Anda di halaman 1dari 58

UJI EFEK ANTIINFLAMASI TOPIKAL EKSTRAK ETANOL DAUN

JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) PADA EDEMA KULIT PUNGGUNG


MENCIT GALUR SWISS TERINDUKSI KARAGENIN

SKRIPSI

Dijalankan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Dian Pratiwi

NIM : 138114079

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
UJI EFEK ANTIINFLAMASI TOPIKAL EKSTRAK ETANOL DAUN
JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) PADA EDEMA KULIT PUNGGUNG
MENCIT GALUR SWISS TERINDUKSI KARAGENIN

SKRIPSI

Dijalankan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Dian Pratiwi

NIM : 138114079

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016

i
ii
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini ku persembahkan untuk Kemuliaan Tuhan Yesus Kristus


Kedua orang tua
Keluarga besar Sosro Dihardjo
Sahabat-sahabat terkasih
Almamater tercinta Universitas Sanata Dharma

iv
PRAKATA

Puji Dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas
segala berkat, anugerah, dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul Uji Efek Antiinflamasi Topikal Ekstrak
Etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn.) Pada Edema Kulit Punggung
Mencit Galur Swiss Terinduksi Karagenin. Skripsi ini disusun untuk memenuhi
salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Pada penyusunan skripsi ini penulis tidak lepas dari dukungan dan bantuan
dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu
pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt. Selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ibu drh. Sitarina Widyarini, MP., PhD., selaku Dosen Pembimbing yang
dengan sabar selalu memotivasi, membimbing, mendukung dan
memberikan pengarahan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.
3. Ibu Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt., selaku Dosen Penguji yang
memberikan kritik dan saran yang membangun hingga skripsi ini tersusun
dengan baik.
4. Ibu Damiana Sapta Candrasari, M.Sc., selaku Dosen Penguji yang
memberikan kritik dan saran yang membangun hingga skripsi ini tersusun
dengan baik.
5. Bapak Florentinus Dika Octa Riswanto, selaku Dosen Pembimbing
Akademik atas bimbingannya selama ini.
6. Ibu Agustina Setiawati, M.Sc., Apt., selaku Kepala Penanggung Jawab
Laboratorium Fakultas Farmasi yang telah memberikan izin dalam
penggunaan semua fasilitas laboratorium untuk kepentingan penelitian.
7. Bapak Heru Purwanto, Bapak Wagiran, Bapak Parjiman, serta laboran
lainnya yang telah membimbing dan membantu penulis dalam penelitian
di laboratorium.
8. Kedua orang tua tercinta, Jumakir dan Ester Warniasih yang selalu
memberi motivasi, semangat, dukungan, doa dan kasih sayang sehingga
menjadi semangat dan kekuatan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
9. Orang tua kedua di Jogja, David Sunardi dan Christina Mitriasih untuk
segala doa, semangat, dukungan, dan bantuan kepada penulis.
10. Saudara-saudara terkasih, Andar Andreas, Ardi Wiranata dan Dian Wahyu
Setiawan yang selalu memberikan motivasi, doa, kasih dan bantuan
kepada penulis.

v
11. Teman-teman penelitian GALAXY TEAM, Clara Wina, Albertin
Gilang, Emerentio Renola, Veronika Lauren , Liana Yudhomulyono dan
Amanda Anggraini, atas bantuan, perjuangan, kerjasama yang luar biasa
dan suka-duka yang dialami selama penelitian.
12. Sabahat-sahabat Betutu Family, Fransisca Puspa, Anastasia Sari,
Krispina Priska, Yohanes Hastya, Tirza Yunita, dan Ajeng Dwi, atas
segala doa, semangat dan kerjasama selama perkuliahan.
13. Sahabat-sahabat terkasih, Caecilia Desi, Vinsensius Ario, Priscilla
Setyawati, Masrial Zalukhu, Yokebed Christina dan Deriven Teweng atas
kebersamaan dan pengalaman persahabatan.
14. Sahabat sekaligus saudara, Yosia Adi, Agatya Kurniawan, dan Christian
Adhy yang telah memberikan doa, dukungan, semangat dan kekeluargaan
yang luar biasa.
15. Teman-teman seperjuangan di FSM B, FKK B, dan keluarga besar farmasi
2013 yang memberi doa, semangat, perhatian dan kebersamaan selama
masa perkuliahan di Fakultas Farmasi sehingga penulis mendapat banyak
pengalaman berharga.
16. Keluarga besar Sosro Dihardjo, GBI Aletheia Tirta Kencana dan
PMK Apostolos untuk segala kasih, doa, dukungan dan semangat
kepada penulis.
17. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu oleh penulis sehingga
penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna dan terdapat
kekurangan bahkan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak sangat diharapkan. Akhir kata, penulis mohon maaf atas segala
kekurangan dan kesalahan yang terdapat dalam skripsi ini. Penulis berharap
penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan bagi perkembangan ilmu
pengetahuan khususnya di bidang kefarmasian.

Yogyakarta, 21 November 2016

Penulis

vi
vii
viii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL................................ ...................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv
PRAKATA .......................................................................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......................................................... vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xii
ABSTRAK ....................................................................................................... xiv
ABSTRACT ....................................................................................................... xv
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
METODE PENELITIAN ..................................................................................... 2
Bahan dan alat ............................................................................................... 2
Penyiapan daun jambu biji ............................................................................ 2
Pembuatan ekstrak etanol daun jambu biji ................................................... 3
Penentuan konsentrasi krim ekstrak daun jambu biji ................................... 3
Perlakuan hewan uji.. 3
Pengujian efek antiinflamasi.. .. 4
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 5
KESIMPULAN .................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 14
LAMPIRAN ........................................................................................................ 16
BIOGRAFI PENULIS ........................................................................................ 41

ix
DAFTAR TABEL

Tabel I. Rata-rata AUC total tiap kelompok perlakuan ................................ 11


Tabel II. Rata-rata persen penghambatan inflamasi (%PI) tiap kelompok
perlakuan ......................................................................................... 12

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kurva rata-rata selisih tebal lipat kulit hasil uji 7


pendahuluan karagenin 1,5 dan 3%.......................................
Gambar 2. Kurva rata-rata selisih tebal lipat kulit punggung mencit 9
pada jam ke-0 hingga jam ke-6
Gambar 3. Daun jambu biji basah........................................................... 16
Gambar 4. Daun jambu biji kering.......................................................... 16
Gambar 5. Ekstrak etanol daun jambu biji.............................................. 16
Gambar 6. Krim ekstrak daun jambu biji................................................ 16
Gambar 7. Alat pengukur kadar air moisture balance ........................... 17
Gambar 8. Hasil pengukuran kadar air serbuk daun jambu biji.............. 17
Gambar 9. Pembuatan edema secara subkutan pada kulit punggung 18
mencit....................................................................................
Gambar 10. Pengolesan ekstrak daun jambu biji...................................... 18
Gambar 11. Pengukuran udema menggunakan jangka sorong................. 18
Gambar 12. Krim Biocream yang digunakan sebagai basis krim 19
ekstrak daun jambu biji.
Gambar 13. Alat spuit injeksi .................................................................. 19
Gambar 14. Alat pengukur udema jangka sorong ................................... 19

xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daun jambu biji dan ekstrak daun jambu biji (Psidium
guajava L.)..........
16
Lampiran 2. Alat moisture balance dan hasil pengukuran kadar air
serbuk daun jambu biji.... 17
Lampiran 3. Cara pembuatan udema, pengolesan ekstrak, dan
pengukuran udema............................................................. 18
Lampiran 4. Basis krim, alat spuit injeksi, dan jangka sorong yang
digunakan........................................................................... 19
Lampiran 5. Surat pengesahan determinasi daun jambu biji (Psidium
guajava Linn.) .......................................................................................................
20 18
Lampiran 6. Surat kalibrasi jangka sorong ...............................................................................
21 19
Lampiran 7. Surat Ethical Clearance (EC) ................................................................................
23 21
Lampiran 8. Surat legalitas penggunaan aplikasi SPSS untuk pengujian
data statistik. .........................................................................................................
24 22
Lampiran 9. Rata-rata selisih tebal lipat kulit pada uji pendahuluan
karagenin ..............................................................................................................
25 23
Lampiran 10. Rata-rata AUC total masing-masing perlakuan. ...................................................
26 23
Lampiran 11. Hasil analisis uji statistik nilai AUC total pada uji
antiinflamasi ekstrak etanol daun jambu biji..................... 27
Lampiran 12. Rata-rata AUC total dan standard error (SE) pada uji
antiinflamasi ekstrak etanol daun jambu biji. ........................................................
28 25
Lampiran 13. Hasil analisis dengan uji One Way ANOVA dengan taraf
kepercayaan 95% dan uji Post Hoc Tukey HSD nilai AUC
total pada uji antiinflamasi ekstrak etanol daun jambu
biji................ 31
Lampiran 14. Data hasil perhitungan persen penghambatan inflamasi. ......................................
33 31
Hasil analisis uji statistik nilai persen penghambatan
Lampiran 15. inflamasi (%PI) pada uji antiinflamasi ekstrak etanol
daun jambu biji.. 35
Lampiran 16. Rata-rata persen penghambatan inflamasi (%PI) dan

xii
standard error (SE) pada uji antiinflamasi ekstrak etanol
daun jambu biji.. 36
Lampiran 17. Hasil analisis dengan uji One Way ANOVA dengan taraf
kepercayaan 95% dan uji Post Hoc Tukey HSD nilai
persen penghambatan inflamasi (%PI) total pada uji
antiinflamasi ekstrak etanol daun jambu biji... 39

xiii
ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek antiinflamasi topikal,


konsentrasi optimum, dan persen penghambatan inflamasi dari ekstrak etanol
daun jambu biji pada mencit betina galur Swiss terinduksi karagenin. Metode
yang digunakan adalah Inflammation-assosiated oedema dengan mengukur tebal
lipat kulit punggung mencit. Penelitian ini termasuk dalam eksperimental murni
rancangan acak lengkap pola searah. Dua puluh lima hewan uji dibagi menjadi 5
kelompok perlakuan, yaitu kelompok kontrol negatif karagenin 3%, kelompok
kontrol Biocream, kelompok ekstrak etanol daun jambu biji 5; 10 dan 15% .
Semua hewan uji diberi injeksi 0,1 ml karagenin 3% kemudian dioleskan senyawa
uji. Tebal lipat kulit punggung mencit diukur tiap jam selama 6 jam menggunakan
jangka sorong digital kemudian dihitung selisih tebal lipat kulit punggung mencit,
nilai AUC dan persen penghambatan inflamasi. Analisis data menggunakan uji
Shapiro-Wilk dilanjutkan dengan uji One Way ANOVA dan uji Post Hoc Tukey
HSD dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak
etanol daun jambu biji memiliki aktivitas antiinflamasi topikal dengan konsentrasi
optimum 15%. Persen penghambatan inflamasi dari ekstrak etanol daun jambu
biji pada konsentrasi 5; 10; dan 15% berturut-turut adalah 42,91; 54,80; dan
70,46%.

Kata kunci : antiinflamasi, ekstrak etanol, daun jambu biji (Psidium guajava
Linn.).

xiv
ABSTRACT

The research aimed to investigate topical anti-inflammatory effect,


optimum concentration, and find out the percent inhibition of inflammation from
ethanol extract of guava leaves in Swiss galur mice skin induced by carrageenan.
The method used is inflammation-associated oedema. This research was purely
experimental with randomized complete direct sampling design. Twenty five mice
were divided into five groups, negative control group (carrageenan 3%),
Biocream control group, and group of ethanol extract of guava leaves with a
concentration 5; 10; and 15% . The tested substance will be applied after
animals was induced 0,1 ml of carrageenan 3%. Edema thickness of mice was
measured every hour for 6 hours used digital caliper and then calculated the
difference in edema thickness of each mice, AUC, and pencent inhibition of
inflammation. Data were analyzed using the Shapiro-Wilk test continued with
One Way ANOVA test and Post Hoc Tukey HSD test with 95% confidance. The
result of this research showed that ethanol extract of guava leaves has topical anti-
inflammatory effect with optimum concentration 15%. Percent inhibition of
inflammation ethanol extract of guava leaves at concentration 5; 10; and 15%
were 42.91; 54.80; and 70.46% respectively.

Keyword : anti-inflammatory, ethanol extract, guava leaves (Psidium guajava


Linn.).

xv
PENDAHULUAN
Inflamasi merupakan respon protektif tubuh terhadap trauma fisik, zat kimia berbahaya
atau agen mikrobiologi. Respon tersebut penting untuk mempertahankan tubuh selama terjadi
infeksi atau cidera dan mempertahankan homeostatis jaringan saat kondisi berbahaya (Corwin,
2008). Respon inflamasi terdiri dari tumor (bengkak), calor (panas), rubor (kemerahan), dolor
(nyeri), dan function laesa (hilangnya fungsi jaringan) (Stankov, 2012). Menurut Dyatmiko
(2003), warna kemerahan yang muncul sebagai respon inflamasi disebabkan adanya aliran
darah yang berlebihan pada daerah cedera, panas merupakan respon inflamasi pada permukaan
tubuh, dan bengkak (edema) terjadi karena pengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah
ke daerah interstitial yang kemudian menyebabkan rasa nyeri akibat adanya penekanan
jaringan akibat edema. Edema merupakan cairan berlebih pada sela-sela jaringan, karena
dirasa mengganggu maka perlu diatasi menggunakan obat-obatan baik obat sintetis maupun
obat yang berasal dari tumbuhan.
Salah satu tanaman yang secara empiris digunakan sebagai obat adalah jambu biji
(Psidium guajava Linn.). Jambu biji dapat dimanfaatkan sebagai antioksidan, hepatoproteksi,
anti-alergi, antimikroba, antigenotoksik, sitotoksik, antispasmodik, antidiabetes, dan
antiinflamasi (Gutierrez, dkk., 2008). Rao (2015) menyebutkan bahwa berdasarkan hasil
skrining fitokimia, ekstrak etanol daun jambu biji mengandung metabolit sekunder yang
terdiri dari saponin, flavonoid, senyawa fenolik, tannin, terpenoid dan steroid. Menurut
Pourmourad (2006), flavonoid merupakan golongan senyawa polifenol yang diketahui
memiliki sifat sebagai penangkap radikal bebas, penghambat enzim hidrolisis dan oksidatif
serta bekerja sebagai antiinflamasi.
Berdasarkan penelitian Anggraini (2008), pemberian ekstrak etanol daun jambu biji
secara peroral memiliki aktivitas antiinflamasi pada tikus yang terinduksi karagenin 1%. Pada
penelitian ini digunakan metode induksi udema dengan karagenin 3%. Karagenin merupakan
senyawa iritan yang meginduksi cedera sel melalui pelepasan mediator yang menyebabkan
peradangan (Ma, dkk., 2013). Karagenin dipilih karena karagenin dapat menginduksi reaksi
inflamasi yang bersifat akut, non imunologis, dan memiliki reprodusibilitas yang tinggi Morris
(2003).
Pada penelitian ini digunakan ekstrak etanol daun jambu biji. Agoes (2009)
menyebutkan menurut farmakope, etanol merupakan pelarut pilihan untuk memperoleh
1
ekstrak secara klasik, seperti ekstrak kental yang masih digunakan secara luas dalam
formulasi sediaan farmasi. Pelarut etanol memiliki daya ekstratif yang tinggi, bersifat selekif
dan dapat digunakan untuk ekstraksi tanaman yang senyawa aktifnya belum diketahui dengan
baik serta diinginkan ekstrak paling lengkap. Ekstrak etanol daun jambu biji diberikan secara
topikal. Menurut Syamsuni (2005), pemberian obat secara topikal dianggap lebih mudah,
cepat, mengurangi first pass effect dan lebih praktis sebagai pertolongan pertama untuk
mengatasi peradangan.
Penelitian mengenai efek antiinflamasi topikal ekstrak daun Psidium guajava Linn.
terhadap edema punggung mencit terinduksi karagenin bertujuan untuk mengetahui apakah
ekstrak etanol daun jambu biji memiliki efek antiinflamasi topikal, mengetahui konsentrasi
optimum daun jambu biji yang menunjukkan efek antiinflamasi topikal, serta mengetahui
persen (%) penghambatan inflamasi ekstrak etanol daun jambu biji pada mencit betina galur
Swiss yang terinduksi karagenin.

METODE PENELITIAN
Bahan dan alat
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah mencit betina galur Swiss, daun
jambu biji, karagenin tipe I (sigma Chemical co.), etanol 70%, NaCl 0,9%, Biocream
(Merck), dan Veet (Reckitt Benkiser). Alat yang digunakan adalah timbangan analitik, oven
(Memmert), mesin penyerbuk, ayakan no. 40, moisture balance (Halogen Moisture Analyzer
HG53), shaker, rotary evaporator (Buchi R 201/215), waterbath, gunting, mortir dan stamper,
stopwatch, alat gelas, spuit injeksi, dan jangka sorong digital (Hardened).
Penyiapan daun jambu biji
Daun jambu biji diperoleh dari rumah warga di desa Sendangtirto, Berbah, Sleman,
Yogyakarta pada bulan Juli 2016. Daun jambu biji yang telah diperoleh disortasi basah, dicuci
dengan air mengalir dan ditiriskan. Daun tersebut dikeringkan menggunakan oven pada suhu
50C selama 3 hari. Setelah kering, daun diserbuk menggunakan mesin penyerbuk dan diayak
menggunakan ayakan nomor mesh 40.

2
Pembuatan ekstrak etanol daun jambu biji
Serbuk daun jambu biji sebanyak 100 g dilarutkan pada 750 mL etanol 70% pada
erlennmeyer, ditutup dan diletakkan pada shaker selama 5 hari kemudian disaring. Setelah itu
dilakukan remaserasi ampas dari serbuk daun jambu biji dengan melarutkan kembali dalam
pelarut etanol 70% dengan jumlah 250 mL selama dua hari. Hasil filtrat maserasi dan
remaserasi digabungkan dilakukan penguapan pelarut menggunakan rotary evaporator.
Setelah hasil filtrat tersisa 300 ml, dilanjutkan dengan penguapan pelarut menggunakan
waterbath hingga diperoleh bobot tetap.
Penentuan konsentrasi krim ekstrak daun jambu biji
Konsentrasi krim ekstrak etanol daun jambu biji ditentukan berdasarkan konsentrasi
tertinggi ekstrak etanol daun jambu biji dapat dihomogenkan dengan krim dan dapat
diaplikasikan pada kulit yaitu 15%. Dari konsentrasi tertinggi tersebut kemudian diturunkan
1,5 dan 3 kali lipatnya sehingga diperoleh tiga konsentrasi krim ekstrak daun jambu biji, yaitu
5; 10; dan 15%.
Perlakuan hewan uji
Penelitian ini telah mendapat persetujuan dari The Medical and Health Research
Ethics Committee (MHREC) Faculty of Medicine Gadjah Mada University. Pada penelitian ini
dilakukan uji pendahuluan dan uji aktivitas antiinflamasi topikal ekstrak etanol daun jambu
biji. Pada uji pendahuluan digunakan 6 ekor mencit yang dibagi menjadi 2 kelompok, masing-
masing kelompok terdiri dari 3 ekor mencit. Uji efek antiinflamasi menggunakan 25 ekor
mencit yang dibagi menjadi 5 kelompok yang masing-masing terdiri dari 5 ekor mencit.
Kelompok I sebagai kontrol negatif diberi karagenin 3%, kelompok II diberi karagenin dan
Biocream, kelompok II, IV dan V di beri karagenin dan ekstrak etanol daun Psidium
guajava Linn. dengan konsentrasi 5; 10; dan 15%.
Hewan uji terlebih dahulu dicukur bulu punggungnya dengan gunting, kemudian
dioleskan Veet untuk merontokkan bulu yang belum tercukur sempurna. Kulit punggung
yang telah dicukur bulunya dibiarkan selama satu hari untuk menghindari adanya inflamasi
yang disebabkan oleh pencukuran dan pemberian Veet. Tahap selanjutnya semua hewan uji
diberi 0,1mL karagenin 3% secara subkutan.

3
Pengujian efek antiinflamasi
Pengukuran aktivitas antiinflamasi dilakukan dengan mengukur tebal lipat kulit
punggung mencit menggunakan jangka sorong setiap satu jam selama 6 jam setelah terinduksi
karagenin 3%. Jangka sorong terlebih dahulu dikalibrasi oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan Industri Balai Besar Kulit, Karet, dan Plastik Laboratorium Pengujian dan
Kalibrasi untuk memastikan kelayakan, akurasi dan presisi alat tersebut. Data pengukuran
yang diperoleh digunakan untuk menghitung nilai AUC total masing-masing perlakuan
dengan menggunakan rumus berikut

Keterangan :
= area di bawah kurva dari jam ke-0 hingga jam ke-6(mm.jam)
= tebal lipatan kulit pada jam ke-(n-1) (mm)
= tebal lipatan kulit pada jam ke-n (mm)
= jam ke-(n-1) (jam)
(Ikawati, Supardian, dan Asmara, 2007).
Aktivitas antiinflamasi dapat dilihat dari nilai persen penghambatan inflamasi yang dihitung
dengan rumus berikut :
Penghambatan inflamasi (%)

Keterangan :
= rata-rata AUC total kontrol negatif (mm.jam)
= nilai AUC total pada kelompok perlakuan replikasi ke n (mm.jam)
(Ikawati, Supardian, dan Asmara, 2007)
Setelah itu dilakukan analisis statistik pada data AUC dan persen penghambatan
inflamasi (%PI). Uji statistic yang digunakan adalah uji Shapiro-Wilk untuk mengetahui
distribusi data dilanjutkan dengan uji One Way ANOVA dengan taraf kepercayaan 95%.dan uji
Post Hoc Tukey HSD untuk mengetahui perbedaan yang terjadi bermakna atau tidak.

4
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Determinasi Tanaman
Tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah jambu biji (Psidium guajava
Linn.) yang diperoleh dari rumah warga di Desa Sendangtirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta.
Determinasi tanaman merupakan langkah awal sebelum dilakukan penelitian. Bagian tanaman
yang digunakan untuk determinasi adalah tangkai yang terdapat daun, bunga, dan buah jambu
biji. Tujuan determinasi adalah untuk memastikan kebenaran tanaman yang akan digunakan
dalam penelitian. Determinasi tanaman dilakukan di Laboratorium Sistematika Tumbuhan
Universitas Gadjah Mada. Berdasarkan hasil determinasi terbukti bahwa tanaman yang diuji
adalah benar tanaman Psidium guajava Linn.
B. Ekstraksi Etanol Daun Psidium guajava Linn.
Daun jambu biji dipanen dari pekarangan rumah warga di desa Sendangtirto, Berbah,
Sleman, Yogyakarta pada pukul 06.00-07.00 WIB. Daun jambu biji yang dipilih adalah daun
yang masih segar, berwarna hijau, dan tidak berlubang. Setelah dipanen, daun jambu biji
dicuci, ditiriskan kemudian dikeringkan menggunakan oven pada suhu 50C selama 3 hari.
Tujuan dari pengeringan adalah untuk memaksimalkan proses ekstraksi karena daun yang
telah kering mengandung sedikit air sehingga pelarut etanol dapat masuk kedalam daun
dengan lebih efektif. Daun jambu biji yang sudah kering kemudian dibuat sebuk menggunakan
mesin penyerbuk dan diayak dengan ayakan nomor mesh 40. Tujuan dibuat serbuk adalah
untuk memperbesar kontak permukaan serbuk dengan pelarut sehingga kandungan fitokimia
yang terdapat dalam daun jambu biji dapat terekstrak dengan mudah.
Pengujian kadar air pada serbuk dilakukan terlebih dahulu sebelum serbuk diekstraksi.
Kadar air pada serbuk diuji menggunakan alat moisture balance dengan replikasi sebanyak 3
kali agar hasil yang diperoleh lebih akurat. Metode yang digunakan pada alat moisture balance
adalah metode thermogravimetri, yaitu pengeringan sampel dengan cara pemanasan hingga
diperoleh bobot sampel yang konstan. Tujuan pengujian kadar air adalah untuk memastikan
bahwa serbuk simplisia yang digunakan dalam penelitian ini memenuhi persyaratan simplisia
yang baik sehingga tidak menjadi tempat bertumbuhnya jamur ketika dilakukan proses
ekstraksi. Menurut farmakope herbal, kadar air pada simplisia harus kurang dari 10%. Dari

5
hasil pengujian kadar air, diperoleh kadar sebesar 7,693% yang berarti bahwa serbuk simplisia
daun jambu biji yang digunakan dalam penelitian merupakan serbuk yang baik.
Ekstrak etanol daun jambu biji ekstrak kental yang diperoleh melalui proses maserasi.
Maserasi pada umumnya dilakukan pada suhu ruang dengan merendam simplisia dalam
pelarut selama beberapa hari dengan pengadukan berkala. Proses perendaman ini diulang 1-2
kali dengan pelarut yang baru (Mahdi dan Altikriti, 2010). Maserasi dilakukan dengan cara
merendam serbuk daun jambu biji dalam pelarut etanol kemudian dilakukan pengadukan
menggunakan shaker agar proses ekstraksi berjalan lebih maksimal. Perendaman serbuk
simplisia bertujuan agar pelarut menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang
mengandung zat aktif sehingga zat aktif akan larut dan terjadi perbedaan konsentrasi antara
larutan di dalam sel dan di luar sel yang menyebabkan larutan di dalam sel terdesak keluar.
Proses tersebut terjadi berulang hingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di
dalam sel dan di luar sel. Keuntungan dari maserasi adalah pengerjaannya yang mudah,
sederhana dan peralatannya lebih murah sedangkan kekurangannya adalah lamanya waktu
yang dibutuhkan untuk mengekstrasi bahan, penyarian kurang sempurna, serta pelarut yang
digunakan jumlahnya banyak jika harus dilakukan remaserasi (Badan POM RI, 2013). Proses
maserasi dilakukan selama 5 hari kemudian dilanjutkan dengan remaserasi selama 2 hari.
Remaserasi merupakan proses perendaman kembali serbuk daun jambu biji dengan
menggunakan pelarut yang baru. Tujuan remaserasi adalah untuk menarik senyawa-senyawa
yang masih tertinggal di dalam sel selama proses maserasi. Setelah 2 hari, hasil rendaman
disaring menggunakan kertas saring.
Hasil filtrat maserasi dan remaserasi digabungkan dan didiamkan selama 2 hari.
Selanjutnya dilakukan penguapan pelarut menggunakan rotary evaporator pada suhu 60C
untuk menguapkan pelarut etanol. Prinsip kerja rotary evaporator adalah penurunan tekanan
pada labu alas bulat dan penguapan pelarut yang lebih cepat karena adanya pemutaran labu
alas bulat (Pangestu, 2011). Setelah filtrat tersisa 300 mL, penguapan pelarut dilanjutkan
menggunakan water bath pada suhu 50C hingga diperoleh ektrak kental dengan bobot tetap.
menurut Farmakope Herbal Indonesia, penimbangan dikatakan sudah dikatakan mencapai
bobot tetap apabila perbedaan dua kali penimbangan berturut-turut setelah dikeringkan atau
dipijarkan selama 1 jam tidak lebih dari 0,25% atau 0,5 mg pada penimbangan dengan

6
menggunakan timbangan analitik. Hasil ekstrak kental daun jambu biji yang diperoleh dari
proses ekstraksi adalah 23,07 g dan rendemen sebesar 23,07%. Ekstrak kental ini yang
kemudian digunakan untuk penelitian pengujian antiinflamasi.
C. Uji Pendahuluan Karagenin
Sebelum dilakukan pengujian efek antiinflamasi ekstrak etanol daun jambu biji,
terlebih dahulu dilakukan uji pendahuluan. Tujuan uji pendahuluan adalah untuk mengetahui
konsentrasi karagenin yang paling optimal dalam menginduksi inflamasi dan akan digunakan
dalam penelitian. Injeksi karagenin pada mencit menghasilkan 2 fase reaksi yaitu fase awal
dan fase akhir. Fase awal berakhir pada menit ke 60 dan fase akhir terjadi antara menit 60
hingga jam ke 3 setelah penginjeksian. Fase awal berlangsung selama 60 menit setelah
penginjeksian dan melibatkan pelepasan histamin, serotonin, dan bradikinin. Setelah itu
dilanjutkan dengan fase akhir yang berlangsung 60 menit setelah penginjeksian dan
berlangsung selama 3 jam (Suleyman, 2004). Fase akhir berupa pelepasan prostaglandin,
induksi COX-2 yang meningkatkan permeabilitas vaskular dan infiltrasi neutrofil yang
menghasilkan radikal bebas yang dapat menimbulkan udema. Terjadinya peradangan lokal
atau sistemik dikaitkan dengan peningkatan sitokin pro-inflamasi TNF-, IL-1, dan IL-6
(Necas dan Bartosikova, 2013). Peningkatan edema terjadi maksimal sekitar 5 jam setelah
penginjeksian karagenin (Morris, 2003). Respon inflamasi awal berlangsung selama 6 jam dan
respon inflamasi akhir puncaknya terdapat pada 72 jam keudian menurun pada 96 jam
(Posadas, 2004). Konsentrasi karagenin yang digunakan dalam orientasi adalah 1,5% dan 3%.
Hasil rata-rata tebal lipat kulit punggung mencit selama 6 jam dapat dilihat pada gambar 1.
Rata-rata selisih tebal lipat kulit (mm)

Waktu (jam)

Gambar 1. Kurva rata-rata selisih tebal lipat kulit hasil uji pendahuluan karagenin 1,5 dan 3% (n=3)

7
Pada gambar 1 dapat dilihat bahwa pada konsentrasi karagenin 1,5% yang diinjeksikan
secara subkutan pada hewan uji sudah terjadi peningkatan tebal lipat kulit sebesar 2,25 kali
dari kulit normal. Walaupun dengan pemberian karagenin 1,5% sudah menunjukkan
peningkatan edema sebesar 2,25 kali lipat, akan tetapi konsentrasi 1,5% tidak dapat
mempertahankan peningkatan tebal lipat kulit punggung mencit hingga jam ke-6. Pada
konsentrasi karagenin 3% terjadi peningkatan tebal lipat kulit sebesar 3,13 kali lipat dari kulit
normal dan mampu mempertahankan ketebalannya hingga jam ke-6. Oleh karena itu,
konsentrasi yang dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini adalah konsentrasi karagenin
3% karena pada konsentrasi 3% terjadi pembentukan edema yang optimal.
D. Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji
Penelitian efek antiinflamasi ekstrak etanol daun jambu biji bertujuan untuk
mengetahui apakah ekstrak etanol daun jambu biji memiliki efek antiinflamasi topikal,
mengetahui konsentrasi optimum daun jambu biji yang menunjukkan efek antiinflamasi
topikal, serta mengetahui persen (%) penghambatan inflamasi ekstrak etanol daun jambu biji
pada mencit betina galur Swiss yang terinduksi karagenin. Pada penelitian ini digunakan
karagenin sebagai pengiduksi edema pada kulit punggung mencit dengan konsentrasi 3%
sesuai dengan hasi dari uji pendahuluan. Metode yang digunakan adalah inflammation
associated oedema yaitu dengan menggunakan jangka sorong yang telah dikalibrasi
sebelumnya untuk memastikan akurasi dan presisi alat tersebut. Pengukuran tebal lipat kulit
punggung mencit dilakukan setiap jam selama 6 jam. Sebelum diinjeksikan karagenin, mencit
terlebih dahulu dicukur bulu punggungnya menggunakan gunting kemudian dilanjutkan
dengan mengoleskan Veet untuk merontokkan bulu yang belum tercukut. Setelah itu mencit
didiamkan selama satu hari untuk menghindari adanya inflamasi yang disebabkan oleh
pencukuran dan pemberian Veet sehingga edema yang terjadi ketika pengujian benar-benar
berasal dari karagenin.
Ekstrak daun jambu biji diberikan secara topikal pada kulit punggung mencit dengan
mencampurkan ekstrak kental daun jambu biji dengan Biocream. Konsentrasi ekstrak daun
jambu biji yang digunakan adalah 5; 10; dan 15%. Penggunaan tiga konsentrasi krim ekstrak
daun jambu biji ini bertujuan untuk melihat apakah pada konsentrasi tersebut ekstrak sudah
menghasilkan efek antiinflamasi dan mengetahui pada konsentrasi berapa ekstrak etanol daun
jambu biji menunjukkan efek antiinflamasi yang paling optimum.
8
Pada penelitian ini, 25 ekor mencit dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok I adalah
kelompok kontrol negatif yaitu kelompok yang hanya diinjeksikan karagenin 3% sebagai agen
penginduksi edema. Kelompok II adalah kelompok Biocream sebagai basis dalam
pembuatan krim ekstrak etanol daun jambu biji. Kelompok III, IV, dan V merupakan
kelompok perlakuan ekstrak etanol daun jambu biji dengan masing-masing konsentrasi 5; 10;
dan 15%. Krim ekstrak etanol daun jambu biji dioleskan pada kulit punggung mencit yang
telah diinjeksi karagenin 3%. Efek antiinflamasi ditunjukkan dengan adanya penurunan tebal
lipat kulit punggung mencit setelah terjadi inflamasi akibat dari pemberian karagenin 3%.
Penurunan tebal lipat kulit punggung mencit dikur dengan menghitung selisih rata-rata tebal
lipat kulit punggung sebelum diinjeksi karagenin (pada jam ke-0) dengan rata-rata tebal lipat
kulit punggung pada jam 1, 2, 3, 4, 5, dan 6. Profil rata-rata selisih tebal lipat kulit punggung
mencit yang terinduksi karagenin 3% dapat dilihat pada gambar 2.
Rata-rata selisih tebal lipat kulit (mm)

