Anda di halaman 1dari 72

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL

DAUN GLODOKAN TIANG (Polyalthia longifolia S.)


TERHADAP BAKTERI Propionibacterium acnes

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan


Program D-III Farmasi pada Akademi Farmasi Samarinda

Oleh :
MEITA INDRIASTUTI
723901S.14.059

AKADEMI FARMASI SAMARINDA


SAMARINDA
2017
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL
DAUN GLODOKAN TIANG (Polyalthia longifolia S.)
TERHADAP BAKTERI Propionibacterium acnes

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :
MEITA INDRIASTUTI
723901S.14.059

AKADEMI FARMASI SAMARINDA


SAMARINDA
2017
HALAMAN PENGESAHAN

ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO
“Wahai orang-orang yang beriman!
Taatilah Allahdan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang
kekuasaan) selama pemegang kekuasaan berpegang pada Kitab Allah dan Sunnah
Rasul diantara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu,
maka kembalikanlah kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu
beriman kepada Allah dan Hari Kemudian.
Yang demikian itu, lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”.
(Qs. An-Nisa’: 59)

Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani
(Di Depan Menjadi Panutan, Di Tengah Menjadi Penyeimbang, Di Belakang
Melakukan Dorongan)
(Ki Hajar Dewantara)

PERSEMBAHAN
Alhamdullillahirobbil alamin
Atas ridho dari Allah SWT sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan
dengan baik, serta sholawat serta salam kita haturkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW

Kepada Bapak dan Ibu, yang tidak pernah letih mendoakan adek dan selalu
mengingatkan adek dalam hal yang baik dan positif. Bapak dan Ibu yang selalu
menyayangi dan mencintai adek. Terimakasih atas segalanya
Kakak Ain, engkaulah yang terbaik dalam hidup ini terimakasih atas ketulusan
mu dalam membimbing adek.
Keluarga kedua, bude (uti raje), ayah bunda raje, dan Rajendra yang selama 3
tahun ini yang bersedia menerima anthy disini, hari hari dilalui semua dengan
kalian. Terimakasih atas semuanya yang telah diberikan.

iii
Para sahabat, yang paling aneh ngeselin tapi rasa sayang ini selalu ada untuk
kalian Azizah Suhaimi, Irmawati, Fita Sari, Indra (panggilannya iin). Yang selama
3 tahun ikhlas dan bersedia menerima kekurangan maupun kelebihanku. Semoga
kita kedepannya sukses semua aminn Allahuma amin.
Untuk ukhti-ukhti korpri ku, Risnawati dan Ayun Rahmawati yang berada di
Balikpapan, terimakasih atas waktu dan kesempatan yang telah diberikan untuku
selama ini. Semoga kita tetap selalu bisa bersama dalam setiap kesempatan.
Sukses untuk kita semua
Teman saat penelitian, mba Pipih Purnawati dan Rafidah Surzanti, terimakasih
atas ide, saran dan bantuan yang sangat cemerlang dari kalian sehingga selesai nya
Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik.
Seluruh teman-teman angkatan 2014, terimakasih atas ilmu yang bermanfaat
yang selalu dibagi ke penulis dan berjuang bersama selama ini.
Untuk almamaterku, kampus Akademi Farmasi Samarinda jaya selalu

iv
PERNYATAAN KEASLIAN KTI

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Meita Indriastuti

NIM : 723901S.14.059

Tempat Tanggal Lahir : Balikpapan, 31 Mei 1995

Alamat : Jl. Praja Bakti Blok II B NO.08 RT.09, Balikpapan

Dengan ini menyatakan bahwa KTI dengan judul “Uji Aktivitas Antibakteri

Ekstrak Etanol Daun Glodokan Tiang (Polyalthia Longifolia S.) Terhadap Bakteri

Propionibacterium acnesadalah hasil pekerjaan saya dan seluruh ide, pendapat,

atau materi dari sumber lain telah dikutip dengan cara penulisan referensi yang

sesuai.

Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan jika pernyataan ini tidak

sesuai dengan kenyataan, maka saya bersedia menanggung sanksi yang akan

dikenakan kepada saya termasuk pencabutan gelar Ahli Madya yang nanti saya

dapatkan.

Samarinda, Juli 2017

Meita Indriastuti

v
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Uji Aktivitas

Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Glodokan Tiang (Polyalthia Longifolia S.)

Terhadap Bakteri Propionibacterium acnes.

Penyusunan karya tulis ilmiah merupakan salah satu syarat dalam

menyelesaikan pendidikan pada program D-III Farmasi. Penulis menyadari bahwa

Karya Tulis ini dapat terselesaikan berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai

pihak, sehingga penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Supomo, M. Si., Apt selaku Direktur Akademi Farmasi

Samarinda

2. Ibu Anita Apriliana, M. Farm., Apt selaku pembimbing satu Karya

Tulis Ilmiah yang telah banyak mengarahkan, membimbing, dan

memotivasi kepada penulis dalam penelitian dan penyusunan Karya

Tulis Ilmiah.

3. Ibu Yulistia Budianti Soemarie, M. Farm., Apt selaku pembimbing

dua Karya Tulis Ilmiah yang telah mengarahkan dan membimbing

dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah.

4. Bapak ibu dosen yang dengan sabar mendidik, memberikan banyak

ilmu, pengalaman serta motivasi kepada penulis sehingga penulis

dapat menyusun Karya Tulis Ilmiah.

vi
5. Staf laboran yang telah bekerja sama dengan baik selama penelitian

sehingga membantu penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Kedua Orang tua serta keluarga tercinta yang selalu memberikan doa,

dukungan dan semangat yang tiada hentinya

7. Tim Uji Antibakteri Laboratorium Fakultas Kehutanan Universitas

Mulawarman yang bersedia membimbing penulis dalam melakukan

pengujian.

8. Teman-teman Akademi Farmasi Samarinda angkatan 2014 yang telah

berjuang bersama selama ini

Penulis menyadari dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih terdapat

banyak kekurangan. Penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang

bersifat membangun untuk menjadi lebih baik lagi. Penulis berharap semoga

Allah SWT berkenan memberikan ridhoNya dalam setiap langkah positif

kita. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat dan menambah

wawasan untuk kita semua Amin.

Samarinda, Juli 2017

Penulis

vii
ABSTRAK

Salah satu penyebab jerawat adalah bakteri Propionibacterium acnes. Salah


satu alternatif untuk mengatasi masalah jerawat adalah dengan pemanfaatan
tanaman glodokan tiang (Polyalthia longifolia S.) Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun glodokan tiang
terhadap bakteri Propionibacterium acnes.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Tahapan penelitian
dimulai dengan penyiapan sampel, determinasi, ekstraksi, skrining fitokimia, dan
uji antibakteri ekstrak etanol daun glodokan tiang terhadap bakteri
Propionibacterium acnes. Pada uji aktivitas dan uji antibakteri menggunakan
metode difusi cakram dengan konsentrasi 30%, 40%, dan 50% serta kontrol
positif Klindamisin 150 mg dan kontrol negatif dimetil sulfoksida 1%.
Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol daun glodokan tiang
mengandung senyawa metabolit sekunder antara lain alkaloid, tanin, flavonoid,
dan saponin. Zona hambat yang terbentuk pada konsentrasi 30%, 40%, dan 50%
secara berurut adalah 8,83 mm, 9 mm, dan 10,5 mm. Dari ketiga konsentrasi
tersebut zona hambat yang paling kuat pada konsentrasi 50% yaitu sebesar 10,5
mm. Kontrol positif Klindamisin 150 mg dan kontrol negatif dimetil sulfoksida
1%, sedangkan Klindamisin memiliki zona hambat yang sangat kuat yaitu 33,16
mm.

Kata kunci : Propionibacterium acnes, glodokan tiang (Polyalthia longifolia


S.), metode difusi cakram.

viii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PEGESAHAN ........................................................................... ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN KTI................................................................ v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 3
C. Hipotesis ........................................................................................ 3
D. Tujuan Penelitian........................................................................... 3
E. Manfaat Penelitian......................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Glodokan tiang (Polyalthia longifolia S.) ................................... 4
1. Taksonomi ........................................................................... 4
2. Nama latin ............................................................................ 5
3. Morfologi ............................................................................. 5
4. Khasiat Tumbuhan .............................................................. 5
5. Kandungan Kimia ................................................................ 5
B. Simplisia ........................................................................................ 6
C. Ekstraksi ........................................................................................ 6

ix
1. Definisi Ekstraksi................................................................. 6
2. Pembagian Jenis Ekstraksi ................................................... 6
a. Ekstraksi Secara Dingin ............................................. 6
b. Ekstraksi Secara Panas ............................................... 7
D. Bakteri. .......................................................................................... 9
E. Bakteri Propionibacterium acnes .................................................. 11
F. Antibakteri ..................................................................................... 12
G. Uji Aktivitas Antibakteri .............................................................. 13

BAB III METODE PENELITIAN


A. Rancangan Penelitian .................................................................... 16
B. Objek Penelitian dan Teknik Sampling ......................................... 16
C. Variabel Penelitian ........................................................................ 17
D. Definisi Operasional ...................................................................... 17
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 18
1. Alat dan Bahan .................................................................... 18
a. Alat ............................................................................. 18
b. Bahan .......................................................................... 18
c. Objek Makhluk Hidup ................................................ 18
2. Prosedur Penelitian .............................................................. 19
a. Pengambilan dan Determinasi Sampel Daun ............. 19
b. Pembuatan Simplisia .................................................. 19
c. Pembuatan Ekstrak Etanol ......................................... 19
d. Pembuatan Larutan Pereaksi ...................................... 19
e. Skrining Fitokimia...................................................... 20
f. Persiapan Sediaan Uji................................................. 22
g. Uji Aktivitas Antibakteri ........................................... 24
F. Analisis Data ................................................................................. 25

x
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pengambilan dan Determinasi Daun Glodokan Tiang .................. 26
B. Pembuatan Simplisia ..................................................................... 27
C. Pembuatan Ekstrak Etanol ............................................................ 28
D. Skrining Fitokimia........................................................................ 29
E. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Glodokan Tiang . 31

BAB V PENUTUP
A. Simpulan........................................................................................ 35
B. Saran .............................................................................................. 35

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 36


LAMPIRAN .................................................................................................... 40
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... 57

xi
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri ............................. 12
2. Hasil Skrining Fitokimia ....................................................................... 29
3. Hasil Pengukuran Zona Hambat Bakteri Propionibacterium acnes....... 32

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Glodokan Tiang ...................................................................................... 4
2. Bakteri..................................................................................................... 11

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Alur Penelitian ........................................................................................ 40
2. Hasil Determinasi Daun Glodokan Tiang............................................... 41
3. Perhitungan Susut Pengeringan dan Perhitungan Rendemen Ekstrak
Etanol Daun Glodokan Tiang ................................................................. 42
4. Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Glodokan Tiang ................................. 43
5. Hasil Uji Skrining Ekstrak Etanol Daun Glodokan Tiang...................... 44
6. Alat Uji Aktivitas Antibakteri Daun Glodokan Tiang............................ 45
7. Cara Kerja Uji Aktivitas Antibakteri ...................................................... 46
8. Perhitungan Sediaan Uji ......................................................................... 48
9. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Daun Glodokan Tiang .......................... 49
10. Perhitungan Zona Hambat ...................................................................... .. 51
11. Hasil Analisis Data ................................................................................... 52

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jerawat merupakan salah satu penyakit kulit yang disebabkan karena

bakteri, melalui proses peradangan kronik kelenjar polisebasea yang ditandai

dengan adanya komedo, papul, pustula, dan nodus. Penyebaran jerawat terdapat

pada wajah, dada, punggung yang mengandung kelenjar sebasea yang umumnya

terjadi pada masa remaja (Harper, 2007). Bakteri penyebab jerawat diantaranya

adalah Propionibacterium acnes, Staphylococcus epidermidis,dan Staphylococcus

aureus (Zanglein, dkk., 2008).

Pengobatan jerawat biasanya dilakukan dengan pemberian antibiotik seperti

eritromisin, klindamisin, dan tetrasiklin, namun obat-obat tersebut memiliki

resistensi terhadap tubuh dan dapat mengiritasi kulit. Diperlukan bahan alami

sebagai alternatif pengobatan untuk mengatasinya (Humprey, 2012).

Salah satu tumbuhan yang berpotensi sebagai obat jerawat adalah glodokan

tiang (Polyalthia longifolia S.) daunnya menunjukkan aktivitas antibakteri,

antioksidan, antidotum, dan sitotoksik terhadap sel kanker (Marthanda dkk, 2005).

Menurut data empiris pada penelitian Parvin dkk (2013) mengatakan bahwa

masyarakat India menggunakan tanaman glodokan tiang (Polyalthia longifolia S.)

inisebagai penyakit kulit, keputihan, penyakit rahim, cacingan, sariawan,

hipertensi, dan penyakit demam.

1
2

Penelitian Manasa M dkk (2014), tentang aktivitas antibakteri ekstrak etanol

daun glodokan tiang terhadap bakteri Staphylococcus aureus memperlihatkan

adanya zona hambat pada konsentrasi 2,5% memiliki diameter 21 mm. Analisis

kromatografi ekstrak metanol mengungkapkan adanya alkaloid, flavonoid, tanin,

steroid, dan glikosida. Penelitian Parvin dkk (2013), tentang aktivitas antibakteri

ekstrak metanol daun glodokan tiang pada konsentrasi 5% terhadap bakteri B.

Subtilis memiliki zona hambat sebesar (34.10±0.00) mm, Sarcina lutea

(44.20±0.14) mm, X. Campestris (31.30±0.14) mm, Eschericia Coli (36.00±0.00)

mm, K. pneumoniae (30.00±0.00) mm, Pseudomonas sp (33.00±0.00) mm.

Penelitian Nur (2016), tentang antivitas antibakteri ekstrak etanol daun glodokan

tiang terhadap bakteri Eschericia Coliyang merupakan bakteri gram negatif,

memperlihatkan adanya zona hambat pada konsentrasi 50% yakni 10,34 mm

dengan kriteria kuat.

Berdasarkan latar belakang tersebut dilakukan penelitian tentang uji

aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun glodokan tiang (Polyalthia longifolia S.)

dengan konsentrasi 30%, 40% dan 50% terhadap bakteri Propionibacterium

acnes, karena peneliti ingin melihat zona hambat yang terbentuk dengan

konsentrasi yang sama terhadap penelitian sebelumnya tetapi menggunakan

bakteri yang berbeda yaitu bakteri penyebab jerawat Propionibacterium acnes

yang bersifat gram positif.


3

B. Rumusan Masalah

1. Apakah ekstrak etanol daun glodokan tiang memiliki aktivitas antibakteri

terhadap bakteri Propionibacterium acnes?

2. Berapakah konsentrasi efektif dalam ekstrak etanol daun glodokan tiang

yang menghambat bakteri Propionibacterium acnes?

C. Hipotesis Penelitian

Ekstrak etanol daun glodokan tiang memiliki aktivitas antibakteri terhadap

bakteri Propionibacterium acnes dengan konsentrasi efektif 30%, 40%, dan

50%.

D. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun glodokan tiang

terhadap bakteri Propionibacterium acnes.

2. Mengetahui konsentrasi efektif ekstrak etanol daun glodokan tiang yang

efektif menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes.

E. Manfaat penelitian

1. Menambah informasi kepada mahasiswa Akademi Farmasi Samarinda dan

masyarakat mengenai khasiat daun glodokan tiang.

2. Sebagai alternatif pengobatan antibakteri dengan menggunakan bahan alam.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Glodokan Tiang (Polyalthia longifolia S.)

Glodokan tiang merupakan tanaman asli daerah kering India dan dikenal

dengan sebutan “Asoka” pada masyarakat sekitar, dan umumnya dibudidayakan

di India, Pakistan, dan Sri Lanka. Tanaman glodokan tiang ini walaupun

merupakan tanaman hias, pada masyarakat India dapat digunakan sebagai

tanaman obat salah satunya untuk obat jerawat (Katkar, K. V dkk, 2010).

1. Taksonomi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Sub Divisi : Spermathophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Magnoliales
Famili : Annonaceae
Genus : Polyalthia
Spesies : Polyalthia longifolia (Sonn.) Thwaites

Gambar 1. Glodokan Tiang (Dokumentasi Pribadi, 2016).

4
5

2. Nama Latin atau nama Daerah

Nama ilmiah tanaman ini adalah Polyalthia longifolia (Sonn.) Thwaites.

Memiliki nama umum yaitu False Ashoka, Buddha Tree, Green champa, Indian

mast tree, and Indian Fir tree. Sinonimnya ialah Uvaria longifolia Sonn., Guatteria

longifolia (Sonn.) Wallich, Unona longifolia (Sonn.) (Subramanion dkk, 2013).

3. Morfologi tumbuhan daun glodokan tiang

Pohon, bentuk tajuk kerucut, kadang melebar, tinggi mencapai 15 meter.

Batang berbentuk bulat, permukaan halus, putih kotor. Daun tunggal, berseling,

tangkai bulat, panjang 4-8 mm, hijau, helaian bulat telur sampai memanjang,

ujung runcing, tepi daun bergelombang, pangkal runcing sampai tumpul,

permukaan halus dan licin, pertulangan menyirip, panjang 12,5-20 cm, lebar 2,5-5

cm, warna hijau muda sampai hijau tua.

Bunga majemuk, panjang tangkai bunga 2-5 cm, dalam dua lingkaran,

bentuk segitiga runcing, panjang 12-15 mm, lebar 3-4 mm, warna kuning

kehijauan. Buah bulat memanjang, panjang 2-2,5 cm, diameter 1-1,5 cm, panjang

tangkai 1,5 cm, warna muda hijau tua, ungu tua atau hitam. Biji jumlah hanya 1,

berbentuk kecil, bulat dan halus, berakar tunggang (Depkes RI, 2006).

4. Khasiat Tumbuhan

Daun glodokan tiang berkhasiat sebagai antibakteri, antioksidan, dan

sitotoksik terhadap sel kanker (Subramanion, 2013).

5. Kandungan senyawa daun glodokan tiang

Kandungan metabolit sekunder daun glodokan tiang yaitu alkaloid,

flavonoid, tanin, steroid, dan glikosida (Manasa dkk, 2013).


6

B. Simplisia

Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum

mengalami proses apapun juga dan kecuali dinyatakan lain. Simplisia merupakan

bahan alam yang dikeringkan (Depkes RI, 1985).

C. Ekstraksi

Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan senyawa kimia yang dapat

larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair.

Ekstrak adalah sediaan pekat yang dibuat dengan menyari simplisia nabati

atau hewani menggunakan pelarut dan cara yang sesuai, kemudian semua atau

hampir semua pelarut diuapkan dan masa serbuk yang tersisa diperlukan

sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan. Sebagian besar ekstrak

dibuat dengan mengekstraksi bahan baku obat secara perkolasi. Seluruh perkolat

biasanya dipekatkan secara destilasi dengan menggunakan tekanan (Agoes, 2007).

1. Pembagian Jenis Ekstraksi

Pembagian metode ekstraksi menurut (Ditjen POM, 2000).

a. Ekstraksi secara dingin

Proses ekstraksi secara dingin pada prinsipnya tidak memerlukan

pemanasan. Hal ini diperuntukkan untuk bahan alam yang mengandung

komponen kimia yang tidak tahan pemanasan dan bahan alam yang

mempunyai tekstur yang lunak. Yang termasuk ekstraksi secara dingin:


7

1) Metode Maserasi

Maserasi adalah proses penyarian simplisia menggunakan pelarut

dengan perendaman dan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada

temperatur ruangan (kamar). Maserasi yang dilakukan pengadukan secara

terus-menerus disebut maserasi kinetik, sedangkan maserasi yang dilakukan

dengan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan

terhadap maserat pertama dan seterusnya disebut remaserasi.

2) Metode Perkolasi

Perkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan

cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Proses

perkolasi terdiri dari tahapan pengembang bahan, tahap maserasi antara,

tahap perkolasi sebenarnya (penetesan/ penampungan ekstrak), terus

menerus sampai diperoleh ekstrak (perkolat).

b. Ekstraksi Secara Panas

Ekstraksi secara panas dilakukan untuk mengekstraksi komponen

kimia yang tahan terhadap pemanasan seperti glikosida, saponin, dan

minyak -minyak menguap yang mempunyai titik didih yang tinggi, selain

itu pemanasan juga diperuntukkan untuk membuka pori-pori sel simplisia

sehingga pelarut organik mudah masuk ke dalam sel untuk melarutkan

komponen kimia. Yang termasuk ekstraksi secara panas yaitu :


8

1) Metode Refluks

Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik

didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif

konstan dengan adanya pendingin balik.

2) Metode Sokletasi

Sokletasi adalah ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang pada

umumnya dilakukan dengan alat khusus yang disebut Soxhlet sehingga

terjadi ekstraksi berkelanjutan dan jumlah pelarut relatif konstan dengan

adanya pendigin balik.

3) Metode Digesti

Digesti adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan berkelanjutan)

pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan, yaitu secara

umum dilakukan pada temperatur 40-500C.

4) Metode Dekok

Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama dan temperatur

sampai titik didih air, yakni 30 menit pada suhu 90-1000C.

5) Metode Infundasi

Infus adalah hasil dari proses ekstraksi dengan metode infundasi

dengan air pada suhu 900C selama 15 menit.


9

D. Bakteri

Bakteri merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya atau lebih

tersebar luas dibandingkan makhluk hidup yang lain. Bakteri memiliki ratusan

ribu spesies yang hidup di darat hingga dan pada tempat-tempat yang ekstrim.

Bakteri ada yang menguntungkan dan ada pula yang merugikan. Bakteri memiliki

ciri-ciri yang membedakannya dengan makhluk hidup yang lain. Bakteri adalah

mikroorganisme uniseluler dan prokariot (tidak memiliki membran sel) serta

umumnya tidak memiliki klorofil dan berukuran renik (mikroskopis)

(Dwijoseputro, 2003).

Bakteri dapat tumbuh dan berkembang biak dengan cepat bila dalam

keadaan yang menguntungkan.

Pertumbuhan bakteri dapat dibagi menjadi empat fase, yaitu :

1. Fase Adaptasi (Lag phase)

Merupakan periode penyesuaian diri bakteri terhadap lingkungan dan

lamanya mulai dari satu jam hingga beberapa hari. Pada fase ini bakteri tidak

terjadi pertambahan jumlah sel, tetapi terjadi perbesaran ukuran sel bakteri.

2. Fase Perbanyakan (Log phase)

Setelah sel memperoleh kondisi ideal dalam pertumbuhannya, sel

melakukan pembelahan. Pada fase perbanyakan jumlah sel meningkat sampai

pada batas tertentu (tidak terdapat pertambahan bersih jumlah sel), sehingga

memasuki fase statis. Beberapa senyawa yang diinginkan pada fase perbanyakan

adalah etanol, asam laktat, dan asam organik lainnya, asam amino, asam lemak,

dan lainnya.
10

3. Fase Statisioner (Stationer Phase)

Fase ini merupakan suatu keadaan seimbang antara laju pertumbuhan

dengan laju kematian, sehingga jumlah keseluruhan bakteri yang hidup akan tetap.

Fase ini, biasanya sel melakukan adaptasi terhadap kondisi yang kurang

menguntungkan. Adaptasi itu dapat menghasilkan senyawa yang diinginkan

manusia misalnya antibiotik dan antioksidan.

4. Fase Kematian (Death phase)

Penyebab utama kematian adalah autolisis sel dan penurunan energi seluler.

Beberapa bakteri hanya mampu bertahan beberapa jam selama fase statis dan

akhirnya masuk ke fase kematian, sementara itu ada bakteri yang mampu bertahan

sampai harian bahkan mingguan pada fase statis dan akhirnya masuk ke fase

kematian (Purwoko, 2009).


11

E. Bakteri Propionibacterium acnes

Gambar 2. Bakteri Propionibacterium acnes (Kegel, 2017)

Genus Propionibacterium adalah anggota flora normal kulit dan selaput

lendir manusia dan berikut sistematika bakteri Propionibacterium acnes :

Kingdom : Bacteria
Phylum : Antinobacteria
Order : Actinomycetales
Family : Propionibacteriaceae
Genus : Propionibacterium
Spesies : Propionibacterium acnes (Sugita dkk, 2010).

Propionibacterium acnes tergolong kedalam kelompok bakteri berbentuk

batang, atau benang gram positif yang tidak membentuk spora. Bakteri ini

tergolong bakteri anaerob hingga aerotolerant. Pertumbuhan optimum pada suhu

30-370C. Koloni bakteri pada media agar berwarna kuning muda sampai merah

muda dan memiliki bentuk yang khas (Bojar, 2004).

Propionibacterium acnes ikut serta dalam patogenesis jerawat dengan

menghasilkan lipase, yang memecahkan asam lemak bebas dari lipid kulit. Asam

lemak ini dapat menimbulkan radang jaringan dan ikut meyebabkan jerawat.
12

Propionibacterium acnes kadang-kadang menyebabkan infeksi katup jantung

prostetik dan pintas cairan serebrospinal (Jawetz dkk., 2005).

Berbagai kelas antibiotik efektif melawan jerawat karena

Propionibacteriumacnes, seperti klindamisin, eritromisin, kuinolon, dan

tetrasiklin. Akan tetapi akhir-akhir ini, resistensi antibiotik terhadap

Propionibacterium acnes semakin meningkat (Sugita dkk., 2010).

F. Antibakteri

Antibakteri adalah senyawa yang dihasilkan oleh suatu mikroorganisme dan

dalam konsentrasi kecil mampu menghambat bahkan membunuh proses

kehidupan bakteri (Jawets dkk., 2001). Berdasarkan sifat toksisitas selektif, ada

antibakteri yang bersifat menghambat pertumbuhan bakteri yang dikenal sebagai

bakteriostatik dan ada yang bersifat membunuh bakteri dikenal sebagai bakterisid

(Ganiswara dkk., 1995).

Berdasarkan diameter zona hambatnya terbagi menjadi beberapa kategori

Tabel 1. Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri

Diameter Zona Hambat Respon Hambatan


(mm) Pertumbuhan

≥ 20 Sangat kuat

10 – 20 Kuat

5 – 10 Sedang

≤5 Lemah

(Davis, W.W, 1971)


13

G. Uji Aktivitas Antibakteri

Kegunaan uji antibakteri ialah diperolehnya suatu sistem pengobatan yang

efektif dan efisien. Menurut Pratiwi (2008) metode uji aktivitas antibakteri terbagi

menjadi beberapa bagian, diantaranya:

1. Metode Difusi

a. Metode Disc Diffusion (Tes Kirby & Bauer)

Metode disc diffusion (kertas cakram) untuk menentukan aktivitas

agen antibakteri. Piringan yang berisi agen antimikroba yang diletakkan

pada media agar yang telah ditanami mikroorganisme yang akan berdifusi

pada media agar tersebut. Area jernih mengindikasikan adanya hambatan

pertumbuhan mikroorganisme oleh agen antibakteri pada permukaan media

agar.

b. E-test

Metode E-test digunakan untuk mengestimasi MIC (minimum

inhibitory concetration) atau KHM (kadar hambat minimum), yaitu

konsentrasi minimal suatu agen antimikroba untuk dapat menghambat

pertumbuhan mikroorganisme.

c. Ditch-plate technique

Pada metode ini sampel uji berapa agen antimikroba yang diletakkan

pada parit yang dibuat dengan cara memotong media Agar dalam cawan

petri pada bagian tengah secara membujur dan mikroba uji (maksimal 6

macam) digoreskan kearah parit yang berisi agen antimikroba.


14

d. Cup-plate technique

Metode ini serupa dengan metode disc diffusion, dimana dibuat sumur

pada media Agar yang telah ditanami dengan mikroorganisme dan pada

sumur tersebut diberi agen antimikroba yang akan diuji.

e. Gradient-plate technique

Pada konsentrasi ini konsentrasi agen antimikroba pada media Agar

secara teoritis bervariasi dari 0 hingga maksimal. Media Agar dicairkan dan

larutan uji ditambahkan. Campuran kemudian dituang kedalam cawan petri

dan diletakkan dalam posisi miring. Nutrisi kedua selanjutnya dituang

diatasnya.

Plate diinkubasi selama 24 jam untuk memungkinkan agen

antimikroba berdifusi dan permukaan media mengering. Mikroba uji

(maksimal 6 macam) digoreskan pada arah mulai dari konsentrasi tinggi ke

rendah. Hasil diperhitungkan sebagai panjang total pertumbuhan

mikroorganisme maksimum yang mungkin dibandingkan dengan panjang

pertumbuhan hasil goresan.

2. Metode Dilusi

Metode dilusi dibedakan menjadi dua yaitu dilusi cair (broth dilution) dan

dilusi padat (solid dilution).

a. Metode Dilusi Cair/ broth dilution test (serial dilution)

Metode ini mengukur MIC (minimum inhibitory concetration atau

kadar hambat minimum, KHM) dan MBC (minimum bactericidal

concentration atau kadar bunuh minimum, KBM). Cara yang dilakukan


15

adalah dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada medium

cair yang ditambahkan dengan mikroba uji. Larutan uji agen antimikroba

pada kadar yang terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan

mikroba uji ditetapkan sebagai KHM. Larutan yang ditetapkan sebagai

KHM tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa

penambahan mikroba uji ataupun agen antimikroba dan diinkubasi selama

18-24 jam. Media cair yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan

sebagai KBM.

b. Metode Dilusi Padat/ solid dilution test

Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan

media padat (solid). Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen

antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba

uji.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental yaitu percobaan

yang bertujuan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul akibat

dari adanya perlakuan tertentu (Arikunto, 2005). Penelitian yang dilakukan adalah

uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun glodokan tiang terhadap bakteri

Propionibacterium acnes.

Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Hasil Hutan, Fakultas

Kehutanan, Universitas Mulawarman, Samarinda. Tahapan penelitian ini dimulai

dengan pengumpulan dan pengolahan daun glodokan tiang, pembuatan ekstrak,

pembuatan pereaksi, identifikasi golongan senyawa kimia, pembiakan bakteri

Propionibacterium acnes, sterilisasi alat dan bahan, persediaan bahan uji,

pembuatan media, uji aktivitas antibakteri dengan metode kertas cakram dan

analisis data.

B. Objek Penelitian dan Teknik Sampling

Objek yang diteliti adalah aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun glodokan

tiang dengan konsentrasi 30%, 40%, dan 50% yang diujikan terhadap bakteri

Propionibacterium acnes dengan media Mueller Hilton Agar (MHA)

Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah

Purposive Sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan

16
17

peneliti. Sampel yang telah terkumpul dilakukan tahap pembuatan simplisia

dengan melakukan sortasi basah, pencucian, pengeringan, dan sortasi kering.

C. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas adalah hal yang mempengaruhi variabel terikat. Pada

penelitian ini variabel bebasnya adalah konsentrasi ekstrak etanol daun

glodokan tiang.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah hal yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Pada

penelitian ini variabel terikatnya adalah zona hambat bakteri yang terbentuk

di daerah sekitar kertas cakram. Zona hambat yang terbentuk akan diukur

diameternya untuk mengetahui seberapa besar daya antibakterinya.

3. Variabel Kontrol

Variabel kontrol adalah variabel yang mengontrol variabel bebas dan

variabel terikat. Pada penelitian ini variabel kontrolnya adalah sampel,

metode ekstraksi, dan metode uji.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional digunakan untuk membatasi ruang lingkup atau

pengertian variabel-variabel yang diteliti. Variabel yang digunakan antara lain:

1. Daun glodokan tiang adalah daun yang biasanya ditanam sebagai tanaman

hias atau sebagai tanaman ornamen yang selanjutnya digunakan sebagai

sampel yang akan diekstraksi menjadi ekstrak etanol daun glodokan tiang.
18

2. Ekstrak etanol daun glodokan tiang adalah ekstrak yang diperoleh dengan

cara proses maserasi dengan menggunakan etanol 70% dan diuapkan hingga

diperoleh ekstrak kental.

3. Uji aktivitas antibakteri adalah uji untuk mengetahui kekuatan ekstrak

etanol daun glodokan tiang dalam menghambat dan membunuh bakteri

Propionibacterium acnes dengan menggunakan metode difusi cakram.

Media yang digunakan adalah Mueller Hilton Agar, kontrol positif

Klindamisin 150 mg, dan kontrol negatif Dimetil Sulfoksida 1%.

4. Propionibacterium acnes adalah bakteri gram positif bersifat anaerob

fakultatif yang selanjutnya digunakan dalam penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Alat dan Bahan

a. Alat

Alat yang digunakan adalah Autoclaf, incubator, laminar airflow

cabinet, mikropipet ukuran 5-50µl, dan alat-alat gelas lainnya.

b. Bahan

Bahan yang digunakan adalah daun glodokan tiang, Mueller Hilton

Agar, Nutrient Agar, kertas cakram, etanol 70%, DMSO (Dimetil

Sulfoksida) 1% v/v, antibiotik klindamisin 150 mg, dan pereaksi kimia

c. Bakteri uji

Bakteri uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah bakteri

Propionibacterium acnes.
19

2. Prosedur Penelitian

a. Pengambilan sampel dan determinasi daun glodokan tiang

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari kampung

pinang, jalan Pangeran Suryanata, kelurahan bukit pinang, Samarinda..

Determinasi dilakukan di Laboratorium Anatomi dan Fisiologi, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman,

Kalimantan Timur.

b. Pembuatan simplisia serbuk daun glodokan tiang

Daun glodokan tiang dikumpulkan kemudian dicuci dengan air

mengalir setelah itu ditempatkan di wadah. Pengeringan dilakukan dengan

cara diangin-anginkan sampai kering, setelah kering diblender hingga

menjadi serbuk dan diayak dengan menggunakan ayakan mesh 60.

c. Pembuatan ekstrak etanol serbuk daun glodokan tiang

Dalam penelitian ini metode ekstraksi yang digunakan adalah cara

maserasi dengan pengulangan (remaserasi) menggunakan pelarut etanol

70%.

d. Pembuatan larutan pereaksi untuk uji skrining fitokimia

1) Larutan Bouchardat

Sebanyak 4 g kalium iodida, dilarutkan dalam air suling kemudian 2 g

iodium dilarutkan sedikit demi sedikit ke dalamnya, setelah semuanya larut

ditambahkan air suling hingga volume 100 mL.


20

2) Larutan Dragendorf

Sebanyak 8 g bismuth nitrat dilarutkan dalam asam nitrat 20 mL

kemudian dicampur dengan larutan kalium iodida sebanyak 27,2 g

sempurna. Campuran diambil dan diencerkan dengan air secukupnya 100

mL.

3) Pereaksi Mayer

Sebanyak 5 g kalium iodida dalam 10 mL air suling kemudian

ditambahkan larutan 1,36 g merkuri (II) klorida dalam 60 mL air suling.

Larutan dikocok dan ditambahkan air suling hingga 100 mL.

4) Larutan Pereaksi FeCl3

Sebanyak 1 g FeCl3 1% dilarutkan dalam air suling hingga 100mL

kemudian disaring.

5) Larutan Pereaksi HCl 2N

Sebanyak 17 mL HCl Pekat diencerkan dengan air suling sampai 100

mL.

e. Skrining fitokimia ekstrak etanol daun glodokan tiang

1) Pemeriksaan Alkaloid

Ekstrak ditimbang 0,5 gram dimasukkan kedalam tabungreaksi

ditambahkan 1 mL asam klorida 2 N dan 9 mL air suling, dipanaskan di atas

tangas air selama 2 menit, di dinginkan lalu disaring. Filtrat dipakai untuk

percobaan berikut :

a) Diambil 3 tetes filtrat, lalu ditambahkan 2 tetes pereaksi Mayer

menghasilkan endapan kuning putih.


21

b) Diambil 3 tetes filtrat, lalu ditambahkan 2 tetes pereaksi

Bouchardat menghasilkan endapan coklat hitam.

c) Diambil 3 tetes filtrat, lalu ditambahkan 2 tetes pereaksi

Dragendorf menghasilkan endapan merah bata.

2) Pemeriksaan Tanin

Ekstrak ditimbang 0,5 gram ditambah dengan 10 mL air suling, lalu

filtratnya diencerkan sampai tidak berwarna. Diambil 2 mL larutan lalu

ditambahkan 1-2 tetes pereaksi Ferri Klorida 1%. Warna biru atau hijau

kehitaman menunjukkan adanya tanin.

3) Pemeriksaan Flavonoid

Ekstrak ditimbang 0,5 gram ditambahkan 10 mL air suling panas,

dididihkan selama 5 menit dan disaring dalam keadaan panas. Filtrat yang

diperoleh diambil 5 mL lalu ditambahkan 0,1 gram serbuk Magnesium, 1

mL asam klorida pekat, dan 2 mL amil alkohol lalu dikocok dan dibiarkan

memisah. Flavonoid positif jika terjadi warna merah, kuning, dan jingga

pada lapisan amil alkohol.

4) Pemeriksaan Saponin

Ekstrak ditimbang 0,5 gram dimasukkan ke dalam tabung rekasi

ditambahkan 10 mL air suling panas. Didinginkan lalu dikocok kuat-kuat

selama 10 detik. Terbentuk busa selama tidak kurang 10 menit setinggi 1-

10cm. Pada penambahan asam klorida pekat 1 tetes, apabila busa tidak

hilang memberikan indikasi adanya saponin (Tiwari, 2011)


22

f. Persiapan Sediaan Uji

1) Pembuatan kontrol negatif DMSO 1%

Larutan DMSO 1% (v/v) dibuat dengan cara melarutkan 1 mL larutan

DMSO kedalam air suling hingga 100 mL

2) Pembuatan kontrol positif

Serbuk klindamisin sebanyak 168 mg dilarutkan dengan dimetil

sulfoksida 1% (v/v) sebanyak 10 mL aduk hingga homogen

3) Pembuatan sediaan uji ekstrak etanol daun glodokan tiang

a) Konsentrasi 30% (b/v) = timbang ekstrak etanol daun glodokan

tiang 300 mg larutkan dengan dimetil sulfoksida 1% (v/v) 1 ml

lalu diaduk hingga homogen.

b) Konsentrasi 40% (b/v) = timbang ekstrak etanol daun glodokan

tiang 400 mg larutkan dengan dimetil sulfoksida 1% (v/v) 1 ml

lalu diaduk hingga homogen.

c) Konsentrasi 50% (b/v) = timbang ekstrak etanol daun glodokan

tiang 500 mg larutkan dengan dimetil sulfoksida 1% (v/v) 1 ml

lalu diaduk hingga homogen.

4) Uji aktifitas antibakteri ekstrak etanol daun glodokan tiang

a) Pembuatan media agar miring

Ditimbang Nutrient Broth sebanyak 0,4 gram, agar sebanyak 1

gram, dan glukosa sebanyak 0,5 gram, kemudian dilarutkan dengan 50

mL aquadest dalam beaker glass. Dipanaskan diatas hotplate sambil

diaduk secara perlahan hingga mendidih. Sebanyak 15 mL dituangkan


23

masing-masing pada tabung reaksi steril dan ditutup dengan kapas.

Kemudian media tersebut disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121°C

selama 15 menit, kemudian dibiarkan pada suhu ruangan selama 30

menit sampai media memadat pada kemiringan 30°C. Media agar

miring digunakan untuk inokulasi bakteri (Arista, 2013).

b) Kultur bakteri pada media

Bakteri uji diambil dengan ujung spatel, lalu ditanamkan pada

media agar miring dengan cara menggores secara zig-zag. Selanjutnya

diinkubasi dalam inkubator pada suhu 37°C selama 24 jam

(Anggraini, 2013)

c) Pembuatan mediaMueller Hilton Agar (MHA)

Bubuk MHA ditimbang sebanyak 12,58 gram, dimasukkan

kedalam beaker glass ditambahkan air 370 mL. Letakkan diatas

hotplate dan diaduk menggunakan sendok. Setelah mendidih, dituang

kedalam erlenmeyer dan ditutupi dengan aluminium foil. Selanjutnya

disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121°C selama 15 menit

(Acumedia, 2004)

d) Pembuatan Suspensi Bakteri Propionibacterium acnes

Diambil stok kultur bakteri Propionibacterium acnes

menggunakan spatel yang telah steril lalu dimasukkan ke dalam

beaker glass yang telah diisi dengan aquadest steril. Pengenceran

dibuat dan diukur tingkat kekeruhannya suspensi dengan alat

spektrofotometer UV-Visibel sampai diperoleh suspensi bakteri


24

dengan nilai transmitan 70-75% pada panjang gelombang 600 nm.

Diambil suspensi bakteri Propionibacterium acnes sebanyak 100 µL

menggunakan mikropipet dan letakkan pada permukaan media MHA

pada cawan petri kemudian di swab menggunakan cotton swab,

diamkan selama 15 menit agar suspensi bakteri meresap kedalam

media.

g. Uji aktivitas antibakteri dengan metode kertas cakram

Siapkan 7 cawan petri yang sudah disterilkan, setelah itu dihitung

media MHA sebanyak 20 mL dan masukkan kedalam cawan kemudian

didiamkan hingga memadat. Swab suspensi Propionibacterium acnes

menggunakan cotton swab ke permukaan media hingga merata. Siapkan

kertas cakram kemudian celupkan pada kontrol positif yaitu Klindamisin

1%, celupkan pada kontrol negatif yaitu DMSO 1% (v/v), kemudian

celupkan pada PI yaitu ekstrak etanol daun glodokan tiang 30%, celupkan

pada PII yaitu ekstrak etanol daun glodokan tiang 40%, dan celupkan pada

PIII yaitu ekstrak etanol daun glodokan tiang 50% yang sebelumnya telah

direndam pada ekstrak selama 15 menit. Letakkan dipermukaan media dan

masing-masing konsentrasi dibuat 3 kali pengulangan pada setiap cawan.

Sampel uji didiamkan sampai meresap pada media, kemudian diinkubasi

pada suhu 37°C selama 24 jam. Selesai diinkubasi lalu diukur diameter daya

hambat (mm) menggunakan penggaris.

n1+n2
Pengukuran Zona Hambat =
2

Ket : n1 = jarak tempuh zona hambat pertama


25

n2 = jarak tempuh zona hambat kedua

Diameter zona hambat yang diukur yaitu daerah jernih sekitar kertas cakram

(tidak ada pertumbuhan bakteri), diukur dari satu ujung ke ujung yang lain

dengan melalui tengah – tengah cakram (Merta dkk, 2013).

F. Analisis Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah uji eksperimen berupa

data kuantitatif. Data kuantitatif berupa daya antibakteri yang terbentuk pada uji

aktivitas antibakteri. Data yang berdistribusi normal diuji dengan menggunakan

metode One-Way ANOVA. Sebelum diuji dengan menggunakan metode One-

Way ANOVA terlebih dahulu dilakukan uji Shapiro Wilk untuk menentukan

apakah data berdistribusi normal atau tidak. Selanjutnya dilakukan uji LSD untuk

mengetahui perbedaan secara nyata pada perbedaan perlakuan dan hasil yang

diperoleh. Data diolah dengan menggunakan program SPSS versi 23.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Telah dilakukan penelitian uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun

glodokan tiang (Polyalthia longifolia S). Kegiatan penelitian meliputi determinasi

daun glodokan tiang, pembuatan simplisia, pembuatan ekstrak, skrining fitokimia,

dan uji aktivitas antibakteri.

A. Pengambilan dan Determinasi Daun Glodokan Tiang (Polyalthia

Longifolia S.).

Daun glodokan tiang diperoleh dari Kampung Pinang, jalan Pangeran

Suryanata, Kelurahan Bukit Pinang, Samarinda. Daun glodokan tiang yang

digunakan adalah daun glodokan tiang yang segar berwarna hijau tua dikarenakan

pada daun yang tua seluruh kandungan zat aktif yang terdapat didalam daun

tersebut telah sempurna. Pengambilan daun glodokan tiang dilakukan pada sore

hari karena proses fotosintesis telah selesai (Feni, 2015). Daun glodokan tiang

yang digunakan dideterminasi di Laboratorium Anatomi dan Sistematika

Tumbuhan, Fakultas MIPA, Universitas Mulawarman Samarinda. Tujuan

dilakukan determinasi adalah untuk memastikan bahwa tumbuhan daun glodokan

tiang yang akan digunakan dalam penelitian adalah benar tumbuhan yang

diinginkan. Hasil determinasi yang didapat menunjukkan bahwa tanaman yang

digunakan dalam penelitian ini adalah benar spesies Polyalthia longifolia (Sonn.)

Thwaites. (dapat dilihat pada lampiran 2).

26
27

B. Pembuatan Simplisia Serbuk Daun Glodokan Tiang (Polyalthia

Longifolia S.).

Daun glodokan tiangsegar diambil sebanyak 2 kg lalu di sortasi basah hal

ini bertujuan untuk memisahkan antara daun dengan tangkai dan bagian tanaman

yang rusak (dimakan ulat dan sebagainya). Pencucian dilakukan menggunakan air

mengalir untuk menghilangkan kotoran pada daun glodokan tiang.Proses

pengeringan simplisia daun glodokan tiang dilakukan dengan cara dikering

anginkan di tempat terlindung dari sinar matahari langsung. Proses pengeringan

bertujuan agar senyawa kimia tidak rusak atau terurai karena pemanasan oleh

sinar matahari (Feni, 2015).

Pengeringan simplisia dapat dilakukan dengan cara alami maupun buatan.

Pada umumnya suhu pengeringan adalah antara 40°C-60°C. Pengeringan buatan

yaitu dapat menggunakan oven, suhu optimum 40°C-50°C (Sembiring, 2007).

Pengeringan yang dilakukan dalam penelitian ini secara alami yaitu dengan

dikering anginkan. Selama proses pengeringan terdapat perubahan warna dan

bobot dari sampel. Daun glodokan tiang yang segar berwarna hijau tua setelah

dikeringkan berwarna kecoklatan. Proses pengeringan simplisia yang telah selesai

kemudian disortasi kering untuk memisahkan pengotor lain yang masih tertinggal

(Musaenah, 2016). Hasil dari pengeringan didapat simplisia seberat 255,146 g.

Susut pengeringan dari simplisia daun glodokan tiang yaitu sebesar 12,75%.

Simplisia daun glodokan tiang kemudian dihaluskan menggunakan blender.

Serbuk yang diperoleh sebanyak 424,97 gram selanjutnya diayak hingga

diperoleh serbuk dengan derajat kehalusan tertentu yaitu menggunakan pengayak


28

mesh nomor 60. Alasan penggunaan mesh nomor 60 adalah untuk diperoleh

serbuk halus (Depkes, 2008). Tujuan dari penyerbukan agar ukuran partikel

menjadi lebih kecil sehingga dapat memperluas kontak dan meningkatkan daya

interaksinya dengan pelarut. Kondisi ini akan menyebabkan kecepatan untuk

mencapai kesetimbangan sistem menjadi lebih besar (Depkes RI, 2000).

C. Pembuatan Ekstrak Etanol Serbuk Daun Glodokan Tiang(Polyalthia

Longifolia S.).

Ekstraksiserbuk daun glodokan tiang menggunakan metode maserasi.

Metode maserasi merupakan metode yang sederhana, lebih mudah dilakukan dan

murah (Marjoni, 2016). Maserasi merupakan cara penarikan zat aktif yang tidak

menggunakan pemanasan sehingga kandungan senyawa yang terdapat pada daun

glodokan tiang dapat stabil dan terhindar dari kerusakan akibat proses pemanasan

selama ekstraksi (Depkes RI, 1986)

Sebanyak 200 gram serbuk simplisia daun glodokan tiang di ekstraksi

menggunakan pelarut etanol 70% sebanyak 2L. Alasan menggunakan pelarut

etanol 70%, karena etanol 70% merupakan pelarut universal yang dengan baik

melarutkan senyawa kimia dalam tumbuhan baik senyawa polar maupun nonpolar

(Voight, 1994). Ekstrak cair yang diperoleh kemudian dipekatkan di atas

penangas air, sehingga didapat ekstrak kental yang berwarna hijau tua atau

kehitaman. Berat ekstrak kental yang diperoleh dari 200 gram serbuk simplisia

yaitu 49,42 g sehingga rendemen yang diperoleh sebesar 24,71%.


29

D. Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Daun Glodokan Tiang (Polyalthia

Longifolia S.).

Skrining fitokimia dilakukan untuk mengetahui adanya kandungan senyawa

metabolit sekunder yang terkandung dalam ekstrak daun glodokan tiang

(Polyalthia Longifolia S.). Golongan metabolit sekunder yang diperiksa adalah

alkaloid, flavonoid, tanin, dan saponin. Hasil pengujian skrining fitokimia

terhadap ekstrak daun glodokan tiang dapat dilihat pada Tabel 3 berikut:

Tabel 3. Hasil Skrining Fitokimia EkstrakEtanol Daun Glodokan Tiang


(Polyalthia Longifolia S.).
No Uji Pereaksi Hasil Kesimpulan
Fitokimia
1 Alkaloid Mayer Endapan putih (-)
Bouchardat Endapan coklat (+)
Dragendorf Endapan merah bata (+)

2 HCl pekat,
Flavonoid Serbuk Mg, Jingga (+)
Amil Alkohol
3 Tanin FeCl31% Biru/ hijau kehitaman (+)
4 Saponin Air + HCl 2N Busa permanen (+)

Berdasarkan Tabel 3, menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun glodokan

tiang memiliki metabolit sekunder alkaloid, flavonoid, tanin, dan saponin. Hal ini

sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Manasa dkk (2014), bahwa

senyawa aktif yang terdapat pada daun glodokan tiang adalah alkaloid, flavonoid,

dan tanin.
30

Hasil skrining fitokimia memperlihatkan bahwa ekstrak etanol daun

glodokan tiang memiliki senyawa golongan alkaloid. Pada pereaksi mayer

didapatkan hasil negatif karena tidak terbentuknya endapan putih, sedangkan pada

pereaksi Bouchardat mendapatkan hasil positif dengan terbentuknya endapan

coklat dan pereaksi Dragendorf mendapatkan hasil positif dengan terbentuknya

endapan merah bata. Menurut Budiyanti (2016) hasil pengujian alkaloid dapat

dikatakan positif jika terjadi endapan paling sedikit dua dari tiga percobaan di

atas. Apabila kurang dari 2, dari 3 percobaan maka dikatakan negatif alkaloid.

Dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun glodokan tiang dikatakan positif

alkaloid.

Senyawa golongan flavonoid pada ekstrak etanol daun glodokan tiang

mendapatkan hasil yang positif. Dibuktikan dengan terbentuknya lapisan berwana

jingga. Penambahan serbuk magnesium dan asam klorida pada pengujian

flavonoid akan menyebabkan tereduksinya senyawa flavonoid yang ada sehingga

menimbulkan reaksi warna merah yang merupakan ciri adanya flavonoid (Tiwari,

2011).

Senyawa golongan tanin pada ekstrak etanol daun glodokan tiang

mendapatkan hasil yang positif, dibuktikan dengan terbentuknya larutan berwarna

biru atau hijau kehitaman. Senyawa golongan saponin pada ekstrak etanol daun

glodokan tiang mendapatkan hasil yang positif. Dibuktikan dengan terbentuknya

busa yang permanen selama tidak kurang 10 menit dan tidak hilang jika diteteskan

asam klorida pekat (Widiastuti, 2014)


31

Pada penelitian ini terdapat perbedaan hasil skrining yang diperoleh dengan

penelitian sebelumnya. Penelitian Manasa (2014) uji fitokimia saponin

menggunakan ekstrak metanol daun glodokan tiang tidak terdeteksi (negatif).

Faktor yang mempengaruhi ialah pelarut yang digunakan dalam penelitian

Manasa yaitu metanol, dan juga faktor perbedaan tempat pengambilan sampel

yaitu pada penelitian sebelumnya diambil di negara India dan pada penelitian ini

di negara Indonesia.

E. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Glodokan Tiang

(Polyalthia Longifolia S.) Terhadap Bakteri Propionibacterium acnes.

Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun glodokan tiang dilakukan untuk

mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun glodokan tiang (Polyalthia

LongifoliaS.) terhadap pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes.

Konsentrasi ekstrak etanol daun glodokan tiang yang digunakan pada penelitian

ini adalah 30%, 40%, dan 50%. Alasan pemilihan konsentrasi ini ialah

berdasarkan pada penelitian (Nur, 2016), yaitu untuk mengetahui konsentrasi

efektif ekstrak etanol daun glodokan tiang yang efektif menghambat pertumbuhan

bakteriEscherichia coli. Metode yang digunakan pada pengujian ini adalah

metode difusi cakram. Dasar pemilihan metode ini karena memiliki kelebihan

yaitu mudah dilakukan, tidak memerlukan peralatan khusus dan relatif murah

(Jawetz, 2005).

Pada penelitian ini menggunakan media MHA (Mueller Hillton Agar)

karena merupakan media yang biasa digunakan dalam uji antibakteri dimana
32

bakteri dapat hidup dalam media tersebut (Fatimah, 2014). MHA juga merupakan

media yang telah direkomendasikan oleh FDA dan WHO untuk tes antibakteri

terutama bakteri aerob dan bakteri anaerob fakultatif (Kusumawati, 2015).

Hasil pengukuran zona hambat bakteri Propionibacterium acnes terhadap

ekstrak etanol daun glodokan tiang dengan konsentrasi 30%, 40%, dan 50% serta

antibiotik klindamisin 150 mg sebagai kontrol positif dan dimetil sulfoksida 1%

sebagai kontrol negatif terhadap dapat dilihat pada tabel 4 dibawah ini.

Tabel 4. Hasil Pengukuran Zona Hambat Bakteri Propionibacterium acnes


Terhadap Ekstrak Etanol Daun Glodokan Tiang (Polyalthia Longifolia
S.)

Konsentrasi Ekstrak Rata-Rata Kriteria


Etanol Daun Glodokan Diameter Zona Zona Hambat
Tiang Hambat (mm)
DMSO 1% ( K (-) ) 0 Lemah

30% (P1) 8,83 mm Sedang

40% (P2) 9 mm Sedang

50% (P3) 10,5 mm Kuat

Klindamisin 1% ( K (+) ) 33,16 mm Sangat Kuat

Hasil dari perlakuan kontrol negatif yang menggunakan dimetil sulfoksida

1% tidak terlihat zona hambat, hal ini terjadi dikarenakan dimetil sulfoksida

berfungsi untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pelarut terhadap pertumbuhan

bakteri Propionibacterium acnes dancairan ini bersifat tidak toksik sehingga tidak

memberikan daya hambat pertumbuhan bakteri dan tidak mengganggu hasil

pengujian aktivitas antibakteri (Pratiwi, 2008).

Hasil dari perlakuan kontrol positif yaitu Klindamisin terbentuk zona

hambat yang paling besar dengan rata-rata zona hambat sebesar 33,16 mm, hal ini
33

dikarenakan Klindamisin merupakan antibiotik yang memiliki spektrum luas yang

efektif dapat menghambat bakteri gram positif dan gram negatif. Kontrol positif

berfungsi sebagai kontrol dari zat uji untuk mengetahui perbandingan diameter

zona hambat yang terbentuk dengan ekstrak. Dasar pemilihan Klindamisin

sebagai kontrol positif karena Klindamisin merupakan suatu pilihan terapi

sistemik yang efektif pada acne. Mekanisme kerja Klindamisin yaitu menghambat

sistesis protein dari mikroba dengan cara terikat pada subunit 50S (Ariska, 2016).

Pemberian ekstrak etanol daun glodokan tiang (Polyalthia Longifolia S.)

memiliki efek antibakteri terhadap bakteri Propionibacterium acnes yang

dibuktikan dengan terbentuknya zona hambat yaitu area bening yang tidak

ditumbuhi oleh bakteri. Menurut Davis (1971) apabila zona hambat yang

terbentuk memiliki diameter sebesar 0-5 mm maka daya antibakterinya dikatakan

lemah, diameter sebesar 5-10 mm dikatakan sedang, sedangkan 10-20 mm

dikatakan kuat, dan >20 mm dikatakan sangat kuat.

Berdasarkan hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun glodokan

tiang (Polyalthia Longifolia S.) menunjukkan bahwa masing-masing konsentrasi

yaitu pada konsentrasi 30% ekstrak etanol daun glodokan tiang rata-rata zona

hambat yang terbentuk sebesar 8,83 mm, konsentrasi 40% rata-rata zona hambat

yang terbentuk sebesar 9 mm, konsentrasi 50% rata-rata zona hambat yang

terbentuk sebesar 10,5 mm. Dalam penelitian ini semakin meningkatnya

konsentrasi, semakin meningkat pula daya hambat yang dihasilkan. Hal ini sesuai

dengan penelitian Kusumawati (2015) yang menyatakan bahwa semakin tinggi

konsentrasi yang digunakan maka semakin tinggi daya hambatnya. Hal ini
34

dikarenakan semakin tinggi konsentrasi semakin banyak kandungan bahan aktif

antibakterinya. Menurut Jenie (1994) menyatakan bahwa keefektifan suatu zat

antimikroba dalam menghambat pertumbuhan tergantung pada sifat mikroba uji,

dan konsentrasi dan lamanya waktu kontak.

Berdasarkan kriteria zona hambat hasil yang diperoleh dari pengujian

ekstrak etanol daun glodokan tiang terhadap bakteri Propionibacterium acnes

untuk konsentrasi 30% dan 40% daya antibakterinya dapat dikatakan sedang, dan

pada konsentrasi 50% daya antibakterinya dapat dikatakan sangat kuat.

Zona hambat yang dihasilkan dari ekstrak etanol daun glodokan tiang dapat

dihubungkan dengan senyawa-senyawa yang terkandung didalamnya. Menurut

Manasa dkk (2014), bahwa senyawa aktif yang terdapat pada daun glodokan tiang

adalah alkaloid, flavonoid, dan tanin. Hal ini sesuai dengan hasil yang didapatkan

dalam penelitian yaitu senyawa alkaloid, flavonoid, dan tanin yang dapat

menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes. Flavonoid berfungsi

sebagai bakteriostatik dan mekanisme kerjanya membentuk senyawa kompleks

dengan protein dan terlarut sehingga dapat merusak membran sel bakteri (Nuria,

2009).Tanin memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Mekanisme kerjanya dengan

cara mengkerutkan dinding sel itu sendiri, sel tidak dapat melakukan aktivitas

hidup sehingga pertumbuhan terhambat atau bahkan mati (Ajizah, 2004).

Senyawa alkaloid memiliki mekanisme penghambatan dengan cara mengganggu

komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga lapisan dinding sel

tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian sel tersebut (Juliantina,

2008).
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

1. Ekstrak etanol daun glodokan tiang memiliki aktivitas antibakteri terhadap

bakteri Propionibacterium acnespada konsentrasi 30%, 40%, dan 50%

masing-masing memiliki zona hambat sebesar 8,83 mm, 9 mm, dan 10,5

mm.

2. Ekstrak etanol daun glodokan tiang (Polyalthia Longifolia S.) yang efektif

menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes terdapat pada

konsentrasi 30%.

B. Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan pelarut etanol

95% dan menggunakan metode difusi sumuran.

35
DAFTAR PUSTAKA

Acumedia. 2004. mueller hilton agar (7101), rev 02. available from:
http://www.neogen.com

Agoes, G. 2007. Teknologi Bahan Alam. Bandung: ITB. Hal: 32

Ajizah, A. 2004. Sensitivitas Salmonella typhimurium Terhadap Ekstrak daun


Jambu Biji (Psidium Guajava L). Bioscientie. Vol 1: (1)

Anggraini, D., Rahmawati, N., dan Hafsah, S. 2013. Formulasi Gel Antijerawat
dari Ekstrak Etil Asetat Gambir. Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia.

Arikunto, S. 2005. Manajemen Penelitian. Cetakan Ketujuh. Jakarta: Rineka


Cipta, Hal: 207, 262.

Ariska, N. A., Suswati, E., Misnawi. 2016. Uji In Vitro Ekstrak Etanol Biji Kakao
(Theobroma cacao) sebagai Antibakteri terhadap Propionibacterium
acnes. e-Jurnal Pustaka Kesehatan. Vol 4: (1)

Arista, Y., Kumesan, Paulina V. Y. Yamlean., Hamidah S. Supriati. 2013.


Formulasi dan Uji Aktivitas Gel Antijerawat Ekstrak Umbi Bakung
(Crinum Asiaticum L.) Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Secara In
Vitro. Pharmacon. Vol 2: (02)

Budiyanti, N, 2016. “Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Lakum


(Cayratia trifolia Linn) Terhadap Staphylococcus aureus. Karya Tulis
Ilmiah. Samarinda: Akademi Farmasi

Bojar, R. A., Keith, T. H. 2004. Acne and Propionibacterium acnes. Clin,


Dermanatol.

Davis, W.W., and Stout, T. R. 1971. Disc Plate Methods Of Microbiological


Antibiotic Assay. Amerika Serikat.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1985. Cara Pembuatan Simplisia.


Jakarta: Depkes RI.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1986. Sediaan Galenik. Jakarta:


Depkes RI. Hal: 21

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2000. Parameter Standar Umum


Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta: Depkes RI.

36
37

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Inventaris Tanaman Obat


Indonesia. EdisiVI. Jakarta: Depkes RI. Hal: 135.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Farmakope Herbal Indonesia.


Edisi I. Jakarta: Depkes RI. Hal: 172

Dwidjoseputro. 2003. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta:Djambatan. Hal: 10-14.

Fatimah, S. Ningsih, Y., Prasetya, Y, dan Munandar, A. 2014. “Efektivitas


Ekstrak Daun Katuk (Sauropus androgyrus L.) dalam Menghambat
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Secara In Vitro”.
Yogyakarta: Jurnal Yogyakarta Stikes Guna Bangsa. Hal: 3

Feni, D. H. W. 2015. “Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Kokang


(Lepisanthes amoena (Hassk.) Leenh) Terhadap Bakteri Staphylococcus
epidermis”. Karya Tulis Ilmiah. Samarinda: Akademi Farmasi.

Ganiswara, G., Suliatia. 1995. Farmakologi Dan Terapi Edisi IV. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal: 73.

Harper, J. C. 2007. Acne Vulgaris. Birmington: Departement of dermatology,


University of Alabama.

Humprey, S. 2012. “Antibiotic Resistance in Ance Treatment”. US National


Library of Medicineand Pubmed. Vol. 17(9). Hal: 4-10.

Jawetz, E., Melnick, J. L., dan Adelberg, E. Antibak A. M. 2001. Mikrobiologi


Kedokteran. Edisi 23. Diterjemahkan: bagian Mikrobiologi Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga, 205-209. Jakarta: Penerbit Salemba
Medika. Hal: 225-231.

Jawetz, M., dan Adelberg. 2005. Mikrobiologi Kedokteran. Diterjemahkan oleh


Huriawati Hartanto. Edisi 23. Jakarta: EGC. Hal: 43, 225-228.

Jawetz, et al. 2007. Mikrobiologi Untuk Profesi Kesehatan. Surabaya: Airlangga


University Press

Jenie, B. S. L. dan Kuswanto.1994. Aktivitas antimicroba dari pigmen angkak


yangdiproduksi oleh Monasnrs purpuracs terhadap beberapa microba
patogen dan perusak makanan. Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan
Permi.

Juliantina, F. R., Ayu, D.C.M., Nirwani, B., Nurmasitoh, T., Tri, B.E. 2008.
Manfaat sirih merah (piper crocatum) sebagai agen anti bakterial terhadap
38

bakteri gram positif dan gram negatif. JKKI – Jurnal Kedokteran dan
Kesehatan Indonesia.Vol 1: (3).
Katkar, K.V., Suthar, A. C., Chauhan, V. S.2010. The chemistry, pharmacologic,
and therapeutic applications of Polyalthia longifolia. Hal: 62-68.

Kegel, M. 2017. Study Supports Theory That Bacteria Causes Sarcoidosis,


Research Say. Sarcoidosis News. Sweden: Karolinska Institutet.

Kusumawati, E., Supriningrum, R., Rozadi, R. 2015. Uji Aktivitas Antibakteri


Ekstrak Etanol Daun Kecombrang Etlingera elatior (Jack) R.M.Sm
Terhadap Salmonella typhi. Manuntung. Vol: 1 (1). Hal: 1-7.

Manasa, M., M. N, Vivek., Kambar, Y., R, Onkarappa., Kekuda, P, T. R. 2014.


Antimicrobial Activity Of Leaf And Pericarp Extract Of Longifolia
(Annonaceae). International Journal Of Pharmaceutical and Scientific
Innovation.

Marjoni, M. R. 2016. Dasar-Dasar Fitokimia Untuk Diploma III Farmasi. Jilid 1.


Jakarta: CV Trans Info Media

Marthanda M. M., Subramanyam M., Hima BM., dan Annapura J. 2005.


“Antimikrobial Activity of Cleodanediterpenoids from Polyalthia
longifolia L”. Fitoterapia. Hyderabad 500 007. Vol: 76. Hal 336-339.2016

Merta, I. W., Nuidja, I. N., dan NM, Marwati. 2013. “Ekstrak Gambir Memiliki
Daya Hambat Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus secara
invitro”. Skala Husada. Vol: 10 (1). Hal: 39.
.
Musaenah. 2016. “Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Air Kulit Bawang Merah
(Allium cepa L.) Terhadap Bakteri Propionibacterium acnes”. Karya Tulis
Ilmiah. Samarinda: Akademi Farmasi.

Nur, M, R. 2016. “Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Glodokan Tiang
(Polyalthia Longifolia L). Terhadap Bakteri Eschericia Coli”. Karya Tulis
Ilmiah. Samarinda: Akademi Farmasi, Hal: 27.

Nuria M. C., A. Faizatun., dan Sumantri. 2009. Uji Antibakteri Ekstrak Etanol
Daun Jarak Pagar (Jatropha cuircas L) terhadap Bakteri Staphylococcus
aureus ATCC 25923, Escherichia coli ATCC 25922, dan Salmonella typhi
ATCC 1408. Ilmu-ilmu Pertanian. Vol: 5. Hal: 26-37

Parvin, A., Akter J., Hassan, M, Md., Biswas, N. 2013. “Study on the comparative
antibacterial activity of Polyalthia longifolia (Debdaru) leaf extract to
some selective pathogenic bacterial strains”. International Journal of
Biosciences. Vol: 3 (5). Hal: 17-24 ISSN 2220-6655.
39

Pelczar, M.J. dan E.C.S, Chan. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jilid 2. Jakarta:
Universitas Indonesia Press. Hal: 100-101, 107-108.
Pratiwi, T. Sylvia. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Erlangga.

Purwoko, T. 2009. Fisiologi Mikroba. Jakarta: Bumi Aksara. Hal: 33-35.

Sembiring, Bagem Br. 2007. Teknologi Penyiapan Simplisia Terstandar Tanaman


Obat. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Rempah (BALITTRO). Warta
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri. Vol: 13 (2).

Subramanion, L. Jothy., Siew, Y. C., Saravanan, D., dan Deivanai, S. 2013.


“Polyalthia longifolia Soon: an Ancient Remedy to Explore for Novel
Therapeutic Agents”. Research Journal of Pharmaceutical, Biological and
Chemical Sciences. Vol: 4. Hal 715 ISSN 0975-8585.

Sugita, T., Miyamoto, M., Tsuboi, R., Takatori, K., Ikeda, R., And Nishikawa, A.
2010. “In Vitro Activities of Azole Antifungal Agents against
Propionibacterium acnes Isolated from Patients with Acne Vulgaris”. Biol
Pharm Bull. Vol: 3 (1). Hal: 125-127.

Tiwari, P. Kumar, B. Kaur, M. Kaur, G. Kaur, H. 2011. Phytochemical screening


and Extraction: A Review. Internationale Pharmaceutica Sciencia. Vol: 1.
(1).

Voight, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi edisi V. Yogyakarta:


Universitas Gajah Mada Press.

Widiastuti, A.E.S., Sri, R.D.A., Ashadi., Bakti.M., Cici.P.R. 2014. Skrining


Fitokimia dan Identifikasi Komponen Utama Ekstrak Metanol Kulit
Durian (Durio zibethinus Murr.) Varietas Petruk. Surakarta: Makalah
Pendamping Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI.

Zanglein, A.L., Graber, E.M., Thiboutot, D.M., and Strauss, J.S. 2008. Acne
Vulgaris and Acneiform Eruptions. Fitzpatrick’s Textbook of
Dermatology. 7th ed. New York: Mc Graw Hill.
40

LAMPIRAN

Lampiran 1. Alur Penelitian

Pengumpulan Sampel

Determinasi Sampel

Pembuatan Simplisia

Ekstraksi Maserasi

Skrining Fitokimia

Sterilisasi Alat&Bahan

Pembuatan Pembuatan
Media&Kertas Cakram SuspensiBakteri

Uji Aktivitas Antibakteri

Analisis Data
41

Lampiran 2. Hasil Determinasi Daun Glodokan Tiang


42

Lampiran 3. Perhitungan Susut Pengeringan Daun Glodokan Tiang


Berat sampel basah = 2000 g

Berat simplisia kering = 255,146 g


Berat simplisia basah − berat simplisia kering
Susut pengeringan (%) = × 100%
Berat sampel basah

2000 g − 255,146
= × 100% = 87,242%
2000 g
∴ 100% − 87,242% = 12,75%
susut pengeringan = 12,75%

Perhitungan Rendemen Ekstrak Daun Glodokan Tiang


1. Berat Serbuk= 200 𝑔

2. Pelarut (Etanol 70%)= 2 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟

3. Berat gelas kosong = 440,80 𝑔

4. Berat gelas + ekstrak= 490,22 𝑔

Perhitungan Gelas = 490,22 𝑔 − 440,80 𝑔 = 49,42 𝑔

Total ekstrak kental= 49,42 𝑔

49,42 𝑔
Perhitungan rendemen ekstrak = × 100% = 24,71 %
200 𝑔
43

Lampiran 4. Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Glodokan Tiang

Daun Glodokan Tiang Simplisia Basah Simplisia Kering

Simplisia Dihaluskan Serbuk Halus Proses Maserasi


Daun Glodokan Tiang Daun Glodokan Tiang Daun Glodokan Tiang

ihaluskan ihaluskan ihaluskan

Proses Maserator Proses Penyaringan Proses Penangasan


Daun Glodokan Tiang Daun Glodokan Tiang Daun Glodokan Tiang

ihaluskan ihaluskan ihaluskan

Proses Penangasan Ekstrak Kental Penimbangan


Daun Glodokan Tiang Daun Glodokan Tiang Ekstrak
Daun Glodokan Tiang
ihaluskan ihaluskan
ihaluskan
44

Lampiran 5. Hasil Uji Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Daun Glodokan Tiang
(Polyalthia Longifolia S.)

Keterangan :
1. Saponin
2. Tanin
3. Flavonoid
4. Alkaloid Dragendorf
5. Alkaloid Bouchardat
6. Alkaloid Mayer
45

Lampiran 6. Alat Uji Aktivitas Antibakteri yang Digunakan

Laminar Airflow Autoclaf Timbangan analitik

Incubator Mikropipet Ultrasonic cleaner

Microtube Hotplate Spektrofotometer

Penggaris
46

Lampiran 7. Cara Kerja Uji Aktivitas Antibakteri Daun Glodokan Tiang


1. Peremajaan Bakteri
Dipanaskan ujung spatel

Diambil koloni bakteri

Digores zig-zag pada agar


miring

Diinkubasi

2. Pembuatan Media MHA

Penimbangan media MHA

Dimasukkan ke erlenmeyer

Dilarutkan dengan aquades

Disterilkan dalam autoclave

3. Pembuatan suspensi

Diambil Aquadest steril

Ambil koloni bakteri

Masukkan kedalam Aquadest


47

Suspensi dihomogenkan

Uji Kekeruhan dengan


Spektrofotometri UV-Vis

4. Uji Antibakteri

Dituang media MHA

Diambil suspensi bakteri

Dilakukan swab pada media MHA

Diambil kertas cakram

Direndam
kertas cakram ke dalam ekstrak

Dilakukan penanaman pada media

Dipanaskan pinggir cawan petri

Diinkubasi
48

Lampiran 8. Perhitungan Sediaan Uji


30 𝑔
Konsentrasi 30% = 100 𝑚𝑙 × 1 𝑚𝑙 = 300 𝑚𝑔
40 𝑔
Konsentrasi 40% = 100 𝑚𝑙 × 1 𝑚𝑙 = 400 𝑚𝑔
50 𝑔
Konsentrasi 50% = 100 𝑚𝑙 × 1 𝑚𝑙 = 500 𝑚𝑔

Cara Kerja :
1. Untuk Konsentrasi 30% = Ditimbang 300 mg ekstrak daun glodokan tiang
kemudian dilarutkan ke dalam DMSO sebanyak 1 ml.
2. Untuk Konsentrasi 40% = Ditimbang 400 mg ekstrak daun glodokan tiang
kemudian dilarutkan ke dalam DMSO sebanyak 1 ml.
3. Untuk Konsentrasi 50% = Ditimbang 500 mg ekstrak daun glodokan tiang
kemudian dilarutkan ke dalam DMSO sebanyak 1 ml.

Perhitungan Media MHA


34 𝑔
× 370 𝑚𝐿 = 12,58 𝑔 dilarutkan dengan aquadest sebanyak 370 mL
1000 𝑚𝐿

Kontrol Positif
Klindamisin kapsul 150 mg , bobot serbuk 252 mg
1000 𝑚𝑔
Kontrol Positif 1% = 100 𝑚𝐿 × 100 𝑚𝐿
1000 𝑚𝑔 ×𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘
= 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑎𝑛𝑡𝑖𝑏𝑖𝑜𝑡𝑖𝑘
1000 𝑚𝑔 × 252 𝑚𝑔
= 150 𝑚𝑔
= 1680 𝑚𝑔

Kontrol positif yang digunakan 168 mg yang dilarutkan dengan aquadest sebanyak 10 mL
49

Lampiran 9. Hasil Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Glodokan Tiang

Ulangan 1

Ulangan 2

Ulangan 3
50

Lampiran 9, Lanjutan

K (+) Klindamisin 1%

K (+) Klindamisin 1%

K (+) Klindamisin 1%

K (-) DMSO 1%
51

Lampiran 10. Perhitungan Zona Hambat Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak
Etanol Daun Glodokan Tiang Terhadap Bakteri Propionibacterium
acnes
Diameter Zona Rata-Rata
Konsentrasi ekstrak Hambat (mm) Diameter
etanol daun glodokan Pengulangan ke- Zona
tiang Hambat
1 2 3 (mm)
DMSO 1% ( K (-) ) 0 0 0 0
30% (P1) 8 9,5 9 8,83
40% (P2) 8 9,5 9,5 9
50% (P3) 10,5 11 10 10,5
Klindamisin 1% ( K (+) ) 25,5 38,5 35,5 33,16

1. Kontrol Negatif (DMSO 1%)


Tidak terdapat zona hambat

2. Konsentrasi 30% 5. Kontrol Positif (Klindamisin


8+8 1%)
I. = 8 𝑚𝑚
2
30+21
10+9 I. = 25,5 𝑚𝑚
II. = 9,5 𝑚𝑚 2
2
38+39
9+9 II. = 38,5 𝑚𝑚
III. = 9 𝑚𝑚 2
2
36+35
III. = 35,5 𝑚𝑚
2
3. Konsentrasi 40%
8+8
I. = 8 𝑚𝑚
2
10+9
II. = 9,5 𝑚𝑚
2
10+9
III. = 9,5 𝑚𝑚
2

4. Konsentrasi 50%
11+10
I. = 10,5 𝑚𝑚
2
11+11
II. = 11 𝑚𝑚
2
10+10
III. = 10 𝑚𝑚
2
53

Lampiran 11. Hasil Analisis Data

A. Uji Distribusi Normal Data (Uji Shapiro Wilk)

Tujuan : Mengetahui distribusi normalitas zona hambat ekstrak

etanol daun glodokan tiang

Hipotesis : H0 = Distribusi zona hambat ekstrak etanol daun

glodokan tiang normal

H1 = Distribusi zona hambat ekstrak etanol daun

glodokan tiang tidak normal

Kriteria : H0 ditolak jika nilai signifikansi (p) < 0,05

Kesimpulan : H0 diterima sehingga data zona hambat ekstrak etanol

daun glodokan tiang berdistribusi normal

Tests of Normalitya
Kolmogorov-Smirnovb Shapiro-Wilk
Konsentrasi Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Zona_Hambat Konsentrasi
,253 3 . ,964 3 ,637
30%
Konsentrasi
,383 3 . ,755 3 ,081
40%
Konsentrasi
,175 3 . 1,000 3 1,000
50%
Kontrol Positif ,301 3 . ,912 3 ,424
a. Zona_Hambat is constant when Konsentrasi = Kontrol Negatif. It has been omitted.
54

b. Lilliefors Significance Correction

B. Uji Homogenitas

Tujuan : Mengetahui homogenitas rata-rata zona hambat

ekstrak etanol daun glodokan tiang

Hipotesis : H0 = Distribusi rata-rata zona hambat ekstrak etanol

daun glodokan tiang homogen

H1 = Distribusi rata-rata zona hambat ekstrak etanol

daun glodokan tiang tidak homogen

Kriteria : H0 ditolak jika nilai signifikansi (p) < 0,05

Kesimpulan : H0 diterima sehingga data zona hambat ekstrak etanol

daun glodokan tiang homogen

Test of Homogeneity of Variances


Zona_Hambat
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
9,126 4 10 ,062

C. Uji Anova
55

Tujuan : Mengetahui adanya perbedaan rata-rata dari zona

hambat ekstrak

etanol daun glodokan tiang

Hipotesis : H0 = Tidak terdapat perbedaan rata-rata dari zona

hambat ekstrak

etanol daun glodokan tiang

H1 = Terdapat perbedaan rata-rata dari zona hambat

ekstrak etanol daun glodokan tiang

Kriteria : H0 ditolak jika nilai signifikansi (p) < 0,05

Kesimpulan : H0 ditolak maka terdapat perbedaan rata-rata dari

zona hambat

ekstrak etanol daun glodokan tiang

ANOVA
Zona_Hambat
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between
1838,501 4 459,625 47,956 ,000
Groups
Within Groups 95,843 10 9,584
Total 1934,344 14
56

D. Analisis Post Hoc dengan Uji LSD

Tujuan : Mengetahui adanya perbedaan bermakna dari rata-rata

zona hambat

ekstrak etanol daun glodokan tiang.

Multiple Comparisons
Dependent Variable: Zona_Hambat LSD

Mean 95% Confidence Interv


Difference Std. Lower Upper
(I) Konsentrasi (J) Konsentrasi (I-J) Error Sig. Bound Bound
Kontrol Negatif Konsentrasi
30% -8,83333* 2,52776 ,006 -14,4655 -3,20
Konsentrasi
-9,00333* 2,52776 ,005 -14,6355 -3,37
40%
Konsentrasi
-10,50000* 2,52776 ,002 -16,1322 -4,86
50%
Kontrol Positif -33,16667* 2,52776 ,000 -38,7989 -27,53
Konsentrasi Kontrol Negatif 8,83333* 2,52776 ,006 3,2011 14,46
30% Konsentrasi
-,17000 2,52776 ,948 -5,8022 5,46
40%
Konsentrasi
-1,66667 2,52776 ,525 -7,2989 3,96
50%
Kontrol Positif -24,33333* 2,52776 ,000 -29,9655 -18,70
Konsentrasi Kontrol Negatif 9,00333* 2,52776 ,005 3,3711 14,63
40% Konsentrasi
,17000 2,52776 ,948 -5,4622 5,80
30%
Konsentrasi
-1,49667 2,52776 ,567 -7,1289 4,13
50%
Kontrol Positif -24,16333* 2,52776 ,000 -29,7955 -18,53
Konsentrasi Kontrol Negatif 10,50000* 2,52776 ,002 4,8678 16,13
50% Konsentrasi
1,66667 2,52776 ,525 -3,9655 7,29
30%
Konsentrasi
1,49667 2,52776 ,567 -4,1355 7,12
40%
Kontrol Positif -22,66667* 2,52776 ,000 -28,2989 -17,03
Kontrol Positif Kontrol Negatif 33,16667* 2,52776 ,000 27,5345 38,79
57

Konsentrasi
24,33333* 2,52776 ,000 18,7011 29,96
30%
Konsentrasi
24,16333* 2,52776 ,000 18,5311 29,79
40%
Konsentrasi
22,66667* 2,52776 ,000 17,0345 28,29
50%
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Kesimpulan : Keterangan pada kelompok yang diikuti dengan notasi bintang

dinyatakan

memiliki perbedaan signifikansi (Sig < 0,05)


58

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Meita Indriastuti, anak

kedua dari dua bersaudara yang lahir di Balikpapan pada

tanggal 31 Mei 1995, dari pasangan Bapak Sugiyanto dan

Ibu Sri Suwarni.

Pendidikan yang telah ditempuh oleh penulis adalah TK SCM Al Irsyad

Balikpapan selama satu tahun. Penulis melanjutkan ke sekolah dasar di SD Negeri

037 Balikpapan lulus pada tahun 2007, dilanjutkan pada Sekolah Menengah

Pertama Negeri 18 Balikpapan lulus pada tahun 2010, dan menempuh jenjang

pendidikan Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Balikpapan lulus pada tahun 2013.

Pada tahun 2013 ia melanjutkan pendidikan tinggi di Akademi Farmasi

Samarinda.

Penulis pernah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di Rumah Sakit

Umum Dr. Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan, Apotek Kimia Farma Regency

Balikpapan pada tahun 2016. Penulis menyelesaikan pendidikannya di Akademi

Farmasi Samarinda dengan melaksanakan Tugas Akhir dengan Judul Karya Tulis

Ilmiah “Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Glodokan Tiang

(Polyalthia longifolia S.) Terhadap Bakteri Propionibacterium acnes”.

Anda mungkin juga menyukai