SKRIPSI
Oleh:
NIM : 078114054
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
Oleh:
NIM : 078114054
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Ranindya Siska Pramitasari
Nomor Mahasiswa : 07 8114 054
Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENGARUH KOMPOSISI BEESWAX DAN CARNAUBA WAX SEBAGAI
BASIS TERHADAP KEKERASAN DAN DAYA LEKAT SEDIAAN LIPSTIK
DENGAN PELEMBAB MINYAK BUAH ALPUKAT (Persea americana Mill.)
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
ataupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Saya menyatakan dengan sesunguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarism dalam naskah ini,
maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih atas
skripsi yang berjudul ”Pengaruh Komposisi Beeswax Dan Carnauba Wax Sebagai
Basis Terhadap Kekerasan Dan Daya Lekat Sediaan Lipstik Dengan Pelembab
Minyak Buah Alpukat (Persea Americana Mill.)” dengan baik. Skripsi ini dibuat
sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) pada
Tetapi dengan adanya bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak,
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin
2. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
3. Dewi Setyaningsih, M.Sc., Apt. selaku Dosen Penguji yang telah bersedia
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Segenap dosen Fakultas Farmasi Sanata Dharma atas segala pengajaran dan
6. Om dan Tante Djati Waluyo Djoar atas segala bantuan, dukungan, kasih
pustaka di Jakarta.
Bandung.
10. PT. Tirta Buana Kemindo Cosmetic, PT. Baktijala Kencana Citra, PT.
Menjangan Sakti, PT. EAC Indonesia, PT. Mandom dan PT. Garlic Bina
11. Teman – teman pelayanan : KOREM 2006 – 2008, KOREM 2008 – 2010 dan
Sinta Kristiana Sari atas indahnya persaudaraan, doa dan semangat yang
12. Cinthya Wijayani dan Dinar Catur Mardianti, teman seperjuangan selama
Terima kasih atas segala suka, duka, tawa dan tangis yang mendewasakan.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13. Teman-teman FST dan FKK angkatan 2007 atas semangat yang selalu ada
untuk penulis.
14. Semua pihak yang tidak dapt disebutkan satu per satu yang telah membantu
sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang dapat berguna bagi
penyempurnaan skripsi ini. Semoga penelitian dan penulisan skripsi ini dapat
Penulis
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN ............................................................................................. 67
BIOGRAFI PENULIS .............................................................................. 95
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel I. Jenis asam lemak yang terkandung dalam buah alpukat ......... 17
Tabel II. Rancangan percobaan desain faktorial dengan dua faktor
dan dua level .................................................................... 21
Tabel III. Formula lipstik dari Pabrik M ............................................... 27
Tabel IV. Formula base lipstik menurut Harry (1982) .......................... 28
Tabel V. Formula hasil modifikasi ...................................................... 28
Tabel VI. Hasil pengukuran sifat fisik kekerasan lipstik ....................... 47
Tabel VII. Perhitungan nilai efek dalam menentukan kekerasan
lipstik .................................................................................... 48
Tabel VIII. Hasil perhitungan anova untuk respon kekerasan
lipstik berdasarkan Design Expert.......................................... 49
Tabel IX. Hasil pengukuran sifat fisik pergeseran kekerasan
lipstik ................................................................................... 52
Tabel X. Perhitungan nilai efek dalam menentukan pergeseran
kekerasan lipstik ................................................................... 53
Tabel XI. Hasil perhitungan Anova untuk respon pergeseran
kekerasan lipstik berdasarkan Design Expert ......................... 54
Tabel XII. Hasil pengukuran sifat fisik daya lekat lipstik ....................... 56
Tabel XIII. Perhitungan nilai efek dalam menentukan daya lekat
lipstik .................................................................................... 57
Tabel XIV. Hasil perhitungan Anova untuk respon daya lekat
lipstik berdasarkan Design Expert ......................................... 58
Tabel XV. Prediksi area komposisi optimum ......................................... 61
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTISARI
Kata Kunci : lipstik, minyak alpukat, beeswax, carnauba wax, kekerasan, daya
lekat, dan desain faktorial
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
The purpose of the research about the composition effect of beeswax and
carnauba wax as a base toward hardness and adhesiveness of moisturizing
avocado oil lipstick is to find out the composition effect from beeswax and
carnauba wax in to avocado oil lipstick which will result response due to the
parameter.
This research is a quasi experimental research which the research is
executed without any control and standard of comparison. This research it self
uses factorial desogn method with two factors and two levels. Then the observed
lipstick physical characteristic covers hardness, adhesiveness and physical
stability which also includes the hardness shifting after being storaged for a
month. To analyzed the data is by apllying the Desain Expert 7.0.0 program, then
the level of trust to used is reading 95%.
This research shows that composition of beeswax and carnauba wax
gives the influence toward hardness and adhesiveness of lipstick with avocado oil
moisturizing where carnauba wax has high contribution in increasing hardness
and adhesiveness of the lipstick.
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Penampilan yang sehat dan indah sangat didambakan oleh setiap wanita,
terutama bagi mereka yang sering berhadapan dengan orang lain. Setiap wanita
merupakan kebutuhan yang mutlak bagi wanita. Salah satu penunjang penampilan
dan dekoratif.
bentuk batang (roll up) yang terdiri dari minyak, malam, lemak dan zat warna
(Harry, 1982). Lipstik merupakan salah satu bentuk sediaan kosmetik yang
dikarenakan lipstik dapat digunakan untuk mewarnai dan membentuk bibir agar
terlihat lebih artistik dan menarik, sehingga dapat meningkatkan estetika dalam
atau pelindung bibir dan sebagai perawatan untuk mengurangi kerutan pada bibir.
Bibir secara anatomis dan fisiologisnya agak berbeda dari kulit bagian badan
lainnya. Bibir terdiri dari lapisan kulit yang sangat tipis, yaitu sekitar 3 sampai 5
lapisan seluler. Misalnya: lapisan stratum corneumnya sangat tipis dan dermisnya
1
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tidak mengandung kelenjar keringat maupun kelenjar minyak. Pada lapisan kulit
bibir juga tidak terdapat folikel rambut. Hal ini menunjukkan bahwa bibir tidak
memiliki lapisan perlindungan seperti kulit lainnya sehingga bibir menjadi sangat
terutama jika dalam udara yang dingin dan kering. Akan tetapi bibir memiliki
perlindungan alami berupa lapisan film berminyak yang sangat tipis yang dapat
membuatnya tetap basah. Dalam beberapa kasus, lapisan film ini dapat hilang dan
membuat bibir menjadi kering. Hanya air liur yang merupakan pembasah alami
Oleh karena itu, pada beberapa formula lipstik tertentu mempunyai bahan
khusus yang dapat menjaga bibir agar tidak kering dan tidak kehilangan
pelembab yang berasal dari alam, misalnya minyak alpukat atau yang sering
kaya lemak. Kadar lemaknya dua kali lebih banyak dari kandungan lemak durian.
Walaupun demikian, lemak alpukat termasuk lemak sehat, karena didominasi oleh
asam lemak tak jenuh tunggal oleat yang bersifat antioksidan kuat (Anonim a,
2007). Kandungan utama minyak lemak yang terdapat dalam buah alpukat,
biasanya asam oleat, asam palmitat dan asam linoleat. Selain itu, sejumlah minyak
lemak lain juga terkandung di dalamnya, antara lain : asam miristat, asam stearat,
dan asam arakhidonat (Kadam and Salunkhe, 1995). Minyak alpukat juga
besar saat diaplikasikan pada kulit. Efek pelembab yang ditimbulkan dapat
mengurangi adanya iritasi kulit dan kulit kering (Anonim a, 2008). Dengan
mengurangi permasalahan pada bibir dan memberikan hasil yang lebih aman
alpukat dalam penelitian ini diperoleh melalui proses ekstraksi dari daging buah
merupakan bahan yang penting dalam menentukan sifat fisis sediaan lipstik. Wax
dalam sediaan lipstik berfungsi memberikan bentuk dan menjaga bentuk lipstik
agar tetap dalam keadaan padat meskipun berada dalam temperature tinggi.
yang halus dan memberikan kekerasan pada sediaan. Komposisi campuran wax
merupakan hal yang sangat penting. Hasil formulasi yang baik ditentukan oleh
lipstik dengan pelembab minyak buah alpukat. Kombinasi wax yang dilakukan
yaitu beeswax dan carnauba wax. Carnauba wax merupakan jenis lilin yang
bersifat keras, mempunyai titik leleh tinggi dan diperlukan adanya kombinasi dari
jenis lilin yang lain karena sifatnya yang sangat rapuh. Menurut Howard (1974),
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
formula lipstik yang hanya mengandung satu jenis wax dengan titik leleh yang
tinggi dalam jumlah yang besar akan didapat hasil lipstik yang kurang baik.
Lipstik yang dihasilkan cenderung rapuh dan hal ini akan berpengaruh terhadap
sifat fisik yang akan dihasilkan serta acceptability dari konsumen. Oleh karena
itu, diperlukan adanya kombinasi dengan wax lain supaya dapat menghasilkan
sifat fisik lipstik yang baik. Beeswax merupakan jenis lilin yang baik untuk
dikombinasikan dengan carnauba wax karena akan memberikan sifat yang lebih
(Bodine, 2007). Beeswax juga mempunyai sifat retensi minyak yang baik dimana
dalam formulasi dan dapat memperbaiki struktur lipstik. Peran kedua wax yang
digunakan dalam formulasi sediaan lipstik ini bertujuan untuk memperoleh dan
membentuk struktur atau badan lipstik. Badan lipstik yang dihasilkan akan
lipstik yang memenuhi kualitas sifat fisik dan stabilitas sediaan, yaitu tidak terlalu
keras ataupun tidak terlalu lunak, tidak mudah patah, dapat bertahan lama di bibir
dan tetap stabil berada dalam bentuknya selama masa penyimpanan, distribusi
hingga digunakan oleh konsumen. Oleh karena itu, digunakan kombinasi beeswax
dan carnauba wax sebagai basis lipstik supaya sediaan lipstik yang dihasilkan
memiliki kekerasan dan daya lekat yang diharapkan. Kekerasan lipstik merupakan
goncangan dan tekanan mekanis selama proses pabrikasi sampai digunakan oleh
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menggambarkan waktu yang dibutuhkan lipstik untuk dapat melekat pada bibir.
Lipstik yang dihasilkan selanjutnya dilakukan uji sifat fisik meliputi kekerasan
komposisi beeswax dan carnauba wax, yaitu metode desain faktorial. Pada
penelitian ini digunakan metode desain faktorial dengan dua faktor yaitu beeswax
dan carnauba wax, serta dua level yaitu level rendah dan level tinggi. Metode
desain faktorial ini berfungsi untuk menentukan komposisi beeswax dan carnauba
wax, menentukan efek yang dominan antara beeswax, carnauba wax serta
menentukan efek yang dominan, metode ini juga dapat digunakan untuk
sediaan lipstik dengan pelembab minyak buah alpukat (Persea americana Mill.)
yang memenuhi respon kekerasan dan daya lekat. Hingga pada akhirnya dapat
diperoleh kesimpulan bahwa adanya faktor beeswax dan carnauba wax serta
interaksi dari beeswax dan carnauba wax sebagai basis lipstik berpengaruh
1. Perumusan Masalah
carnauba wax terhadap kekerasan dan daya lekat pada sediaan lipstik dengan
2. Keaslian Penelitian
tentang optimasi komposisi beeswax dan carnauba wax sebagai basis terhadap
kekerasan dan daya lekat sediaan lipstik dengan pelembab minyak buah alpukat
3. Manfaat Penelitian
komposisi beeswax dan carnauba wax terhadap kekerasan dan daya lekat pada
sediaan lipstik.
komposisi beeswax dan carnauba wax sebagai basis lipstik dalam menentukan
kekerasan dan daya lekat sediaan lipstik dengan pelembab minyak buah alpukat
B. Tujuan Penelitian
carnauba wax terhadap kekerasan dan daya lekat pada sediaan lipstik dengan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Bibir
jangatnya sangat tipis. Stratum germinativum tumbuh dengan kuat dan korium
mendorong papila dengan aliran darah yang banyak tepat di bawah permukaan
kulit. Pada kulit bibir tidak terdapat kelenjar keringat, tetapi pada permukaan kulit
bibir sebelah dalam terdapat kelenjar ludah, sehingga bibir akan nampak selalu
basah. Sangat jarangnya kelenjar lemak yang terdapat pada bibir menyebabkan
bibir hampir bebas dari lemak, sehingga dalam cuaca yang dingin dan kering,
1985).
germinativum, dan aliran darah lebih banyak mengalir di daerah permukaan kulit
bibir, maka bibir menunjukkan sifat lebih peka dibandingkan dengan kulit
lainnya. Karena itu, hendaknya berhati-hati dalam memilih bahan yang digunakan
untuk sediaan cat bibir, terutama dalam hal memilih lemak, pigmen dan zat
pengawet yang digunakan untuk maksud pembuatan sediaan itu (Depkes RI,
1985).
8
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 1. (a) Penampang melintang kulit (b) Penampang melintang kulit bibir
(Anonim d, 2009)
B. Lipstik
1. Definisi
pada bibir, berbentuk batang, biasanya merupakan campuran zat warna dalam
minyak, lemak dan malam. Lipstik biasanya digunakan untuk mewarnai bibir agar
terlihat sehat dan indah, serta dapat pula untuk mengubah bentuk bibir hingga
terlihat lebih menarik dan menyamarkan dari sisi buruk (Harry, 1982).
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Persyaratan lipstik
berikut :
a. Tidak mengandung zat warna beracun yang dapat menyebabkan iritasi atau
d. Tidak boleh terlalu keras atau terlalu rapuh, serta mengeras dan melunak
e. Bebas dari cacat seperti goresan, kerutan, serta permukaan kasar karena
f. Mudah dioleskan dan dapat memberikan lapisan tipis pada bibir yang tidak
g. Memberikan warna yang homogen dan cukup permanen tetapi tetap dapat
malam dalam suatu formula lipstik sangat menentukan kualitas dari sediaan lipstik
a. Lemak
Lemak merupakan suatu trigliserida ester dari gliserol dan asam lemak
rantai panjang. Kebanyakan asam bentuknya merupakan asam lemak jenuh yang
memiliki titik leleh tinggi, sehingga pada suhu kamar umumnya berbentuk padat.
Beberapa contoh dari lemak adalah lemak coklat (cocoa butter) dan lanolin
b. Minyak
Seperti halnya lemak, minyak juga merupakan trigliserida suatu ester dari
gliserol dengan asam lemak rantai panjang. Pada malam, asam lemaknya
kebanyakan berupa asam lemak tak jenuh yang mempunyai titik leleh rendah. Hal
ini menyebabkan minyak pada suhu kamar umumnya berbentuk cair. Salah satu
minyak yang sering digunakan dalam formulasi lipstik adalah minyak jarak
(castor oil) yang berfungsi untuk melarutkan zat warna. Minyak jarak merupakan
memperlambat pengendapan zat warna pada proses pencampuran dan juga dapat
c. Malam
Malam merupakan ester dari alkohol dan asam lemak rantai panjang.
titik leleh, dan menguatkan lipstik agar tetap elastic dan tidak rapuh. Malam dapat
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Zat warna
Zat warna adalah senyawa kimia yang dapat memberikan warna pada
benda lain. Zat warna dapat berasal dari tumbuh – tumbuhan, hewan, mineral atau
dapat dibuat secara sintetik (Balsam, 1972). Warna merupakan salah satu faktor
penting yang dapat menentukan nilai jual suatu lipstik. Zat warna yang digunakan
menjadi tiga, yaitu zat warna alam, pigmen anorganik, dan zat warna sintetik :
sehingga warna pigmen dapat berubah. Contoh pigmen anorganik yang biasa
digunakan dalam bidang kosmetika adalah red oclure, yellow oclure, green
oclure, besi oksida, titan dioksida (pigmen putih), dan ultramarine. Pigmen
anorganik tidak dapat larut dalam air maupun dalam pelarut organik (Mitsui,
1997).
Zat warna alam merupakan zat warna yang berasal dari tumbuhan, hewan
ataupun mineral. Jika dibandingkan dengan zat warna sintetik, kebanyakan zat
warna alam memiliki daya mewarnai yang lebih rendah dan memiliki warna yang
kurang stabil. Oleh sebab itu, sebagian besar zat warna alam telah digantikan oleh
Contoh zat warna alam yang sering digunakan diantaranya adalah karotenoid,
Merupakan zat warna yang diperoleh melalui reaksi kimia. Zat warna
sintetik ini lebih sering digunakan sebagai zat warna dalam sediaan kosmetika
zat warna alam, memberikan rentang warna yang lebih lebar, daya mewarnai lebih
kuat, penggunaannya lebih praktis dan sederhana, selain itu zat warna sintetik
juga mempunyai kestabilan yang baik. Tetapi dalam penggunaannya zat warna
sintetik dapat menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan, misalnya eosin
1) Dye, merupakan zat warna yang dapat larut dalam air, minyak dan
alkohol. Dye yang dapat larut dalam air memiliki gugus hidrofilik, yaitu gugus
sediaan kosmetika seperti lotion, milky lotion, lipstik dan shampoo. Contoh dye
yang larut dalam air adalah eosin dan ponceau, sedangkan dye yang larut dalam
minyak biasanya digunakan untuk minyak rambut dan lipstik. Contoh dye yang
dan dibromofluorosein.
2) Lakes, merupakan zat warna yang dibuat dari reaksi garam logam
dengan dye. Sebagai contoh misalnya Lithol rubine BCA yang terdiri atas garam
kalsium dan Lithol rubine B, FD&C merah No. 3, dan D&C merah No. 21, serta
terbentuknya sediaan yang baik, stabil, aman dan menarik. Sebagai contoh pada
cepat rusak dan tengik. Untuk itu perlu ditambahkan suatu antioksidan atau zat
pengawet. Untuk menutupi bau lemak yang kurang enak, dapat ditambahkan zat
menyebabkan iritasi pada kulit bibir yang peka, harus stabil, serta harus dapat
a. Antioksidan
oksidasi dari castor oil, basis lemak atau bahan tak jenuh lainnya, sehingga akan
adalah BHA (Butil Hidroksi Anisol), BHT (Butil Hidroksi Toluen), vitamin E,
propil galat, dan asam sitrat. Penggunaan antioksidan diperlukan dalam jumlah
b. Pengawet
Karena lemak merupakan media yang baik dan mudah untuk ditumbuhi
jamur, maka ke dalam sediaan lipstik yang hampir selalu mengandung lemak,
harus ditambahkan suatu zat antijamur atau zat pengawet, seperti nipagin, nipasol,
c. Pewangi
Selain warna dan penampilan fisik yang baik, bau juga memiliki peranan
Penggunaan zat pewangi pada lipstik haruslah selektif dan sesedikit mungkin
(tidak boleh lebih dari 2%) untuk mencegah iritasi. Selain harus dapat menutupi
bau lemak, zat pewangi, juga harus stabil, tidak menyebabkan iritasi, tidak
pembuatan lipstik adalah minyak atsiri yang berasal dari bunga, buah, atau
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
rempah-rempah seperti mawar (oleum rosae), jeruk (oleum citri), cengkeh (oleum
C. Tanaman Alpukat
1. Morfologi tanaman
berkayu, bulat, bercabang, coklat kotor. Alpukat mempunyai daun tunggal, bulat
telur atau bentuk jorong, bertangkai, letak tersebar, ujung dan pangkal runcing,
berkelamin dua, tumbuh di ujung ranting. Jumlah benang sari dua belas, ruang
kepala sari empat, berwarna putih kotor. Mahkota berambut, diameter 1 – 1,5 cm,
berwarna putih kekuningan. Buah alpukat adalah buni, bulat telur, panjang 5 – 20
cm, lebar 5 cm sampai 10 cm, berbintik-bintik atau gudul, berwarna hijau atau
kuning, keunguan, harum, daging buah jika sudah masak lunak. Biji alpukat
berbentuk bulat, diameter 2,5 – 5 cm, keping biji putih kemerahan. Alpukat
mempunyai akar tunggang, bulat, berwarna coklat (Depkes RI, 1978 dan Hutapea,
2001).
Buah dan daun mengandung saponin, alkaloid dan flavonoid. Buah juga
(Anonim, 2006).
3. Avocado oil
alpukat mudah diserap oleh kulit, dimana hal ini membantu untuk
2007).
adalah asam oleat, asam palmitat dan asam linoleat. Asam oleat terkandung paling
banyak dalam buah alpukat. Selain itu, sejumlah minyak lemak lain juga
terkandung di dalamnya, antara lain : asam miristat, asam stearat, dan asam
Penggolongan asam lemak menurut jumlah atom C ada tiga, yaitu asam
lemak rantai pendek, asam lemak rantai sedang dan asam lemak rantai panjang.
Asam lemak rantai pendek adalah asam lemak yang memiliki atom C sebanyak <
6. Asam lemak rantai sedang adalah asam lemak yang memiliki atom C sebanyak
6 – 12. Asam lemak rantai panjang adalah asam lemak yang memiliki atom C
sebanyak ≥ 16. Dari Tabel I di atas dapat dilihat bahwa asam lemak yang
(Anonim b, 2009).
obat topikal dan sediaan kosmetik. Asam lemak ini bertindak sebagai emollient
permeabilitas kulit dan meningkatkan fungsi sebagai skin barrier. Salah satu
contoh senyawa emollient yang biasa digunakan dalam kosmetik adalah asam
stearat, asam linoleat, asam oleat, asam linolenat dan asam laurat (Kraft, J.N. and
D. Beeswax
Beeswax atau Cera alba berasal dari sarang lebah madu Apis melliferus
(Familia Apidae), memiliki titik leleh 61-65 oC, berguna untuk menaikkan titik
leleh tanpa menyebabkan lipstik terlalu keras dan kaku, juga berfungsi sebagai
pengikat yang sangat baik, sehingga dapat menghasilkan massa lipstik yang
konsentrasi antara 5-20 %. Beeswax larut dalam kloroform, eter, minyak, minyak
hidrokarbon, ester, kolesterol dan zat warna. Pemerian : zat padat, coklat
kekuningan, bau enak seperti madu, agak rapuh, jika dingin menjadi elastis, jika
hangat dan keras patahannya buram dan berbutir-butir. Kelarutan : praktis tidak
larut air, sukar larut dalam etanol, larut dalam kloroform, larut dalam éter hangat,
larut dalam minyak lemak dan dalam minyak atsiri. Beeswax tidak hanya
digunakan pada kosmetika bentuk cream dan lotion tetapi juga dalam bentuk
padatan dan kosmetika batangan (lipstik), berguna untuk mendapatkan hasil titik
leleh yang diharapkan dan efek penyusutan pada batang memungkinkan mudah
terlepas dari cetakan. Malam ini berguna untuk mengikat minyak-minyak dan
E. Carnauba Wax
menambah kekerasan lipstik, memiliki titik leleh lebih tinggi jika dibandingkan
dengan titik leleh malam – malam lainnya. Titik leleh carnauba wax adalah 85oC,
pada konsentrasi kecil akan meningkatkan titik leleh dan memperkuat lipstik. Bila
(kasar) sehingga lebih baik jika digunakan pada konsentrasi yang rendah,
Copernicia cerifera Mart (Famili : Palmae). Berbentuk seperti serbuk agak kasar
atau serpihan, warna coklat muda hingga kuning pucat, tidak tengik. Sifatnya larut
kloroform P dan Benzena P, tetapi tidak larut dalam air dan etanol 95%. Sifat
fisiko kimia malam carnauba adalah : BJ = 0.99, titik leleh = 81-86oC, bilangan
efek dari faktor yang dipelajari secara simultan dan efek yang relatif penting dapat
dinilai. Dasar dari proses ini adalah untuk menguraikan efek dari beberapa faktor
secara bersamaan, untuk menilai kepentingan relatif, dan untuk menentukan jika
ada interaksi antara faktor (Armstrong, N.A., and James, K.C., 1996). Desain
faktorial digunakan dalam penelitian dimana efek dari faktor atau kondisi yang
berbeda dalam penelitian ingin diketahui (Bolton, 1997). Desain faktorial juga
level yang akan diteliti, serta respon yang akan diukur. Respon yang diukur
harus dapat diekspresikan secara numerik. Deskripsi sifat (seperti besar, lebih
besar, terbesar) dan nomor urut (seperti menunjukkann respon terbesar adalah
James, K.C., 1996). Respon yang diukur harus dapat dikuantitatifkan (Bolton,
1997).
dengan dua faktor dan dua level (Armstrong, N.A., and James, K.C., 1996).
Pada desain faktorial dua faktor dan dua level dihasilkan empat percobaan (2 n
Tabel II. Rancangan percobaan desain faktorial dengan dua faktor dan dua level
Formula Faktor A Faktor B Interaksi
1 - - +
a + - -
b - + -
ab + + +
Keterangan:
- = level rendah
+ = level tinggi
Formula 1 = Faktor A pada level rendah, faktor B pada level rendah.
Formula a = Faktor A pada level tinggi, faktor B pada level rendah.
Formula b = Faktor A pada level rendah, faktor B pada level tinggi.
Formula ab = Faktor A pada level tinggi, faktor B pada level tinggi
Rumusan yang berlaku :
Dari rumus (1) dan data yang diperoleh dapat dibuat contour plot suatu respon
optimum.
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menentukan respon. Keuntungan utama desain faktorial adalah bahwa metode ini
G. Landasan Teori
Sebagai upaya dalam menjaga bibir agar tidak kering dan tidak
kehilangan kelembaban, sediaan lipstik merupakan salah satu pilihan yang dapat
digunakan untuk melindungi bibir dari pengaruh sinar matahari, angin, udara
daging buah alpukat (Persea americana Mill.) mempunyai banyak khasiat salah
carnauba wax sebagai basis terhadap kekerasan dan daya lekat lipstik dengan
pelembab minyak buah alpukat. Kualitas fisik sediaan lipstik merupakan faktor
mempunyai peran penting dalam menentukan sifat fisik dan stabilitas sediaan
lipstik. Wax berperan memberikan bentuk dan menjaga bentuk lipstik agar tetap
Beeswax merupakan lilin yang memiliki sifat retensi minyak baik sebagai
pengikat, sehingga dapat meningkatkan tekstur saat digunakan dengan lilin yang
lain dalam suatu formula, sedangkan carnauba wax merupakan jenis lilin yang
bersifat keras dan cenderung sangat rapuh. Oleh karena itu, pada pemakaian
carnauba wax diperlukan adanya kombinasi dengan lilin jenis yang lain untuk
jenis lilin yang baik untuk dikombinasikan dengan carnauba wax karena akan
untuk menentukan efek yang dominan antara beeswax, carnauba wax dan
interaksi keduanya dalam menentukan respon kekerasan dan daya lekat lipstik
yang diharapkan.
H. Hipotesis
terhadap kekerasan dan daya lekat pada sediaan lipstik dengan pelembab minyak
buah alpukat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Wax sebagai Basis terhadap Kekerasan dan Daya Lekat Sediaan Lipstik dengan
atau pembanding.
B. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
carnauba wax sebagai basis dalam formula lipstik dengan pelembab minyak
2. Variabel tergantung
Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah sifat fisis (kekerasan dan
Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah alat dan bahan
24
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Variabel pengacau tidak terkendali dalam penelitian ini adalah suhu dan
C. Definisi Operasional
campuran zat warna dalam minyak, lemak dan malam yang bertujuan untuk
2. Minyak buah alpukat adalah merupakan filtrat kental dari hasil ekstraksi
daging buah alpukat (Persea americana Mill.) yang diperoleh dengan cara
3. Faktor adalah besaran yang berpengaruh terhadap respon. Dalam penelitian ini
4. Level adalah nilai atau tetapan untuk faktor. Dalam penelitian ini ada dua
level yaitu level rendah dan level tinggi. Level rendah beeswax dinyatakan
dalam jumlah sebanyak 2,9364 gram dan level tinggi sebanyak 3,4872 gram.
Level rendah carnauba wax dinyatakan dalam jumlah sebanyak 2,5695 gram
5. Beeswax adalah lilin yang diperoleh dari sarang lebah madu Apis mellifera.
Lilin ini berfungsi sebagai pengikat yang sangat baik, sehingga dapat
6. Carnauba wax merupakan lilin yang bersifat sangat keras, berasal dari daun
7. Respon adalah besaran yang akan diamati perubahan efeknya, besarnya dapat
dikuantitatifkan. Dalam penelitian ini adalah hasil percobaan sifat fisik lipstik
kekerasan).
8. Uji kekerasan adalah uji yang bertujuan untuk mengetahui ketahanan lipstik
9. Uji daya lekat adalah uji yang bertujuan untuk mengetahui waktu yang
10. Sifat fisik dan stabilitas lipstik adalah parameter yang digunakan untuk
mengetahui kualitas fisik lipstik. Dalam penelitian ini sifat fisik sediaan lipstik
11. Efek adalah perubahan yang disebabkan variasi faktor dan level.
12. Desain faktorial adalah metode penelitian yang memungkinkan untuk evaluasi
efek dari dua faktor, yaitu beeswax dan carnauba wax dan dua level, yaitu
13. Contour plot adalah grafik yang digunakan untuk memprediksi area optimum
alpukat.
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
cetakan lipstik, alat uji kekerasan lipstik, dan alat uji daya lekat lipstik.
technical white oil, talc, crodamol GTCC, castor oil, DC 556, minyak buah
alpukat, pigmen Tio 2 Kemira, pigmen red, pigmen black, pigmen yellow, pigmen
1. Pembuatan lipstik
Keterangan :
d. Cara pembuatan
white oil. Ditambahkan crodamol GTCC dan setengah bagian castor oil
kemudian dicampur dengan sisa castor oil dan talc, digerus dalam mortir
hingga benar-benar homogen dan tidak ada warna dalam bentuk serbuk
cetakan lipstik yang sudah diolesi paraffin cair (dalam keadaan masih
panas) lalu dibiarkan hingga dingin dan memadat. Lipstik disimpan pada
kulkas selama 24 jam dan kemudian pada hari kedua (48 jam) dilakukan
pengujian kekerasan menggunakan lipstik dengan ukuran dan berat yang sama.
dilepaskan pengganjal pada alat, bersamaan dengan pencatat waktu (alat tanpa
ditambah beban = beban 600 g). Apabila setelah 1 menit lipstik belum hancur,
ditambahkan beban 200 g pada alat. Dengan selang waktu 1 menit, apabila lipstik
belum hancur, ditambahkan lagi beban 200 g pada alat, hingga total beban 1400 g
atau hingga lipstik hancur. Apabila lipstik belum hancur pada beban 1400 g,
diamkan dan catat waktu hingga lipstik hancur. Pencatatan waktu dan total beban
yang digunakan dihentikan saat lipstik hancur. Pengujian ini dilakukan selama
seperangkat alat uji daya lekat lipstik, objectglass, anak timbangan 1000 g dan 80
lipstik tersebut dan diberikan tekanan dengan beban 1000 g selama 1 menit. Objek
glass dipasang pada alat uji dan dilepaskan beban seberat 80 g. Pencatatan waktu
dihentikan hingga kedua objek glass terpisah. Pengujian ini dilakukan selama
F. Analisis Hasil
Expert versi 7.0.0. Dalam analisis statistik digunakan tingkat kepercayaan 95%.
Apabila nilai p < 0,05 maka model persamaan yang digunakan signifikan dan
dan carnauba wax serta interaksi beeswax dan carnauba wax terhadap kekerasan
BAB IV
Buah alpukat yang digunakan dalam penelitian diperoleh dari Desa Putat,
Kecamatan Patuk, Gunung Kidul. Bagian buah alpukat yang digunakan adalah
alpukat yang digunakan adalah Persea americana Mill. Pembuatan minyak buah
buah alpukat. Setelah proses pengeringan selesai, daging buah alpukat diserbuk
dengan menggunakan alat penyerbuk. Dari hasil percobaan, berat daging buah
alpukat segar sebanyak 2336 gram menghasilkan daging buah alpukat kering
32
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dimana adanya aliran cairan penyari menyebabkan pergantian larutan yang terjadi
mengalirkan cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Serbuk
simplisia ditempatkan dalam suatu bejana silinder, bagian bawahnya diberi sekat
berpori. Cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut,
cairan penyari akan melarutkan zat aktif sel-sel yang dilalui sampai mencapai
alpukat dimasukkan dalam alat perkolator dan dialiri pelarut organik heksan tetes
merupakan fraksi petroleum eter dengan kisaran titik didih 65-70 oC. Keuntungan
pelarut ini yaitu bersifat selektif dalam melarutkan zat (Guenther, 1987). N-
hexane merupakan senyawa hidrokarbon yang bersifat non polar, sehingga dapat
melarutkan minyak dari daging buah alpukat yang juga bersifat non polar.
Dimana, minyak atau lemak merupakan trigliserida yang hanya dapat larut dalam
pelarut non polar dan tidak dapat larut dalam air. Selain itu n-hexane tidak mudah
menguap dibanding senyawa lain. Pelarut ini tidak dapat melarutkan zat-zat
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
hidrofilik ataupun air sehingga minyak atau lemak yang didapat dan terlarut pada
evaporator dan pada pemanas waterbath pada suhu 55oC, hingga diperoleh
ekstrak kental. Tujuan penguapan ini adalah untuk menghilangkan pelarut hexan,
supaya minyak lemak yang terekstraksi benar-benar murni. Filtrat kental yang
telah diperoleh, dituang dalam cawan porselen dan dikeringkan pada suhu 55oC
untuk menghilangkan sisa hexan, hingga di dapatkan filtrat kental daging buah
alpukat. Dari hasil percobaan menghasilkan filtrat kental buah alpukat sebesar
103,91 gram. Pada formulasi, tiap lipstik mengandung minyak buah alpukat
penetapan organoleptik ekstrak (bentuk, warna, bau dan rasa) dan penetapan kadar
senyawa terlarut dalam pelarut tertentu, seperti : kadar senyawa yang larut dalam
air dan kadar senyawa yang larut dalam etanol. Parameter non spesifik meliputi :
penetapan kadar air, penetapan kadar abu, penentuan bobot jenis, penentuan total
bakteri dan total kapang, serta penentuan batas logam timbal (Pb). Selain itu
yang meliputi penapisan golongan kimia ekstrak (misal : uji alkaloid, uji
flavonoid) dan pengujian profil KLT ekstrak (misal : uji terpenoid, uji alkaloid, uji
Sediaan yang dibuat dalam penelitian ini adalah sediaan lipstik yang
bertujuan untuk mewarnai dan membentuk bibir agar lebih artistik dan menarik,
sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah. Selain sebagai
pewarna bibir, lipstik dapat berfungsi sebagai pelembab atau pelindung bibir dan
penelitian Yohana, dkk (2004) ekstrak buah alpukat (Persea americana Mill.)
aman untuk digunakan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk
acceptable.
kehilangan air dari lapisan kulit luar (epidermis), menutupnya dengan lapisan
pelindung atau juga yang dikenal sebagai pelembab. Minyak alpukat yang
dioleskan pada bibir, maka akan terbentuk suatu lapisan film tipis di bibir.
Lapisan film berminyak yang terbentuk dari minyak alpukat ini bertindak sebagai
corneum. Atau dengan kata lain emolien bekerja sebagai bahan oklusif yang
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
membantu mencegah hidrasi kulit dengan cara mengoklusi permukaan kulit dan
menahan air di stratum corneum. Adanya barrier ini membuat kandungan air
formula lipstik Pabrik “M” dengan formula base lipstik menurut Harry (1982).
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan lipstik ini meliputi carnauba wax,
beeswax, white petroleum jelly, technical white oil, talc, crodamol GTCC, castor
atas hotplate hingga sesuai dengan titik leleh carnauba wax antara suhu 81oC –
carnauba wax, beeswax, white petroleum jelly dan technical white oil.
sehingga bahan – bahan yang akan ditambahkan pada pembuatan lipstik harus
dapat larut dalam dengan baik dalam basis tersebut (Imron, 1985). Basis lipstik
yang mempunyai titik leleh yang berbeda-beda (Wilkinson and Moore, 1982).
Basis yang digunakan dalam penelitian ini adalah carnauba wax , beeswax, white
petroleum jelly, dan technical white oil. Basis ini digunakan untuk membentuk
kekerasan sediaan. Komposisi campuran wax merupakan hal yang sangat penting.
Hasil formulasi yang baik ditentukan oleh penggunaan campuran wax yang
mempunyai titik lebur yang berbeda. Formula lipstik yang hanya mengandung
satu jenis wax dengan titik leleh yang tinggi dalam jumlah yang besar akan
diperoleh hasil lipstik yang cenderung rapuh. Oleh karena itu, pada penelitian ini
penulis melakukan kombinasi wax dalam pembuatan lipstik. Kombinasi wax yang
tersebut untuk memperoleh struktur badan lipstik yang nantinya ketika diuji
kekerasan dan daya lekatnya akan menghasilkan lipstik sesuai parameter yang
dikehendaki.
carnauba di Brazil, malam ini mempunyai titik leleh berkisar antara 81 – 86oC.
Sedangkan beeswax merupakan malam diperoleh dari sarang lebah Apis mellifera
Linne. Malam lebah mempunyai titik leleh yang lebih rendah, yaitu 62 – 64oC
(Departemen Kesehatan RI, 1985). Kedua malam ini berguna untuk meningkatkan
titik leleh lipstik dan membentuk struktur lipstik dan menguatkan lipstik agar
Carnauba wax merupakan jenis wax yang bersifat keras, mempunyai titik
leleh tinggi dan diperlukan kombinasi dari wax lain yang mempunyai titik leleh
lebih rendah, karena penggunaan carnauba wax tunggal cenderung bersifat sangat
rapuh dan dapat membuat permukaan lipstik seperti berpasir (kasar) apabila
digunakan terlalu banyak. Menurut Bodine (2007), beeswax merupakan jenis wax
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang baik untuk dikombinasikan dengan carnauba wax karena akan memberikan
sifat yang lebih lembut. Di samping itu, beeswax juga memiliki aroma yang
menyenangkan.
yang baik dimana berperan sebagai pengikat untuk bergabung bersama komponen
yang berbeda dalam formulasi, dapat memperbaiki struktur lipstik. Peran sebagai
pengikat yang baik dapat membantu untuk menghasilkan massa yang homogen.
Selain itu, beeswax juga memiliki kompatibilitas yang sangat baik dengan pigmen
(pewarna) dan sifat adhesi dengan kulit (Behrer, 1999). Diharapkan kelebihan
yang dimiliki beeswax dapat menutupi kekurangan yang dimiliki oleh carnauba
basis lipstik dimana akan memberikan penampilan fisik pada lipstik yang berkilau
dilakukan pengadukan yang sering karena akan banyak mengurangi massa wax
lapisan film ketika diaplikasikan. Selain itu berfungsi sebagai agen emollient dan
bekerja sebagai agen emollient dengan menembus permukaan kulit atau rambut
dapat membantu meningkatkan penghantaran dari vitamin, pigmen dan zat aktif
lain yang terkandung dalam suatu larutan sehingga menjadi tersebar rata dan
Castor oil yang digunakan dalam formula ini berfungsi untuk melarutkan zat
warna. Minyak jarak merupakan minyak alam yang mempunyai viskositas tinggi
pencampuran dan dapat memberikan efek lunak serta mengkilat pada lipstik
warna dan talc dalam setengah bagian castor oil, hingga semua larut dan tidak ada
membutuhkan waktu agak lama supaya pigmen dan talc dapat benar-benar larut
setengah bagian castor oil homogen, campuran warna dapat segera mungkin
warna secara terpisah bertujuan untuk menjaga homogenitas dari pigmen supaya
semua campuran terbasahi oleh pigmen yang terlarut dalam castor oil. Selain itu,
larut dan beberapa ada yang mengendap dan menggumpal menjadi butiran butiran
pasir.
Pigmen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pigmen tio 2 kemira
dan pigmen red. Pigmen ini larut di dalam castor oil. Penambahan talc berfungsi
minyak alpukat, DC 556, dan propil paraben secara berurutan, kemudian diaduk
homogen, campuran dituang ke dalam cetakan lipstik yang sudah diolesi parafin
cair (dalam keadaan panas) lalu dibiarkan hingga dingin dan memadat pada suhu
ruangan. Pengolesan paraffin cair bertujuan untuk mempermudah lipstik saat akan
mengalami perbedaan suhu yang terlalu tinggi. Ada baiknya setelah campuran
dalam kulkas selama 24 jam, dilakukan pendinginan suhu ruangan selama 24 jam
dan dilakukan pengujian sifat fisik lipstik, yaitu : pengujian kekerasan dan daya
lekat.
Phenyl trimethicone (DC 556) meerupakan turunan dari silica atu silicon
yang sering digunakan dalam produk perawatan dan kosmetik. Sebagai agen
meningkatkan kelarutan dari basis lipstik, sehingga basis lipstik mudah bercampur
dapat digunakan sebagai pelembut kulit oleh karena buah alpukat mengandung
merupakan suatu vitamin yang larut dalam minyak lemak dan dapat digunakan
tercukupinya kebutuhan kulit akan nutrisi tersebut dapat terbentuk suatu proteksi
tersendiri bagi kulit. Dengan demikian, kesehatan kulit akan tetap terjaga
(Soedibyo, 1998).
adalah zat yang berguna untuk menghindari adanya reaksi oksidasi dari basis
kecenderungan untuk teroksidasi sehingga cepat menjadi rusak dan tengik. Oleh
karena itu, pada pembuatan sediaan lipstik harus selalu ditambahkan suatu
(2010), antioksidan yang sering digunakan dalam kosmetik adalah vitamin E dan
sebagai antioksidan. Vitamin E merupakan vitamin yang larut dalam minyak yang
asam askorbat merupakan salah satu jenis vitamin yang larut dalam air yang selain
melanin.
mengawetkan minyak dan lemak yang digunakan dalam formulasi agar tidak
berbau tengik karena peristiwa hidrolisis dan oksidasi. Rumus molekul proipil
paraben adalah C10H12O3. Propil paraben dipilih karena lebih mudah bereaksi
(titik leleh = 95-98oC) dibandingkan dengan metil paraben (titik leleh = 125-
128oC) (Departemen Kesehatan RI, 1985). Menurut Salunkhe et al. (1996), propil
adalah penggunaan komposisi wax antara carnauba wax dengan beeswax pada
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
level rendah dan level tinggi masing-masing faktor. Pada faktor carnauba wax
dipilih 2,5695 gram untuk level rendah dan 3,8541 gram untuk level tinggi.
Sedangkan pada faktor beeswax dipilih 2,9364 gram untuk level rendah dan
3,4872 gram untuk level tinggi. Pemilihan level rendah dan level tinggi pada
pelaksanaan penelitian dimana diperoleh hasil pengujian sifat fisik lipstik seperti
yang dikehendaki.
untuk melihat apakah sediaan tersebut memiliki sifat fisik yang baik. Kualitas dari
suatu sediaan dapat dilihat dari sifat fisik dan stabilitas sediaan tersebut. Sifat fisik
yang dievaluasi dalam penelitian ini yaitu kekerasan dan daya lekat, sedangkan
satu bulan.
karakteristik fisik dan kimia produk di bawah kondisi tertentu. Produk yang stabil
selisih kekerasan setelah satu bulan penyimpanan dengan kekerasan awal sediaan
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dibuat. Semakin kecil persen pergeseran kekerasan maka semakin stabil sediaan
tersebut.
Uji sifat fisik dan stabilitas sediaan lipstik dilakukan untuk memastikan
lipstik yang dibuat sudah memenuhi persyaratan sediaan lipstik yang baik
faktor carnauba wax dan faktor beeswax pada dua level, yaitu level rendah dan
level tinggi. Desain formula pada rancangan desain faktorial, memiliki bobot
bahan-bahan yang sama kecuali bobot faktor yang diteliti, sehingga bobot total
tiap formula berbeda. Hal ini bertujuan untuk menjamin perbedaan respon yang
muncul hanya dikarenakan perbedaan komposisi kedua faktor dalam level tinggi
maupun rendah.
Data sifat fisis sediaan lipstik yang diolah menggunakan program Design
expert 7.0.0, akan menghasilkan efek beeswax, carnauba wax, dan interaksinya
dalam menentukan sifat fisis dan stabilitas sediaan lipstik serta persamaan desain
signifikan. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji statistik untuk mengetahui
signifikansinya.
mengamati efek masing-masing faktor maupun efek interaksinya. Dalam metode ini
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dapat dilihat pengaruh carnauba wax dan beeswax yang tiap level jumlahnya
berbeda terhadap sifat fisik dan stabilitas sediaan lipstik yang diteliti. Nilai efek
yang paling besar menunjukkan faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap
respon, demikian pula sebaliknya. Besarnya nilai efek dilihat sebagai harga mutlak,
dimana tanda positif negatif menunjukkan pengaruh faktor terhadap respon. Apabila
efek faktor terhadap respon bernilai positif berarti bahwa faktor dapat meningkatkan
respon, sedangkan apabila efek faktor terhadap respon bernilai negatif berarti bahwa
pergeseran kekerasan dan daya lekat dapat dibuat contour plot. Contour plot
masing-masing uji tersebut menunjukkan bahwa area yang diperoleh adalah area
dimana komposisi beeswax dan carnauba wax yang dapat memberikan respon
1. Kekerasan lipstik
lipstik untuk hancur terhadap beban yang diberikan, dinyatakan dalam satuan
sediaan lipstik dalam melawan goncangan dan tekanan mekanis selama proses
pengepakan, pengiriman dan harus berada dalam kondisi yang tetap utuh sampai
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pengolesan dan lapisan yang tertinggal pada bibir. Apabila lipstik terlalu keras,
maka pengolesan akan lebih sulit dan lapisan yang tertinggal sedikit. Sebaliknya
apabila lipstik terlalu lunak, maka lipstik akan mudah patah dan kehilangan
bentuk serta lapisan yang tertinggal di bibir terlalu banyak. Lipstik yang
mempunyai struktur halus akan mudah dioleskan dengan sedikit tekanan saja dan
meninggalkan lapisan yang cukup pada bibir. Lipstik yang mempunyai struktur
halus dan titik leleh yang tinggi akan memberikan karakteristik penggunaan yang
lipstik tersebut mempunyai kisaran kekerasan antara 180 detik hingga 420 detik.
lipstik dengan komposisi carnauba wax level rendah dan beeswax level tinggi
komposisi carnauba wax level tinggi dan beeswax level rendah (formula a)
faktor carnauba wax, beeswax dan interaksi antara carnauba wax dengan beeswax
ataupun interaksi antara carnauba wax dan beeswax, ditunjukkan dengan besarnya
persentase kontribusi sebanyak 79,06 %. Efek carnauba wax bernilai positif, hal
kekerasan lipstik akan semakin meningkat. Efek beeswax dan interaksi bernilai
negatif, hal ini berarti adanya penggunaan beeswax dan adanya interaksi kedua
Dari hasil statistik uji ANOVA untuk respon kekerasan lipstik berdasarkan
design expert (Tabel VIII) memperlihatkan bahwa nilai probabilitas model < 0,05,
respon kekerasan sediaan lipstik yang dihasilkan. Hal ini menunjukkan bahwa
sediaan lipstik.
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel VIII. Hasil perhitungan Anova untuk respon kekerasan lipstik berdasarkan
Design Expert
analisis statistik yang signifikan selanjutnya dibuat plot grafik hubungan antara
faktor dengan respon yang diteliti menggunakan software Design Expert 7.0.0.
wax yang ditambahkan pada level rendah maupun level tinggi beeswax, akan
beeswax yang ditambahkan pada level rendah maupun level tinggi carnauba wax,
Adanya interaksi dari kedua faktor dapat dilihat dari kedua grafik
tersebut ditunjukkan dengan garis yang tidak sejajar. Kedua garis tersebut
menunjukkan level rendah (garis hitam) dan level tinggi (garis merah) faktor yang
tidak sejajar. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa pada level yang diteliti terdapat
interaksi antara carnauba wax dengan beeswax terhadap respon kekerasan sediaan
lipstik.
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
signifikan terhadap respon kekerasan dengan nilai p < 0,05. Oleh karena itu, dapat
beeswax dan carnauba wax yang dapat memberikan respon kekerasan yang
optimal, berdasar level yang diteliti. Lipstik yang baik memiliki kekerasan yang
optimal, tidak terlalu keras ataupun terlalu lunak supaya lipstik tetap dapat
bertahan terhadap gesekan mekanik pada saat pengepakan, pengiriman dan harus
berada dalam kondisi yang tetap utuh sampai digunakan oleh konsumen, di
samping juga harus tetap mudah dioleskan pada bibir. Berdasarkan contour plot di
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
atas dapat diketahui bahwa area yang berwarna biru adalah area dimana diperoleh
komposisi beeswaax dan carnauba wax yang dapat menghasilkan kekerasan yang
setelah satu bulan penyimpanan dengan kekerasan awal sediaan dibuat. Semakin
kecil persen pergeseran kekerasan lipstik maka semakin stabil sediaan tersebut.
Besarnya persen pergeseran kekerasan dapat dihitung dari selisih antara kekerasan
pada awal setelah dua hari pembuatan dan kekerasan setelah penyimpanan satu
bulan dibagi kekerasan awal setelah dua hari pembuatan dikalikan 100%.
bahwa lipstik dengan komposisi carnauba wax level rendah : beeswax level
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lipstik dengan komposisi carnauba wax level tinggi : beeswax level tinggi
carnauba wax, beeswax dan interaksi antara carnauba wax dengan beeswax
dibandingkan carnauba wax ataupun interaksi antara carnauba wax dan beeswax,
beeswax bernilai negatif, hal ini berarti penggunaan beeswax akan menurunkan
Efek carnauba wax dan interaksi bernilai positif, hal ini berarti adanya
penggunaan carnauba wax dan interaksi kedua faktor akan menaikkan respon
Tabel XI. Hasil perhitungan anova untuk respon pergeseran kekerasan lipstik
berdasarkan Design Expert
probabilitas model > 0,05 yaitu 0,2231 sehingga model yang digunakan tidak
dihasilkan. Hal ini menunjukkan bahwa persamaan yang diperoleh tidak dapat
Salah satu cara yang dapat ditempuh supaya data kekerasan sediaan lipstik tetap
stabil atau dengan kata lain mempunyai pergeseran kekerasan yang sekecil
satu bulan penyimpanan dilakukan pengukuran kekerasan secara periodik. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui perubahan sifat fisis sediaan lipstik secara periodik.
Pengukuran dilakukan pada hari ke-2, ke-7, ke-14, ke-21, dan ke-30. Dari grafik
hubungan kekerasan terhadap waktu di atas dapat dilihat bahwa formula b dan 1
mengalami pergeseran yang tidak terlalu jauh bila dibandingkan dengan formula
sejumlah massa lipstik terlepas dari object glass yang dilekatkan terhadan beban
yang diberikan. Pada setiap pengujian daya lekat, digunakan lipstik seberat 0.03
diasumsikan berat satu lipstik yang beredar dipasaran adalah 3 gram. Pemakaian 1
lipstik biasanya dapat digunakan sampai kurun waktu 3 bulan (90 hari). Jadi untuk
pemakaian satu hari dibutuhkan massa lipstik sebesar 3 gram dibagi 90 hari, yaitu
yang dibutuhkan lipstik untuk dapat melekat pada bibir. Berdasarkan pengujian
kisaran daya lekat antara 6 detik hingga 22 detik. Hasil pengukuran sifat fisik
Hasil pengukuran daya lekat lipstik pada tabel XII menunjukkan bahwa
lipstik dengan komposisi carnauba wax level rendah dan beeswax level tinggi
(Formula a) mempunyai rata-rata daya lekat paling tinggi dan lipstik dengan
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
komposisi carnauba wax level tinggi dan beeswax level rendah (Formula b)
faktor carnauba wax, beeswax dan interaksi antara carnauba wax dengan beeswax
Tabel XIII. Perhitungan nilai efek dalam menentukan daya lekat lipstik
Faktor Nilai efek % Kontribusi
Carnauba Wax 22,38 63,51
Beeswax | -9,62 | 11,75
Interaksi | -6,38 | 5,16
kontribusi yang besar dalam menentukan respon daya lekat dibandingkan beeswax
positif, hal ini berarti penggunaan carnauba wax akan dapat meningkatkan respon
daya lekat. Sehingga semakin banyak penggunaan carnauba wax, maka respon
daya lekat akan semakin meningkat. Efek beeswax dan interaksi bernilai negatif,
hal ini berarti adanya penggunaan beeswax dan adanya interaksi kedua faktor
Tabel XIV. Hasil perhitungan anova untuk respon daya lekat lipstik berdasarkan
Design Expert
Dari hasil statistik uji ANOVA untuk respon daya lekat lipstik
model < 0,05 yaitu 0,0002 sehingga model yang digunakan signifikan dalam
menentukan respon daya lekat sediaan lipstik yang dihasilkan. Hal ini
yang signifikan selanjutnya dibuat plot grafik hubungan antara faktor dengan
carnauba wax yang ditambahkan pada level rendah maupun level tinggi beeswax,
Gambar 11. Grafik hubungan antara interaksi beeswax dengan carnauba wax
level rendah dan level tinggi terhadap daya lekat lipstik
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
beeswax yang ditambahkan pada level rendah maupun level tinggi carnauba wax,
Adanya interaksi dari kedua faktor dapat dilihat dari kedua grafik
tersebut ditunjukkan dengan garis yang tidak sejajar. Kedua garis tersebut
menunjukkan level rendah dan level tinggi faktor yang tidak sejajar. Sehingga,
dapat disimpulkan bahwa pada level yang diteliti terdapat interaksi antara
carnauba wax dengan beeswax terhadap respon daya lekat sediaan lipstik.
signifikan terhadap respon daya lekat dengan nilai p < 0,05. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa beeswax dan carnauba wax mempengaruhi respon daya lekat
Dari contour plot daya lekat lipstik dapat ditentukan area komposisi
beeswax dan carnauba wax yang dapat memberikan respon daya lekat yang
optimal, berdasar level yang diteliti. Lipstik yang baik memiliki daya lekat yang
rendah, dimana semakin rendah daya lekat sediaan lipstik berarti semakin cepat
waktu yang dibutuhkan sediaan lipstik untuk dapat melekat pada bibir.
Berdasarkan contour plot di atas dapat diketahui bahwa area yang berwarna biru
adalah area dimana diperoleh komposisi beeswaax dan carnauba wax yang dapat
menghasilkan daya lekat yang optimal, berada pada range di bawah 22 detik.
yang sesuai dengan respon menurut parameter yang dikehendaki. Pada komposisi
carnauba wax 3,1076 gram dengan komposisi beeswax 3,4872 gram pada
kekerasan 8,62% dan daya lekat 22 detik. Dipilih prediksi tersebut karena pada
daya lekat sediaan lipstik yang hampir mendekati parameter yang dikehendaki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
A. Kesimpulan
kekerasan dan daya lekat pada sediaan lipstik dengan pelembab minyak buah
alpukat. Dimana carnauba wax mempunyai kontribusi yang paling besar dalam
B. Saran
1. Perlu dilakukan uji kestabilan fisik lipstik lain yang dilakukan selama
2. Hasil dari penelitian ini masih perlu dilakukan uji iritasi untuk memberi
alpukat.
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
63
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bodine, Alicia, 2007, How Do You Mix Beeswax & Carnauba Wax ?,
http://www.ehow.com/how_5970316_do-mix-beeswax-carnauba-
wax_.html, diakses tanggal 2 April 2010.
Bolton, S., 1997, Pharmaceutical Statistics Practical and Clinical Applications,
3rd Edition, Marcel Dekker Inc., New York, pp. 308-337; 532-574.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1978, Materia Medika Indonesia,
Jilid VI, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, hal. 70-73.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1980, Materia Medika Indonesia,
Jilid IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1985, Formularium Kosmetika
Indonesia, Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1993, Kodeks Kosmetika Indonesia,
Dirjen POM, Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2000, Parameter Standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat, Edisi I, Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan
Makanan, Direktorat Pengawasan Obat Tradisional, Jakarta.
Djajadisastra, J., Sutriyo, dan Karina Y., D., 2010, Formulasi Lipstik
Menggunakan Liposom Magnesium Askorbil Fosfat Yang Dibuat Dengan
Metode Reverse Phase Evaporation, Medicinus Scientific Journal of
Pharmaceutical Development and Medical Application, 35-36.
Elsner, P. and Howard, I.M., 2000, Cosmeceutical Drug Vs Cosmetics, Marcel
Dekker Inc, USA, pp. 303.
Erin, 2009, Phenyl Trimethicone, http://truthinaging.com/ingredients/phenyl-
trimethicone, diakses tanggal 20 Februari 2011.
Howard, G. M., 1974, Perfumes, Cosmetic and Soaps, 8th ed., Vol III, Champman
and Hall, London, pp. 282-286.
LAMPIRAN
67
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penggunaan avocado oil adalah 0,5 – 5 %. Menurut Yohana, dkk (2004) sediaan
krim nutrisi dengan ekstrak buah alpukat (Persea americana Mill.) dengan
Menurut Anonim (1997), dosis 500 mg dalam jangka waktu 24 jam merupakan
dosis aman penggunaan avocado oil pada hewan uji kelinci melalui uji iritasi pada
sediaan lipstik karena dianggap sebagai konsentrasi yang aman dan sudah
berikut :
.
Konsentrasi minyak alpukat = x 100% = 5%.
,
Sejumlah 0,3059 g minyak buah alpukat tersebut untuk dua sediaan lipstik. Jadi
Fab
Fa
Hari Ke Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 Replikasi 4 Rata-Rata SD
2 354 426 444 433 414.25 40.84
7 426 287 356 254 330.75 76.41
14 427 278 358 646 427.25 158.03
21 353 315 450 337 363.75 59.57
30 434 322 441 471 417 65.34
Fb
Hari Ke Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 Replikasi 4 Rata-Rata SD
2 129 73 124 132 114.5 27.86
7 124 68 184 69 111.25 55.11
14 130 50 142 159 120.25 48.32
21 128 70 142 131 117.75 32.40
30 126 50 133 122 107.75 38.77
F1
Fab
Fa
Fb
Hari Ke Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 Replikasi 4
2 129 73 124 132
30 126 50 133 122
% 2.33 31.51 7.26 7.58
F1
Hari Ke Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 Replikasi 4
2 124 156 124 155
30 105 165 180 123
% 15.32 5.77 45.16 26.02
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Formula Fab
2. Formula Fa
3. Formula Fb
4. Formula F1
Fab
Fa
Hari Ke Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 Replikasi 4 Rata-Rata SD
2 48 45 45 55 48.25 4.72
7 52 49 47 49 49.25 2.06
14 47 35 57 50 47.25 9.18
21 48 39 45 37 42.25 5.12
30 45 41 45 56 46.75 6.45
Fb
Hari Ke Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 Replikasi 4 Rata-Rata SD
2 14 17 18 16 16.25 1.71
7 14 19 15 21 17.25 3.30
14 13 22 9 16 15 5.48
21 23 12 12 11 14.5 5.69
30 20 18 18 17 18.25 1.26
F1
Hari Ke Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 Replikasi 4 Rata-Rata SD
2 13 39 12 14 19.5 13.03
7 21 14 14 9 14.5 4.93
14 14 11 21 12 14.5 4.51
21 27 12 13 11 15.75 7.54
30 14 35 10 13 18 11.46
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Uji Kekerasan
2. Pergeseran Kekerasan
1. Uji Kekerasan
a. Gambar Normal Plot of Residual
2. Pergeseran Kekerasan
a. Gambar Normal Plot of Residual
Lampiran 12. Uji ANOVA two ways dengan Design Expert 7.0.0
1. Kekerasan lipstik
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hasil Lipstik Fa
Hasil Lipstik Fb
Hasil Lipstik F1
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Almari Pengering
Buah Alpukat
Cetakan Lipstik
BIOGRAFI PENULIS
Kristen Manahan Surakarta pada tahun 1995 sampai dengan tahun 2001, SMP
Negeri 1 Surakarta pada tahun 2001 sampai dengan tahun 2004. Kemudian
penulis melanjutkan studinya di SMA Negeri 1 Surakarta pada tahun 2004 sampai
Dharma pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2011. Penulis mempunyai
Universitas Sanata Dharma antara lain sebagai panitia dalam Pengobatan Gratis
JMKI (2007), panitia dalam Titrasi (2008), panitia Sumpahan Apoteker angkatan
XX (2011), anggota dalam UKF Ismafarsi (2008), dan anggota dalam Cosmetic