Disusun Oleh:
Rizki Rahmah Fauzia, S.Farm., MH., Apt
Sunamah, S.Farm., Apt
Nama :
NIM :
Semester :
Kelas :
Tanda tangan :
KATA PENGANTAR
II. Tujuan: Setelah mengikuti praktikum Komunikasi dan Konseling, mahasiswa Program
Sarjana Farmasi Semester VI mampu melakukan Pengelolaan Sedian Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi Perencanaan, Pengadaan,
Penerimaan, Penyimpanan, Pemusnahan, Pengendalian, Pencatatan dan Pelaporan,
serta mampu melakukan Pelayanan Farmasi Klinis meliputi Pelayanan Resep.
A. Buatlah list obat yang akan dibuatkan Surat Pesanan dalam buku defecta
B. Buatlah Surat Pesanan Obat
C. Buatlah Fakturnya
D. Tuliskan Obat-Obat yang diterima pada Buku Faktur/ Buku Penerimaan Barang
E. Tuliskan Bagaimana Penyimpanannya
F. Buatlah Kartu Stok
G. Hitung HJA obat tsb, dengan cara:
HNA = Harga Netto Apotek/ harga (modal) awal apotek dalam membeli obat dari
distributor
Mark Up = % keuntungan, ada yg menetapkan 25% (1,25) dan 30% (1,3)
PPN 10% = Pajak Pertambahan Nilai yg dikenakan untuk setiap pertambahan nilai
dari proses transaksi dari produsen hingga konsumen
HJA = Harga Jual Apotek, Harga yang ditawarkan kepada konsumen setelah
diperhitungkan HNA, PPN10%, dan Mark Up
Dengan kata lain
HJA = HNA X PPN 10% X Mark up
H. Buatlah Laporan Penggunaan
I. Buatlah Laporan Pemusnahan
LEMBAR KENDALI PRAKTIKUM
PRAKTIKUM 2
OBAT LUAR
Apotek STF YPIB
Jl. Perjuangan-Majasem, Kota Cirebon
Apoteker : Rizki Rahmah Fauzia, S.Farm., Apt
SIPA : 19881124/SIPA_32.74/2017/2 14
No : Tgl,
Nama :
Aturan Pakai : Sendok teh
Bungkus
……. X …… Tablet
Kapsul
Riwayat Pengobatan
Tanggal Dokter Nama Obat Aturan Indikasi
Mulai Berakhir
Pakai
Pcc,
Pro :
Umur :
Alamat:
LEMBAR KENDALI PRAKTIKUM
PRAKTIKUM 3
OBAT LUAR
Apotek STF YPIB
Jl. Perjuangan-Majasem, Kota Cirebon
Apoteker : Rizki Rahmah Fauzia, S.Farm., Apt
SIPA : 19881124/SIPA_32.74/2017/2 14
No : Tgl,
Nama :
Aturan Pakai : Sendok teh
Bungkus
……. X …… Tablet
Kapsul
Riwayat Pengobatan
Tanggal Dokter Nama Obat Aturan Indikasi
Mulai Berakhir
Pakai
Pcc,
Pro :
Umur :
Alamat:
LEMBAR KENDALI PRAKTIKUM
PRAKTIKUM 4
OBAT LUAR
Apotek STF YPIB
Jl. Perjuangan-Majasem, Kota Cirebon
Apoteker : Rizki Rahmah Fauzia, S.Farm., Apt
SIPA : 19881124/SIPA_32.74/2017/2 14
No : Tgl,
Nama :
Aturan Pakai : Sendok teh
Bungkus
……. X …… Tablet
Kapsul
Riwayat Pengobatan
Tanggal Dokter Nama Obat Aturan Indikasi
Mulai Berakhir
Pakai
Pcc,
Pro :
Umur :
Alamat:
LEMBAR KENDALI PRAKTIKUM
PRAKTIKUM 5
OBAT LUAR
Apotek STF YPIB
Jl. Perjuangan-Majasem, Kota Cirebon
Apoteker : Rizki Rahmah Fauzia, S.Farm., Apt
SIPA : 19881124/SIPA_32.74/2017/2 14
No : Tgl,
Nama :
Aturan Pakai : Sendok teh
Bungkus
……. X …… Tablet
Kapsul
Riwayat Pengobatan
Tanggal Dokter Nama Obat Aturan Indikasi
Mulai Berakhir
Pakai
Pcc,
Pro :
Umur :
Alamat:
LEMBAR KENDALI PRAKTIKUM
PRAKTIKUM 6
OBAT LUAR
Apotek STF YPIB
Jl. Perjuangan-Majasem, Kota Cirebon
Apoteker : Rizki Rahmah Fauzia, S.Farm., Apt
SIPA : 19881124/SIPA_32.74/2017/2 14
No : Tgl,
Nama :
Aturan Pakai : Sendok teh
Bungkus
……. X …… Tablet
Kapsul
Riwayat Pengobatan
Tanggal Dokter Nama Obat Aturan Indikasi
Mulai Berakhir
Pakai
Pcc,
Pro :
Umur :
Alamat:
BAB 1
PENDAHULUAN
B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk latihan pelaksanaan dan pengawasan pengadaan
perbekalan farmasi sehingga mendapatkan jumlah dan jenis sesuai kebutuhan dan dana
yang tersedia.
