OLEH
MOCH. RYAN KURNIAWAN
NIM : 13515044
OLEH
MOCH. RYAN KURNIAWAN
NIM : 13515044
i
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan disetujui isi serta susunannya
untuk dapat diuji dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji Karya Tulis
Ilmiah Jenjang Pendidikan Diploma III Akademi Farmasi Surabaya
Pembimbing 1 Pembimbing 2
(Ninik Mas Ulfa, S.Si., Apt., Sp.FRS.) (Selly Septi Fandinata, M.Farm., Apt.)
NIDN. 0711027504 NUP. 017201709
Mengetahui,
Penguji
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
bahwa penelitian dan proses penyusunan proposal karya tulis ilmiah ini tidak akan
terselesaikan tanpa bimbingan nasihat dan bantuan dari pihak lain, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu pada kesempatan ini, sebagai
1. Bapak Abd Syakur M,Pd., selaku Direktur Akademi Farmasi Surabaya yang
ini.
2. Ibu Ninik Mas Ulfa, S.Si, Apt, Sp.FRS selaku Dosen Pembimbing I yang
3. Ibu Selly Septi Fandinata, M.Farm., Apt selaku Dosen Pembimbing II yang
4. Ibu Eziah Ika Lubada, S.Farm., M Farm-Klin., Apt selaku Dosen Penguji
yang telah memberikan waktu dan tenaga untuk turut memberikan petunjuk,
iii
nasihat, saran dan motivasi yang sangat bermanfaat dalam penyelesaian
DKT Gubeng Pojok Surabaya yang telah memberi banyak dukungan dan
6. Bapak Prasetyo Handrianto, S.Si., M.Si. selaku Dosen Wali yang telah
memberikan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal karya
tulis ilmiah ini.
7. Para Dosen dan Staf Akademi Farmasi Surabaya telah memberikan banyak
8. Ibu Noer Indasa Indarti dan Bapak Riyanto selaku orang tua tercinta yang
telah memberikan doa, semangat, bimbingan, nasihat dan biaya selama saya
10. Erfika Pramita selaku teman istimewa yang selalu memberi doa, waktu, dan
11. Novianti Ayu Manaheda, Windy Tsania Safitri, Reni Nur Hidayati, Devi
iv
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang sudah banyak
terselesaikan.
Proposal KTI ini. Oleh karena itu kritik dan saran penulis diharapkan untuk dapat
menyempurnakan proposal karya tulis ilmiah ini. Semoga hasil dari penelitian ini
Penulis
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................viii
DAFTAR TABEL...................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
vi
3.3 Lokasi dan Waktu penelitian........................................................................14
3.4 Populasi........................................................................................................14
3.5.1 Sampel...................................................................................................14
3.9.3 Dosis......................................................................................................16
vii
3.13 Kerangka Operasional................................................................................19
BAB VI PEMBAHASAN......................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................25
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR TABEL
x
BAB I
PENDAHULUAN
kehamilan. Telah diketahui bahwa ada 2 cara persalinan yaitu pervagina atau lebih
pembedahan atau lebih dikenal caesar. Sectio Caesarea (SC) adalah suatu
persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut
dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di
beberapa wanita lebih memilih untuk melakukan persalinan secara caesar untuk
mengeluarkan bayinya. Selain itu ada banyak faktor yang membuat beberapa
wanita harus menjalani persalinan secara caesar antara lain letak bayi sungsang
atau melintang, ukuran bayi yang besar, struktur anatomi pinggul ibu yang terlalu
kecil, plasenta yang menutupi jalan lahir ibu, ada penyakit serius yang dialami
oleh ibu. Namun, pada cara melahirkan ini pasien akan mengalami keluhan secara
umum yaitu nyeri yang sangat hebat pada sayatan dikarenakan proses yang
melukai jaringan tubuh. Sekitar 75% pasien operassi caesar merasakan nyeri
derajat sedang sampai berat. Salah satu terapi untuk mengurangi rasa sakit maka
untuk mengurangi prevalensi terjadinya nyeri pada saat dilakukan operasi caesar
1
2
dengan mekanisme kerja yang berbeda bergantung pada organ apa analgesik
bahwa prevalensi kejadian bedah caesar meningkat 50% dalam sepuluh tahun
terakhir yakni tahun 2006 sebesar 31,1% jika dibandingkan tahun 1996 sebesar
Di Indonesia, bedah sesar hanya dilakukan atas dasar indikasi medis tertentu dan
bedah sesar sebesar 9,8 persen dengan proporsi tertinggi di DKI Jakarta (19,9%)
dan terendah di Sulawesi Tenggara (3,3%) dan secara umum pola persalinan
dapat dilihat dalam buku Riskesdas 2013 dalam angka (Riskesdas, 2013).
