SKRIPSI
Disusun Guna Melengkapi Syarat
Dalam Mencapai Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Disusun Oleh :
NIM : 201251095
Dengan ini menyatakan skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua
sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Penulis,
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II
Ivans Panduwiguna, S.Si., M.Farm., Apt Nabil Anas Yamin, S.Si., M.Farm., Apt
iii
Persembahan
“Dia memberikan hikmah (ilmu yang berguna) kepada siapa yang dikehendaki-
Nya. Barang siapa yang mendapat hikmah itu sesungguhnya ia telah mendapat
“Hidup adalah sebuah tantangan maka hadapilah. Hidup adalah sebuah lagu,
maka nyanyikanlah. Hidup adalah sebuah mimpi maka sadarilah. Hidup adalah
“Pendiidikan adalah senjata paling ampuh yang dapat kamu gunakan untuk
Ya Allah...
Terima kasih atas nikmat dan rahmat-Mu yang agung ini. Sebuah perjalanan
yang panjang dan gelap telah Kau berikan cahaya terang, meskipun hari esok
iv
Ibunda dan Ayahanda,
Inilah kata-kata yang mewakili seluruh rasa, sungguh ananda tak mampu
menggantikan kasihmu dengan apapun, tiada yang dapat ananda berikan agar
bertepi cintamu tidak pernah berujung, tiada kasih seindah kasihmu, tiada cinta
melebihi kasturi, yang sejuknya melebihi embun pagi, hangatnya seperti mentari
di waktu dhuha, salam suci sesuci air telaga kautsar yang jika diteguk akan
tidak pernah pudar dan berubah dalam segala musim dan peristiwa.
Kini sambutlah ananda di depan pintu tempat dimana dulu ananda mencium
Ayahanda dan Ibunda, terima kasih telah menjadi cahaya hidup yang
senantiasa ada saat suka dan duka, selalu setia mendampingi, selalu setia
memberi dukungan yang selalu memanjatkan doa untuk putri tercinta dalam
setiap sujud.
v
Adik-Adikku, Terima kasih atas doa, semangat, tawa dan canda yang selalu
menguatkan.
Keluargaku, terima kasih untuk doa dan dukungan yang selalu menguatkan.
Almarhum Kakek, Terima kasih telah hadir dalam kehidupan ini dan menjadi
vi
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat
Skripsi ini dibuat sebagai syarat dalam menyelesaikan jenjang pendidikan Strata-1
saran dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung telah
bantuan lain.
kepada :
1. Dr. Ing. Drs. H. Barnas Holil, DEA. Selaku Rektor Institut Sains dan
Teknologi Al-Kamal.
2. Taufani Tasmin, S.Si., M.M., Apt. Selaku Kepala Program Studi Farmasi
vii
6. Seluruh Dosen Program Studi Farmasi ISTA
7. Seluruh Dosen dan segenap jajaran staf dan karyawan akademik Institut
8. Kedua orang tua tercinta Ayah Johan Syafri dan Ibu Rita Nelida serta
adik-adik saya Novtu Anjar Syah, Laila Antika dan Adrian Firnando.
10. Tim Stroke (Keluarga Syahrini) Ressi Heniranti, Endang Purwanti, Cicih
11. Sahabatku Erti Rahma Sari dan sepupuku Dina Elpina Sari, terima kasih
12. Seseorang yang dijanjikan Ilahi, terimakasih telah menjadi baik dan
bertahan disana.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
COVER .................................................................................................................. i
ABSTRAK .......................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
ix
2.1 Stroke ............................................................................................................ 5
x
3.2 Populasi dan Sampel ................................................................................ 91
xi
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 103
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 5. Data Interaksi Obat Beserta Efek Yang Mungkin Ditimbulkan .......... 97
xiv
EVALUASI INTERAKSI OBAT POTENSIAL
PADA PENGOBATAN PASIEN STROKE HEMORAGIK
DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
CENGKARENG, JAKARTA BARAT.
PERIODE JANUARI – JUNI 2015.
ABSTRAK
xv
EVALUATION OF POTENSIAL DRUG INTERACTIONS IN THE
TREATMENT OF HEMORRHAGIC STROKE PATIENTS IN THE
INPATIENTS UNIT OF CENGKARENG GENERAL HOSPITAL
JAKARTA BARAT.
PERIODE JANUARI – JUNI 2015
ABSTRACT
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
otak secara fokal atau global yang dapat menimbulkan kematian atau
kelainan yang menetap lebih dari 24 jam, tanpa penyebab lain kecuali
berulang sekitar 180.000 (23,1%) orang per tahun. Dengan total insiden
1
2
estimasi biaya mencapai lebih dari lima puluh juta dollar pertahun
Berdasarkan hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1995 dan Survey
harus dirawat di rumah sakit di Amerika Serikat setiap tahun. Penelitian selama
menunjukkan bahwa hampir satu dari empat pasien yang yang mendapatkan resep
pernah mengalami interaksi obat yang berarati pada suatu saat tertentu dalam
tahun tersebut. Interaksi yang sering terjadi adalah interaksi yang meningkatkan
toksisitas atau turunnya efek terapi pengobatan sehingga pasien tidak merasa sehat
dengan judul “Evaluasi Interaksi Obat Potensial Pada Pengobatan Pasien Stroke
Jakarta Barat”.
3
pasien stroke hemoragik di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah
Interaksi obat dalam penelitian ini adalah interaksi obat potensial yang
mungkin terjadi akibat adanya obat lain. Obat yang dimaksud adalah obat – obat
diperhatikan oleh tenaga medis terkait timbulnya interaksi obat dalam penanganan
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Stroke
2.1.1 Definisi
yang disebabkan peredaran darah, dan terjadi secara mendadak (dalam beberapa
detik) atau setidak – tidaknya secara cepat (dalam beberapa jam) dengan gejala-
gejala dan tanda-tanda yang sesuai dengan daerah fokal otak yang terganggu
(WHO, 1989)
secara tiba-tiba yang berlangsung selama 24 jam dan diperkirakan berasal dari
(TIAs) adalah iskemia sistem syaraf utama menurun selama kurang dari 24 jam
2.1.2 Etiologi
5
6
a. Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi antara lain : usia, jenis kelamin,
asap rokok (pada pasien yang meninggal akibat stroke pada usia di bawah 65
sickle cell disease stenosis arteri carotid, terapi hormon postmenopause, faktor
tubuh).
Faktor resiko stroke spesifik di Indonesia lebih besar terjadi pada laki-laki,
pada usia yang semakin tua, tingkat pendidikan yang rendah, tidak bekerja,
resiko yang paling berhubungan dengan kejadian stroke di Indonesia atau peluang
6
7
terkena stroke terbesar adalah pada DM yang diikuti gangguan mental emosional,
2.1.3 Prognosis
hemoragik dari segi survivals edangkan dari segi fungsi pemulihan (recovery),
prognosis yang akurat mengenai keparahan dan prediksi berkaitan dengan stroke,
kajian mengenai beberapa indikator prognosis stroke yang telah diperoleh. Secara
penilaian fungsional lebih bersifat prediktif, tetapi untuk aplikasi pada pasien
geriatrik akan terbatas karena kajian ini diperoleh dari subjek dengan usia kurang
dari 75 tahun. Contoh salah satu alasan penilaian prognosis yang menghasilkan
(OPS).
7
9
terjadinya serangan (age of onset) dan tingkat kesadaran pasien. Jika infark terjadi
neurologis (jika kontrol motorik dan sensasi nyeri terganggu, prognosis pasien
menjadi buruk).
Pada pasien stroke iskemik, sekitar sepertiga jumlah pasien dapat kembali
pulih setelah serangan. Secara umum, sepertiga bagian lagi bersifat fatal dan
mendapatkan terapi yang tepat dalam waktu 3 jam setelah serangan, 33%
hematoma. Dengan hematoma yang berukuran lebih dari 3cm, mortalitas pasien
2.1.4 Patofisiologi
tipe stroke :
A. Tipe oklusif atau penyumbatan, disebut juga stroke iskemik adalah stroke
dibutuhkan. Efek iskemia yang cukup cepat terjadi karena otak kekurangan
9
10
2) Hemoragi Intraserebral
tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dan kadang karena pemberian
yang umum adalah bocornya arteri intraserebral kecil yang rusak akibat
tekanan.
12
Gejala umum stroke antara lain mati rasa (paresthesia) dan kelumpuhan
(hemiparesis) secara tiba-tiba pada bagian lengan, kaki, wajah, yang lebih
sering terjadi pada bagian separuh tubuh. Gejala lain yang muncul antara
visual loss) atau keseimbangan atau koordinasi, sakit kepala yang parah
tanpa sebab, lemah bahkan tidak sadar. Efek penyakit stroke tergantung
mendadak.
Pencegahan primer pada stroke meliputi upaya perbaikan gaya hidup dan
pengendalian berbagai faktor risiko. Upaya ini ditujukan pada orang sehat dan
b. Oat (beta glucan) akan menurunkan kadar kolesterol total dan LDL,
c. Beberapa jenis ikan seperti ikan tuna dan ikan salmon mengandung
dianjurkan adalah ≤2,3 gram/ hari dan asupan kalium ≥4,7 gram/
hari.
nabati.
rendah.
h. Sumber lemak sebiknya berasal dari sayuran, ikan, buah polong dan
kacang-kacangan.
ramah dan mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa dan
C. Pemeriksaan Kesehatan Secara Teratur dan Taat Anjuran Dokter dalam Hal
mmHg. Jika menderita diabetes melitus atau penyakit ginjal kronik target
dan obat penurun lemak. Target kadar kolesterol LDL <100 mg/ dL.
Penderita yang berisiko tinggi stroke sebaiknya kadar LDL <70mg/ dL.
teratur.
D. Beberapa Rekomendasi
3. Penyakit kardiovaskular
platelet seperti yang direkomendasikan pada bagian lain dari panduan ini
4. Hipertensi
terapi farmakologik.
5. Merokok
evidence B)
evidence C).
6. Diabetes
evidence A).
evidence A).
9. Dislipidemia
dan risiko dari prosedur yang akan dijalankan. Dokter juga hanya
evidence C).
C).
of evidence B).
pada anak-anak yang berusia lebih dini dan mereka yang memiliki
24
C).
evidence C).
evidence)
dirujuk untuk program terapeutik yang tepat (AHA/ASA, Class IIa, Level
of evidence C).
yang teliti dan bila perlu dengan tes khusus direkomendasikan untuk
20. Migren
21. Hiperhomosisteinemia
B).
sayur, buah, kacang polong, daging, ikan, padi dan sereal untuk
C).
23. Hiperkoagulabilitas
evidence B).
B).
of evidence B).
25. Aspirin
kesadaran akan berlanjut, yang menurunkan kekuatan otot dan koordinasi. Pasien
atau jatuh. Stroke iskemia biasanya tidak menyakitkan, tapi sakit kepala dapat
menelan dan bernafas. Sebagian besar kasus stroke terjadi secara mendadak,
sangat cepat dan menyebabkan kerusakan otak dalam beberapa menit (completed
stroke). Stroke bisa menjadi bertambah buruk dalam beberpa jam sampai 1 atau 2
hari akibat bertambah luasnya jaringan otak yang mati (stroke in-evolution).
1. Deteksi
sakit. Beberapa gejala atau tanda yang mengarah kepada diagnosis stroke
2. Pengiriman pasien
protokol.
3. Transportsi/ambulans
pasien ke rumah sakit yang dituju. Petugas ambulans gawat darurat harus
b. Mesin EKG
d. Obat-obat neuroprotektan
e. Telemedisin
oximeter)
keadaan jantung.
ambulans :
dan hipotensi.
hipoglikemia.
darurat, stroke unit atau ICU sebagai tempat tujuan penanganan definitif
pasien stroke.
2.1.8 Diagnosis
memakan waktu terlalu lama, demi meminimalkan hilangnya waktu emas antara
pencegahan sekunder.
1. Anamnesis
mulut mencong atau bicara pelo, dan tidak dapat berkomunikasi dengan baik.
Keadaan ini timbul sangat mendadak, dapat sewaktu bangun tidur, mau
Selain itu perlu ditanyakan pula faktor-faktor risiko yang menyertai stroke
misalnya penyakit kencing manis, darah tinggi dan penyakit jantung. Dicatat
serangan terjadi.
34
2. Pemeriksaan Fisik
tekanan darah kiri dan kanan, pernafasan, tentukan juga tingkat kesadaran
penderita. Jika kesadaran menurun, tentukan skor dengan Skala Glasgow agar
saraf otak dan motorik apakah fungsi komunikasi masih baik atau adakah
disleksia.
Jika kesadaran menurun dan nilai Skala Koma Glasgow telah ditentukan,
∑ Refleks kornea
gerak.
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Radiologi
∑ Foto Toraks
b. Pemeriksaan Neurokardiologi
aritmia atau penyakit jantung, tekanan darah yang tidak stabil, gambaran
c. Pemeriksaan Laboratorium
fungsi hati, dan analisa gas darah. Dari pemeriksaan ini dapat
Pemeriksaan ini terdiri dari empat tes yaitu prothrombin time, partial
darah.
pendek, maka evaluasi dan diagnosis klinik harus dilakukan dengan cepat,
saat serangan, gejala lain seperti nyeri kepala, mual, muntah, rasa
lain).
37
akibat jatuh saat kejang, bruit karotis dan tanda-tanda distensi vena
motorik, sikap dan cara jalan, reflex, koordinasi, sensorik dan fungsi
of evidence B).
2. Terapi umum
evidence C).
mmHg atau pCO2 >50 mmHg) atau pada pasien yang berisiko
dilakukan trakeostomi.
b. Stabilisasi hemodinamik
mmHg.
(konsultasi radiologi).
C).
∑ Tekanan darah
∑ Pemeriksaan jantung
a) Tekanan darah
c) Keparahan hemiparesis
∑ Monitor TIK harus dipasang pada pasien dengan GCS <9 dan
∑ Sasaran terapi adalah TIK kurang dari 20 mmHg dan CPP >70
mmHg.
meliputi:
d) Hindari hipertermia
pemberian osmoterapi.
mg/kgBB i.v.
41
evidence B).
f. Pengendalian kejang
of evidence C).
(AHA/ASA guideline).
h. Pemeriksaan penunjang
- EKG
hemostasis, kadar gula darah, analisis urin, analisa gas darah dan
elektrolit)
- Pemeriksaan radiologi
b) CT scan
1. Cairan
maupun enteral).
44
tampak dan ditambah lagi 300 ml per derajat celcius pada penderita
panas).
normal.
e. Asidosis dan alkalosis harus dikoreksi sesuai dengan hasil analisa gas
darah.
2. Nutrisi
nutrisi oral hanya boleh diberikan setelah hasil tes fungsi menelan
baik.
komposisi:
anti dekubitus.
(kadar glukosa darah >180 mg/dl) pada stroke akut harus diobati
(<50 mg/dl) harus dioibati dengan dekstrosa 40% intravena atau infus
glukosa 10-20%.
b. Jika gelisah lakukan terapi psikologi, kalau perlu berikan minor dan
bisa digunakan.
kateterisasi intermiten.
47
i. Rehabilitasi.
j. Edukasi keluarga.
1. Penatalaksanaan hipertensi
mmHg dan TDD <105 mmHg selama 24 jam setelah rtPA. Obat
Class IIb, Level of evidence C), apabila TDS >200 mmHg atau
menit.
d. Apabila TDS >180 mmHg atau MAP >130 mmHg tanpa disertai
komorbiditas kardiovaskuler.
keluaran neurologis, terutama bila TDS <100 mmHg atau TDD <70
mmHg. Oleh karena itu, hipotensi pada stroke akut harus diatasi dan dicari
diawali dengan dosis kecil dan dipertahankan pada tekanan darah optimal
infus salin dan menghindari larutan glukosa dalam 24 jam pertama setelah
dekstrosa atau infus glukosa 10-20% sampai kadar gula darah 80-110
mg/dl.
apabila tekanan darah sistolik (TDS) >220 mmHg atau tekanan darah
diastolik (TDD) >120 mmHg. Pada pasien stroke iskemik akutyang akan
evidence B).
dan TDD <105 mmHg selama 24 jam setelah pemberian rTPA. Obat
gejala mirip dengan stroke infark, dan dapat diatasi dengan pemberian
bolus dekstrosa atau infus glukosa 10-20% sampai kadar gula darah
80-110 mg/dl.
b. Kontrol gula darah selama fase akut stroke. Periksa gula darah kapiler
tiap jam sampai pada sasaran glukosa (glucose goal range) selama 4
jam, kemudian diturunkan tiap 2 jam. Bila gula darah tetap stabil,
infus insulin dapat dikurangi tiap 4 jam. Pemantauan tiap jam untuk
direkomendasikan.
iskemik akut.
53
pemberian intraarterial).
∑ Kriteria inklusi
rTPA
∑ Kriteria eksklusi
menit
≤45 menit
menit
penekanan lokal.
6. Pemberian antikoagulan
evidence A).
7. Pemberian antiplatelet
jam setelah awitan stroke dianjurkan untuk setiap stroke iskemik akut
evidence B).
dianjurkan dalam terapi stroke iskemik akut (AHA/ASA, Class III, Level
of evidence A).
efektif, sehingga sampai saat ini belum dianjurkan (AHA/ASA, Class III,
Level of evidence A). Namun, citicolin sampai saat ini masih memberikan
manfaat pada stroke akut. Penggunaan citicolin pada stroke iskemik akut
(13,8%), infeksi dapat berupa infeksi sistem saraf pusat, infeksi organ-
dan penyebabnya.
A).
evidence C).
berikut :
sama dengan terapi yang lain karena efek akan timbul 6 jam
dan tidak ada keuntungan nyata pada pasien yang tidak terseleksi.
3. Tekanan darah
b. Penanganan glukosa
62
5. Prosedur/ Operasi
b. Perdarahan intraventrikuler
63
efikasi dan keamanan dari tata laksana ini masih dalam tahap
c. Evakuasi hematom
C).
B).
selama dua hari, kecuali pada pasien yang sejak semula ada
of evidence B).
B).
yang timbul.
semiintensif.
tinggi intrakranial.
pada PSA.
evidence B).
evidence B).
dianjurkan pada pasien dengan derajat yang lebih baik serta lokasi
coilling atau coiling and clipping ditentukan tim bedah syaraf dan
pada hari ketiga atau secara oral 60mg setiap 6 jam selama 21
berikut:
∑ Pencegahan vasosapsme:
∑ Delayed vasopasm
komorbiditas kardiovaskuler.
71
∑ Bila natrium dibawah 120 mEq/L berikan NaCl 0,9% 2-3 liter
evidence B).
Dapat terjadi setelah hari pertama, nmun lebih sering dalam tujuh
9. Terapi tambahan
reguler.
b. Analgesik
gram/ 4-6jam.
∑ Hindari asetosal.
evidence B).
evidence B).
evidence B).
1. Keluaran klinis yang baik akan tercapai jika pasien stroke pasca akut
psien.
76
rumah.
fungsional.
rehabilitasi.
diperlukan.
stroke
yang dibutuhkan.
rumahnya.
ini.
kompleks.
aktivitas.
20∞ dan ekstensi dari jari sebesar 10∞ dan tidak memiliki gangguan
penderita.
kecepatan.
latihan.
dipertimbangkan.
solving.
jika metode lain melakukan aktivitas tidak tersedia atau tidak dapat
terjatuh.
Interaksi obat terjadi jika efek suatu obat (index drugs) berubah akibat
adanya obat lain (precipitant drugs), makanan atau minuman. Interaksi obat dapat
efek yang tidak dikehendaki (undesirable/ adverce drug interaction = ADIs) yang
meningkatnya kadar obat di dalam plasma atau sebaliknya menurunnya kadar obat
dalam plasma yang menyebabkan hasil terapi menjadi tidak optimal. Sejumlah
besar obat baru yang dilepas di pasaran setiap tahunnya menyebabkan munculnya
a. Interaksi Farmasetik :
b. Interaksi Farmakokinetik :
dengan besi (Fe) dan antasida yang mengandung Al, Ca, Mg,
sefodoksim proksetil).
e. Efek makanan
jika:
sempit).
(binding site) yang sama dengan obat index, serta kadarnya cukup
digunakan dan terdapat selain dihati juga di usus halus dan ginjal,
b. Induksi metabolisme
melalui empedu terjadi akibat kompetisi antar obat dan metabolit obat
mengikat obat yang dibebaskan atau dengan mensupresi flora usus yang
antara obat dan metabolit obat untuk sistem transport yang sama, terutama
sistem transport untuk obat bersifat asam dan metabolit yang bersifat
c. Interaksi Farmakodinamik
pada sistem reseptor, tempat kerja atau sistem fisiologi yang sama
sehingga terjadi efek yang adiktif, sinergistik, atau antagonistik, tanpa ada
obat (adverse drugs reaction), yakni jika metabolisme suatu obat indeks
kadar plasma obat indeks sehingga terjadi toksisitas. Selain itu interaksi antar obat
interaksi obat yang “tidak dikehendaki” atau Adverse Drugs Interaction (ADIs).
Meskipun demikian, beberapa interaksi obat tidak selalu harus dihindari karena
Interaksi obat yang tidak dikehendaki (ADIs) mempunyai implikasi klinis jika :
2) Mula kerja (onset of action) obat cepat, terjadi dalam waktu 24 jam
kehidupan
4) Obat indeks dan obat presipitan lazim digunakan dalam praktek klinik
Banyak faktor yang berperan dalam terjadinya ADIs yang bermakna secara
klinik, antara lain faktor usia, faktor penyakit, genetik, dan penggunaan obat-obat
preskripsi bersama-sama beberapa obat OTC sekaligus. Usia lanjut lebih rentan
mengalami interaksi obat. Pada penderita diabetes mellitus usia lanjut yang
ginjal dapat menyebabkan efek relaksan otot meningkat dan kelemahan otot
meningkat.
Polimorfisme adalah salah satu faktor genetik yang berperan dalam interaksi
Antiimflammantory Drugs) dan rokok yang banyak digunakan secara luas dapat
teraupetik yang diharapkan. Selain itu, penambahan obat lain diharapkan dapat
90
lain dalam bentuk kombinasi (tetap ataupun tidak tetap) kadang-kadang disebut
Kombinasi suatu anti aritmia yang memiliki waktu paruh singkat misalnya
prokainamid sebagai anti aritmia dapat dikurangi dari setiap 4-6 jam menjadi
METODE PENELITIAN
obat potensial yang mungkin terjadi pada pasien stroke hemoragik di Rumah Sakit
Data yang digunakan adalah data rekam medik pasien Stroke Hemoragik
di ruang rawat inap yang berasal dari bagian Rekam Medik RSUD Cengkareng,
Jakarta barat. Sampel yang diolah adalah sampel terbatas terkontrol pihak rumah
retrospektif dengan jenis data sekunder rekam medik pasien stroke hemoragik di
RSUD Cengkareng.
91
92
RSUD CENGKARENG
PENGUMPULAN DATA
(Data yang diberikan oleh rekam medik hanya 25 data pasien)
Karakteristik Pasien
1. Umur
2. Jenis Kelamin
3. Riwayat Penyakit
Terdahulu
92
BAB IV
4.1 Hasil
Jakarta Barat periode Januari sampai Juni 2015 sebanyak 25 pasien, maka
1 Laki – Laki 12 52 %
2 Parempuan 13 48 %
Total 25 100 %
93
94
Tabel 4.2 Data rentang usia pasien stroke hemoragik di ruang rawat
1 < 45 tahun 3 12 %
2 45 – 64 tahun 20 80 %
3 > 65 tahun 2 8%
Total 25 100 %
Terdahulu
1 Hipertensi 16 16 %
2 Hipertensi + Diabetes 2 8%
Hipertensi + Stroke
3 1 4%
Iskemik
95
Hipertensi + Diabetes +
4 1 4%
Jantung
5 Tidak Terdata 5 20 %
Total 25 100 %
Hemoragik
Tabel 4.4 Data kejadian interaksi obat potensial pada pasien stroke
Interaksi
No Jumlah (Pasien) Persentase (%)
Potensial Obat
Terdapat interaksi
1 5 20 %
obat potensial
Tidak terdapat
2 interaksi obat 20 80 %
potensial
Total 25 100 %
96
4.2 Pembahasan
lebih besar terjadi pada laki-laki, pada usia yang semakin tua, tingkat
tahun, hal ini berkaitan dengan adanya proses degenerasi (penuaan) yang
terjadi secara alamiah dan pada umumnya pada orang lanjut usia, pembuluh
dislipidemi, paparan asap rokok (pada pasien yang meninggal akibat stroke
Jakarta Barat terjadi pada 5 orang pasien dengan 7 interaksi obat potensial.
Tabel 4.5 Data interaksi obat potensial beserta efek yang mungkin di
timbulkan pada pasien stroke hemoragik di ruang rawat inap Rumah Sakit
Obat Yang
NO
Berinteraksi Efek / Interaksi Yang
Kemungkinan penurunan
3 Nimodipin Fenitoin
konsentrasi serum fenitoin.
aritmia jantung.
allupurinol.
5.1 Kesimpulan
orang pasien) dan pasien usia diatas 65 tahun yaitu 8 % (2 orang pasien).
101
102
terdahulunya.
interaksi adalah :
5.2 Saran
Bederson JB, Connoly es, et All, Guidelines for The Management of Aneurysmal
Subarakhnoid Hemorrhage, American Heart Association. Dallas. 2009.
101
102
Gitawati, Retno. 2008. Interaksi Obat dan Beberapa Implikasinya. Media Litbang
Kesehatan Volume XVIII Nomor 4.
The Seventh Report of The JNC on Prevention Detection and Treatment of High
Blood Pressure US Dept of Health and Human Service NIH Publication, 2003.
The European Stroke Organisation (ESO) Executive Commitee and the ESO
Writing Commitee. Guidelines for Management of Ischaemic Stroke and
Transient Ischaemic Attack. 2008.
LAMPIRAN 1
BUKTI PENELITIAN DI RSUD CENGKARENG
105
106
LAMPIRAN 2
CONTOH FORMAT PENGAMBILAN DATA PASIEN STROKE
ISKEMIK DI RAWAT INAP RSUD CENGKARENG PERIODE JANUARI-
JUNI 2015