Anda di halaman 1dari 13

 
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ASAM URAT
PADA PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT STROKE NASIONAL
BUKITTINGGI TAHUN 2015

Nurhamidah1 dan Selpi Nofiani2


Dosen tetap Program Studi D-III Gizi STIKes Perintis Padang
Email nurhamidah_29yahoo.com

Abstrak

Asam urat merupakan hasil metabolisme normal dari pencernaan protein atau dari penguraian senyawa
purin yang seharusnya akan dibuang melalui ginjal,feses, atau keringat. Dari data Riskesdas 2013,
prevalensi penyakit sendi di Sumatera Barat berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan 12.7% dan
berdasarkan diagnosis dangejala 21.8%. Penyakit asam urat ini lebih cenderung menyerang laki-laki
meskipun bisa juga menyerang wanita yang telah mengalami menopause. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian asam urat pada pasien rawat jalan
di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi Tahun 2015. Jenis penelitian ini observasional dengan
pendekatan studi analitik desain Cross sectional Study. Penelitian ini dilakukan pada pasien rawat
jalan di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi dengan jumlah populasi 605 orang dan sampel 40
orang. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara Accidental Sampling. Data primer
dikumpulkan dengan wawancara langsung terhadap responden menggunakan kuesioner dan formulir
FFQ. Data sekunder diambil dari hasil pemeriksaan kadar asam urat, data pasien rawat jalan yang telah
melakukan pemeriksaan asam urat, gambaran umum, dan geografis. Data dianalisa secara univariat
dan bivariat dengan menggunakan ujikorelasi. Hasil penelitian didapatkan sebanyak 57.5% responden
menderita asam urat, 55.0% responden dengan asupan purin tinggi, 82.5% dengan asupan vitamin C
rendah,62.5% dengan asupan cairan tinggi,62.5% dengan tekanan darah normal, 60.0% dengan
aktivitas fisik sedang, dan 52.5% dengan status gizi baik. Hasil uji statistik menunjukan tidak ada
hubungan bermakna antara asupan vitamin C, cairan, tekanan darah, aktifitas fisik, dan ststus gizi
dengan kejadian asam urat (p>0.05) dan ada hubungan bermakna antara asupan purin dengan kejadian
asam urat (p<0.05). Kesimpulannya adalah asupan purin berhubungan dengan kejadian asam urat,
sedangkan asupan vitamin C, cairan, tekanan darah, aktifitas fisik dan status gizi tidak berhubungan
dengan kejadiaan asam urat pada pasien rawat jalan di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi.

Kata kunci :Asam urat,vitamin C, tekanandarah, aktivitas fisik, status gizi.

Abstract

Uric acid is the result of normal metabolism of protein digestion or from the decomposition of purine
compounds that should be excreted through the kidneys, feces, or sweat. From the data Riskesdas
2013, the prevalence of joint disease in West Sumatra diagnosis based health personnel 12.7% and by
21.8% diagnosis and symptoms. Uric acid is more likely to strike men although it can also affect
women who have undergone menopause. This study aims to determine the factors associated with the
incidence of uric acid in outpatients at the Hospital of the National Stroke BukittinggiYear2015.vThe
kind of this research is observational analytic study with cross sectional study design. This research
was conducted on an outpatient basis at the Hospital of the National Stroke Bukittinggi with a
population of 605 people and a sample of 40 people. The accidental sampling is used to take the
sample. The primary data was collected by direct interviews with respondents by using a
questionnaire and FFQ form. The secondary data taken from the National Hospital Stroke Bukittinggi
form of data outpatients who has checked uric acid, public description, and geographical. The data
analyzed univariate and bivariate by using correlation test. The result of research showed as much as
57.5% of respondents suffer from uric acid, as much as 55.0% of respondents with a high purine
intake, as much as 82.5% with a low intake of vitamin C, as much as 62.5% with a high fluid intake, as
much as 62.5% with normal blood pressure, as much as 60.0% with activity physical being, and as

 
much as 52.5% with good nutritional status. The statistic test results showed no significant
relationship between intake of vitamins C, liquid, blood pressure, physical activity, and nutrition
status with events uric acid (p> 0.05) and significant correlation between the intake of purine with
events uric acid (p <0.05). The conclusion is purine intake is associated with the incidence of uric
acid, whereas intake of vitamin C, fluids, blood pressure, physical activity and nutritional status was
not associated with the occurrence of uric acid in outpatients at the Hospital of the National Stroke
Bukittinggi.

Keywords : Uric acid, vitamin C, blood pressure, physical activity, nutritional status.

1. PENDAHULUAN purin, penggunaan obat tertentu yang dapat


Penyakit asam urat atau dalam dunia medis meningkatkan kadar asam urat.
disebut penyakit pirai atau penyakit gout Asupan purin merupakan faktor utama
(arthritis gout) adalah penyakit sendi yang yang berhubungan dengan kadar asam urat
disebabkan oleh tingginya asam urat di darah. Dimana, semakin tinggi pemasukan
dalam darah. Kadar asam urat yang tinggi zat purin, maka asam urat juga semakin
di dalam darah melebihi batas normal meningkat (Utami, 2010).
menyebabkan penumpukan asam urat di Menurut Arthritis Foundation 2006,
dalam persendian dan organ tubuh lainnya. jumlah penderita arthritis atau gangguan
Penumpukan asam urat inilah yang sendi kronis lain di Amerika Serikat terus
membuat sendi sakit, nyeri, dan meradang meningkat. Pada tahun 2005 jumlah
(Sutanto, 2013). penderita arthritis sudah mencapai 66 juta
Selain itu asam urat merupakan atau hampir 1 dari 3 orang menderita
hasilmetabolisme normal dari pencernaan gangguan sendi. Sebanyak 23,2 juta
protein (terutama dari daging, hati,ginjal, sisanya adalah penderita dengan keluhan
dan beberapa jenis sayuran seperti kacang nyeri sendi kronis.
dan buncis) atau dari penguraian senyawa Berdasarkan data Riskesdas 2013,
purin yang seharusnya akan dibuang prevalensi penyakit sendi berdasarkan
melalui ginjal,feses, atau keringat (Sustrani diagnosis tenaga kesehatan di Indonesia
et al. 2008). 11,9% dan berdasarkan diagnosis atau
Asam urat merupakan salah satu dari gejala 24,7%. Prevalensi penyakit sendi
beberapa penyakit yang sangat tertinggi pada umur ≥75 tahun baik yang
membahayakan, karena bukan hanya didiagnosis tenaga kesehatan yaitu 33%
mengganggu kesehatan tetapi juga dapat dan didiagnosis tenaga kesehatan atau
mengakibatkan cacat pada fisik (Asaidi, gejala adalah 54,8%.
2010). Prevalensi penyakit sendi di Sumatera
Menurut Sustrani et al (2008) faktor– Barat berdasarkan diagnosis tenaga
faktor yang mempengaruhi kadar asam kesehatan 12,7% dan berdasarkan
urat dalam darah adalah faktor keturunan, diagnosis atau gejala 21,8%. Berdasarkan
jenis kelamin, konsumsi pangan yang kaya data Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
akan purin, konsumsi alkohol yang Barat pada tahun 2008 dari 72.545 orang
berlebihan, obesitas, gangguan ginjal yang pra lansia terdapat 21,9% menderita
mengakibatkan terhambatnya pembuangan penyakit gout.

 

Berdasarkan data di instalasi laboratorium Sampel penelitian adalah sebanyak 36


Rumah Sakit Stroke Nasional tahun 2014 orang ditambah 10%, jadi total sampel
jumlah pasien rawat jalan yang melakukan berjumlah 40 orang dengan teknik
pemerikasaan kadar asam urat sebanyak pengambilan sampel dilakukan dengan
605 orang, tahun 2013 sebanyak 2088 metode Accidental Samplingyaitu dengan
orang, dan tahun 2012 sebanyak 1461 cara memilih sampel yang memenuhi
orang. Dari data tersebut dapat dilihat kriteria penelitian.
bahwa pada tahun 2014 terjadi penurunan
pasien rawat jalan yang melakukan ANALISIS DATA
pemeriksaan kadar asam urat, hal ini Data primer adalah data yang dikumpulkan
berdasarkan pada perubahan system secara langsung oleh peneliti terhadap
pelayanan kesehatan. responden berupa data identitas responden,
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti data asupan purin, vitamin C dan asupan
tertarik untuk melakukan penelitian yang cairan dikumpulkan dengan menggunakan
berjudul “Faktor-Faktor yang format Food Frekuensi Questionare (FFQ)
Berhubungan dengan Kejadian Asam Urat Semi Quantitative. Data tekanan darah
pada Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit dengan pengukuran langsung yang
Stroke Nasional Bukittinggi Tahun 2015”. dilakukan atau dibantu oleh perawat rumah
sakit. Data aktivitas fisik responden
2.METODE PENELITIAN dengan wawancara menggunakan
Penelitian ini termasuk dalam lingkup kuesioner dan data status gizi dilihat
penelitian gizi klinik. Merupakan berdasarkan hasil perhitungan indeks
penelitian observasional dengan massa tubuh responden.
pendekatan studi analitik dengan desain Data sekunder adalah data yang diperoleh
Cross Sectional yaitu suatu rancangan dari tempat institusi melakukan penelitian
penelitian yang dilakukan untuk seperti data hasil pemeriksaan
mengetahui hubungan variabel independen laboratorium kadar asam urat,data
dengan variabel dependen dimana gambaran rumahsakit, laporan hasil
pengukurannya pada waktu yang labortorium, dan laporan tahunan berupa
bersamaan (Budiman, 2013). jumlah pasien rawat jalan pada saat
Penelitian ini dilakukan pada pasien rawat penelitian.
jalan di Rumah Sakit Stroke Nasional Pengumpulan Data
Bukittinggi mulai dari bulan Desember 1) Identitas respoden yang terdiri dari
2014 sampai Juli 2015. nama, umur, jenis kelamin, alamat,
1. Populasidan sampel penelitian pekerjaan diperoleh dengan cara
Populasi dalam penelitian ini adalah semua mengisi kuesioner.
pasien rawat jalan yang telah melakukan 2) Data kadar asam urat responden
pemeriksaan kadar asam urat dalam darah diperoleh dengan cara melihat dan
serta berobat jalan di Rumah Sakit Stroke mencatat hasil pemeriksaan
Nasional Bukittinggi dengan jumlah laboratorium.
populasi 605 orang.

 

3) Data asupanpurin, asupan vitamin C, Korelasi. Uji korelasi merupakan uji untuk
dan asupan cairan diukur langsung mengetahui hubungan antara variabel
dengan cara mengisi form food independent numeric dengan variable
frekuency questioner (FFQ) dependen numerik (data).Syarat untuk
semi quantitative dari apa yang dikonsumsi melakukan uji korelasi adalah
responden selama 1 bulan. FFQ ini ujinormalitas data.Jika dari uji normalitas
dihitung dengan seberapa sering responden data didapat tidak berdistribusi normal
mengkonsumsi bahan makanan dalam variable numeric diubah menjadi
sehari, seminggu dan sebulan dalam kategorik. Sehingga untuk data yang
bentuk ukuran rumah tangga. berdistribusi tidak normal bisa juga
4) Data tekanan darah responden digunakan uji Chi square dengan derajat
diperoleh dari hasil kepercayaan 0.05.
pemeriksaanlangsung sebelum pasien Pada hasil statistik uji korelasi didapatkan
melakukan berobat. Pemeriksaan nilai koefisien korelasi ada yang positif (+)
tekanan darah ini dilakukandan dan ada juga yang negatif (-). Nilai
dibantu oleh perawat yang bertugas koefisien korelasi berpengaruh pada
pada hari tersebut. Alat yang penefsiran terhadap hasil analisis korelasi,
digunakan dalam pengukuran tekanan yaitu positif (+) menunjukkan adanya arah
darah yaituspynomanometer dan hubungan yang searah, artinya hubungan
stetoskop. kedua variabel berbanding lurus. Semakin
5) Data aktifitas fisik responden tinggi variabel x akan diikuti dengan
diperoleh dari hasil wawancara semakin tinggi variabel y dan sebaliknya.
responden dengan peneliti Sedangkan tanda pada koefisien korelasi
menggunakankuesioner. Data yang adalah negative (-) menunjukan adanya
diambil adalah data kegiatan sehari- arah hubungan yang berlawanan, artinya
hari responden selama 24 jam. hubungan kedua variabel berbanding
Aktifitas fisik yang dilakukan dari terbalik. Semakin tinggi variabel x akan
mulai bangun pagi sampai tidur. diikuti dengan semakin rendah variabel y
6) Data status gizi diukur langsung dan sebaliknya (Muhid, 2010).
dengan cara melakukan penimbangan
berat badan dan pengukuran tinggi 3.HASIL PENELITIAN
badan responden. Alat yang digunakan Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit
adalah timbangan berat badan dan Stroke Nasional Bukittinggi. Responden
microtoice. dalam penelitian ini adalah pasien rawat
jalan yang berumur 40-75 tahun yang rutin
Analisa Data berobat jalan di Rumah Sakit Stroke
Data yang telah diperoleh dianalisis oleh Nasional Bukittinggi dengan jumlah
computer menggunakan program SPSS responden yang diambil sebanyak 40
Versi 15 untuk menganalisis data dengan orang. Responden diwawancarai ditempat
melihat, menghitung, dan menganalisa penelitian oleh peneliti.
hubungan antara variabel.dengan uji

 

Data penelitian ini disajikan dalam bentuk analisis bivariat menyajikan hubungan
analisis univariat dan Bivariat. Analisis asupan purin, asupan vitamin C, asupan
Univariat untuk mengetahui distribusi cairan, tekanan darah, aktifitas fisik dan
frekuensi asam urat, asupan purin, asupan status gizi dengan kejadian asam urat.
vitamin C, asupan cairan, tekanan darah,
aktifitas fisik dan status gizi. Sedangkan

1. AnalisisUnivariat
Tabel 1.Distribusi Frekuensi Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Kejadian Asam Urat
Pada Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Stroke Nasional BukittinggiTahun 2015
Variabel Kategori N %
Ya 23 57.5
Kejadian Asam Urat
Tidak 17 42.5
Tinggi 22 55.0
AsupanPurin
Rendah 18 45.0
Rendah 33 82.5
AsupanVitamin C
Tinggi 7 17.5
Kurang 29 72.5
Asupan Cairan
Cukup 11 27.5
Tinggi 11 27.5
Tekanan Darah Normal 25 62.5
Rendah 4 10.0
Ringan 16 40.0
Aktifitas Fisik
Sedang 24 60.0
Lebih 15 37.5
Status Gizi Baik 21 52.5
Kurang 4 10.0

2. Uji Normalitas 50 (Dahlan, 2010).Kaidah yang digunakan


Uji normalitas data yang bertujuan untuk adalah jika nilai signifikansi > 0.05 maka
mengetahui kenormalan distribusi sebaran data tersebut normal, sedangkan jika nilai
skor variabel. Variabel yang diuji adalah signifikansi < 0.05 maka data tersebut
variabel bebas dan variabel terikat. tidak normal (Priyatno, 2009). Hasil uji
Uji normalitas sebaran ini menggunakan Normalitas data dapat dilihat pada tabel
tehnik ujiShapiro-Wilk, dimana dibawah ini :
penggunaan uji ini untuk jumlah sampel <

 

Tabel 2.
Hasil Uji Normalitas Data
Shapiro-Wilk
Variabel
Sig.
Kadar Asam Urat 0.212
Asupan Purin 0.003
Asupan Vitamin C 0.062
Asupan Cairan 0.009
Tekanan Darah 0.036
Aktivitas Fisik 0.415
Status Gizi 0.438

3. Analisis Bivariat

Tabel 3.
Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Kejadian Asam Urat Pada Pasien Rawat
Jalan di Rumah Sakit Stroke Nasional BukittinggiTahun 2015

Kejadian Asam Urat


Variabel Kategori Tidak Ya Korelasi Sig.
n % n %
Rendah 13 72.2 5 27.8
Asupan Purin 0.656 0.000
Tinggi 4 18.2 18 81.8
Rendah 12 36.4 21 63.6
Asupan Vitamin C -0.253 0.115
Tinggi 5 71.4 2 28.6
Kurang 12 41.4 17 58.6
Asupan Cairan -0.070 0.666
Cukup 5 45.5 6 54.5
Rendah 1 25.0 3 75.0
Tekanan Darah Normal 12 48.0 13 52.0 -0.046 0.777
Tinggi 4 36.4 7 63.6
Ringan 6 37.5 10 62.5
Aktifitas Fisik 0.042 0.798
Sedang 11 45.8 13 54.2
Kurang 2 50.0 2 50.0
Status Gizi Baik 8 38.1 13 61.9 -0.048 0.767
Lebih 7 46.7 8 53.3

 

PEMBAHASAN
1. Keterbatasan Penelitian 2. Analisa Univariat
Penelitian tentang asam urat belum pernah a. Kejadian Asam Urat
dilakukan pada pasien rawat jalan di Dari hasil penelitian didapatkan sebanyak 23
Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi. orang (57.5%) responden menderita asam
Keterbatasan ini menyebabkan peneliti urat pada pasien rawat jalan di Rumah Sakit
sulit untuk membandingkan hasil Stroke Nasional Bukittinggi Tahun
penelitian lain yang sejenisnya. Peneliti 2015.Menurut analisa peneliti, masih ada
lebih banyak membandingkan hasil pasien rawat jalan yang memiliki kadar asam
penelitian yang dilakukan di daerah lain tidak normal karena adanya gangguan
yang mungkin karakteristiknya berbeda metabolisme purin serta sintesa purin yang
dengan yang peneliti lakukan. berlebih karena banyak mengkonsumsi
Penelitian ini menggunakan kuesioner dan sumber purin tinggi seperti kacang-
wawancara langsung dengan responden kacangan, ayam, sarden dan jeroan. Pola
untuk melihat faktor-faktor apa saja yang makan berpengaruh terhadap peningkatan
berhubungan dengan kejadian asam urat kadar asam urat.
pada pasien rawat jalan di Rumah Sakit b. Asupan Purin
Stroke Nasional Bukittinggi. Kemampuan Dari hasil penelitian didapatkan sebanyak 22
responden menjawab kuesioner orang (55.0%) responden dengan tingkat
dipengaruhi daya ingat dan daya dengar asupan purin tinggi dan sebanyak 18 orang
responden. Oleh karena itu sebelum di (45.0%) responden dengan tingkat asupan
wawancara peneliti menanyakan purin rendah. Tingginya asupan purin pada
kesedianan responden untuk menjadi responden yang melebihi 600 mg per hari
reponden dalam penelitian ini. Selain itu karena pola konsumsi yang salah.
peneliti menjelaskan tujuan penelitian Ketidaktahuan responden terhadap efek dari
sebelum dilakukan wawancara, hal ini purin menyebabkan responden tidak
untuk menghindari kecurigaan responden. membatasi dalam mengkonsumsi makanan
Untuk mengukur variabel asupan purin, yang mengandung purin tinggi seperti
asupan vitamin C, dan asupan cairan pada makanan yang digoreng dan makanan yang
penelitian ini menggunakan metode Food terbuat dari usus sapi dan jeroan. Hal ini juga
Frequency Quesioner (FFQ) sesuai dengan kebiasaan makan orang
SemiQuantitative. Prinsip dari metode ini Sumatera Barat yang lebih suka
dilakukan dengan responden diminta untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung
menjawab seberapa sering jenis dan bahan purin tinggi
makanan yang dikonsumsi responden c. Asupan Vitamin C
dalam jangka per hari, per minggu, dan per Dari hasil penelitian didapatkan sebanyak 33
bulan. Ketepatan sangat tergantung dari orang (82.5%) responden dengan tingkat
daya ingat responden dan kejujuran asupan vitamin C rendah dan sebanyak 7
responden dapat saja menjawab jenis dan orang (17.5%) responden dengan tingkat
bahan makanan yang sebenarnya tidak asupan vitamin C tinggi. Menurut analisa
pernah dikonsumsi dan melebih-lebihkan peneliti, rendahnya asupan vitamin C pada
menjadi kendala peneliti dalam melakukan responden yang kurang dari 60 mg/hari
penelitian karena hari dan biaya yang karena kurangnya mengkonsusmsi makanan
digunakan lebih banyak. yang mengandung sumber vitamin C. Hal ini

 

dilihat dari hasil food frequency questionare besar responden beraktivitas sedang (1.70-
(FFQ) semi quantitative pada responden 1.99) yaitu sebanyak 24 orang (60.0%) dan
karena hanya sebagian kecil yang Cukup yang beraktifitas ringan sebanyak 16 orang
mengkonsumsi sumber vitamin C. (40.0%).
d. Asupan Cairan Menurut analisa peneliti, sebagian besar
Dari hasil penelitian didapatkan sebanyak 25 aktifitas fisik responden adalah melakukan
orang (62.5%) responden dengan tingkat aktifitas santai dan pekerjaan rumah tangga,
asupan cairannya tinggi dan sebanyak 15 seperti memasak, membersihkan rumah,
orang (37.5%) responden dengan tingkat mengurus rumah tangga, berolah raga, dan
asupan cairannya rendah. Dimana separuh juga terdiri dari pensiunan. Rata-rata
dari responden sudah mengetahui manfaat responden dalam penelitian ini adalah
konsumsi air yang cukup bagi tubuhnya. perempuan yang pekerjaannya hampir
Menurut analisa peneliti, tingginya asupan semua yang ibu rumah tangga.
cairan pada responden dapat dikatakan Status Gizi
sudah baik. Dimana responden Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
mengkonsumsi cairan lebih dari 1500 ml bahwa sebagian besar responden memiliki
per hari. Hal ini didapatkan dari hasil status gizi baik sebanyak 21 orang dengan
wawancara yang dilakukan peneliti kepada persentasi 52.5%, status gizi lebih
responden, kebanyakan responden sebanyak 15 orang dengan persentasi
menjawab bahwa mengkonsusmsi air lebih 37.5%, dan status gizi kurang sebanyak 4
dari 2 liter sehari. Sehingga asupan Cairan orang dengan persentasi 10.0%.
responden terpenuhi untuk satu hari. Menurut analisa peneliti, sebagian besar
e. Tekanan Darah status gizi responden termasuk status gizi
Dari hasil penelitian didapatkan sebanyak 25 yang baik. Hal ini disebabkan karena
orang (62.5%) responden memiliki tekanan responden dalam penelitian ini adalah pasien
darah normal, sebanyak 11 orang (27.5%) rawat jalan yang telah sering mendapatkan
responden memiliki tekanan darah tinggi dan bimbingan dan arahan dari dokter untuk
sebanyak 4 orang (10.0%) responden menanggulanggi masalah kesehatan yang
memiliki tekanan darah rendah. Pengukuran dialaminya.
tekanan darah dilakukan oleh perawat rumah 3. Analisis Bivariat
sakit dengan Cara pengukuran tidak a. Hubungan Asupan Purin Dengan
langsung menggunakan spygmomanometer Kejadian Asam urat
dan stetoskop. Tekanan darah yang diambil Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
dalam penelitian ini adalah tekanan darah asupan purin terhadap kejadian asam urat
pada saat pasien berkunjung ke rumah sakit. yaitu lebih banyak responden dengan
Karena biasanya pasien rawat jalan di asupan purin tinggi sebanyak 18 orang
Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi ini dengan persentasi 81.8% dari pada dengan
selalu dilakukan pemeriksaan tekanan darah asupan purin rendah yaitu 5 orang dengan
oleh perawat yang bertugas. persentasi 27.8%. Sedangkan, asupan purin
f. Aktifitas Fisik terhadap kejadian yang tidak asam urat
Aktivitas fisik dalam penelitian ini yaitu lebih banyak responden dengan
meliputi aktivitas individu dalam satu hari asupan purin rendah sebanyak 13 orang
dan kebiasaan olahraga. Berdasarkan hasil dengan persentasi 72.2% dari pada dengan
penelitian didapatkan bahwa sebagian asupan purin tinggi yaitu 4 orang dengan

 

persentasi 18.2%. Hal ini sesuai dengan tidak ada hubungan yang signifikan
teori, dimana mengkonsumsi makanan tinggi (p>0.05) antara asupan vitamin C dengan
purin dapat meningkatkan kadar asam urat. kejadian asam urat dengan p value 0.115.
Serta juga sesuai dengan penelitian Diantari Hal ini disebabkan karena kebanyakan
dkk (2013) dengan hasil ada hubungan responden telah Mememnuhi asupan
yang signifikan antara konsumsi purin, vitamin C per harinya, sehingga tidak terjai
aktivitas, konsumsialkohol dan umur kekurangan viamin C.
dengan kadar asam urat. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada
Dari hasil penelitian dengan menggunakan hubungan yang bermakna antara asupan
uji stastistik Spearman dapat diketahui vitamin C dengan kejadian asam urat pada
bahwa ada hubungan yang signifikan pasien rawat jalan di Rumah Sakit Stroke
(p<0.05) antara asupan purin dengan Nasional Bukittinggi Tahun 2015.
kejadian asam urat dengan p value 0.000. c. Hubungan Asupan Cairan Dengan
Adanya hubungan yang signifikan antara Kejadian Asam urat
asupan purin dengan kejadian asam urat Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
didasari pada tingkat konsumsi makanan asupan cairan terhadap kejadian asam urat
yang mengandung purin. Tingkat yaitu lebih banyak responden dengan
konsumsi purin yang tinggi mempunyai asupan cairan tinggi sebanyak 15 orang
peluang yang lebih besar menderita asam dengan persentasi 60.0% dari pada dengan
urat dibandingkan dengan tingkat asupan cairan rendah yaitu 8 orang dengan
konsumsi purin rendah. persentasi 53.3%. Sedangkan, asupan
Jadi, dapat disimpulkan bahwa ada cairan terhadap kejadian yang tidak asam
hubungan yang bermakna antara asupan urat yaitu lebih banyak responden dengan
purin dengan kejadian asam urat pada asupan cairan rendah sebanyak 7 orang
pasien rawat jalan di Rumah Sakit Stroke dengan persentasi 46.7% dari pada dengan
Nasional Bukittinggi Tahun 2015. asupan cairan tinggi yaitu 10 orang dengan
b. Hubungan Asupan Vitamin C Dengan persentasi 40.0%.
Kejadian Asam urat Dari hasil penelitian dengan menggunakan
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan uji stastistik Spearman dapat diketahui
asupan vitamin C terhadap kejadian asam bahwa tidak ada hubungan yang signifikan
urat yaitu lebih banyak responden dengan (p>0.05) antara asupan cairan dengan
asupan vitamin C rendah sebanyak 21 kejadian asam urat dengan p value 0.666.
orang dengan persentasi 63.6% dari pada Hal ini berdasarkan rata-rata asupan cairan
dengan asupan vitamin C tinggi yaitu 2 responden berada dalam ketegori cukup
orang dengan persentasi 28.6%. yaitu sebagian besar sudah mengkonsumsi
Sedangkan, asupan vitamin C terhadap cairan lebih dari 1500 ml per hari. Konsumsi
kejadian yang tidak asam urat yaitu lebih minum yang banyak (> 8 gelas per hari)
banyak responden dengan asupan vitamin dapat membantu menurunkan kadar asam
C rendah sebanyak 12 orang dengan urat dalam darah.
persentasi 36.4% dari pada dengan asupan Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak ada
vitamin C tinggi yaitu 5 orang dengan hubungan yang bermakna antara asupan
persentasi 71.4%. Cairan dengan kejadian asam urat pada
Dari hasil penelitian dengan menggunakan pasien rawat jalan di Rumah Sakit Stroke
uji stastistik Pearson dapat diketahui bahwa Nasional Bukittinggi Tahun 2015.
10 
 

d. Hubungan Tekanan Darah Dengan Berdasarkan hasil penelitian didapatkan


Kejadian Asam urat aktifitas fisik terhadap kejadian asam urat
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan yaitu lebih banyak responden dengan
tekanan darah terhadap kejadian asam urat aktifitas fisik sedang sebanyak 13 orang
yaitu lebih banyak responden dengan dengan persentasi 54.2% dari pada dengan
tekanan darah normal sebanyak 13 orang aktifitas fisik ringan sebanyak 10 orang
dengan persentasi 52.0% dari pada dengan dengan persentasi 62.5%. Sedangkan,
tekanan darah tinggi yaitu 7 orang dengan aktifitas fisik terhadap kejadian yang tidak
persentasi 63.6%, serta dengan tekanan asam urat yaitu lebih banyak responden
darah rendah yaitu 3 orang dengan dengan aktifitas fisik sedang sebanyak 11
persentasi 75.0%. Sedangkan, tekanan orang dengan persentasi 45.8% dari pada
darah terhadap kejadian yang tidak asam dengan aktifitas fisik ringan sebanyak 6
urat yaitu lebih banyak responden dengan orang dengan persentasi 37.5%.
tekanan darah normal sebanyak 12 orang Dari hasil penelitian dengan menggunakan
dengan persentasi 48.0% dari pada dengan uji stastistik Pearson dapat diketahui bahwa
tekanan darah tinggi yaitu 4 orang dengan tidak ada hubungan yang signifikan
persentasi 36.4%, sert tekanan darah (p>0.05) antara aktifitas fisik dengan
rendah yaitu 1 orang dengan persentasi kejadian asam urat dengan p value 0.798.
25.0%. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak ada
Dari hasil penelitian dengan menggunakan hubungan yang bermakna antara aktifitas
uji stastistik Spearman dapat diketahui fisik dengan kejadian asam urat pada
bahwa tidak ada hubungan yang signifikan pasien rawat jalan di Rumah Sakit Stroke
(p>0.05) antara tekanan darah dengan Nasional Bukittinggi Tahun 2015.
kejadian asam urat dengan p value f. Hubungan Status Gizi Dengan
0.777Hal ini berdeda dari teori yang Kejadian Asam urat
mengatakan bahwa asam urat dapat Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
merangsang sistem renin angiotensi, status gizi terhadap kejadian asam urat
sehingga memicu peningkatan tekanan darah yaitu lebih banyak responden dengan
dan menyebabkan penebalan dinding arteri status gizi baik sebanyak 13 orang dengan
di ginjal, khusunya pembuluh arteriol persentasi 61.9% dari pada dengan status
afferen, sehingga terjadi arteriosklerosis gizi lebih sebanyak 8 orang dengan
yang selanjutnya menyebabkan tekanan persentasi 53.3%, serta dengan status gizi
darah tinggi. Tidak adanya hubungan antara kurang sebanyak 2 orang dengan
tekanan darah dengan kejadian asam urat persentasi 50.0%. Sedangkan, status gizi
disebabkan karena rata-rata responden terhadap kejadian yang tidak asam urat
memiliki tekanan darah yang normal. yaitu lebih banyak responden dengan
Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak ada status gizi baik sebanyak 8 orang dengan
hubungan yang bermakna anatara tekanan persentasi 38.1% dari pada dengan status
darah dengan kejadian asam urat pada pasien gizi lebih yaitu 7 orang dengan persentasi
rawat jalan di Rumah Sakit Stroke Nasional 46.7%, serta dengan status gizi kurang
Bukittinggi Tahun 2015. sebanyak 2 orang dengan oersentasi
e. Hubungan Aktifitas Fisik Dengan 50.0%.
Kejadian Asam urat Dari hasil uji statistik Pearson menunjukkan
bahwa tidak ada hubungan signifikan
11 
 

(p>0.05) antara status gizi dengan kejadian jalan di Rumah Sakit Stroke Nasional
asam urat dengan p value 0.767. Status gizi Bukittinggi Tahun 2015.
mempunyai hubungan dengan resiko 7. Terdapat 52.5% responden dengan
terjadinya berat badan lebih yang akan status gizi baik pada pasien rawat jalan
berakibat pada terganggunya metabolisme di Rumah Sakit Stroke Nasional
asam urat dalam tubuh. Tetapi pada Bukittinggi Tahun 2015.
penelitian ini tidak ditemukan hubungan 8. Terdapat hubungan yang bermakna
yang signifikan antara status gizi dengan antara asupan purin dengan kejadian
kejadian asam urat. Tidak adanya hubungan asam urat pada pasien rawat jalan di
diduga karena hampir semua responden Rumah Sakit Stroke Nasional
memiliki status gizi normal. Bukittinggi tahun 2015.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak ada 9. Tidak terdapat hubungan yang bermakna
hubungan yang bermakna antara status gizi antara asupan vitamin C dengan kejadian
dengan kejadian asam urat pada pasien asam urat pada pasien rawat jalan di
rawat jalan di Rumah Sakit Stroke Rumah Sakit Stroke Nasional
Nasional Bukittinggi Tahun 2015. Bukittinggi tahun 2015.
10. Tidak terdapat hubungan yang bermakna
4.KESIMPULAN antara asupan Cairan dengan kejadian
Berdasarkan hasil penelitian dan asam urat pada pasien rawat jalan di
pembahasan yang sudah dilakukan, maka Rumah Sakit Stroke Nasional
diambil beberapa kesimpulan : Bukittinggi tahun 2015.
1. Terdapat 57.5% responden menderita 11. Tidak terdapat hubungan yang bermakna
asam urat pada pasien rawat jalan di antara tekanan darah dengan kejadian
Rumah Sakit Stroke Nasional asam urat pada pasien rawat jalan di
Bukittinggi Tahun 2015. Rumah Sakit Stroke Nasional
2. Terdapat 55.0% responden dengan Bukittinggi tahun 2015.
asupan purin tinggi pada pasien rawat 12. Tidak terdapat hubungan yang bermakna
jalan di Rumah Sakit Stroke Nasional antara aktifitas fisik dengan kejadian
Bukittinggi Tahun 2015. asam urat pada pasien rawat jalan di
3. Terdapat 82.5% responden dengan Rumah Sakit Stroke Nasional
asupan vitamin C rendah pada pasien Bukittinggi tahun 2015.
rawat jalan di Rumah Sakit Stroke 13. Tidak terdapat hubungan yang bermakna
Nasional Bukittinggi Tahun 2015. antara status gizi dengan kejadian asam
4. Terdapat 62.5% responden dengan urat pada pasien rawat jalan di Rumah
asupan Cairan tinggi pada pasien rawat Sakit Stroke Nasional Bukittinggi tahun
jalan di Rumah Sakit Stroke Nasional 2015.
Bukittinggi Tahun 2015.
5. Terdapat 62.5% responden dengan DAFTAR PUSTAKA
tekanan darah normal pada pasien rawat Adib, M. 2011. Pengetahuan Praktis
jalan di Rumah Sakit Stroke Nasional Ragam Penyakit Mematikan Yang
Bukittinggi Tahun 2015. Paling Sering Menyerang Kita.
6. Terdapat 60.0% responden dengan Buku Biru: Yogjakarta.
aktifitas fisik sedang pada pasien rawat Ahmad. 2011. Cara Mudah Mencegah,
Mengobati Asam Urat &
12 
 

Hipertensi. Dinamika media: Freund, W. 2012. Meredam Penyakit Asam


Jakarta. Urat Tanpa Obat. PT Gramedia
Almatsier, S. 2004. Penuntun Diet Edisi Pustaka Utama: Jakarta.
Baru. PT Gramedia Pustaka Utama. Hartono, Andry. 2006. Terapi Gizi dan
Jakarta. Diet Rumah Sakit, Edisi 2. Penerbit
. 2009. Prinsip Ilmu Gizi Dasar. PT Buku Kedokteran EGC : Jakarta.
Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. Hayden, M.R., Tyayi, S.C., 2004. Uric
Asaidi, M. 2010. Waspadai Asam Urat. Acid: A New Look at An Old Risk
Diva Press: Yogyakarta. Marker for Cardiovascular Disease,
Budiman. 2013. Penelitian Kesehatan. Metabolic Syndrome, and Type 2
Refika Aditama: Bandung. Diabetes Mellitus: The Urate
Bustan, M.N. 2007. Epidemiologi Penyakit Redox Shuttle. Nutrition and
Tidak Menular. Rineka Cipta: Metabolism. 1(10): 1-15.
Jakarta. Hidayat, Ismed. 2012. Kadar Asam Urat
Chernoff, Roni. 2006. Geriatric Nutrition pada DM Tipe 2 yang Mengalami
The Health Professional’s Stroke Iskemik. Tesis. Universitas
Handbook. Boston : Jones and Sumatera Utara.
Bartlett Publishers. Ikawati, Zullies. 2010. Cerdas
Dahlan, Sopiyudin. 2011. Statistik Untuk MengenaliObat. Penerbit Kanisius:
Kedokteran dan Kesehatan. Edisi Yogyakarta.
Ke-5. Salemba Medika, Jakarta. Junaidi, Iskandar. 2013. Rematik & Asam
Diantari, Ervi and Candra, Aryu. Urat.PT Gramedia Utama: Jakarta.
2013.Pengaruh Asupan Purin Dan Krisnatuti, Diah. Rina Yenrinadan
Cairan Terhadap Kadar Asam Urat VeraUripi.2008.Perencanaan
Pada Wanita Usia 50-60 Tahun Di Menu
Kecamatan Gajah Mungkur, untukPenderitaGangguanAsamUra
Semarang. Undergraduate thesis, t.PenerbitSwadaya: Jakarta.
Diponegoro University. Lingga, Lanny. 2012.
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatra Barat. BebasPenyakitAsamUratTanpaOba
2008. Angka Penderita Gout. t. AgroMediaPustaka: Jakarta.
Padang. Manampiring, Aaltje E. 2011. Prevalensi
FAO/WHO/UNU [Food and Agriculture hiperurisemia pada remaja obese
Organization/ World Health di kota Tomohon.Skripsi.
Organization/ United Nations Universitas Sam Ratulangi.
University]. 2001. Human Energy Oenzil, Fadil. 2012. Gizi Meningkatkan
Requirement. Report of joint Kualitas Manula. Penerbit Buku
FAO/WHO/UNU Expert Kedokteran EGC : Jakarta.
Consultation. Rome 17-24 Oktober. Pati, S., Sahu, P.K., Mohapatra, P.C.,
Feig, D. I., Kang, D. H., Johnson, R. J., 2004. The Role of Uric Acid in
2008. Uric Acid and Cardiovascular Disease and Its
Cardiovascular Risk.N Engl J Med. Clinical Implications. Orissa
359: 1811-21. Journal ofMedical Biochemistry. 1:
39-43.
13 
 

Rahaja, EM. 2002. Peran Nutrisi pada Wisesa, I. B. N., Suastika, K., 2009.
Hiperurisemia. Ebers Papyrus Vol. Hubungan antara Konsentrasi
8 No 1. Asam Urat Serum dengan
Purwaningsih, Tinah. 2010. Faktor-Faktor Resistensi Insulin pada Penduduk
Risiko Hiperurisemia. Tesis. Suku Bali Asli di Dusun Tenganan
Universitas Diponegoro Semarang. Pegringsingan Karangasem. J Peny
Riset Kesehatan Dasar. 2013. Prevalensi Dalam. 10(2): 110-22.
Penyakit Sendi.
Roody, E. 2008. Hyperuricemia, Gout, and
Lifestyle Factors. The Journal of
Rheumatology. 35:9.
Saryono, K. 2009. Waspada Asam Urat
Keluarga. Jakarta : BP FKUI.
Setyoningsih, Rini. 2009. Faktor-Faktor
yang Berhubungan dengan
Kejadian Hiperurisemia pada
Pasien Rawat Jalan RSUP Dr.
KariadiSemarang. Artikel
Penelitian : Semarang.
Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia
dari Sel ke Sistem.Buku
Kedokteran EGC: Jakarta.
Supariasa, et al. 2012. Penilaian Status
Gizi, Edisi Baru. Buku Kedokteran
EGC: Jakarta.
Sustrani L, Syamsir A, & Iwan H. 2008.
Asam Urat, Informasi Lengkap
Untuk Penderita dan Keluarganya,
Edisi 6. PT Gramedia Utama:
Jakarta.
Sutanto, Teguh. 2013. Asam Urat. Buku
Pintar: Yogyakarta.
The Fact about arthritis. North California:
Arthritis Foundation; 2006 dalam
Olwin Nainggolan. 2009.
Prevalensi dan determinaan
Penyakit Rematik di
Indonesia.Majalah Kedokteran
Indonesia. Volume 59, Nomor: 12,
Desember 2009
Utami, Fadillah. 2010. Hidup Sehat Tanpa
Diabetes dan Asam Urat. Genius
Publisher : Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai