Anda di halaman 1dari 62

PENUNTUN PRAKTIKUM

MATA KULIAH KOMUNIKASI DAN KONSELING

Disusun Oleh:
Rizki Rahmah Fauzia, S.Farm., MH., Apt
Sunamah, S.Farm., Apt

SEKOLAH TINGGI FARMASI YPIB CIREBON


PROGRAM PENDIDIKAN STRATA 1 (S.1) FARMASI CIREBON
2020
LEMBAR IDENTITAS MAHASISWA

Nama :

NIM :

Semester :

Kelas :

Tanda tangan :
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillah buku penuntun/modul praktikum komunikasi dan konseling ini


dapat diselesaikan dengan baik. Buku penuntun/modul praktikum ini dibuat
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan yang terbaru tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit (PerMenKes RI No. 72 Tahun 2016), Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek (PerMenKes RI No. 73 Tahun 2016), Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas (PerMenKes RI No. 74 Tahun 2016).
Penuntun Praktikum ini dilengkapi dengan blangko-blangko terbaru terkait
pengadaan, penyimpanan, dan administrasi pembukuan yang akan menjadi bagian dari
materi praktikum. Di samping itu Penuntun Praktikum ini juga dilengkapi dengan daftar
istilah yang dikutip dari berbagai peraturan perundangundangan yang berlaku agar
praktikan mempunyai persepsi yang benar mengenai obyek profesi yang akan menjadi
bagian dari pekerjaan profesional mereka kelak. Penuntun Praktikum ini berisi Garis-
garis Besar Program Pengajaran (GBPP), Deskripsi Singkat dan Tujuan Praktikum,
Ketentuan dan Tata Cara Praktikum, serta Perincian dan Prosedur Praktikum. Melalui
Penuntun Praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat melaksanakan kegiatan praktikum
dengan sebaik-baiknya, untuk tercapainya hasil sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan.

Cirebon, Maret 2020


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI Halaman


HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
LEMBAR IDENTITAS MAHASISWA ……………………………………………. ………………….. ii
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………………… iii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………………………. iv
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN ……………………………………………….. v
LEMBAR KENDALI PRAKTIKUM …………………………………………………………………….. vii
BAB I Pendahuluan ………………………………………………………………………………………… 1
BAB II Pengadaan Dan Penerimaan Perbekalan Farmasi ………………………………… 2
2.1 Pengadaan Perbekalan Farmasi………………………………………………………………….
2.2 Penerimaan Perbekalan Farmasi………………………………………………………………….
2.3 Penyimpanan dan Penataan Perbekalan Farmasi ……………………………………….
BAB III Pelayanan Resep ………………………………………………………………………………….
3.1 Pengkajian Resep……………………………………………………………………………………………
3.2 Compounding dan Dispensing ……………………………………………………………………..
BAB IV Pelayanan Swamedikasi ………………………………………………………………………. .
BAB V Konseling Pasien …………………………………………………………………………………… .
BAB VI Evaluasi Praktikum ………………………………………………………………………………….
DAFTAR ISTILAH …………………………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………………………
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

I. Deskripsi singkat: Praktikum Komunikasi dan konseling membimbing mahasiswa


melakukan Praktik Pelayanan kefarmasian sesuai Permenkes No. 73 Tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, Permenkes No. 72 Tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit, dan Permenkes No. 74
Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas meliputi
Pengelolaan Perbekalan Farmasi dan Pelayanan Farmasi Klinis.

II. Tujuan: Setelah mengikuti praktikum Komunikasi dan Konseling, mahasiswa Program
Sarjana Farmasi Semester VI mampu melakukan Pengelolaan Sedian Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi Perencanaan, Pengadaan,
Penerimaan, Penyimpanan, Pemusnahan, Pengendalian, Pencatatan dan Pelaporan,
serta mampu melakukan Pelayanan Farmasi Klinis meliputi Pelayanan Resep.

No. Tujuan Pokok Bahasan Sub Pokok Waktu


Intruksional Bahasan
Khusus
1. Mampu - Perencanaan - Titik Pesan 3 jm
melakukan dan Pengadaan - Kartu stock
pengelolaan - Penyimpanan -Golongan
perbekalan -Kondisi obat
farmasi Pembelian -Surat
-Pencatatan Pesanan, Surat
dan Pelaporan Permintaan
- Harga obat - FIFO, FEFO
- Distributor
- HNA, HJA
-Margin
keuntungan
2. Mampu -Pengkajian Seni Membaca 15 jam
melakukan Resep, Resep
pelayanan - -
resep Compounding Administration
& Dispensing, error,
-Pelayanan Pharmaceutical
KIE/Konseling error, Clinical
error
- Masalah
terkait obat
- Perhitungan
dosis
- KIE/Konseling
3. Mampu -KIE/Koseling - Pengetahuan 3 jam
melaksanakan Gejala/keluhan tentang obat
pelayanan penyakit dan produk
swamedikasi -Kebutuhan obat,
obat pasien - Komunikasi
verbal,
- Kebutuhan
pasien

4. UTS dan UAS 6 jam

III. Perincian kegiatan praktikum: Praktikum Komunikasi dan Konseling mempunyai


beban 1 sks terdiri dari 16 x 3 jam = 48 jam yang terbagi menjadi 2 Kelas Besar yang
terdiri dari kegiatan pengelolaan perbekalan farmasi, pelayanan resep dan pelayanan
swamedikasi dengan berbagai kasus penyakit, dengan perincian sebagai berikut: 1.
Pengelolaan Perbekalan Farmasi - Pengadaan dan Penerimaan - Penyimpanan dan
Pelaporan 2. Pelayanan Resep dokter umum dan dokter spesialis - Pengkajian Resep
- Compounding & Dispensing - KIE/Konseling 3. Pelayanan Swamedikasi dengan
berbagai keluhan pasien, UTS dan UAS. Tiap mahasiswa dinyatakan telah
menyelesaikan praktikum apabila telah melaksanakan keseluruhan beban SKS dan
lulus evaluasi praktikum.

IV. Persyaratan Mengikuti Praktikum


1. Mahasiswa peserta praktikum adalah mahasiswa Program Sarjana Farmasi
Semester VI.
2. Praktikan wajib membawa lap/serbet bersih dan kalkulator, buku pustaka yang
diperlukan (ISO, MIMS, buku farmakologi-farmakoterapi berkaitan, dll).

V. Tata Tertib Praktikum


1. Tiap praktikan wajib menyelesaikan minimal 15 R/ Obat Jadi, 5 R/ campuran dan 1
swamedikasi
2. Praktikan hadir 15 menit sebelum praktikum berlangsung, dengan memakai jas
praktikum.
3. Setiap praktikan harus dapat menjawab kuis terkait materi yang dipraktikumkan,
sebagai tiket masuk ke ruangan praktikum.
4. Praktikan wajib menjaga ketenangan selama praktikum berlangsung.
5. Sesi praktikum dinyatakan selesai dan praktikan dibolehkan keluar ruangan
praktikum jika semua alat, ruang dan lemari pajang apotek telah dibersihkan dan
dirapikan kembali
LEMBAR KENDALI PRAKTIKUM
PRAKTIKUM 1

A. Buatlah list obat yang akan dibuatkan Surat Pesanan dalam buku defecta
B. Buatlah Surat Pesanan Obat
C. Buatlah Fakturnya
D. Tuliskan Obat-Obat yang diterima pada Buku Faktur/ Buku Penerimaan Barang
E. Tuliskan Bagaimana Penyimpanannya
F. Buatlah Kartu Stok
G. Hitung HJA obat tsb, dengan cara:
HNA = Harga Netto Apotek/ harga (modal) awal apotek dalam membeli obat dari
distributor
Mark Up = % keuntungan, ada yg menetapkan 25% (1,25) dan 30% (1,3)
PPN 10% = Pajak Pertambahan Nilai yg dikenakan untuk setiap pertambahan nilai
dari proses transaksi dari produsen hingga konsumen
HJA = Harga Jual Apotek, Harga yang ditawarkan kepada konsumen setelah
diperhitungkan HNA, PPN10%, dan Mark Up
Dengan kata lain
HJA = HNA X PPN 10% X Mark up
H. Buatlah Laporan Penggunaan
I. Buatlah Laporan Pemusnahan
LEMBAR KENDALI PRAKTIKUM
PRAKTIKUM 2

Daftar Tilik Kajian Resep

Kategori Masalah: Administratif

No. Masalah Keterangan Tindakan Pengatasan


1. Tanggal resep
2. Nama dokter
3. SIP
4. Alamat praktik
dokter
5. No. Telp. dokter
6. Paraf/Tanda
tangan dokter
7. Kejelasan tulisan
dokter
8. Nama pasien
9. Alamat pasien
10. No. Telp. pasien
11. Umur pasien
12. Berat badan pasien

Kategori Masalah: Farmasetik

No. Masalah Keterangan Tindakan Pengatasan


1. Bentuk Sediaan
2. Kekuatan Sediaan
3. Stabilitas
4. Ketercampuran
Obat

Kategori Masalah: Klinis

No. Masalah Keterangan Tindakan Pengatasan


1. Ketepatan Indikasi
2. Dosis Obat
3. Duplikasi
4. Polifarmasi
5. Alergi
6. Efek Samping
7. Manifestasi Klinis
Lain
8. Kontraindikasi
9. Interaksi Obat

2. Compounding & Dispensing (Nilai Maksimal 30)


Tuliskan Nama Obat yang diambil, satuan dan jumlahnya

No. Nama Obat Satuan Jumlah

3. Etiket (Maksimal 5) Tuliskan etiket sesuai resep


Apotek STF YPIB
Jl. Perjuangan-Majasem, Kota Cirebon
Apoteker : Rizki Rahmah Fauzia, S.Farm., Apt
SIPA : 19881124/SIPA_32.74/2017/2 14
No : Tgl,
Nama :
Aturan Pakai :

OBAT LUAR
Apotek STF YPIB
Jl. Perjuangan-Majasem, Kota Cirebon
Apoteker : Rizki Rahmah Fauzia, S.Farm., Apt
SIPA : 19881124/SIPA_32.74/2017/2 14
No : Tgl,
Nama :
Aturan Pakai : Sendok teh
Bungkus
……. X …… Tablet
Kapsul

4. Catatan Pengobatan Pasien (Nilai Maksimal 10)


Isi data pasien dan Riwayat pengobatan pasien
Data Pasien
Nama Riwayat Alergi
Jenis Kelamin Riwayat Penyakit
Usia Kebiasaan
BB/TB
Alamat Nama Dokter
No telp/Hp Hasil Laboratorium
Pekerjaan
Peserta Asuransi
Nb : Bagian yang diblok tidak perlu diisi

Riwayat Pengobatan
Tanggal Dokter Nama Obat Aturan Indikasi
Mulai Berakhir
Pakai

5. Salinan Resep (Maksimal 10)


Buat salinan resep
Apotek STF YPIB
Jl. Perjuangan-Majasem, Kota Cirebon
Apoteker : Rizki Rahmah Fauzia, S.Farm., Apt
SIPA : 19881124/SIPA_32.74/2017/2 14
Tanggal Resep: Tanggal Penulisan Copy Resep :
No. Resep :
Nama Dokter :

Pcc,

Pro :
Umur :
Alamat:
LEMBAR KENDALI PRAKTIKUM
PRAKTIKUM 3

Daftar Tilik Kajian Resep

Kategori Masalah: Administratif

No. Masalah Keterangan Tindakan Pengatasan


1. Tanggal resep
2. Nama dokter
3. SIP
4. Alamat praktik
dokter
5. No. Telp. dokter
6. Paraf/Tanda
tangan dokter
7. Kejelasan tulisan
dokter
8. Nama pasien
9. Alamat pasien
10. No. Telp. pasien
11. Umur pasien
12. Berat badan pasien

Kategori Masalah: Farmasetik

No. Masalah Keterangan Tindakan Pengatasan


1. Bentuk Sediaan
2. Kekuatan Sediaan
3. Stabilitas
4. Ketercampuran
Obat

Kategori Masalah: Klinis

No. Masalah Keterangan Tindakan Pengatasan


1. Ketepatan Indikasi
2. Dosis Obat
3. Duplikasi
4. Polifarmasi
5. Alergi
6. Efek Samping
7. Manifestasi Klinis
Lain
8. Kontraindikasi
9. Interaksi Obat

6. Compounding & Dispensing (Nilai Maksimal 30)


Tuliskan Nama Obat yang diambil, satuan dan jumlahnya

No. Nama Obat Satuan Jumlah

7. Etiket (Maksimal 5) Tuliskan etiket sesuai resep


Apotek STF YPIB
Jl. Perjuangan-Majasem, Kota Cirebon
Apoteker : Rizki Rahmah Fauzia, S.Farm., Apt
SIPA : 19881124/SIPA_32.74/2017/2 14
No : Tgl,
Nama :
Aturan Pakai :

OBAT LUAR
Apotek STF YPIB
Jl. Perjuangan-Majasem, Kota Cirebon
Apoteker : Rizki Rahmah Fauzia, S.Farm., Apt
SIPA : 19881124/SIPA_32.74/2017/2 14
No : Tgl,
Nama :
Aturan Pakai : Sendok teh
Bungkus
……. X …… Tablet
Kapsul

8. Catatan Pengobatan Pasien (Nilai Maksimal 10)


Isi data pasien dan Riwayat pengobatan pasien
Data Pasien
Nama Riwayat Alergi
Jenis Kelamin Riwayat Penyakit
Usia Kebiasaan
BB/TB
Alamat Nama Dokter
No telp/Hp Hasil Laboratorium
Pekerjaan
Peserta Asuransi
Nb : Bagian yang diblok tidak perlu diisi

Riwayat Pengobatan
Tanggal Dokter Nama Obat Aturan Indikasi
Mulai Berakhir
Pakai

9. Salinan Resep (Maksimal 10)


Buat salinan resep
Apotek STF YPIB
Jl. Perjuangan-Majasem, Kota Cirebon
Apoteker : Rizki Rahmah Fauzia, S.Farm., Apt
SIPA : 19881124/SIPA_32.74/2017/2 14
Tanggal Resep: Tanggal Penulisan Copy Resep :
No. Resep :
Nama Dokter :

Pcc,

Pro :
Umur :
Alamat:
LEMBAR KENDALI PRAKTIKUM
PRAKTIKUM 4

Daftar Tilik Kajian Resep

Kategori Masalah: Administratif

No. Masalah Keterangan Tindakan Pengatasan


1. Tanggal resep
2. Nama dokter
3. SIP
4. Alamat praktik
dokter
5. No. Telp. dokter
6. Paraf/Tanda
tangan dokter
7. Kejelasan tulisan
dokter
8. Nama pasien
9. Alamat pasien
10. No. Telp. pasien
11. Umur pasien
12. Berat badan pasien

Kategori Masalah: Farmasetik

No. Masalah Keterangan Tindakan Pengatasan


1. Bentuk Sediaan
2. Kekuatan Sediaan
3. Stabilitas
4. Ketercampuran
Obat

Kategori Masalah: Klinis

No. Masalah Keterangan Tindakan Pengatasan


1. Ketepatan Indikasi
2. Dosis Obat
3. Duplikasi
4. Polifarmasi
5. Alergi
6. Efek Samping
7. Manifestasi Klinis
Lain
8. Kontraindikasi
9. Interaksi Obat

10.Compounding & Dispensing (Nilai Maksimal 30)


Tuliskan Nama Obat yang diambil, satuan dan jumlahnya

No. Nama Obat Satuan Jumlah

11.Etiket (Maksimal 5) Tuliskan etiket sesuai resep


Apotek STF YPIB
Jl. Perjuangan-Majasem, Kota Cirebon
Apoteker : Rizki Rahmah Fauzia, S.Farm., Apt
SIPA : 19881124/SIPA_32.74/2017/2 14
No : Tgl,
Nama :
Aturan Pakai :

OBAT LUAR
Apotek STF YPIB
Jl. Perjuangan-Majasem, Kota Cirebon
Apoteker : Rizki Rahmah Fauzia, S.Farm., Apt
SIPA : 19881124/SIPA_32.74/2017/2 14
No : Tgl,
Nama :
Aturan Pakai : Sendok teh
Bungkus
……. X …… Tablet
Kapsul

12.Catatan Pengobatan Pasien (Nilai Maksimal 10)


Isi data pasien dan Riwayat pengobatan pasien
Data Pasien
Nama Riwayat Alergi
Jenis Kelamin Riwayat Penyakit
Usia Kebiasaan
BB/TB
Alamat Nama Dokter
No telp/Hp Hasil Laboratorium
Pekerjaan
Peserta Asuransi
Nb : Bagian yang diblok tidak perlu diisi

Riwayat Pengobatan
Tanggal Dokter Nama Obat Aturan Indikasi
Mulai Berakhir
Pakai

13.Salinan Resep (Maksimal 10)


Buat salinan resep
Apotek STF YPIB
Jl. Perjuangan-Majasem, Kota Cirebon
Apoteker : Rizki Rahmah Fauzia, S.Farm., Apt
SIPA : 19881124/SIPA_32.74/2017/2 14
Tanggal Resep: Tanggal Penulisan Copy Resep :
No. Resep :
Nama Dokter :

Pcc,

Pro :
Umur :
Alamat:
LEMBAR KENDALI PRAKTIKUM
PRAKTIKUM 5

Daftar Tilik Kajian Resep

Kategori Masalah: Administratif

No. Masalah Keterangan Tindakan Pengatasan


1. Tanggal resep
2. Nama dokter
3. SIP
4. Alamat praktik
dokter
5. No. Telp. dokter
6. Paraf/Tanda
tangan dokter
7. Kejelasan tulisan
dokter
8. Nama pasien
9. Alamat pasien
10. No. Telp. pasien
11. Umur pasien
12. Berat badan pasien