Waktu (jam)

Gambar 2. Kurva rata-rata selisih tebal lipat kulit punggung mencit pada jam ke-0 hingga jam ke-6
(n=5)
Keterangan :
KN : Kontrol negatif (karagenin 3%)
KB : Kontrol Biocream
EEDJB 5% : Ekstrak etanol daun jambu biji konsentrasi 5%
EEDJB 10% : Ekstrak etanol daun jambu biji konsentrasi 10%
EEDJB 15% : Ekstrak etanol daun jambu biji konsentrasi 15%

9
Pada gambar 2 terlihat bahwa terjadi peningkatan tebal lipat kulit pada jam ke-1
setelah injeksi karagenin 3% pada semua kelompok perlakuan. Pada jam pertama setelah
injeksi karagenin akan terjadi peningkatan edema karena karagenin akan menginduksi
cedera sel sehingga sel tersebut akan melepaskan mediator inflamasi dan memproduksi
prostaglandin yang berlebih sehingga terjadi inflamasi dan muncul edema (Singh dkk.,
2010). Menurut Suralkar (2008), mekanisme pembentukan edema oleh karagenin terbagi
atas dua tahap. Tahap pertama disebabkan oleh pelepasan histamine dan serotonin yang
terjadi segera setelah diinduksi karagenin dan berkurang setelah 2 jam sedangkan tahap
kedua disebabkan oleh pelepasan bradikinin dan prostaglandin yang dimulai pada akhir
tahap pertama dan bertahan pada jam ketiga sampai jam kelima. Corsini dkk. (2005)
menyebutkan bahwa setelah pelepasan mediator inflamasi, terjadi edema yang mampu
bertahan selama 6 jam dan berangsur-angsur berkurang dalam waktu 24 jam setelah
injeksi. Pada kurva terlihat bahwa pada kontrol negatif dan kontrol Biocream
menunjukkan peningkatan edema yang lebih besar bila dibandingkan dengan kelompok
perlakuan ekstrak etanol daun jambu biji. Kelompok perlakuan ekstrak etanol daun jambu
biji konsentrasi 15% menunjukkan selisih yang paling kecil dibandingkan kelompok
perlakuan konsentrasi 5 dan 10%.
E. Rata-Rata Nilai AUC Total dan Persen (%) Penghambatan Inflamasi Ekstrak Etanol
Daun Jambu Biji Secara Topikal
Pada pengujian efek antiinflamasi topikal ekstrak etanol daun jambu biji dilakukan
analisa data lanjutan dengan cara menghitung AUC dan rata-rata AUC total tiap kelompok
perlakuan. Rata-rata AUC total adalah luas daerah dibawah kurva yang menunjukkan rata-
rata selisih tebal lipat kulit punggung mencit pada jam ke-0 hingga jam ke-6. Efek
antiinflamasi topikal ekstrak etanol daun jambu biji ditunjukkan dengan penurunan tebal lipat
kulit punggung mencit yang signifikan sehingga menghasilkan AUC total yang lebih kecil bila
dibandingkan dengan kontrol negatif dan kontrol Biocream. Sebaliknya, semakin besar rata-
rata nilai AUC total menunjukkan bahwa semakin kecil penurunan tebal lipat kulit. Hasil rata-
rata AUC total untuk masing-masing kelompok perlakuan dapat dilihat pada tabel I.

10
Tabel I. Rata-rata AUC total tiap kelompok perlakuan
Kelompok Rata-rata AUC total SE (mm.jam)
Kontrol Negatif Karagenin 12,74 0,54
Kontrol Biocream + Karagenin 14,13 0,51
Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji 5% + Karagenin 7,27 0,45
Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji 10% + Karagenin 5,76 0,41
Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji 15% + Karagenin 3,76 0,29

Nilai rata-rata AUC tertinggi ditunjukkan oleh kelompok kontrol Biocream sebesar
14,13 0,51 mm.jam diikuti oleh kelompok kontrol negatif sebesar 12,74 0,54 mm.jam. Hal
ini menunjukkan bahwa terjadi proses inflamasi dengan pemberian karagenin 3% secara
subkutan, serta Biocream yang digunakan sebagai basis krim tidak memiliki daya
antiinflamasi. Kelompok perlakuan ekstrak etanol daun jambu biji konsentrasi 5;10; dan 15%
berturut-turut memiliki nilai rerata AUC sebesar 7,27 0,45; 5,76 0,41; dan 3,76 0,29.
Adanya penurunan nilai AUC menunjukkan bahwa kelompok perlakuan ekstrak etanol daun
jambu biji memiliki kemampuan menghambat nflamasi yang terjadi akibat injeksi karagenin
3%.
Data AUC yang diperoleh selanjutnya digunakan untuk menghitung persen
penghambatan inflamasi (%PI) tiap kelompok perlakuan. Persen penghambatan inflamasi
menunjukkan seberapa besar kemampuan ekstrak etanol daun jambu biji dalam menghambat
proses inflamasi dilihat dari penurunan tebal lipat kulit punggung mencit yang terjadi. Nilai
%PI diperoleh dengan menghitung selisih antara rata-rata AUC total karagenin dengan nilai
rata-rata AUC total tiap kelompok uji kemudian dibagi dengan rata-rata AUC total karagenin,
perhitungan %PI dapat dilihat pada lampiran.
Hasil persen penghambatan inflamasi (%PI) dianalisis menggunakan uji Shapiro-Wilk
untuk mengetahui distribusi data. Berdasarkan uji tersebut didapatkan hasil bahwa semua
kelompok terdistribusi normal yang ditunjukkan dengan nilai p>0,05. Selanjutnya dilakukan
uji varian dan menghasilkan nilai probabilitas sebesar 0,671 (p>0,05) yang menunjukkan
bahwa variansi data yang diuji adalah sama. Dilakukan uji ANOVA satu arah dengan taraf
kepercayaan 95% dan diperoleh nilai probabilitas 0,000 (p<0,05) yang menunjukkan bahwa
setidaknya ada dua kelompok yang terdapat perbedaan bermakna. Uji Post Hoc Tukey HSD

11
dilakukan untuk melihat perbedaan yang ada. Rata-rata persen penghambatan inflamasi tiap
kelompok dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel II. Rata-rata persen penghambatan inflamasi (%PI) tiap kelompok perlakuan
Kelompok Mean %PI SE I II III IV V
I -0,014,27 - BTB BB BB BB
II -10,93 3,98 BTB - BB BB BB
III 42,91 3,55 BB BB - BTB BB
IV 54,80 3,20 BB BB BTB - BB
V 70,46 2,32 BB BB BB BB -
Keterangan :
Kelompok I : Kontrol negatif
Kelompok II : Kontrol Biocream
Kelompok III : Ekstrak etanol daun jambu biji 5%
Kelompok IV : Ekstrak etanol daun jambu biji 10%
Kelompok V : Ekstrak etanol daun jambu biji 15%
Mean %PI : Rata-rata persen penghambatan inflamasi
SE : Standar error
BB : Berbeda bermakna (p<0,05)
BTB : Berbeda tidak bermakna (p>0,05)
Persen penghambatan inflamasi pada tabel II menunjukkan bahwa persen
penghambatan inflamasi kontrol negatif tidak berbeda bermakna secara statistik (p>0,05)
dengan kontrol Biocream. Nilai rata-rata persen penghambatan inflamasi pada kontrol
negatif dan kontrol Biocream masing-masing adalah -0,01 dan -10,93%. Nilai persen
penghambatan inflamasi 0 menunjukkan bahwa kontrol negatif dan kontrol Biocream tidak
memiliki aktivitas antiinflamasi. Kelompok perlakuan ekstrak daun jambu biji konsentrasi 5;
10; dan 15% menunjukkan perbedaan yang bermakna dengan kelompok kontrol negatif dan
Biocream, dimana nilai persen penghambatan inflamasinya berturut-turut 42,91; 54,80; dan
70,46%. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok ekstrak etanol daun jambu biji memiliki
aktivitas antiinflamasi. Pada kelompok perlakuan ekstrak etanol daun jambu biji 5%
menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna dengan konsentrasi 10% dan perbedaan yang
bermakna dengan konsentrasi 15%. Kelompok perlakuan ekstrak etanol daun jambu biji 10%
menunjukkan perbedaan yang bermakna dengan konsentrasi 15%. Perbedaan yang tidak
bermakna antara konsentrasi 5 dan 10% diduga karena dengan peningkatan konsentrasi
sebesar 2 kali dari konsentrasi awal belum dapat dipastikan kandungan senyawa yang terdapat
pada ekstrak tersebut juga meningkat 2 kali lipat. Oleh karena itu, jumlah senyawa yang
berperan pada aktivitas antiinflamasi yang menempel pada reseptor belum mampu
menunjukkan perbedaan penghambatan inflamasi yang bermakna. Menurut Katzung (2012),

12
ukuran molekul, bentuk dan muatan listrik suatu senyawa obat mempengaruhi afinitasnya
terhadap reseptor, sehingga perubahan struktur kimia dapat berpengaruh pada afinitasnya.
Berdasarkan nilai persen penghambatan inflamasi dan analisis statistik kemudian dilanjutkan
penentuan konsentrasi optimum. Konsentrasi optimum adalah konsentrasi yang mampu
memberikan efek antiinflamasi terbesar dan berbeda secara statistik. Dari hasil persen
penghambatan yang diperoleh dapat diketahui bahwa kelompok ekstrak etanol daun jambu biji
15% memberikan efek antiinflamasi paling besar sehingga konsentrasi 15% ini dipilih sebagai
konsentrasi optimum dari ekstrak etanol daun jambu biji.
Penelitian ini didukung oleh penelitian Anggraini (2008) yang menunjukkan bahwa
ekstrak etanol daun jambu biji memiliki efek antiinflamasi. Daun jambu biji mengandung
senyawa fenolik, isoflavonoid, asam galat, catechin, epicathecin, rutin, naringenin dan
kaemferol (Barbalho dkk., 2012). Menurut Sabir (2003) mekanisme flavonoid dalam
menghambat terjadiya inflamasi melalui dua cara yaitu menghambat pelepasan arakhidonat
dan sekresi enzim lisosom dari sel netrofil dan sel endothelial, serta menghambat fase
proliferasi dan eksudasi dari proses inflamasi. Rahayu dkk. (2009) menyebutkan bahwa
pelepasan asam arakidonat yang terhambat dari sel radang akan menyebabkan kurang
tersedianya substrat arakidonat bagi jalur siklooksigenase dan jalur lipooksigenase, sehingga
akan menekan jumlah prostaglandin, prostasiklin, endoperoksida, tromboksan di satu sisi dan
asam hidroperoksida, asam hidroksieikosatetraienoat, leukotrien di sisi lainnya.
Penelitian ini merupakan penelitian skrining awal untuk mengetahui ada tidaknya efek
antiinflamasi topikal dari ekstrak etanol daun jambu biji. Dalam penelitian, peneliti tidak
menggunakan senyawa flavonoid tunggal sehingga terdapat kemungkinan senyawa metabolit
lain yang terkandung dalam ekstrak etanol daun jambu biji juga berperan dalam menghambat
aktivitas inflamasi. Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui
senyawa aktif apa saja yang berperan sebagai antiinflamasi dari ekstrak etanol daun jambu
biji.
KESIMPULAN
Ekstrak etanol daun jambu biji (Psidium guajava Linn.) memiliki efek antiinflamasi
topikal pada mencit betina galur Swiss yang terinduksi karagenin dengan konsentrasi optimum
15%, dan persen penghambatan inflamasi pada konsentrasi 5; 10; dan 15% secara berturut-
turut adalah 42,91; 54,80; dan 70,46%.
13
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, G., 2009, Teknologi Bahan Alam (Serial Farmasi Industri-2), Edisi revisi dan
perluasan, Penerbit ITB, Bandung, 17.
Anggraini, W., 2008, Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava
L.) Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas
Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Badan POM RI, 2013, Pedoman Teknologi Formulasi Sediaan Berbasis Ekstrak, Vol 2, Badan
POM RI, Jakarta, 10.
Barbalho, S., Machado, F., Goulart, R., Brunnati, A., Ottoboni, A., dan Nicolau C., 2012,
Medicinal & Aromatic Plants, http://dx.doi.org/10.4172/2167-0412.1000104 diakses
pada 9 April 2016
Corsini, E., Paola, R.D., Viviani, B., Genovese, T., Mazzon, E., Lucchi, L., Marinovich, M.,
Galli, C.L., dan Cuzzocrea, S., 2005, Increased Carragenan-Induced Acute Lung
Inflammation in Old Rats, Immunology, 115(2): 253-61.
Corwin, E.J., 2008, Handbook Of Pathophysiology, Third Edition, Colombus: The Ohio State
University, 303.
Dyatmiko, W., 2003, Efek Antiinflamasi Perasan Kering Buah Morinda Citrifolia Linn.
Secara Peroral Pada Tikus Putih, Berkala Penelitian Hayati, 9:53-55.
Gutiereez, R. M., Mitchell, S., dan Solis, R.V., 2008, Psidium guajava : A Review of Its
Traditional Uses, Phytochemistry and Pharmacology, J. Ethopharmacol, 117(1):1-27.
Ikawati, Z., Supardjan, A. M., Asmara, L. S., 2007, Pengaruh Senyawa Heksagamavunon-1
(HGV-1) Terhadap Inflamasi Akut Akibat Reaksi Anafilaksis Kutaneus Aktif pada
Tikus Wistar Jantan Terinduksi Ovalbumin, Laporan Penelitian, Fakultas Farmasi
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Katzung, B.G., Masters, S.B., dan Trevor A.J., 2012, Basic and Clinical
Pharmacology,diterjemahkan oleh Pendit, B.U., Ed. 12, EGC, Jakarta.
Ma, Y., Li, Y., Li, X., dan Wu, Y., 2013, Anti-inflammatory effects of 4-
methylcyclopentadecanone on edema models in mice, International Journal Molecular
Science,14(12):23980-92.
Mahdi, S., Altinkriti, Y., 2010, Extraction of Natural Products,
http://www.fkog.uu.se/course/a/biolakt/biolakt-archive/BiolAkt%202010-

14
2/StudentpresentationerHT2010%20(kopia)/BiolAktHT2010_ExtraktionNatProd_Yassir
_Suzan/work/studen[resentation.pdf, diakses pda 26 Oktober 2016.
Morris, C. J., 2003, Carragenin Induced Paw Edema in Rat an Mouse Inflammation Protocols,
Method in Molecular Biology, 225, 115-122.
Necas, J., Bartosikova, L., 2013, Carrageenan : A Review, Veterinarni Medicina, 58(4), 187-
205.
Pangestu, A., 2011, Rotary Evaporator dan Ultraviolet Lamp, PT Agro Media Pustaka,
Jakarta, 34.
Posadas, I., Bucci, M., Roviezzo, F., Rossi, A., Parente, L., Sautebin, L., Cirino, G., 2004,
Carrageenan-Induced Mouse Paw edema is Biphasic, age-weight Dependent and
Displays Differential Nitric Oxide Cyclooxygenase-2 Expression, British Journal of
Pharmacology, 142, 331-338.
Pourmourad, F., Hosseinimehr, S.J., and Shahabimajd, N., 2006, Antioxidant Activity, Phenol
And Flavonoid Contents Of Some Selected Iranian Medicinal Plants, African Joural of
Biotechnology, Vol 5(11), 1142-1145.
Rahayu, M., Wiryosoendjoyo, A., Prasetyo, 2009, Uji aktivitas antibakteri ekstrak sokletasi
dan maserasi buah Makasar terhadap bakteri Shigella dysentriae ATCC 9361 secara in
vitro, Biomedika, 2(1) 40-46.
Rao, C. S., 2015, Study of Pharmacological Anti-inflammatory Activity of Psidium guajava
Linn. Leaves an Bark by Tannin Fractions, Journal of Pharmacognosy and
Phytochemistry, 3,37-45.
Sabir, A., 2003, Pemanfaatan Flavonoid di Bidang Kedokteran Gigi, Majalah Kedokteran Gigi
(Dental Journal), Edisi Khusus Temu Ilmiah Nasional III, 36, 81-87.
Singh, M., Kumar, V., Singh, I., Gauttam, V., dan Kalia, A.N., 2010,Anti-inflammatory
Activity of Aqueous Extract of Mirabilis jalapa Linn. Leaves, Pharmacognosy
Research, 2(6), 364-367.
Stankov, S. V., 2012, Definition of Inflammation, Causes of Inflammation and Possible Anti-
inflammatory Strategies, The Open Inflammation Journal, 5(1), 1-9.
Suleyman, H., Demircan, B., Karaguz, Y., Oztasan, N., Suleyman, B., 2004, Anti-
Inflammatory Effects of Selective COX-2 Inhibitors, Polish Journal of Pharmacology,
56, 775-780.
Syamsuni, 2005, Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi, EGC, Jakarta, 36-39.

15
LAMPIRAN
Lampiran 1. Daun jambu biji dan ekstrak daun jambu biji

Gambar 3. Daun jambu biji basah Gambar 4. Daun jambu biji kering

Gambar 5. Ekstrak etanol daun Gambar 6. Krim ekstrak daun jambu biji
jambu biji

16
Lampiran 2. Alat moisture balance dan hasil pengukuran kadar air serbuk daun
jambu biji

Gambar 7. Alat pengukur kadar air moisture balance

Gambar 8. Hasil pengukuran kadar air serbuk daun jambu biji

17
Lampiran 3. Cara pembuatan udema, pengolesan ekstrak, dan pengukuran
udema

Gambar 9. Pembuatan udema secara subkutan pada kulit punggung mencit

Gambar 10. Pengolesan ekstrak daun jambu biji

Gambar 11. Pengukuran udema menggunakan jangka sorong

18
Lampiran 4. Basis krim, alat spuit injeksi, dan jangka sorong yang digunakan

Gambar 12. Krim Biocream yang digunakan sebagai basis krim ekstrak daun jambu
biji

Gambar 13. Alat spuit injeksi

Gambar 14. Alat pengukur udema jangka sorong

19
Lampiran 5. Surat pengesahan determinasi daun jambu biji (Psidium guajava
Linn.)

20
Lampiran 6. Surat kalibrasi jangka sorong

21
22
Lampiran 7. Surat Ethical Clearance (EC)

23
Lampiran 8. Surat legalitas penggunaan aplikasi SPSS untuk pengujian data
statistik

24
Lampiran 9. Rata-rata selisih tebal lipat kulit pada uji pendahuluan karagenin
Jam ke- Karagenin 1.5% Karagenin 3%
0 0 0
1 2.25 3.13
2 2.78 2.97
3 2.11 2.77
4 1.49 2.64
5 0.94 2.50
6 0.6 2.27

25
Lampiran 10. Rata-rata AUC total masing-masing perlakuan
Ekstrak Etanol Ekstrak Etanol Ekstrak Etanol
Kontrol
Kontrol Biocream Daun Jambu Daun Jambu Daun Jambu
Negatif
Biji 5% Biji 10% Biji 15%
13.11 15.82 5.86 4.23 4.41
11.04 14.7 7.48 6.42 3.44
12.06 13.01 7.27 5.93 2.83
13.31 13.73 7.07 5.73 4.35
14.19 13.4 8.69 6.48 3.79

26
Lampiran 11. Hasil analisis uji statistik nilai AUC total pada uji antiinflamasi
ekstrak etanol daun jambu biji
Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk

Perlakuan Statistic df Sig. Statistic df Sig.


AUC Kontrol Negatif .219 5 .200
*
.970 5 .873
Kontrol Biocream .239 5 .200
*
.928 5 .582
EEDJB 5% .220 5 .200
*
.959 5 .799
EEDJB 10% .288 5 .200
*
.831 5 .141
EEDJB 15% .213 5 .200
*
.927 5 .578
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction

27
Lampiran 12. Rata-rata AUC total dan standard error (SE) pada uji
antiinflamasi ekstrak etanol daun jambu biji
Descriptives
Perlakuan Statistic Std. Error
AUC Kontrol Negatif Mean 12.7420 .54391
95% Confidence Interval for Lower Bound 11.2319
Mean Upper Bound 14.2521
5% Trimmed Mean 12.7561
Median 13.1100
Variance 1.479
Std. Deviation 1.21621
Minimum 11.04
Maximum 14.19
Range 3.15
Interquartile Range 2.20
Skewness -.458 .913
Kurtosis -.501 2.000
Kontrol Biocream Mean 14.1320 .50637
95% Confidence Interval for Lower Bound 12.7261
Mean Upper Bound 15.5379
5% Trimmed Mean 14.1006
Median 13.7300
Variance 1.282
Std. Deviation 1.13229
Minimum 13.01
Maximum 15.82
Range 2.81
Interquartile Range 2.05
Skewness .896 .913
Kurtosis -.303 2.000
EEDJB 5% Mean 7.2740 .45213
95% Confidence Interval for Lower Bound 6.0187
Mean Upper Bound 8.5293

28
5% Trimmed Mean 7.2739
Median 7.2700
Variance 1.022
Std. Deviation 1.01100
Minimum 5.86
Maximum 8.69
Range 2.83
Interquartile Range 1.62
Skewness .005 .913
Kurtosis 1.597 2.000
EEDJB 10% Mean 5.7580 .40772
95% Confidence Interval for Lower Bound 4.6260
Mean Upper Bound 6.8900
5% Trimmed Mean 5.8028
Median 5.9300
Variance .831
Std. Deviation .91169
Minimum 4.23
Maximum 6.48
Range 2.25
Interquartile Range 1.47
Skewness -1.592 .913
Kurtosis 2.704 2.000
EEDJB 15% Mean 3.7640 .29485
95% Confidence Interval for Lower Bound 2.9454
Mean Upper Bound 4.5826
5% Trimmed Mean 3.7800
Median 3.7900
Variance .435
Std. Deviation .65930
Minimum 2.83
Maximum 4.41
Range 1.58

29
Interquartile Range 1.25
Skewness -.550 .913
Kurtosis -.960 2.000

30
Lampiran 13. Hasil analisis dengan uji One Way ANOVA dengan taraf
kepercayaan 95% dan uji Post Hoc Tukey HSD nilai AUC total pada uji
antiinflamasi ekstrak etanol daun jambu biji

Test of Homogeneity of Variances


AUC
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.595 4 20 .670

ANOVA
AUC
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 404.458 4 101.114 100.129 .000
Within Groups 20.197 20 1.010
Total 424.655 24

31
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable: AUC
Tukey HSD

Mean 95% Confidence Interval


Difference (I-
(I) Perlakuan (J) Perlakuan J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound

Kontrol Negatif Kontrol Biocream -1.39000 .63556 .225 -3.2918 .5118


*
EEDJB 5% 5.46800 .63556 .000 3.5662 7.3698
*
EEDJB 10% 6.98400 .63556 .000 5.0822 8.8858
*
EEDJB 15% 8.97800 .63556 .000 7.0762 10.8798
Kontrol Biocream Kontrol Negatif 1.39000 .63556 .225 -.5118 3.2918
*
EEDJB 5% 6.85800 .63556 .000 4.9562 8.7598
*
EEDJB 10% 8.37400 .63556 .000 6.4722 10.2758
*
EEDJB 15% 10.36800 .63556 .000 8.4662 12.2698
*
EEDJB 5% Kontrol Negatif -5.46800 .63556 .000 -7.3698 -3.5662
*
Kontrol Biocream -6.85800 .63556 .000 -8.7598 -4.9562
EEDJB 10% 1.51600 .63556 .160 -.3858 3.4178
*
EEDJB 15% 3.51000 .63556 .000 1.6082 5.4118
*
EEDJB 10% Kontrol Negatif -6.98400 .63556 .000 -8.8858 -5.0822
*
Kontrol Biocream -8.37400 .63556 .000 -10.2758 -6.4722
EEDJB 5% -1.51600 .63556 .160 -3.4178 .3858
*
EEDJB 15% 1.99400 .63556 .037 .0922 3.8958
*
EEDJB 15% Kontrol Negatif -8.97800 .63556 .000 -10.8798 -7.0762
*
Kontrol Biocream -10.36800 .63556 .000 -12.2698 -8.4662
*
EEDJB 5% -3.51000 .63556 .000 -5.4118 -1.6082
*
EEDJB 10% -1.99400 .63556 .037 -3.8958 -.0922

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

32

Multiple Comparisons
Lampiran 14. Data hasil perhitungan persen penghambatan inflamasi
Kontrol Negatif
Mencit AUC K.Negatif Nilai AUC %PI
1 12.74 13.11 -2.90
2 12.74 11.04 13.34
3 12.74 12.06 5.34
4 12.74 13.31 -4.47
5 12.74 14.19 -11.38

Kontrol Biocream
Nilai
Mencit AUC K.Negatif %PI
AUC
1 12.74 15.82 -24.18
2 12.74 14.7 -15.38
3 12.74 13.01 -2.12
4 12.74 13.73 -7.77
5 12.74 13.4 -5.18

Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji 5%


Mencit AUC K.Negatif Nilai AUC %PI
1 12.74 5.86 54.00
2 12.74 7.48 41.29
3 12.74 7.27 42.94
4 12.74 7.07 44.51
5 12.74 8.69 31.79

33
Ekstrak Etanol Daun jambu Biji 10%
Nilai
Mencit AUC K.Negatif %PI
AUC
1 12.74 4.23 66.80
2 12.74 6.42 49.61
3 12.74 5.93 53.45
4 12.74 5.73 55.02
5 12.74 6.48 49.14

Ekstrak Etanol Daun jambu Biji 15%


Nilai
Mencit AUC K.Negatif %PI
AUC
1 12.74 4.41 65.38
2 12.74 3.44 73.00
3 12.74 2.83 77.79
4 12.74 4.35 65.86
5 12.74 3.79 70.25

34
Lampiran 15. Hasil analisis uji statistik nilai persen penghambatan inflamasi
(%PI) pada uji antiinflamasi ekstrak etanol daun jambu biji

Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Perlakuan Statistic df Sig. Statistic df Sig.
*
PersenPI Kontrol Negatif .219 5 .200 .970 5 .874
*
Kontrol Biocream .239 5 .200 .928 5 .582
*
EEDJB 5% .220 5 .200 .959 5 .800
*
EEDJB 10% .288 5 .200 .831 5 .140
*
EEDJB 15% .213 5 .200 .928 5 .580
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction

35
Lampiran 16. Rata-rata persen penghambatan inflamasi (%PI) dan standard
error (SE) pada uji antiinflamasi ekstrak etanol daun jambu biji

Descriptives
Perlakuan Statistic Std. Error
PersenPI Kontrol Negatif Mean -.0140 4.26829
95% Confidence Interval for Lower Bound -11.8647
Mean Upper Bound 11.8367
5% Trimmed Mean -.1244
Median -2.9000
Variance 91.091
Std. Deviation 9.54418
Minimum -11.38
Maximum 13.34
Range 24.72
Interquartile Range 17.27
Skewness .457 .913
Kurtosis -.502 2.000
Kontrol Biocream Mean -10.9260 3.97510
95% Confidence Interval for Lower Bound -21.9627
Mean Upper Bound .1107
5% Trimmed Mean -10.6789
Median -7.7700
Variance 79.007
Std. Deviation 8.88860
Minimum -24.18
Maximum -2.12
Range 22.06
Interquartile Range 16.13
Skewness -.897 .913
Kurtosis -.299 2.000
EEDJB 5% Mean 42.9060 3.54843
95% Confidence Interval for Lower Bound 33.0540

36
Mean Upper Bound 52.7580
5% Trimmed Mean 42.9072
Median 42.9400
Variance 62.957
Std. Deviation 7.93454
Minimum 31.79
Maximum 54.00
Range 22.21
Interquartile Range 12.71
Skewness -.007 .913
Kurtosis 1.597 2.000
EEDJB 10% Mean 54.8040 3.20033
95% Confidence Interval for Lower Bound 45.9185
Mean Upper Bound 63.6895
5% Trimmed Mean 54.4522
Median 53.4500
Variance 51.211
Std. Deviation 7.15616
Minimum 49.14
Maximum 66.80
Range 17.66
Interquartile Range 11.53
Skewness 1.594 .913
Kurtosis 2.709 2.000
EEDJB 15% Mean 70.4560 2.31507
95% Confidence Interval for Lower Bound 64.0283
Mean Upper Bound 76.8837
5% Trimmed Mean 70.3306
Median 70.2500
Variance 26.798
Std. Deviation 5.17665
Minimum 65.38
Maximum 77.79

37
Range 12.41
Interquartile Range 9.78
Skewness .550 .913
Kurtosis -.959 2.000

38
Lampiran 17. Hasil analisis dengan uji One Way ANOVA dengan taraf
kepercayaan 95% dan uji Post Hoc Tukey HSD nilai persen penghambatan
inflamasi (%PI) total pada uji antiinflamasi ekstrak etanol daun jambu biji

ANOVA
PersenPI
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 24919.129 4 6229.782 100.137 .000
Within Groups 1244.256 20 62.213
Total 26163.385 24

Test of Homogeneity of Variances


PersenPI

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.594 4 20 .671

39
Post Hoc Tests

Multiple Comparisons
Dependent Variable: PersenPI
Tukey HSD

Mean 95% Confidence Interval


Difference (I-
(I) Perlakuan (J) Perlakuan J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound

Kontrol Negatif Kontrol Biocream 10.91200 4.98850 .225 -4.0155 25.8395


*
EEDJB 5% -42.92000 4.98850 .000 -57.8475 -27.9925
*
EEDJB 10% -54.81800 4.98850 .000 -69.7455 -39.8905
*
EEDJB 15% -70.47000 4.98850 .000 -85.3975 -55.5425
Kontrol Biocream Kontrol Negatif -10.91200 4.98850 .225 -25.8395 4.0155
*
EEDJB 5% -53.83200 4.98850 .000 -68.7595 -38.9045
*
EEDJB 10% -65.73000 4.98850 .000 -80.6575 -50.8025
*
EEDJB 15% -81.38200 4.98850 .000 -96.3095 -66.4545
*
EEDJB 5% Kontrol Negatif 42.92000 4.98850 .000 27.9925 57.8475
*
Kontrol Biocream 53.83200 4.98850 .000 38.9045 68.7595
EEDJB 10% -11.89800 4.98850 .160 -26.8255 3.0295
*
EEDJB 15% -27.55000 4.98850 .000 -42.4775 -12.6225
*
EEDJB 10% Kontrol Negatif 54.81800 4.98850 .000 39.8905 69.7455
*
Kontrol Biocream 65.73000 4.98850 .000 50.8025 80.6575
EEDJB 5% 11.89800 4.98850 .160 -3.0295 26.8255
*
EEDJB 15% -15.65200 4.98850 .037 -30.5795 -.7245
*
EEDJB 15% Kontrol Negatif 70.47000 4.98850 .000 55.5425 85.3975
*
Kontrol Biocream 81.38200 4.98850 .000 66.4545 96.3095
*
EEDJB 5% 27.55000 4.98850 .000 12.6225 42.4775
*
EEDJB 10% 15.65200 4.98850 .037 .7245 30.5795

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

40
BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi dengan judul Uji Efek Antiinflamasi Topikal


Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn.) pada
Edema Kulit Punggung Mencit Galur Swiss Terinduksi
Karagenin bernama lengkap Dian Pratiwi, lahir di Sarko, 8
April 1996. Penulis merupakan anak kedua dari dua
bersaudara pasangan Jumakir dan Ester Warniasih. Pendidikan
formal yang ditempuh penulis yaitu pendidikan Sekolah Dasar
di SD N 193/VI (2001-2007), pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP N 12
Merangin (2007-2010), pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA BOPKRI 2
Yogyakarta (2010-2013). Penulis melanjutkan pendidikan sarjana di Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tahun 2013. Penulis terlibat dalam berbagai
kepanitiaan, antara lain menjadi anggota divisi usaha pada Donor Darah JMKI
(2013), anggota konsumsi pada Paingan Festival (2014), koordinator konsumsi pada
Donor Darah JMKI (2014) dan koordinator konsumsi pada INSADHA (2015).
Semasa kuliah, penulis aktif sebagai anggota UKF kerohanian PMK Apostolos dan
pernah menjadi pengurus sebagai divisi Multimedia dam Publikasi (2015). Penulis
juga pernah menjadi asisten praktikum Mikrobiologi (2014 & 2015). Selain itu
penulis tergabung dalam komunitas Earth Hour Jogja dan pernah menjadi Volunteer
Antimicrobial Resistance campaign.

41

Anda mungkin juga menyukai