Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Dini Juniar
1911020029
5A/Keperawatan S1
TA. 2021
KASUS
Tn. B umur 65 tahun mengunjungi Poliklinik Mata dengan keluhan mata penglihatan tampak
berkabut, fotophobia, diplopia pada satu mata, disertai dengan pengeluaran air mata yang
terus-menerus, pandangan lebih jelas pada malam hari. Lensa mata berubah menjadi buram
seperti kaca susu. Ketajaman penglihatan menurun, klien mengeluh tidak bisa membaca dan
hanya melihat samar-samar klien terganggun dengan matanya, dan tidak dapat beraktivitas
seperti biasa, klien meggunakan kaca mata sejak 12 tahun lalu. Klien menanyakan jenis
makanan terbaik bagi penyakit
Saat dilakukan pemeriksaan oleh Opthalmologist ditemukan hilangnya refreks merah dan
terlihat gambaran opaque pada lensa. Kondisi ini dialami oleh kedua mata. Opthalmologis
merencanakan dilakukan operasi setelah Gula Darahnya stabil.
Data a) Inspeksi
Obyektif
- Kepala : Simestris, tidak ada lesi.
- Rambut : Bersih, berwarna hitam.
- Mata : Simetris, konjungtiva anemis.
- Telinga : Bentuk simetris.
- Hidung : Bentuk simetris.
- Mulut : Bersih, lidah tampak sedikit pucat.
- Kulit : Tidak ada lesi, terdapat papul, tampak
kemerahan.
b) Auskultasi
- Bunyi nafas vesikuler.
c) Perkusi
- Pada bagian abdomen normal tidak terdapat ganguan
pada sistem gastrointestinal.
d) Palpasi
- Suhu tubuh
d. Aspek Sosial
Data Subyektif a) Pasien mengatakan hubungan sosialnya dan
hubungan dengan keluarganya baik.
Data Obyektif a) selama dirawat keluarga pasien membantu
aktivitas pasien
5) Perencanaan
Nama : Tn.B Ruang : Kenanga Umur : 65 Tahun Dx Medis:
DX 1: Gangguan sensori penglihatan
DX Data Dari Analisa Data Tujuan / Kriteria Intervensi
Hasil
(Data Yang Maladaftif)
Gangguan Do: fotophobia, diplopia, L: 09083 I.06203
sensori ketajaman pengelihatan
Setelah dilakukan O:
penglihatan menurun, saat dilakukan
tindakan
pemeriksaan oleh - Monitor adanya
keperawatan
opthalmologist ditemukan kemerahan, eksudat, atau
diharapkan klien
hilangnya refleks merah ulserasi
membaik dengan
dan terlihat gambaran
kriteria klien dapat - Monitor refleks kornea
opaque pada lensa,
melihat bayangan
kondisi ini dialami oleh T:
dengan jelas.
dua mata.
- tutupi mata untuk
Ds: mata pengelihatan mencegah diplopia
tampak berkabut,
pengeluaran air mata - teteskan obat mata
secara terus-menerus, - oleskan salep mata
pandangan lebih jelas
pada malam hari, lensa - plester kelopak mata
berubah menjadi buram agar tertutup
seperti kaca susu, klien E:
mengeluh tidak bisa
membaca dan hanya - anjurkan tidak
melihat samar-samar, menyentuh mata
klien terganggu dengam - anjurkan tidak terpapar
matanya. debu dan polusi
- anjurkan tidak terpapar
dengan cahaya terang
terlalu lama
- anjurkan
mengkonsumsi makanan
kaya vitamin A
DX 2: Ansietas
DX Data Dari Analisa Data Tujuan / Kriteria Intervensi
Hasil
(Data Yang Maladaftif)
Ansieta Do: Klien tampak cemas, L.09093 I.09326
s TD : 130/80 mmHg, N :
setelah dilakukan O:
99x/menit,
tindakan
- identifikasi penurunan
S : 36,4 ˚C, RR : 18 keperawatan
tingkat energi,
x/menit diharapkan tingkat
ketidakmampuan
ansietas menurun
Ds: Pasien mengatakan berkonsentrasi, atau gejala
dengan kriteria hasil
cemas akan dilakukan lain yang mengganggu
perilaku gelisah dan
tindakan operasi karena kemampuan kognitif
tegang menurun.
klien baru pertama kali
- periksa ketegangan otot,
operasi, takut operasinya
frekuensi nadi, tekanan
gagal dan sakit
darah dan suhu sebelum
dan sesudah latihan
T:
- ciptakan lingkungan
tenang dan tanpa gangguan
dengan pencahayaan dan
suhu ruangan
- gunakan pakaian longgar
E:
- anjurkan mengambil
posisi nyaman
- anjurkan rileks dan
merasakan sensasi relaksasi
DX 3: Resiko cidera
DX Data Dari Analisa Data Tujuan / Kriteria Intervensi
(Data Yang Maladaftif) Hasil
Resiko Do: klien tidak dapat L.14136 I.14537
cidera beraktivitas seperti
Setelah dilakukan O:
biasanya. Klien
tindakan
menggunakan kaca mata -identifikasi obat yang
keperawatan
sejal 12 tahun lalu. berpotensi menyebabkan
diharapkan tingkat
cedera.
Ds: Tn.B berumur 65 cedera menurun
tahun mengunjungi dengan kriteria T:
poliklinik mata dengan hasil klien dapat
keluhan. melakukan -tingkatkan frekuensi
aktivitas seperti observasi dan pengawasan,
biasanya. pasien sesuai kebutuhan
E:
-jelaskan alasan intervensi
pencegahan jatuh ke
pasien dan keluarga