Kategori Masalah: Farmasetik

No. Masalah Keterangan Tindakan Pengatasan


1. Bentuk Sediaan
2. Kekuatan Sediaan
3. Stabilitas
4. Ketercampuran
Obat

Kategori Masalah: Klinis

No. Masalah Keterangan Tindakan Pengatasan


1. Ketepatan Indikasi
2. Dosis Obat
3. Duplikasi
4. Polifarmasi
5. Alergi
6. Efek Samping
7. Manifestasi Klinis
Lain
8. Kontraindikasi
9. Interaksi Obat

14.Compounding & Dispensing (Nilai Maksimal 30)


Tuliskan Nama Obat yang diambil, satuan dan jumlahnya

No. Nama Obat Satuan Jumlah

15.Etiket (Maksimal 5) Tuliskan etiket sesuai resep


Apotek STF YPIB
Jl. Perjuangan-Majasem, Kota Cirebon
Apoteker : Rizki Rahmah Fauzia, S.Farm., Apt
SIPA : 19881124/SIPA_32.74/2017/2 14
No : Tgl,
Nama :
Aturan Pakai :

OBAT LUAR
Apotek STF YPIB
Jl. Perjuangan-Majasem, Kota Cirebon
Apoteker : Rizki Rahmah Fauzia, S.Farm., Apt
SIPA : 19881124/SIPA_32.74/2017/2 14
No : Tgl,
Nama :
Aturan Pakai : Sendok teh
Bungkus
……. X …… Tablet
Kapsul

16.Catatan Pengobatan Pasien (Nilai Maksimal 10)


Isi data pasien dan Riwayat pengobatan pasien
Data Pasien
Nama Riwayat Alergi
Jenis Kelamin Riwayat Penyakit
Usia Kebiasaan
BB/TB
Alamat Nama Dokter
No telp/Hp Hasil Laboratorium
Pekerjaan
Peserta Asuransi
Nb : Bagian yang diblok tidak perlu diisi

Riwayat Pengobatan
Tanggal Dokter Nama Obat Aturan Indikasi
Mulai Berakhir
Pakai

17.Salinan Resep (Maksimal 10)


Buat salinan resep
Apotek STF YPIB
Jl. Perjuangan-Majasem, Kota Cirebon
Apoteker : Rizki Rahmah Fauzia, S.Farm., Apt
SIPA : 19881124/SIPA_32.74/2017/2 14
Tanggal Resep: Tanggal Penulisan Copy Resep :
No. Resep :
Nama Dokter :

Pcc,

Pro :
Umur :
Alamat:
LEMBAR KENDALI PRAKTIKUM
PRAKTIKUM 6

Daftar Tilik Kajian Resep

Kategori Masalah: Administratif

No. Masalah Keterangan Tindakan Pengatasan


1. Tanggal resep
2. Nama dokter
3. SIP
4. Alamat praktik
dokter
5. No. Telp. dokter
6. Paraf/Tanda
tangan dokter
7. Kejelasan tulisan
dokter
8. Nama pasien
9. Alamat pasien
10. No. Telp. pasien
11. Umur pasien
12. Berat badan pasien

Kategori Masalah: Farmasetik

No. Masalah Keterangan Tindakan Pengatasan


1. Bentuk Sediaan
2. Kekuatan Sediaan
3. Stabilitas
4. Ketercampuran
Obat

Kategori Masalah: Klinis

No. Masalah Keterangan Tindakan Pengatasan


1. Ketepatan Indikasi
2. Dosis Obat
3. Duplikasi
4. Polifarmasi
5. Alergi
6. Efek Samping
7. Manifestasi Klinis
Lain
8. Kontraindikasi
9. Interaksi Obat

18.Compounding & Dispensing (Nilai Maksimal 30)


Tuliskan Nama Obat yang diambil, satuan dan jumlahnya

No. Nama Obat Satuan Jumlah

19.Etiket (Maksimal 5) Tuliskan etiket sesuai resep


Apotek STF YPIB
Jl. Perjuangan-Majasem, Kota Cirebon
Apoteker : Rizki Rahmah Fauzia, S.Farm., Apt
SIPA : 19881124/SIPA_32.74/2017/2 14
No : Tgl,
Nama :
Aturan Pakai :

OBAT LUAR
Apotek STF YPIB
Jl. Perjuangan-Majasem, Kota Cirebon
Apoteker : Rizki Rahmah Fauzia, S.Farm., Apt
SIPA : 19881124/SIPA_32.74/2017/2 14
No : Tgl,
Nama :
Aturan Pakai : Sendok teh
Bungkus
……. X …… Tablet
Kapsul

20.Catatan Pengobatan Pasien (Nilai Maksimal 10)


Isi data pasien dan Riwayat pengobatan pasien
Data Pasien
Nama Riwayat Alergi
Jenis Kelamin Riwayat Penyakit
Usia Kebiasaan
BB/TB
Alamat Nama Dokter
No telp/Hp Hasil Laboratorium
Pekerjaan
Peserta Asuransi
Nb : Bagian yang diblok tidak perlu diisi

Riwayat Pengobatan
Tanggal Dokter Nama Obat Aturan Indikasi
Mulai Berakhir
Pakai

21.Salinan Resep (Maksimal 10)


Buat salinan resep
Apotek STF YPIB
Jl. Perjuangan-Majasem, Kota Cirebon
Apoteker : Rizki Rahmah Fauzia, S.Farm., Apt
SIPA : 19881124/SIPA_32.74/2017/2 14
Tanggal Resep: Tanggal Penulisan Copy Resep :
No. Resep :
Nama Dokter :

Pcc,

Pro :
Umur :
Alamat:
BAB 1
PENDAHULUAN

Pelayanan kefarmasian telah mengalami pergeseran fokus pelayanan, dari


pelayanan berorientasi produk ke pelayanan berorientasi pasien. Tradisi pelayanan yang
semula hanya melakukan pengelolaan obat sebagai komuditas, menjadi pelayanan yang
komprehensif dengan tujuan akhir meningkatkan kualitas hidup pasien. Komunikasi dan
Konseling sebagai salah satu model pelayanan kefarmasian yang menyesuaikan
terhadap situasi dan kondisi pergeseran fokus pelayanan tersebut. Bentuk interaksi
komunikasi dan konseling meliputi pelaksaan KIE dan/atau konseling, monitoring
penggunaan obat, memastikan tujuan akhir sesuai harapan dan menyelenggarakan
administrasi/pendokumentasian dengan baik. Seorang Farmasis harus memahami dan
menyadari kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatan (medication error), serta
mengantisipasi kemungkinan terjadinya masalah terkait obat (drug related problems)
baik aktual maupun potensial dalam proses pengobatan. Di tengah munculnya peran
baru sebagai konsekuensi perubahan orientasi tersebut, Farmasis harus tetap
menjalankan peran tradisionalnya sebagai pengelola produk, yang merupakan bagian
dari penjaminan mutu pelayanan kefarmasian.
BAB 2
Pengadaan dan Penerimaan Perbekalan Farmasi

I. PENGADAAN PERBEKALAN FARMASI


A. Tinjauan Umum
Pengadaan perbekalan farmasi adalah suatu proses kegiatan yang bertujuan agar
semua bahan dan peralatan yang diperlukan sesuai kebutuhan pelayanan tersedia
dalam jumlah dan jenis yang cukup. Untuk sektor pelayanan kefarmasian semua bahan
dan peralatan tersebut dikenal dengan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai. Pengadaan perbekalan farmasi akan efektif bila proses dilakukan
dengan cara dan kebijakan sesuai jumlah kebutuhan, kondisi pembelian dan pilihan
pemasok.
Kriteria yang harus dipenuhi dalam pengadaan perbekalan farmasi adalah: 1.
Perbekalan farmasi yang diadakan memiliki izin edar atau nomor registrasi. 2. Mutu,
keamanan dan kemanfaatan perbekalan farmasi dapat dipertanggungjawabkan. 3.
Pengadaan perbekalan farmasi berasal dari jalur resmi. 4. Dilengkapi dengan
persyaratan administrasi.
Aktifitas pengadaan meliputi aspek-aspek:
1. Perencanaan Perencanaan adalah kegiatan untuk menentukan jumlah dan waktu
pengadaan perbekalan farmasi sesuai dengan hasil kegiatan pemilihan, agar
terpenuhinya kriteria tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu serta efisien khususnya
untuk sediaan farmasi. Ada 3 (tiga) metode perencanaan sediaan farmasi: a. Pola
penyakit b. Pola konsumsi c. Kombinasi antara pola konsumsi dan pola penyakit.
2. Teknis Pengadaan Teknis Pengadaan adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk
merealisasikan hasil perencanaan. Teknik pengadaan yang efektif harus menjamin
tersedianya perbekalan farmasi dalam jenis dan jumlah yang tepat dengan harga
yang ekonomis dan memenuhi persyaratan mutu, keamanan dan kemanfaatan.
Teknis pengadaan merupakan kegiatan berkesinambungan mulai dari pengkajian
seleksi, penentuan jumlah yang dibutuhkan, penyesuaian antara kebutuhan dan
dana, pemilihan metode teknis pengadaan, pemilihan waktu pengadaan, pemilihan
pemasok, pemantauan proses pengadaan dan pembayaran.