pada bulan Agustus sebanyak 45 pasien, bulan Oktober sebanyak 55 pasien dan
DKT Gubeng Pojok supaya pengobatan pada kondisi nyeri dapat diatasi dengan
Tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui profil peresepan
obat analgesik pada pasien rawat inap SC di Rumah Sakit DKT Gubeng Pojok
Surabaya.
pengobatan analgesik.
3. Memberikan masukan dalam penyusunan Formularium di Rumah Sakit DKT
Gubeng Pojok untuk pemberian obat analgesik pada pasien rawat inap SC.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
integrasi dan modulasi tekanan sinyal nosiseptor yang berbeda di saraf pusat.
Stimulasi nosiseptor mekanik, kimia, atau termal akan menuju nosiseptor perifer
dorsal di saraf pusat. Di tanduk dorsal, neuron primer akan membuat sinapsis
dengan neuron sekunder atau proyeksi. Neuron sekunder bentuk spinotalamik dan
spinoretikular akan segera melewati saraf dan mengirim sinyal. Sinyal tersebut
akan membuat sinaps kedua pada inti lateral dan medial di talamus yang
kemudian akan membuat kontak antara sinaptik dan neuron tersier. Hal ini penting
untuk menekan neuron sekunder juga sinaps dengan neuron yang berbeda di
batang otak. Neuron dari talamus mengirim sinyal ke somatosensorik primer dan
sekunder. Neuron tersier juga membentuk struktur limbik pada cortex anterior
yang akan terlibat pada komponen emosi pemicu rasa nyeri (Elsevier, 2015).
4
5
mengalami pengaktifan sebagai respon organisme asing atau bahan antigenik yang
dibebaskan selama proses peradangan akut atau kronis. Hasil akhir dari respon
imun dapat merugikan jika hal tersebut dapat menyebabkan peradangan kronik
Kerusakan sel pada peradangan bekerja pada membran sel untuk membebaskan
yang memiliki berbagai efek pada pembuluh darah, pada ujung syaraf, dan pada
menghasilkan berbagai radikal bebas yang berasal dari oksigen dan molekul
reaktif lain, misalnya hidrogen peroksida dan radikal hidroksil. Interaksi bahan-
inhibitor COX-2 yang sangat selektif dengan asumsi bahwa inhibitor yang selektif
ini akan lebih aman dari pada inhibitor COX-1 non selektif, tetapi tanpa
Drugs) dan opioid sering meredakan nyeri serta peradangan akut maupun kronik
1. Analgesik Central/Opioid
a. Pethidin HCl
adalah berikatan dengan reseptor opioid pada sistem saraf pusat melalui 3 jalur
yaitu inhibisi nosiseptor pada saraf perifer, aktivasi jalur penghambatan yang
Gambar 2.3 Struktur Kimia Fentanil (Martindale 36th)
HCl adalah berikatan dengan protein plasma sebanyak 40%, waktu paruhnya 4
jam, volume distribusi 3-5 L/kg, dan memiliki skala kelarutan dalam lemak
b. Fentanil
adalah berikatan dengan reseptor opioid pada sistem saraf pusat melalui 3 jalur
yaitu inhibisi nosiseptor pada saraf perifer, aktivasi jalur penghambatan yang
sebanyak 84%, waktu paruhnya 3,5 jam, volume distribusi 3-5 L/kg, dan memiliki
2. Analgesik Perifer
Gambar 2.4 Struktur Kimia Asam Mefenamat (Martindale 36th)
Asam mefenamat adalah salah satu obat dari golongan NSAID yang
(Gilman, et al., 2003). Asam mefenamat digunakan sebagai analgesik dan sebagai
mefenamat terikat sangat kuat pada protein plasma. Dengan demikian interaksi
cerna cepat dan hampir sempurna, 99% obat terikat oleh protein plasma. Kadar
plasma tertinggi dicapai dalam 2 jam setelah pemberian oral dan waktu paruh
a. Ketorolak
selektif aktivitas enzim COX-1 dan COX-2, terutama di jaringan perifer yang
dihambat. Obat ini adalah suatu analgesik yang efektif dan telah berhasil
menggantikan Morfin pada keadaan nyeri pasca bedah ringan sampai sedang
(Katzung, 2012).
