Anda di halaman 1dari 10

BAB IV

CONTOH KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GLAUKOMA


KASUS PEMICU
Tn w 40thn dirawat di RS karena kehilangan penglihatan, sisi samping
(perifer), penglihatan kabur, sakit kepala dan melihat pelangi bila melihat
sumbar cahaya terang. Pada pemeriksaan didapat skala nyeri 6, pupil yang
lebar dan iregular, edem perifer cornea, kongesti pembuluh darah
episkleral dan konjungtiva, COA yang sempit. Pemeriksaan tonometri TIO
diatas 21mmHg, diduga faktor utama yang berperan dalam meningkatnya
TIO, antara lain karena kecepatan produksi Aqueos humor oleh badan
silia, resitensi aliran aqueos humor melalui jaringan trabekular dan kanal
schlemna/ tekanan vena episklera. Dokter berkolaborasi dengan perawat
dalam pemberian tetes mata beta bloker (trimolol, betaxolol, cateolol,
levobunolol, metripranolol) yang kemungkinan akan mengurangi
pembentukan cairan di dalam mata dan TIO.

A. Pengkajian
1. Identitas
–        Nama : Tn.W
–        Jenis kelamin : Laki-laki
–        Umur : 40 tahun
–        Status perkawinan : Sudah Menikah
–        Pendidikan : SMP
–        Suku/Bangsa : Indonesia
–        Alamat : Ds Semanding - Tuban
–        Pekerjaan : Petugas parkir
–        Sumber informasi : Pasien
–       Diagnosa medis : Glaukoma

26
2. Keluhan Utama : penglihatan kabur
3. Riwayat Keperawatan
a. Riwayat Penyakit Sekarang :
P : Tn.W dibawa ke RS karena mengalami penglihatan kabur,
sakit kepala setelah kemarin menglami benturan pada matanya saat
bekerja. Tn.W juga merasakan tidak dapat melihat di sisi samping,
dan sellu melihat ada pelangi saat melihat lampu yg terang. Setelah
mengalami benturan dengan skala nyeri 6, mata Tn.W dikompres
istrinya dengan air dingin.
Q : penglihatan kabur dirasakan setelah Tn.W mengalami
benturan pada matanya saat bekerja.
R : di daerah matanya
S : penglihatan yang kabur dirasakan sangat mengganggu
aktivitas pekerjaan Tn.W, sampai-sampai beliau sering
berpegangan saat berjalan karena takut jatuh
T : penglihatan kabur lebih dirasakan saat siang hari dan saat
malam hari jika terkena sinar lampu.
b. Riwayat Penyakit Dahulu : Tn.W tidak pernah mengalami penyakit
mata sebelumnya.
c. Riwayat Penyakit Keluarga : menurut keterangan klien tidak ada
keluarga yang mmiliki penyakit mata dan DM serta HT.
4. Observasi dan Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum :
1) Mata Tn.W terlihat masih memar
2) Tn.W tampak lelah
3) Mata Tn.W terlihat merah
4) Skala Nyeri 6
b. TTV :
1) S : 37 ◦c (normal 36,5 ◦c – 37,5 ◦c)
2) N : 80 x/menit ( 60 – 100 x/menit)
3) TD : 120/80mmHg (<=120-130, <=80 mmHg)

27
4) RR : 18 x/menit (16 – 20 x/menit)
5. Body System
a. B1 (Breathing)
1) Tn.W tampak lelah
2) Bentuk dada normal
3) Tidak menggunakan otot bantu pernapasan
4) PCH (-)
5) Suara pernapasan tambahan (-)
6) Pola napas teratur dengan RR 18 x/mnt
b. B2 (Blood)
1) Didapatkan tekanan darah yang normal (120/80 mmHg)
2) Nadi normal (Nadi 80 x/mnt)
3) Tidak ada sianosis
4) CRT normal (< 3 detik)
c. B3 (Brain)
1) Terlihat cemas & meringis kesakitan
2) Skala nyeri 6
3) Kesadaran compos mentis dengan GCS 456
4) Pupil yg melabar dan irreguler
5) Edema epitel kornea
6) Congesti pemda episkleral & konjungtiva
7) COA sempit
8) Pemeriksaan TIO > 21 mmHg
9) Saat dirangsang cahaya yang terang pasien mengeluh melihat
pelangi
d. B4 (Bladder)
1) Produksi urin normal min 400 cc/hari
2) Tdk ada pemberian cairan parenteral
e. B5 (Bowel)
1) Anorexia
2) BB mnurun

28
3) Mulut bersih
4) Peristaltik meningkat 25 x/mnt
f. B6 (Bone)
1) Tn.W terlihat lelah
2) Mampu menggerakkan sendi dg bebas
6. Pemeriksaan penunjang
1. Tonometri : Alat ini berguna untuk menilai tekanan intraokular.
Tekanan bola mata normal berkisar antara 10-21 mmHg.
2. Gonioskopi : Sudut bilik mata depan merupakan tempat penyaluran
keluar humor akueus. Dengan gonioskopi kita berusaha menilai
keadaan sudut tersebut, apakah terbuka, sempit atau tertutup
ataukah terdapat abnormalitas pada sudut tersebut.
3. Penilaian diskus optikus : menggunakan opthalmoskop kita bisa
mengukur rasio cekungan-diskus (cup per disc ratio-CDR). CDR
yang perlu diperhatikan jika ternyata melebihi 0,5 karena hal itu
menunjukkan peningkatan tekanan intraokular yang signifikan.
4. Pemeriksaan lapang pandang : penting dilakukan untuk
mendiagnosis dan menindaklanjuti pasien glaukoma. Lapang
pandang glaukoma memang akan berkurang karena peningkatan
TIO akan merusakan papil saraf optikus.

29
B. ANALISA DATA
1. Analisa data 1
DATA ETIOLOGI PROBLEM
Ds : Trauma mata Gangguan
Tn.W mengatakan penglihatannya persepsi
kabur setelah mngalami benturan Peningkatan Tekanan Intra sensori
pada matanya saat bekerja Okuler (TIO) (penglihatan)
Do :
keadaan umum & pemfis :
Penekanan bola mata oleh
a. Mata Tn.W terlihat masih
cairan aqueus
memar
b. Tn.W tampak lelah
Tekanan pada syaraf optic
c. Mata Tn.W terlihat merah
retina
d. Pupil yg melabar dn
irreguler
Kerusakan syaraf optic dan
e. Edema epitel kornea
retina
f. Congesti pemda episkleral
& konjungtiva
Penipisan serat syaraf dan
g. COA sempit
inti
h. Saat dirangsang cahaya yg
terang pasien mengeluh
Atrofi discus opticus
melihat pelangi
i. Pemeriksaan tonometry:
Hilangnya pandangan
TIO > 21 mmHg
perifer

Gangguan persepsi sensori


(penglihtan)

30
2. Analisa data 2
DATA ETIOLOGI PRONLEM
DS : Peningkatan Tekanan Intra Nyeri Akut
Klien mengatakan penglihatan Okuler
kabur, sakit kepala dan seperti
melihat pelangi bila melihat Nyeri Akut
cahaya yang terang dengan
skala nyeri 6.
DO :
keadaan Umum :
a. Pupil melebar dan
terkadang irreguler
b. Edema epitel kornea
c. Lemah, Lelah,
Pergerakan klien
berkurang dan meringis
kesakitan
TTV :
a. TD : 110/80 mmHg
b. N : 80x/menit
c. S : 38 ◦c
d. RR : 20x/menit

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan persepsi sensori (penglihatan) berhubungan dengan 
gangguan penerimaan sensori
2. Nyeri Akut berhubungan dengan peningkatan Tekanan Intra Okuler

31
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Hari/tgl No. Diagnosa Intervensi Rasional
21 Maret 1. Gangguan persepsi 1. Kaji derajat / tipe 1. mengetahui harapan
2012 sensori (penglihatan) b.d kehilangan penglihatan masa depan klien dan
hilangnya pandangan 2. Dorong klien untuk pilihan intervensi
perifer sekunder dr mengekspresikan 2. intervensi dini untuk
peningkatan TIO > 21 perasaan tentang mencegah kebutaan,
mmHg kehilangan / klien menghadapi
Tujuan : kemungkinan kehilangan kemungkinan /
Dalam waktu 3x24 jam penglihatan mengalami
menunjukkan 3. Lakukan tindakan untuk kehilangan
penggunaan penglihatan membantu pasien untuk penglihatan sebagian
yang optimal  menangani keterbatasan atau total. 
Criteria hasil : penglihatan, atur 3. Dapat mempermudah
a. Pasien perabot, perbaiki sinar pasien dlm
berpartisipasi dan masalah penglihatan beraktivitas.
dalam program malam 4.   Dapat mengurangi
pengobatan 4. Kolaborasi : TIO dan mengontrol
b. Pasien akan a. Berikan obat tetes TIO, mencegah
mempertahankan mata beta bloker kehilangan
lapang ketajaman misalnya timolol, penglihatan lebih
penglihatan lebih betaxolol, cartexolol, lanjut.
lanjut levabunolol,
c. Pemeriksaan TIO metipranolol
kmbali normal
antara 10-21
mmHg
d. COA kembali
luas
e. Pupil normal jka
diberi rangsang

32
chaya akan
mengecil
f. Dan klien tdk
melihat pelangi
lg saat
dirangsang chaya
terang
Selasa 2.  Nyeri Akut b.d 1.   Kaji tingkat nyeri 1. Mengetahui tingkat
20 maret Peningkatan Tekanan 2.   Pantau derajat nyeri nyeri untuk
2012 Intra Okuler mata setiap 30 menit memudahkan
Tujuan : selama fase akut. intervensi
Nyeri hilang atau 3. Siapkan pasien untuk selanjutnya.
berkurang pembedahan sesuai 2. Untuk
Kriteria Hasil : peranan. mengidentifikasi
Setelah dilakukan 4.   Pertahankan tirah baring kemajuan atau
perawatan 1x24 jam ketat pada posisi semi penyimpangan dari
pasien mengatakan fowler hasil yang diharapkan
nyerinya berkurang. 5.   berikan lingkungan 3. Setelah TIO
gelap dan terang. terkontrol pada
glaucoma sudut
terbuka, pembedahan
harus dilakukan untuk
secara permanen
menghilangkan blok
pupil.
4. Tekanan pada mata
ditingkatkan bila
tubuh datar
5. stress dan sinar
minimbulkan TIO
yang mecetuskan

33
nyeri.

E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
HARI/TGL DIAGNOSA JAM Implementasi TTD
Selasa/ 13 Gangguan 07.00 1.  Mengkaji derajat / tipe kehilangan
maret persepsi penglihatan 
2012 sensori 2.   Mendorong klien untuk
(penglihatan) mengekspresikan perasaan tentang
b.d hilangnya kehilangan / kemungkinan kehilangan
pandangan penglihatan
perifer 3.   Melakukan tindakan untuk membantu
sekunder dr pasien untuk menangani keterbatasan
peningkatan penglihatan, mengatur perabot,
TIO > 21 perbaiki sinar dan masalah penglihatan
mmHg malam.
4.   Memberikan obat tetes mata : beta
bloker (timolol)
Selasa/20 Nyeri Akut 08.30 1.   Mengkaji tingkat nyeri
maret 2012 b.d 2.   Memantau derajat nyeri mata setiap 30
Peningkatan menit selama fase akut.
Tekanan Intra 3.   Menyiapkan pasien untuk pembedahan
Okuler sesuai peranan.
4.   Mempertahankan tirah baring ketat
pada posisi semi fowler
5.   Memberikan lingkungan gelap dan
terang.

F. EVALUASI KEPERAWATAN
HARI/TGL DIAGNOSA Evaluasi TTD

34
Rabu, 13 Gangguan S : Tn.W mengatakan penglihatan sudah
maret 2012 persepsi tdk kabur lagi
sensori O:
(penglihatan) a. Pemeriksaan tonometry TIO 15
b.d hilangnya mmHg
pandangan b. Visus/ ketajaman 6/6.
perifer c. COA kembali luas
sekunder dr d. Pupil mengecil saat diberi cahaya
peningkatan e. Dan klien tdk melihat pelangi lg
TIO > 21 saat dirangsang chaya terang
mmHg A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi, pertahankan hasil
Rabu, 13 Nyeri Akut S : klien mengatakan nyeri berkurang
maret 2012 b.d dan klien mengatakan tidak menahan
Peningkatan nyeri lagi
Tekanan Intra O :
Okuler a. klien tampak sehat
b. wajah klien tampak lebih rileks
c. keadaan umum klien kembali
normal
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi

35

Anda mungkin juga menyukai