
Berdasarkan hasil tersebut semua kelompok perlakuan infusa biji alpukat
memiliki aktivitas antiinflamasi, namun kemampuan yang dihasilkan berbeda-beda. Persen
penghambatan inflamasi oleh infusa biji alpukat pada dosis 667,5; 1335; serta 2670 mg/kg
BB berturut-turut adalah 54,76; 33,24; dan 21,90%. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok
perlakuan infusa biji alpukat dosis 667,5 mg/kg BB memiliki aktivitas penghambatan
inflamasi yang paling besar dibandingkan dosis 1335 dan 2670 mg/kg BB. Seiring
meningkatnya dosis justru aktivitas antiinflamasinya semakin menurun. Hal ini mungkin
disebabkan oleh berubahnya senyawa pada infusa biji alpukat dari yang bersifat
antioksidan menjadi bersifat prooksidan. Prooksidan adalah sifat senyawa yang dapat
mendorong oksidasi pada komponen sel yang melibatkan radikal bebas dan menghambat
aktivitas antioksidan (Rahal dkk., 2014). Banyak penelitian menunjukkan bahwa tipe, dosis
dan matriks dari antioksidan eksogen menentukan keseimbangan antara efek merugikan
dan menguntungkan dari senyawa alami(Bouayed dan Bohn,2010). Prooksidan justru akan
menimbulkan efek merugikan. Senyawa bioaktif seperti flavonoid yang terdapat pada
sediaan infusa biji alpukat kemungkinan dapat bertindak sebagai prooksidan dalam kondisi
tertentu seperti dosis tinggi dan adanya ion logam.
Berdasarkan hasil tersebut dosis efektif infusa biji alpukat sebagai antiinflamasi
adalah 667,5 mg/kg BB, bila dikonversikan ke manusia sebesar 5,548 g/ 50 kg BB. Dosis
efektif merupakan dosis terkecil dari infusa biji alpukat yang dapat menimbulkan aktivitas
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
antiinflamasi. Dosis 667,5 mg/kg BB dipilih sebagai dosis efektif karena dosis tersebut
merupakan dosis terkecil yang memiliki aktivitas antiinflamasi, selain itu dosis 667,5
mg/kg BB memiliki persen penghambatan inflamasi yang paling besar jika dibandingkan
dengan dosis 1335 dan 2670 mg/kg BB.
KESIMPULAN
Infusa biji alpukat memiliki aktivitas antiinflamasi. Persen penghambatan
inflamasi oleh infusa biji alpukat pada dosis 667,5; 1335; serta 2670 mg/kg BB berturut-
turut adalah 54,76; 33,24; dan 21,90%. Dosis efektif infusa biji alpukat sebagai
antiinflamasi adalah 667,5 mg/kg BB.
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, G., 2009, Teknologi Bahan Alam (Serial Farmasi Industri-2), Edisi revisi dan
perluasan, Penerbit ITB, Bandung, 17.
Agriculture & Natural Resources University of California, 2016, Avocado Varieties,
http://ucavo.ucr.edu/avocadovarieties/varietyframe.html, diakses pada tanggal 25
Mei 2016.
Ardhie, A. M., 2011, Radikal Bebas dan Peran Antioksidan dalam Mencegah Penuaan,
Medicinus, 24(1), 4-9.
Arukwe, U., Amadi, B., Duru, M., Agommo, E.N., Adindu, E.A., Odika, P.C., Lele, K.C.,
Egejuru, L., dan Anudike, J., 2012, Chemical Composition of Persea americana
Leaf, Fruit and Seed, URRAS,11(2), 346-349.
Bouayed, J., dan Bohn, T., 2010, Exogenous Antioxidants-Double Edged Swords in
Cellular Redox State, Oxidative Medicine and Cellular Longevity, 3(4), 228-237.
Damayanti, D.(ed.), 2008, Buku Pintar Tanaman Obat 431 Jenis Tanaman Penggempur
Aneka Penyakit, PT Agromedia Pustaka, Jakarta, 16-17.
Djunarko, I., Donatus, I.A., dan Noni, 2003, Pengaruh Perasan Buah Mengkudu (Morinda
citrifolia L.) terhadap Daya Antiradang Diklofenak pada Mencit Jantan, Jurnal
Farmasi Sains dan Komunitas, 1, 10-17.
Harmita, dan Radji, M., 2008, Buku Ajar Analisis Hayati, Ed. 3, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta, 66-67.
Hendra, P., Krisnadi, G., Perwita, N.L.P.D., Kumalasari, I., Quraisyin, Y.A., 2014, Efek
Hepatoprotektif dan Nefroprotektif Biji Alpukat pada Tikus Terinduksi Karbon
Tetraklorida, Tradisional Medicine Journal, 19(3), 133-137.
Kumar, V., Abbas, A.K., dan Fausto, N., 2005, Robbins and Cotran Pathologic Basic of
Diseases, 7th Ed., Elsevier Saunders, Philadelphia. 49-87.
Kumar, V., Abbas, A.K., Fausto, N., dan Aster, J.C., 2010, Robbins and Cotran Pathologic
Basic of Diseases, 8th E., Elsevier Saunders, Philadelphia. 43-45.
Malangngi, L.P., Sangi, M.S., dan Paendong, J.J.E., 2012, Penentuan Kandungan Tanin
dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Biji Buah Alpukat (Persea americana
Mill.), Jurnal Fakultas MIPA Universitas Sam Ratulangi Online, 1 (1), 5-10.
Manurung, D.Y.S., 2013, Efek Antiinflamasi Infusa Bunga Telang (Clitoria ternatea L.)
pada Udema Telapak Kaki Mencit Betina Terinduksi Karagenin dengan
Pengukuran Jangka Sorong, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Meliala, L., dan Pinzon, R., 2007, Breakthrough in Management of Acute Pain, Dexa
Media Jurnal Kedokteran dan Farmasi, 4(20), 151-155.
Morris, C.J., 2003, Carragenan Induced Paw Edema in The Rat an Mouse Inflamation
Protocols, Method in Molecular Biology, 2, 115-122.
Rahal, A., Kumar, A., Singh, V., Yadav, B., Tiwari, R., Chakraborty, S., dan Dhama, K.,
2014, Oxidative Stress, Prooxidants, and Antioxidants: The Interplay, Biomed
Research International.
Romich, J.A., 2005, Fundamentals of Pharmacology for Veterinary Technicians, Thomson
Delmar Learning, New York, 165.
Williamson, S.M., Okpako, D.T., dan Evans, F.J., 1996, Pharmacological Method in
Phytotherapy Research Volume 1 : Selection, Preparation, and Phamacologycal
Evaluaton of Plant Material, John Willey and Sons Ltd, England, 131-136.
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Dosis karagenin
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D × 30 g = 80 mg/ml × 1ml
mg
80 ×1ml
ml
D= 30 𝑔
D = 2, 67 mg /g BB = 2670 mg/ kg BB
Dosis 2 ditentukan dengan cara membagi 2 dosis 1 dan dosis 3 dihitung dengan
cara membagi 2 dosis ke 2, sehingga didapatkan peringkat dosis 667,5; 1335;
2670 mg/kg BB.
e. Perhitungan konversi dosis infusa biji alpukat dari mencit ke manusia:
Faktor konversi dari mencit 20-30 g ke manusia 70 kg adalah 387,9 (Harmita
dan Radji, 2008). Rata-rata berat badan manusia Indonesia adalah 50 kg.
Rumus :
Dosis manusia = dosis mencit 30 gBB × faktor konversi
i. Dosis I (667,5 mg/kg BB)
Dosis mencit = 667,5 mg/ kg BB
= 20,025 mg / 30gBB mencit
Dosis manusia = 20,025 mg/ 30gBB ×387,9
= 7.767,70 mg / 70kgBB manusia
= 5.548,35 mg / 50kgBB
= 5,548 g / 50kgBB manusia
ii. Dosis II
Dosis mencit = 1.330 mg/ kg BB
= 39,9 mg / 30gBB mencit
Dosis manusia = 39,9 mg/ 30gBB ×387,9
= 15.477,21 mg / 70kgBB manusia
= 11.055,15 mg / 50kgBB
= 11,055g / 50kgBB manusia
iii. Dosis III
Dosis mencit = 2.670 mg/ kg BB
= 80,1 mg / 30gBB mencit
Dosis manusia = 80,1mg/ 30gBB ×387,9
= 31.070 mg / 70kgBB manusia
= 22.193,421 mg / 50kgBB
= 22,193 g / 50kgBB manusia
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 8. Hasil analisis statistika data orientasi penentuan dosis dan selang
waktu pemberian kalium diklofenak
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 9. Rata-rata AUC total udema dengan standard error (SE) pada uji
pendahuluan
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 10. Hasil analisis dengan uji ANOVA satu arah dan uji LSD nilai AUC
total pada uji pendahuluan
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 11. Hasil analisis uji statistik nilai AUC total pada uji antiinflamasi
infusa biji alpukat
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 12. Rata-rata AUC total dan standard error (SE) pada uji antiinflamasi
infusa biji alpukat
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 13. Hasil analisis dengan uji ANOVA satu arah dan uji LSD nilai AUC
total pada uji antiinflamasi infusa biji alpukat
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 14. Hasil uji statistik nilai persen penghambatan inflamasi pada
kelompok uji antiinflamasi
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 15. Rata-rata persen penghambatan inflamasi dan standard error (SE)
pada kelompok uji antiinflamasi
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 16. Hasil analisis dengan uji ANOVA satu arah dan uji LSD nilai
persen penghambatan inflamasi pada uji antiinflamasi infusa biji alpukat
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi dengan judul “Uji Antiinflamasi Infusa
Biji Alpukat (Persea americana Mill.) pada Mencit
Jantan Terinduksi Karagenin” yang memiliki nama
lengkap Caecilia Desi Kristanti, lahir di Kulonprogo 14
Desember 1995. Penulis merupakan putri keempat dari
empat bersaudara pasangan Bapak Yakobus Ponijo
Suwitowiyono dan Ibu Theresia Parjinem. Pendidikan
formal yang ditempuh penulis yaitu pendidikan tingkat
Sekolah Dasar di SD Pangudi Luhur 1 Boro (2001-2007), pendidikan Sekolah
Menengah Pertama di SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang (2007-2010) dan
pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA N 1Kalibawang (2010-2013).
Penulis melanjutkan pendidikan sarjana di Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma (2013). Semasa menempuh pendidikan sarjana penulis mendapat
beasiswa Bidikmisi dari Dikti. Penulis aktif dalam berbagai kepanitiaan antara
lain menjadi anggota divisi Liturgi pada acara Paskah Universitas (2014), dan
sebagai koordinator dana dan usaha pada Desa Mitra I (2015). Semasa kuliah
penulis aktif sebagai anggota student club “Herbal Garden Team” dan aktif
mengikuti berbagai acara bakti sosial. Penulis pernah mengikuti Program
Kreativitas Mahasiswa tingkat Nasional dengan judul “Sosialisasi dan Pelatihan
Pembuatan Mp-Gliw (Makanan Pendamping-Gizi Lansia Instan Waluh) Sehatkan
Jantung, Cegah Kanker dan Stroke Kepada Kader Posyandu Dero, Condong
Catur, Depok, Sleman, Yogyakarta” (2015). Selain itu penulis juga pernah
menjadi asisten praktikum Kimia Analisis (2015 dan 2016).
35