B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk latihan pelaksanaan dan pengawasan pengadaan
perbekalan farmasi sehingga mendapatkan jumlah dan jenis sesuai kebutuhan dan dana
yang tersedia.

C. Prosedur
1. Mencatat sisa perbekalan farmasi yang sudah sampai jumlah persediaan pada TITIK
PESAN.
2. Dalam menetapkan jenis dan jumlah pengadaan perbekalan farmasi selalu
mempertimbangkan kebutuhan, harga dan ketersediaan anggaran atau dengan
menggunakan analisa Pareto-ABC atau analisa EOQ-ABC.
3. Membuat Surat Pesanan (SP) ditanda tangan oleh Apoteker Penanggungjawab
Apotek rangkap 2 (dua), menggunakan SP sesuai jenis perbekalan farmasi yang
dipesan (Nakotika, Psikotropika, Reguler, Prekursor), asli untuk distributor/ pemasok
dan tembusan untuk arsip.
4. Dibuat Buku Pesanan/Penerimaan barang (sebagai kendali pengadaan) berisi data
pemesanan yang disepakati (nama, spesifikasi, jumlah, dan kondisi pembelian) serta
catatan untuk kondisi barang, tanggal kadaluwarsa dan nomor bats ketika barang
datang

Catatan:
1. Surat pesanan Narkotika hanya dapat digunakan untuk 1 (satu) item Narkotika
2. Surat pesanan Psikotropika atau Prekursor Farmasi dapat digunakan untuk 1 (satu)
atau beberapa item Psikotropika atau Prekursor Farmasi
3. Surat pesanan sebagaimana dimaksud 1 dan 2 di atas harus terpisah dari pesanan
barang lain
II. PENERIMAAN SEDIAAN FARMASI
A. Tinjauan Umum
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menerima perbekalan farmasi yang telah
dipesan. Kegiatan ini harus dapat menjamin kesesuaian data yang ada di Buku
Pesanan/Penerimaan barang (nama, spesifikasi, jumlah, harga, dan kondisi pembelian)
serta mencatat kondisi barang, tanggal kadaluwarsa dan nomor batch (nomor batch
harus sesuai antara yang tertera di barang dan di faktur pembelian). Penenerimaan
merupakan kegiatan verifikasi penerimaan/penolakan, dokumentasi dan penyerahan
yang dilakukan dengan menggunakan "checklist" pada Buku Pesanan/Penerimaan
barang yang sudah disiapkan.

B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk pelaksanaan dan pengawasan penerimaan
perbekalan farmasi.

C. Prosedur
1. Memeriksa legalitas faktur pembelian dan/atau surat pengantar barang. mencakup:
identitas apotek pemesan dan identitas distributor.
2. Mencocokkan faktur dengan buku pesanan berkaitan dengan perbekalan farmasi
yang diterima. Mencakup: kesesuaian barang, spesifikasi, jumlah, harga, dan kondisi
pembelian, serta mencatat kondisi barang, tanggal kadaluwarsa dan nomor bats
(nomor bats harus sesuai antara yang tertera di barang dan di faktur pembelian).
Apabila sudah sesuai, baru diterima dan disimpan.
3. Memberi paraf dan stempel pada faktur penerimaan perbekalan farmasi.
4. Menginformasikan kepada distributor apabila terjadi ketidaksesuaian agar dilakukan
perbaikan.
5. Mencatatkan data jumlah, nomor batch dan tanggal kadaluwarsa perbekalan farmasi
ke dalam kartu stok.
III. PENYIMPANAN DAN PENATAAN PERBEKALAN FARMASI
A. Tinjauan Umum
Penyimpanan adalah suatu kegiatan menata dan memelihara dengan
cara menempatkan perbekalan farmasi yang diterima, pada tempat yang dinilai
aman dari pencurian dan gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat.
Metode penyimpanan dilakukan berdasarkan aspek farmakoterapi, bentuk
sediaan dan alfabetis. Dengan menerapkan prinsip FIFO (First In First Out =
pertama masuk-pertama keluar) dan FEFO (First Expired First Out = pertama
kadaluwarsa-pertama keluar). Tenaga kefarmasian harus rnemperhatikan obat-
obat yang harus disimpan secara khusus seperti: narkotika, psikotropika, obat-
obat tertentu, obat yang memerlukan suhu tertentu, dan obat yang mudah
terbakar.

B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk latihan pelaksanaan dan pengawasan penyimpanan
perbekalan farmasi.

C. Prosedur
1. Mencatat jumlah, nomor bats dan tanggal kadaluwarsa serta mencatat harga beli dan
kondisi pembelian perbekalan farmasi ke dalam kartu stok.
2. Menyimpan perbekalan farmasi yang diterima pada rak yang sesuai berdasarkan
aspek farmakoterapi, bentuk sediaan, secara alfabetis atau, penyimpanan khusus, dll.
3. Setiap penyimpanan perbekalan farmasi harus mengikuti prinsip FIFO (First In First
Out = pertama masuk-pertama keluar) dan FEFO (First Expired First Out = pertama
kadaluwarsa-pertama keluar).
4. Memasukkan bahan baku obat ke dalam wadah yang sesuai, memberi etiket yang
memuat nama obat, nomor batch dan tanggal kadaluwarsa.
5. Mengisi kartu stok setiap penambahan dan pengurangan perbekalan farmasi.
6. Menghindari menyimpan perbekalan farmasi dengan kekuatan yang berbeda dalam
satu wadah.
7. Menyalin Faktur Pembelian pada Buku Pembelian Barang
8. Menghitung Harga Jual Apotik (mengambil margin 25% untuk pelayanan
menggunakan resep dan 10% untuk pelayanan tanpa resep dari HNA + PPN)
CONTOH FAKTUR PEMBELIAN BARANG
Contoh Kartu Stok

Nama Barang : Codipront Cum Exp kapsul


No. Regester : DNL 7812415701 A1
Satuan : kapsul
HNA+PPN : Rp.4.500,-
Tanggal Masuk / Kondisi Jumlah Jumlah Sisa Stok
Keluar Pembelian Masuk Keluar
17/08/19 PT Kimia - 50 50
Farma
22/08/19 Resep - 10 40
No.0822003
Surat Pesanan

A. Surat Pesanan Obat Reguler

B. Surat Pesanan Narkotika


C. Surat Pesanan Psikotropika

D. Surat Pesanan Prekursor Farmasi


E. Surat Pesanan Obat-Obatan Tertentu
Surat Retur Pembelian

Klinik Muhammadiyah Lemahwungkuk


Jl. Mayor Sastraatmadja No. 6 Kota Cirebon
Telp (0231) 233853

Surat Retur Pembelian Supplier : PT. Muluk


No. Retur : RB01112017 Pratama Jaya
Tanggal : 20 November 2017 Alamat Supplier : Jl. Kesunean No.
11, Kota
Cirebon
No. Telp : (0231) 207901
No. Obat/Alat Kadaluars Satuan Jumlah Harga Diskon Sub
a (%) Total
1. Hufagrip Box 2
Forte

Diterima Oleh Dibuat Oleh

Keterangan
( ) ( Rizki Rahmah F.,S.Farm., Apt. )
SIPA : 19881124/SIPA_32.74/2017/2 141

CONTOH BUKU PESANAN/PENERIMAAN BARANG

No Tanggal PBF/ Nama Jumlah Harga Discount Total BN/ Ket


. Alamat/ Obat Obat ED
No
Faktur
1. 22/8/2019 PT Metformi 1 box 25.000 5% 23.50 A1456/
Enseval n 500 tab 0 Jan
Putra 2022
Mega
Jl.
Pilang,
Kota
Cirebon
No
Faktur
A543IJ
P

Contoh Laporan
LAPORAN PENGADAAN DAN PENYERAHAN OBAT MENGANDUNG
PREKURSOR FARMASI (PSEUDOEFEDRIN)

NAMA FASILITAS : Klinik Muhammadiyah Lemahwungkuk


ALAMAT KANTOR : Jl. Mayor Sastraatmadja No. 6, Kota Cirebon
KODE POS : 45114
NO. IZIN FASILITAS : 503/ Kep.043_Dinkes
BULAN :

NO Nama Obat yang Bentuk Kekua Stok Pemasukan Juml Sto K


. Mengandung Sediaan tan Awal Tgl Juml No ah k et
PSEUDOEFEDRIN ah .Be Peny Ak
ts erah hir
an

Cirebon,

Apoteker Penanggungjawab

Rizki Rahmah Fauzia,S.Farm., Apt.