dalam plasma sebesar 2,2 mcg/ml setelah 50 menit pemberian dosis tunggal
30mg. Waktu paruh terminal plasma 5,3 jam pada orang dewasa muda dan 7 jam
pada orang lanjut usia (usia rata-rata 72 tahun). Lebih dari 99% Ketorolac terikat
pemberian secara intramuskular dosis tunggal atau multipel adalah linear. Kadar
steady state plasma dikapsulai setelah diberikan dosis tiap 6 jam dalam sehari.
Pada dosis jangka panjang tidak dijumpai perubahan bersihan. Setelah pemberian
10
rata 91,4%) dan sisanya (rata-rata 6,1%) diekskresi dalam feses. Pemberian
b. Ketoprofen
Mekanisme kerja Ketoprofen adalah dengan menghambat jalur COX-1 dan COX-
2 (non selektif) serta lipooksigenase sehingga mediator inflamasi tidak bisa dirilis
puncak plasma tercapai dalam waktu ½ sampai 1 jam, waktu paruh eliminasi pada
lanjut usia selama 5 jam dan 3 jam pada orang dewasa (Katzung, 2012).
c. Deksketoprofen
Gambar 2.7 Struktur Kimia Deksktoprofen (Martindale 36th)
11
PGE2, PGF2α dan PGD2, dan juga prostasiklin PGI2 dan tromboksan (TxA2 dan
mediator inflamasi lain seperti kinin, menyebabkan aksi tidak langsung yang akan
secara IM dan IV. Memiliki ikatan protein plasma yang tinggi (90%) dengan obat
lain, dengan nilai volume distribusi rata-rata dibawah 0,25 L/kg. Waktu paruh
distribusi mendekati 0,35 dan waktu paruh eliminasi berkisar antara 1-2,7 jam.
Nyeri
Terapi Analgesik
Central Perifer
Golongan Obat
Kombinasi Peresepan
Analisa Data
Rute Pemberian
: Diamati
: Tidak Diamati
Keterangan :
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Surabaya dengan waktu pengambilan data sampel mulai periode Februari sampai
III.4 Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh pasien rawat
inap dengan SC di RS DKT Gubeng Pojok periode Februari sampai dengan Mei
2018.
III.5.1 Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasien SC rawat inap
14
15
Dalam penelitian ini pasien yang dipilih adalah pasien yang menjalani Sectio
Caesarea (SC) di RS DKT Gubeng Pojok Surabaya yang menjalani rawat inap
dan menggunakan terapi analgesik parenteral dan per oral selama pasien masuk di
Variabel terikat pada penelitian ini adalah golongan obat analgesik, nama
generik obat analgesik, dosis dan aturan pakai, serta kombinasi obat analgesik,
anggota populasi yang akan dijadikan sampel. Kriteria inklusi pada penelitian
ini yaitu :
1. Pasien partus yang mengalami SC di RS DKT Gubeng Pojok periode
2. Data rekam medis dan resep dari pasien SC di RS DKT Gubeng Pojok periode
Kriteria eksklusi adalah anggota populasi yang tidak bisa dijadikan sebagai
Nama generik obat analgesik adalah nama obat analgesik yang dibuat oleh
III.9.3 Dosis
Dosis adalah takaran pemberian obat yang tepat sehingga dapat digunakan
Aturan pakai adalah petunjuk pemakaian yang tepat supaya tidak sampai
terjadi reaksi obat yang tidak dikehendaki baik sengaja maupun tidak dan
Pasien SC rawat inap adalah pasien rawat inap yang sedang menjalani SC
di RS DKT Gubeng Pojok dan mendapatkan terapi analgesik per oral dan
parenteral.
