Anda di halaman 1dari 10

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS

JEMBER RESUME ASUHAN KEPERAWATAN


MEDIKAL BEDAH

Nama Mahasiswa : Antik Kazharo, S.Kep


NIM 202311101160

FORMAT RESUME KASUS KELOLAAN

I. Identitas pasien
a. Nama : Tn. X
b. Umur : 62 tahun
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Status : Menikah
e. Agama : Kristen
f. Pekerjaan :-
g. Alamat : Amerika
h. RM : xxxxxx
i. Diagnosa Medis : Katarak
j. Tanggal MRS :-
k. Tanggal Pengkajian : 20-04-2021

II. Riwayat Kesehatan


a. Keluhan utama:
Penurunan penglihatan dan rasa tidak nyaman
b. Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengeluhkan penurunan penglihatan pada mata. Klien mengatakan
tidak bisa melihat dengan jelas, klien mengatakan pandangan kabur, klien
memiliki penglihatan terbaik yang dikoreksi 20/200 dan kornea tidak teratur
dengan bekas luka katarak subkapsular posterior (PSC).
c. Riwayat kesehatan dahulu:
Klien mengatakan memiliki riwayat kolesterol
d. Pengkajian fisik head to toe (Data Fokus):
Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang,
kesadaran komposmentis. Pada sistem kardiovaskuler, sistem respirasi, kulit
dan ekstremitas dalam batas normal.
TTV:
TD = 120/80 mmHg
Nadi = 80 kali/menit
Suhu = 36,5 0C
RR = 16 x/menit
e. Pemeriksaan penunjang:
Pengukuran pada +4,75, -1,50 x 165 hingga 20/30. Kami mengalikan
ekuivalen bola ini dengan sebuah faktor 1,5 mengikuti formula piggyback
intraocular lens (IOL) untuk akhirnya berfungsi penuh keyakinan dengan
implan lensa Toric yang mengarah langsung ke emmetropia. Menurut master
IOL, kekuatan lensa emmetropik diperkirakan + 9,5D saat A-Scan
menyarankan kekuatan emmetropik + 13D. Kami menggunakan rumus
Piggyback IOL untuk menghitung Model SN6AT4 dengan kekuatan +7.00,
-2.25 x 059 yang mendaratkan pasien ini pada 20/20 tanpa kebutuhan akan
kacamata atau lensa kontak
III. Catatan Perawatan dan Perkembangan Klien (Here and Now)
S (Subjektif)
Klien mengeluhkan penurunan penglihatan pada mata
Klien mengatakan tidak bisa melihat dengan jelas
Klien mengatakan pandangan kabur
Klien mengeluh tidak nyaman dengan keadaannya
O (Objektif)
Klien tampak tidak nyaman dan terlihat gelisah, TD 120/80 mmHg, Nadi 80
kali/menit, Suhu 36,5 0C, RR 16 x/menit
A (Analisa/ Analisa Keperawatan yang ditegakkan berdasarkan DS dan DO)
Gangguan persepsi sensori (D.0085) berhubungan dengan gangguan penglihatan
ditandai dengan klien mengeluhkan penurunan penglihatan pada mata, klien
mengatakan tidak bisa melihat dengan jelas, klien mengatakan pandangan kabur ,
klien mengeluh tidak nyaman dengan keadaannya
P(Perencanaan)
Manajemen Nyeri (I.08238)
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
3. Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
4. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
5. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
6. Kolaborasi pemberian analgetik
I (Implementasi)
1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
2. Mengidentifikasi skala nyeri
3. Memberikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
4. Menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
5. Menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri
6. Melakukan kolaborasi pemberian analgetik

E (Evaluasi)
S:
Klien mengatakan masih merasakan nyeri pada mata
Klien mengatakan sudah memahami terkait saran yang telah dianjurkan oleh
perawat
Klien mengatakan lebih rileks setelah diajarkan teknik relaksasi nafas dalam
O:
Klien tampak lebih rileks
TTV : TD 120/80 mmHg, Nadi 80 kali/menit, Suhu 36,5 0C, RR 16 x/menit
Pengkajian nyeri :
P : glaukoma
Q : nyeri yang dirasakan seperti disuntik
R : di bagian mata kiri
S : skala nyeri 3
T : terus menerus
A : Masalah nyeri akut teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
DAFTAR PUSTAKA

Syuhar, M. N. 2016. Seorang Pria 66 Tahun dengan Glaukoma akut primer Sudut
Tertutup. J Medula Unila. 4(3) : 99-103.

PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator


Diagnostik. Edisi I. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.

PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan. Edisi I. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Indonesia

PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan. Edisi I. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.
Muhammad | Seorang Pria 66 Tahun dengan Glaukoma Akut Primer Sudut Tertutup

Seorang Pria 66 Tahun dengan Glaukoma Akut Primer Sudut Tertutup

M Novsandri Syuhar
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Glaukoma merupakan kegawatdaruratan dalam bidang mata. Sebanyak 3,2 juta orang mengalami kebutaaan dikarenakan
glaukoma. Laki-laki, 66 tahun datang dengan keluhan penurunan penglihatan pada mata kiri secara tiba-tiba sejak 1 minggu
SMRS. Keluhan disertai dengan mata merah, nyeri pada mata kiri, nyeri kepala dan mual muntah. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, composmentis, TD 120/80 mmHg, nadi 80 x/menit, RR 16 x/menit, T
36,5oC. Pemeriksaan oftalmologi oculi sinistra VOS 3/60, terdapat Injeksi konjungtiva pada konjungtiva bulbi, kornea udem,
camera oculi anterior kedalaman dangkal, gambaran iris baik, pupil midilatasi, tensio oculi Tono dig N+2. Diagnosis
Glaukoma akut primer sudut tertutup OS. Pasien diberikan terapi Timolol maleate 0,5 % ED 2x1 tetes ODS/hari, Cxytrol 3x1
tetes OS/hari, Carpin 1% 2x1 tetes OS/hari, Asetazolamide 3x250 mg, KSR 2x1 tablet.

Kata Kunci: glaukoma akut primer sudut tertututp, tensio oculi

A 66 YEARS OLD MAN WITH ACUTE PRIMARY ANGLE CLOSURE GLAUCOMA


Abstract
Glaucoma is an emergency in ophtalmology. 3.2 million people suffered blindness due to glaucoma. Male. A 66 years old man
with complain suddenly decreased vision in the left eye since one week before entering hospital. Furthermore, patient had a
red eyes and pain in the left eye. He also complaint headach, nausea and vomiting. On physical examination found moderate
sick in general condition, composmentis, BP 120/80 mm Hg, pulse 80 x/min, RR 16 x/min, T 36,5 oC. On ophtalmology
examination in the left eyes found Visus 3/60, conjunctival injection of conjunctiva bulbi, corneal edema, shallow on camera
oculi anterior, normal iris, middilatation of pupil, tensio oculi Tono dig N + 2. Diagnosis acute primary angle closure glaucoma
OS. Patients received timolol maleate 0.5% ED 2x1 drops ODS/day,Cytrol 3x1 drops OS/day,Carpin 1% 2x1 drops OS/day
Acetazolamide 3x250 mg, KSR 2x1 tablet.

Keyword : acute primary angle closure , tensio oculi

Korespondensi: M Novsandri Syuhar, alamat Jl. Kamboja II No. 3 Labuhan Dalam Merta Sari Kecamatan Tanjung Senang, HP
082307084104, e-mail novsandrisyuhar@yahoo.com

Pendahuluan
Glaukoma adalah penyakit mata yang
Kasus
ditandai oleh meningkatnya tekanan
Pasien laki-laki, 66 tahun datang dengan
intraokuler yang disertai oleh pencekungan keluhan penurunan penglihatan secara tiba-
diskus optikus dan pengecilan lapang tiba pada mata kiri sejak 1 minggu Sebelum
pandang.1-3 Glaukoma merupakan penyebab Masuk Rumah Sakit (SMRS). Pasien
kebutaan kedua terbanyak setelah katarak. megeluhkan bahwa pada saat melihat jauh
Berbeda dengan katarak, kebutuaan akibat hanya dapat melihat seperti bayangan. Selain
glaukoma bersifat permanen atau tidak dapat itu pasien mengeluh mata kiri merah dan
diperbaiki (irreversibel).4,5 nyeri. Nyeri dirasakan terus menerus dan
Di Amerika Serikat, kira-kira 2.2 juta menghilang setelah tidur sebentar. Pasien
orang pada usia 40 tahun dan yang lebih tua juga mengeluh sakit kepala terus-menerus dan
mengidap glaukoma, sebanyak 120,000 adalah disertai mual muntah. Riwayat trauma dan
buta disebabkan penyakit ini. Tiap tahun, ada penggunaan obat-obatan tetes mata yang
lebih dari 300,000 kasus glaukoma yang baru lama sebelumnya disangkal. Riwayat
dan kira-kira 5400 orang-orang menderita menggunakan kaca mata, hipertensi, diabetes
kebutaan Berdasarkan data World Health mellitus, trauma pada kedua bola tidak ada.
Organization (WHO) tahun 2010 diperkirakan Dari pemeriksaan fisik didapatkan
sebanyak 3,2 juta orang mengalami kebutaan keadaan umum tampak sakit sedang,
akibat glaukoma. Glaukoma pada orang kulit kesadaran komposmentis, tekanan darah
hitam, lima belas kali lebih menyebabkan 120/80 mmHg, nadi 80 x/menit, RR 16
kebutaan dibandingkan orang kulit putih.6 x/menit, T 36,5oC. Pada status generalis
didapatkan sistem kardiovaskular, sistem

J Medula Unila|Volume 4|Nomor 3|Januari 2016|99


Muhammad | Seorang Pria 66 Tahun dengan Glaukoma Akut Primer Sudut Tertutup

respirasi, kulit dan ekstremitas dalam batas


iris baik, pupil midilatasi, tensio oculi Tono dig
normal.
N+2. Pada oculi dextra VOD 6/60, palpebra
Pada pemeriksaan oftalmologi oculi
dan konjungtiva tenang, kornea jernih, camera
sinistra VOS 3/60, terdapat Injeksi konjungtiva
oculi anterior dalam, gambaran iris baik, pupil
pada konjungtiva bulbi, kornea udem, camera
miosis dengan reflek, lensa jernih, tensio oculi
oculi anterior kedalaman dangkal, gambaran
Tono dig N.

Gambar 1. Status Oftalmologi

Pasien dididagnosis glaukoma akut


Pada glaukoma akut sudut tertutup
primer sudut tertutup OS. Pasien diberikan
glaukoma sudut tertutup akut primer
terapi Timolol maleate 0,5 % ED 2x1 tetes
merupakan penyakit mata dengan gangguan
ODS/hari, Cxytrol 3x1 tetes OS/hari, Carpin 1%
integritas struktur dan fungsi yang mendadak
2x1 tetes OS/hari, Asetazolamide 3x250 mg,
sebagai akibat peningkatan tekanan
KSR 2x1 tablet.
intraokuler (TIO) yang sangat tinggi karena
sudut bilik mata depan mendadak tertutup
Pembahasan
akibat blok pupil.3 Mata dengan segmen
Pada kasus ini, pasien didiagnosis
anterior yang kecil dengan meningkatnya usia
glaukoma akut primer sudut tertutup OS.
akan mengalami perubahan-perubahan (lensa
Penegakkan diagnosis didasarkan pada
lebih tebal, lebih ke depan, pupil miosis) dan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan
bila pada suatu saat mengalami cetusan
pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis
berupa dilatasi ringan dari pupil (karena
ditemukan mata kiri mendadak buram sejak 1
emosi, sinar yang remang-remang, obat-
minggu lalu, mata kiri merah, nyeri kiri yang
obatan) maka mendadak terjadi blok pupil.9
timbul mendadak, nyeri kepala, mual muntah.
Humor akuous terbendung di bilik mata
Pada pemeriksaan oftalmologi oculi sinistra
belakang yang akan mendorong iris perifer ke
VOS 3/60, terdapat Injeksi konjungtiva pada
depan sampai menempel pada jaringan
konjungtiva bulbi, kornea udem, camera oculi
trabekula sehingga sudut bilik mata depan
anterior kedalaman dangkal, gambaran iris
tertutup akibat TIO meningkat secara
baik, pupil midilatasi, tensio oculi Tono dig
mendadak pula.3,9
N+2.
Glaukoma sudut tertutup primer
Dari riwayat anamnesis dan
terjadi karena ruang anterior secara anatomis
pemeriksaan fisik dapat didiagnosis banding
menyempit sehingga iris terdorong ke depan,
glaukoma akut sudut tertutup, iritis,
menempel ke jaringan trabekular dan
konjungtivitis, dan keratitis. Diagnosis banding
menghambat humor akueus mengalir ke
ini berdasarkan keluhan yang sama yaitu mata
saluran schlemm.3,10 Pergerakan iris ke depan
merah, tapi pada iritis, konjungtivitis dan
dapat karena peningkatan tekanan vitreus,
keratitis tidak didapatkan penurunan
penambahan cairan di ruang posterior atau
ketajaman penglihatan dan peningkatan
lensa yang mengeras karena usia tua.
tekanan intraokuler. Sehingga dengan
Peningkatan tekanan intraokuler akan
disingkirkan diagnosis banding yang lain, maka
mendorong perbatasan antara saraf optikus
pada pasien ini didiagnosis dengan glaukoma
dan retina di bagian belakang mata. Akibatnya
akut sudut tertutup.1,3,8
pasokan darah ke saraf optikus berkurang
Muhammad | Seorang Pria 66 Tahun dengan Glaukoma Akut Primer Sudut Tertutup

sehingga sel-sel sarafnya mati. 1,11,12 Karena


disebabkan oleh gangguan pendarahan pada
saraf optikus mengalami kemunduran, maka
papil yang menyebabkan degenerasi berkas
akan terbentuk bintik buta pada lapang
serabut saraf pada papil saraf optik (gangguan
pandang mata. Yang pertama terkena adalah
terjadi pada cabang-cabang sirkulus Zinn-
lapang pandang tepi, lalu diikuti oleh lapang
Haller), diduga gangguan ini disebabkan oleh
pandang sentral. Jika tidak diobati, glaukoma
peninggian tekanan intraokuler.14,17 Tekanan
pada akhirnya bisa menyebabkan kebutaan.13
intraokuler yang tinggi secara mekanik
Mekanisme utama penurunan
menekan papil saraf optik yang merupakan
penglihatan pada glaukoma adalah atrofi sel
tempat dengan daya tahan paling lemah pada
ganglion difus, yang menyebabkan penipisan
bola mata. Bagian tepi papil saraf optik relatif
lapisan serat saraf dan inti bagian dalam retina
lebih kuat daripada bagian tengah sehingga
dan berkurangnya akson di saraf optikus. Iris
terjadi cekungan pada papil saraf optik.14
dan korpus siliar juga menjadi atrofi, dan
prosesus siliaris memperlihatkan degenerasi
hialin.15,16 Diskus optikus menjadi atrofi
disertai pembesaran cekungan optikus diduga

Gambar 2. Mekanisme kerusakan Mata Akibat Glaukoma 14

Pasien diberikan terapi Timolol


KSR digunakan untuk mencegah
maleate 0,5 % ED 2x1 tetes ODS/hari, Cxytrol
hipokalemia yang merupakan efek
3x1 tetes OS/hari, Carpin 1% 2x1 tetes
samping pemeberian asetazolamide.18
OS/hari, Asetazolamide 3x250 mg, KSR 2x1
2. Pada pasien juga diberikan Timolol
tablet. Adapun Prinsip tatalaksana pada
maleate 0,5 % yang merupakan
glaukoma akut sudut tertutup adalah sebagai
golongan beta bloker yang berfungsi
berikut:1,3,17
untuk menurunkan produksi akuos
1. Menurunkan TIO segera
humor.19
2. membuka sudut yang tertutup
3. Pemberian carpin 1% 2x1 tetes OS/hari
3. memberi suportif
merupakan obat golongan miotika yang
4. mencegah sudut tertutup berulang
berkerja untuk mengkontriksikan pupil.
5. mencegah sudut tertutup pada mata
Penggunaan obat ini akan
jiran (fellow eye).
menyebabkan iris tertarik dan menjauh
Pada pasien ini diberikan terapi sebagai
dari trabekula sehingga sudut
berikut: 8,20
terbuka.
1. Menurunkan TIO segera. Pada pasien
4. Pemberian cytrol yang berisikan
diberikan asetazolamide yang
kortikosteroid topikal dengan antibiotik
merupakan golongan carbonic
digunakan untuk mengurangi inflamasi
anhidrase inhibitor yang berfungsi
dan kerusakan saraf optic.3,21
menekan produksi akuos. Yaitu
Pada pasien ini dilakukan pengamatan
Asetazolamide 3x250 mg. Pemberian
keberhasilan terapi selama 2-3 hari. Apabila
Muhammad | Seorang Pria 66 Tahun dengan Glaukoma Akut Primer Sudut Tertutup

tidak terjadi penurunan TIO direncanakan


subkonjungtiva atau orbita dapat dibuat
dilakukan tindakan operatif. Adapun tindakan
dengan trabekulotomi atau insersi selang
operatif yang dilakukan adalah Iridektomi dan
drainase. Trabekulotomi telah menggantikan
iridotomi perifer.23,24
tindakan-tindakan drainase full-thickness
Iridektomi dan iridotomi perifer adalah teknik
(misalnya sklerotomi bibir posterior,
bedah dimana membentuk komunikasi
sklerostomi termal, trefin). Penyulit utama
langsung antara kamera anterior dan
trabekulotomi adalah kegagalan bleb akibat
posterior sehingga beda tekanan diantara
fibrosis jaringan epikslera. Hal ini lebih mudah
keduanya menghilang.22
terjadi pada pasien berusia muda, berkulit
Apabila iridektomi dan iridotomi
hitam dan pasien yang pernah menjalani
perifer tidak berhasil dapat dilanjutkan
bedah drainase glaukoma atau tindakan
dengan bedah drainase glaukoma melalui
bedah lain yang melibatkan jaringan episklera.
teknik trabekulektomi. Trabekulektomi
Terapi ajuvan dengan antimetabolit misalnya
merupakan tindakan bedah untuk membuat
fluorourasil dan mitomisin berguna untuk
jalan pintas dari mekanisme drainase normal,
memperkecil risiko kegagalan bleb.24
sehingga terbentuk akses langsung humor
aquous dari kamera anterior ke jaringan

Gambar 4. Bleb Yang Terbentuk Setelah Trabekulotomi 26

Pada pasien ini prognosis quo ad


Apabila medikamentosa tidak berhasil
vitam adalah bonam, quo ad fungtionam dan
menurunakan TIO maka dilakukan tindakan
sanationam adalah dubia ad bonam. Hal ini
operatif. Hal ini dikarenakan apabila tidak
dikarenakan glaukoma akut merupakan
ditangani dengan baik akan menyebabkan
kegawat daruratan mata, yang harus segera
kebutaan.
ditangani dalam 24–48 jam. Jika tekanan
intraokular tetap terkontrol setelah terapi DAFTAR PUSTAKA
akut glaukoma sudut tertutup, maka kecil
1. Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke-6.
kemungkinannya terjadi kerusakan
Jakarta: Fakultas Kedokteran
penglihatan progresif. Tetapi bila terlambat
Universitas Indonesia; 2004.
ditangani dapat mengakibatkan buta
2. Gerhard KL, Oscar, Gabriele, Doris,
permanen.
Peter. Ophtalmology a short textbook.
Edisi ke-2. Stuttgart: Thieme; 2007.
Simpulan
3. Eva PR, Emmet T, Cunningham JR.
Pada kasus ini penegakkan diagnosis
Vaughan & Asbury`s General
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, Ophtalmology.
dan pemeriksaan penunjang sudah sesuai. 4. Edisi ke-8. United States of America: Mc
Penatalaksaan pada pasien ini juga sudah Graw Hill; 2011.
cukup sesuai dengan kepustakan. Kasus 5. Pan Y, Varma R. Natural history of
glaukoma akut adalah kegawatdarurtan di glaucoma. Indian J Ophthalmol.
bidang mata yang harus ditangani dalam 24- 2011;59:19-23.
48 jam dengan pengobatan medikamentosa.
Muhammad | Seorang Pria 66 Tahun dengan Glaukoma Akut Primer Sudut Tertutup

6. Pascolini D, Mariotti SP. Global


17. Affandi ES, Pudjiastuti I. Terapi
estimates of visual impairment 2010. Br
glaukoma primer sudut tertutup akut
J Ophthalmol. 2011;96:614–8.
dengan iridoplasti dan iridotomi laser.
7. Quigley HA, Broman AT. The number of
Majalah Kedokteran Nusantara.
people with glaucoma worldwide in 2010
2006;39(3):135-40.
and 2020. Br J Ophthalmol. 2006;90:262–
18. Robert EM, Jess TW. Management of
7.
glaucoma: Focus on pharmacological
8. American Academy of Ophtalmology.
therapy. Drugs Aging. 2005;22:1–21.
Acute Primary Angle Closure Glaucoma in
19. Aptel F, Cucherat M, Denis P. Efficacy
Basic and Clinical Science Course, section
and tolerability of prostaglandin-timolol
10. USA: AAP; 2005.
fixed combinations: a meta-analysis of
9. Gondowihardjo T, Simanjuntak G, editor.
randomized clinical trials. Eur J
Glaukoma akut dalam panduan
Ophthalmol. 2012;22:5–18.
manajemen klinis perdami. Jakarta: PP
20. Higginbotham EJ. Considerations in
Perdami; 2006. glaucoma therapy: fixed combinations
10. James B, Chew C, Bron A. Lecture Notes versus their component
Oftalmologi. Edisi ke-9. Jakarta: EMS; medications. Clin
2005. Ophthalmol. 2010;4:1–9.
11. Lang, GK. Glaucoma In Ophthalmology A 21. Sambhara D, Aref AA. Glaucoma
Pocket Textbook Atlas. Edisi ke-2. management: relative value and place
Germany: Stuttgart-New York; 2006. in therapy of available drug
12. Kulkarni KM, Mayer JR, Lorenzana treatments.Ther Adv Chronic
LL, Myers JS, Spaeth GL. Visual field Dis. 2014;5:30–43.
staging systems in glaucoma and the 22. Dietlein TS, Hermann MM, Jordan JF. The
activities of daily living. Am J medical and surgical treatment of
Ophthalmol. 2012; 154:445–51. glaucoma. Dtsch Arztebl Int.
13. Lin JC, Yang MC. Correlation of visual 2009;106:597–605.
function with health-related quality of life 23. Rubin B, Taglienti A, Rothman RF, Marcus
in glaucoma patients. J Eval Clin CH, Serle JB. The effect of selective laser
Pract. 2010;16:134–40. trabeculoplasty on intraocular pressure in
14. Tochel CM, Morton JS, Jay JL, et al. patients with intravitreal steroid-induced
Relationship between visual field loss and elevated intraocular pressure. J
contrast threshold elevation in Glaucoma. 2008;17:287–92.
glaucoma. BMC Ophthalmol. 2005;13:22. 24. Gedde SJ, Schiffman JC, Feuer WJ,
15. Spaeth GL, Lopes JF, Junk AK, Grigorian Herndon LW, Brandt JD, Budenz DL.
AP, Henderer J. Systems for staging the Treatment outcomes in the tube versus
amount of optic nerve damage in trabeculectomy study after one year of
glaucoma: a critical review and new follow-up. Am J Ophthalmol. 2007;143:9–
material. Surv Ophthalmol. 2006;51:293– 22.
315. 25. Babighian S, Caretti L, Tavolato M, Cian R,
16. Richman J, Lorenzana LL, Lankaranian D. Galan A. Excimer laser
Importance of visual acuity and contrast trabeculotomy vs 180 degrees selective
sensitivity in patients with laser trabeculoplasty in primary open-
glaucoma. Arch angle glaucoma. A 2-year randomized,
Ophthalmol. 2010;128:1576–82. controlled trial. Eye Lond. 2010 24:632–
638.

Anda mungkin juga menyukai