SIPA : 19881124/SIPA_32.74/2017/2 141

Pemusnahan Obat
Klinik Muhammadiyah Lemahwungkuk
Jl. Mayor Sastraatmadja No. 6 Kota Cirebon
Telp (0231) 233853

BERITA ACARA PEMUSNAHAN OBAT KADALUARSA/RUSAK

Pada hari ini …………………… tanggal ……………….. bulan


…………………… tahun ……… sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian Di Rumah Sakit, kami yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama Apoteker Penanggung Jawab : Rizki Rahmah Fauzia,S.Farm.,Apt.
Nomor SIPA : 19881124/SIPA_32.74/2017/2 14
Nama Instalasi Farmasi : KlinikMuhammadiyah Lemahwungkuk
Alamat Klinik : Jl. Mayor Sastraatmadja No. 6 Kota
Cirebon

Dengan disaksikan oleh :


1. Nama :
NIP :
Jabatan :
2. Nama :
NIP :
Jabatan :

Telah melakukan pemusnahan obat sebagaimana tercantum dalam daftar


terlampir. Tempat dilakukan pemusnahan :
………………………………………………………………………….

Demikianlah berita acara ini kami buat sesungguhnya dengan penuh tanggung
jawab.
Berita acara ini dibuat rangkap 4 (empat) dan dikirim kepada :
1. Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon
2. Kepala Balai Besar POM di Bandung
3. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
4. Arsip di Instalasi Farmasi Klinik Muhammadiyah Lemahwungkuk

Cirebon,
Yang membuat berita acara
Saksi-saksi
1. ……………………………….
NIP.

2. ……………………………….
NIP.
Rizki Rahmah Fauzia,S.Farm.,Apt.

19881124/SIPA_32.74/2017/2 141

DAFTAR OBAT YANG DIMUSNAHKAN


NO. NAMA OBAT JUMLAH ALASAN
PEMUSNAHAN

Cirebon,
Yang membuat berita acara
Saksi-saksi
1. ……………………………….
NIP.

2. ……………………………….
NIP.
Rizki Rahmah Fauzia,S.Farm.,Apt.

19881124/SIPA_32.74/2017/2 141

Pemusnahan Resep
Klinik Muhammadiyah Lemahwungkuk
Jl. Mayor Sastraatmadja No. 6 Kota Cirebon
Telp (0231) 233853

BERITA ACARA PEMUSNAHAN RESEP

Pada hari ini …………………… tanggal ……………….. bulan


…………………… tahun ……… sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian Di Rumah Sakit, kami yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama Apoteker Penanggung Jawab : Rizki RahmahFauzia, S.Farm., Apt.
Nomor SIPA : 19881124/SIPA_32.74/2017/2 141
Nama Instalasi Farmasi : Klinik Muhammadiyah Lemahwungkuk
Alamat Klinik : Jl. Mayor Sastraatmadja No. 6 Kota
Cirebon

Dengan disaksikan oleh :


1. Nama :
NIP :
Jabatan :
2. Nama :
NIP :
Jabatan :

Telah melakukan pemusnahan Resep pada Instalasi Farmasi Klinik


Muhammadiyah Lemahwungkuk, yang telah melewati batas waktu penyimpanan
selama 5 (lima) tahun, yaitu :
Resep dari tanggal ………………………….sampai dengan tanggal
………………………….
Seberat …………………….. kg.
Resep Narkotika ……………… lembar
Tempat dilakukan pemusnahan :
………………………………………………………………….

Demikianlah berita acara ini kami buat sesungguhnya dengan penuh tanggung
jawab.

Berita acara ini dibuat rangkap 4 (empat) dan dikirim kepada :


1. Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon
2. Kepala Balai Besar POM di Bandung
3. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
4. Arsip di Instalasi Farmasi Klinik Muhammadiyah Lemahwungkuk
Cirebon,
Yang membuat berita acara
Saksi-saksi
1. ……………………………….
NIP.

2. ……………………………….
NIP.
Rizki Rahmah Fauzia,S.Farm.,Apt.

19881124/SIPA_32.74/2017/2 141

BAB 3
PELAYANAN RESEP

Setiap praktikan akan menerima masing-masing 1 lembar resep. Resep tersebut


dibawa pulang untuk dikerjakan di rumah. Resep-resep yang sudah dikerjakan dirumah,
selanjutnya dibawa di hari praktikum berikutnya untuk dilaporkan kepada dosen/asisten
pada setiap jam praktikum hingga terkumpul sejumlah 15 R/, yang semuanya dicatatkan
ke dalam lembar kendali praktikum dan diparaf oleh dosen/asisten penerima laporan.
Urutan pengerjaan resep meliputi Pengkajian/skrining resep, Compounding dan
Dispensing, Pengisian Catatan Pengobatan Pasien (PMR), dan pelayanan KIE/Konseling.

1. PENGKAJIAN RESEP

A. Tinjauan Umum

Peran Apoteker dalam pelayanan resep adalah bagaimana asuhan kefarmasian


(Pharmaceutical Care) menjadi filosofi dalam praktik pengerjaan resep. Asuhan
kefarmasian adalah tanggung-jawab apoteker dalam penyediaan terapi obat secara
langsung dengan tujuan mencapai manfaat optimal bagi peningkatan kualitas hidup
pasien. Secara praktis yang dilakukan Apoteker adalah bagaimana mencegah terjadinya
dan mengatasi adanya masalah-masalah terkait obat (Drug Related Problems/DRPs)
yang dapat mengganggu keberhasilan terapi.

Manfaat terapi sangat tergantung pada kesesuaian indikasi, besar-kecilnya risiko,


efektivitas obat, dan terpenuhi-tidaknya kebutuhan obat. Manfaat optimal meliputi
sembuh dari sakit, berhentinya atau terhambatnya proses sakit, hilangnya atau
berkurangnya gejala sakit, dan terhindar dari sakit. Kegiatan pengkajian Resep
merupakan langkah awal penerapan filosofi dalam praktik pengerjaan resep tersebut,
meliputi kajian administrasi, kesesuaian farmasetik dan pertimbangan klinis.

Kajian administrasi meliputi:

1. Nama pasien, umur, jenis kelamin dan berat badan;

2. Nama dokter, nomor surat izin praktik (SIP), alamat, nomor telepon, paraf dan tanggal
penulisan resep.

3. Kejelasan tulisan dokter

Kesesuaian farmasetik meliputi:

1. Bentuk dan kekuatan sediaan;

2. Stabilitas; dan

3. Kompatibilitas (ketercampuran obat).

Pertimbangan klinis meliputi:


1. Ketepatan indikasi dan dosis Obat;

2. Aturan, cara dan lama penggunaan Obat;

3. Duplikasi dan/atau polifarmasi;

4. Reaksi Obat yang tidak diinginkan (alergi, efek samping Obat, manifestasi klinis lain);

5. Kontra indikasi; dan

6. Interaksi.

Jika ditemukan adanya ketidaksesuaian dari hasil pengkajian maka Apoteker harus
menghubungi dokter penulis Resep. Pelayanan Resep dimulai dari penerimaan,
pengkajian, pemeriksaan ketersediaan, penyiapan sediaan farmasi, peracikan obat bila
perlu, pemeriksaan ulang, penyerahan disertai KIE/Konseling.

B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk latihan melakukan pengkajian Resep

C. Prosedur

1. Setelah praktikan dapat menjawab kuis terkait materi yang akan dipraktikumkan,
praktikan diperbolehkan masuk ke ruang praktikum.

2. Kepada setiap praktikan dibagikan soal ujian berisi skenario pasen dan resep sebagai
latihan yang harus diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.

3. Urutan Setetelah praktikan menerima resep, praktikan melakukan kajian resep


menggunakan daftar tilik kajian resep. Ada tidaknya masalah pada kolom masalah
diisikan pada kolom keterangan dan pengatasannya diisikan pada kolom tindakan
pengatasan

Daftar Tilik Kajian Resep

Kategori Masalah: Administratif

No. Masalah Keterangan Tindakan Pengatasan


1. Tanggal resep
2. Nama dokter
3. SIP
4. Alamat praktik
dokter
5. No. Telp. dokter
6. Paraf/Tanda
tangan dokter
7. Kejelasan tulisan
dokter
8. Nama pasien
9. Alamat pasien
10. No. Telp. pasien
11. Umur pasien
12. Berat badan pasien

Kategori Masalah: Farmasetik

No. Masalah Keterangan Tindakan Pengatasan


1. Bentuk Sediaan
2. Kekuatan Sediaan
3. Stabilitas
4. Ketercampuran
Obat

Kategori Masalah: Klinis

No. Masalah Keterangan Tindakan Pengatasan


1. Ketepatan Indikasi
2. Dosis Obat
3. Duplikasi
4. Polifarmasi
5. Alergi
6. Efek Samping
7. Manifestasi Klinis
Lain
8. Kontraindikasi
9. Interaksi Obat
2. COMPOUNDING DAN DISPENSING
A. Tinjauan Umum
Compounding atau meracik merupakan proses yang melibatkan pembuatan
(preparation), pemasangan/pengkombinasian antara obat satu dengan yang lain
(assembling), pencampuran (mixing), pengemasan (packaging), dan pemberian etiket
(labelling) dari obat sesuai dengan resep dokter. Compounding dilakukan apabila ada
permintaan resep dokter berupa pencampuran obat dengan tujuan penyesuaian dosis
atau pencampuran dengan maksud mengkombinasi beberapa kasiat obat yang tidak
terdapat pada satu sediaan obat jadi.
Beberapa hal perlu diperhatikan dalam meracik obat adalah ketidak
tercampurkannya obat baik secara farmasetik misalnya mencampur anatara sediaan
dalam bentuk salep dan krim, ataupun antara 2 obat yang mempunyai sifat kerja yang
berbeda misalnya antara obat yang bersifat kausatif (antibiotika) dengan obat yang
bersifat simtomatis (analgetik/antipiretik). Lalu mencampukan obat dengan jumlah
melebihi batas waktu penggunaan (beyond use date) harus dihindarkan. Dispensing
atau penyerahan obat harus disertai dengan pemberian KIE (Komunikasi, Informasi dan
Edukasi), dengan tujuan agar pasien mengerti untuk apa dan bagaimana menggunakan
obat dengan benar, baik cara maupun waktunya. Karena pada akhirnya penanggung
jawab penuh dalam penggunaan obat adalah pasien itu sendiri, agar tujuan pengobatan
dapat dicapai.
B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk latihan melakukan Compounding dan Dispensing
terdiri dari penyiapan, penyerahan dan pemberian KIE.
C. Prosedur
Setelah pengkajian Resep, langkah selanjutnya dilakukan sebagai berikut:
1. Menyiapkan Obat sesuai dengan permintaan Resep: a. Menghitung kebutuhan
jumlah Obat sesuai Resep; b. Mengambil Obat yang dibutuhkan pada rak
penyimpanan dengan memperhatikan nama Obat, tanggal kadaluwarsa dan keadaan
fisik Obat.
2. Melakukan peracikan Obat bila diperlukan
3. Memberikan etiket sekurang-kurangnya meliputi: a. Warna putih untuk Obat
dalam/oral; b. Warna biru untuk Obat luar dan suntik; c. Menempelkan label “kocok
dahulu” pada sediaan bentuk cair, suspensi atau emulsi.
4. Memasukkan Obat ke dalam wadah yang tepat. Setelah penyiapan Obat, langkah
selanjutnya dilakukan hal sebagai berikut:
a. Sebelum Obat diserahkan kepada pasien, dilakukan pemeriksaan kembali kesesuaian
antara penulisan etiket dengan Resep;
b. Memanggil nama dan nomor tunggu pasien;
c. Memeriksa ulang identitas dan alamat pasien serta dokter penulis resep;
d. Menyerahkan Obat, disertai pemberian KIE;
e. Memberikan informasi cara penggunaan Obat dan hal-hal yang terkait dengan Obat
antara lain manfaat Obat, makanan dan minuman yang harus dihindari, kemungkinan
efek samping, cara penyimpanan Obat dan lain-lain;
f. Memastikan bahwa yang menerima Obat adalah pasien atau keluarganya;
g. Membuat salinan Resep sesuai dengan Resep asli dan diparaf oleh Apoteker);
h. Apoteker membuat catatan pengobatan pasien.

BLANGKO PENILAIAN PELAYANAN RESEP


Masalah dan tindakan apoteker pada Daftar Tilik Kajian Resep dituliskan secara
rinci pada Blangko Pengkajian Resep di bawah ini:
1. Blangko Pengkajian Resep (Nilai Maksimal 30)
Kategori Masalah Rincian Masalah Tindakan Apoteker
Administratif
Farmasetik
Klinis

22.Compounding & Dispensing (Nilai Maksimal 30)


Tuliskan Nama Obat yang diambil, satuan dan jumlahnya

No. Nama Obat Satuan Jumlah


23.Etiket (Maksimal 5) Tuliskan etiket sesuai resep
Apotek STF YPIB
Jl. Perjuangan-Majasem, Kota Cirebon
Apoteker : Rizki Rahmah Fauzia, S.Farm., Apt
SIPA : 19881124/SIPA_32.74/2017/2 14
No : Tgl,
Nama :
Aturan Pakai :

OBAT LUAR
Apotek STF YPIB
Jl. Perjuangan-Majasem, Kota Cirebon
Apoteker : Rizki Rahmah Fauzia, S.Farm., Apt
SIPA : 19881124/SIPA_32.74/2017/2 14
No : Tgl,
Nama :
Aturan Pakai : Sendok teh
Bungkus
……. X …… Tablet
Kapsul

24.Catatan Pengobatan Pasien (Nilai Maksimal 10)


Isi data pasien dan Riwayat pengobatan pasien
Data Pasien
Nama Riwayat Alergi
Jenis Kelamin Riwayat Penyakit
Usia Kebiasaan
BB/TB
Alamat Nama Dokter
No telp/Hp Hasil Laboratorium
Pekerjaan
Peserta Asuransi
Nb : Bagian yang diblok tidak perlu diisi

Riwayat Pengobatan
Tanggal Dokter Nama Obat Aturan Indikasi
Mulai Berakhir
Pakai
25.Salinan Resep (Maksimal 10)
Buat salinan resep
Apotek STF YPIB
Jl. Perjuangan-Majasem, Kota Cirebon
Apoteker : Rizki Rahmah Fauzia, S.Farm., Apt
SIPA : 19881124/SIPA_32.74/2017/2 14
Tanggal Resep: Tanggal Penulisan Copy Resep :
No. Resep :
Nama Dokter :

Pcc,

Pro :
Umur :
Alamat:

26. Lembar KIE/Konseling (Nilai Maksimal 15)


A. Etika Komunikasi Nilai
0 Tidak memberi salam (selamat
pagi/siang/sore) dan tidak memperkenalkan
diri sebagai Apoteker
0, Hanya melakukan salah satu: memberi salam
atau memperkenalkan diri saja
5
1 Memberi salam dan memperkenalkan diri
sebagai Apoteker
B. Teknik Komunikasi
0 Bergumam/suara tidak jelas/berbisik-bisik
1 Suara jelas terdengar
Kecepatan Komunikasi/Berbicara
0 Bicara terlalu cepat/terlalu lambat
0, Terlalu banyak jeda (“mm…”) ketika bicara
5
1 Bicara dalam tempo cukup
Penggunaan Alat Peraga
0 Mengggunakan alat peraga tanpa
menyesuaikan dengan kebutuhan
1 Mengggunakan alat peraga sesuai dengan
kebutuhan
Body Language
0 Menunjukkan sikap tidak antusias/tidak
empati dan memasang jarak terlalu jauh
dengan pasien
1 Bersikap antusias/empati dan menjaga jarak
yang cukup dengan pasien
Eye Contact
0 Tidak menatap mata pasien selama
berkomunikasi
1 Banyak menatap mata pasien selama
berkomunikasi dan menjaga kesejajaran
pandangan mata
Bahasa
0 Menggunakan banyak istilah medis tanpa
menjelaskan maknanya
0, Menggunakan beberapa istilah medis dan
menjelaskan maknanya
5
1 Menggunakan Bahasa yang mudah difahami
pasien
C. Materi Konsultasi
Menjelaskan Indikasi dan Aturan Pakai
0 Tidak menjelaskan indikasi dan aturan pakai
obat
1 Hanya menjelaskan salah satu: indikasi saja
atau aturan pakai saja
2 Menjelaskan indikasi dan aturan pakai obat
Menjelaskan Cara Penyimpanan
0 Tidak menjelaskan cara penyimpanan Obat
1 Menjelaskan cara penyimpanan Obat
2 Menjelaskan Ciri-Ciri Efek samping dan Cara
Mengatasinya
Menjelaskan Kepatuhan Pemakaian Obat Sesuai
Petunjuk
0 Tidak menjelaskan pentingnya kepatuhan
minum obat sesuai petunjuk
1 Menjelaskan pentingnya kepatuhan minum
obat sesuai petunjuk tanpa menjelaskan
alasannya
2 Menjelaskan pentingnya kepatuhan minum
obat sesuai petunjuk beserta alasannya
Menjelaskan Saran Aktivitas yang Perlu dilakukan
dan/atau dihindari
0 Tidak menyebutkan saran aktivitas yang perlu
dilakukan dan/atau dihindari
1 Menyebutkan saran aktivitas yang perlu
dilakukan dan/atau dihindari

Bab 4
PELAYANAN SWAMEDIKASI
A. Tinjauan Umum
Sesuai dengan Visi Kementerian Kesehatan yaitu “Terwujudnya Indonesia yang
Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong” maka
diselenggarakan Upaya Kesehatan yaitu setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara
dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit
(preventif), peningkatan kesehatan (promotif), pengobatan penyakit (kuratif), dan
pemulihan kesehatan (rehabilitatif) oleh pemerintah dan/atau masyarakat. Oleh karena
itu masyarakat diharapkan dapat berperan aktif dalam mengupayakan kesehatannya
sendiri.
Upaya masyarakat untuk mengobati dirinya sendiri dikenal dengan istilah
swamedikasi. Swamedikasi biasanya dilakukan untuk mengatasi keluhan-keluhan dan
penyakit ringan yang banyak dialami masyarakat, seperti: demam, nyeri, pusing, batuk,
influenza, sakit maag, kecacingan, diare, penyakit kulit dan lain-lain. Apoteker
Penanggungjawab Apotek diharapkan dapat mengawal pelayanan swamedikasi ini
dengan memberikan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE), dan memilihkan Obat
bebas atau bebas terbatas yang sesuai atau obat yang termasuk dalam Daftar Obat
Wajib Apotek (DOWA). Sehingga masyarakat dapat melakukan swamedikasi dengan
benar, terhindar dari penyalahgunaan obat (drug abuse) dan kesalahan penggunaan
obat (drug misuse).
B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk latihan pelaksanaan swamedikasi
C. Prosedur
1. Setelah praktikan dapat menjawab kuis terkait materi yang akan dipraktikumkan,
praktikan diperbolehkan masuk ke ruang praktikum.
2. Praktikan diberikan kasus swamedikasi (1 kasus/orang) dan menyelesaikan kasus
tersebut dalam waktu 15 menit, yang meliputi: rekomendasi obat yang sesuai,
penjelasan cara penggunaan obat, dan saran terapi non farmakologi.
3. Setelah menyelesaikan kasus tersebut, praktikan melakukan swamedikasi kepada
pasien, disertai KIE.
Bab 5 Konseling pasien

Konseling dapat didefinisikan sebagai interaksi orang per orang antara apoteker
dengan pasien. Proses ini merupakan suatu proses yang interaktif secara alami. Dalam
proses konseling ini harus dipastikan bahwa informasi yang diberikan dapat dimengerti
oleh pasien dan pasien dapat melaksanakan apa yang disarankan sehingga
meningkatkan keberhasilan terapi.

1. Materi Konseling
Apoteker harus dapat memberikan konseling secara rutin, efektif dan tepat
kepada pasien meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Nama zat aktif dan golongannya (antibiotic, pereda nyeri, dan lain-lain).
b. Petunjuk penggunaan termasuk edukasi cara pemakaian alat bantu seperti alat
takaran obat dan lain-lain.
c. Saran penyimpanan yang sesuai.
d. Interkasi obat-obat atau obat-makanan yang penting
e. Respon terapeutik yang diharapkan dari obat
f. Efek samping yang umum terjadi atau penting
g. Hal yang harus dilakukan pasien untuk memantau respon terapi mereka atau
mendeteksi adanya efek samping
h. Hal yang harus dilakukan pasien jika respon terapi yang diharapkan tidak
tercapai atau terjadi efek samping

2. TIPS KONSELING: DAFTAR CHECKLIST MATERI KONSELING


a. Bina komunikasi dengan baik: tunjukkan perhatian kepada pasien baik secara
verbal maupun non verbal
b. Klarifikasi nama pasien dan nama dokter pemberi resep
c. Mengapa pasien harus menerima terapi atau tujuan pengobatan, respon terapi
yang diharapkan
d. Buka kemasan obat dan tunjukkan pada pasien bagaimana bentuk obat atau
demonstrasikan cara penggunaannya.
e. Jelaskan cara penggunaan
f. Jelaskan kapan obat harus diminum dan berapa lama
g. Jelaskan yang harus dilakukan jika dosis terlewat
h. Jelaskan perhatian yang harus diikuti
i. Jelaskan berbagai jenis makanan, minuman atau obat jenis OTC yang harus
dihindari
j. Jelaskan bagaimana pasien dapat mengetahui bahwa respon terapi yang
diharapkan tercapai
k. Jelaskan cara penyimpanan obat
l. Jelaskan apabila obat dapat ditebus kembali/diulang
m. Verifikasi apakah pasien memahami informasi yang diberikan
n. Tanyakan jika pasien ada pertanyaan
o. Dokumentasikan komunikasi anda dengan pasien dalam Catatan Pengobatan
Pasien (PMR)

3. Sasaran dan Waktu Konseling


Kuantitas maupun jenis informasi yang diberikan bervariasi tergantung pada
kebutuhan pasien dan situasi di lapangan. Secara ideal apoteker memberikan konseling
pada semua resep baru maupun resep ulangan. Jika tidak, konseling dapat diberikan
pada pasien tertentu atau pasien yang mendapatkan obat jenis tertentu sesuai
kebijakan di masing-masing apotek. Pertimbangan tersebut dapat berdasarkan pada:
a. Pasien yang mendapatkan obat lebih dari yang ditentukan (polifarmasi)
b. Pasien yang potensial mengalami gangguan pandangan, pendengaran ataupun
keseimbangan
c. Pasien anak-anak
d. Pasien yang mendapat antikoagulan

4. Daftar Pasien Yang Harus Selalu Mendapat Konseling


a. Pasien yang mengalami kebingungan dan pendampingan
b. Pasien yang mengalami gangguan pendengaran dan pandangan
c. Pasien buta huruf
d. Pasien yang memiliki profil perubahan pengobatan atau dosis
e. Pasien baru atau yang mendapatkan resep obat baru
f. Pasien anak-anak dan orang tuanya.
g. Pasien yang menerima oabat dengan penyimpanan khusus, aturan pakai yang
rumit, serta potensial mengalami efek samping
5. Daftar Pasien Yang Harus Mendapatkan Konseling Selang Waktu Tertentu:
a. Pasien asma
b. Pasien diabetes
c. Pasien yang memperoleh 4 atau lebih obat
d. Pasien yang secara mental kurang baik
e. Pasien yang menggunakan alat bantu gangguan kulit
f. Pasien penyalahgunaan obat
g. Pasien yang sakit parah

6. Format Konseling
Konseling seharusnya dilakukan secara verbal dan dibantu dengan materi tertulis
untuk dapat dibaca oleh pasien di rumah. Kadang kondisi pasien tidak memungkinkan
berkonsentrasi terhadap apa yang dikatakan apoteker. Suatu pictogram akan sangat
membantu pasien, yaitu berupa gambar yang mendemonstrasikan cara menggunakan
sediaan tetes mata misalnya.

7. Area Konseling
Konseling sebaiknya dilakukan di tempat yang semi-private atau privat dimana
tidak banyak lalu lalang orang dan pengganggu konsentrasi. Pastikan tempat konseling
membuat nyaman pasien terutama untuk bertanya.

8. Dokumentasi
Sesi konseling harus didokumentasikan. Dokumentasi dapat dilakukan dengan
mengisi daftar checklist di atas dan menuliskan catatan yang perlu ditambah dengan
tindakan lanjut yang diperlukan dan juga bila pasien tidak ingin diberi konseling.

Bab 6 Evaluasi Praktikum


Tiap mahasiswa dinyatakan telah menyelesaikan praktikum apabila telah
melaksanakan keseluruhan beban SKS dan lulus evaluasi praktikum. Evaluasi praktikum
berupa ujian pengelolaan perbekalan farmasi, menyiapkan resep dan/atau permintaan
swamedikasi dalam batas waktu yang ditentukan, ditambah KIE/konseling saat
penyerahan.
Secara rinci evaluasi terdiri dari rangkaian 4 station sebagai berikut:
Station 1: Setiap praktikan mendapatkan resep yang harus di selesaikan dalam waktu 10
menit, meliputi langkah-langkah:
a. Skrinning/Pengkajian resep
b. Compounding & Dispensing
c. Pembuatan Etiket d. Pembuatan Copy resep
Station 2: Setiap praktikan mengisi kartu stok dan menghitung HJA dengan margin 25%
dari HNA+PPN sesuai Faktur Pembelian yang disediakan, dalam waktu 5 menit
Station 3: Setiap praktikan membuat beberapa surat pesanan sesuai kartu stock yang
disediakan dalam waktu 5 menit
Station 4: Setiap praktikan yang dinyatakan dapat menyelesaikan station 1 dengan nilai
di atas nilai minimal, diperbolehkan melanjutkan penyerahan obat resep yang
telah diselesaikan pada station 1, kepada dosen penguji yang bertindak sebagai
pasien/orang tua pasien disertai KIE/Konseling dalam waktu 5 menit

DAFTAR ISTILAH
Alat kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin dan/atau implan yang tidak
mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan
kesehatan pada manusia, dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi
tubuh.
Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik kefarmasian oleh
Apoteker.
Bahan Medis Habis Pakai adalah alat kesehatan yang ditujukan untuk penggunaan sekali
pakai (single use) yang daftar produknya diatur dalam peraturan perundang-
undangan.
Bahan Obat adalah bahan baik yang berkhasiat maupun tidak berkhasiat yang digunakan
dalam pengolahan obat dengan standar dan mutu sebagai bahan baku farmasi
termasuk baku pembanding.
Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian
luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar)
atau gigi dan membran mukosa mulut terutama untuk membersihkan,
mewangikan, mengubah penampilan dan atau memperbaiki bau badan atau
melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik.
Narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis
maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan
dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-
golongan sebagaimana terlampir dalam Undang-Undang tentang Narkotika.
Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam
rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan
kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia.
Obat-Obat Tertentu yang Sering Disalahgunakan yang selanjutnya disebut Obat-Obat
Tertentu adalah obat yang bekerja di sistem susunan syaraf pusat selain Narkotika
dan Psikotropika, yang pada penggunaan di atas dosis terapi dapat menyebabkan
ketergantungan dan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan
hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan
tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan
dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.
Pedagang Besar Farmasi yang selanjutnya disingkat PBF adalah perusahaan berbentuk
badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran
obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Perbekalan kesehatan adalah semua bahan dan peralatan yang diperlukan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan.
Prekursor Farmasi adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat
digunakan sebagai bahan baku/penolong untuk keperluan proses produksi industri
farmasi atau produk antara, produk ruahan, dan produk jadi yang mengandung
ephedrine, pseudoephedrine, norephedrine/phenylpropanolamine, ergotamin,
ergometrine, atau Potasium Permanganat.
Psikotropika adalah obat, baik alamiah maupun sintetis bukan Narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, atau dokter hewan kepada
Apoteker, baik dalam bentuk kertas maupun elektronik untuk menyediakan dan
menyerahkan sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan bagi pasien.
Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional, dan kosmetika.
Surat Izin Apotek yang selanjutnya disingkat SIA adalah bukti tertulis yang diberikan oleh
pemerintah daerah kabupaten/kota kepada Apoteker sebagai izin untuk
menyelenggarakan Apotek.
Surat Izin Praktik Apoteker yang selanjutnya disingkat SIPA adalah bukti tertulis yang
diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota kepada Apoteker sebagai
pemberian kewenangan untuk menjalankan praktik kefarmasian.
Surat Izin Praktik Tenaga Teknis Kefarmasian yang selanjutnya disingkat SIPTTK adalah
bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota kepada tenaga
teknis kefarmasian sebagai pemberian kewenangan untuk menjalankan praktik
kefarmasian.
Surat Tanda Registrasi Apoteker yang selanjutnya disingkat STRA adalah bukti tertulis
yang diberikan oleh konsil tenaga kefarmasian kepada apoteker yang telah
diregistrasi
Toko Obat/Pedagang Eceran Obat yang selanjutnya disebut Toko Obat adalah sarana
yang memiliki izin untuk menyimpan obat bebas dan obat bebas terbatas untuk dijual
secara eceran.
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan
secara terpadu, terintregasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit,
peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh
pemerintah dan/atau masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
Beardsley, RS. 2005. Guidelines on Counseling. PEIPB. Diadaptasi dari Review of
literature: oral patient counseling by pharmacists. Proceedings of the national
symposium on oral counseling by pharmacists about prescription medicines.
Virginia Muchid, A. (2007). Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas.
Jakarta: Depkes RI
Peraturan Badan POM Nomor 28. 2018. Tentang Pedoman Pengelolaan ObatObat
Tertentu Yang Sering Disalahgunakan. Jakarta: Badan Pengawasan Obat dan
Makanan.
Peraturan Badan POM Nomor 4. 2018. Tentang Pengawasan Pengelolaan Obat, Bahan
Obat, Narkotika, Psikotropika, Dan Prekursor Farmasi di Fasilitas Pelayanan
Kefarmasian. Jakarta: Badan Pengawasan Obat dan Makanan.
Permenkes No.917. 1993 tentang Wajib Daftar Obat Jadi. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.
Permenkes Nomor 1175. 2010. Tentang Izin Produksi Kosmetika. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI.
Permenkes Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan dan
Pelaporan Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI.
Permenkes Nomor 73. 2016. Tenatng Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.
Permenkes Nomor 9. 2017. Tenatng Apotek. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
PP Nomor 51. 2009. Tentang Pekerjaan kefarmasian. Jakarta: Pemerintah RI.
Tan, H.T dan Rahardja, K. 2010. Obat-Obat Sederhana Untuk Gangguan SehariHari.
Jakarta: Elex Media Komputindo.
UU Nomor 36. 2009. Tentang Kesehatan. Jakarta: Pemerintah RI.
BLANGKO PENILAIAN PELAYANAN RESEP
Masalah dan tindakan apoteker pada Daftar Tilik Kajian Resep dituliskan secara
rinci pada Blangko Pengkajian Resep di bawah ini:
1. Blangko Pengkajian Resep (Nilai Maksimal 30)
Kategori Masalah Rincian Masalah Tindakan Apoteker
Administratif
Farmasetik
Klinis

2. Compounding & Dispensing (Nilai Maksimal 30)


Tuliskan Nama Obat yang diambil, satuan dan jumlahnya

No. Nama Obat Satuan Jumlah

3. Etiket (Maksimal 5) Tuliskan etiket sesuai resep


Apotek STF YPIB
Jl. Perjuangan-Majasem, Kota Cirebon
Apoteker : Rizki Rahmah Fauzia, S.Farm., Apt
SIPA : 19881124/SIPA_32.74/2017/2 14
No : Tgl,
Nama :
Aturan Pakai :

OBAT LUAR
Apotek STF YPIB
Jl. Perjuangan-Majasem, Kota Cirebon
Apoteker : Rizki Rahmah Fauzia, S.Farm., Apt
SIPA : 19881124/SIPA_32.74/2017/2 14
No : Tgl,
Nama :
Aturan Pakai : Sendok teh
Bungkus
……. X …… Tablet
Kapsul

4. Catatan Pengobatan Pasien (Nilai Maksimal 10)


Isi data pasien dan Riwayat pengobatan pasien
Data Pasien
Nama Riwayat Alergi
Jenis Kelamin Riwayat Penyakit
Usia Kebiasaan
BB/TB
Alamat Nama Dokter
No telp/Hp Hasil Laboratorium
Pekerjaan
Peserta Asuransi
Nb : Bagian yang diblok tidak perlu diisi

Riwayat Pengobatan
Tanggal Dokter Nama Obat Aturan Indikasi
Mulai Berakhir
Pakai

5. Salinan Resep (Maksimal 10)


Buat salinan resep
Apotek STF YPIB
Jl. Perjuangan-Majasem, Kota Cirebon
Apoteker : Rizki Rahmah Fauzia, S.Farm., Apt
SIPA : 19881124/SIPA_32.74/2017/2 14
Tanggal Resep: Tanggal Penulisan Copy Resep :
No. Resep :
Nama Dokter :

Pcc,

Pro :
Umur :
Alamat:

6. Lembar KIE/Konseling (Nilai Maksimal 15)


D. Etika Komunikasi Nilai
0 Tidak memberi salam (selamat
pagi/siang/sore) dan tidak memperkenalkan
diri sebagai Apoteker
0, Hanya melakukan salah satu: memberi salam
atau memperkenalkan diri saja
5
1 Memberi salam dan memperkenalkan diri
sebagai Apoteker
E. Teknik Komunikasi
0 Bergumam/suara tidak jelas/berbisik-bisik
1 Suara jelas terdengar
Kecepatan Komunikasi/Berbicara
0 Bicara terlalu cepat/terlalu lambat
0, Terlalu banyak jeda (“mm…”) ketika bicara
5
1 Bicara dalam tempo cukup
Penggunaan Alat Peraga
0 Mengggunakan alat peraga tanpa
menyesuaikan dengan kebutuhan
1 Mengggunakan alat peraga sesuai dengan
kebutuhan
Body Language
0 Menunjukkan sikap tidak antusias/tidak
empati dan memasang jarak terlalu jauh
dengan pasien
1 Bersikap antusias/empati dan menjaga jarak
yang cukup dengan pasien
Eye Contact
0 Tidak menatap mata pasien selama
berkomunikasi
1 Banyak menatap mata pasien selama
berkomunikasi dan menjaga kesejajaran
pandangan mata
Bahasa
0 Menggunakan banyak istilah medis tanpa
menjelaskan maknanya
0, Menggunakan beberapa istilah medis dan
menjelaskan maknanya
5
1 Menggunakan Bahasa yang mudah difahami
pasien
F. Materi Konsultasi
Menjelaskan Indikasi dan Aturan Pakai
0 Tidak menjelaskan indikasi dan aturan pakai
obat
1 Hanya menjelaskan salah satu: indikasi saja
atau aturan pakai saja
2 Menjelaskan indikasi dan aturan pakai obat
Menjelaskan Cara Penyimpanan
0 Tidak menjelaskan cara penyimpanan Obat
1 Menjelaskan cara penyimpanan Obat
2 Menjelaskan Ciri-Ciri Efek samping dan Cara
Mengatasinya
Menjelaskan Kepatuhan Pemakaian Obat Sesuai
Petunjuk
0 Tidak menjelaskan pentingnya kepatuhan
minum obat sesuai petunjuk
1 Menjelaskan pentingnya kepatuhan minum
obat sesuai petunjuk tanpa menjelaskan
alasannya
2 Menjelaskan pentingnya kepatuhan minum
obat sesuai petunjuk beserta alasannya
Menjelaskan Saran Aktivitas yang Perlu dilakukan
dan/atau dihindari
0 Tidak menyebutkan saran aktivitas yang perlu
dilakukan dan/atau dihindari
1 Menyebutkan saran aktivitas yang perlu
dilakukan dan/atau dihindari

Anda mungkin juga menyukai