Dalam penelitian ini pasien yang dipilih adalah pasien SC di RS DKT Gubeng
Pojok yang mendapatkan terapi obat analgesik per oral dan parenteral. Alur
1. Melihat status rekam medis dan diagnosa pasien di daftar infoemasi pasien.
2. Mengikuti alur pengobatan pasien lewat rekam medis dan peresepan pasien
Analisa data yang dilakukan secara deskriptif dengan menampilkan data dalam
bentuk prosentase diagram batang dan tabel dari golongan obat analgesik, nama
generik obat analgesik, dosis, aturan pakai, dan kombinasi peresepan analgesik.
18
Kesimpulan
BAB IV
HASIL PENELITIAN
masuk di Instalasi Farmasi RS DKT Gubeng Pojok Surabaya pada pasien Sectio
Caesarea (SC) periode bulan Februari 2018 sampai dengan Mei 2018. Kemudian
dilakukan cross check data antara peresepan analgesik dan jumlah pasien yang ada
selama periode yang telah ditentukan. Sampel yang didapat saat melakukan
selektif yang akan dijelaskan melalui diagram batang dan tabel di bawah ini.
DKT Gubeng Pojok Surabaya mulai OK sampai dengan KRS meliputi Ketorolac,
dengan KRS akan dijelaskan melalui diagram batang dan tabel di bawah ini.
19
20
sampai dengan KRS akan dijelaskan melalui diagram batang dan tabel di bawah
ini.
BAB V
PEMBAHASAN
Gubeng Pojok Surabaya periode Februari 2018 sampai dengan Mei 2018,
sebanyak 619 pasien telah dijadikan sampel berdasarkan golongan obat analgesik
yang digunakan, nama generik obat yang digunakan dalam peresepan, dosis dan
aturan pakai yang tercantum dalam resep, kombinasi obat yang digunakan dalam
21
BAB VI
VI.1 Kesimpulan
VI.2 Saran
22
DAFTAR PUSTAKA
Atashkhoyi S., Rasouli S., dan Fardiazar Z et al. 2014. Preventive Analgesia with
Intravenous Paracetamol for Post-Caesarean Section Pain Control.
International Journal of Women’s Health and Reproduction Sciences.
Vol. 2 (3).
Brunton Laurence, Chabner Bruce, dan Knoll Bjorn. 2014. Goodman dan
Gilman’s The Pharmacological Basis of Therapeutics.
Karla, Maria, Larica et al. 2015. Acetaminophen and the Pain Management in
Caesarean Post Operatory. iMedPub Journals. Vol. 8 (133).
23
24
Keppler, A., Simkin, P., Whalley, J. 2007. Pregnancy, Childbirth, and the
Newborn:the Complete Guide. Arcan. Jakarta.
MacDoman, M. F., Menacker, F., Declereq, E. 2008. Caesarean Birth in the
United States:Epidemiology, Trends, and Outcomes. Elsevier Saunders.
35, 293-307.
Gondo, H. K., Kadek, S. 2006. Profil Operasi Seksio Sesarea di SMF Obstetri
dan Ginekologi RSUP Sanglah Denpasar, Bali Tahun 2001 dan 2006.
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/cdk_175_Kebidanan.pdf, 18 Maret
2016.
Louis S.Goodman, Alfred Gilman. Autakoid; Terapi obat untuk inflamasi. In:
Joel G.Hardman, Lee E.Limbird (eds.)Dasar Farmakologi terapi. 10th ed.
Jakarta: EGC; 2003. p666 – 711.
Depkes RI. Profil kesehatan Indonesia 2001 Menuju Indonesia sehat 2010.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI. 2002:40.
Sweetman, Sean C. 2009. Martindale the Complete Drug Reference 36th ed,
Pharmaceutical Press, USA.
Shargel, L., Yu, A., and Wu, S. 2005. Biofarmasetika dan Farmakokinetika
Terapan, edisi ke-2. Airlangga University Press, Surabaya.