Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA KEDOKTERAN
OLEH :
Nida Najibah Hanum
NIM: 1110103000095
v
selaku penanggung jawab riset Program Studi Pendidikan Dokter 2010
UIN Syarif Hiayatullah Jakarta.
4. dr. H. Zainul Arifin M.Kes selaku direktur RSUD Cilegon yang telah
mengizinkan melakukan pengambilan data penelitian ini. Pak Musa,
beserta seluruh staf RSUD Cilegon yang memberi arahan dan bantuan
selama pengambilan data penelitian.
5. Abi Dr. KH. Manarul Hidayat, MA dan Umi Dra. Hj. Mahyanah, beserta
seluruh keluarga besar Bani Manar dan Bani Mahbub atas doa dan
dukungan baik moril maupun materil.
6. Teman seperjuangan, Adhya Aji Pratama, Amaliah Harumi, Fuad
Hariyanto dan Maizan Khairun Nissa yang bersama saling bahu-membahu
dan menjadi tim yang luar biasa dalam mengerjakan penelitian ini dari
awal hingga akhir.
7. Teman-teman Program Studi Pendidikan Dokter 2010, Teman Program
Studi Kesehatan Masyarakat 2010, Tri Bayu Purnama, seluruh adik-adik
dan staf pengajar Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hiayatullah Jakarta yang ikut membantu
dan memberi dukungan dalam penelitian ini.
8. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
penelitian ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis
vi
ABSTRAK
Nida Najibah Hanum. Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Hubungan Kadar Glukosa Darah Puasa dengan Profil Lipid pada Pasien
Diabetes Melitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Cilegon Periode
JanuariApril 2013.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara kadar GDP
dengan profil lipid pada pasien DM tipe 2 di RSUD Kota Cilegon. Penelitian ini
merupakan studi cross-sectional dengan teknik consequtive sampling, dengan 31
orang sampel. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebanyak 26 orang (83.2%)
dengan GDP sangat tinggi, sebanyak 3 orang (9.7%) dengan kolesterol total
sangat tinggi, sebanyak 6 orang (19.4%) dengan kolesterol HDL rendah, sebanyak
8 orang (25.8%) dengan kolesterol LDL sangat tinggi, dan sebanyak 9 orang
(29.0%) dengan trigliserida sangat tinggi. Hasil menunjukan korelasi sangat lemah
antara GDP terhadap kolesterol total (r=0.002; p=0.991), kolesterol LDL
(r=0.015; p=0.935), dan trigliserida (r=0.040; p=0.829). GDP mempunyai korelasi
lemah terhadap kolesterol HDL (r=-0.204; p=0.272).
Kata kunci: diabetes melitus tipe 2, glukosa darah puasa, profil lipid.
ABSTRACT
Nida Najibah Hanum. Medical Study Program UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
The Relation of Fasting Blood Glucose with Lipid Profile in Type II Diabetes
Mellitus Patient : Research at Cilegon General Hospital.
The objective of this study to investigate relationship between fasting
blood glucose with lipid profile in type 2 diabetes melitus patient at Cilegon
General Hospital. It used cross-sectional study with consequtive sampling. The
sample consisted 31 patient were included in this study. Twenty six people
(83.9%) with bad fasting blood glucose level, 3 people (9.7%) with very high total
cholesterol level, 6 people (19.4%) with low HDL-cholesterol level, 8 people
(25.8%) with very high LDL-cholesterol level, and 9 people (29.0%) with very
high triglyseride level. The results showed, the correlation is very weak and there
is no significant relation between fasting blood glucose level with total cholesterol
level (r=0.002; p=0.991), LDL-cholesterol level (r=0.015; p=0.935), and
triglyseride level (r=0.040; p=0.829). Anathor result showed, , the correlation is
weak and there is no significant relation between fasting blood glucose level with
HDL-cholesterol level (r=-0.204; p=0.272).
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYAError! Bookmark not defined.
ix
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 47
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Mekanisme Stimulasi Insulin .............................................................. 7
Gambar 2. Metabolisme Glukosa Melalui Glukoneogenesis ............................. 15
Gambar 3. Metabolisme Glukosa didalam Hati ................................................. 17
Gambar 4. Metabolisme Triasilgliserol .............................................................. 18
Gambar 5. Contoh Struktur Lipoprotein Darah .................................................. 18
Gambar 6. Lipogenesis ...................................................................................... 19
Gambar 7. Metabolisme Asam Lemak dan VLDL.............................................. 20
Gambar 8. Fungsi dan Kerja HDL ..................................................................... 20
Gambar 9. Proses yang terjadi pada VLDL ........................................................ 21
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Klasifikasi Etiologi Diabetes Melitus ................................................. 6
Tabel 2.2. Parameter Diagnosis Diabtes Melitus ................................................... 8
Tabel 2.3. Kriteria Diagnosis Diabetes Melitus ..................................................... 9
Tabel 2.4. Komplikasi Kronik Diabetes Melitus ................................................. 11
Tabel 2.5. Target Pengendalian Diabetes Melitus .............................................. 12
Tabel 2.6. Kriteria Pengendalian Diabtes Melitus ............................................... 13
Tabel 2.7. Klasifikasi Dislipidemia ...................................................................... 26
xii
13
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3. Hipotesis
Terdapat hubungan antara kadar GDP dengan profil lipid (Kolesterol total,
kolesterol HDL, kolesterol LDL, dan trigliserida) pada penderita DM tipe 2 di
RSUD Kota Cilegon.
Bagi Institusi:
Melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi dalam melaksanakan fungsi dan
tugas perguruan tinggi sebagai lembaga yang menyelenggarakan
pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.
Sebagai data awal bagi penelitian-penelitian selanjutnya terutama dalam
bidang dislipidemia pada DM tipe 2.
Bagi Pihak Rumah Sakit:
Sebagai sumber informasi bagi pihak Rumah Sakit agar lebih
memperhatikan penyakit komplikasi DM tipe 2 sehingga dapat melakukan
upaya pencegahan terhadap komplikasi DM tipe 2.
Menambah wawasan ilmu khususnya mengenai hubungan kadar GDP
dengan profil lipid pada penderita DM tipe 2.
Bagi Masyarakat:
Sebagai sumber informasi dan ilmu pengetahuan sehingga masyarakat
diharapkan dapat mengetahui komplikasi DM tipe 2.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
6
Kadar glukosa plasma 2 jam pada TTGO 200 mg/dl (11,1 mmol/L)
TTGO dilakukan dengan standar WHO, menggunakan beban glukosa yang
setara dengan 75 gram glukosa anhidrus yang dilarutkan dalam air.
Untuk hasil pemeriksaan yang tidak normal atau DM, maka dapat
dikelompokkan menjadi toleransi glukosa terganggu (TGT) atau GDP
terganggu (GDPT), yaitu:2
1. Komplikasi akut
2. Komplikasi kronik
Komplikasi kronik biasanya terjadi akibat lamanya menderita DM
sehingga dapat terjadi penyumbatan pembuluh darah.16, 24
Kadar glukosa darah terkontrol pada DM, tidak dapat hanya dilihat dari
hilangnya gejala, namun harus dengan melakukan pemeriksaan kadar glukosa
darah. Kontrol glikemik dapat dilakukan dengan 2 cara:34
Pemeriksaan kadar glukosa darah puasa dan kadar glukosa post
prandial (GDPP).
Pengukuran glycosylated haemoglobin atau yang dikenal sebagai
hemoglobin A1C (HbA1C).
>130 140/
Tekanan Darah (mmHg) 130/80 >140/90
>80 - 90
Keterangan :
Angka di atas adalah hasil pemeriksaan plasma vena.
Perlu konversi nilai kadar glukosa darah dari darah kapiler utuh ke plasma vena.
2.2. Metabolisme
2.2.1. Metabolisme Karbohidrat
Glukosa merupakan karbohidrat terpenting di dalam tubuh sebagai
sumber energi utama. Bentuk karbohidrat lain akan mengalami perubahan
menjadi glukosa sebelum diserap dan digunakan sebagai energi.25, 26 Dalam
saluran cerna, makanan yang mengandung polisakarida dan disakarida akan
diubah oleh enzim glikosidase menjadi monosakarida yang kemudian akan
dipindahkan menembus sel mukosa usus ke dalam cairan intestinal, selanjutnya
akan masuk ke dalam aliran darah dan berpindah ke jaringan tempat zat
tersebut akan dimetabolisme.25 Setelah melalui proses sehingga membentuk
glukosa, tubuh akan mengubah glukosa menjadi energi atau menyimpan
glukosa dalam bentuk glikogen sebagai cadangan energi.25, 26
14
Glukosa masuk ke dalam sel melalui membran sel dan masuk ke dalam
sitoplasma sel melalui transpor membran, dengan mekanisme difusi pasif.6
Selanjutnya glukosa akan mengalami fosforilasi oleh enzim glukokinase pada
sel hati dan dapat juga dikatalisis oleh enzim heksokinase pada sel-sel lain
menjadi glukosa-6-fosfat.7, 25, 26
Kemudian glukosa-6-fosfat akan masuk ke
dalam jalur-jalur metabolik.25, 26
Dalam tubuh terdapat beberapa jalur oksidasi karbohidrat agar dapat
diubah dan digunakan sebagai energi. Terdapat jalur glikolisis, yaitu proses
pemecahan glukosa menjadi 2 molekul asam piruvat. Jalur metabolisme
glukosa lainnya adalah jalur glikogenesis dan glikogenolisis, yaitu proses yang
berguna untuk menjaga keseimbangan glukosa dalam tubuh, dan jalur
glukoronat yang berguna untuk pembentukan glukoronat yang berasal dari
glukosa tubuh, jalur Hexose Mono Phosphate shunt (HMP-shunt), serta jalur
glukoneogenesis.25-27
Glukosa-6-fosfat akan lebih banyak dioksidasi melalui jalur glikolisis
yang merupakan sumber ATP semua jenis sel.25 Terdapat 2 macam jalur
glikolisis, yaitu glikolisis aerob dan glikolisis anaerob. Glikolisis aerob, atau
siklus asam trikarboksilat (siklus Krebs) berlangsung dengan menggunakan
oksigen. Sedangkan glikolisis anaerob berlangsung tanpa menggunakan
oksigen. Kedua jalur ini akan dihubungkan oleh asetil-KoA, yaitu suatu produk
reaksi oksidasi dekarboksilasi asam piruvat.25-27
Glukosa-6-fosfat juga akan diubah menjadi glukosa 1-fosfat, kemudian
menjadi Uridin Difosfat Glukosa (UDP-glukosa). UDP-glukosa adalah proses
awal pembentukan glikogen atau disebut glikogenesis, yang merupakan
polimer untuk penyimpanan glukosa terutama di hati dan otot.25, 27 Saat kadar
glukosa tubuh rendah atau hipoglikemia, maka tubuh dapat mencegah dengan
pelepasan glukosa dari simpanan glikogen hati, melalui proses
glikogenolisis.25, 26
15
Terdapat dua jalur lipoprotein, yaitu jalur eksogen dan endogen. Jalur
eksogen merupakan jalur yang memindahkan lemak dari usus ke hati, jalur
endogen merupakan jalur yang mengatur perpindahan lemak ke jaringan.
Kandungan protein pada lipoprotein disebut juga apoprotein. Apoprotein (Apo)
utama terdiri dari Apo A, Apo B, dan Apo C.28
Lipoprotein berdensitas sangat rendah atau very low density
lipoproteins (VLDL) dibentuk di hati, terutama dari karbohidrat makanan.
Lipogenesis merupakan proses perubahan glukosa menjadi asam lemak, yang
kemudian mengalami esterifikasi ke gliserol untuk membentuk triasilgliserol
yang terkemas dalam VLDL dan disekresikan di luar hati (lihat gambar 6).25
Kolesterol LDL juga diserap oleh sistem yang berafinitas lebih rendah
di dalam magrofag dan beberapa sel lain. Reseptor LDL di magrofag, atau
disebut scavenger reseptor, mampu mengikat partikel LDL yang telah
mengalami perubahan. Perubahan LDL sering terjadi akibat kerusakan
oksidatif, terutama pada gugus asil lemak polyunsaturated. Apabila
mengandung LDL yang teroksidasi dalam jumlah berlebihan, magrofag akan
berubah menjadi sel busa (foam cells) yang dijumpai pada lesi aterosklerotik
dini dan menjadi salah satu etiologi terjadinya PJK.6
Setelah mengalami hidrolisis oleh enzim LPL, triasilgliserol mengalami
hidrolisis secara bertahap menjadi asam lemak bebas dan gliserol. Sebagian
dari asam lemak bebas dilepaskan ke dalam darah dan diikat oleh albumin
plasma, sisanya akan diangkut ke jaringan dalam bentuk asam lemak bebas.
Asam lemak bebas di dalam jaringan tubuh akan mengalami metabolisme
berupa reesterifikasi menjadi triasilgliserol dan mengalami oksidasi untuk
menghasilkan energi.6, 28
Insulin dan glukagon disintesis oleh jenis sel yang berbeda pada
pankreas endokrin, yang terdiri dari kelompok mikroskopik kelenjar kecil, atau
pulau Langerhans, tersebar di seluruh pankreas eksokrin. Sel A atau
mensekresikan glukagon, sedangkan sel B atau mensekresikan insulin ke
dalam vena porta hepatis melalui vena pankreatika.25
2.2.4.1. Insulin
Insulin adalah suatu polipeptida yang mengandung dua rantai
asam amino yang dihubungkan oleh dua jembatan disulfisda. Insulin
dibentuk dalam retikulum endoplasma kasar sel pankreas.25
Insulin merupakan hormon anabolik utama yang mendorong
penyimpanan zat gizi, yaitu: penyimpanan glukosa sebagai glikogen di
hati dan otot, perubahan asam amino dan sintesis protein di otot rangka.
Hormon insulin juga meningkatkan sintesis albumin dan protein darah
lainnya oleh hati. Insulin meningkatkan penggunaan glukosa sebagai
bahan bakar dengan merangsang transpor glukosa ke dalam otot dan
jaringan adiposa. Dan pada saat yang sama, insulin akan bekerja
menghambat mobilisasi bahan bakar.25
Kadar insulin darah meningkat dengan cepat sebagai respon
terhadap peningkatan kadar glukosa darah dalam tubuh. Pelepasan
insulin terjadi beberapa detik setelah pankreas terpajan oleh kadar
glukosa darah dalam tubuh. Insulin dikeluarkan dari sirkulasi dengan
cepat dan diuraikan oleh hati (dengan tingkat yang lebih rendah, oleh
ginjal dan otot rangka), sehingga kadar insulin menurun dengan cepat
jika kecepatan sekresi melambat.27
Efek utama insulin bersifat kompleks dan luas. Efek insulin
berdasarkan efek kerjanya adalah:6
1. Cepat (dalam detik)
Peningkatan traspor glukosa, asam amino, dan kalium ke dalam sel
yang peka terhadap insulin.
2. Menengah (dalam menit)
a. Stimulasi sintesis protein
b. Penghambatan protein
25
transporter di jaringan otot dan adiposa yang dirangsang oleh insulin. Dalam
vesikel di sitoplasma sel-sel peka insulin, terdapat cadangan molekul GLUT 4.
Bila reseptor pada sel ini diaktifkan, vesikel tersebut bergerak dengan cepat ke
membran sel dan berfungsi dengan menyelipkan trasnpor ke dalam membran
sel. Saat kerja insulin terhenti, bercak membran yang mengandung transporter
mengalami endositosis, dan vesikel siap untuk pajanan insulin berikutnya.
Pengaktifan reseptor insulin menyebabkan pergerakan vesikel ke membran sel
dengan mengaktifkan fosfoinositosol 3-kinase.6, 25
Hormon pertumbuhan dan kortisol menghambat fosforilasi di jaringan
tertentu. Insulin juga meningkatkan pemasukan glukosa ke dalam sel hati
dengan memicu glukokinase. Hal ini meningkatkan fosforilasi glukosa
sehingga kadar glukosa bebas intrasel tetap rendah, mempermudah masuknya
glukosa ke dalam sel.6, 18
2.3. Dislipidmia
Dislipemia merupakan kelainan metabolisme lipid yang ditandai
dengan peningatan atau penurunan fraksi lipid dalam darah atau plasma darah.
Kelainan lipid yaitu, kenaikan kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol
HDL, yang bersifat aterogenik, anti oksidan, dan anti inflamasi.23, 25
meningkatnya kadar VLDL oleh hati atau penurunan pengeluaran VLDL dan
LDL dari sirkulasi.6, 20, 28
Glukagon Glikogenolisis
Asam
lemak VLDL
(TG) dalam
as.amino darah
darah
Transport
lipid
Glukoneogenesis
LDL
normal/sedikit
meningkat
Hiperglikemia
Afinitas
Reseptor Kolesterol total
GDP LDL
KETERANGAN:
Tidak dilakukan penelitian
Dilakukan penelitian
30
GDP
Penderita
DM tipe 2 Kolesterol Total
Trigliserida
Profil Lipid
Kolesterol LDL
Kolesterol HDL
31
BAB III
METODE PENELITIAN
1 + 0,5
1 - 0,5
31
32
33
Keterangan:
Kesalahan tipe I ditetapkan sebesar 5%, hipotesis satu arah, sehingga Z =
1,64.
Kesalahan tipe II ditetapkan sebesar 10%, maka Z = 1,28.
Sedangkan nilai korelasi (r) adalah 0,5 yang didapatkan melalui uji
pendahuluan terhadap 20 orang sampel.
Kriteria Inklusi:
1. Penderita DM tipe 2 rawat jalan Poli Penyakit Dalam.
2. Penderita memiliki rekam medik yang menerangkan hasil
pemeriksaan kadar dan profil lipid (kolesterol total, kolesterol
HDL, kolesterol LDL, dan trigliserida) pada hari yang sama.
Kriteria Eksklusi
1. Penderita DM Tipe 1.
2. Penderita DM Gestasional.
Perizinan tempat
pengambilan sampel
Pengumpulan database penderita DM tipe 2 rawat jalan di Poli Penyakit Dalam RSUD
Kota Cilegon periode Januari 2012 sampai dengan April 2013
Menyaring rekam medik penderita DM tipe 2 rawat jalan di Poli Penyakit Dalam RSUD
Kota Cilegon periode Januari 2012 sampai dengan April 2013
yang memenuhi kriteria inklusi penelitian sebanyak 31 orang
Analisis data
Kesimpulan
34
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil analisis tabel 4.1. didapatkan, bahwa dari total sampel 31 orang,
sebagian besar penderita DM tipe 2 yang menjadi responden penelitian adalah
perempuan dengan jumlah 21 orang (67.7%), sementara penderita DM tipe 2
yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah orang (32.3%).
Hal ini sesuai dengan Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2007
yang menunjukan bahwa diabetes melitus lebih banyak dijumpai pada
perempuan (6,4%) dibanding laki-laki (4,9%).39
36
37
Hasil analisis tabel 4.4. didapatkan bahwa kadar kolesterol total rata-
rata penderita DM tipe 2 yang menjadi responden penelitian adalah 108.97
mg/dl. Kadar kolesterol total terendah adalah 86 mg/dl, sedangkan kadar
tertinggi adalah 306 mg/dl. Hasil analisis ini menunjukan bahwa rata-rata kadar
kolesterol total pada penderita DM tipe 2 di RSUD Kota Cilegon adalah baik
dan memenuhi target pengendalian kolesterol total yaitu <200 mg/dl.2
38
Menurut teori dan penelitian yang dilakukan oleh Rayanti tahun 2010,
Pada DM tipe 2 yang cenderung memiliki kadar glikemik yang buruk, maka
akan meningkatkan kadar kolesterol total.6, 22
4. Kolesterol HDL
Tabel 4.6. Hasil Analisis Kadar Kolesterol HDL
Variabel Mean SD Median Min Max
Kolesterol LDL 29.65 11.543 28.00 10 53
Hasil analisis tabel 4.6. didapatkan bahwa kadar kolesterol HDL rata-
rata penderita DM tipe 2 yang menjadi responden penelitian adalah 29.65
mg/dl. Kadar kolesterol HDL terendah adalah 10 mg/dl, sedangkan kadar
tertinggi adalah 53 mg/dl. Hasil analisis ini menunjukan bahwa sebagian besar
kadar kolesterol HDL pada penderita DM tipe 2 di RSUD Kota Cilegon adalah
buruk.
Sesuai dengan penelitian Jonsten, dkk tahun 2006 dan Lina, Y. et al.
tahun 2010, bahwa salah satu gambaran dislipidemia pada DM tipe 2 yang
paling sering dijumpai adalah penurunan kadar kolesterol HDL.6, 7
5. Kolestero LDL
Tabel 4.8. Hasil Analisis Kadar Kolesterol LDL
Variabel Mean SD Median Min Max
Kolesterol LDL 115.00 43.103 109.00 18 233
Hasil analisis tabel 4.8. didapatkan bahwa kadar kolesterol LDL rata-
rata penderita DM tipe 2 yang menjadi responden penelitian adalah 115.00
mg/dl. Kadar kolesterol LDL terendah adalah 18 mg/dl, sedangkan kadar
tertinggi adalah 233 mg/dl. Hasil analisis ini menunjukan bahwa sebagian besar
kadar kolesterol LDL pada penderita DM tipe 2 di RSUD Kota Cilegon tidak
dalam batas normal. Menurut PERKENI tahun 2011, bahwa target
pengendalian kolesterol LDL pada DM yaitu <100 mg/dl.2
Menurut penelitian Jonsten, dkk tahun 2006 menjelaskan, walaupun
kadar kolesterol LDL tidak selalu meningkat pada penderita DM tipe 2, namun
partikel LDL akan mengalami perubahan dan bersifat aterogenik.6
6. Trigliserida
Tabel 4.10. Hasil Analisis Kadar Trigliserida
Variabel Mean SD Median Min Max
Kadar 165.35 87.767 157.00 44 389
Trigliserida
Hasil analisis tabel 4.12. antara GDP dan kolesterol total menunjukkan
pola positif, artinya semakin tinggi kadar GDP, maka kadar kolesterol total DM
tipe 2 semakin tinggi. Hubungan tersebut sangat lemah dengan Pearsons
correlation sebesar 0.002. Hasil statistik menunjukkan p = 0.991 yang berarti
41
p < 0.05, sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang bermakna
antara kadar GDP dan kolesterol total pada pasien DM tipe 2 di RSUD Kota
Cilegon.
Hasil analisis tabel 4.13. antara GDP dan kolesterol HDL menunjukkan
pola negatif, artinya semakin tinggi kadar GDP, maka kadar kolesterol HDL
DM tipe 2 semakin rendah. Hubungan tersebut lemah dengan Pearsons
correlation sebesar 0.204. Hasil statistik menunjukkan p = 0.272 yang berarti
p < 0.05, sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang bermakna
antara kadar GDP dan kolesterol HDL pada pasien DM tipe 2 di RSUD Kota
Cilegon.
Hasil analisis tabel 4.14. antara GDP dan kolesterol LDL menunjukkan
pola positif, artinya semakin tinggi kadar GDP, maka kadar kolesterol LDL
DM tipe 2 semakin tinggi. Hubungan tersebut sangat lemah dengan Pearsons
correlation sebesar 0.015. Hasil statistik menunjukkan p = 0.935 yang berarti
p < 0.05, sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang bermakna
antara kadar GDP dan kolesterol LDL pada pasien DM tipe 2 di RSUD Kota
Cilegon.
42
4.2. Pembahasan
4.2.1. Hubungan Kadar GDP dengan Kadar Kolesterol Total
Dari hasil uji kemaknaan statistik pada penelitian ini (tabel 4.12) didapat
nilai p = 0.991 (p > 0.05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang tidak signifikan antara kadar GDP dengan kadar kolesterol
total pada pasien DM tipe 2 di RSUD Kota Cilegon.
Berdasarkan teori, semakin buruk kontrol glikemik pada penderita DM
tipe 2, maka semakin meningkatkan kadar kolesterol total.6, 22 Pada penderita
DM tipe 2 dapat terjadi perubahan metabolisme lemak akibat insulin yang
menurun, yaitu peningkatan lipolisis jaringan dan efektifitas LPL yang
menurun di dalam darah, sehingga kadar lemak dalam darah meningkat.28
Kadar kolesterol total yang meningkat dapat berperan dalam timbulnya
aterosklerosis.37
Kolesterol total adalah kolesterol dalam tubuh manusia baik dalam
bentuk bebas (tidak teresterifikasi), maupun dalam bentuk kolesterol ester
(teresterifikasi). Dalam keadaan normal, sekitar 2/3 kolesterol total plasma
terdapat dalam bentuk ester. Sekitar 60-75% kolesterol diangkut oleh LDL dan
sekitar 15-25% diangkut oleh HDL.
43
4.3.Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan, antara lain :
1. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional yang meneliti
variabel terikat dan variabel bebas pada waktu yang sama sehingga
tidak bisa memberikan penjelasan yang pasti tentang adanya
hubungan antar variabel. Hasil yang didapatkan hanya menunjukan
variabel dalam satu waktu tertentu. Hal ini dikarenakan oleh
ketidakmungkinan peneliti untuk mengikuti jangka waktu penelitian
jika peneliti melakukan studi prospektif cohort maupun case-control
seperti halnya yang sering digunakan pada penelitian jurnal-jurnal
internasional.
2. Asal Populasi
Peneliti hanya mengambil sampel dari satu rumah sakit saja,
sehingga ada kemungkinan yang tidak bisa terhindarkan untuk
terjadinya bias saat pemilihan, informasi yang didapat, dan faktor
perancu.
3. Tidak dapat meneliti faktor lain
Selain menggunakan GDP, dapat digunakan pula kadar HbA1c
sebagai indikator dalam mengukur derajat keparahan resistensi insulin.
HbA1c adalah hemoglobin glikat, yaitu suatu fraksi hemoglobin yang
berikatan secara enzimatik dengan glukosa, sehingga kadar HbA1c
dapat mencerminkan kadar gukosa pada waktu 3 bulan yang lalu.
46
Namun kadar HbA1c tidak dapat diteliti karena keterbatasan data yang
tersedia dalam rekam medik.
47
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap hasil penelitian
yang diperoleh sari RSUD Kota Cilegon, didapat simpulan sebagai berikut :
1. Dari 31 penderita DM tipe 2, didapatkan penderita berjenis kelamin
perempuan sebanyak 46 responden (55.4%) dan laki-laki sebanyak
37 responden (44.6%).
2. Dari 31 penderita DM tipe 2, didapatkan pasein dengan kadar GDP
>125 mg/dl sebanyak 26 responden (83.9%).
3. Dari 31 penderita DM tipe 2, didapatkan penderita dengan kadar
kolesterol total 240 mg/dl sebanyak 3 responden (9.7%), penderita
dengan kadar kolesterol HDL 40 mg/dl sebanyak 6 responden
(19.4%), penderita dengan kadar kolesterol LDL 130 mg/dl
sebanyak 8 responden (25.8%), dan penderita dengan kadar
trigliserida 200 mg/dl sebanyak 9 responden (29.0%).
4. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara GDP dengan kadar
kolesterol total, kolesterol HDL, kolesterol LDL, dan trigiserida
pada penderita DM tipe 2 di RSUD Kota Cilegon periode Desember
Januari 2012-April 2013.
47
48
5.2. Saran
1. Dari teori yang dipaparkan di atas, penderita DM tipe 2 dengan kadar GDP
tinggi mempunyai risiko lebih tinggi terhadap profil lipid (kolesterol total,
kolesterol HDL, kadar kolesterol LDL, dan trigliserida) yang buruk,
sehingga diharapkan untuk melakukan pengontrolan yang lebih baik
terhadap kadar glukosa darah puasa dan profil lipid agar dapat menurunkan
faktor risiko PJK.
2. Dapat dilakukan monitoring profil lipid pada penderita DM tipe 2.
3. Dapat dilakukan pemeriksaan HbA1C sebagai indikator yang lebih tepat
dan lebih akurat sebagai kontrol pada penderita DM tipe 2.
4. Membuat program penatalaksaan atau terapi selain obat-obatan untuk
penderita DM tipe 2 berupa diet dan edukasi aktivitas fisik.
5. Dapat memberikan obat antidislipidemia untuk menurunkan kadar profil
lipid penderita DM tipe 2.
49
DAFTAR PUSTAKA
49
50
23. Sudoyo AW, Setiyohadi B, et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV
Jilid III. Jakarta. Balai Penerbit FKUI;2006.
24. McCance KL. Patophysiology: The Biologic Basic for Disease in Adult and
Children. 6th ed. Mosby: Elsevier; 2010.
25. Smith Collen, Marks AD, Lieberman M. Marks Basic Medical
Biochemistry: A Clinical Approach Second Edition. Boston. Lippincot
Williams & Wilkins; 2005.
26. Murray RK, Bender DA, Botham KM, Kennelly PJ, et al. Harpers
Illustrated Biochemistry 28th Edition. USA. McGrawHill Lange; 2009.
27. Hardjasasmita, pantjita. Ikhtisar Biokimia Dasar B Cetakan ke-7. Jakarta.
Balai Penerbit FKUI; 2006.
28. Guyton Arthur. C, Hall Jhon. E. Textbook of Medical Physiology 11th
Edition. Philadelphia. Elsivier Saunders; 2006.
29. Mittal, Statish. Coronary Heart Disease in Clinical Practice. USA.
Springer; 2005
30. Schaefer EJ. High Density, Lipoproteins, Dyslipidemia, and Coronary
Heart Disease. Boston. Springter; 2010
31. Kronenberg, HM, et al. Williams Textbook of Endocrinology. 11th Ed.
Saunders elsevier. 2008.
32. Silbernagl, Stefan, and Florian Lang. Color Atlas of Pathophysiology. New
York : Thieme. 2000
33. Soegondo,S, Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI. 2009
34. PERKENI. Buku Pedoman Konsensus Pengelolahan dan Pencegahan DM
Tipe 2 di Indonesia. Jakarta: PERKENI; 2006.
35. American Association of Clinical Endocrinologists. Medical Guidelines for
Clinical Practice for Developing a Diabetes Mellitus Comprehensive Care
Plan. Endocr Practice. 2011.
36. Dahlan Sopiyudin M. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel 2nd Ed.
Jakarta: Salemba Medika. 2009.
37. Dahlan Sopiyudin M. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. 3rd Ed.
Jakarta: Salemba Medika. 2009.
52
Lampiran 1
53
54
55
Lampiran 2
Data Rekam Medik Kadar GDP dan Profil Lipid pada Penderita DM Tipe 2
Rawat Jalan di Poli Penyakit Dalam RSUD Kota Cilegon Periode
Januari 2012 April 2013
Lampiran 3
RIWAYAT PENULIS
IDENTITAS
Nama : Nida Najibah Hanum
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 28 April 1993
Status : Belum Menikah
Agama : Islam
Alamat : Jl. Jeruk Purut No. 9 Pasar Minggu RT/RW 001/03
Cilandak Timur Jakarta Selatan
Nomor Telepon/HP : 021-7800717/085697777163
Email : nidanajibah22@gmail.com
RIWAYAT PENDIDIKAN
1996 1998 : Taman Kanak-Kanak Al-Mahbubiyah Jakarta
1998 2000 : Madrasah Ibtidaiyah Al-Mahbubiyah Jakarta
2000 2004 : SD Islam As-Syafiiyah Pulo Air Sukabumi
2004 2005 : SMP Islam As-Syafiiyah Pulo Air Sukabumi
2005 2007 : Madrasah Tsanawiyah Al-Falah Cicalengka Bandung
2007 2010 : SMA Almanar Azhari Islamic Boarding School
Cinere Depok
2010 Sekarang : Program Studi Pendidikan Dokter,
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta