Anda di halaman 1dari 3

1

Sistem Saraf Otonom

Zat bekerja terhadap saraf simpatik:


1) Simpatomimetik (adrenergik) : merangsang saraf simpatis/efek adrenergik
ex: noradrenalin, efedrin, isoprenalin dan amfetamin.
2) Simpatolitik (adrenolitik) : menghambat saraf simpatis/melawan efek adrenergik
ex: alkaloid sekale, propanolol

Zat bekerja terhadap saraf parasimpatik:


1) Parasimpatomimetik (kolinergik) : merangsang : merangsang etilkolin
ex: pilokarpin, fisostogmin
2) Parasimpatolitik/ (antikolinergik) : menghambat
ex: atropin, alkaloid belladona, propantelin.

Contoh :
1. Katekolamin (Simpatomimetik langsung)

1) Katekolamin adalah senyawa yang mempunyai struktur katekol (suatu struktur


aromatik dengan dua gugus hidroksil) terhubung dengan suatu amina.
2) Katekolamin penting pada manusia adalah adrenalin/epinefrin,
noradrenalin/norepinefri n (NE), dan dopamin.
Adrenomimetik yang bekerja langsung membentuk kompleks dengan reseptor khas :
1) Sistem cincin aromatik yang mempunyai 6 atom
2) Atom N pada rantai samping etilamin
3) Gambaran struktur adrenomimetik yang bekerja langsung dapat dilihat pada struktur
epinefrin yang mengandung inti katekol
Hubungan struktur dan aktivitas katekolamin :
1) Aktivitas agonis pada reseptor adrenergik
a. Struktur induk feniletilamin yang pada kondisi fisiologik terdapat sebagai ion
feniletilamonium.
b. substituen 3,4-dihidroksi fenolat pada cincin
c. Substituen yang kecil (R’=H, CH3 atau C2H5) dapat dimasukkan dalam atom C α
tanpa mempengaruhi aktivitas agonis
d. Atom N paling sedikit mempunyai satu atom hidrogen (R = H atau gugus alkil)
Adrenomimetik yang bekerja secara langsung membentuk kompleks dengan reseptor
khas:
Obat adrenergik = amin simpatomimetik terdiri dari inti aromatis berupa cincin benzen dan
bagian alifatis berupa etilamin. Substitusi dapat dilakukan pada cincin benzen maupun pada
atom C-α, atom C-β, dan gugus amino dari etilamin.
Hubungan Struktur Dan Aktivitas
1) Substitusi pd cincin benzen dan pada atom C- β
a. substitusi gugus OH pada posisi 3 dan 4 cincin benzen = katekolamin. Dimana
Gugus dihidroksi fenolat membantu interaksi obat dengan reseptor melalui ikatan
hidrogen
b. Katekolamin dengan gugus OH pada C- β (mis. epinefrin) sukar sekali masuks SSP
sehingga efek sentralnya minimal. obat-obat ini bekerja scr langsung dan
menimbulkan efek perifer yang maksimal.
c. Penggantian gugus amino dengan gugus –OCH3 akan menghilangkan aktivitas
adrenergik
d. Karena analog monohidroksi dan 3,5-dihidroksi fenil, bertentangan dengan
senyawa-senyawa katekolamin, tidak dimetabolisme oleh hati oleh katekol-o-
metiltransferase, lebih cocok penggunaan oral.

2) Substitusi pada atom C-α


a. Menghambat oksidasi amin simpatomimetik oleh enzim monoamin oksidase (MAO)
menjadi mendelat yang tidak aktif. Sehingga katekolamin tidak efektif pemberian
oral dan masa kerja nya singkat.
3) Substitusi gugus amino
a. Makin besar gugus alkil pada atom N, dan Gugus hidroksi alkohol berikatan reseptor
β makin kuat aktivitas β dan menurunkan aktivitas α, atau kerja simpatomimetik-α
berubah menjadi simpatomimetik-β. Dengan demikian, metilasi nitrogen pada
noraadrenalin, meningkatkan afinitas untuk reseptor-β.
b. Makin kecil gugus alkil pada atom N, ( CH3 ) makin kuat aktivitas reseptor α,
dengan gugus metil memberikan aktivitas yang paling kuat.

Anda mungkin juga menyukai