C. Prosedur
1. Mencatat sisa perbekalan farmasi yang sudah sampai jumlah persediaan pada TITIK
PESAN.
2. Dalam menetapkan jenis dan jumlah pengadaan perbekalan farmasi selalu
mempertimbangkan kebutuhan, harga dan ketersediaan anggaran atau dengan
menggunakan analisa Pareto-ABC atau analisa EOQ-ABC.
3. Membuat Surat Pesanan (SP) ditanda tangan oleh Apoteker Penanggungjawab
Apotek rangkap 2 (dua), menggunakan SP sesuai jenis perbekalan farmasi yang
dipesan (Nakotika, Psikotropika, Reguler, Prekursor), asli untuk distributor/ pemasok
dan tembusan untuk arsip.
4. Dibuat Buku Pesanan/Penerimaan barang (sebagai kendali pengadaan) berisi data
pemesanan yang disepakati (nama, spesifikasi, jumlah, dan kondisi pembelian) serta
catatan untuk kondisi barang, tanggal kadaluwarsa dan nomor bats ketika barang
datang
Catatan:
1. Surat pesanan Narkotika hanya dapat digunakan untuk 1 (satu) item Narkotika
2. Surat pesanan Psikotropika atau Prekursor Farmasi dapat digunakan untuk 1 (satu)
atau beberapa item Psikotropika atau Prekursor Farmasi
3. Surat pesanan sebagaimana dimaksud 1 dan 2 di atas harus terpisah dari pesanan
barang lain
II. PENERIMAAN SEDIAAN FARMASI
A. Tinjauan Umum
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menerima perbekalan farmasi yang telah
dipesan. Kegiatan ini harus dapat menjamin kesesuaian data yang ada di Buku
Pesanan/Penerimaan barang (nama, spesifikasi, jumlah, harga, dan kondisi pembelian)
serta mencatat kondisi barang, tanggal kadaluwarsa dan nomor batch (nomor batch
harus sesuai antara yang tertera di barang dan di faktur pembelian). Penenerimaan
merupakan kegiatan verifikasi penerimaan/penolakan, dokumentasi dan penyerahan
yang dilakukan dengan menggunakan "checklist" pada Buku Pesanan/Penerimaan
barang yang sudah disiapkan.
B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk pelaksanaan dan pengawasan penerimaan
perbekalan farmasi.
C. Prosedur
1. Memeriksa legalitas faktur pembelian dan/atau surat pengantar barang. mencakup:
identitas apotek pemesan dan identitas distributor.
2. Mencocokkan faktur dengan buku pesanan berkaitan dengan perbekalan farmasi
yang diterima. Mencakup: kesesuaian barang, spesifikasi, jumlah, harga, dan kondisi
pembelian, serta mencatat kondisi barang, tanggal kadaluwarsa dan nomor bats
(nomor bats harus sesuai antara yang tertera di barang dan di faktur pembelian).
Apabila sudah sesuai, baru diterima dan disimpan.
3. Memberi paraf dan stempel pada faktur penerimaan perbekalan farmasi.
4. Menginformasikan kepada distributor apabila terjadi ketidaksesuaian agar dilakukan
perbaikan.
5. Mencatatkan data jumlah, nomor batch dan tanggal kadaluwarsa perbekalan farmasi
ke dalam kartu stok.
III. PENYIMPANAN DAN PENATAAN PERBEKALAN FARMASI
A. Tinjauan Umum
Penyimpanan adalah suatu kegiatan menata dan memelihara dengan
cara menempatkan perbekalan farmasi yang diterima, pada tempat yang dinilai
aman dari pencurian dan gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat.
Metode penyimpanan dilakukan berdasarkan aspek farmakoterapi, bentuk
sediaan dan alfabetis. Dengan menerapkan prinsip FIFO (First In First Out =
pertama masuk-pertama keluar) dan FEFO (First Expired First Out = pertama
kadaluwarsa-pertama keluar). Tenaga kefarmasian harus rnemperhatikan obat-
obat yang harus disimpan secara khusus seperti: narkotika, psikotropika, obat-
obat tertentu, obat yang memerlukan suhu tertentu, dan obat yang mudah
terbakar.
B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk latihan pelaksanaan dan pengawasan penyimpanan
perbekalan farmasi.
C. Prosedur
1. Mencatat jumlah, nomor bats dan tanggal kadaluwarsa serta mencatat harga beli dan
kondisi pembelian perbekalan farmasi ke dalam kartu stok.
2. Menyimpan perbekalan farmasi yang diterima pada rak yang sesuai berdasarkan
aspek farmakoterapi, bentuk sediaan, secara alfabetis atau, penyimpanan khusus, dll.
3. Setiap penyimpanan perbekalan farmasi harus mengikuti prinsip FIFO (First In First
Out = pertama masuk-pertama keluar) dan FEFO (First Expired First Out = pertama
kadaluwarsa-pertama keluar).
4. Memasukkan bahan baku obat ke dalam wadah yang sesuai, memberi etiket yang
memuat nama obat, nomor batch dan tanggal kadaluwarsa.
5. Mengisi kartu stok setiap penambahan dan pengurangan perbekalan farmasi.
6. Menghindari menyimpan perbekalan farmasi dengan kekuatan yang berbeda dalam
satu wadah.
7. Menyalin Faktur Pembelian pada Buku Pembelian Barang
8. Menghitung Harga Jual Apotik (mengambil margin 25% untuk pelayanan
menggunakan resep dan 10% untuk pelayanan tanpa resep dari HNA + PPN)
CONTOH FAKTUR PEMBELIAN BARANG
Contoh Kartu Stok
Keterangan
( ) ( Rizki Rahmah F.,S.Farm., Apt. )
SIPA : 19881124/SIPA_32.74/2017/2 141
Contoh Laporan
LAPORAN PENGADAAN DAN PENYERAHAN OBAT MENGANDUNG
PREKURSOR FARMASI (PSEUDOEFEDRIN)
Cirebon,
Apoteker Penanggungjawab
Pemusnahan Obat
Klinik Muhammadiyah Lemahwungkuk
Jl. Mayor Sastraatmadja No. 6 Kota Cirebon
Telp (0231) 233853
Demikianlah berita acara ini kami buat sesungguhnya dengan penuh tanggung
jawab.
Berita acara ini dibuat rangkap 4 (empat) dan dikirim kepada :
1. Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon
2. Kepala Balai Besar POM di Bandung
3. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
4. Arsip di Instalasi Farmasi Klinik Muhammadiyah Lemahwungkuk
Cirebon,
Yang membuat berita acara
Saksi-saksi
1. ……………………………….
NIP.
2. ……………………………….
NIP.
Rizki Rahmah Fauzia,S.Farm.,Apt.
19881124/SIPA_32.74/2017/2 141
Cirebon,
Yang membuat berita acara
Saksi-saksi
1. ……………………………….
NIP.
2. ……………………………….
NIP.
Rizki Rahmah Fauzia,S.Farm.,Apt.
19881124/SIPA_32.74/2017/2 141
Pemusnahan Resep
Klinik Muhammadiyah Lemahwungkuk
Jl. Mayor Sastraatmadja No. 6 Kota Cirebon
Telp (0231) 233853
Demikianlah berita acara ini kami buat sesungguhnya dengan penuh tanggung
jawab.
2. ……………………………….
NIP.
Rizki Rahmah Fauzia,S.Farm.,Apt.
19881124/SIPA_32.74/2017/2 141
BAB 3
PELAYANAN RESEP
1. PENGKAJIAN RESEP
A. Tinjauan Umum
2. Nama dokter, nomor surat izin praktik (SIP), alamat, nomor telepon, paraf dan tanggal
penulisan resep.
2. Stabilitas; dan
4. Reaksi Obat yang tidak diinginkan (alergi, efek samping Obat, manifestasi klinis lain);
6. Interaksi.
Jika ditemukan adanya ketidaksesuaian dari hasil pengkajian maka Apoteker harus
menghubungi dokter penulis Resep. Pelayanan Resep dimulai dari penerimaan,
pengkajian, pemeriksaan ketersediaan, penyiapan sediaan farmasi, peracikan obat bila
perlu, pemeriksaan ulang, penyerahan disertai KIE/Konseling.
B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk latihan melakukan pengkajian Resep
C. Prosedur
1. Setelah praktikan dapat menjawab kuis terkait materi yang akan dipraktikumkan,
praktikan diperbolehkan masuk ke ruang praktikum.
2. Kepada setiap praktikan dibagikan soal ujian berisi skenario pasen dan resep sebagai
latihan yang harus diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
OBAT LUAR
Apotek STF YPIB
Jl. Perjuangan-Majasem, Kota Cirebon
Apoteker : Rizki Rahmah Fauzia, S.Farm., Apt
SIPA : 19881124/SIPA_32.74/2017/2 14
No : Tgl,
Nama :
Aturan Pakai : Sendok teh
Bungkus
……. X …… Tablet
Kapsul
Riwayat Pengobatan
Tanggal Dokter Nama Obat Aturan Indikasi
Mulai Berakhir
Pakai
25.Salinan Resep (Maksimal 10)
Buat salinan resep
Apotek STF YPIB
Jl. Perjuangan-Majasem, Kota Cirebon
Apoteker : Rizki Rahmah Fauzia, S.Farm., Apt
SIPA : 19881124/SIPA_32.74/2017/2 14
Tanggal Resep: Tanggal Penulisan Copy Resep :
No. Resep :
Nama Dokter :
Pcc,
Pro :
Umur :
Alamat:
Bab 4
PELAYANAN SWAMEDIKASI
A. Tinjauan Umum
Sesuai dengan Visi Kementerian Kesehatan yaitu “Terwujudnya Indonesia yang
Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong” maka
diselenggarakan Upaya Kesehatan yaitu setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara
dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit
(preventif), peningkatan kesehatan (promotif), pengobatan penyakit (kuratif), dan
pemulihan kesehatan (rehabilitatif) oleh pemerintah dan/atau masyarakat. Oleh karena
itu masyarakat diharapkan dapat berperan aktif dalam mengupayakan kesehatannya
sendiri.
Upaya masyarakat untuk mengobati dirinya sendiri dikenal dengan istilah
swamedikasi. Swamedikasi biasanya dilakukan untuk mengatasi keluhan-keluhan dan
penyakit ringan yang banyak dialami masyarakat, seperti: demam, nyeri, pusing, batuk,
influenza, sakit maag, kecacingan, diare, penyakit kulit dan lain-lain. Apoteker
Penanggungjawab Apotek diharapkan dapat mengawal pelayanan swamedikasi ini
dengan memberikan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE), dan memilihkan Obat
bebas atau bebas terbatas yang sesuai atau obat yang termasuk dalam Daftar Obat
Wajib Apotek (DOWA). Sehingga masyarakat dapat melakukan swamedikasi dengan
benar, terhindar dari penyalahgunaan obat (drug abuse) dan kesalahan penggunaan
obat (drug misuse).
B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk latihan pelaksanaan swamedikasi
C. Prosedur
1. Setelah praktikan dapat menjawab kuis terkait materi yang akan dipraktikumkan,
praktikan diperbolehkan masuk ke ruang praktikum.
2. Praktikan diberikan kasus swamedikasi (1 kasus/orang) dan menyelesaikan kasus
tersebut dalam waktu 15 menit, yang meliputi: rekomendasi obat yang sesuai,
penjelasan cara penggunaan obat, dan saran terapi non farmakologi.
3. Setelah menyelesaikan kasus tersebut, praktikan melakukan swamedikasi kepada
pasien, disertai KIE.
Bab 5 Konseling pasien
Konseling dapat didefinisikan sebagai interaksi orang per orang antara apoteker
dengan pasien. Proses ini merupakan suatu proses yang interaktif secara alami. Dalam
proses konseling ini harus dipastikan bahwa informasi yang diberikan dapat dimengerti
oleh pasien dan pasien dapat melaksanakan apa yang disarankan sehingga
meningkatkan keberhasilan terapi.
1. Materi Konseling
Apoteker harus dapat memberikan konseling secara rutin, efektif dan tepat
kepada pasien meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Nama zat aktif dan golongannya (antibiotic, pereda nyeri, dan lain-lain).
b. Petunjuk penggunaan termasuk edukasi cara pemakaian alat bantu seperti alat
takaran obat dan lain-lain.
c. Saran penyimpanan yang sesuai.
d. Interkasi obat-obat atau obat-makanan yang penting
e. Respon terapeutik yang diharapkan dari obat
f. Efek samping yang umum terjadi atau penting
g. Hal yang harus dilakukan pasien untuk memantau respon terapi mereka atau
mendeteksi adanya efek samping
h. Hal yang harus dilakukan pasien jika respon terapi yang diharapkan tidak
tercapai atau terjadi efek samping
6. Format Konseling
Konseling seharusnya dilakukan secara verbal dan dibantu dengan materi tertulis
untuk dapat dibaca oleh pasien di rumah. Kadang kondisi pasien tidak memungkinkan
berkonsentrasi terhadap apa yang dikatakan apoteker. Suatu pictogram akan sangat
membantu pasien, yaitu berupa gambar yang mendemonstrasikan cara menggunakan
sediaan tetes mata misalnya.
7. Area Konseling
Konseling sebaiknya dilakukan di tempat yang semi-private atau privat dimana
tidak banyak lalu lalang orang dan pengganggu konsentrasi. Pastikan tempat konseling
membuat nyaman pasien terutama untuk bertanya.
8. Dokumentasi
Sesi konseling harus didokumentasikan. Dokumentasi dapat dilakukan dengan
mengisi daftar checklist di atas dan menuliskan catatan yang perlu ditambah dengan
tindakan lanjut yang diperlukan dan juga bila pasien tidak ingin diberi konseling.
DAFTAR ISTILAH
Alat kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin dan/atau implan yang tidak
mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan
kesehatan pada manusia, dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi
tubuh.
Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik kefarmasian oleh
Apoteker.
Bahan Medis Habis Pakai adalah alat kesehatan yang ditujukan untuk penggunaan sekali
pakai (single use) yang daftar produknya diatur dalam peraturan perundang-
undangan.
Bahan Obat adalah bahan baik yang berkhasiat maupun tidak berkhasiat yang digunakan
dalam pengolahan obat dengan standar dan mutu sebagai bahan baku farmasi
termasuk baku pembanding.
Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian
luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar)
atau gigi dan membran mukosa mulut terutama untuk membersihkan,
mewangikan, mengubah penampilan dan atau memperbaiki bau badan atau
melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik.
Narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis
maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan
dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-
golongan sebagaimana terlampir dalam Undang-Undang tentang Narkotika.
Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam
rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan
kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia.
Obat-Obat Tertentu yang Sering Disalahgunakan yang selanjutnya disebut Obat-Obat
Tertentu adalah obat yang bekerja di sistem susunan syaraf pusat selain Narkotika
dan Psikotropika, yang pada penggunaan di atas dosis terapi dapat menyebabkan
ketergantungan dan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan
hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan
tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan
dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.
Pedagang Besar Farmasi yang selanjutnya disingkat PBF adalah perusahaan berbentuk
badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran
obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Perbekalan kesehatan adalah semua bahan dan peralatan yang diperlukan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan.
Prekursor Farmasi adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat
digunakan sebagai bahan baku/penolong untuk keperluan proses produksi industri
farmasi atau produk antara, produk ruahan, dan produk jadi yang mengandung
ephedrine, pseudoephedrine, norephedrine/phenylpropanolamine, ergotamin,
ergometrine, atau Potasium Permanganat.
Psikotropika adalah obat, baik alamiah maupun sintetis bukan Narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, atau dokter hewan kepada
Apoteker, baik dalam bentuk kertas maupun elektronik untuk menyediakan dan
menyerahkan sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan bagi pasien.
Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional, dan kosmetika.
Surat Izin Apotek yang selanjutnya disingkat SIA adalah bukti tertulis yang diberikan oleh
pemerintah daerah kabupaten/kota kepada Apoteker sebagai izin untuk
menyelenggarakan Apotek.
Surat Izin Praktik Apoteker yang selanjutnya disingkat SIPA adalah bukti tertulis yang
diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota kepada Apoteker sebagai
pemberian kewenangan untuk menjalankan praktik kefarmasian.
Surat Izin Praktik Tenaga Teknis Kefarmasian yang selanjutnya disingkat SIPTTK adalah
bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota kepada tenaga
teknis kefarmasian sebagai pemberian kewenangan untuk menjalankan praktik
kefarmasian.
Surat Tanda Registrasi Apoteker yang selanjutnya disingkat STRA adalah bukti tertulis
yang diberikan oleh konsil tenaga kefarmasian kepada apoteker yang telah
diregistrasi
Toko Obat/Pedagang Eceran Obat yang selanjutnya disebut Toko Obat adalah sarana
yang memiliki izin untuk menyimpan obat bebas dan obat bebas terbatas untuk dijual
secara eceran.
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan
secara terpadu, terintregasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit,
peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh
pemerintah dan/atau masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Beardsley, RS. 2005. Guidelines on Counseling. PEIPB. Diadaptasi dari Review of
literature: oral patient counseling by pharmacists. Proceedings of the national
symposium on oral counseling by pharmacists about prescription medicines.
Virginia Muchid, A. (2007). Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas.
Jakarta: Depkes RI
Peraturan Badan POM Nomor 28. 2018. Tentang Pedoman Pengelolaan ObatObat
Tertentu Yang Sering Disalahgunakan. Jakarta: Badan Pengawasan Obat dan
Makanan.
Peraturan Badan POM Nomor 4. 2018. Tentang Pengawasan Pengelolaan Obat, Bahan
Obat, Narkotika, Psikotropika, Dan Prekursor Farmasi di Fasilitas Pelayanan
Kefarmasian. Jakarta: Badan Pengawasan Obat dan Makanan.
Permenkes No.917. 1993 tentang Wajib Daftar Obat Jadi. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.
Permenkes Nomor 1175. 2010. Tentang Izin Produksi Kosmetika. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI.
Permenkes Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan dan
Pelaporan Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI.
Permenkes Nomor 73. 2016. Tenatng Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.
Permenkes Nomor 9. 2017. Tenatng Apotek. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
PP Nomor 51. 2009. Tentang Pekerjaan kefarmasian. Jakarta: Pemerintah RI.
Tan, H.T dan Rahardja, K. 2010. Obat-Obat Sederhana Untuk Gangguan SehariHari.
Jakarta: Elex Media Komputindo.
UU Nomor 36. 2009. Tentang Kesehatan. Jakarta: Pemerintah RI.
BLANGKO PENILAIAN PELAYANAN RESEP
Masalah dan tindakan apoteker pada Daftar Tilik Kajian Resep dituliskan secara
rinci pada Blangko Pengkajian Resep di bawah ini:
1. Blangko Pengkajian Resep (Nilai Maksimal 30)
Kategori Masalah Rincian Masalah Tindakan Apoteker
Administratif
Farmasetik
Klinis
OBAT LUAR
Apotek STF YPIB
Jl. Perjuangan-Majasem, Kota Cirebon
Apoteker : Rizki Rahmah Fauzia, S.Farm., Apt
SIPA : 19881124/SIPA_32.74/2017/2 14
No : Tgl,
Nama :
Aturan Pakai : Sendok teh
Bungkus
……. X …… Tablet
Kapsul
Riwayat Pengobatan
Tanggal Dokter Nama Obat Aturan Indikasi
Mulai Berakhir
Pakai
Pcc,
Pro :
Umur :
Alamat: