Anda di halaman 1dari 6

PEMERIKSAAN FISIK SISTEM INTEGUMEN

1. Pemeriksaan kulit
Inspeksi
 Warna: sianosis, icterus, kerotenemia
 Lokasi lesi (jika ada)
 Bentuk (linear,berkumpul,atau dermatomal)
 Tipe: makula, papula, pustula, bula ,tumor
 Warna : merah, putih, cokelat, lembayung
 Adanya edema ( skala +1 : cekungnya sedikit, skala+2: cekungan kurang dari 5
mm, skala+3 cekungan 5-10mm, dan skala+4 cekungan lebih dari 10 mm.

Palpasi
 Kelembapan: lembab, kering, berminyak
 Temperatur: dingin, hangat
 Tekstur: licin, kasar
 Mobilitas kemudahan: menurun pada idema lipatan kulit untuk dapat
digerakan
 Turgor kulit: kecepatan kulit untuk menurun pada dehidrasi lipatan kulit
kembali ke keadaan semula. Dan perhatikan adanya lesi
2. Pemeriksaan kepala dan rambut
Inspeksi
 Bentuk (simetris,atau asimetris)
 Adanya benjolan, lesi
 Rambut (adanya ketombe, atau bresih)
Palpasi
 Benjolan nodul, deformitas,fraktur
 Kuantitas : tipis tebal
 Distribusi: alopesia sebagian atau total
 Tekstur: Halus, kasar
3. Pemeriksaan kuku
Inspeksi dan palpasi
 Warna : sianosis,atau pucat, palor, jaundice, berjamur (normal warna merah
muda)
 Tekstur (kasar, tidak rata pecah)
 Bentuk atau kurvantura (normal berbentuk datar dengan sudut 160 derajat)
jika curvantura kuku clubbing ( sudut kuku lebih 180 derajat biasanya klien
mengalami masalah respirasi dan kardiovaskuler.
 adanya lesi (paronkia atau onikolisis
Warna Mekanisme
Cokelat Peningkatan melanin (lebih besar kuantitasnya dari
norma genetik seseorang
Biru (Sianosis) Peningkatan deoksihemoglobin karena hipoksia
perifer, sentral, hemoglobin abnormal
Merah Peningkatan visibilitas oksihemoglobin karena dilatasi
pemuluh darah superfisial. Atau peningkatan aliran
darah kekulit, penurunan penggunaan oksigen
Kuning Peningkatan bilirubin , ikterik (sclera tampak kuning),
karotenemia( sclera tidak tampak kuning)
pucat Penurunan melanin, penurunan visibilitas
oksihemoglobin karena: penurunan aliran darah
kekulit, penurunan jumlah oksihemoglobin,
Edema dapat menyamarkan pigmen kulit
PEMERIKSAAN FISIK SISTEM PERSEPSI SENSORI

I. Pemeriksaan Fisik Pada Mata


A. Inspeksi Mata
1. Bentuk dan penyebaran alis dan bulu mata. Apakah bulu mata lentik, kebawah atau
tidak ada. Fungsi bulu mata untuk mencegah masuknya benda asing (debu) untuk
mencegah iritasi atau mata kemerahan.
2. Lihat seclera dan konjungtiva
 Konjungtiva, dengan menarik palpebral inferior dan meminta klien melihat ke
atas. Amati warna, anemis, atau tidak, apakah ada benda asing atau tidak.
 Seclera, dengan menarik palpebral superior dan meminta klien melihat ke
bawah. Amati kemerahan pada seclera, icterus, atau produksi air mata
berlebih.
 Kornea, normal jernih tanpa keruh atau kabut
 Iris, apakah ada nodul normalnya iris tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang.
3. Amati kedudukan bola mata kanan kiri simetris atau tidak, bola mata keluar
(eksoptalmus) atau ke dalam (endoftalmus).
4. Reflek pupil
 Gunakan penlight dan sinari mata kanan kiri lateral ke medial, amti respon
pubil langsung. Normalnya jika terang pupil mengecil dan jika gelap pupil
membesar.
 Amati ukuran lebar pupil dengan melihat symbol lingkaran yang ada pada
badan penlight. Dan bagaimana reflek pupil isokor atau anisokor.
 Interpretasi
Normal: Bentuk pupil (bulat regular), ukuran pupil: 2 mm-5 mm, posisi pupil
ditengah- tengah, pupil kanan kiri isokor.
5. Pemeriksaan otot ekstaokuler
 Minta klien melihat jari, dan menggerakkan jari anda. Minta klien mengikuti
gerak jari dengan arah 8 arah dari central ke perifer.
 Amati gerakan kedua mata, simetris atau yang tertinggal
6. Pemeriksaan visus / ketajaman mata
 Snellen card
Menggunakan kartu snellen degan jarak 6 atau 5 meter dari klien.
 Pasien di suruh membaca huruf SNELLEN dari baris paling atas ke bawah.
II. Pemeriksaan fisik sistem pendengaran telinga
1. Otoskop
 Untuk meluruskan kanal pada orang dewasa tarik aurikula ke atas dan
belakang, pada bayi tarik aurikula ke belakang dan bawah
 Normal: terlihat sedikit serumen, dasar berwarna pink, rambut halus
 Abnormal; merah (inflamasi), rabas, lesi, denda asing, serumen padat.
 Membran timpani dapat terlihat, normalnya tembus cahaya, mengkilat, abu-
abu dan tampak tampak seperti mutiara utuh.
Adapun pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui kelainan pada telinga/fungsi pada
telinga yaitu terdiri dari 4 tes:
1) Tes Bisik Cara pemeriksaan pendengaran dengan bisikan
 Atur posisi pasien berdiri membelakangi Anda pada jarak sekitar 4,5-6 meter.
 Anjurkan pasien untuk menutup salah satu telinga yang tidak diperiksa.
 Bisikkan suatu bilangan (misalnya: tujuh, enam).
 Beri tahu pasien untuk mengulangi bilangan yang didengar.
 Periksa telinga sebelahnya dengan cara yang sama.
 Bandingkan kemampuan mendengar pada telingan kanan dan kiri pasien.
Pemeriksaan pendengaran dengan bisikan dapat juga dikerjakan dengan
menggunakan arloji.
Cara pemeriksaan pendengaran denganmenggunakan arloji
 Pegang sebuah arloji disamping telinga pasien
 Minta pasien menyatakan apakah mendengar detak arloji.
 Pindah posisi arloji perlahan-lahan menjauhi telinga dan minta pasien
menyatakanbila tidak dapat mendengar lagi detak arloji tersebut. Normalnya
detak arloji masihdapat didengar sampai jarak sekitar 30 cm dari telinga.
 Bandingkan telinga kanan dan kiri.
2) Tes Bisik Modifikasi
Cara melakukan tes bisik modifikasi, yaitu :
 Lakukan dalam ruangan kedap suara.
 Bisikkan 10 kata dengan intensitas suara lebih kecil dari tes bisik konvensional
karena jaraknya juga lebih dekat dari jarak pada tes bisik konvensional.
 Perlebar jarak dengan penderita yaitu dengan menolehkan kepala kita atau
pemeriksa berada di belakang penderita sambil melakukan masking
(menutuptelinga penderita yang tidak diperiksa dengan menekan tragus
penderita ke arah meatus akustikus eksternus).
 Pendengaran penderita normal bilamana penderita masih bisa mendengar 80%
darisemua kata yang kita bisikkan.
3) Tes Garputala
Tes garputala yaitu tes fungsi pendengaran dengan menggunakan garputala.
Tesgarputala ini terdiri dari tes:
a) Tes Rinne
Ada 3 interpretasi dari hasil tes rinne :
 Normal : tes rinne positif 
 Tuli konduksi: tes rine negatif (getaran dapat didengar melalui tulang lebih
lama)
 Tuli persepsi, terdapat 3 kemungkinan :
 Bila pada posisi penderita masih mendengar bunyi getaran garpu tala.
 Jika posisi penderita ragu-ragu mendengar atau tidak (tes rinne: +/-)
 Pseudo negatif: terjadi pada penderita telinga kanan tuli persepsi padaposisi
yang mendengar justru telinga kiri yang normal sehingga mula-mula timbul.
b) Tes Weber 
Tujuan melakukan tes weber adalah untuk membandingkan hantaran tulang antara
kedua telinga pasien..
Interpretasi:
 Bila pendengar mendengar lebih keras pada sisi di sebelah kanan disebut
lateralisaike kanan disebut normal, bila antara sisi kanan dan kiri sama
kerasnya Pada lateralisai ke kanan terdapat kemungkinannya:
 Tuli konduksi sebelah kanan, missal adanya ototis media disebelah kanan.
 Tuli konduksi pada kedua telinga, tetapi gangguannya pada telinga kanan lebih
hebat.
 Tuli persepsi sebelah kiri sebab hantaran ke sebelah kiri terganggu, makadi
dengar sebelah kanan.
 Tuli persepsi pada kedua telinga, tetapi sebelah kiri lebih hebat dari pada
sebelah kanan.
 Tuli persepsi telinga dan tuli konduksi sebelah kanan jarang terdapat.
c) Tes Swabach
Tujuan melakukuan tes ini adalah membandingkan daya transport melalui tulang
mastoid antara pemeriksa (normal) dengan probandus.
 Cara Kerja :
Penguji meletakkan pangkal garputala yang sudah digetarkan pada puncak
kepala probandus. Probandus akan mendengar suara garputala itu makin lama
makin melemahdan akhirnya tidak mendengar suara garputala lagi. Pada saat
tidak mendengar suara garputala, maka penguji akan segera memindahkan
garputala itu, ke puncak kepala orang yang diketahui normal ketajaman
pendengarannya (pembanding). Bagi pembanding dua kemungkinan dapat
terjadi: akan mendengar suara, atau tidak mendengar suara.
4) Tes Audiometri
Pemeriksaan standar yang dilakukan adalah :
a) Audiometri nada murni
Kehilangan dalam Klasifikasi
Desibel
0-15 Pendengaran norma
>15-25 Kehilangan pendengaran kecil
>25-40 Kehilangan pendengaran ringan
>40-55 Kehilangan pendengaran sedang
>55-70 Kehilangan pendenngaran sedang sampai
berat
>70-90 Kehilangan pendengaran berat
>90 Kehilangan pendengaran berat sekali

b) Audiometri tutur 
Audiometri tutur adalah system uji pendengaran yang menggunakan kata-kata
terpilih yang telah dibakukan, dituturkan melalui suatu alat yang telah
dikaliberasi,untuk mrngukur beberapa aspek kemampuan pendengaran.
III. Pemeriksaan Fisik Sistem Penciuman Hidung
a) Inspeksi
 Hidung eksternal
Bentuk, ukuran ,warna kulit
Normalnya: simetris, warna sama
 Nares anterior
Inspeksi warna mukosa, lesi rabas, pendarahan (epistaksis), bengkak,
Mukosa normal: pink,lembab, tanpa lesi
b) Palpasi
 Palpasi dengan hati- hati punggung hidung dan jaringan lunak dengan
menempatkan jari setiap sisi lengkung hidung dari batang hidung ke ujung
hidung
 Nyeri tekan
 Normal struktur hidung keras dan stabil
 Pemeriksaan olfaktorius
1. Membau
Siapkan bahan seperti kopi, jeruk
Minta klien menutup mata
Lalu klien membau dan meneba hasilnya
2. TES odorstix
Testodor stix menggunakan sebuah pena ajaib mirip spidol yang
menghasilkan bau- bauan . pena dipegang dalam jarak sekitar 3-6 inci
dari hidung.
IV. Pemeriksaan Perasa Pada Lidah :
a) Inspeksi Lidah
Pemeriksaan fisik lidah didahului dengan pemeriksaan mukosa.
 Periksa mukosa apakah ada massa?
 Apakah lidahnya lembab?
 Apakah ada lesi berbentuk massa pada sisi atau permukaan bawah lidah?
b) Palpasi Lidah
Setelah melakukan inspeksi lidah dengan cermat, pemeriksaan dilanjutkan
dengan palpasi yang seksama.
 Palpapsi lidah dilakukan dengan meminta pasien untuk menjulurkan
lidahnya kedalam sepotong kasa.
 Lidah itu kemudian dipegang oleh tangan kiri pemeriksa ketika sisi-sisi
lidah diinspeksi dan dipalpasi dengan tangan kanan.
V. Pemeriksaan fisik peraba pada kulit
a) Inspeksi
 Amati warna kulit (coklat, hitam)
 kekekeringan, (keriput atau tidak)
 Hygiene kulit, (bersih atau kotor)
b) Palpasi : Kelembapan kulit, kehangatan kulit ( hangat, dingin), tekstur kulit
(Kasar,atau halus), turgor kulit (adanya edema kulit atau tidak).

Anda mungkin juga menyukai