Oleh :
Lutfiyah
NIM : 131415457
YAYASAN AN NASHER
AKADEMI ANALIS KESEHATAN AN NASHER
CIREBON
2016
PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH
BERJUDUL
Oleh:
Lutfiyah
NIM : 131415457
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Direktur Akademi Analis Kesehatan An Nasher Cirebon,
1. M. Arminto. P, S.Si 1.
NIDN. 041 210 7402
Bedak adalah sediaan yang digunakan untuk memoles kulit wajah dengan
sentuhan artistik untuk menutupi kekurangan kecil pada kulit dan meningkatkan
penampilan wajah. Hal yang memungkinkan adanya mikroorganisme yang masuk
ke dalam bedak tabur dapat terjadi karena adanya kontaminasi melalui udara dan
spons, dan cara penggunaan bedak yang kurang baik sehingga rentan terkena
berbagai mikroorganisme dan penyebaran penyakit infeksi. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui keberadaan kapang pada bedak tabur yang digunakan
mahasiswi AAK An Nasher Cirebon dan untuk mengetahui persentase bedak
tabur yang digunakan mahasiswi AAK An Nasher Cirebon. Bedak tabur
merupakan produk kosmetik bedak di mana hampir semua bahan bakunya
merupakan bubuk dan tidak menggunakan minyak dan yang digunakan untuk
memberikan sentuhan khusus pada kulit, mengontrol minyak pada wajah, dan
melindungi kulit wajah dari sinar UV yang dapat merusak kulit. Kapang (Mold)
adalah fungi multiseluler yang mempunyai filamen, dan pertumbuhannya pada
substrat mudah dilihat karena penampakannya yang berserabut seperti kapas.
Pertumbuhannya mula-mula berwarna putih, tetapi jika spora telah timbul akan
terbentuk berbagai warna tergantung dari jenis kapang. Pemeriksaan ini dilakukan
dengan cara menuangkan media Sabouraud Dextrose Agar ke dalam cawan petri
steril kemudian ditutup dan dibiarkan membeku pada suhu kamar, penuangan
dilakukan secara aseptis. Diambil 0,5 gram sampel (bedak tabur) kemudian
ditabur merata diatas permukaan medium dalam cawan petri, dan di inkubasi pada
suhu kamar selama 7 hari dan terlihat pertumbuhan kapang pada Sabouraud
Dextose Agar, koloni kapang diamati secara makroskopis dan mikroskopis.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode
deskriptif. Dari hasil penelitian terdapat bedak tabur yang digunakan mahasiswi
AAK An Nasher Cirebon 33% terkontaminasi kapang dan 67% tidak
terkontaminasi kapang. Dari 23% bedak tabur yang terkontaminasi, 27%
terkontaminasi kapang Aspergillus Spdan 6% terkontaminasi kapang Mucor Sp.
Hasil uji statistik Binomial Test yang diketahui sig.(2-tailed) 0.005. Artinya
bahwa H0 ditolak dan H1 diterima.
i
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya Allah, Tuhan semesta alam yang telah mengajarkan
Ilaahi Robbi yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis
sehingga pada saat ini penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah berjudul
AN NASHER CIREBON”.
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
Cirebon. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak sedikit mengalami
kesulitan, namun berkat adanya bantuan dan semangat dari berbagai pihak, dan
khususnya kedua orang tua yang selalu memberikan bantuan moral maupun
materil serta semangat do’a, juga motifasi sehingga tersusunlah Karya Tulis
Ilmiah ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
Nasher Cirebon.
2. Bapak Hery Prambudi, S.Si., M.Si., Apt selaku Direktur Akademi Analis
ii
4. Bapak Dr. H. Asep Munandar selaku dosen pembimbing II yang selalu
Ilmiah.
5. Mba Fadilah Nur Baitillah, Amd.AK yang telah membimbing dan menemani
Cirebon.
7. Sembah batinku kepada Orang tua tercinta dan keluarga. Khususnya Mamah
dan Bapak yang tidak pernah lupa mendo’akan. Terima kasih atas dorongan
semangatnya, dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
mengharapkan kritik dan saran yang bisa membangun untuk memperbaiki Karya
Tulis Ilmiah ini. Selain itu, penulis juga berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK ........................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN
iv
2.2 Kapang ............................................................................... 10
2.3.4 Mucor........................................................................ 28
v
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
ix
BAB 1
PENDAHULUAN
digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir
dan organ genital bagian luar) atau gigi dan membran mukosa mulut terutama
memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi
Bahan kosmetika adalah bahan atau campuran bahan yang berasal dari
alam dan atau sintetik yang merupakan komponen kosmetika termasuk bahan
pewarna, bahan pengawet dan bahan tabir surya. Bahan pewarna adalah
bahan atau campuran bahan yang digunakan untuk memberi dan atau
adanya kontaminasi melalui udara dan tangan, dan cara penggunaan yang
dengan sentuhan artistik untuk menutupi kekurangan kecil pada kulit dan
akibat sekresi kelenjar sebaseus dan kelenjar keringat. Hal yang diinginkan
dari pemakai bedak adalah tidak membuat kulit wajah tampak berminyak, dan
1
2
kulit tampak lembut. Pagi hari sebelum memulai aktivitas kita sebagai wanita
wajah terlihat cerah. Ada beberapa jenis bedak yang digunakan oleh
mahasiswi AAK An Nasher, salah satunya adalah bedak tabur. Siang hari
hal tersebut dapat terjadi karena adanya kontaminasi melalui udara dan spons.
Cara penggunaan bedak yang kurang baik dan penggunaan bedak yang sudah
macam spesies jamur, salah satunya adalah Aspergillus sp. Manifestasi ini
terjadi pada paru-paru dan disebabkan oleh spesies jamur Aspergillus sp.
Spora spesies ini dapat diisap masuk ke dalam paru-paru dan menyebabkan
infeksi kronik atau aspergillosis diseminata, jika terjadi infeksi paru invasif
prednisolon untuk mengobati bunyi nafas mengi, dan anti jamur untuk
berikut:
AAK An Nasher?
1. Peneliti
2. Akademik
3. Masyarakat
masyarakat tentang cara penggunaan bedak tabur yang baik dan benar agar
makroskopis dan mikroskopis yang terdapat pada sampel bedak tabur yang
Observasi
Hasil
Analisa Data
Kesimpulan
Pelaporan
6
1.7 Hipotesa
Nasher Cirebon.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bedak
dalam sediaan topical sebagai pembawa obat / zat aktif agar dapat
(Rusdy,I. 2015).
(Rusdy,I. 2015).
Secara umum, ada dua bentuk utama dari bedak. Loose Face
atau sikat yang besar atau ditransfer kesuatu wadah khusus di mana
dapat dibawa disuatu tas tangan dan digunakan suatu spons atau
Dalam bentuk yang kedua, adalah suatu bedak yang dipadatkan atau
pembuatannya.
besar pada bedak padat dari pada bedak tabur ; efek kasar dari
(Rusdy,I. 2015).
penampilan kulit.
2.2 Kapang
2.2.1 Morfologi
semacam unit sel oleh dinding yang melintang yang disebut septa.
(Subandi, 2010).
1986).
tidak bersekat atau nonseptat dan hifa bersekat atau septat. Septat
tersebut memiliki inti (nukleus) satu atau lebih. Kapang yang tidak
dan Oomycetes).
b) Seksual, secara fusi (peleburan) nukleus dari 2 sel gamet induk dan
2. Karyogami : inti (+) dan (-) berfusi membentuk zygot inti diploid.
(Agnes, 2012).
1. Kebutuhan Air
2. Suhu Pertumbuhan
psikotrofik yakni dapat tumbuh baik pada suhu lemari es, dan
2004).
14
akan baik bila pada kondisi asam atau pH rendah (Waluyo, 2007).
4. Nutrisi
dari itu kapang mampu tumbuh pada bahan yang mengandung pati,
5. Komponen Penghambat
2.3.1 Aspergillus sp
2.3.1.1 Morfologi
a. Makroskopis Aspergillus sp
b. Mikroskopis
Gambar 1. Aspergillus sp
Kingdom : Fungi
Phylum : Ascomycota
Class : Eurotiomycetes
Ordo : Eurotiales
Family : Trichocomaccae
Genus : Aspergillus
17
2.3.1.4 Aspergilosis
1. Selaput Lendir
2. Paru
bronchopulmonary aspergillosis.
2.3.1.6 Diagnosis
2.3.1.7 Pengobatan
2.3.2 Rhizopus sp
2.3.2.1 Morfologi
(Waluyo, 2007).
Gambar 2. Rhizopus sp
Kingdom : fungi
Difisio : zygomycota
Class : Zygomycetes
Ordo : Mucorales
Familya : Mucoraceae
Genus : Rhizopus
2.3.2.3 Reproduksi
(Waluyo, 2007).
bagian luar. Jamur ini bisa masuk kedalam liang telinga melalui
luar sampai muara liang teliang dan daun telinga sebelah dalam
(Siregar, 2002).
2.3.2.5 Diagnosa
serumen yang diambil dengan kapas steril dan atau kerokan kulit
2.3.2.6 Pengobatan
2.3.3 Penicillium sp
2.3.3.1 Morfologi
celcius.
Gambar 3. Penicillium sp
Klasifikasi Taksonomi
Kingdom : fungi
Filum : Ascomycotina
Class : Eurotiomycetes
Ordo : Moniliales
Family : Moniliaceae
Genus : Penicillium
27
2.3.3.2 Reproduksi
bagian luar. Jamur ini bisa masuk kedalam liang telinga melalui
luar sampai muara liang teliang dan daun telinga sebelah dalam
(Siregar, 2002).
28
2.3.3.4 Diagnosa
serumen yang diambil dengan kapas steril dan atau kerokan kulit
2.3.3.5 Pengobatan
2.3.4 Mucor sp
2.3.4.1 Morfologi
pada suhu kamar sekitar 30-35 derajat celcius. Kapang ini juga bersifat
bulat, silinder atau seperti buah advokat, spora halus dan teratur
(Fardiaz, 1992).
Gambar 4. Mucor sp
30
Klasifikasi Taksonomi
Kingdom : Fungi
Difisio : Zygomycota
Class : Mucormycotina
Ordo : Mucorales
Family : Mucoraceae
Genus : Mucor
2.3.4.3 Reproduksi
sepotong miselium, tetapi cara ini jarang terjadi dan yang paling umum
Zigospora berasal dari penggabungan dua hifa serupa yang berasal dari
suatu miselium yang sama, atau dari dua miselium yang berbeda
(Fardiaz, 1992).
2.3.4.4 Patogenitas
BAB III
METODE PENELITIAN
3.2.1 Populasi
3.2.2 Sampel
secara duplo.
3.5.1 Alat-alat
1) Mikroskop : 1 buah
4) Spatula : 2 buah
3.5.2 Bahan
3. Aquadest : 1000 ml
4. LPCB
1) Mencuci alat-alat gelas seperti cawan petri, labu erlemeyer, gelas ukur
kassa.
2005)
Perhitungan : x 100%
Keterangan : : Proporsi
38
39
39
4 Sampel - - - -
4a +
Sampel + - - -
4b
5 Sampel - - - -
5a -
Sampel - - - -
5b
6 Sampel - - - -
6a -
Sampel - - - -
6b
7 Sampel + - - -
7a +
Sampel + - - -
7b
8 Sampel + - - -
8a +
Sampel + - - -
8b
9 Sampel - - - -
9a +
Sampel + - - -
9b
10 Sampel - - - -
10a -
Sampel - - - -
10b
11 Sampel - - - -
11a +
Sampel - - - +
11b
12 Sampel - - - -
12a -
Sampel - - - -
12b
13 Sampel - - - -
13a -
Sampel - - - -
13b
14 Sampel - - - -
14a -
Sampel - - - -
14b
41
15 Sampel - - - -
15a -
Sampel - - - -
15b
Positif 5
Negatif 10
Jumlah 15
No Sampel Keterangan
27%
6%
67%
Binomial Test
Total 30 1.00
a. Based on Z Approximation.
4.2 Pembahasan
oportunis, dan mudah mencemari bedak tabur karena dalam keadaan terbuka
jangka waktu yang lama, dan penyimpanan bedak tabur yang terbuka
infeksi.
Dari hasil pengujian statistik Binomial Test dan uji didapatkan hasil
sig 0.005. Berarti berada dibawah 0.05 (0.005 ≤ 0.05). Hal ini berarti H0
tumbuh pada beberapa sampel bedak tabur yang digunakan mahasiswi AAK
An Nasher Cirebon.
BAB V
5.1 Kesimpulan
kesimpulan :
0.05.
5.2 Saran
1. Untuk Mahasiswi
bedak yang sudah terkontaminasi dalam jangka waktu yang lama, menjaga
2. Untuk Institusi
44
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.,(2015). Pendahuluan.[Online]
Tersedia:http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Undergraduate-
22533-4.%20BAB%20I%20PENDAHULUAN.pdf
Lampiran 1
Binomial Test
Total 30 1.00
a. Based on Z Approximation.
46
Lampiran 2
Banyaknya media SDA (sabouraud dextose agar) yang dibutuhkan 40,3 gram
= 65 x 620 = 40,3
1000
Lampiran 3
Foto Penelitian
Hasil Penelitian pada media SDA Hasil Penelitian pada media SDA
Sampel A Sampel B
50